Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

“PENYELENGGARAAN PAUD DI INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGAN”

DOSEN PENGAMPU :

1. Dr. Ismaniar, M.Pd


2. Lili Dasa Putri, S.Pd.,M.P.d

DISUSUN OLEH:

Salsabila Fatine (19005141)

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah marilah senantiasa kita sampaikan atas segala nikmat yang telah
diberikan Allah SWT kepada kita semua. Sehingga saya bisa menyusun makalah ini dengan
lancar. Salam serta sholawat semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa dunia ini dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang, penuh ilmu dan
hikmah. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak. Aamiin.

Makalah ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI tentang “PENYELENGGARAAN PAUD DI INDONESIA, PELUANG DAN
TANTANGAN ”. Saya berusaha menyelesaikan tugas ini dan menyajikan yang terbaik. Saya
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itulah
saya memohon kritik dan saran yang membangun agar ke depan saya bisa menyajikan makalah
yang lebih baik lagi.

Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Anak Usia Dini
yang telah membimbing saya dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang membacanya. Aamiin

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Padang, 22 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan Penullisan...............................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................

A. Penyelenggaraan PAUD Di Indonesia................................................................


B. Peluang PAUD................................................................................................................
C. Tantangan PAUD...........................................................................................................

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran…..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh
karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik
jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun
tinggi. Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang
tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai
karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu
dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi
masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pada saat ini banyak sekali lembaga PAUD yang ada di Indonesia. Bukan hanya
sebagai taman bagi anak-anak tetapi juga sebagai tempat anak mengenal dunia luar dan
bersosialisasi.
Dalam filsafat pendidikan anak usia dini ada hal sangat perlu di oerhatikan dan
dipikirkan secara matang sebelum menghadapi anak dalam proses pembelajaran yakni
bagaimana peran seorang guru dalam memberikan pelajaran dan bagaimana seorang guru
mampu untuk memancing kekreatifitasan anak demi pembentukan karakter anak yang
baik.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pondasi bagi perkembangan
kualitas sumber daya manusia selanjutnya. Karena itu peningkatan penyelenggaraan
PAUD sangat memgang peranan yang penting untuk kemajuan pendidikan di masa
mendatang. Arti penting mendidik anak sejak usia dini dilandasi dengan kesadaran bahwa
masa kanak-kanak adalah masa keemasan (the golden age), karena dalam rentang usia

4
dari 0 sampai 5 tahun, perkembangan fisik, motorik dan berbahasa atau linguistik seorang
anak akan tumbuh dengan pesat. Selain itu anak pada usia 2 sampai 6 tahun dipenuhi
dengan senang bermain. Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain
pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan
kemampuan yang lebih beragam, sehingga dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan
menjadi sosok manusia yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penyelenggaraan PAUD di Indonesia?
2. Apa Peluang PAUD?
3. Apa Tantangan PAUD?

C. Tujian Penulisan
1. Mengetahui Bagaimana Penyelenggaraan PAUD Di Indonesia
2. Mengetahui Apa Peluang PAUD
3. Mengatahui Apa Tantangan PAUD

5
BAB II
KAJIAN TEORI
Pengelenggaran PAUD di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Pendidikan Anak
Usia Dini Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”. Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang
Perlindungan Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan
minat dan bakatnya”. Dalam UU NO. Sistem Penyelenggaraan Anak Usia Dini Penyelenggaraan
PAUD menstimulasi kecerdasan anak secara komprehensif dan pengasuhan terhadap anak,
karena aspek kecerdasan yang dikembangkan hanya meliputi kecerdasan intelektual, emosional,
estetika, dan social serta pengasuhan. Sedang di Indonesia potensi kecerdasan tersebut diberikan
juga pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan spiritual yang dilaksanakan melalui
pendekatan olah pikir, olah rasa, dan olahraga. Sasaran Layanan Pendidikan Anak Usia Dini Di
Indonesia.Sasaran layanan pendidikan Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia
0 – 6 tahun. Tantangan Dan Peluang pendidikan Anak Usia Dini Tantangan karena Faktor
Internal Kompetensi guru yang masih lemah,kurangnya pelatihan-pelatihan ,Penyalahgunaan
manajemen pengguna guru PAUD,Pendekatan metodologi guru PAUD monoton yang tidak
mampu menarik minat anak untuk belajar.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penyelenggaraan PAUD di Indonesia


Salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Selanjutnya dipertegas dalam Pasal
31 UUD NRI 1945 bahwa:
1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan;
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya;
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang undang;
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh
persen) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional;

Dan Pendidikan, dalam perspektif pertumbuhan psikologis memiliki arti


tersendiri, sebagaimana Syamsul Ma’arif mengatakan bahwa: ”pendidikan melalui
berbagai medianya dapat menolong individu mendidik dan menghaluskan perasaannya
dan mengarahkannya kearah yang diingini juga dapat mencapai kemaslahatan masyarakat
dimana ia hidup”. Kartini Kartono mengatakan bahwa “Pendidikan merupakan alat untuk
memperbaiki keadaan sekarang, juga untuk mempersiapkan dunia esok yang lebih baik
serta lebih sejahtera”. Pendidikan sebagai salah satu tujuan nasional kemudian diatur
lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), dengan visi sebagaimana pada penjelasannya ditegaskan:
”terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang

7
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah”.

Oleh karenanya kualitas manusia Indonesia harus dihasilkan melalui


penyelenggaraan pendidikan yang baik dan bermutu, sebagaimana dijelaskan pada Pasal
1 angka 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa pendidikan adalah: ”usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Selanjutnya pada
Pasal 1 angka 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, mendefinisikan bahwa:
”sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”. Berdasarkan hal
tersebut, maka secara umum jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak
usia dini (selanjutnya disingkat PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik.

PAUD sebagaimana dijelaskan pada Pasal 1 angka 14 UU No. 20 Tahun 2003


tentang Sisdiknas, adalah: “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Pengertian tersebut
relevan dengan pandangan Imron Arifin, mengatakan bahwa: “pendidikan anak usia dini,
pada dasarnya telah ada sejak adanya manusia, dilakukan keluarga dan lingkungan sosial
secara alamiah dan dipengaruhi pola budaya dan agama” . PAUD dapat diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur
pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau
bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD
pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.

8
Untuk mengetahui dan memahami sejarah berdirinya Paud di Indonesia,
setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu pada masa pergerakan Nasional
ketika penjajahan Belanda (1908 – 1941) dan pada masa penjajahan Jepang (1942 –
1945).

1. Periode Pertama; Masa Pergerakan nasional ketika penjajahan Belanda (1908-


1941)

Lembaga Kindergarten atau populer dengan nama Frobel School yang


didirikan oleh Friedrich Wilhelm August Frobel merupakan cikal bakal lahirnya
lembaga PAUD di Indonesia. Konsep lembaga ini di bawa masuk ke Indonesia oleh
Pemerintahan Belanda Hindia untuk pendidikan anak-anak mereka, anak-anak Eropa
dan para bangsawan lainnya.
Pada saat itu pemuda pribumi belum dapat merasakan pendidikan semacam
ini. apalagi masyarakat miskin yang belum memahami dan menyadari betapa
pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Pada saat kebangkitan Nasional yang di
awali dengan berdirinya Pergerakan Pemuda Budi Utomo pada 28 Mei 1908, barulah
pemuda pribumi menyadari akan pentingnya pendidikan anak usia dini.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak ini di realisasikan dengan
mendirikan Bustanul Athfal pada tahun 1919 oleh persatuan wanita Aisyiyah di
Yogyakarta. pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantoro, sepulang dari pengasingannya di
Belanda selama dua tahun mendirikan Taman Lare atau taman anak Kindertuin yang
berkembang dengan Taman Indria.
2. Periode Kedua; Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)
Pada masa penjajahan jepang, pendidikan PAUD terus berlanjut namun
semakin berkurang dari segi kuantitasnya. pada saat itu pemerintahan Jepang tidak
mengawasi secara formal penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD. namun
pemerintahan Jepang hanya melengkapi kegiatan kelas dengan nyanyian-nyanyian
Jepang.
Sejarah PAUD di Indonesia dan Perkembangannya. Memahami sejarah
PAUD di Indonesia sama halnya dengan memaharni perjalan panjang dinamika dan
pasang-surut pendidikan di Indonesia.

9
Kehadiran PAUD di Indonesia sesungguhnya dimulai sejak sebelum
kemerdekaan. Pada masa ini setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu
pada masa pergerakan nasional pada penjajahan Belanda (1908-1941) dan masa
penjajahan Jepang (1942-1945). Namun demikian, keberadaan PAUD di Indonesia
tidak terlepas dari perkembangan PAUD di dunia internasional.

B. Peluang PAUD
Pendidikan PAUD dalam lingkungan strategis nasional (Indonesia) secara objektif
mempunyai potensi besar dimanfaatkan untuk meraih peluang maju. Di antara potensi
besar pendidikan PAUD itu:
1. Masyarakat pendukung pendidikan PAUD, umat Islam dominan dan agama lainpun
peka terhadap pendidik PAUD
2. Pengalaman besar dan sudah lama masanya eksis secara mandiri terhadap pendidikan
3. Lembaga pendidikan PAUD beragam bentuk dan banyak jumlahnya
4. SDM para pakar dan menejer pendidikan PAUD semangkin banyak inovasi
pembaharuan
5. Sudah mempunyai sistim yang kuat di atur dengan peraturan oleh pemerintah pusat
maupun pememrintah daerah
6. Ada Departemen khusus memayunginya yakni Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Potensi pendidikan PAUD ini sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan,


untuk meraih peluang. Peluang-peluang cukup banyak dan besar. Di lingstra (linkungan
strategis) nasional Indonesia pendidikan , mempunyai peluang di antaranya:
1. Akreditasi kelembagaan pendidikan sudah dilakukan secara bertahap
2. Standardisasi tentang Pencapaian Perkembangan Anak
3. Sertifikasi guru/ pendidik
4. Anggaran pendidikan besar
5. Mendapat kedudukan yang sama dalam kebijakan nasional dalam bidang pendidikan.

C. Tantangan PAUD

10
Ada beberapa faktor yang menjadi tantangan dalam Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) . adapun faktornya yaitu:
1. Faktor internal yang muncul;
a. Kompetensi guru yang masih lemah,kurangnya pelatihan-pelatihan
b.  Penyalahgunaan manajemen pengguna guru PAUD,
c. Pendekatan metodologi guru PAUD monoton yang tidak mempu menarik minat
anak untuk belajar ,
d. Solidaritas guru PAUD dengan guru non PAUD  masih sangat rendah,
e. Kurangnya persiapan guru PAUD untuk mengajar,karena tidak ada buku-buku
pedoman yang dikeluarkan dari Keemendikbud,
f. Hubungan guru  dengan peserta didik hanya bersifat formalitassaja.
g. Sebagian besar pengelola dan guru PAUD gaptek
h. Kesejahtraan guru PAUD penghasilan sangat minim bahakan tidak ada sama
sekali.
i. Tempat ruang kelas tidak layak, masih ada yang numpang di rumah,di Balai desa
dll.
2. Faktor eksternal seperti ;
a. Sikap masyarakat yang intoleransi terhadap pendidikan PAUD yang
berkelanjutan,karena  kehendak masyarakat memaksakan anaknya yang masuk
PAUD agar pesrta didiknya panadai calistung
b. Sikap sekitar lingkungan banyak memberi pengaruh yang buruk dan negatif,
akibat   perkembangan teknologi, internet, play stasion dll.
3. Faktor institusional seperti;
a. Kurangnya jam pelajaran PAUD yang diwajibkan karana overloud pendidik,
b. Kurikulum yang yang diterapkan belum semuanya sesuai kebijakan kurikulum
yang terkesan bongkar pasang,
c. Minimnya sarana prasarana pendidikan PAUD.karena bantuan dari tingkat
propinsi dan kabupaten masih minim guru PAUD yang linier ada
kesulitan  untuk diajukan NUPTK    

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam konteks pendidikan, pendidikan anak usia dini  mempunyai peran besar
sekali untuk menimbulkan perubahan pada diri umat manusia, melalui pendidikan dapat
dibentuk kondisi mental yang lebih kondusif untuk mengembangkan kebangkitan moral
spiritual yang dikehendaki. Pendidikan anak usia dini dalam lingkungan strategis
nasional (Indonesia) dan internasional secara objektif mempunyai potensi besar
dimanfaatkan untuk meraih peluang maju.
Peningkatan kualitas amat berkaitan dengan usaha penyelenggaraan lembaga
pendidikan anak usia dini dan kegiatan pembelajaran di kelas. Komponen yang terkait
untuk peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan anak usia dini adalah komponen
masukan instrumental, dan masukan potensial. Tantangannya adalah kemampuan para
leader dan menejer pendidikan anak usia dini menguasai keilmuan moral agamanya dan
metodologi pembelajaran, disamping tantang lainnya.
Perjuangan yang harus digerakan menangkap dan atau merubah tantangan
menjadi peluang pendidikan anak usia dini  meningkatkan kualitas pendidikan , adalah -
meningkatkan kemampuan para penyelenggara pendidikan, dan mendayagunakan potensi
yang ada untuk merebut peluang dan atau mengurangi kelemahan untuk merebut peluang,
meningkatkan kemampuan mengolah potensi mengatasi tantangan, dan atau
memenimalisir kelemahan untuk menangkal ancaman dari tantangan yang tidak bisa
dirubah.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pembaca, terutama bagi kita calon
pendidik. Sebagai seorang guru atau kepala sekolah harus memahami manajemen
pengelolaan dalam lembaga PAUD. Agar lembaga PAUD dapat berjalan secara efektif
dan efisien sehingga program kelembagaan PAUD dapat mencapai tujuan secara mulus
sesuai dengan harapan awal. Karena untuk membentuk lembaga PAUD yang berkualitas,
dibutuhkan pengelolaan yang tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

El-Khuluqo, I. (2015). Manajemen PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini): Pendidikan Taman Kehidupan
Anak. Yogyakarta: Pustaka Belajar

13

Anda mungkin juga menyukai