Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“TAHAPAN PERKEMBANGAN PRA OPERASIONAL”

Dosen Pengampu:

Disusun oleh :

Kelompok 4

Izza Nur Kiptia Wail (180210104084)

JAY

TANTUY

DEVINKA

Farah Alya Gaurisankar (180210104090)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, sholawat serta salam semoga
dicurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, dan para
pengikutnya yang selalu taat dan patuh terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasullullah saw
hingga akhir zaman. Alhamdulillah, berkat izin  dan pertolongan  dari Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan “Makalah Tahapan Perkembangan Preoperasional” ini. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik.
Pada kesempatan kali ini kami selaku penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi secara langsung atau tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini dan semoga mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah
swt. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan  kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu tidak
menutup kemungkinan adanya kritik dan saran yang  sifatnya membangun terhadap penulisan
makalah ini.

Jember, 26 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................................3
2.1 Proses Komunikasi Dalam Pembelajaran....................................................................3
2.2 Kerucut Hubungan Bentuk Informasi Terhadap Daya Serap Informasi..................4
2.3 Media Dalam Komunikasi.............................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................10
PENUTUP......................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................................................11
Daftar Pustaka.................................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perihal
berkembang. Dimana berkembang menurut KBBI ialah menjadi bertambah sempurna
(tentang pribadi, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya). Perkembangan anak terdiri dari
berbagai macam yaitu perkembangan fisik, kognitf (pengetahuan), perkembangan emosi
dll. Menurut piaget untuk perkembangan kognitif anak terdiri dari empat, yaitu
Sensorimotor, Preoperasional, Operasional Konkret dan Operasional Formal.
Tahap – tahapan diatas saling berkaitan satu sama lainnya. Urutan tersebut tidak
dapat ditukar atau dibalik, karena tahap sesudahnya mengandalkan tahapan sebelumnya.
Tetapi untuk tahun pada tahapan tersebut tidak dapat ditantukan, karena pada setiap
manusia memiliki masa waktu tersendiri untuk melalui tiap tahapnya. Perbedaan tiap
tahapan menunjukkan tingkat kualitas cara berfikir manusia tersebut.
Oleh karena itu, sangat penting untuk kita memahami dengan baik perihal
tahapan perkembangan kognitif pada anak yang khususnya tahap preoperasional yang
akan dibahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian tahap pra operasional ?
1.2.2 Bagaimana perkembangan yang muncul pada tahapan pra operasional ?
1.2.3 Bagaimana pemikiran dan cara berfikir anak pada tahapan pra operasional ?
1.2.4 Bagaiman ciri-ciri berfikir tahap pra operasional ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian tahap pra operasional
1.3.2 Untuk mengetahui perkembangan yang muncul pada tahapan pra operasional
1.3.3 Untuk mengetahui pemikiran dan cara berfikir anak pada tahapan pra operasional
1.3.4 Untuk mengetahui ciri-ciri berfikir tahap pra operasional
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian tahapan Pra Operasional


Tahapan Pra Operasional merupakan tahapan kedua setelah tahapan sensorimotor
dan lebih tepatnya kedua dari empat tahapan. Dimana tahapan Pra Operasional dalam
teori Piaget ini ialah prosedur melakukan tindakan secara mantak terhapap objek – objek.
Pada tahapan ini berlangsung di usia 2-6 tahun. Perbedaan penting antara tahap sensoro
motorik dan tahapan praoperasional adalah pada perkembangan dan penggunaan simbol
dan kesan dari dalam (internal). Perkembangan pikiran, seperti pembentukan ketepatan
objek, ditandai degan dipisahkannya garis antara tahap sensori motorik dan tahap
praopersaional. Pikiran yang ada dalam otak mungkin sebagai tanda dari kesadaran diri.
Tahap pra-operasional. Tahap ini berlangsung mulai usia 2 tahun sampai tujuh tahun.
Tahap ini adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis, tetapi tidak melibatkan pemikiran
operasional. Tahap ini lebih bersifat egosentris dan intuitis. Pemikiran pra-operasional
terdiri dari dua subtahap, yaitu tahap fungsi simbolis dan tahap pemikiran intuitif.
2.2 Perkembangan yang muncul pada tahapan Pra Operasional
Tahapan praoperasional ini, anak akan mulai menunjukkan penggunaan funsgsi
simbol yang lebih besar dari sebelumnya. Kemudian perkembangan bahasa jauh
bertambah secara drastis dan permainan imajinasi menjadi lebih tampak. Menurut Piaget,
dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai
mempresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Kemudian perbedaan lain
yang dapat dilihat selama tahap ini adalah bahwa anak – anak dapat meniru tingkah laku
orang lain sesudah beberapa waktu yang lalu. Selain itu,anak pada tahap ini juga sudah
mulai dapat brhitung, namun mereka tidak benar-benar memahami makna angka. Ini
menunjukkan bahwa mereka mempunyai cara – cara simbolik bagaimana mengingat
tingkah laku orang lain yang dianggap sebagai model. Bagaimanapun, mereka masih
menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Semua kegiatan ini menunjukkan bahwa
kognitif dari dalam adalah perantara antara stimuli yang datang dan respons yang timbul.
2.3 Pemikiran dan cara berfikir anak pada tahapan Pra Operasional
Pemikiran anak – anak dalam tahap praoperasional masih terbatas, karenanya
mereka cenderung egosentris atau memikirkan dirinya sendiri. Tahap ini adalah tahap
pemikiran yang lebih simbolis, tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran
pra-operasional terdiri dari dua subtahap, yaitu tahap fungsi simbolis dan tahap
pemikiran intuitif.
Sub-tahap fungsi simbolis terjadi di usia dua sampai empat tahun. Dalam sub
tahap ini, anak kecil secara mental mulai mempresentasikan objek yang tidak hadir. Ini
memperluas dunia mental anak hingga mencakup dimensi-dimensi baru. Perkembangan
bahasa yang mulai berkembang dan kemunculan sikap bermain adalah contoh dari
peningkatan pemikiran fungsi simbolis. Anak kecil mulai mencoret-coret gambar orang,
rumah, mobil, awan dan benda-benda lain di dunia ini. Dalam imajinasi mereka,
matahari warnanya biru, langit berwarna hijau dan mobil melayang di awan. Simbolisme
yang sederhana tetapi kuat, tidak berbeda dengan lukisan abstrak. Di usia Sekolah Dasar,
lukisan anak menjadi makin realitas, rapi dan persis. Matahari berwarna kuning, langit
berwarna biru dan mobil berada di jalanan. Pemikiran pra-opersional masih mengandung
dua keterbatasan, yaitu egosentrisme dan animisme.
Berfikir egosentris adalah salah satu keterbatasan yang dihadapi olek anak-anak
dalam tahap praoperasional. Egosentris disini adalah dimana mereka tidak bisa
memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama
lainnya. Keterbatasan tambahan adalah ketidakmampuan mereka untuk memahami lebih
dari satu aspek masalah pada waktu yang sama. Piaget menyebut keterbatasan kognitif
ini sebagai kegagalan yang wajar, karena anak cenderung hanya memusatkan pada satu
aspek masalah. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang sekitarnya.
Tetapi seiring berjalannya waktu akan adanya pendewasaan, kemampuan anak untuk
memahami prospektif orang lain akan semakin membaik. Anak memiliki pemikiran yang
sangat imajinatif disaat ini dan menganggap setiap benda yang tidak dapat hidup pun
memiliki perasaan.
Animisme juga merupakan ciri pemikiran pra-operasional. Animisme adalah
kepercayaan bahwa objek tidak bernyawa punya kualitas “kehidupan” dan bisa bergerak.
Seorang anak kecil menunjukkan animism ini dengan mengatakan “pohon itu mendorong
daun dan membuatnya gugur” atau “trotoar itu membuatku terjatuh”.
Subtahap pemikiran intuitif adalah subtahap kedua, dimulai usia empat tahun
sampai tujuh tahun. Pada tahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin
tahu jawaban dari semua pertanyaan. Piaget menyebut tahap ini sebagai intuitif karena
anak-anak tampaknya merasa yakin terhadap pengetahuan dan pemikiran mereka, tetapi
tidak menyadari bagaimana mereka bisa mengetahui apa-apa yang mereka ingin ketahui.
Artinya mereka menyatakan bahwa mereka tahu sesuatu tetapi mereka mengetahuinya
tanpa menggunakan pemikiran rasional. Contoh mereka sulit untuk menempatkan benda
atau sesuatu ke dalam kategori yang pas.

Contoh pemikiran anak pada tahap pra operasional :


1. Pada tahap ini anak akan menganggap semua yang ada di hadapannya adalah
miliknya sehingga tidak ada seorang pun yang boleh mengganggunya. Namu anak
masih belum bisa memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan bilangan
dan kelompok benda sehingga memerlukan simbol – simbol untuk mengenalnya.
Misalnya, untuk memahami angka lima, anak harus lebih dulu digambarkan lima
buah apel.
2. Seoang anak yang berusia empat tahun diberikan dua gelas pendek berisi air yang
isinya sama banyak. Kemudian, yang satu gelas lagi dituangkan kedalam gelas yang
lebih kecil tetapi tinggi. Anak akan ditanya, yang manakah yang lebih banya, air
yang ada di gelas pertama atau yang di gelas kecil tapi lebih tinggi. Dia menjawab
yang ada di gelas yang tinggi tapi kecil. Orang dewasa dapat memahami lebih dari
satu aspek dalam waktu yang sama, sedangkan anak pada tahap ini belum dapat
melakukan, hampir sebagian besar dari mereka tetap dalam perkembangan kognitif
praoperasional sampai mereka berumur 7-8 tahun.
2.4 Ciri-ciri berfikir tahap Pra Operasional
1. Ciri-ciri berfikir tahap praoperasional (2-4 tahun).
a. Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik (simbol) mulai usia 2-4 tahun.
b. Imitasi tak langsung yaitu dengan membuat imitasi yang secara tidak langsung
dari bendanya sendiri. Contoh : anak bermain pasar-pasaran secara sendirian,
meskipun dia sedang bersama temannya yang lain.
c. Permainan simbolis. Contoh : mobil-mobilan dengan balok-balok kecil.
Permainan simbolis dapat merupakan ungkapan diri pada anak.
d. Menggambar. Anak dapat menggambar realistik tetapi tidak proporsional.
Contoh : gambar orang yang tidak proporsional.
e. Mengetahui bentuk-bentuk dasar geometris : bulat, bundar dan persegi.
f. Gambaran mental masih kacau.
g. Bahasa ucapan. Anak mulai menggunakan suara sebagai representasi benda
atau kejadian.
h. Perkembanangan bahasa sangat memperlancar perkembangan konseptual anak
dan juga perkembangan kognitif anak.
2. Ciri-ciri berfikir tahap praoperasional (4-7 tahun).
a. Berkembangnya pemikiran intuitif mulai (4-7 tahun).
b. Pemikiran anak berkembang pesat secara bertahap kearah tahap
konseptualisasi.
c. Adaptasi yang tidak disertai gambaran yang akurat. Ingatan recognition dan
ingatan evocation.
d. Reversibilitas belum terbentuk. Anak belum mampu untuk meniadakan suatu
tindakan dengan memikirkan tindakan tersebut dalam arah yang sebaliknya.
Misalnya anak belum memahami jika listrik dipadamkan, maka komputer
tidak bisa dinyalakan sebab tidak ada arus listrik.
e. Pengertian kekekalan belum lengkap.
f. Kalsifikasi figuratif. Anak-anak mengklasifikasikan sesuatu berdasarkan
gambarnya, mereka mengatakan sebuah gambar yang telah diputar letaknya
berbeda dari sebelumnya.
g. Relasi ordinal/serial. Anak masih kesulitan mengurutkan suatu seri.
h. Kausalitas. Banyak akan bertanya “Mengapa” karena anak ingin mengetahui
alasan segala sesuatu yang mereka lihat dan mereka dengar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Sitti. 2013. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jurnal Al-Ta’dib. 6(1).

Aziz, RU. 2006. Bereaksi Menarik diri. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Djiwandono, SEW. 2002. Psikologi Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta : Grasindo

Henslin, James 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta : Erlangga.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Edisi pertama. Jakarta : Prenadamedia Group

Sit, Masganti. 2017. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Edisi pertama. Depok :

Kencana

Anda mungkin juga menyukai