Dosen Pembimbing:
Winellia, FSR. MPH
DISUSUN OLEH :
Assalamua’alaikum wr.wb.
Sudah selayaknya ucapan syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena
berkat rahmat, petunjuk dan pertolongan-Nyajualah sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya, walaupun dalam bentuk yang sederhana. Dan
salam dan taslim senantiasa terkirimkan atas junjungan Nabiullah Muhammad
SAW yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan ke alam terang
benderang dengan curahan ilmu pengetahuan.
Kami sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini di waktu mendatang.
Wassalam...........
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. RumusanMasalah..........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena
ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang
sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan
perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam
banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan,
perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya.Oleh
karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti
persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan
lingkungan anak pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang
sebaik-baiknya Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi
pada tiap manusia. Terutama pada masa kanak-kanak, proses tumbuh kembang ini
terjadi sangat cepat terutama pada periode tertentu. Pertumbuhan perkembangan
setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum, namun demikian
setiap anak memiliki ciri khas yang tersendiri yang terjadi sejak dalam
kandungan.
Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang
terlihat seperti perubahan fisik, tetapi juga perubahan perkembangan dalam segi
lain seperti berpikir, berperasaan, tingkah laku dan lain-lain.
1
halus, bicara. Bahasa dan kecerdasan serta perkembangan kemampuan bergaul
dan mandiri.
B. RumusanMasalah
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
2. Etiologi
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh
kembang yang berlainan organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi
kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai. Yang perlu di ingat mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah setiap anak adalah individu
yang unik, karean adanya faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda,
maka pertumbuhan dan pencapaiannya kemampuan dalam
berkembangnya juga berbeda. Tetapi akan tetap menuruti patokan umum.
3
3. Tanda Dan Gejala
Untuk memahami anak usia dini lebih mendalam, orang tua, guru
maupun pemerhati perlu mempunyai gambaran yang tepat mengenai prinsip-
prinsip dan pola perkembangan anak usia dini dan kebutuhan –kebutuhan
seperti kebutuhan jasmani, kebutuhan sosial , kebutuhan psikologi ini
merupakan kebutuhan dasar dalam perkembangan anak usia dini. Jika
kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi secara memadai akan sangat
mempengaruhi keutuhan perkembangan diri anak dimasa remaja dan dewasa.
Orang tua, guru dan para pemerhati pendidikan juga harus memahaminya
untuk mengetahui dengan mudah kebutuhan –kebutuhan yang diperlukan
anak usia dini, pengetahuan tersebut sangat penting sehingga orang tua dan
guru tidak mengharapakan sesuatu yang berlebihan kepada anak.
Prinsip-prinsip perkembangan adalah pola-pola umum dalam suatu proses
perubahan alamiah yang teratur, universal dan berkesinambungan, yang
dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia
yang berjalan normal mengikuti tata urutan yang saling berkaitan.
prinsip dasar pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut :
4
d. perkembangan merupakan hal yang unik untuk individu dan untuk potensi
genetik, dan setiap individu cenderung untuk mencari potensi maksimum
perkembangan.
e. perkembangan terjadi melalui konflik dan adptasi, dan aspek yang
berbeda berkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan periode dari
keseimbangan dan ketidakseimbangan.
f. perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas yang
pasti sesuai umur kemampuan.
g. tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga, fokus
perkembangan ini berbeda sesuai dengan setiap tahap perkembangan dan
tugas yang dicapai.
1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.Pertumbuhan berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat,
ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
2) Perkembangan
Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan dan belajar.
Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sehingga hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel – sel tubuh,
organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing – masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
5
4. Pola Pertumbuhan Dan Perkembangan
6
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1. Factor genetic
Factor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak melalui instruksi yang terkandung didalam sel telur
yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
2. Factor lingkungan
7
3) Factor psikososial
4) Factor keluarga dan adat istiadat
8
5. Deteksi Dini Tumbuh Kembang
a. Pengertian
b. Jenis DDTK
9
HASIL UJI DDTK
Kelas : B
Interpretasi
10
1. DDTK
a. TB terhadap BB
BB : 14 kg
TB : 105 cm
LK : 48 cm
Dari hasil pemeriksaan didapatkan LK anak dalam batas normal karena lika
anak berada di dalam jalur hijau sesuai dengan usia anak.
Cara memeriksa :
Pilih ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik
Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke
poster “E”
Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E” untuk pemeriksa
Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan, sesuai
yang di tunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa.
Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas.
11
Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu, mulai
baris pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih
dapat dilihat.
Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang
dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama
Tentukan baris “E” terkecil yyang masih dapat dilihat.
Hasil pemeriksaan :
Interpretasi :
12
d. Tes daya dengar (TDD)
Cara memeriksa :
Hasil pemeriksaan :
Interpretasi :
Hasil pemeriksaan :
13
Dari 10 pertanyaan anak dapat menjawab 9 “Ya” dan 1 “Tidak” dengan
benar.
Interpretasi :
14
B. Konsep Terapi Bermain
1. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media
yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan,
dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.
Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau
perasaan lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk
anak sehingga orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena
itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin
dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktifitas
bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak
bermasalah selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut
Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak
yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan
kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya,
melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi
percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain
adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,
anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara
(Wong, 2000). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain
ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada
saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak
15
karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan
dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan.
2. Kategori Bermain
Dua kategori bermain adalah sebagai berikut
a. Bermain bebas
Bermain bebas berarti anak bermain tanpa aturan dan tuntutan. Anak bisa
mempertahankan minatnya dan mengembangkan sendiri kegiatannya.
b. Bermain terstruktur
Bermain terstruktur direncanakan dan dipandu oleh orang dewasa.
Kategori ini mambatasi dan meminimalkan daya cipta anak.
Kedua kategori bermain ini sama pentingnya dan bila dilakukan secara
seimbang akan memberikan kontribusi untuk mencerdaskan anak.
3. Klasifikasi bermain
a. Menurut isinya
1) Social affective play
16
3) Skill play
2) Paralel play
3) Asosiatif play
4) Cooperatif play
17
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
18
Bermain memerlukan energi tambahan, anak yang sedang sakit ringan
mempunyai keinginan untuk bermain, namun apabila anak mulai lelah
atau bosan maka anak akan menghentiklan permainannya.
b. Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain,
c. Alat permainan
Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan
taraf perkembangan anak.
d. Ruangan atau tempat untuk bermain
Ruangan tidak usah terlalu besar, anak juga bisa bermain dihalaman atau
ditempat tidur.
19
e. Pengetahuaan cara bermain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-
temannya, atau diberi tahu caranya.
f. Terapi bermain
Anak harus yakin bahwa anak mempunyai teman bermain. Kalau anak
bermain sendiri, maka anak anak kehilangan kesempatan belajar dari
teman-temanya. Akan tetapi kalau anak terlalu banyak bermain dengan
anak yang lain, maka anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup
untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhanya sendiri.
g. Reward
Berikan semangat dan pujian atau hadiah pada anak bila berhasil
melakukan sebuah permainan.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak
bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai
fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
B. Saran
Demikian sedikit informasi dari kami selaku penulis makalah ini. Tentu
masih banyak sekali kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik
dan saran yang membangun masih sangat kami btuhkan demi kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi saat ini Ucapan terimakasih layaknya pantas kami
21
persembahkan bagi para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang sebesar – besarnya
perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak melontarkan kata – kata
yang kurang berkenan.
Keluarga adalah lingkungan pertama kali yang di kenal anak. Oleh karena itu
orang tua harus mengerti tingkah laku anak dan lebih perhatian terhadap
kesehatan anak. Sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat diketahui
secara dini sehingga dapatdilakukan intervensi dengan segera.
2. Bagi Guru
22