Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

“Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Terapi Bermain”

Dosen Pembimbing:
Winellia, FSR. MPH

DISUSUN OLEH :

DIAN FADILAH 20186123011


DIKA NOVYANTO 20186113012
FITRI MALINDA 20186121020
ROHMI KHOTIMAH 20186123039
ULIA ULFA 20186123047

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
DIPLOMA D III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum wr.wb.

            Sudah selayaknya ucapan syukur atas  kehadirat Allah SWT. Karena
berkat rahmat, petunjuk dan pertolongan-Nyajualah sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya, walaupun dalam bentuk yang sederhana. Dan
salam dan taslim senantiasa terkirimkan atas junjungan Nabiullah Muhammad
SAW yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan ke alam terang
benderang dengan curahan ilmu pengetahuan.

            Makalah ini berjudul “Deteksi Dini Tumbuh Kembang Terapi


Bermain”. Dibuat sebagai salah satu tugas mata Kuliah Maternitas yang
bertujuan untuk mempelajari masalah tersebut. Ucapan terima kasih kami
haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah maternitas

Kami sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini di waktu mendatang.

Wassalam...........

Singkawang,28  Oktober 2019

                                          Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. RumusanMasalah..........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4

A. Tumbuh Kembang Anak...............................................................................4

B. Konsep Terapi Bermain..............................................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

A. Kesimpulan.................................................................................................18

B. Saran............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena
ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang
sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan
perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam
banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan,
perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya.Oleh
karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti
persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan
lingkungan anak pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang
sebaik-baiknya Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi
pada tiap manusia. Terutama pada masa kanak-kanak, proses tumbuh kembang ini
terjadi sangat cepat terutama pada periode tertentu. Pertumbuhan perkembangan
setiap anak berlangsung menurut prinsip-prinsip yang umum, namun demikian
setiap anak memiliki ciri khas yang tersendiri yang terjadi sejak dalam
kandungan.

Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang
terlihat seperti perubahan fisik, tetapi juga perubahan perkembangan dalam segi
lain seperti berpikir, berperasaan, tingkah laku dan lain-lain.

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda namun


demikian ada patokan umum tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai
seorang anak pada umur tersebut. Patokan itu agar anak yang belum yang belum
mencapai tahap kemampuan tertentu perlu di latih berbagai kemampuan untuk
dapat mencapai perkembangan yang optimal. Aspek tumbuh yang perlu dibina
dalam menghadapi masa depan anak meliputi perkembangan gerak kasar, gerak

1
halus, bicara. Bahasa dan kecerdasan serta perkembangan kemampuan bergaul
dan mandiri.
B. RumusanMasalah

1. Apa definisi dari tumbuh kembang anak?


2. Bagaimana etiologi dari tumbuh kembang anak?
3. Bagaimana tanda dan gejala pada tumbuh kembang?
4. Bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan?
5. Apa dan bagaimana deteksi dini tumbuh kembang anak?
6. Apa defenisi dari terapi bermain?
7. Apa kategori terapi bermain?
8. Apa saja klasifikasi terapi bermain?
9. Apa Fungsi bermain secara umum?
10. Apa Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas bermain

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari tumbuh kembang anak


2. Untuk mengetahui etiologi tumbuh kembang anak
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala pada tumbuh kembang anak
4. Untuk mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan
5. Untuk mengetahui deteksi dini tumbuh kembang anak
6. Untuk mengetahui defenisi bermain
7. Untuk mengetahui ketagori bermain
8. Untuk mengetahui klasifikasi bermain
9. Untuk mengetahui fungsi bermain secara umum
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas bermain

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tumbuh Kembang Anak

1. Definisi

Proses yang dinamis dan terus menerus.pengertian pertumbuhan


adalah bertambah besarnya sel di seluruh bagian tubuh sedangkan pengertian
perkembangan adalah suatau proses pematangan berbagai fungsi organ tubuh
pada anak

2. Etiologi

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai


dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :

1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Terdapat masa percepatan dan masa perlambatan, serta laju tumbuh
kembang yang berlainan organ-organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak,tetapi
kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai. Yang perlu di ingat mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah setiap anak adalah individu
yang unik, karean adanya faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda,
maka pertumbuhan dan pencapaiannya kemampuan dalam
berkembangnya juga berbeda. Tetapi akan tetap menuruti patokan umum.

3
3. Tanda Dan Gejala

Untuk memahami anak usia dini lebih mendalam, orang tua, guru
maupun pemerhati perlu mempunyai gambaran yang tepat mengenai prinsip-
prinsip dan pola perkembangan anak usia dini dan kebutuhan –kebutuhan
seperti kebutuhan jasmani, kebutuhan sosial , kebutuhan psikologi ini
merupakan kebutuhan dasar dalam perkembangan anak usia dini. Jika
kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi secara memadai akan sangat
mempengaruhi keutuhan perkembangan diri anak dimasa remaja dan dewasa.
Orang tua, guru dan para pemerhati pendidikan juga harus memahaminya
untuk mengetahui dengan mudah kebutuhan –kebutuhan yang diperlukan
anak usia dini, pengetahuan tersebut sangat penting sehingga orang tua dan
guru tidak mengharapakan sesuatu yang berlebihan kepada anak.
Prinsip-prinsip perkembangan adalah pola-pola umum dalam suatu proses
perubahan alamiah yang teratur, universal dan berkesinambungan, yang
dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia
yang berjalan normal mengikuti tata urutan yang saling berkaitan.
prinsip dasar pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut :

a. perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian


tertentu.
b. perkembangan merupakan sesuatu yang terarah dan berlangsung terus
dalam cara sebagai berikut :

1) cephalocaudal, pertumbuhan berlangsung dari kepala ke arah bawah


dari bagian tubuh.
2) Proximosdital, perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat
(proksimal) tubuh ke arah luar.
3) Differantiation, ketika perkembangan berlangsung terus dari hal yang
mudah ke arah yang lebih kompleks.

c. perkembangan merupakan hal yang komplek. Dapat diprediksi, terjadi


dengan pola yang konsisten dan kronologis.

4
d. perkembangan merupakan hal yang unik untuk individu dan untuk potensi
genetik, dan setiap individu cenderung untuk mencari potensi maksimum
perkembangan.
e. perkembangan terjadi melalui konflik dan adptasi, dan aspek yang
berbeda berkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan periode dari
keseimbangan dan ketidakseimbangan.
f. perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas yang
pasti sesuai umur kemampuan.
g. tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga, fokus
perkembangan ini berbeda sesuai dengan setiap tahap perkembangan dan
tugas yang dicapai.

1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.Pertumbuhan berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat,
ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
2) Perkembangan
Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan dan belajar.
Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sehingga hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel – sel tubuh,
organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing – masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

5
4. Pola Pertumbuhan Dan Perkembangan

Menurut GESELI pertumbuhan dan perkembangan dibagi menjadi 4


kelompok :

a. Hokum cephalo caudal (untuk pertumbuhan fisik)


1) Hokum dari kepala kaki
2) Bagian – bagian kepala lebih matang dahulu dari pada bagian-bagian
yang lainnya.
b. Hokum proximodistal (untuk pertumbuhan fisik )
1) Dari pusat sumbu tubuh mengarah ke tepi.
2) Organ-organ yang terdapat di pusat sumbu tubuh (jantung, hati, alat
pencernan, alat perkemihan lebih dahulu berfungsi dari pada anggota
tubuh yang lain).
c. Perkembangan yang bersifat umum ke yang khusus
1) Proses perkembangan dari hal-hal yang bersifat umum menuju khusus
2) Misalnya dapat menggerakkan persendian tangan llalu telapak tangan
lalu jari tangan.
3) Setiap tahap mempunyai cirri-ciri tertentu atau tersendiri
4) Waktunya tidak sama untuk setiap individu, tetapi setiap individu akan
mengalami semua tahap atau periode perkembangan.
d. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan proses latihan
1) Kematangan adalah proses instrinsik yang terjadi dengan sendirinya
sesuai dengan potensi yang ada.
2) Antara latihan terdapat latihan interaksi yang erat.

6
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Secara umum terdapat dua factor yang berpengaruh terhadap tumbuh


kembang anak, yaitu :

1. Factor genetic

Factor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak melalui instruksi yang terkandung didalam sel telur
yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

2. Factor lingkungan

Lingkungan merupakan factor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya


potensi bawaan. Factor ini secara garis besar dibagi menjadi 2 :

a. Factor lingkungan prenatal

Factor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang


janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :

1) Gizi ibu pada waktu hamil


2) Mekanis
3) Toksin
4) Endokrin
5) Radiasi
6) Infeksi
7) Stress
8) Immunitas
9) Anoksia embrio
b. Factor post natal
1) Lingkungan biologis
2) Factor fisik

7
3) Factor psikososial
4) Factor keluarga dan adat istiadat

8
5. Deteksi Dini Tumbuh Kembang

a. Pengertian

Deteksi Dini Tumbuh Kembang adalah kegiatan/pemeriksaan untuk


menemukan secara dini penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan
anak sekolah.

b. Jenis DDTK

Jenis DDTK yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat


puskesmas dan jaringannya, berupa :

1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan


2) Kegunaan untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk
dan mikrosefali
3) Deteksi dini penyimpangan perkembangan
4) Kegunaan untuk mengetahui gangguan perkembangan
anak(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
5) Deteksi dini penyimpangan mental emosional
6) Kegunaan untuk mengetahui adanya masalah mental
emosional.autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
c. Pelaksana DDTK

Dapat dilakukan ditingkat pelayanan keluarga, masyarakat maupun


puskesmas. Adapun pelaksanaan dapat dilakukan oleh orang tua, kader
kesehatan, petugas PADU, Guru TK, Dokter, Bidan, Perawat, Ahli gizi
serta petugas lainnya.

9
HASIL UJI DDTK

Tanggal : 3 April 2012

Pemeriksa : Ana Ni’matus Shobiroh

Nama Anak     : Shofia Tri Ardila

Kelas               : B

TK                   : Aisyiah Bustanul Athfal 3

Nama ayah      : Sunardi

Nama ibu         : Iswari

Alamat            : Kenduruan Utara

Interpretasi

Tanggal priksa        : 2012  5    2

Tanggal lahir           : 2006  10  3  

                                       5  6    29

Umur : 5 tahun 6 bulan 29 hari

Dibulatkan menjadi 5 tahun 7 bulan = 66 bulan

10
1. DDTK
a. TB terhadap BB

Setelah dilakukan pemeriksaan BB dan TB didapatkan hasil :

BB : 14 kg

TB : 105 cm

Dari hasil pemeriksaan didapatkan TB 105 cmdidalam tabel BB/TB ditarik


garis ke kanan ternyata BB anak perempuan 14 kg berada dalam batas
normal di rentang -2 SD s/d -3 SD yaitu 13,5-20,0

b. Lingkar kepala (LK)

Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil :

LK : 48 cm

Dari hasil pemeriksaan didapatkan LK anak dalam batas normal karena lika
anak berada di dalam jalur hijau sesuai dengan usia anak.

c. Tes daya lihat (TDL)

Cara memeriksa :

 Pilih ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran yang baik
 Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
 Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke
poster “E”
 Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E” untuk pemeriksa
 Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri dan kanan, sesuai
yang di tunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa.
 Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas.

11
 Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu, mulai
baris pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih
dapat dilihat.
 Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang
dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
 Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama
 Tentukan baris “E” terkecil yyang masih dapat dilihat.

Hasil pemeriksaan :

Anak bisa melihat sampai baris ke :

Mata kanan      : baris ke- 4

Mata kiri          : baris ke-4

Interpretasi :

Anak tidak mengalami gangguan penglihatan.

12
d. Tes daya dengar (TDD)

Cara memeriksa :

 Perlihatkan benda-benda yang ada di sekeliling anak seperti sendok,


cangkir, bola, bunga dan sebagainya. Suruh anak menyebutkan nama
benda-benda tersebut. Apakah anak dapat menyebutkan nama benda-
benda tersebut dengan benar?
 Suruh anak duduk, anda duduk dalam jarak 3 meter didepan anak.
Suruh anak mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan:
“Empat”, “satu”, “Delapan” atau menirukan dengan menggunakan jari
tangannya. Kemudian tutup mulut anda dengan buku/kertas, ucapkan 4
angka yang berlainan.Apakah anak anda dapat mengulangi atau
menirukan ucapan anda dengan menggunakan jari tangannya? (Anda
dapat mengulanginnya dengan suara yang lebih keras)

Hasil pemeriksaan :

Anak dapat melakukan semua perintah dari pemeriksa dengan benar.

Interpretasi :

Anak tidak mengalami gangguan pendengaran dan bicara.

e. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Hasil pemeriksaan :

13
Dari 10 pertanyaan anak dapat menjawab 9 “Ya” dan 1 “Tidak” dengan
benar.

Interpretasi :

Perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya sehingga anak


dalam keadaan normal.

14
B. Konsep Terapi Bermain

1. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media
yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan,
dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.
Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau
perasaan lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk
anak sehingga orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena
itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin
dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktifitas
bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak
bermasalah selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut
Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak
yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan
kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya,
melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi
percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain
adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,
anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara
(Wong, 2000). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain
ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada
saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak

15
karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan
dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan.

2. Kategori Bermain
Dua kategori bermain adalah sebagai berikut
a. Bermain bebas
Bermain bebas berarti anak bermain tanpa aturan dan tuntutan. Anak bisa
mempertahankan minatnya dan mengembangkan sendiri kegiatannya.
b. Bermain terstruktur
Bermain terstruktur direncanakan dan dipandu oleh orang dewasa.
Kategori ini mambatasi dan meminimalkan daya cipta anak.
Kedua kategori bermain ini sama pentingnya dan bila dilakukan secara
seimbang akan memberikan kontribusi untuk mencerdaskan anak.

3. Klasifikasi bermain
a. Menurut isinya
1) Social affective play

  Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh


lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2) Sense of pleasure play

            Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di


sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,
misalnya bermain air atau pasir.

16
3) Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan


tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.

4) Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi


ayah atau ibu.

b. Menurut karakteristik sosial


1) Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada


beberapa orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh
anak balita Toddler.

2) Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-


masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok

3) Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan


aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum
ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.

4) Cooperatif play

17
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

4. Fungsi bermain secara umum


Anak dapat melangsungkan perkembanganya antara lain
a. Perkembangan sensori motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu.
b. Perkembangan kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk dan kegunaan)
c. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru.
d. Perkembangn sosial
Diperoleh dengan belajat berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
bagaimana belajar dalam kelompok.
e. Kesadaran diri (self awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah
laku terhadap orang lain.
f. Perkembangan moral
Interkasi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan
kejujuran.
g. Terapi
Bermain merupakan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak, misalnya: marah, takut, dan benci.
h. Komunikasi
Bermain adalah salah satu alat komunikasi bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya: menggambar, melukis, dan bermain
peran.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas bermain


a. Energi ekstra atau tambahan

18
Bermain memerlukan energi tambahan, anak yang sedang sakit ringan
mempunyai keinginan untuk bermain, namun apabila anak mulai lelah
atau bosan maka anak akan menghentiklan permainannya.
b. Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain,
c. Alat permainan
Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan
taraf perkembangan anak.
d. Ruangan atau tempat untuk bermain
Ruangan tidak usah terlalu besar, anak juga bisa bermain dihalaman atau
ditempat tidur.

19
e. Pengetahuaan cara bermain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-
temannya, atau diberi tahu caranya.
f. Terapi bermain
Anak harus yakin bahwa anak mempunyai teman bermain. Kalau anak
bermain sendiri, maka anak anak kehilangan kesempatan belajar dari
teman-temanya. Akan tetapi kalau anak terlalu banyak bermain dengan
anak yang lain, maka anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup
untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhanya sendiri.
g. Reward
Berikan semangat dan pujian atau hadiah pada anak bila berhasil
melakukan sebuah permainan.

Namun terkadang keseimbangan dalam bermain kadang tidak dapat


dicapai, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini:
1) Kesehatan anak menurun
Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
2) Tidak ada variasi dari alat permainan
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya
Meskipun banyak alat permainan, tetapi tidak banyak manfaatnta
kalau anak tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain
Kalau anak tidak mempunyai teman bermain, maka aktivitas
bermain yang dapat dikerjakan sendiri akan terbatas.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan (growth)


merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh selama sel-
sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru. Menghasilkan
penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian. Dan Perkembangan
(development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang
melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.

DDTK adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini


adanya penyimpangan tumbuh kembang agar lebih mudah dilakukan penanganan
selanjutnya.

Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak
bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai
fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.

            bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang


normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan
di rawat di Rumah Sakit.

B. Saran

Demikian sedikit informasi dari kami selaku penulis makalah ini. Tentu
masih banyak sekali kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik
dan saran yang membangun masih sangat kami btuhkan demi kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi saat ini Ucapan terimakasih layaknya pantas kami

21
persembahkan bagi para pembaca. Terakhir, ucapan maaf yang sebesar – besarnya
perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak melontarkan kata – kata
yang kurang berkenan.

1. Bagi Orang Tua

Keluarga adalah lingkungan pertama kali yang di kenal anak. Oleh karena itu
orang tua harus mengerti tingkah laku anak dan lebih perhatian terhadap
kesehatan anak. Sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat diketahui
secara dini sehingga dapatdilakukan intervensi dengan segera.

2. Bagi Guru

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berpengaruh terhadap tumbuh


kembang anak. Sehingga guru harus lebih peka terhadap setiap prilaku dan
keadaan anak didiknya.

3. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan seharusnya lebih meningkatkan kerjasama dengan lembaga


formal atau informal untuk melakukan pemeriksaan secara dini pada anak.
Sehingga apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan rujukan dini tepat
waktu.

22

Anda mungkin juga menyukai