1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
yang berlangsung pada individu dalam jangka waktu tertentu. Lebih menujuk pada kemajuan
mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
Perkembangan merupakan proses yang sifatnya menyeluruh atau holistik mencakup proses
ditekankan pada: Kematangan, pertumbuhan, dan perubahan yang ekstrim selama masa
a. Psikologi
Psikologi berasal dari kata psyche (= jiwa) dan logos (= ilmu) ; psikologi merupakan
ilmu pengetahuan yang tergabung dalam Psychological Sciences,yaitu ilmu yang menyelidiki
dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia. Artinya, dengan ilmu ini kita
mampu mengetahui karakter seseorang yang dapat kita lihat dari aspek fisiknya maupun
optimal.
peroleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syaratnya seperti
yang dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang ini. sehingga dapat kita
simpulkan bahwa definisi konsep psikologi adalah gagasan-gagasan mengenai sesuatu yang
menyangkut tentang tingkah laku manusia dan lingkungan sekitarnya melalui pengalaman-
pengalaman.
perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak
§ M. Lenner (1976)
pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan dan bagaimana kepribadian seseorang
Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa Perkembangan psikologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara
ontogeny yaitu mempelajari struktur jasmani, perilaku maupun fungsi mental manusia sepanjang
rentang hidupnya dari masa konsepsi hingga menjelang mati. Ilmu ini termasuk psikologi khusus
yakni psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
1. Perspektif kognitif
perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan
Jean Piaget merupakan salah seorang tokoh psikologi kelahiran Swiss yang berjasa
Melalui serangkaian wawancara dan pengamatan yang saksama terhadap anaknya dalam
situasi pemecahan masalah, Piaget memukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat
1. Anak adalah pembelajar yang aktif. Piaget meyakini bahwa anak tidak hanya mengobservasi
dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif. Sebaliknya, mereka secara
natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari-
informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas dunia yang mereka
hadapi itu. Ia secara terus-menerus mengadakan eksperimen dengan objek-objek yang mereka
Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak menggunakan apa yang disebut
oleh Piaget dengan "schema” (skema), yaitu konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran
hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu
kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang
bagaimana dunia bergerak. Misalnya, dengan mengamati bahwa makanan, mainan atau objek-
objek lain yang selalu jatuh ketika mereka lepaskan, anak mulai membangun pemahaman awal
dan sebagainya, mereka mulai mengembangkan suatu pemahaman yang kompleks tentang
binatang-binatang.
akomodasi. Dalam menggunakan dan mengadaptasi skema mereka, ada dua proses yang
memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak
menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan
lingkungannya.
4. Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang
sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-
pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut
selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas. Namun keadaan
seimbang ini tidak dapat bertahan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Sebagai anak yang
sedang tumbuh, kadang-kadang mereka berhadapan dengan situasi yang tidak dapat menjelaskan
secara memuaskan tentang dunia dalam terminologi yang dipahaminya saat ini. Kondisi
mental yang mendorongnya untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mereka
secara baik skema- skema mereka (dalam kata-kata lain, melalui akomodasi), anak-anak
yang meningkatkan perkembangan pemikiran dan pengetahuan anak dari suatu tahap ke tahap
Piaget juga meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap
pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. Dalam hal ini Piaget membagi tahap
sampai 11 tahun), dan tahapoperasional formal (usia 11 tahun ke atas). Untuk lebih
jelasnyaempat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ini dapat diliha tdalam tabel berikut:
Tahap Sensorimotor
Usia 0-2 tahun
Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran
Tahap Pra-operasional
Usia 2 - 7 tahun
Anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Kata-kata dan
Tahap Pra-operasional
Usia 7 - 1 1 tahun
Pada saat ini akan dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan
Tahap Pra-operasional
Usia 11 tahun – Dewasa
Remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis,dan lebih idealistik.
2 Pandangan Behavioristik
Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika, pada tahun
1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Perspektif behavioral ini berfokus pada peran dari
belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut
teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan,
Watson dan teoretikus behavioristik lainnya, seperti Skinner (1904- 1990) meyakini
bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan
atau situasional. Kalau Freud melihat bahwa tingkah laku kita dikendalikan oleh kekuatan-
kekuatan yang tidak rasional, teoretikus behavioristik melihat kita sebagai hasil pengaruh
lingkungan yang membentuk dan memanipulasi tingkah laku kita. Menurut teoretikus
behavioristik, manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif, yang tingkah lakunya dikontrol oleh
oleh faktor-faktor yang berasal dari luar. Faktor lingkungan inilah yang menjadi penentu
terpenting dari tingkah laku manusia. Berdasarkan pemahaman ini, maka kepribadian individu
menurut teori ini dapat dikembalikan kepada hubungan antara individu dan lingkungannya.
Manusia datang ke dunia ini tidak dengan membawa ciri-ciri yang pada dasarnya "baik atau
Menurut teori ini, orang terlibat di dalam tingkah laku tertentu karena mereka telah
tersebut dengan hadiah-hadiah. Orang menghentikan suatu tingkah laku, mungkin karena tingkah
laku tersebut belum diberi hadiah atau telah mendapat hukuman. Semua tingkah laku, baik
Gagasan utama dalam aliran behavioristik ini adalah bahwa untuk memahami tingkah
laku manusia diperlukan pendekatan yang objektif, mekanistik dan materialistik, sehingga
perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengondisian.
Dengan perkataan lain, mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan melalui
pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang tampak, bukan dengan mengamati kegiatan
bagian dalam tubuh. Menurut Watson, adalah tidak bertanggung jawab dan tidak ilmiah
yakni kejadian-kejadian yang diperkirakan terjadi di dalam pikiran, tetapi tidak dapat diamati
dan diukur.
3. Pandangan Humanistik
Teori humanistik muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap teori
psikodinamik dan behavioristik. Para teoretikus humanistik, seperti Carl Rogers (1902-1987) dan
Abraham Maslow (1908- 1970) meyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan
sebagai hasil dari konflik-konflik yang tidak disadari maupun sebagai hasil
bahwa tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh faktor di luar dirinya. Sebaliknya, teori
ini melihat manusia sebagai aktor dalam drama kehidupan, bukan reaktor terhadap instink atau
tekanan lingkungan. Teori ini berfokus pada pentingnya pengalaman disadari yang bersifat
subjektif dan self-direction
Dalam teori humanistik, manusia digambarkan secara digambarkan sebagai individu yang
aktif, bertanggung jawab, mempunyai potensi kreatif, bebas (tidak terikat oleh belenggu masa
untuk beraktualisasi). Kegagalan dalam mewujudkan potensi-potensi ini lebih disebabkan oleh
pengaruh yang bersifat menjerat dan keliru dari pendidikan dan latihan yang diberikan oleh
4. Pandangan Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan
Sigmund Freud (18561939). Model psikodinamika yang diajukan Freud disebut “teori
tenaga yang beroperasi di dalam pikiran, yang sering tanpa disadari oleh individu. Bagi Freud,
ketidaksadaran merupakan bagian dari pikiran yang terletak di luar kesadaran yang umum dan
berisi dorongan- dorongan instinktual. Hanya sebagian kecil dari tingkah laku manusia yang
muncul dari proses mental yang disadari, sebaliknya yang paling besar mempengaruhi tingkah
Oleh sebab itu, menurut pandangan psikoanalisis, tingkah laku manusia hanya dapat
dipahami melalui pengkajian yang mendalam terhadap ketidaksadaran. Freud meyakini bahwa
tingkah laku kita didorong oleh motif-motif di luar alam sadar kita dan konflik-konflik yang
tidak kita sadari. Konflik-konflik itu didasari oleh hal-hal di seputar instink-instink atau
dorongan-dorongan seksual dan agresif primitif serta kebutuhan untuk mempertahankan impuls-
kekuatan psikologis, naluri-naluri irrasional (terutama naluri menyerang dan naluri seks) yang
memang sudah ada sejak semula pada setiap diri individu. Menurut Freud, hanya sedikit ide-ide,
harapan-harapan, dan impuls-impuls yang ada dalam diri individu dan yang menentukan tingkah
laku mereka. Sebaliknya, bagian dari pikiran yang lebih besar, yang meliputi harapan-harapan,
kekuatan- kekuatan, dorongan-dorongan yang bersifat instinktif kita yang terdalam, tetap berada
di bawah permukaan kesadaran (unconscious). Berdasarkan keyakinan inilah maka para teoretisi
aktif dan dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls.