Anda di halaman 1dari 37

“TUMBUH KEMBANG BALITA”

Oleh Kelompok I

1. Agun Tresna Satria


2. Eros Rosi Rostiani
3. Intan Dwi L
4. May Indariyanti
5. M. Nurahadian A. P
6. Nur Halimah
7. Sirli Rara Amelia
8. Windy Nidya Sugiardi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, karunia serta
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Keperawan Anak tentang
“Tumbuh Kembang Anak”. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Ns.
Devi selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Anak di Stikes Pertamedika.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami untuk dapat menyelesaikan makalah dengan baik.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Dalam
pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Jakarta, 8 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 4


A. Pengertian Tumbuh Kembang Anak ................................................... 4
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak............. 5
C. Ciri-Ciri dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak ....................... 6
D. Aspek-Aspek Perkembangan yang Dipantau....................................... 7
E. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak ................................................ 8

BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa anak-anak merupakan masa penting pada masa tumbuh dan
kembang anak mendatang. Masa-masa yang dilaluinya akan menjadi
memori ingatan yang diingat anak. Dengan mengenali masa usia anak,
lingkungan anak lebih memahami prinsip dan konsep tumbuh kembang,
gambaran umum tahapan tumbuh kembang anak, urgensi imunisasi dan
kebutuhan nutrisi anak, gambaran dan permasalahan dalam tumbuh
kembang pada masa anak-anak, penilaian pertumbuhan fisik dan
perkembangan anak, peran pihak-pihak terkait dalam tumbuh kembang
anak serta evidence-based practice dalam tumbuh kembang anak.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau dikenal dengan PBB memperkirakan
pada bulan November 2022 jumlah penduduk di dunia akan mencapai
sekitar 8 miliar jiwa. Hal ini dikarenakan menurunnya angka mortalitas
dan meningkatnya angka fertilitas. Penduduk terbanyak berada di Asia
Timur dan Tenggara yang mencapai 2,34 miliar jiwa (29,47%) dari total
populasi dunia. 60% dari negara-negara berkembang didominasi oleh
kaum muda dibawah usia 25 tahun (Annur, 2022).
Hasil Sensus Penduduk pada tahun 2020 menunjukan bahwa
persentasi penduduk usia anak yaitu 0-17 tahun mencapai 29,5% dari total
penduduk Indonesia dengan jumlah 79,7 juta penduduk. Masa anak-anak
perlu diperhatikan dengan baik untuk mewujudkan tujuan pembangunan
nasional dimasa sekarang dan nanti (Utomo et al., 2021).
Tumbuh kembangn anak terbagi dalam beberapa periode.
Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembangan
anak adalah Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam
kandungan), masa bayi (infacy) umur 0-11 bulan, masa anak dibawah lima

1
tahun (anak balita, umur 12- 59 bulan), dan masa anak prasekolah (anak
umur 60-72 bulan).
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita
termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah
tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka
dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai
tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh
kembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.
Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini
mungkin sesuai dengan indikasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumusan masalah adalah


sebagai berikut:
1. Apakah pengertian tumbuh kembang anak?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
3. Apa saja ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak?
4. Apa saja aspek-aspek perkembangan yang dipantau?
5. Bagaimana cara mendeteksi dini tumbuh kembang anak?
6. Bagaimana deteksi dini tumbuh kembang anak dalam contoh kasus
anak balita?

2
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tumbuh kembang anak
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak
4. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan yang dipantau
5. Untuk mengetahui cara mendeteksi dini tumbuh kembang anak
6. Untuk mengetahui deteksi dini tumbuh kembang anak dalam contoh
kasus anak balita

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Tumbuh Kembang Anak


Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang
membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak
menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai
dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel, serta
jaringan interseluler yang artinya bertambahnya ukuran ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan
satuan panjaang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan fisik motorik,
bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. (Darmawan, 2019)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun
2014 dalam bab 1 pasal 1 menjelaskan beberapa klasifikasi penyebutan
anak berdasarkan kelompok usia sebagai berikut:
1. Bayi Baru lahir (bayi yang berada direntang usia 0-28 hari)
2. Bayi (0-11 bulan)
3. Anak balita (12-59 bulan)
4. Anak prasekolah (60-72 bulan)
5. Anak (>6 tahun sampai < 18 tahun)
6. Remaja (10-18 tahun)
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun
pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai
anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan
emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif. Nutrisi
yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar,
dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk
tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga
dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan
yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Faktor Genetik

Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan


kematangan tulang, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang. Faktor genetik
ini meliputi :

a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik


b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa atau bangsa
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Pranatal
 Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi,
infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.
 Toksin/zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
 Kelainan imunologi
 Psikologis ibu
b. Faktor Postnatal

5
 Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit,
perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan hormone.
 Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
 Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya,
hukuman yang wajar, cinta dan kasih sayang.
 Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara,
stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat
istiadat dan norma-norma.

C. Ciri-Ciri dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang
saling berkaitan. Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya
perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang
anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak
tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain
yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu
perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

6
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan
yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun
perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.
4. Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan
lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang
tetap, yaitu:
1. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya
anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.

D. Aspek-Aspek Perkembangan yang Dipantau


1. Gerak kasar atau motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otototot besar seperti
duduk, berdiri, dan sebagainya.
2. Gerak halus atau motorik halus

7
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan Bahasa
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
dan sebagainya.
4. Sosialisasi dan kemandirian
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan
sendiri, membereskan mainan selesai bermain}, berpisah dengan
ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya, dan sebagainya.

E. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Deteksi Dini Tumbuh Kembang adalah kegiatan / pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
agar lebih mudah dilakukan penanganan selanjutnya. Deteksi Dini
Tumbuh Kembang penting dilakukan guna mengetahui pertumbuhan anak
baik itu mental, sikap, perbuatan yang merupakan suatu tugas orang tua,
pendidik dan masyarakat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak
sesuai dengan kemampuan yang dibawa anak sejak lahir sehingga anak
menjadi cerdas dan sehat. Namun harus selalu dipantau melalui deteksi
dini tumbuh kembang anak secara rutin dan teratur agar tidak terlambat
apabila terjadi masalah dengan tumbuh kembang anak. Adapun Jenis-jenis
deteksi dini penyimpangan adalah sebagai berikut:
1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a. Pengukuran Berat Badan (BB)
Tujuan pengukuran BB adalah untuk menentukan status gizi anak
yaitu normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.

8
Jadwal pengukuran BB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini
tumbuh kembang balita. Pengukuran Berat Badan (BB) :
- Menggunakan timbangan bayi.
- Menggunakan timbangan injak.
b. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) :
1) Mengukur dengan posisi berbaring untuk anak umur 0 – 24
bulan
 Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
 Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
 Petugas 1 memegang kepala bayi agar menempel pada
pembatas angka 0.
 Petugas 2 tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan
kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.
 Petugas 2 membaca angka di tepi luar pengukur.
 Jika Anak umur 0 - 24 bulan diukur berdiri, maka hasil
pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm.
2) Mengukur dengan posisi berdiri untuk anak 24- 72 bulan
 Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
 Berdiri tegak menghadap kedepan.
 Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang
pengukur.
 Turunkan batas atas pengukur sampai menempel pada
ubun-ubun.
 Baca angka pada batas tersebut.
3) Interpretasi
a. Menggunakan tabel BB/TB Kepmenkes No:
1195/Menkes/SK/XII/2010
b. Ukur TB/PB dan timbang BB anak sesuai cara diatas.
c. Lihat kolom TB/PB anak yang sesuai dengan hasil
pengukuran.

9
d. Pilih kolom BB sesuai jenis kelamin anak, cari angka BB
yang terdekat dengan BB anak.
e. Dari angka BB tersebut lihat bagian atas kolom untuk
mengetahui angka Standar Deviasi (SD).
f. Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
Kurus Sekali : < -3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : > 2 SD atau lebih
c. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)

 Tujuan pengukuran lingkar kepala anak adalah untuk


mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar
batas normal.

 Jadwal disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan


pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih
besar, umur 12-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam
bulan.

 Cara mengukur lingkar kepala :

a) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati


dahi, menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian
belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang.

b) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

c) Tanyakan tanggal lahir bayi / anak, hitung umur bayi /


anak.

d) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar kepala


menurut umur dan jenis kelamin anak.

e) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu


dengan ukuran yang sekarang.

 Interpretasi

10
a) Bila ukuran LKA berada di dalam “jalur hijau” maka LKA
normal.

b) Bila LKA berada di luar “jalur hijau” maka LKA tidak


normal.

c) LKA tidak normal ada 2 (dua) yaitu Makrosefal bila berada


di atas “jalur hijau” dan Mikrosefal bila berada di bawah
“jalur hijau”

2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan


a. Skrinning Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan
Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP)
 Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal ataukah
ada penyimpangan.
 Jadwal pemeriksaan KPSP rutin adalah setiap 3 bulan pada
anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24 - 72 tahun
(umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan
72 bulan).
 Alat/instrumen yang digunakan adalah :
1) Formulir KPSP menurut umur. Sasaran KPSP anak umu 0-
72 bulan.
2) Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar
bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sis 2,5 cm
sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit
berukuran 0,5-1 cm.
 Cara menggunakan KPSP :
1) Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa.
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan
dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari
dibulatkan menjadi 1 bulan.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai
umur anak.

11
4) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
 Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh
anak.
 Perintah kepada ibu/pengasuh anak untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.
5) Jelaskan kepada orang tua/pengasuh untuk tidak ragu-ragu
atau takut menjawab.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan. Setiap
pertanyaan hanya ada satu jawaban, “Ya” atau “Tidak”.
Catat jawaban tersebut pada formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh
anak menjawab pertanyaan terdahulu.
8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
 Interpretasi hasil KPSP
1) Hitung jumlah jawaban “Ya”.
o Jawaban “Ya” bila ibu/pengasuh anak menjawab anak
bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya.
o Jawaban “Tidak” bila ibu/pengasuh anak menjawab
anak belum pernah atau tidak pernah melakukan atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu.
2) Jika jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10 perkembangan anak
sesuai dengan perkembangannya (S).
3) Jika jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8 perkembangan anak
meragukan (M). Jika jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang
kemungkinan ada penyimpangan (P).
4) Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban
“Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
 Intervensi :

12
1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan
berikut :
 Beri pujian kepada ibu/pengasuh anak karena telah
mengasuh anak dengan baik.
 Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
 Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
 Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setiap
3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan sekali pada anak umur 24 sampai 72
bulan.
2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut :
 Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak setiap saat dan sesering
mungkin.
 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalan.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan
penyimpangan perkembangannya.
 Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian
dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
 Jika hasil KPSP ulamg jawaban “Ya” tetap 7 atau 8
maka kemungkinan ada penyimpangan (P).
3) Bila tahapan perkembangan anak terjadi penyimpangan (P),
lakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis

13
dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
b. Tes Daya Dengar (TDD)
 Tujuan Tes Daya Dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan daya bicara anak.
 Jadwal TDD :
Bayi umur kurang dari 12 bulan setiap 3 bulan
Anak umur lebih dari 12 bulan setiap 6 bulan
 Alat/sarana yang diperlukan :
1) Instrumen TDD menurut umur anak
2) Gambar binatang dan manusia
3) Mainan
 Cara melakukan TDD :
1) Tanyakan tanggal, bulan, tahun lahir anak, hitung umur
anak dalam bulan.
2) Pilih daftar pertanyaan TDD sesuai dengan umur anak.
3) Pada umur anak kurang dari 24 bulan :
 Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak
dapat melakukan dalam satu bulan terakhir.
 Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh,
anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir.
4) Pada umur anak lebih dari 24 bulan atau lebih :
 Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orang
tua/pengasuh.
 Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orang tua/pengasuh.
 Interpretasi :
o Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan
anak mengalami gangguan pendengaran.

14
o Catat dalam Buku KIA atau register SDIDTK, atau
status/catatan medik anak.
 Intervensi :
o Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.
o Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.

c. Tes Daya Lihat


 Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
lihat agar segera dapat dilakukan lanjutan.
 Jadwal TDD dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia pra
sekolah umur 36 sampai 72 bulan.
 Alat/sarana yang diperlukan :
o Ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang
baik.
o Dua buah kursi, satu untuk anak satu untuk pemeriksa.
o Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang
anak.
o Alat penunjuk.
 Cara melakukan TDL :
o Pilih ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang
cukup.
o Gantungkan poster “E” setinggi anak pada posisi duduk.
o Letakkan kursi sejauh 3 meter dan menghadap poster “E”.
o Pemeriksa memberikan kart “E” pada anak, latih anak
dalam mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri,
kanan sesuai yang ditunjuk pada poster “E”.
o Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas, kemudian tunjuk huruf “E” pada poster satu
persatu sampai pada huruf “E” terkecil yang dapat dilihat.
o Lakukan pada mata yang satunya.

15
 Interpretasi :
Anak pra sekolah pada umumnya tidak mengalami kesulitan
melihat sampai baris ketiga pada poster “E”. Bila kedua mata
anak tidak dapat melihat baris ketiga poster “E” artinya tidak
dapat mencocokkan arah kartu “E” yang dipegangnya dengan
arah “E” pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa,
kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
 Intervensi :
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta
anak datang lagi untuk pemriksaan ulang. Bil pada
pemeriksaan selanjutnya anak tidak dapat melihat sampai pada
baris yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke Rumah Sakit.

3. Deteksi Dini Penyimpangan Perilaku Emosional


Deteksi dini penyimpangan perilaku emosional adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah
perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan
intervensi. Bila penyimpangan perilaku emoslonal terlambat diketahui,
maka lntervenslnya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
a. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional

16
 Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra
sekolah.
 Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin
setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
 Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Mental
Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk
mengenali problem mental emosional anak umur 36 bulan
sampai 72 bulan.
 Cara melakukan :
o Tanyakan setiap pertanyaan pada KMME kepada orang
tua/pengasuh anak
o Catat jawaban YA dan hitung jawaban YA
 Interpretasi
Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional.
 Intervensi
o Bila jawaban YA hanya satu, lakukan konseling kepada
orang tua dan lakukan evaluasi setelah 3 bulan
o Bila jawaban YA ditemukan 2 atau lebih, rujuk ke RS
yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh
kembang anak.

b. Deteksi Dini Autis Pada Anak Pra Sekolah


 Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis
pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
 Jadwal deteksi dini autis pada anak pra sekolah dilakukan atas
indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh anak atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan.
 Keluhan dapat berupa :

17
1) Keterlambatan bicara
2) Gangguan komunikasi/interaksi sosial
3) Perilaku yang berulang-ulang
 Alat yang digunakan adalah Modified Checklist for Autism in
Toddlers (M-CHAT)
 Ada 23 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh
anak. • Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu.
Jelaskan kepada orangtua untuk tidak ragu - ragu atau takut
menjawab
 Cara menggunakan M – CHAT:
1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tetulis pada M-CHAT kepada orang
tua atau pengasuh anak.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas
pada Modified−Checklist for Autism in Toddlers (M-
CHAT)
3) Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan
hasil pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
 Interpretasi:
1) Enam pertanyaan No. 2, 7, 9, 13, 14, dan 15 adalah
pertanyaan penting (critical item) jika dijawab tidak berarti
pasien mempunyai risiko tinggi autism. Jawaban tidak pada
dua atau lebih critical item atau tiga pertanyaan lain yang
dijawab tidak sesuai (misalnya seharusnya dijawab ya,
orangtua menjawab tidak) maka anak tersebut mempunyai
risiko autism.
2) Jika perilaku itu jarang dikerjakan (misal anda melihat satu
atau 2 kali), mohon dijawab anak tersebut tidak
melakukannya.

18
 Intervensi: Bila anak memiliki risiko tinggi autism atau risiko
autism, Rujuk ke Rumah Sakit yang memberi layanan rujukan
tumbuh kembang anak.

4. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktifitas


(GPPH) Pada Anak
a. Tujuannya adalah mengetahui secara dini anak adanya Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur
36 bulan ke atas.
b. Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari orang
tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader
kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengelola TPA dan guru TK.
Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di
bawah ini:
a) Anak tidak bisa duduk tenang
b) Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal Lelah
c) Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsive
c. Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated
Conners Ratting Scale), Formulir ini terdiri 10 pertanyaan yang
ditanyakan kepada orang tua/pengasuh anak/guru TK dan
pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa.
d. Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:
1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH.
Jelaskan kepada orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu−ragu
atau takut menjawab.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH.

19
3) Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun
anak berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dll);
setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.
4) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama
dilakukan pemeriksaan.
5) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
e. Interpretasi : Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan
"bobot nilai" berikut ini, dan jumlahkan nilai masing-masing
jawaban menjadi nilai total
- Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
- Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang - kadang ditemukan pada
anak.
- Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
- Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
- Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
f. Intervensi :
1. Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah
Sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau
memiliki fasilitas kesehatan jiwa untuk konsultasi dan lebih
lanjut.
2. Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan
pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan
kepada orang-orang terdekat dengan anak (orang tua,
pengasuh, nenek, guru, dsb).

20
BAB II

TINJAUAN KASUS

FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


I. IDENTITAS ANAK
1. Nama : An. S Perempuan
2. Nama Ayah : Tn. H Nama Ibu : Ny. E
3. Alamat : Jl.Lembang Baru 1, No.103,kel.Sudimara
barat, ciledug
4. Tanggal Pemeriksaan : 08 Oktober 2023
5. Tanggal Lahir : 03 April 2020
6. Umur Anak : 42 bulan 5 hari

II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : tidak ada
........................................................................................................
2. Apakah anak mempunyai masalah tumbuh kembang : tidak ada

III. PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL


1. BB: 15 Kg PB/TB 100 Cm.

BB/TB: a. Normal b. Kurus c. Sangat Kurus d.


Gemuk

Tindakan: berikan pujian kepada ibu dan anak


2. PB/U atau TB/U : -2 SD s/d < 2 SD
a. Tinggi b. Normal c. Pendek d. Sangat Pendek
Tindakan: jadwalkan kunjungan berikutnya
3. LKA: 48 Cm
LKA/U antara Kurva +2 dan -2
a. Normal b. Mikrosefal c. Makrosefal
Tindakan: berikan pujian pada ibu dan anak
4. Perkembangan Anak:
1) Sesuai : Jumlah Jawaban Ya: 9 Jumlah
jawaban Tidak: 0

2) Meragukan : Jumlah Jawaban Ya: Jumlah


jawaban Tidak:
a.Gerak Kasar c. Bicara Bahasa

21
b.Gerak Halus d. Sosialisasi Kemandirian
5. Daya Dengar:
a. Normal b. Curiga ada gangguan

6. Daya Lihat:
a. Normal b. Curiga ada gangguan

7. Perilaku dan Emosional


a. Normal b. Curiga ada gangguan

IV. PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI / JIKA ADA KELUHAN


1. Autis : a. Resiko Tinggi autisme b. Risiko Autisme c.
Normal
2. GPPH : a. Kemungkinan GPPH b. Normal

V. KESIMPULAN

Setelah dilakukan Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada An.
S Usia 42 Bulan 5 hari, didapatkan hasil bahwa tidak ada keluhan dan
tidak mempunyai masalah tumbuh kembang. Berat badan 15 kg, Tinggi
badan 100 cm, Lingkar kepala Anak : 48 cm

VI. TINDAKAN INTERVENSI


1. Konseling stimulasi bagi Ibu: a. Diberikan b. Tidak
Diberikan

2. Intervensi Stimulasi Perkembangan :


a. Gerak Kasar c. Bicara Bahasa
b. Gerak Halus d. Sosialisasi Kemandirian

Tanggal evaluasi intervensi :

3. Tindakan Pengobatan Lain: Tidak ada

4. Dirujuk ke
a. ada surat rujukan
b. Tidak ada surat rujukan

22
N JENIS NILAI INTERPRETASI TINDAKAN
O
PEMERIKSAAN
1 BB/TB -2 SD s/d < 2 SD Normal Berikan pujian kepada ibu
(nilai 0) dan anak

2 PB/U DAN -2 SD s/d < 2 SD Normal Jadwalkan Kunjungan


(nilai 0)
TB/U Berikutnya
3 LKA/U Antara Kurva +2 Normal Berikan Pujian pada ibu
dan -2 dan anak
4 KPSP Jawaban “ Normal Puji Keberhasilan
Ya” 9 atau (Jawaban Ya = 9) orang tua/ pengasuh.
10 Lanjutkan stimulasi
sesuai umur,
jadwalkan kunjungan
berikutnya

5 Daya Dengar Tidak ada Sesuai Umur Puji Keberhasilan


jawaban tidak orang tua / pengasuh
lanjutkan stimulasi
sesuai umur,
jadwalkan kunjungan
berikutnya

6 Daya Lihat Anak dapat Normal  Puji keberhasilan


mencocokan orang tua/ pengasuh
“ Kartu E  Lanjutkan stimulasi
Sampai sesuai umur
Baris ketiga  Jadwalkan
kunjungan
berikutnya 6 bulan
lagi

7 Perilaku Tidak ada Normal Puji keberhasilan


dan jawaban “Ya” orang tua/ pengasuh,
Emosional lanjutkan stimulasi
sesuai umur,
jadwalkan kunjungan
berikutnya 6 bulan lagi
8 GPPH Nilai Total Normal Puji keberhasilan
kurang dari 13 (hasil nilai = 7)
orang tua/ pengasuh.

23
Lanjutkan stimulasi
sesuai umur.
Jadwalkan kunjungan
berikutnya 6 bulan
lagi Apabila ragu-
ragu, ulangi
pemeriksaan 1 bulan
lagi.

24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Mengukur Berat Badan Anak

2. Mengukur Tinggi Badan Anak

25
3. Mengukur Lingkar Kepala Anak

4. Melakukan KPSP

26
5. Melakukan Tes Daya Lihat

6. Grafik BB / TB

27
Gambar 7. Grafik BB / UGaG

Gambar 8. Grafik TB / U

28
Gambar 9. Grafik LKA

29
Gambar 10. KPSP

30
Gambar 11.Tes Daya Dengar

31
32
Gambar 12.Tes GPPH

33
DAFTAR PUSTAKA

Anggeriyane, Esme, dkk. 2022. Tumbuh Kembang Anak. Padang: PT Global


Eksekutif Teknologi.

Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, deteksi dan lntervensi Dini
tumbuh kembang anak.

Setiyaningrum, Erna. 2017. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 tahun.
Sidoarjo: Indomesika Pustaka.

Wahyuni, Candra. 2018. Panduan Lengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5
tahun. Kediri: Strada Press.

Anda mungkin juga menyukai