DIDIK
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK
USIA DINI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. NAF’ATUZZAHRAH (E1Q017039)
2. NAUVAL AZRIN (E1Q017041)
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Karakteristik Umum Anak Usia Dini.............................................................3
2.2 Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini..................................8
2.3 Upaya Memfasilitasi Perkembangan Anak Usia Dini..................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia dini ialah anak yang berumur 0-6 tahun yang memiliki
pertumbuhan dan perkembangan yang lebih pesat dan fundamental pada
awal-awal tahun kehidupannya. Dimana perkembangan menunjuk pada suatu
proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang
kembali. Oleh karena itu, kualitas perkembangan anak di masa depannya
sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini.
Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau
masa emas. Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka
untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap
anak tidak sama karena setiap individu memiliki perkembangan yang
berbeda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Apabila
anak diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka anak akan
mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik.
Makalah ini akan membahas karakteristik umum maupun karakteristik
kognitif pada masa perkembangan anak usia dini karena merupakan suatu
tuntutan yang sangat mendasar agar pemahaman tentang landasan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat di laksanakan secara tepat.
Mengenal karakteristik peserta didik untuk kepentingan proses pembelajaran
merupakan hal yang penting, adanya pemahaman yang jelas tentang
karakteristik peserta didik akan memberikan kontribusi terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran secara efektif. Selain itu, berbagai upaya dalam
memfasilitasi perkembangan anak usia dini juga sangat penting untuk
diketahui dan diimplementasikan untuk memperbaiki serta meningkatkan
kualitas suatu pendidikan, terutama dalam rangka penanaman nilai dan
karakter pada diri seorang anak sejak usia dini.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sesuai dengan sifat individu yang unik, adanya variasi individual dalam
perkembangan anak merupakan hal normal terjadi. Terkadang anak yang satu
lebih cepat berkembang daripada anak yang lainnya, begitupun dalam
perbedaan minat dan kecakapan, sementara sebagian anak lebih senang
melakukan gerakan-gerakan fisik atau bermain kelompok dengan temannya.
Berdasarkan dari tahapan perkembangan yang telah dibahas, uraian berikut
mengetengahkan tentang karakteristik anak yang dibatasi pada hal-hal yang
bersifat menonjol dan lebih terkait dengan proses pembelajaran anak:
a. Perkembangan anak usia 0 – 2 tahun
Pada masa bayi secara umum anak mengalami perubahan yang
jauh lebih pesat dibanding dengan yang akan dialami pada fase-fase
berikutnya. Berbagai kemampuan dan keterampilan dasar, baik yang
berupa keterampilan lokomotor (bergulir, duduk, berdiri, merangkak, dan
berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat,
mencium, mendengar, dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan
untuk mereaksi secara emosional dan sosial (berhubungan dengan orang
tua, pengasuh, dan orang-orang dekat lainnya) dapat dikuasai pada fase ini.
Berbagai kemampuan dan keterampilan dasar tersebut merupakan modal
penting bagi anak untuk mengarungi dan menjalani proses perkembangan
selanjutnya.
b. Perkembangan anak usia 2 – 3 tahun
Di samping masih memiliki beberapa kesamaan karakteristik
dengan pada masa sebelumnya, anak usia 2-3 tahun memiliki karakteristik
khusus. Dari segi fisik, pada fase ini anak masih tetap mengalami
pertumbuhan yang pesat, khususnya berkenaan dengan pertumbuhan
dengan pertumbuhan otot-otot besar. Anak pada usia ini sudah tahu
3
bagaimana berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang memanjat dan
menaiki sesuatu, membuka pintu, serta mencoba berdiri di atas satu kaki
dan berloncat. Anak senang mencoba sesuatu sehingga memerlukan
ruangan yang cukup luas untuk itu. Dengan penguasaan keteramppilan-
keterampilan dasar yang diperoleh pada masa bayi, anak seusia ini akan
tampak senang melakukan banyak aktivitas.
Anak juga biasanya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang
ada disekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang tajam, menyerap
dan membuat perbendaharaan bahasa baru, belajar tentang jumlah,
membedakan antara konsep “satu” dengan “banyak”. Mulai senang
mendengarkan cerita-cerita sederhana, dan gemar melihat-lihat buku.
Melalui berbagai aktivitas itulah menurut pengamatan piaget (Solehuddin:
2000) anak pada usia ini berpikir, pada saat anak aktif melakukan
aktivitas-aktivitas fisik, secara stimulant aktivitas mentalnya juga terlibat.
c. Perkembangan anak usia 3 – 4 tahun
Pada usia ini anak juga masih mengalami perkembangan pesat
dalam banyak hal. Anak mengalami peningkatan yang cukup berarti baik
dalam perkembangan perilaku motorik, berpikir fantasi, maupun dalam
kemampuan mengatasi frustasi. Anak dapat menguasai semua jenis
gerakan-gerakan tangan kecil, dapat memungut benda-benda kecil, dapat
memegang benda, dan dapat memasukkan benda ke lubang-lubang kecil,
anak juga memiliki keterampilan memanjat atau menaiki benda-benda
secara lebih sempurna. Meskipun sifat egosentrisnya masih melekat pada
anak seusia ini, biasanya sudah bisa bekerja dalam suatu aktivitas tertentu
dengan cara-cara yang lebih dapat diterima secara sosial daripada
sebelumnya. Aktivitas-aktivitas bermain bersama sudah dapat dilakukan
secara lebih lama oleh anak seusia ini.
Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan
menuntut lebih banyak kamandirian. Dengan kehidupan fantasi yang
dimilikinya ini, anak memperlihatkan kesiapan untuk mendengarkan
cerita-cerita secara lebih lama. Anak menyenangi dan menghargai sajak-
4
sajak sederhana, begitupun kemandirian yang dituntutnya membuat ia
tidak mau banyak diatur dalam kegiatan-kegiatannya. Tingkat frustasi usia
ini cenderung menurun bila dibanding sebelumnya, hal ini disebabkan
adanya peningkatan kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dialaminya secara lebih aktif, di samping juga karena peningkatan
kemampuan dalam mengekspresikan keinginan-keinginannya kepada
orang lain.
d. Perkembangan anak usia 4 – 5 tahun
Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala
sesuatu merupakan cirri yang menonjol pada anak usia sekitar 4-5 tahun.
Anak memiliki sikap berpetualang (adventurousness) yang begitu kuat.
Anak akan banyak memperhatikan, membicarakan, atau bertanya tentang
berbagai hal yang sempat dilihat atau didengarnya. Secara khusus, anak
pada usia ini juga memiliki keinginan yang kuat untuk lebih mengenal
tubuhnya sendiri, anak senang dengan nyanyian, permainan, dan/atau
rekaman yang membuatnya untuk lebih mengenal tubuhnya. Minatnya
yang kuat untuk mengobservasi lingkungan dan benda-benda di sekitarnya
membuat anak seusia ini senang ikut bepergian ke daerah-daerah sekitar
lingkungannya. Anak akan sangat mengamati bila diminta untuk mencari
sesuatu, karenanya pengenalan terhadap binatang-binatang piaraan dan
lingkungan sekitarnya dapat merupakan pengalaman yang positif untuk
pengembangan minat keilmuan anak. Berkenaan dengan pertumbuhan
fisik, anak usia ini masih perlu aktif melakukan berbagai aktivitas.
Kebutuhab anak untuk melakukan berbagai aktivitas ini sangat diperlukan
baik bagi pengembangan otot-otot kecil maupun otot-otot besar.
Pengembangan otot-otot kecil ini terutama diperlukan anak untuk
menguasai keterampilan-keterampilan dasar akademik, seperti belajar
menggambar dan menulis. Anak masih tidak dapat berlama-lama untuk
duduk dan berdiam diri[ CITATION Sol00 \l 1033 ].
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik,
sosial, moral dan sebagainya. Karakteristik anak usia dini antara lain :
5
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
b. Merupakan pribadi yang unik
c. Suka berfantasi dan berimajinasi
d. Masa paling potensial untuk belajar
e. Menunjukkan sikap egosentris
f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
g. Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Anak usia dini suka berfantasi dan berimajinasi. Hal ini penting bagi
pengembangan kreativitas dan bahasanya. Anak usia dini suka membayangkan
dan mengembangkan suatu hal melebihi kondisi yang nyata. Salah satu
khayalan anak misalnya kardus, dapat dijadikan anak sebagai mobil-mobilan.
Menurut Berg, rentang perhatian anak usia 5 tahun untuk dapat duduk tenang
memperhatikan sesuatu adalah sekitar 10 menit, kecuali hal-hal yang biasa
membuatnya senang. Anak sering merasa bosan dengan satu kegiatan saja.
Bahkan anak mudah sekali mengalihkan perhatiannya pada kegiatan lain yang
dianggapnya lebih menarik. Anak yang egosentris biasanya lebih banyak
berpikir dan berbicara tentang diri sendiri dan tindakannya yang bertujuan
untuk menguntungkan dirinya, misalnya anak masih suka berebut mainan dan
menangis ketika keinginannya tidak dipenuhi. Anak sering bermain dengan
teman-teman di lingkungan sekitarnya. Melalui bermain ini anak belajar
bersosialisasi. Apabila anak belum dapat beradaptasi dengan teman
6
lingkungannya, maka anak anak akan dijauhi oleh teman-temannya. Dengan
begitu anak akan belajar menyesuaikan diri dan anak akan mengerti bahwa dia
membutuhkan orang lain di sekitarnya [CITATION Ais07 \l 1033 ].
7
yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak
ditemui pada lingkungan.
c. Anak Usia 4-6 tahun
Anak pada usia ini kebanyakan sudah memasuki Taman
Kanakkanak. Karakteristik anak 4-6 tahun adalah:
1. Perkembangan fisik anak sangat aktif dalam berbagai kegiatan
sehingga dapat membantu mengembangkan otot-otot anak.
2. Perkembangan bahasa semakin baik anak mampu memahami
pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya.
3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat ditunjukkan dengan
rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak sering
bertanya tentang apa yang dilihatnya.
4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu walaupun dilakukan
anak secara bersama-sama [ CITATION Hib02 \l 1033 ].
8
perkembangan bayi baru dimulai setelah ia berusia lima bulan saat
kemampuan sensorinya (seperti melihat dan mendengar) benar-benar mulai
tampak. Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas
kognitif sudah mulai berjalan sejak manusia mulai mendayagunakan
kapasitas motor dan daya sensorinya. Tetapi hanya cara dan intensitas daya
penggunaan kapasitas ranah kognitif tersebut masih belum jelas benar.
Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan kognitif anak usia dini
tersebut secara rinci yaitu sebagai berikut :
a. Karakteristik tahap sensoris motoris
Tahap sensori motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai
berikut:
1. Segala tindakannya masih bersifat naluriah.
2. Aktifitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indera.
3. Individu baru mampu melihat dan meresap pengalaman, tetapi belum
untuk mengkategorikan pengalaman itu.
4. Individu mulai belajar menangani obyek-obyek konkrit melalui skema-
skema sensori-motorisnya.
9
c. Fase ketiga (4 - 8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai
dapat memahami hubungan antara perlakuannya terhadap benda dengan
akibat yang terjadi pada benda itu.
d. Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk
sementara waktu hilang dan akan muncul lagi di waktu lain.
2. Individu mulai mampu mencoba-coba sesuatu.
3. Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada
orang tua.
e. Fase kelima (12-18 bulan), memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Individu mulai mampu untuk meniru.
2. Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap
lingkungannya secara lebih lancar.
f. Fase keenam (18-24 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Individu mulai mampu untuk mengingat dan berfikir.
2. Individu mampu untuk berfikir dengan menggunakan simbolsimbol
bahasa sederhana.
3. Individu mampu berfikir untuk memecahkan masalah sederhana
sesuai dengan tingkat perkembangnnya.
4. Individu mampu memahami diri sendiri sebagai individu yang sedang
berkembang [ CITATION Kha16 \l 1033 ].
10
dalam memahami matematika. Sejalan dengan kurikulum TK
mengklasifikasikan karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun secara
intelektual telah mampu melakukan banyak hal diantaranya: menyebut dan
membilang, mengenal lambang bilangan, menghubungkan konsep dengan
bilangan, mengenal konsep sama, lebih banyak, lebih sedikit, mengenal
penjumlahan dengan benda [ CITATION Har05 \l 1033 ].
Adapun karakteristik perkembangan kognitif menurut (Mudjito, 2007)
antara lain :
1. Dapat memahami konsep makna yang berlawanan seperti kosong-penuh,
ringan-berat suatu benda.
2. Dapat memadankan bentuk geometri (lingkaran, persegi dan segitiga)
dengan obyek nyata atau melalui visualisasi gambar.
3. Dapat menumpuk balok atau gelang - gelang sesuai ukurannya secara
berurutan.
4. Dapat mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk,
dan ukuran.
5. Dapat menyebutkan pasangan benda, mampu memahami sebab akibat.
6. Dapat merangkai kegiatan sehari-hari dan menunjukkan kapan setiap
kegiatan dilakukan.
7. Dapat menceritakan kembali 3 gagasan utama dari suatu cerita.
8. Dapat mengenali dan membaca tulisan melalui gambar yang sering dilihat
di rumah atau di sekolah.
9. Dapat mengenali dan menyebutkan angka 1-10 [ CITATION Mud07 \l 1033 ].
Selain itu, menurut Bredecamp & Copple (Solehuddin, 2000)
mengungkapkan bahwa secara garis besar karakteristik berpikir anak usia dini
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
11
2. Egosentrisme, pemokusan perhatian dan kekonkritan (egosentrism,
centration, and concentreness).
3. Nalar (reasoning). Pada usia sekitar 3-5 tahun anak sering bernalar dari
hal-hal yang khusus ke hal-hal yang khusus lagi.
4. Perolehan konsep (concept acquisition). Anak usia dini
mengorganisasikan informasi menjadi konsep berdasarkan atribut-atribut
yang mendefinsikan suatu obyek atau ide dan juga mendeskripsikan
konsep tersebut berdasarkan tampilan dan tindakannya.
5. Klasifikasi (classification). Antara 3-5 tahun anak menunjukkan minat
yang meningkat terhadap penjumlahan dan kuantitas serta aktivitas
mencocokkan dan mengklasifikasi yang lebih kompleks.
6. Kemampuan memproses informasi (information processing). Pada usia
dini, perhatian dan memori anak belum sepenuhnya berkembang sehingga
menyebabkan adanya keterbetasan dalam kemampuan mereka untuk
bernalar dan memecahklan masalah.
7. Kognisi sosial (social cognition). Interaksi sosial memainkan peran
penting dalam perkembangan kognisi anak.
8. Kreativitas (creativity). Belahan otak kanan (yang sangat berkaitan
dengan imajinasi dan kreativitas) merupakan cara berpikir dan belajar
yang sangat dominan pada masa usia dini, khususnya pada usia sekitar
dua tahun pertama.
12
2.3 Upaya Memfasilitasi Perkembangan Anak Usia Dini
Upaya pengembangan :
13
Melatih anak untuk belajar berpikir sebab akibat
Membiasakan anak untuk berani mengungkapkan ide/gagasan atau
mengajukan pertanyaan
Melatih problem solving (bertanya jawab dengan anak tentang cara
memecahkan masalah-masalah kehidupan sehari-hari, seperti cara
memelihara gigi agar tidak sakit, dan memelihara diri agar sehat)
Mendorong kemandirian anak untuk melakukan tugas atau
pekerjaannya sendiri (seperti mengerjakan PR)
Mengembangkan kemampuan imajinatif/daya cipta anak (mengarang,
melukis, merupa, dan meneliti)
Mengadakan program-program yang memberikan kesempatan kepada
anak untuk berkompetisi, seperti lomba menggambar, melukis, &
deklamasi
Mengindentifikasi kecerdasan anak melalui tes kecepatan, dan
memanfaatkannya untuk layanan bimbingan
Mengenalkan kepada anak tentang produk-produk teknologi yang
berhubungan dengan komunikasi informatika (telepon, HP, komputer,
video, dan televisi) dan transportasi (pesawat terbang, kapal laut, kereta
api, macam-macam mobil).
c. Emosi (kecerdasan emosional atau kematangan emosi)
Upaya pengembangan :
Menciptakan suasana emosional yang kondusif (sikap ramah dan kasih
sayang, tidak judes dan bersikap keras) baik di rumah maupun di
sekolah
Membicarakan tentang perasaan-perasaan, baik diri sendiri maupun
orang lain
Membicarakan tentang cara menyalurkan keinginan tanpa menganggu
perasaan orang lain
Mengembangkan sikap dan kebiasaan saling menyayangi dengan teman
14
Mengembangkan sikap positif (respek) terhadap diri sendiri dan orang
lain
Menghormati pribadi anak (seperti tutur kata yang sopan,
mengucapkan/menjawab salam anak, dan tidak mencemoohkan anak)
Memberikan penghargaan (seperti pujian, acungan jempol, atau hadiah)
kepada anak yang menampilkan perilaku atau prestasi yang diharapkan
d. Sosial
Kedisiplinan
Sikap toleransi
Sikap alturis (tolong menolong)
Sikap kooperasi/kolaborasi (kebiasaan bekerja sama)
Upaya pengembangan :
Upaya pengembangan :
15
Mengenalkan rukun iman dan islam
Mengenalkan kekuasaan allah melalui alam ciptaannya (baik dirinya
sendiri, hewan, tumbuhan, maupun alam lainnya)
Mengajarkan cara berwudhu
Mengajarkan bacaan dan gerakan shalat
Membiasakan anak untuk melakukan shalat
Memberikan contoh latihan dan dorongan kepada anak untuk
menghafal doa-doa dan surat-surat pendek
Mengajar tulis baca al-quran kepada anak
Mengenalkan nama-nama dan tugas para malaikat dan nabi (rasul)
Menceritakan riwayat para nabi (rasul)
Mengembangkan kebiasaan anak untuk bersikap hormat kepada orang
tua, guru, teman dan orang lain
Mengembangkan sikap dan kebiasaan berakhlakul karimah (seperti
jujur, syukur, dan sabar)
Mengembangkan sikap toleran terhadap teman yang menganut agama
lain
Membiasakan anak untuk memelihara kebersihan dan kesehatan, baik
diri sendiri maupun lingkungan
Mengenalkan dan membiasakan anak untuk berpakaian yang sopan
(menutup aurat)
Mengenalkan kepada anak tentang hal-hal yang diharamkan agama,
seperti : mencuri, berbohong, bermusuhan, dan berkelahi (tawuran
Menyediakan sarana ibadah (masjid) dan tempat berwudhu yang
memadai di sekolah sebagai laboratorium (tempat praktik) keagamaan
bagi anak [ CITATION Wil07 \l 1033 ].
16
a. Menerapkan konsep edutainment dalam pembelajaran yaitu pendidikan
yang menyenangkan. Artinya suatu kegiatan pembelajaran di mana dalam
pelaksanaannya lebih mengedepankan kesenangan, bukan sebaliknya
membosankan dan dalam kondisi tertekan.
b. Pembelajaran berbasis bermain dan bernyanyi.
c. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan anak usia dini
(PAKEM).
d. Pembelajaran anak usia dini berbasis Quantum Learning, yaitu suatu kiat,
petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam
pemahaman dan daya ingat [ CITATION Fad14 \l 1033 ].
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik umum anak usia dini antara lain : memiliki rasa ingin tahu
yang besar, merupakan pribadi yang unik, suka berfantasi dan
berimajinasi, masa paling potensial untuk belajar, menunjukkan sikap
egosentris, memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, sebagai bagian
dari makhluk sosial, aktif dan energik, serta memiliki semangat belajar
yang tinggi.
2. Karakteristik perkembangan kognitif anak usia dini meliputi karakteristik
tahap sensoris motoris yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu : segala
tindakannya masih bersifat naluriah, aktivitas pengalaman didasarkan
terutama pada pengalaman indera, individu baru mampu melihat dan
meresap pengalaman, tetapi belum untuk mengkategorikan pengalaman
itu, serta individu mulai belajar menangani obyek-obyek konkrit melalui
skema-skema sensori-motorisnya.
3. Upaya dalam rangka membimbing atau memfasilitasi perkembangan anak
usia dini misalnya seperti menghormati pribadi anak, menyediakan sarana
untuk bermain atau berolahraga untuk anak, mengenalkan lingkungan atau
menstimulasi anak dengan bebagai informasi yang berada dalam
lingkungannya, mengenalkan angka, huruf, dan bangun geometri,
memberikan penghargaan, serta mendorong kemandirian anak untuk
melakukan tugas atau pekerjaannya sendiri.
3.2 Saran
Sebagai pendidik dan calon pendidik, bahkan bagi orang tua dan calon
orangtua sebaiknya memahami karakteristik perkembangan anak usia dini
serta upaya-upaya dalam memfasilitasi perkembangan tersebut agar dapat
18
memberikan stimulasi yang tepat pada anak sesuai dengan hakikat anak usia
dini dan tahap perkembangannya. Makalah ini akan membantu para pembaca
untuk memahaminya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20