Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MACAM – MACAM PENYAKIT PADA SISTEM SYARAF, DARAH DAK EKSKRESI PADA
HEWAN DAN TUMBUHAN
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA
Dosen Pengampu: Maftuhah, M.pd

Disusun Oleh:

1. Qhoriatul Aini (19.03.00.011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM USIA DINI (PIAUD) SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM (STAI) AL HIKMAH JAKARTA
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL MAHBUBIYAH JAKARTA
2020M / 1440H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT. Yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “menyusun program tahunan”. penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh ibu Maftuhah M.Pd. dalam mata
kuliah konsep dasar IPA di STAI AL HIKMAH JAKARTA.

Dalam penulisan makalah ini penulisan merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sebagai kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih, khususnya
kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Jakarta, 19 Desember 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan

rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf juga

merupakan mata pelajaran biologi yang dipelajari di kelas XI semester 2 pada SMA

(Sekolah Menengah Atas). Isi materi pelajaran meliputi macam – macam penyakit pada

sistem syaraf , kelainan darah, ekskresi pada hewan, ekskresi pada tumbuhan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Diketahui

bahwa materi sistem saraf sulit untuk dipahami siswa, dikarenakan materi tersebut

bersifat abstrak (tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan mata).

B. Rumusan Masalah

1. Macam – macam penyakit pada sistm syaraf ?

2. macam – macam penyakit kelainan darah ?

3. Sistem ekskresi pada hewan dan tumbuhan ?

C.    Tujuan

1.  Untuk mengetahui macam – macam penyakit pada sistem syaraf.

2.  Untuk mengetahui penyakit kelainan darah.

3. untuk mengetahui sistem ekskresi pada hewan dan tumbuhan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Macam – macam penyakit pada sistem syarat

1. Sakit kepala
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), sakit kepala merupakan rasa sakit diberbagai bagian
kepala. Sakit kepala sangat bervariasi dalam intensitas dan keseriusan kondisi yang mendasar.
Sebagian besar sakit kepala terjadi karena melebarnya pembuluh darah pada selaput otak
(meninges). Sakit kepala sering terjadi secara tiba-tiba. Biasanya terjadi pada saat bangun tidur
atau malam hari dan sakit kepala biasanya berubah dengan perubahan postur. Penyebab sakit
kepala hampir selalu menghasilkan kelainan yang dapat dideteksi oleh dokter dengan
pemeriksaan fisik atau tes laboratorium. Sakit kepala tegang sejauh ini merupakan sakit kepala
yang paling umum. Itu terjadi secara tidak beraturan dan biasanya memerlukan pemeriksaan ke
dokter. Penyebabnya bisa stres, kurang tidur atau lapar.
2. Epilepsi
epilepsi adalah gangguan penghantar impuls listrik pada sel-sel saraf. Penderita biasanya akan
mengalami kejang dan mulut berbusa. Untuk penyebabnya adalah bisa karena tumor otak, obat
bius, atau cacat bawaan dari orang tua. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), epilepsi
merupakan gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan tiba-tiba dan berulang-ulang
serta kejang Biasanya kejang berlangsung satu hingga dua menit. Kejang hasil dari aktivitas
listrik yang tidak normal pada otak. Itu dapat diikuti oleh kelemahan, kebingungan, dan tidak
responsif. Epilepsi merupakan penyakit yang relatif menyerang sekitar 40 juta hingga 50 juta
orang di seluruh dunia. Penyebab penyakit epilepsi karena kerusakan otak, trauma kepala,
penyakit menular, stroke, tumor otak atau kelainan genetik.
3. Amnesia
Amnesia adalah hilang ingatan berupa trauma pada kepala (geger otak). Hilang ingatan dapat
bersifat sementara atau permanen. Hilang ingatan yang paling sering terjadi akibat kerusakan
otak. Penyebabnya bisa dari trauma, pukulan, penyakit alzeimer, keracunan alkohol dan obat-
obata atau infeksi. Hilang ingatan bisa berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan,
atau bertahun-tahun. Bagi penderita hilang ingatan akan benar-benar memulai kehidupan yang
sepenuhnya baru. Baca juga: Beda Amnesia dan Kehilangan Memori Jangka Pendek Ketika
pulih biasanya dapat mengingat peristiwa yang terjadi sebelum awal. Tapi peristiwa periode
fugue atau kelainan identitas dilupakan.
4. Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan pikiran dan
kecerdasan seseorang. Kondisi seperti itu ditunjukan dengan kemunduran kecerdasan dan
ingatan secara perlahan dan menganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer merupakan
kelainan otak degeneratif yang berkembang di usia dewasa. Penyakit tersebut ditandai oleh
penghancuran sel-sel saraf dan koneksi saraf di korteks selebral otak
5. Meningitis
Meningitis adalah penyakit radang pada selaput otak atau selaput tulang belakang. Meningitis
disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis
termasuk penyakit serius. Karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan kematian. Kebanyakan kasus
meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang
menyebar dalam darah ke cairan otak. Penyebaran meningitis paling parah terjadi dibeberapa
bagian Afrika, khususnya dibagian utara, tengah. Meningitis yang melanda Afrika pada 1996
hingga 1997 menyebabkan lebih dari 250.000 orang menderita dan 25.000 orang meninggal.
Gejala umum biasanya badan demam, sakit kepala yang berlebihan, leher terasa kaku dan
adanya ruam-ruam pada kulit
B. Macam – Macam Kelainan Darah
1. Anemia
Anemia terjadi jika kadar sel darah merah sangat rendah, baik akibat perdarahan
berlebihan, kekurangan zat besi, atau kekurangan vitamin B12. Pada anemia yang cukup
parah, penderita akan terlihat pucat, mudah lelah, dan sering sesak napas.
2. Anemia Aplastik
Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup banyak sel darah, salah
satunya sel darah merah Anemia aplastic belum diketahui penyebabnya, tetapi diduga dipicu
oleh infeksi virus, penyakit autoimun, efek samping penggunaan obat, kemoterapi, hingga
kehamilan.
3. Anemia Autoimun Hemolitik
Pada anemia autoimun hemolitik, sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif dan secara keliru
akan menghancurkan sel darah merah, sehingga menyebabkan anemia. Kondisi ini disebabkan
oleh gangguan autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang diri sendiri.
4. Anemia Sel Sabit
Kondisi ini membuat sel darah merah menjadi lengket dan kaku, hingga menghambat aliran
darah. Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik. Penderita kondisi ini bisa mengalami
kerusakan organ tubuh dan rasa sakit yang tidak tertahankan.
5. Polisitemia
Polisitemia adalah salah satu jenis kelainan darah akibat kelainan darah. Darah menjadi terlalu
kental akibat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel darah merah. Kondisi ini dapat
meningkatkan risiko penggumpalan darah, stroke, hingga serangan jantung.
1. Sistem Eksresi Pada Hewan
Sistem ekskresi pada hewan merupakan hal pokok dalam homeostasis, hal itu dikarenakan
sistem ekskresi membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidakseimbangan
cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu.
Sebagian besar sistem menghasilkan urin dengan cara menyaring filtrat yang diperoleh dari
cairan tubuh. Setiap jenis hewan memiliki sistem ekskresi yang beraneka ragam, tetapi
semuanya mempunyai fungsi yang hampir sama.
Sistem ekskresi pada hewan terbagi dua, yaitu sistem ekskresi hewan vertebrata dan sistem
ekskresi hewan avertebrata atau invertebrata. 
A. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
Hewan vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang. vertebrata dibagi menjadi 5, yaitu
mamalia, pisces, aves, amfibi, dan reptil. Kelimanya memiliki sistem ekskresi yang berbeda.
Berikut merupakan penjelasan dari sistem ekskresi yang tergolong pada hewan vertebrata.
1) Sistem Ekskresi Pada Mamalia
Ekskresi pada mamalia umumnya sama seperti yang dimiliki manusia. Alat ekskresi pada
mamalia adalah kulit, paru-paru, ginjal, dan hati. Kulit mengeluarkan keringat, ginjal
mengeluarkan urin, hati mengeluarkan urea, dan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida.

Setiap mamalia pasti mengalami yang namanya pembuangan urine. Urine terjadi dalam 3
proses, yang pertama adalah proses filtrasi (penyaringan). Filtrasi terjadi di badan malpighi
yang terdiri dari kapsula bowman dan glomerulus.
2) Sistem Ekskresi Pada Pisces (Ikan)

Ikan memiliki tiga organ atau alat yang berperan sebagai sistem ekskresi, yaitu insang, ginjal,
dan kulit. Saluran genitalia dan ginjal bermuara di lubang yang sama, yaitu lubang urogenital.
Fungsi lubang urogenital fungsinya mirip seperti punya manusia.Saluran urin dan genital
bermuara di tempat yang searea, namun berbeda lubang. Insang dan kulit pada ikan berfungsi
sebagai sistem pernapasan ikan. Insang akan membuka dan menutup bersinergi dengan
membuka dan menutupnya operculum. Lalu insang akan menyaring air yang masuk melaluinya
dan mengikat oksigen yang ada di sana, lalu melepaskan karbon dioksida.
3) Sistem Ekskresi Pada Aves
Aves atau burung identik dengan keunikan pada struktur paruh dan kaki yang berhubungan
langsung dengan kebiasaan mereka. Alat ekskresi pada aves berupa sepasang ginjal
metanefros. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka, karena burung tidak memiliki vesika
urinaria. Burung memiliki jumlah tabung ginjal yang lebih banyak daripada mamalia karena
kecepatan metabolisme burung sangat tinggi.Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat
yang dikeluarkan melalui kloaka menjadi kristal putih yang bercampur feses. Pada burung laut,
selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan burung
laut meminum air garam dan makan ikan laut yang mengandung garam.
4) Sistem Ekskresi Pada Amfibi
Hal yang sangat identik pada amfibi adalah dapat hidup di dua alam, salah satu contohnya
adalah katak. Ginjal katak berhubungan dengan ureter dan urinaria, sedangkan keluar melalui
kloaka. Saat katak mengalami metamorfosis, hasil ekskresinya juga mengalami perubahan.
Pada saat larva, mengeluarkan amonia. Setelah berkembang jadi berudu dan dewasa,
mengekskresikan urea. Alat ekskresi pada katak adalah ginjal opistonefros yang dihubungkan
dengan ureter saat di vesika urinaria.Berwarna merah kecoklatan serta terletak di kanan dan kiri
tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang. Pada katak jantan
memiliki saluran ginjal dan saluran kelamin yang menyatu, sedangkan katak betina tidak
menyatu.

5) Sistem Ekskresi Pada Reptil


Ekskresi dilakukan terutama oleh dua ginjal kecil. Dalam buaya, ular, kadal, dan tuatara, asam
urat adalah produk limbah yang mengandung nitrogen. Kura-kura berekskresi seperti mamalia,
yaitu dengan cara mengeluarkan urea.
Karena itu, banyak reptil menggunakan usus besar untuk membantu penyerapan kembali air.
Beberapa juga dapat mengambil air yang disimpan di kandung kemih. Garam berlebih juga
diekskresikan oleh kelenjar garam yang ditemukan di saluran hidung dan lidah beberapa reptil.
Iguana laut, ditunjukkan pada gambar di Bawah, mengeluarkan kelebihan garam melalui
kelenjar garam lingual (lidah) mereka.

B. Sistem Ekskresi Pada Avertebrata


Hewan vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang. yang termasuk hewan avertebrata
adalah cacing, insecta, protozoa, coelenterata, porifera. Kelimanya memiliki sistem ekskresi
yang berbeda. Berikut merupakan penjelasan dari sistem ekskresi yang tergolong pada hewan
avertebrata.
1) Sistem Ekskresi Pada Cacing
Cacing dibagi menjadi 3, yaitu platyhelminthes, nemathelminthes, dan annelida. Secara umum,
ketiganya mempunyai sistem ekskresi yang mirip. Berikut merupakan penjelasan mengenai
sistem ekskresi pada ketiganya.
Sistem Ekskresi Pada Platyhelminthes dan Nemathelminthes

Platyhelminthes mempunyai alat ekskresi yang sangat sederhana. Misalnya saja planaria.
Planaria memiliki alat ekskresi berupa sel api yang terletak di bagian kanan dan kiri
tubuhnya.Setiap sel api memiliki rambut getar (silia). Saluran yang berperan dalam proses
ekskresi. contohnya adalah cacing pipih. Nemathelminthes mempunyai alat ekskresi yang
terdiri atas 2 saluran lateral yang bermuara di sebuah lubang di bagian ventral.
2) Sistem Ekskresi Pada Annelida
Annelida mempunyai alat ekskresi khusus, yaitu berupa nefridia yang terletak di setiap segmen
tubuh Annelida. Setiap segmen terdapat sepasang nefridia, Nefridia yang berpasangan disebut
dengan metanefridia. Nefridia dilengkapi dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut
dengan nefrostom yang terletak pada setiap sekat pemisah segmen.
Nefrostom berfungsi mengambil dan menarik cairan tubuh. Saat cairan tersebut melalui nefridia,
zat zat yang berguna diserap darah dan zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-
garam yang tidak diperlukan oleh tubuh ditampung di dalam kantong kemih.
Selanjutnya zat sisa tersebut dikeluarkan melalui nefridiofor (lubang nefridium). Contoh annelida
adalah cacing tanah. Cacing tanah mengeluarkan urine per hari sebanyak 60% dari berat
tubuh.
3) Sistem Ekskresi Pada Insecta

Alat pengeluaran pada serangga dinamakan pembuluh malpighi yang merupakan pembuluh-
pembuluh halus berwarna putih kekuningan yang terletak diantara usus tengah dan usus
belakang.
Pembuluh malpighi merupakan alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal. selain pembuluh
malpighi, Serangga juga mempunyai  sistem ekskresi yang bernama trakea. Trakea berfungsi
mengeluarkan zat sisa hasil proses oksidasi berupa karbon dioksida. Sistem trakea ini berfungsi
seperti paru-paru.
Nitrogen merupakan zat sisa metabolisme yang sebagian digunakan kembali dalam pembuatan
zat kitin. Nitrogen yang sebagian lagi dibuang dalam bentuk urat kering.
4) Sistem Ekskresi Pada Protozoa

Hewan uniseluler belum mempunyai alat ekskresi khusus. Zat-zat sisa dikeluarkan oleh rongga
berdenyut (vakuola kontraktil) secara difusi. Fungsi utama vakuola kontraktil adalah sebagai
pengatur keseimbangan cairan plasma dengan lingkungan (osmoregulator). Contoh protozoa
yang menggunakan vakuola kontraktil adalah paramecium.
5) Sistem Ekskresi Pada Coelenterata

Coelenterata adalah hewan yang tidak memiliki sistem ekskresi. Sehingga mengeluarkan zat
sisa metabolisme secara difusi melalui sel-sel epitel pada rongga gastrovaskular. Limbah
metabolisme yang terlarut dalam cairan tubuh gastrovaskular (rongga perut) akan dikeluarkan
melalui mulut ke lingkungan.
6) Sistem Ekskresi Pada Hewan Porifera

Sama seperti coelenterata, Porifera juga tidak memiliki sistem ekskresi. Sistem ekskresi pada
porifera dikeluarkan melalui proses difusi sel-sel penyusun dinding spongosol. Kemudian akan 
dikeluarkan bersama-sama melalui oskulum (lubang besar pada bagian atas permukaan tubuh
porifera) ke perairan.
2. Sistem Ekskresi Pada Tumbuhan
Alat pengeluaran atau ekskresi pada tumbuhan adalah stomata yang selalu menutup diri dan
membuka bila terkena sinar matahari. Sedangkan yang dikeluarkan adalah kelebihan air yang
mempunyai bentuk seperti uap air yang melalui proses penguapan. Pengaturan air di dalam
tumbuhan itu tergantung pada keadaan air di sekelilingnya, misalnya:
- Tropofit, dimana tumbuhan tersebut dapat hidup dengan menyesuaikan diri pada
lingkungannya. Bila lingkungannya basah dan kering atau pada musim penghujan daun-
daunnya bersemi semua dan pada musim kemarau daun-daunnya berguguran. Misalnya pohon
randu, pohon sono, dan pohon jati.
- Higrofit, dimana tumbuhan tersebut hanya dapat hidup pada lingkungan yang basah atau
lembab dan memiliki daun tipis serta lebar untuk mempercepat penguapannya. Misalnya keladi.
- Xerofit, dimana tumbuhan tersebut hanya bisa hidup pada lingkungan yang kering dan
memiliki daun kecil, tebal serta berlapis lilin guna menghambat penguapan. Misalnya tumbuhan
kaktus.
BAB III
PENUTUP
 
 
A. Kesimpulan

Sistem saraf adalah sistem kompleks yang berperan dalam mengatur dan mengoordinasikan
seluruh aktivitas tubuh. Sistem ini memungkinkan Anda untuk melakukan berbagai kegiatan,
seperti berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta semua aktivitas mental, termasuk berpikir,
belajar, dan mengingat. Ini juga membantu Anda mengontrol bagaimana tubuh bereaksi dalam
keadaan darurat.

Sistem saraf pada manusia terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik
(mata, telinga, dan organ lainnya), dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ
tersebut dengan seluruh tubuh. Sistem ini bekerja dengan mengambil informasi melalui bagian
tubuh atau indera tertentu, memproses informasi tersebut, serta memicu reaksi, seperti
membuat otot Anda bergerak, merasakan sakit, atau bernapas.

Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Alat-alat tubuh yang
berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistemekskresi.
1. Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitaskehidupan.Metabolisme
menghasilkan zat yang harus diekskresikan dari tubuh.Setiap hewan memiliki cara yang
berbeda untuk mengekskresikan sisametabolisme. Pada hewan invertebrata belum terdapat
sistem ekskresi.Akantetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh
organisme.Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.Alat ekskresi
yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren).Strukturginjal yang paling dikenal pada
vertebrata disebut akrinefros atauholonefros.Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada
vertebrata,
yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros.Dimana pronefros adalah ginjal yang berkembang 
pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu danlarva amphibian yang lain.
2. Alat pengeluaran atau ekskresi pada tumbuhan adalah stomata yang selalu menutup diri dan
membuka bila terkena sinar matahari. Sedangkan yang dikeluarkan adalah kelebihan air yang
mempunyai bentuk seperti uap air yang melalui proses penguapan

Anda mungkin juga menyukai