Anda di halaman 1dari 73

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS V DI MI I’ANATUL FALAH CIKOKO


JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh :

Fania Fajar Wati


190100058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIKMAH
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-MAHBUBIYAH
JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Fania Fajar Wati

NIM : 190100058

Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah

Faklutas : Tarbiyah Keguruan

Judul Skripsi : Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Kelas V di MI I’Antul Falah Cikoko Jakarta Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya ini :


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiasasi terhapap naskah orang lain.
3. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu pertanggung jawab atas
karya ini.
Bila dikemudian hari ada tuntunan di pihak lain atas karya saya telah melalui
pembuktian yang dapat di pertanggung jawabkan dan ditemukan bukti bahwa
saya telah melakukan pelanggaran pernyataan ini, maka siap saya dikenai
berdasarkan aturan berlaku di Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Al-Hikmah

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Jakarta

Yang menyatakan

Fania Fajar Wati


190100058

ii
PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS V DI MI I’ANATUL FALAH CIKOKO
JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah Jakarta


Sebagai Beban untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :

Fania Fajar Wati


190100058

Disetujui Oleh :
Pembimbing

Ade Pifianti,M.Si
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AL-HIKMAH JAKARTA
YAYASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AL-MAHBUBIYAH JAKARTA
2023 M

iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V DI MI
I’ANATUL FALAH CIKOKO JAKARTA SELATAN ” telah diajukan
dalam sidang munaqasah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) AL-
HIKMAH Jakarta pada tanggal 11 Oktober 2022. Skirpsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI)

Jakarta, ………………..2023
Sidang Munaqosah
Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. H. Mundzier Suparta, MA Dr. H. Taufik Abdillah Syukur, MA

Penguji, Pembimbing,

H. Muh. Anwari, SQ, M. Pd Ade Pifianti, M.Si

iv
ABSTRAK
Fania Fajar Wati, NIM. 190100058 “Pengaruh Lingkungan Sekolah
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V di MI I’Antul Falah Cikoko
Jakarta Selatan”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, STAI AL-HIKMAH JAKARTA. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas V di MI I’Antul Falah Cikoko Jakarta Selatan . Penelitian
ini dilaksanakan dari 15 Agustus 2023 sampai dengan 22 September 2023

Adapun penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengunakan


metode deskriptif-analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
V yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian populasi dan
pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, angket, dan dokumentasi.
Sedangkan analisa data yang digunakan merupakan teknik korelasi product
moment.

Hasil Penelitian diatas diketahui bahwa nilai thitung 5,192 dan adapun
mencari nilai ttabel ialah : Nilai a/2= 0,05/2 = 0,025 Df= n-2= 25-2= 23

Nilai 5,192 kemudian dilihat pada tabel distribusi nilai t, maka


didapat nilai t tabel 2,068 Karena nilai thitung sebesar 5,192 > nilai ttabel 2,068
dapat disimpulkan bahwa H0 “Diterima” Ha “Ditolak”.

Kata Kunci : Lingkungan Sekolah, Motivasi Belajar, PGMI.

v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH LINGKUNGAN
SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V DI
MI I’ANATUL FALAH CIKOKO JAKARTA SELATAN” shalawat
beriring salam penulis haturkan keharibaan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya.
Menjadi suatu kebahagiaan bagi penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Adapun penyusunan skripsi ini untuk mememnuhi sebagian tugas dan
syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah Jakarta.
Penyusunan skripsi dapat terselesaikan karena bimbingan dan arahan
dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ribuan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. DR.. H. Mundzier Suparta, M.A selaku Rektor STAI Al-
Hikmah Jakarta
2. Bapak Drs. H. Mahyudin HM, MM, M. Pd selaku Puka I dan III
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah Jakarta, Pembimbing yang
terlah berupaya meluangkan senagap waktu dan tenaga untuk
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Bapak DR. H. Taufik Abdillah Syukur, LC, M. Pd selaku ketua prodi
Pendidikan Agama Islam, berserta bapak dan ibu dosen, dan seluruh
staff di lingkungan Prodi Pendidikan Agama Islam, yang senantiasa
memberikan bantuan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama
menempuh perkuliah

vi
vii

4. Ucapan terima kasih yang sangat istimewa Ananda ucapkan kepada


orang tua tercinta …………………………..yang tak terkenal lelah
selalu memberikan cinta, kasih sayang, doa, bimbingan, motivasi
kepada Ananda.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak, demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, Aamiin Yaa Rabbal’alamin.

Jakarta, 2023
Penulis

Fania Fajar Wati


ix

DAFTAR ISI

Lembaran
KATA PENGANTAR ........................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1


B. Permasalahan ………...................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 7
BAB II Kajian Teori ….…..................................................................... 9

A. Lingkungan Sekolah …………………………………………... 9


1. Pengertian Lingkungan Sekolah .............................................. 9
2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah…………………….... 12
3. Tujuan Lingkungan Sekolah................................................. 15

4. Fungsi Lingkungan Sekolah................................................. 18

5. Lingkungan Fisik Sekolah.................................................... 19

6. Lingkungan non fisik……………………………………... 21

7. Unsur-unsur Lingkungan Sekolah ……………………….. 22


B. Motivasi Belajar ......................................................................... 25
1. Pengertian Motivasi Belajar………………………………. 25
2. Macam-macam Motivasi ..................................................... 27
x

3. Jenis-Jenis motivasi Belajar……………………………… 29


4. Peran Motivasi dalam Belajar………………………….... 31
5. Ayat tentang motivasi belajar ……………………………
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar …
7. Fungsi Motivasi Belajar …………………………………..
8. Indikator Berkembangnya Motivasi …………………….
C. Penelitian yang Relevan ……………………………………….. 40
D. Kerangka berfikir ........................................................................ 41
E. Pengajuan hipotesis .................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………… 43


1. Tempat ……………………………………………………. 43
2. Waktu …………………………………………………….. 43
B. Pendekatan penelitian ................................................................. 43
C. Populasi dan sampel ......................................... .......................... 43
1. Populasi ………………………………………………………. 43
2. Sampel ………………………………………………………. 44
D. Teknik sampling ......................................... ................................ 45
E. Variable penelitian ......................................... ............................. 46
F. Metode pengumpulan data ......................................... ................ 47
G. Teknik analisis data ......................................... ............................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 53


B. Deskripsi Data ............................................................................ 57
C. Analisi Data .............................................................................. 59
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 65
BAB V KESIMPULAN
xi

A.Kesimpulan ................................................................................ 67

B.Saran .......................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 68


DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1. Rekapitulasi Data Kelas X Siswa SMAN 51 Jakarta Timur... 44
Tabel 3. 2. Sampel Penelitian ……………………………………………. 46
Tabel 3. 3. Kisi-kisi Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler ………………….. 48
Tabel 3. 4 Ketentuan Pemberian Skor ……………………………………. 49
Tabel 3. 5 Skala Persentase ………………………………………………. 50
Tabel 3. 6 Interpretasi Angka Indeks Korelasi "r" Product Moment 14 … 51
Tabel 4.1 Data Siswa …………………………………………………… 55
Tabel 4.2 Korelasi Pearson Produc Moment ……………………….. 57
Tabel 4.3 Indeks Korelasi “r” Product MomentBesarnya “r”………… 59
Tabel 4.4 Uji Validitas X ………………………………………… 60
Tabel 4.5 Uji Validitas Y …………………………………………. 60

Tabel. 4.6 Kuesioner X ……………………………………………. 61


Tabel. 4.6 Kuesioner Y ……………………………………………… 62
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel X ……………………………….. 63
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Y ………………………………. 63
Tabel 4.9 Coefficients ……………………………………………… 64
Tabel. 4.10 Model Summary ……………………………………… 65
Tabel. 4.11 Model coefficient …………………………………….. 66

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ………………………………………………… . 72

Lampiran 2 ………………………………………………….. 76

Lampiran 3 ………………………………………………….. 77

Lampiran 4 …………………………………………………. 78

Lampiran 5 ………………………………………………… . 79

Lampiran 6 ………………………………………………….. 80

Lampiran 7 ………………………………………………….. 81

Lampiran 8 ………………………………………………….. 82

Lampiran 9 ………………………………………………….. 83

Lampiran 10 ………………………………………………… 84

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu
penekanan dari Tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tertuang
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1
Adanya undang-undang tersebut, maka segala sesuatu yang
berkaitan dengan pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama yang
harus diperhatikan kelangsungannya.Untuk mencapai tujuan
pendidikan, maka diperlukan langkah nyata dari semua pihak yang
terlibat secara bersama-sama bekerja dalam memajukan
pendidikan.Salah satu yang harus menjadi perhatian dalam
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional adalah lingkungan
sekolah itu sendiri. Lingkungan sekolah sangat berperan penting dalam
proses belajar siswa, termasuk lingkungan fisik sekolah.

1
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2001, Sisdiknas & Peraturan Pemerintah RI
Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Serta Wajib Belajar, (Citra Umbara:
Bandung, 2017), h. 6
1
2

Selain itu, sarana prasarana sekolah juga dapat menjadi faktor


penghambat proses belajar, jika ia kurang lengkap dan tidak bisa
memberikan rasa aman dan nyaman bagi proses pembelajaran siswa-
siswanya. Hambatan lain yang juga dapat ditimbulkan ialah lemahnya
motivasi atau dorongan untuk melakukan suatu gerakan atau terobosan
yang bermanfaat. Keadaan sekolah yang demikian ini mengakibatkan
menurunnya prestasi belajar.

“Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan


martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat, dilaksankan
dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama keluarga, sekolah, dan
pemerintah.”2

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha


manusia untuk membina kepribadianya sesuai dengan nilai didalam
masyarakat dan kebudayaan, dalam perkembanganya istilah pendidikan
atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan
dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak menjadi orang dewasa
dan mencapai tingkat hidup atau kehidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.3

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat


dan martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat dilaksanakan di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga sekolah dan pemerintah, Misi
utama lembaga pendidikan adalah mengajarkan budi pekerti, etika,

2
M. Arifin, kapita slekta Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 2010), h. 71
3
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafino Persada, 2017), h.
1
3

saling mengarah, dan mendahulukan kepentingan umum diatas


kepentingan pribadi. Hal ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Setelah itu intitusi dan
tenaga pendidik yang akan mengajarkanlingkunganyang membuat
benih manusia itu mampu menyokong hidupnya sendiri di masa depan.4

Pendidikan sekarang lebih berorientasi kepada bagaimana


meningkatkan kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan bagaimana
menghadapi persaingan. Pendidikan moral dan berkarakter bukan lagi
merupakan faktor utama seorang anak dalam mengenyam pendidikan.

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah


keluarga. Ketika anak sudah meningkat usia 6 tahun, perkembangan
daya pikir mereka telah sedemikian rupa sehingga mereka telah
membutuhkan beberapa dasar-dasar pengetahuan. Masa 6-7 tahun
sampai 12 atau 13 tahun, biasanya anak disebut masa intelek. Anak-
anak telah cukup matang untuk belajar dasar-dasar berhitung, ilmu-
ilmu ilmiah atau kemasayarakatan, perbendaharaan, atau ilmu bahasa,
ilmu pengetahuan dan keagamaan.5

Untuk dapat mewujudkan pendidikan yang berkembang di


sekolah perlu didukung dengan keadaan lingkungan di sekolah, karena
lingkungan sekolah dalam mempengaruhi motivasi setiap siswa untuk
belajar tidak lain karena lingkungan merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap motivasi siswa untuk belajar. Berdasarkan
persoalan-persoalan tersebut,maka timbul permasalahan yang perlu
dikaji yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Lingkungan sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan
4
M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 71
5
Ibid., hlm.21.
4

belajar peserta didik, lingkungan sekolah akan mempegaruhi motivasi


setiap siswa dalam proses belajarnya.

Lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antara


manusia, pergaulan antara pendidik dan peserta didik serta orang-orang
lainnya yang terlibat dalam interaksi pendidikan. Intraksi pendidikan
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dan corak pergaulan antara orang
orang yang terlibat dalam intraksi tersebut, baik pihak peserta didik
(siswa) maupun para pendidik (guru) dan pihak lainnya. Tiap orang
memiliki karakteristik pribadi masing-masing, sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok.6

Intraksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan


keluarga, sekolah, masyarakat serta lingkungan-lingkungan kerja.
Keluarga sering kali disebut sebagai llingkungan pertama, sebab dalam
lingkungan inilah pertama-tama anak mendapatkan pendidikan,
bimbingan, asuhan, pembiasaan, dan latihan. Keluarga bukan hanya
menjadi tempat anak dipelihara dan dibesarkan, tetapi juga tempat anak
hidup dan dididik pertama kali. Apa yang diprolehnya dalam kehidupan
keluarga, akan menjadi dasar dan dikembangkan pada kehidupan-
kehidupan selanjutnya. Keluarga merupakan masyarakat kecil sebagai
prototipe masyarakat luas. Semua aspek kehidupan masyarakat ada
didalam kehidupan keluarga, seperti aspek ekonomi, sosial, politik,
keamanan, kesehatan, agama, termasuk aspek pendidikan.7

Demikian juga corak pergaulan, akan memberikan pengaruh


terhadap peserta didik. Corak pergaulan yang keras akan memberikan
warna keras pada sifat-sifat pribadi peserta didik, sebaliknya corak
6
Ibid., h. 8
7
Ibid., h. 9
5

pergaulan yang bersahabat akan memberikan warna sifat-sifat pribadi


yang bersahabat pula.Proses pendidikan yang berlangsung dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, orang tua, guru, para
pimpinan, dan orang dewasa lainnya dalam masyarakat merupakan para
pendidik. Karena mereka minimal berperan memberi contoh atau
teladan kepada anak-anak remaja. Guru merupakan pendidik formal,
karena latar belakang pendidikan, kepercayaan masyarakat kepadanya
serta pengangkatannya sebagai pendidik, sedang pendidik lainnya
merupakan pendidik informal. Meskipun demikian peranan para
pendidik informal ini tidak kalah pentingnya dengan pendidikan
formal.8

Dari peristiwa dan teori tersebut diatas, penulis sangat tertarik


untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Lingkungan
Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MI I’ANATUL FALAH
CIKOKO JAKARTA SELATAN.

B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat di
identifikasi beberapa masalah yang terjadi di MI I’ANATUL
FALAH Cikoko Jakarta Selatan, antara lain:
a. Motivasi belajar siswa di MI I’ANATUL FALAH Cikoko
Jakarta Selatan masih relatif rendah.
b. Peran guru dan teman sebaya dalam memotivasi belajar siswa
masih kurang mendukung.
c. Peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa. Masih
adanya orang tua yang terlihat acuh kepada anaknya, sehingga

8
Ibid., h. 6
6

memberi kepercayaan sepenuhnya kepada sekolah dalam


memberikan pendidikan.
d. Sarana dan prasarana di sekolah kurang memadai sehingga
dapat mempengaruhi motivasi belajar.
e. Kemajuan teknologi merupakan tantangan perubahan zaman
yang mempunyai dampak negatif terhadap motivasi belajar
siswa.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan banyaknya masalah yang ada, maka perlu ada
pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah, antara lain:
a. Lingkungan sekolah yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
lingkungan didalam area sekolah baik fisik maupun non fisik.
Lingkungan fisik seperti masjid, perpustakaan, laboratorium,
lapangan, ruang muldimedia, ruang bimbingan konseling,
poliklinik, dan lain-lain yang sifatnya berpengaruh terhadap
kelangsungan proses belajar mengajar disekolah. Sedangkan
lingkungan non fisik teman sebaya, guru dan orang tua.
b. Motivasi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah motivasi
instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi
yang bersumber dari dalam individu itu sendiri, tersirat baik
dari dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa yang
didorong oleh keinginan untuk mengetahui, tanpa ada paksaan
dan dorongan dari orang lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah sebuah motivasi yang bersumber akibat pengaruh dari
luar individu. Dengan adanya sebuah ajakan, suruhan, dan
paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian
siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Pelajar dimotivasi
7

dengan adanya angka, ijazah, hadiah, persaingan, dan


pertentangan.

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Adakah Pengaruh Lingkungan Fisik dan non fisik Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Di MI I’ANATUL FALAH CIKOKO
JAKARTA SELATAN?
b. Berapa Besar Pengaruh Lingkungan Fisik dan non fisik
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MI I’ANATUL FALAH
CIKOKO JAKARTA SELATAN?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan diatas maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Lingkungan Fisik dan non fisik
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MI I’ANATUL FALAH
CIKOKO JAKARTA SELATAN.
2. Untuk Mengetahui Besar Pengaruh Lingkungan Fisik dan non fisik
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MI I’ANATUL FALAH
CIKOKO JAKARTA SELATAN.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik seacara
teoritis maupun praktis dalam lingkungan sekolah terutama pada
jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah:
1. Kegunaan Teoritis
8

a. Untuk dijadikan rujukan teori bagi penelitian-penelitian


lanjutan, khususnya yang terkait dengan penelitian ini.
b. Untuk menambah literatur kepustakaan bidang penelitian
lingkungan sekolah terutama pada jenjang pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah.

2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai sumbangan positif dan masukan kepada semua pihak yang
terkait dalam dunia pendidikan terutama meningkatkan motivasi
belajar siswa, terutama bagi:
a. Sekolah, sebagai informasi mengenai hasil belajar peserta
didik sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, tujuan pendidikan dalam lingkup
sekolah dan untuk mencapai kemajuan pendidikan.
b. Masyarakat, sebagai tambahan pengetahuan daninformasi
mengenai pengaruh lingkingan sekolah terhadap motivasi
belajar siswa.
c. Penulis, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar S1 dalam
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan STAI AL HIKMAH JAKARTA.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Lingkungan Sekolah
1. Pengertian Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah terdiri dari dua kata yaitu, lingkungan dan
sekolah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia lingkungan
adalah “daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk
didalamnya”.9
Menurut Zakiyah Darajat “lingkungan adalah segala sesuatu
yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa
berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baikmanusia maupun
benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak
bergerak. Kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai
hubungan dengan seseorang”.10
Menurut Hafi Anshari “lingkungan adalah segala sesuatu yang
ada disekitar anak baik berupa benda, peristiwa, maupun kondisi
masyarakat, terutama yang dapat memberi pengaruh kuat pada
anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan
dimana anak bergaul sehari-hari”.11
Menurut Sratain (ahli psikologi Amerika) yang dimaksud
dengan lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia

9
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka), h. 526
10
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: BumiAksara, 2008), cet. VII, h.
63
11
Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 90
9
10

ini yang dengan cara- cara tertentu mempengaruhi tingkah laku


kita, pertumbuhan, perkembangan atau lift prosess.12
Jadi dapat disimpulkan lingkungan adalah segala sesuatu yang
ada disekitar kita yang berupa fisik maupun non fisik. Yang mana
keduanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan pola tingkah
laku dan berfikir seseorang.
Sedangkan sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar
serta tempat menerima dan memberi pelajaran.13
Sekolah adalah suatu lembaga yang didirikan untuk proses
pembelajaran anak dibawah pengawasan guru dengan tujuan untuk
meningkatkan kecerdasan serta pembentukan moral dan karakter
anak agar menjadi individu yang lebih berkualitas.
Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan, seperti yang dikemukakan bahwa
karena kemajuan zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi
seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semakin maju masyarakat, semakin
penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda
sebelum masuk kedalam proses pembangunan masyarakat itu.
Oleh karena itu sekolah sebagai pusat pendidikan mampu
melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu
mengembangkan kemampuan meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat bangsa Indonesia.14

12
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2006),
h. 32
13
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka), h. 796
11

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah segala


sesuatu di sekitar anak baik berupa benda fisik maupun hubungan
sosial antara teman sebaya, guru dan orang tua (non fisik), yang
mana seluruh komponen dan bagian tersebut ikut berpengaruh dan
menunjang dalam proses pencapaian tujuan pendidikan yang ada di
sekolah.
Secara garis besar lingkungan sekolah sangatlah berpengaruh
terhadap sebuah proses pembelajaran bagi anak didik, karena
bagaimanapun lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan
sebagai alat dalam proses pendidikan.Pada dasarnya lingkungan
mencakup:
a. Tempat (lingkungan fisik): Keadaaan iklim, keadaan tanah,
keadaan alam.
b. Kebudayaan (lingkungan budaya): Dengan warisan budaya
tertentu bahasa,seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan
hidup, keagamaan.
c. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat):
Keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.15
2. Ruang Lingkup Lingkungan Sekolah
` Dari penjelasan ruang lingkup diatas maka dapat dijelaskan
bahwa ruang lingkup sekolah adalah:
a. Lingkungan fisik sekolah: Bangunan sekolah, sarana dan
prasarana sekolah, keadaan geografis di sekitar sekolah.

14
Ericson Damanik, Pengertian Sekolah, 2013,
(http://sondyi.blogspot.com-/2013/05/nilai-estetika-pendidikan.html)
15
Hasbullah, Op. cit, h. 33
12

b. Lingkungan sosial sekolah: Kelompok belajar siswa,


ekstrakurikuler dan intrakurikuler, proses belajar mengajar di
dalam kelas.
3. Tujuan Lingkungan Sekolah
Tujuan lingkungan sekolah adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Cita-cita tersebut didasarkan
pada landasan sosial dan budaya masyarakat. Tujuan pendidikan
terbagi atas 2 fungsi, yaitu :

a. Memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan.


Pemberian arah sama halnya dengan tujuan yang dicanangkan
di dalam pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan adalah
membentuk dasar masyarakat. Hal ini berkaitan dalam
pertumbuhan ekonomi, sosial, politik dan perkembangan
masyarakat pada umumnya. Pendidikan menanamkan
pengetahuan yang memungkinkan untuk penemuan dan
menerapkannya untuk kemajuan masyarakat, sehingga
pertumbuhan masyarakat juga tergantung pada kualitas
pendidikan yang disampaikan.
b. Sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Globalisasi merupakan perubahan yang terjadi, tidak ada
pembatasan untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
memungkinkan untuk mengetahui tentang budaya dan
peristiwa yang terjadi dan berbeda-beda di berbagai tempat.
Melalui pendidikan membuat manusia memiliki wawasan
yang luas tentang peristiwa apapun.pendidikan telah
13

memperluas pemikiran manusia (pebelajar). Sehingga manusia


tidak terbatas pada lingkungannya. Manusia mulai
mengeksplorasi dan mempelajari hal-hal baru yang di dunia.
Pendidikan tidak hanya berarti pengetahuan atau hanya
mengenal buku dan tulisan atau hal-hal belajar dengan hafalan
dan juga berhitung, tapi memegang makna yang jauh lebih
dalam. Ini berarti membuka pikiran untuk mempelajari hal-hal
baru dan mengejar pilihan yang berbeda. Pendidikan yang
tinggi menyediakan visi yang lebih jelas dari segala hal,
membuat tujuan seseorang lebih jelas dan membuat orang
lebih mudah menerima perubahan. Itu membuat orang
rasional, menanamkan dalam dirinya kemampuan untuk
berpikir dan bertanya. 16
4. Fungsi Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan sebuah lembaga yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan siswa, karena sekolah merupakan tempat
kedua selain keluarga dalam pembentukan karakter dan pribadi
anak.
Menurut sawarno fungsi lingkungan sekolah sebsgai berikut:
a. Mengembangkan
b. kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
c. Spesialisasi, semakin meningkatnya diferensiasi dalam
tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial, sekolah juga
sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang
pendidikan dan pengajaran.
d. Efisiensi, terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang
berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran maka
16
Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan,(Jakarta: PT. Bumi Aksara) h. 67
14

pelaksana pelaksana pendidikan dan pengajaran dalam


masyarakat menjadi lebih efisien.
e. Sosialisasi, sekolah membantu perkembangan individu
menjadi makhluk sosial, makhluk yang beradaptasi dengan
baik di masyarakat.
f. Konservasi dan transmisi kultural, ketika masih berada di
keluarga
g. kehidupan anak selalu menggantungkan diri pada orang
tua, maka ketika memasuki sekolah ia mendapat
kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung
jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.17
Adapun fungsi sekolah menurut oemer hamalik yaitu:
a. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
b. Sekolah memberikan keterampilan dasar.
c. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
d. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
e. Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial.
f. Sekolah mentransmisi kebudayaan.
g. Sekolah membentuk manusia yang sosial.
h. Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan.18
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
lingkungan sekolah adalah membantu menciptakan serta
menanamkan budi pekerti serta karakter yang baik, dimana
pendidikan tersebut tidak dapat diberikan di rumah atau keluarga.
Sebagian besar pembentukan kecerdasan,sikap dan minat sebagai
bagian dari pembentukan kepribadian, dilaksanakan oleh, sekolah.

17
Suwarno, Pengantar umum Pendidikan. (jakarta: alfabeta, 2011). h. 112
18
Nasution, Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). h. 14
15

Kenyataan ini menunjukkan, betapa penting dan besarnya


pengaruh sekolah.
4. Lingkungan fisik sekolah
Lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada disekitar
manusia berupa kondisi alam, misalnya keadaan tanah, keadaan
musim, dan lain sebagainnya. Seperti halnya ruangan kelas harus
dipersiapkan, semua perabotan, peralatan atau perlengkapan harus
disusun sedimikan rupa yang akan diperuntukan kegiatan belajar
mengajar sepanjang tahun ajaran yang akan datang. Dengan
demikian setiap guru harus menyadari susunan lingkungan fisik
dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Menurut Soemiarti Patmonodewo mengatakan bahwa
“Pertama kali yang dapat membantu perencanaan dan
pengorganisasian lingkungan fisik kelas adalah informasi yang
berkaitan dengan anak yang akan mengikuti kegiatan belajar. Hal
yang kedua yang perlu dipersiapkan guru adalah, apa yang harus
dilakukan anak yang berkaitan dengan tujuan khusus yang hendak
dicapai.19 lingkungan fisik sekolah itu meliputi gedung sekolah,
sarana dan prasarana sekolah, alat dan media yang mendukung
dalam pembelajaran, keadaan geografis di sekitar sekolah.
5. Lingkungan non fisik
Lingkungan non fisik adalah kondisi sosio-emosional. Kondisi
sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa
dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Misalnya lingkungan
sekolah berlokasi di pinggir jalan raya, dekat dengan pasar atau
pabrik atau industri yang menggunakan mesin oleh sebab itu perlu
19
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), h 153
16

suatu pendekatan kerja sama yang baik dengan lingkungan di luar


pekarangan sekolah. Karena bagaimana pun peranan lingkungan di
sekitar lokasi sekolah sangat penting demi menciptakan suatu
skeolah yang nyaman dan kondusif.20
lingkungan sekolah non fisik juga meliputi proses belajar
mengajar di dalam kelas, tata tertib yang ada di sekolah, metode
pembelajaran dan juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
lingkungan sekolah seperti: kelompok belajar, intrakurikuler dan
ekstrakurikuler yang dilakukan di lingkungan sekolah.
Sedangkan menurut walgito menyebutkan bahwa lingkungan
sekolah secara garis besar dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu:
lingkungan fisik dan juga lingkungan sosial. Lingkungan fisik
adalah lingkungan yang ada disekitar manusia berupa kodisi alam,
misalnya keadaan tanah, keadaan musim, lokasi sekolah.
Sedangkan lingkungan sosial yaitu : lingkungan masyarakat.
Lingkungan sosial ini dibedakan menjadi dua yaitu: lingkungan
sosial primer dan lingkungan sosial sekunder.
Lingkungan sosial primer yaitu hubungan antara anggota satu
dengan lainnya saling mengenal dengan baik, sehingga pengaruh
lingkungan sosial primer sangat mendalam. Sedangkan lingkungan
sosial sekunder yaitu hubungan antara anggota satu dengan
anggota lain agak longgar, hal ini dikarenakan hubungan anggota
satu dengan anggota lainnya dalam lingkungan sekunder ini kurang
atau tidak saling mengenal. Sehingga pengaruh lingkungan sosial
sekunder kurang mendalam dibandingkan dengan pengaruh sosial
primer.21

20
https://brainly.co.id/tugas/552610. Konsep lingkungan fisik dan non fisik.
Tanggal akses 06- 9-2019, Pukul 17:00 WIB
21
Walgito, pengantar psikologi umum . ( Yogyakarta: Andi Offset 2004) h. 51
17

Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai


alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat
permainan, buku-buku, alat peraga dan lain-lain) dinamakan
lingkungan pendidikan atau lingkungan sekolah.22 Lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi disekeliling
proses pendidikan. Jadi lingkungan sekolah merupakan lingkungan
yang berpengaruh kedua setelah lingkungan keluarga, dan adapun
keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
lingkungan sekolah saja melainkan juga lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sebagai penunjang keberhasilannya.
6. Unsur-unsur Lingkungan Sekolah
Menurut Slameto menyatakan ada beberapa unsur lingkungan
sekolah yang berpengaruh terhadap belajar yakni:
a. Metode mengajar Metode mengajar mempengaruhi belajar,
Metode mengajar guru yang kurang baik aka mempengaruhi
belajar siswa yang tidak baik pula dan sebaliknya.
b. Kurikulum Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak
baik terhadap belajar dan begitupun sebaliknya
c. Relasi guru dengan siswa Guru yang kurang berinteraksi
dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar
mengajar itu kurang lancar.
d. Relasi siswa dengan siswa Menciptakan relasi dengan baik
antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh
yang positif terhadap belajar siswa.
e. Disiplin sekolah Kedislipinan sekolah erat hubungannya
dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

22
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan ,( Jakarta : raja grafindo persada, 2006)
Hal33
18

f. Alat pelajar Alat pelajar yang baik dan lengkap perlu agar
guru dapat mengajar dengan baik serta dapat belajar dengan
baik pula.
g. Waktu sekolah, Waktu sekolah ialah waktu
h. Terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat
pagi hari,siang,sore/malam hari.
i. Standar belajar di atas ukuran Guru berpendirian untuk
mempertahankan wibawanya,perlu memberi pelajar di atas
ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan
takut kepad guru.
j. Keadaan gedung Dengan keadaan gedung dan kelas yang
kurang memadai bagi siswa maka siswa akan merasa tidak
nyaman dalam belajar.
k. Metode belajar Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang
salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara
belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu.
Tugas Rumah Diharapkan guru jangan terlalu banyak
memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak
tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.23

B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti
dorongan, pengasalan, dan motivasi. Kata “motif”, dapat diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif juga dapat katakan sebagai daya penggerak dari
23
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi . (Jakarta: Rineka Cipta.
2013) h. 64-69
19

dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas


tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak.24
Motif-motif ini hanya aktif pada saat-saat tertentu saja, yaitu
apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
mendesak. Apabila suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk
dipenuhi, maka motif atau daya penggerak menjadi aktif. Motif atau
daya penggerak yang telah menjadi aktif inilah disebut motivasi.
Menurut Alisuf Sabri “Motivasi adalah segala sesuatu yang
menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong
orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan
motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan
individu sebagai suatu kebutuhan atau tujuan yang nyata ingin
dicapai”.25
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita
melakukan sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bersumber dari
mana saja, entah itu dari diri kita sendiri ataupun dari orang lain.
Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu
sumber tenaga seseorang dalam mengerjakan suatu hal agar
seseorang mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

24
Sadirman A.M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006), h.73
25
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, h. 128
20

Menurut Hamzah“Belajar adalah suatu pengalaman yang diperoleh


berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Belajar menunjukkan suatu proses perubahan prilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”.26
Dari pengertian salah satu ahli diatas maka, belajar adalah suatu
proses atau semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang
berbeda antara sebelum dan sesudah belajar.
Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan bukan hanya
melalui sekolah tetapi melalui lingkungan dan interak sisosial.
“Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu”.27
“Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan bersemangat untuk belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar”.28
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah dorongan yang timbul baik secara intrinsik
maupun ekstrinsik dalam proses belajar. Faktor intrinsik, berupa
harsat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
26
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), cet. 3, h. 22
27
Ibid, h. 23
28
Sadirman A.M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006), h.75
21

harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah


adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor
tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang
berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan
semangat.29
2. Macam-macam Motivasi
Menurut Sartain sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto,
motif-motif itu dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a. Physiological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat
fisiologis atau jasmaniyah, seperti lapar, haus, dan sebagainya.
b. social motives ialah dorongan-dorongan yang ada hubungannya
dengan manusia yang lain dalam masyarakat, seperti dorongan
estetis, dan dorongan ingin selalu berbuat baik (etika).30
Jadi bisa dikatakan bahwasannya kedua motif ini sangatlah erat
kaitannya antara satu sama lain. Dan juga bisa dikatakan
bahwasannya motif yang kedua lebih tinggi dan luas tingkatannya
dibandingkan dengan motif yang pertama.
Sebagaimana juga dikutip oleh Ngalim Purwanto, Woodworth
mengadakan klasifikasi motif-motif, ia membedakan atau membagi
motif-motif itu menjadi dua bagian, seperti unlearned motives ialah
motif-motif pokok yang tidak dipelajari dan learned motives ialah
motif-motif yang dipelajari. Yang termasuk dalam unlearned
motives adalah motif-motif yang timbul disebabkan oleh
kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh

29
Hamzah B. Uno, Op, cit, h. 23
30
Ngalim Purwanto, PsikologiPenddikan, (Bandung: Remadja Karya, 1985), cet. 2, h.
62
22

seperti lapar, haus, sakit, dan sebagainya yang semuanya itu


menimbulkan dorongan dalam diri untuk minta supaya dipenuhi,
atau menjauhkan diri dari padanya. Selanjutnya Woodworth
menyatakan bahwa motif-motif pada seseorang itu berkembang
melalui kematangan, latihan, dan belajar.31
Dengan melalui latihan dan kehidupan sehari-hari, maka unlearned
motives pada seseorang makin berkembang dan mengalami
perubahan-perubahan sebagai berikut:
a. Tujuan-tujuan dan motif-motif menjadi lebih mengkhusus.
b. Motif-motif itu semakin berkombinasi menjadi motif-motif
yang lebih kompleks.\
c. Tujuan-tujuan perantara, dapat menjadi atau berubah menjadi
tujuan yang sebenarnya.
d. Motif-motif itu dapat timbul karena adanya perangsang-
perangsang baru (perangsang buatan), motif-motif wajar dapat
berubah menjadi motif bersyarat.32Sehubungan dengan uraian
diatas, sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, maka
Woodworth kemudian menggolongkan atau membagi motif-
motif itu menjadi tiga golongan:
e. Kebutuhan-kebutuhan organis, yakni motif-motif yang
berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari
tubuh, seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan
bergerak, dan beristirahat, atau tidur.
a. Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (emergency
motives), yaitu motif yang timbul jika situasi menuntut
timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari kita. Dalam hal ini

31
Ibid, h. 62
32
Ibid,.
23

motif itu timbul bukan atas kemauan kita, tetapi karena


perangsang dari luar yang menarik kita.
b. Motif obyektif, ialah motif yang diarahkan atau ditujukan ke
suatu objek atau tujuan tertentu disekitar kita. Motif ini timbul
karena adanya dorongan dari dalam diri kita (kita
menyadarinya).
c. Emergency motives dan objective motives adalah motif-motif
yang tergantung pada hubungan-hubungan individu dengan
lingkungannya.33
3. Jenis-Jenis motivasi Belajar
Menurut Syaiful Bahri, motivasi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu motivasi dalam diri pribadi seseorang atau motivasi intrinsik
dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang atau motivasi
ekstrinsik. Adapun pengertian motivasi intrinsik dan ekstrinsik
yaitu:
a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik merupakan dorongan kuat
yang berasal dari dalam diri seseorang. Motivasi intrinsik sangat
diperlukan untuk menumbuhkan motivasi belajar, peserta didik
yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam
belajar, keinginan untuk ini dilatarbelakangi oleh pemikiran
positif bahwa semua pelajaran yang dipelajari sekarang akan
berguna untuk dirinya baik untuk sekarang maupun dimasa
yang akan datang.
b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah keinginan untuk
mencapai sesuatu didorong karena ingin mendapatkan
penghargaan eksternal atau menghindari hukuman eksternal.
Seorang anak dikatakan memiliki motivasi ekstrinsik untuk

33
Ibid, h. 64
24

belajar jika peserta didik menempatkan tujuan belajarnya di luar


hal yang dipelajarinya, misalnya untuk mencapai angka tinggi,
gelar dan kehormatan. Contoh motivasi yang diberikan biasanya
dapat berupa pujian kepada peserta didik, hadiah, angka dan
sebagainya yang berpengaruh untuk merangsang siswa untuk
giat belajar.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat diperlukan
dalam proses belajar mengajar untuk mendorong siswa agar tekun
belajar. Motivasi ekstrinsik digunakan ketika siswa tidak memiliki
motivasi intrinsik. Dalam proses belajar mengajar di sekolah
maupun di rumah, kondisi lingkungan seperti guru, lingkungan
teman, keluarga, dan masyarakat memiliki peran yang nyata dalam
menjadi pembangkit motivasi belajar ekstrinsik peserta didik.34
4. Peran Motivasi dalam Belajar
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus
sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan
terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara memenuhi
kebutuhan siswa. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan
untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan
kebutuhan untuk merealisasikan diri. Adapun fungsi dari motivasi
dalam pembelajaran diantaranya:
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

34
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. (Jakarta: 2000. Rineka Cipta) h 152
25

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan


tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasannya sebuah motivasi
sangatlah berperan penting dalam penentuan keberhasilan dalam
sebuah tujuan.Dapat disimpulkan bahwa motivasi itu sendiri dalam
islam sangat terkait dengan masalah niat. Karena niatpun merupakan
sebuah pendorong dalam melakukan sebuah kegiatan. Seperti dalam
sebuah hadits dari Umar bin Khatab tentang niat. Karena motivasi itu
disebut juga pendorong maka penggerak dan pendorong itu tidak jauh
dari naluri baik bersifat negati ataupun positif. Dan sesungguhnya
motivasi itu mengarahkan pada suatu tujuan.
Sebagai mana hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
Dari Amirul Mukminun Abu Hafsah Umar Bin Al-Khattab Bin
Nufail Bin Abdil Uzza Bin Rayyah Bin Abdillah Bin Razaah Bin
Adiyy Bi Ka’ab Bin Luay Bin Ghalib Al-Quraisiy Al-Adawi
Radhiyallahu Anhu, dia berkata:
“Saya mendengar Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam
bersabda, “Amal perbuatan pasti disertai dengan niat, dan setiap
orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Siapa yang
hijrah semata-mata karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya; siapa yang hijrah karena dunia yang
akan dia dapatkan, atau hijrah karena seorang perempuan yang akan
dia nikahi, maka hijrahnya sesuai dengan tujuannya,” ” (Muttafaq
Alaih).35

35
Penterjemah Zainuddin Hamidy dkk, Shahih Bukhari, (Jakarta: Wijaya, 1992), cet.
13, h. 1
26

Dari hadits diatas niat merupakan suatu bentuk motivasi yang


mana dengan adanya niat atau motivasi tersebut seseorang dapat
terdorong untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan dan
tujuannya. Dan adapun hasil dari suatu pekerjaan sangat mementukan
seberapa besar niat atau motivasi serta usahanya dalam proses
pencapaian tujuan.
5. Ayat tentang motivasi belajar
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Ayat di atas menjelaskan bahwa barang siapa yang belajar atau
mencari ilmu dengan ikhlas niat hanya karena Allah SWT semata
maka Allah akan meninggikan derajatnya. Hal yang demikian
merupakan salah satu bentuk dari motivasi intrinsik, dalam
memperoleh ilmu pengetahuan yang timbul dari dalam diri seseorang
dengan niat hanya kerena Allah, maka niscaya Allah akan
meninggikan derajatnya.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula
timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Adapun faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa Menurut Muhibbin Syah yaitu
a. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
internal adalah faktor yang ada dalam diri manusia itu sendiri
yang berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan
27

cita-cita dan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
diri manusia itu sendiri yang terdiri dari lingkungan sosial, yang
meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, teman,
orangtua/keluarga dan teman sekolah dan lingkungan non sosial
meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat
tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi
orangtua dan lain- lain.36
Sedangkan Uzer Usman mengatakan faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah sebagai berikut.
a. Motivasi intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain,
tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena
ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang
berguna bagi nusa, bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia rajin
belajar tanpa ada suruhan orang lain. Perlu diketahui bahwa siswa
yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan untuk
menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, ahli dalam bidang
studi tertentu. Satu- satunya jalan untuk menuju tujuan yang ingin
dicapai ialah dengan belajar, tanpa belajar tidak mungkin
mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan
yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan,
kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang
terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul
dari kesadaran diri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar

36
MuhibbinSyah,Psikologi Pendidikan dengan Suatu PendekatanBaru, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), h.45.
28

simbol.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ada ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yangg demikian akhirnya ia
mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seorang mau
belajar37
7. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi belajar pada dasarnya dapat membantu guru dalam
memahami dan menjelaskan perilaku siswa dalam kegiatan belajar.
Motivasi tidak hanya memberikan arah kegiatan belajar secara
benar, tetapi lebih dari itu motivasi dalam diri siswa akan mendapat
pertimbangan-pertimbangan positif dalam kegiatannya termasuk
kegiatan belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi belajar
dalam proses pembelajaran, yaitu :
a. Motivasi memberikan semangat seorang pelajar dalam kegiatan-
kegiatan belajarnya.
b. Motivasi-motivasi perbuatan sebagai pemilih dari tipe kegiatan
dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya.
c. Motivasi memberikan petunjuk pada tingkah laku.38
Menurut pendapat lain, motivasi mempunyai beberapa fungsi
yaitu sebagai berikut :
a. Mendorong berbuat. Motivasi mendorong peserta didik untuk
berbuat. Artinya motivasi merupakan penggerak atau motor
yang melepaskan energi peserta didik.

37
Uzer Usman,Menjadi Guru Professional, (Bandung :Remaja Rosdakarya 2010) h.
29.
38
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), h. 233.
29

b. Menentukan arah perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai


penentu arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai oleh peserta didik.
c. Menyeleksi perbuatan. Menentukan berbagai perbuatan yang
harus dikerjakan oleh peserta didik guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan berbagai perbuatan yang tidak bermanfaat.
d. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Peserta didik
melaksanakan segala sesuatu karena adanya motivasi. Motivasi
tersebut merupakan pemicu bagi pencapaian prestasi.39
Arti penting motivasi dalam kegiatan belajar siswa semakin
diperkuat dengan adanya pendapat yang menyatakan bahwa
“motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberi
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa
yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang lebih
banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar, yang pada akhirnya
akan mampu memperoleh hasil belajar yang lebih baik
pula”.40Namun, adakalanya “motivasi belajar siswa dapat menjadi
lemah. Lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar, akan
melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu hasil belajar akan
menjadi rendah”.41

8. Indikator Berkembangnya Motivasi


Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar
yang tinggiini dapatdiketahui melalui proses belajar mengajar
dikelas diantaranya:
39
Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik Dan Model Pembelajaran, (Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 135
40
Ibid h. 132
41
Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
239
30

a.Tertarik pada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh


tak acuh
b. Tertarik pada mata pelajaran yang di ajarkan
c.Mempunyai antusias yang tinggi
d. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas
e.Ingin identitasnya diakui orang
f. Tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri
g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali
h. Selalu terkontrol oleh lingkungan.42

C. Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggali dan memahami
beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk memperkaya
referensi dan menambah wawasan yang terkait dengan judul proposal
ini. Diantara beberapa skripsi tersebut adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Olivia Andayani yang berjudul
“Lingkungan Sekolah Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Di SMP Negeri 13 Depok” menyimpulkan bahwa lingkungan
sekolah memiliki peran yang cukup penting dalam memotivasi
siswa, ini dapat dilihat dari besarnya perhatian sekolah dalam
memberikan penyuluhan kepada guru dan karyawan untuk menjaga
hubungan yang harmonis dengan seluruh siswa. Guru juga dituntut
untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman agar dapat
memotivasi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa di
SMP Negeri 13 Depok mempunyai pengaruh yang penting terhadap
motivasi siswa di SMP 13 Depok.
42
Ali Imran, Belajar Dan Pembelajaran,( Jakarta: Dunia Pustaka, 2011) h.30.
31

2. Penelitian yang dilakukan oleh Syukur Yakub yang berjudul


“Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di
SMP Darul Ma’arif Jakarta” menyimpulkan bahwa kontribusi
lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) sebesar 49% dan sisanya 51% dipengaruhi
oleh faktor lain diluar penelitian ini.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Afnita yang berjudul “Pengaruh
Perhatian Orang Tua Dan Lingkungan Tempat Tinggal Siswa
Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam”
menyimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara perhatian
guru, orang tua dan lingkungan tempat tinggal siswa terhadap
motivasi belajar pendidikan agama Islam. Artinya semakin besar
orang tua dalam memberikan perhatian dan memilih lingkungan
tempat tinggal yang baik, maka akan baik pula dalam memberikan
motivasi belajar terutama pendidikan agam Islam. Begitu pula
sebaliknya, semakin kurang orang tua memberikan perhatian dan
memilih tempat tinggal yang kurang layak, maka anak tidak akan
termotivasi untuk belajar.
D. Kerangka Berfikir
Berdasarkan penjelasan mengenai lingkungan sekolah di atas, dapat
diketahui bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting
sesudah keluarga. Ketika anak meningkat usia enam tahun,
perkembangan iptek, dan daya berpikir mereka telah sedemikian
sehingga mereka telah membutuhkan beberapa dasar-dasar
pengetahuan.43

43
Ahmad D. Marimba, Pengantar filsafat pendidikan Islam, (Bandung: PT Al-
Ma’arif, 1989), h. 60
32

Sedangkan tugas sekolah ialah mempersiapkan anak-anak untuk


mengisi kebutuhan masyarakat tempat tinggalnya dan untuk menempuh
kehidupan yang sempurna, sehingga mereka mendapat kebahagiaan
bersama masyarakatnya.44 Jelasnya, bisa dikatakan bahwa sebagian besar
pembentukan kecerdasan, sikap, dan minat sebagian besar pembentukan
kepribadian yang dilaksanakan oleh sekolah. Kenyataan ini
menunjukkan betapa penting dan besar pengaruh dari sekolah.45
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya betapa pentingnya
sebuah motivasi dalam peningkatan mutu (kualitas) anak didik. Karena
ketika siswa memiliki motivasi yang kuat maka siswa tersebut akan
memiliki semangat serta keinginan yang kuat untuk meningkatkan
prestasinya dalam segala hal khususnya dalam prestasi akademiknya.

x
Lingkungan Fisik y
Sekolah Motivasi Belajar

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.46 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

44
Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT Hidakarya
Agung), h. 29
45
Hasbullah, Op, cit, h. 50
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 64
33

Ha:Ada pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Lingkungan Sekolah


Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V Di MI I’Anatul Falah Cikoko
Jakarta Selatan.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Lingkungan
Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V Di MI I’Anatul Falah
Cikoko Jakarta Selatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah I’anatul Falah
Cikoko Jakarta Selatan. Jalan Cikoko Barat 1 No 64 Rt 004/03
Kelurahan Cikoko Kecamatan Pancoran Kota Jakarta Selatan
Provinsi DKI JAKARTA.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan apabila pada semester ganjil 2022
sudah mendapatkan dosen pembimbing, maka penelitian akan
dilakukan pada semester genap pada tahun 2023.

B. Metode dan Desain Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian
korelasional kuantitatif. Arikunto menyatakan bahwa penelitian
korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan
dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak
hubungan itu.47 Hal tersebut diperkuat oleh pendapat dari Muhidin
yang menyatakan bahwa tujuan dilakukannya analisis korelasi
antara lain:48
a. Untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi)
antarvariabel.

47
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
2010. h. 313
48
Abdurrahman dan Muhidin. Panduan Praktis Memahami Penelitian.
Bandung:Pustaka Setia. 2011. h. 105
34
35

b. Bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan


hubungan antarvariabel.
c. Untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan
tersebut berarti (meyakinkan atau signifikan) atau tidak berarti
(tidak meyakinkan).
2. Desain Penelitian
Desain penelitian korelasi ini menggunakan penelitian
hubungan (bivariat). Penelitian bivariat ini terdapat dua macam
yaitu penelitian korelasi sejajar dan penelitian korelasi sebab
akibat. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis yang kedua
yaitu penelitian korelasi sebab akibat. Penelitian korelasi sebab
akibat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel
yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Desain penelitian
hubungan ini cukup sederhana, hanya mengumpulkan skor dua
variabel dengan subyek yang sama dan kemudian menghitung
koefisien korelasinya. Berikut desain penelitian korelasi sebab
akibat.

X Y
Lingkungan Sekolah Motivasi Belajar

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Sugiyono menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
36

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.49Populasi


pada penelitian ini adalah siswa kelas V di MI I’ANATUL
FALAH Cikoko Jakarta Selatan dimana populasinya sebanyak 25
siswa.
Tabel 1. Populasi Siswa Kelas V di MI I’ANATUL FALAH
Cikoko Jakarta Selatan
No. MI I’ANATUL Jumlah siswa Jumlah siswa Jumlah
FALAH Cikoko laki-laki perempuan Total
Jakarta Selatan
1. Kelas V 13 12 25
Jumlah 25

2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah suatu bagian dari populasi.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Arikunto: “Sampel
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”. 50
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Pengambilan sampel
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel
(contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau
dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan
istilah lain, sampel harus representatif. Sugiyono mengemukakan
bahwa cluster sampling adalah teknik sampling daerah yang
digunakan untuk menentukan sampel apabila objek atau sumber
data yang akan diteliti sangat luas.51 Dengan teknik ini, peneliti

49
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2014. h. 61
50
Arikunto, S. op, cit, h. 174
51
Sugiyono, op, cit. h. 121
37

menetapkan sampel yang akan digunakan yaitu siswa kelas v di MI


I’ANATUL FALAH Cikoko Jakarta Selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data


Setelah Untuk memperoleh data yang dihasilkan dalam suatu
penelitian berkualitas dan sesuai dengan tujuan penelitian tersebut
dapat jawabkan maka diperlukan teknik dalam pengumpulan data
tersebut. Perlu dilakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan. Dalam pengumpulan data ini
penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu teknik
angket, dan dokumentasi.
1. Angket (kuesioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya, dalam
penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah skalalikert. Yaitu
sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkat-tingkatan, misalnya mulai dari selalu sampai ketidakpernah
atau skala likert yaitu instrument dalam bentuk suatu pernyataan
dan diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan. 52
Menurut sudjana kelebihan dari metode angket atau kusioner
adalah sifatnya yang praktis, hemat waktu tenaga, dan biaya.53
Penelitian ini menggunakan angket (kuesioner) atau dengan
daftar pertanyaannya dibuat secara tertutup. Metode ini digunakan

52
Sugiyono, Op, cit, h.180
53
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Dan Mengajar Cet. Xv, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.70
38

untuk memperoleh data tentang lingkungan belajar siswa kelas v di


MI I’ANATUL FALAH Cikoko Jakarta Selatan.

b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu digunakan untuk mengambil data yang
sudah terdokumentasi. Data tersebut diperoleh dari kepala sekolah,
wali kelas dan guru mata pelajaran tentang hasil belajar dan
kondisi lingkungan belajar siswa di sekolah dalam sebuah bukti
dokumentasi (foto), baik itu dalam proses belajar mengajar,
maupun kondisi sekitar sekolah, dan hasil belajar siswa seperti
nilai raport mata pelajaran siswa kelas V di MI I’ANATUL
FALAH Cikoko Jakarta Selatan.

E. Instrumen Penelitian
Sugiyono mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
atau kuesioner.54
Sugiyono menyatakan angket atau kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.55 Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup.
Penskoran instrumen dibuat dengan menggunakan Skala Likert
dengan empat alternatif jawaban. Jawaban setiap instrumen mempunyai

54
Sugiyono, Op, cit, h.147
55
Ibid, h.199
39

gradasi atau tingkatan dari sangat positif sampai sangat negatif berupa
pernyataan. Berikut tabel tingkatan nilai pernyataan pada angket:

Tabel 2. Gradasi atau Tingkatan Nilai Pernyataan pada


Angket
Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4

Adapun langkah-langkah penyusunan pernyataan intensitas belajar


sebagai berikut:
1. Menetapkan indikator intensitas belajar siswa yang dipergunakan
untuk menyusun angket.
2. Menyusun sejumlah pernyataan berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan.
3. Sejumlah pernyataan yang telah disusun tersebut diujicobakan.
4. Menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
5. Melakukan seleksi dengan cara menghilangkan item-item atau
pernyataan yang kurang tepat.
Tabel 3.Kisi-Kisi Instrumen
40

No. Variabel Dimensi Indikator Butir


Variabel Soal

Lingkungan Sekolah Lingkungan Kelengkapan 1, 2, 3,


Fisik fasilitas sekolah, 4, 5, 6,
Keadaan sekitar 7, 8, 9,
sekolah, Sarana dan 10
prasarana sekolah,
Suasana sekolah

Lingkungan Hubungan siswa 11, 12,


Non Fisik dengan teman- 13, 14,
temannya, 15, 16,
Hubungan siswa 17, 18,
dengan guru, Tata 19, 20
tertib serta segala
peraturan sekolah
Motivasi Belajar Motivasi Tekun menghadapi 1, 2, 3,
Intrinsik tugas, Senang dan 4, 5, 6,
rajin penuh 7, 8, 9,
semangat, Keinginan 10
mendalami materi
yang diberikan,
Motivasi Peran guru dan
Ekstrinsik orang tua, Peraturan
serta tata tertib 11, 12,
sekolah, 13, 14,

Penghargaan 15, 16,

(Reward) atas 17, 18,


41

sebuah prestasi 19, 20

F. Teknik Analisa Data


1. Validitas
Arikunto menyatakan validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen.56 Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Jadi, validitas adalah suatu cara atau
ukuran valid atau tidaknya suatu instrumen yang diujikan. Pada
penelitian ini, peneliti melakukan pengujian validitas
menggunakan microsoft excel. Selain menggunakan microsoft
excel, tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan
menggunakan rumus Product Moment dengan rumus sebagai
berikut :
𝑛∑𝑥i𝑦i−(∑𝑥i)(∑𝑦i)
rxy =

√(𝑛∑𝑥2−(𝑥i)2)(𝑛∑𝑦2−(𝑦i)2)
i i

Sumber: (Sugiyono 2014:228)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi tiap butir


n = banyaknya subyek uji coba
∑xi = jumlah skor tiap butir

56
Arikunto, S. op, cit, h. 211
42

∑yi = jumlah skor total

∑x2 = jumlah kuadrat skor tiap butir

∑y2 = jumlah kuadrat skor total

∑xy = jumlah perkalian skor tiap butir dengan skor


total

- Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar


(>) dari r tabel, instrumen atau soal dinyatakan valid.
- Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil
(<) dari r tabel, instrumen atau soal dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Arikunto mengemukakan reliabilitas adalah suatu bentuk
instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.57 Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai
dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan
sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keandalan sesuati.
Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi bisa diandalkan.
Metode uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji
reabilitas Internal Consistency dengan menggunakan metode
Cronbach Alpha. Melalui uji Cronbach Alpha ini akan terdeteksi
indikator-indikator yang tidak konsisten sehingga indikator
tersebut dapat diperbaharui lagi menjadi konsisten. Cronbach

57
Ibid., h. 221
43

Alpha merupakan sebuah ukuran keandalan yang memiliki nilai


berkisar dari nol sampai satu, digunakan pada angket atau soal
bentuk uraian. Rumus uji Cronbach Alpa sebagai berikut:

Keterangan :

ri : Cronbach Alpha
k : jumlah butir soal
s i2 : variansi butir soal

s t2 : variansi skor total


Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas
instrumen digunakan kategori sebagai berikut:
1) 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
2) 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
3) 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
4) 0,200 sampai dengan 0,0400 : rendah
5) 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Pada taraf nyata α 0,05 juka r hitung lebih besar (>) dari r
tabel, instrumen atau soal dinyatakan reliabel.
2) Pada taraf nyata α 0,05 juka r hitung lebih kecil (<) dari r
tabel, instrumen atau soal dinyatakan tidak reliabel.

G. Hipotesis Statistik
1. Menentukan Hipotesis
44

Ha: Terdapat pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar


siswa kelas v di MI I’anatul Falah Cikoko Jakarta Selatan.
Ho : Tidak terdapat pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas v di MI I’anatul Falah Cikoko Jakarta Selatan.
Sementara itu, untuk memastikan apakah koefisien regresi
tersebut signifikan atau tidak (dalam arti variabel X berpengaruh
terhadap variabel Y) dapat dilakukan uji hipotesis dengan cara
membandingkan nilai signifikansi (sig) dengan probabilitas a = 5%
(0.05) atau dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t
tabel.
a. Uji hipotesis membandingkan nilai Sig dengan 0.05
Adapun yang menjadi dasar pengambilan keputusannya
dalam analisis regresi sederhana dengan melihat nilai (Sig)
berikut ini adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai sifnifikansi < 0.05 artinya variabel X
berpengaruh terhadap variabel Y.
2) Jika nilai signifikansi > 0.05 artinya variabel X tidak
berpengaruh terhadap variabel Y.
b. Uji hipotesis membandingkan nilai thitung dengan ttabel
Pengujian hipotesis ini sering disebut juga dengan Uji t,
dimana dasar pengambilan keputusan dalam Uji t adalah:
1) Jika nilai thitung>ttabel maka ada pengaruh lingkungan
belajar terhadap hasil belajar.
2) Jika thitung<ttabel maka tidak ada pengaruh lingkungan
belajar terhadap hasil belajar.
2. Melihat besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
45
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Ianatul Falah berdiri di bawah naungan
Yayasan Pendidikan Islam yang oleh Hasan Murtaha diwakafkan dan
diketuai oleh Ustd. H.Abdul Syukur yang pada saat itu beliau masih
bekerja di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Madrasah
Ibtidaiyah Ianatul Falah terletak di Cikoko Barat I Gg II RT.008
RW.04 Kelurahan Cikoko, Jakarta Selatan 12770. Hasan Murtaha
meninggal dunia pada Tahun 1979 di Cikoko, selain meninggalkan
ahli waris, Almarhum meninggalkan sebidang tanah yang dihibahkan/
diwakafkan untuk keperluan pendidikan Agama Islam yang
dinamakan Madrasah Ibtidaiyah Ianatul Falah, yang Luasnya + 60M2
(15*4 mt) enam puluh meter persegi.
Pada tanggal 30 Nopember 1988 selagi mereka dalam keadaan
sehat badan dan sempurna akal serta tidak ada paksaan dari siapapun,
menyatakan tidak keberatan tanah tersebut dihibahkan/ diwakafkan
untuk pendidikan Agama Islam. Batas- batas tanah tersebut sebagai
berikut:
a. Sebelah utara dengan pek/ tanah: Gudang Sarinah
b. Sebelah timur dengan pek/ tanah: Gang MHT.
c. Sebelah selatan dengan pek/ tanah: Gang MHT.
d. Sebelah barat dengan pek/ tanah: Abdullah Minan.
2. VISI
“TERWUJUDNYA PRIBADI MUSLIM YANG
BERAHLAK MULIA, CERDAS, KRITIS, MANDIRI DAN DAPAT
BERSAING DENGAN DUNIA GLOBAL

46
47

3. MISI
a. Berakhlak Mulia
1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT.
2) Menanamkan rasa cinta terhadap sesama, tanah air dan
bangsa.
3) Menanamkan budi pekerti yang luhur.
4) Menanamkan rasa cinta terhadap sesama mahluk ciptaan
Alloh SWT
b. Cerdas
1) Menumbuhkembangkan cara pikir untuk lebih kekinian dan
berpotensi dalam menggunakan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan dalam kehidupan keseharian.
2) Menanamkan ilmu pengetahuan dan bimbingan secara
efektif.
c. Kritis
1) Menanamkan keberanian dalam mengungkapkan pendapat,
ide atau gagasan.
2) Mananamkan kemampuan untuk dapat menerima kritikan.
d. Mandiri
1) Menanamkan sikap ulet dan gigih dalam berkompetisi.
2) Menanamkan sikap untuk mampu beradaptasi dengan
lingkungan.
3) Menanamkan sikap sportifitas.
e. Bersaing dengan dunia global
1) Mampu menerima teknologi yang sedang berkembang.
2) Menguasai dasar- dasar pengetahuan teknologi komputerisasi.

4. IDENTITAS MADRASAH
Nama Madrasah : MI. IANATUL FALAH
48

Nomor Statistik Madrasah : 111231740114


NPSN : 60706207
Alamat Madrasah : Jl. Cikoko Barat I Gg II RT.008/004 No.21
Kelurahan : Cikoko
Kecamatan : Pancoran
Kotamadya : Jakarta – Selatan
Propinsi : DKI Jakarta
Kode Pos : 12770
Website : www.ianatulfalah.com
Telepon : (021) 79197581
Status Madrasah : Terakreditasi
Waktu Belajar : Pagi
Nama Kepala Madrasah : Nurdiana, M.Pd
Nama Ketua Yayasan : H.Abdul Syukur
Luas Tanah : 60 m2 (15*4mt)
Status Tanah : Wakaf
Kontruksi Bangunan : Belum permanen

Tabel 4.1

Keadaan Siswa

TAHUN KELAS
NO
PELAJARAN I II III IV V VI Jumlah

1. 2011/2012 6 9 8 9 11 8 51

2. 2012/2013 11 8 8 9 9 9 54
49

3. 2013/2014 17 12 9 8 8 8 62

4. 2014/2015 16 17 11 10 6 8 68

5. 2015/2016 18 18 15 12 8 7 78

6. 2016/2017 13 15 19 15 12 6 80

7. 2017/2018 24 12 15 16 11 8 86

8. 2018/ 2019 30 15 11 12 15 9 93

Tabel 4.2

Keadaan Guru Tahun 2023/2024

IJAZAH GURU
NO JUMLAH
TERTINGGI PNS/TTP GTY

1 S1 - 6 6

2 D3 - - -

3 D2 - - -

4 SLTA - 2 2

5 PonPes ≤ SLTP - - -

Jumlah - 8 8
50

B. Analisis Data
1. Uji Validitas
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut.
Tabel 4.2
Validasi pengaruh lingkungan Sekolah
No rhitung Keterangan
1 0,896 valid
2 0,013 valid
3 0,896 valid
4 0,212 valid
5 0,598 valid
6 0,896 valid
7 0,846 valid
8 0,896 valid
9 0,201 valid
10 0,305 valid
11 0,896 valid
12 0,464 valid
13 0,896 valid
14 0,896 valid
15 0,896 valid
16 0,896 valid
17 0,896 valid
18 0,305 valid
19 0,896 valid
51

20 0,464 valid
Dari Hasil uji validitas dikatakan valid apabila nilai
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai probabilitas
yang lebih dari 0,05 menunjukkan item tersebut tidak valid dengan
adapun hasil validitas bahwa soal angket signifikan terhadap hasilnya.
Tabel 4.3
Validasi Motivasi Belajar
No rhitung Keterangan
1 0,159 valid
2 0,448 valid
3 0,011 valid
4 0,525 valid
5 0,331 valid
6 0,977 valid
7 0,368 valid
8 0,481 valid
9 0,303 valid
10 0,501 valid
11 0,147 valid
12 0,240 valid
13 0,241 valid
14 0,277 valid
15 0,749 valid
16 0,191 valid
17 0,514 valid
18 0,021 valid
19 0,070 valid
20 0,033 valid
52

Dari Hasil uji validitas dikatakan valid apabila nilai


probabilitasnya lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai probabilitas
yang lebih dari 0,05 menunjukkan item tersebut tidak valid dengan
adapun hasil validitas bahwa soal angket signifikan terhadap hasilnya.
2. Reabilitas
Tabel 4.4 Tabel 4.5
Realibitas Reabilitas

Reliability Statistics Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's
Alpha N of Items Alpha N of Items

.339 20 .541 20

Dari hasil penghitungan SPSS nilai uji Reliabilitas pada variabel x dan y
semuanya memiliki nilai lebih besar dari 0,60. Nilai Cronbach’s Alpha
variabel x 0,338 dan nilai Cronbach’s Alpha variabel y 0,541. Maka
dinyatakan angket tersebut Reliabel dalam penelitian ini.

Tabel 4.6

Model Summary
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .129a .017 .026 6.301

a. Predictors: (Constant), pengaruh lingkungan

Pada output di atas nilai R bernilai 0,129, mengandung arti bahwa


Pengaruh Lingkungan X) terhadap Motivasi Belajar (Y) sebesar 12,9%
sedangkan sisanya 2,6% Motivasi Belajar dipengaruhi oleh variabel lain
diluar penelitian ini.

Tabel 4.7
53

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig

1 (Constant) 79.353 15.283 5.192

pengaruh lingkungan -.132 .212 -.129 -.622

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar


Coeffcients

Adapun untuk pengambilan keputusan dalam analisis regresi


dengan melihat nilai signifikansi :

1. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari probabilitas 0,05 mengandung
arti bahwa ada pengaruh Lingkungan Sekolah (X) terhadap Motivasi Belajar
Siswa (Y).

2. sebaliknya jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari probabilitas 0,05
mengandung arti bahwa tidak ada pengaruh Lingkungan Sekolah (X)
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y).

Berdasarkan output spss di atas didapatkan nilai (Sig.) 0, 540 lebih


besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa “Tidak ada Pengaruh
Lingkungan Sekolah (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y).

C. Uji Hipotesis
Adapun hipotesis pada uji ini ialah
H0= Tidak ada Pengaruh Lingkungan X) terhadap Motivasi Belajar
(Y).
Ha= Ada Pengaruh Lingkungan X) terhadap Motivasi Belajar (Y)
Sedangkan pengambilan keputusan pada uji t ialah :
1. Jika nilai thitung lebih besar dari ttabel maka ada pengaruh Pengaruh
Lingkungan X) terhadap Motivasi Belajar (Y)
54

2. Jika nilai thitung lebih kecil dari ttabel maka tidak ada pengaruh Pengaruh
Lingkungan X) terhadap Motivasi Belajar (Y)
Tabel. 4.8

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 79.353 15.283 5.192 .000

pengaruh lingkungan -.132 .212 -.129 -.622 .540

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar


Model coefficient

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai thitung 5.192,


dan adapun mencari nilai ttabel ialah :

Nilai a/2= 0,05/2 = 0,025

Df= n-2= 25-2= 23

Nilai 5,192 kemudian dilihat pada tabel distribusi nilai t, maka


didapat nilai t tabel 2,068

Karena nilai thitung sebesar 5,192 > nilai ttabel 2,068 dapat
disimpulkan bahwa H0 “Diterima” Ha “Ditolak”.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar di MI
I’ANATUL FALAH CIKOKO JAKARTA SELATAN. di
buktikan dengan uji regresi yang menghasilkan nilai Sig lebih
besar di bandingkan dengan 0,05, maka sesuai pengambilan
keputusan tidak ada pengaruh pengaruh Lingkungan Sekolah (X)
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y).
2. Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai t hitung 5,192, dan
55

adapun mencari nilai ttabel ialah : Nilai a/2= 0,05/2 = 0,025 Df= n-
2= 25-2= 23 Nilai 5,192;23 kemudian dilihat pada tabel distribusi
nilai t, maka didapat nilai t tabel 2,068. Karena nilai thitung sebesar
5,192 > nilai ttabel 2,068 dapat disimpulkan bahwa H0 “Diterima”
Ha “Ditolak”.
3. Besarnya Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi
Belajar di MI I’ANATUL FALAH CIKOKO JAKARTA
SELATAN. Pada output diatas nilai R bernilai 0,129,
mengandung arti bahwa Lingkungan Sekolah (X) terhadap
Motivasi Belajar (Y) sebesar 12,9% sedangkan sisanya 26,0%
Motivasi Belajar Siswa dipengaruhi oleh variabel lain diluar
penelitian ini.
4. Hubungan antara pengaruh pengaruh Lingkungan Sekolah (X)
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y). Berdasarkan hasil
penelitian angka konstan dari unstandardized Coefficient pada
data ini ialah 5,192 nilai ini adalah angka konstan yang berarti
setiap Lingkungan Sekolah (X) maka penambahan Motivasi
Belajar Siswa (Y) 5,192 sedangkan b= angka koefisien regresi
bernilai 0,132 yang angka ini mengandung arti setiap 1%
pengaruh Lingkungan Sekolah (X) terhadap Motivasi Belajar
Siswa (Y).meningkat 0,132
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Adapun hasil dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah
ialah:Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar di MI
I’Anatul Falah Cikoko Jakarta Selatan. di buktikan dengan uji regresi
yang menghasilkan nilai Sig lebih besar di bandingkan dengan 0,05,
maka sesuai pengambilan keputusan tidak ada pengaruh pengaruh
Lingkungan Sekolah (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai t hitung 5,192, dan
adapun mencari nilai ttabel ialah : Nilai a/2= 0,05/2 = 0,025 Df= n-2= 25-
2= 23 Nilai 5,192;23 kemudian dilihat pada tabel distribusi nilai t, maka
didapat nilai t tabel 2,068. Karena nilai thitung sebesar 5,192 > nilai ttabel
2,068 dapat disimpulkan bahwa H0 “Diterima” Ha “Ditolak”.
Berdasarkan hasil penelitian angka konstan dari unstandardized
Coefficient pada data ini ialah 5,192 nilai ini adalah angka konstan yang
berarti setiap Lingkungan Sekolah (X) maka penambahan Motivasi
Belajar Siswa (Y) 5,192 sedangkan b= angka koefisien regresi bernilai
0,132 yang angka ini mengandung arti setiap 1% pengaruh Lingkungan
Sekolah (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y).meningkat 0,132
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat
diberikan kepada semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah terutama MI I’Anatul Falah Cikok Jakarta Selatan
dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu:
1. Kepada guru diharapkan agar dapat memperhatikan kebiasaan
belajar siswa dan selalu memberikan dorongan atau semangat
kepada siswa dalam proses pembelajaran, karena hal ini akan
56
mempengaruhi

57
58

motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.


Apabila siswa antusias dalam belajar, hal itu menandakan bahwa
motivasi belajarnya baik dan tentunya motivasi siswa dalam belajar
tersebut akan memberikan efek yang baik pula pada hasil belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman dan Muhidin. Panduan Praktis Memahami Penelitian.


Bandung
:Pustaka Setia. 2011
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka),
Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran
Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik Dan Model Pembelajaran,
(Bandung: Alfabeta, 2015),
Ericson Damanik, Pengertian Sekolah, 2013, (
http://sondyi.blogspot.com-
/2013/05/nilai-estetika-pendidikan.html)
Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982)
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), cet. 3
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafino Persada,
2017)
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2016),
M. Arifin, kapita slekta Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 2010)
Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT
Hidakarya Agung) Ahmad D. Marimba, Pengantar filsafat pendidikan Islam,
(Bandung: PT Al-Ma’arif, 1989)
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Dan Mengajar Cet.Xv

59
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
Nasution, Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011).

60
61

Ngalim Purwanto, PsikologiPenddikan, (Bandung: Remadja Karya, 1985),


cet.
2
Penterjemah Zainuddin Hamidy dkk, Shahih Bukhari, (Jakarta: Wijaya,
1992),
Sadirman A.M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006)
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi . (Jakarta: Rineka
Cipta. 2013)
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2013)
Suwarno, Pengantar umum Pendidikan. (jakarta: alfabeta, 2011)
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2001, Sisdiknas & Peraturan Pemerintah
RI
Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Serta Wajib
Belajar, (Citra Umbara: Bandung, 2017),
Walgito, pengantar psikologi umum . ( Yogyakarta: Andi Offset 2004)
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: BumiAksara, 2008), cet.
VII

Anda mungkin juga menyukai