Oleh Kelompok I
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, karunia serta
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Keperawan Anak tentang
“Tumbuh Kembang Anak”. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Ns.
Devi selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Anak di Stikes Pertamedika.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami untuk dapat menyelesaikan makalah dengan baik.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Dalam
pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa anak-anak merupakan masa penting pada masa tumbuh dan
kembang anak mendatang. Masa-masa yang dilaluinya akan menjadi
memori ingatan yang diingat anak. Dengan mengenali masa usia anak,
lingkungan anak lebih memahami prinsip dan konsep tumbuh kembang,
gambaran umum tahapan tumbuh kembang anak, urgensi imunisasi dan
kebutuhan nutrisi anak, gambaran dan permasalahan dalam tumbuh
kembang pada masa anak-anak, penilaian pertumbuhan fisik dan
perkembangan anak, peran pihak-pihak terkait dalam tumbuh kembang
anak serta evidence-based practice dalam tumbuh kembang anak.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau dikenal dengan PBB memperkirakan
pada bulan November 2022 jumlah penduduk di dunia akan mencapai
sekitar 8 miliar jiwa. Hal ini dikarenakan menurunnya angka mortalitas
dan meningkatnya angka fertilitas. Penduduk terbanyak berada di Asia
Timur dan Tenggara yang mencapai 2,34 miliar jiwa (29,47%) dari total
populasi dunia. 60% dari negara-negara berkembang didominasi oleh
kaum muda dibawah usia 25 tahun (Annur, 2022).
Hasil Sensus Penduduk pada tahun 2020 menunjukan bahwa
persentasi penduduk usia anak yaitu 0-17 tahun mencapai 29,5% dari total
penduduk Indonesia dengan jumlah 79,7 juta penduduk. Masa anak-anak
perlu diperhatikan dengan baik untuk mewujudkan tujuan pembangunan
nasional dimasa sekarang dan nanti (Utomo et al., 2021).
Tumbuh kembangn anak terbagi dalam beberapa periode.
Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembangan
anak adalah Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam
kandungan), masa bayi (infacy) umur 0-11 bulan, masa anak dibawah lima
1
tahun (anak balita, umur 12- 59 bulan), dan masa anak prasekolah (anak
umur 60-72 bulan).
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita
termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah
tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka
dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai
tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh
kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini
mungkin sesuai dengan indikasi.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tumbuh kembang anak
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak
4. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan yang dipantau
5. Untuk mengetahui cara mendeteksi dini tumbuh kembang anak
6. Untuk mengetahui deteksi dini tumbuh kembang anak dalam contoh
kasus anak balita
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Faktor Genetik
5
Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit,
perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan hormone.
Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya,
hukuman yang wajar, cinta dan kasih sayang.
Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara,
stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat
istiadat dan norma-norma.
6
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan
yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun
perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.
4. Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan
lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang
tetap, yaitu:
1. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya
anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.
7
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan Bahasa
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
dan sebagainya.
4. Sosialisasi dan kemandirian
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan
sendiri, membereskan mainan selesai bermain}, berpisah dengan
ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya, dan sebagainya.
8
Jadwal pengukuran BB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini
tumbuh kembang balita. Pengukuran Berat Badan (BB) :
- Menggunakan timbangan bayi.
- Menggunakan timbangan injak.
b. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) :
1) Mengukur dengan posisi berbaring untuk anak umur 0 – 24
bulan
Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
Petugas 1 memegang kepala bayi agar menempel pada
pembatas angka 0.
Petugas 2 tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan
kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.
Petugas 2 membaca angka di tepi luar pengukur.
Jika Anak umur 0 - 24 bulan diukur berdiri, maka hasil
pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm.
2) Mengukur dengan posisi berdiri untuk anak 24- 72 bulan
Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
Berdiri tegak menghadap kedepan.
Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang
pengukur.
Turunkan batas atas pengukur sampai menempel pada
ubun-ubun.
Baca angka pada batas tersebut.
3) Interpretasi
a. Menggunakan tabel BB/TB Kepmenkes No:
1195/Menkes/SK/XII/2010
b. Ukur TB/PB dan timbang BB anak sesuai cara diatas.
c. Lihat kolom TB/PB anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran.
9
d. Pilih kolom BB sesuai jenis kelamin anak, cari angka BB
yang terdekat dengan BB anak.
e. Dari angka BB tersebut lihat bagian atas kolom untuk
mengetahui angka Standar Deviasi (SD).
f. Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
Kurus Sekali : < -3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : > 2 SD atau lebih
c. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Interpretasi
10
a) Bila ukuran LKA berada di dalam “jalur hijau” maka LKA
normal.
11
4) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh
anak.
Perintah kepada ibu/pengasuh anak untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.
5) Jelaskan kepada orang tua/pengasuh untuk tidak ragu-ragu
atau takut menjawab.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan. Setiap
pertanyaan hanya ada satu jawaban, “Ya” atau “Tidak”.
Catat jawaban tersebut pada formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh
anak menjawab pertanyaan terdahulu.
8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi hasil KPSP
1) Hitung jumlah jawaban “Ya”.
o Jawaban “Ya” bila ibu/pengasuh anak menjawab anak
bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya.
o Jawaban “Tidak” bila ibu/pengasuh anak menjawab
anak belum pernah atau tidak pernah melakukan atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu.
2) Jika jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10 perkembangan anak
sesuai dengan perkembangannya (S).
3) Jika jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8 perkembangan anak
meragukan (M). Jika jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang
kemungkinan ada penyimpangan (P).
4) Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban
“Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
Intervensi :
12
1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan
berikut :
Beri pujian kepada ibu/pengasuh anak karena telah
mengasuh anak dengan baik.
Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setiap
3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan sekali pada anak umur 24 sampai 72
bulan.
2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut :
Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak setiap saat dan sesering
mungkin.
Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalan.
Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan
penyimpangan perkembangannya.
Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian
dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
Jika hasil KPSP ulamg jawaban “Ya” tetap 7 atau 8
maka kemungkinan ada penyimpangan (P).
3) Bila tahapan perkembangan anak terjadi penyimpangan (P),
lakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis
13
dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
b. Tes Daya Dengar (TDD)
Tujuan Tes Daya Dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan daya bicara anak.
Jadwal TDD :
Bayi umur kurang dari 12 bulan setiap 3 bulan
Anak umur lebih dari 12 bulan setiap 6 bulan
Alat/sarana yang diperlukan :
1) Instrumen TDD menurut umur anak
2) Gambar binatang dan manusia
3) Mainan
Cara melakukan TDD :
1) Tanyakan tanggal, bulan, tahun lahir anak, hitung umur
anak dalam bulan.
2) Pilih daftar pertanyaan TDD sesuai dengan umur anak.
3) Pada umur anak kurang dari 24 bulan :
Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak
dapat melakukan dalam satu bulan terakhir.
Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh,
anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir.
4) Pada umur anak lebih dari 24 bulan atau lebih :
Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orang
tua/pengasuh.
Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orang tua/pengasuh.
Interpretasi :
o Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan
anak mengalami gangguan pendengaran.
14
o Catat dalam Buku KIA atau register SDIDTK, atau
status/catatan medik anak.
Intervensi :
o Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.
o Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
15
Interpretasi :
Anak pra sekolah pada umumnya tidak mengalami kesulitan
melihat sampai baris ketiga pada poster “E”. Bila kedua mata
anak tidak dapat melihat baris ketiga poster “E” artinya tidak
dapat mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya dengan
arah “E” pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa,
kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
Intervensi :
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta
anak datang lagi untuk pemriksaan ulang. Bil pada
pemeriksaan selanjutnya anak tidak dapat melihat sampai pada
baris yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke Rumah Sakit.
16
Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra
sekolah.
Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin
setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Mental
Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk
mengenali problem mental emosional anak umur 36 bulan
sampai 72 bulan.
Cara melakukan :
o Tanyakan setiap pertanyaan pada KMME kepada orang
tua/pengasuh anak
o Catat jawaban YA dan hitung jawaban YA
Interpretasi
Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional.
Intervensi
o Bila jawaban YA hanya satu, lakukan konseling kepada
orang tua dan lakukan evaluasi setelah 3 bulan
o Bila jawaban YA ditemukan 2 atau lebih, rujuk ke RS
yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh
kembang anak.
17
1) Keterlambatan bicara
2) Gangguan komunikasi/interaksi sosial
3) Perilaku yang berulang-ulang
Alat yang digunakan adalah Modified Checklist for Autism in
Toddlers (M-CHAT)
Ada 23 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh
anak. • Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu.
Jelaskan kepada orangtua untuk tidak ragu - ragu atau takut
menjawab
Cara menggunakan M – CHAT:
1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tetulis pada M-CHAT kepada orang
tua atau pengasuh anak.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas
pada Modified−Checklist for Autism in Toddlers (M-
CHAT)
3) Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan
hasil pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi:
1) Enam pertanyaan No. 2, 7, 9, 13, 14, dan 15 adalah
pertanyaan penting (critical item) jika dijawab tidak berarti
pasien mempunyai risiko tinggi autism. Jawaban tidak pada
dua atau lebih critical item atau tiga pertanyaan lain yang
dijawab tidak sesuai (misalnya seharusnya dijawab ya,
orangtua menjawab tidak) maka anak tersebut mempunyai
risiko autism.
2) Jika perilaku itu jarang dikerjakan (misal anda melihat satu
atau 2 kali), mohon dijawab anak tersebut tidak
melakukannya.
18
Intervensi: Bila anak memiliki risiko tinggi autism atau risiko
autism, Rujuk ke Rumah Sakit yang memberi layanan rujukan
tumbuh kembang anak.
19
3) Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun
anak berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dll);
setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.
4) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama
dilakukan pemeriksaan.
5) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
e. Interpretasi : Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan
"bobot nilai" berikut ini, dan jumlahkan nilai masing-masing
jawaban menjadi nilai total
- Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
- Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang - kadang ditemukan pada
anak.
- Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
- Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
- Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
f. Intervensi :
1. Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah
Sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau
memiliki fasilitas kesehatan jiwa untuk konsultasi dan lebih
lanjut.
2. Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan
pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan
kepada orang-orang terdekat dengan anak (orang tua,
pengasuh, nenek, guru, dsb).
20
BAB II
TINJAUAN KASUS
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : tidak ada
........................................................................................................
2. Apakah anak mempunyai masalah tumbuh kembang : tidak ada
21
b.Gerak Halus d. Sosialisasi Kemandirian
5. Daya Dengar:
a. Normal b. Curiga ada gangguan
6. Daya Lihat:
a. Normal b. Curiga ada gangguan
V. KESIMPULAN
Setelah dilakukan Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada An.
S Usia 42 Bulan 5 hari, didapatkan hasil bahwa tidak ada keluhan dan
tidak mempunyai masalah tumbuh kembang. Berat badan 15 kg, Tinggi
badan 100 cm, Lingkar kepala Anak : 48 cm
4. Dirujuk ke
a. ada surat rujukan
b. Tidak ada surat rujukan
22
N JENIS NILAI INTERPRETASI TINDAKAN
O
PEMERIKSAAN
1 BB/TB -2 SD s/d < 2 SD Normal Berikan pujian kepada ibu
(nilai 0) dan anak
23
Lanjutkan stimulasi
sesuai umur.
Jadwalkan kunjungan
berikutnya 6 bulan
lagi Apabila ragu-
ragu, ulangi
pemeriksaan 1 bulan
lagi.
24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Mengukur Berat Badan Anak
25
3. Mengukur Lingkar Kepala Anak
4. Melakukan KPSP
26
5. Melakukan Tes Daya Lihat
6. Grafik BB / TB
27
Gambar 7. Grafik BB / UGaG
Gambar 8. Grafik TB / U
28
Gambar 9. Grafik LKA
29
Gambar 10. KPSP
30
Gambar 11.Tes Daya Dengar
31
32
Gambar 12.Tes GPPH
33
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, deteksi dan lntervensi Dini
tumbuh kembang anak.
Setiyaningrum, Erna. 2017. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 tahun.
Sidoarjo: Indomesika Pustaka.
Wahyuni, Candra. 2018. Panduan Lengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5
tahun. Kediri: Strada Press.