PROPOSAL
1
2
KHARISMA KIAI DALAM PEMBELAJARAN ERA SOCIETY
5.0 DI PONDOK PESANTREN BAHRUL’ ULUM SIRANDU
MULYOHARJO PEMALANG JAWA TENGAH
PROPOSAL
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang sudah
memberikan seluruh rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menuntaskan
proposal skripsi ini. Shalawat serta salam mudah-mudahan tercurahkan kepada
nabi kita Nabi agung Muhammad SAW beserta keluarganya serta para
sahabatnya, yang mana dia sudah membawa kita dari lembah kebodohan
kelembah penuh dengan ilmu pengetahuan. Laporan penelitian proposal skripsi ini
disusun selaku salah satu ketentuan untuk mengerjakan skripsi pada program
Strata-1 di Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang. Skripsi yang berjudul “ Kharisma Kiai Dalam
Pembelajaran Era Society 5.0 Di Pondok Pesantren Bahrul’ ulum Sirandu
Mulyoharjo Pemalang”.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini bisa terlaksana
dengan baik berkat dorongan dari banyak pihak. Guna itu, dikesempatan ini maka
peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Amiroh, M.Ag sebagai ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Pemalang terimakasih atas seluruh dukungannya.
2. Ibu Nisrokha, S.Pd. I., M.Pd sebagai Ketua Program Studi S1 Pendidikan
Agama Islam terima kasih atas seluruh dorongan dalam bidang akademik.
3. Bapak Dr. Khaerudin, S.Pd.I., M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing I serta
Bapak Ridwan, S.Th.I., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang sudah
membagikan tutorial serta arahan sepanjang proses penyusunan proposal
skripsi.
4. Orang Tua tercinta yang sudah banyak memotivasi serta jadi penyemangat,
pengorbanan dan do’a yang tulus tiada hentinya tiap dikala dan keluarga besar
yang senantiasa mendukungan serta memotivasi dalam penataan proposal
skripsi.
5. Orang-orang tersayang, Kristia Monika, Siti Ma’rifah dan Muhammad Adi
Saputra yang selalu memberi semangat serta kegembiraan.
6. Sahabat-sahabati PMII Ki Patih Sampun, Terimakasih telah menyediakan
wadah pergerakan untuk peneliti.
ii
7. Teman satu jiwa dan satu angkatan STIT Pemalang yang sudah menemani
serta memberi dukungan setiap saat dan semua pihak yang sudah terlibat
dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis memahami bahwa proposal skripsi ini tidak lupa dari bermacam
kekurangan. Penulis mengharapkan anjuran serta kritik dan masukan demi
kesempurnaan serta perbaikannya sehingga kesimpulannya laporan proposal
skripsi bisa menunjukkan khasiat untuk bidang pembelajaran dan bisa dibesarkan
lebih lanjut lagi.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Fokus Penelitian..................................................................................5
C. Rumusan Masalah...............................................................................5
D. Tujuan Masalah..................................................................................6
E. Manfaat Penelitian..............................................................................6
1. Manfaat Teoritis...........................................................................6
2. Manfaat Praktis............................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA....................................8
A. Deskripsi Konseptual Fokus Penelitian..............................................8
1. Konsep Kharisma..............................................................................8
2. Konsep Kiai.....................................................................................12
3. Konsep Pembelajaran era society 5.0...........................................20
4. Konsep Pondok Pesantren.............................................................29
B. Hasil Penelitian Yang Relevan.........................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................38
A. Jenis Penelitian.................................................................................38
B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................38
C. Data dan Sumber data.......................................................................39
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data.........................................39
E. Prosedur Analisi Data.......................................................................41
F. Pemeriksaan Keabsahan Data...........................................................42
1. Kredibilitas......................................................................................43
2. Transferabilitas................................................................................45
3. Dependability..................................................................................45
4. Confirmability.................................................................................46
iv
G. Sistematika Penulisan.......................................................................46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Sedangkan itu para santri yang menimba ilmu agama di pondok pesantren
mempunyai kewajiban buat patuh pada Kiai. Kiai dipercaya ialah orang yang
telah menggapai makrifat sehingga apabila dekat dengan Kiai, bisa pula
memperoleh keberkahan, kemuliaan serta karomah dari Allah SWT. 5
Pondok pesantren yang berada di Indonesia dianggap kurang kompeten
dalam menjalankan pendidikan yang seharusnya dapat membangun bangsa
Indonesia lebih kuat dan modern karena pelajaran dan ajaran yang dibawanya
dirasa kurang mengikuti perkembangan zaman pada saat ini. Sehingga pada
saat itu pemerintahan Belanda membuat sekolah-sekolah formal berbasis
pendidikan umum. Sejak saat itu muncul sebuah persaingan antara
pembelajaran resmi serta pembelajaran pesantren yang disebut dengan
lembaga pendidikan colonial karena berbasis ilmu pengetahuan umum,
sementara pondok pesantren lebih mengutamakan pendidikan agama.6
Sebagaimana Al-Qur’an juga sudah menerangkan dalam firman Allah Q.S.
An-Nahl ayat 125:
َنُ اَ َّن َربَّكMالَّتِى ِه َي اَحْ َسMMِم بMُْا ِد ْلهMMنَ ِة َو َجM ِة ْال َح َسMَع اِلَى َسبِ ْي ِل َربِّكَ بِ ْل ِح ْك َم ْه َو ْال َموْ ِعظُ ُا ْد
»۱۲۵ : ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ِه َوهُ َواَ ْعلَ ُم بِ ْل ُمهتَ ِد ْينَ «النحل َ هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن
“Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan ajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk”.7
8
Pristian Hadi Putra.Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Society 5.0, Jurnal
Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 19, No. 02, 2019, hlm. 99 – 110.
9
Ahmad Nurul Huda& Fauzi. dialektika pendidikan pesantren di tengah era society 5.0,
Jurnal Kewarganegaraan, Vol. 6, No. 1 Juni 2019, hlm 1062.
4
10
Hasil wawancara dengan siti nur aliyah selaku pengurus ndalem santri putri Pondok
Pesantren Bahrul ulum Pemalang pada Jum’at 20 Januari 2023.
11
Elfridawati Mai Dhuhani,La Rajab, Media Pembelajaran Pondok Pesantren di era 4.0
(Ambon: LP2M IAIN, 2020), hlm.92.
12
Ibid
13
Chumaidi Syarief Romas, Kekerasan di Kerajaan Surgawi, Gagasan Kekuasaan Kiai Dari
Mitos Wali Hingga Broker Budaya (Yogyakarta: Kreasi wacana, 2003), hal. 153.
5
14
Hasil wawancara dengan Bapak Chanifuddin selaku Kepala seksi Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren pada Senin 27 Maret 2023.
15
Hasil wawancara dengan Sabilatul Ashfiya selaku pengurus santri qur’ani Pondok Pesantren
Bahrul ulum Pemalang pada Jum’at 20 Januari 2023.
16
Hasil wawancara dengan Rifki Ikhfaludin selaku pengurus santri putra Pondok Pesantren
Bahrul ulum Pemalang pada Jum’at 20 Januari 2023
6
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberi kontribusi didalam dunia pendidikan mengenai Sosok kharisma kiai
dan fungsinya dalam pembelajaran era society 5.0 di Pondok Pesantren.
Manfaat penelitian ini terdapat dua bagian yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis bisa memberikan kontribusi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam khazanah pendidikan, sekaligus
dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam pengembangan teori
kepemimpinan kharismatik yang telah ada, khususnya tentang upaya sosok
kharisma kiai dalam meningkatkan pembelajaram era society 5.0 di
Pondok Pesantren.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga Pendidikan
1) Sebagai bahan pertimbangan dan wacana ke depan bagi kemajuan
dan keeksisan lembaga khususnya untuk menciptakan kampus
yang islami secara penuh.
2) Dapat dijadikan masukan yang membangun untuk meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan dalam bidang pendidikan Islam.
b. Bagi tenaga pendidik
Hasil penelitian ini bagi pendidik bisa dipergunakan sebagai bahan
intropeksi diri menjadi individu yang mempunyai kewajiban mendidik
siswa buat menjadi insan yang berakhlak mulia.
c. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan terutama dibidang
keilmuan kepemimpinan kharismatik, yang bisa dipergunakan
menjadi bahan dalam kajian-kajian serupa.
8
d. Bagi Pembaca
1) Bisa menjadikan salah satu acuan dalam mempelajari gaya
kepimipinan kharisma kiai, paling utama yang berkaitan dengan
pendidikan di pondok pesantren, Dan selaku rujukan dalam
menanggulangi problem pendidikan ialah dengan memakai
kharisma kiai yang sangat berfungsi berarti dalam pembelajaran.
2) Lebih mudah dalam mengambil pelajaran untuk selanjutnya
diterapkan dikehidupan sehari-hari.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
8
9
perubahan). Maka dari itu, House membagi tiga karakter yang dimiliki
oleh pemimpin kharismatik yakni pertama keyakinan diri yang tinggi,
kedua dominasi, serta yang ketiga korelasi antara tingkah laku, moral
serta kepercayaan. Model pemimpin kharismatik menurut Robert House
antara lain seorang pemimpin yang kharismatik mempunyai sebuah visi
atau tujuan serta membuat Image langsung untuk menimbulkan persepsi
positif dari warga yang dipimpin sehingga dapat menimbulkan
kepercayaan serta ketaatan tanpa keraguan. Pemimpin kharismatik akan
sebagai contoh asal istiadat, nilai dan sikap yang ditunjukan demi tujuan
yang ingin dicapai.21
Dominasi kekuasaan kiai yang mutlak di Pesantren atau lembaga
pendidikan ini dipandang sebagai penindasan bila ditinjau dari perspektif
baru pendidikan yakni sebagai upaya pembebasan. Seperti dikatakan M.
Rusli Karim bahwa pendidikan Islam mempunyai arti pembebasan
manusia. Penguasaan kekuasaan Kiai secara sosiologis membentuk
korelasi superordinasi serta subordinasi, hierarki atas-bawah, penguasa
yang dikuasai bisa menyebabkan konflik serta paksaaan dan kekerasan,
tetapi korelasi-hubungan tadi tidak menyebabkan apa yang seharusnya
terjadi karena kekuasaan ideologis itu berhasil ditarik ke dalam pencerahan
mistifikasi kekuasaan tersebut.22
Johan, menjelaskan bahwa kekuasaan akan menjadi suatu kekerasan
apabila kondisi relasi sosial tidak seimbang. Dalam konteks pesantren,
kecenderungan akan hal ini merupakan implikasi dari posisi santri yang
lemah dan posisi kiai yang kuat. Kekuasaan yang memaksa dan menekan
dapat diartikan dengan kekerasan. Kekerasan dapat dilihat dengan bertitik
tolak pada prinsip bahwa manusia harus berkembang sesuai dengan
potensi pribadinya. Oleh sebab itu, setiap manusia atau individu
mempunyai hak untuk berkembang (personal growth) dan untuk
21
Fauzi Nurul Barkah. kepemimpinan kharismatik d’ai di era milenial: muzammil hasballah,
Jurnal Atsar Unisa, Vol. 2 No. 1, Desember 2022. hlm. 16
22
Chumaidi Syarief Romas, Kekerasan Di Kerajaan surgawi, Gagasan Kekuasaan Kiai dari
Mitos Wali hingga Broker Budaya ( Yogyakarta: Kreasi wacana, 2003), hlm. 122.
11
23
Ibid., hlm. 124
12
24
Achmad Fatoni, Kiai pesantren dan dialektika politik kekuasaan, Tulungagung: IAIN
TULUNGAGUNG PRESS, 2009. hlm. 12.
25
ibid
13
26
Ibid., hlm. 13.
14
27
Zaini Hafidh, Yayah Rahyasih, An an Aminah, M. Irvan Gunawan. reorientasi
kepemimpinan kiai di pondok pesantren salafiyyah: studi kepemimpinan di pondok pesantren asy-
syafi’iyyah, Jurnal Ar-Risalah: 2022, Vol. 20, No.1, hlm. 86-87.
28
Idrus L , Pesantren, kyai dan tarekat (Potret Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia),
ALDIN: Jurnal Dakwah dan sosial keagamaan, Vol. 06 No.02, 2022, hlm. 08
15
29
Syeikh abdullah alwi al-haddad, Kitab An Nashaihud Diniyah, (Jakarta : Beiurut, 2016 ),
hlm.17
30
Imam Suprayoga, Kyai dan politik, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm. 4-5
16
Mereka juga bisa disebut ulama meskipun pada masa sekarang ini
sebutan ulama sudah mengalami pergeseran. Kiai juga berperan
sebagai pembimbing atau pembina akhlak bagi para santri. Ketika
santri sudah memiliki akhlak yang baik santri bisa mengaplikasikan
akhlak tidak hanya dalam lingkungan pondok pesantren tetapi juga
dalam lingkungan masyarakat, maka peran Kiai sebagai pembina
akhlak santri sudah berhasil dalam membina santri.
5) Sebagai motivator
Kiai mampu menumbuhkan semangat dan motivasi kepada
santri sehingga totalitas dalam menjalani aktivitas di pondok
pesantren. Dengan totalitas tersebut muncullah karakter yang kuat
terhadap diri santri untuk dapat merubah dirinya untuk menjadi
orang yang lebih baik.
6) Sebagai orang tua kedua
Kiai mempunyai peranan yang sangat strategis di pondok
pesantren. Beliau sebagai orang tua kedua bagi santri yang dapat
mengendalikan perilaku dan dari cara Kiai tersebut maka
terbentuklah karakter kejujuran, kesabaran dan keikhlasan terhadap
santri.33
Peran kiai dalam lembaga pendidikan di pesantren tidak hanya
sebagai pengasuh yang mendirikan lembaga pendidikan pondok
pesantren atau pemilik pesantren, namun kiai juga yang mengatur
proses belajar mengajar para santri, dan kiai juga sebagai penjaga serta
pembimbing moral ummat/masyarakat.
Menurut penjelasan KH. Abd Rasyid tentang tugas kiai bagaimana
beliau berusaha menanamkan ketaatan kepada santri, sebab betapa
mulianya kedudukan seseorang yang taat bagi allah SWT. Dengan
ketaatan, manusia sangat mudah memperoleh kepintaran dengan
sendirinya. Kemudian selain mengutamakan ajaran ketaatan kepada
para santrinya, kiai juga mengamalkan ajaran Ki Hajar Dewantara
33
Zamakhsyari Dhofer, op.cit.,hlm.64
18
yakni ing ngarso sung tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka,
Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti
tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sung Tulodo adalah menjadi seorang
pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang – orang
disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang
adalah kata suri tauladan. Sedangkan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing
Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau
menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat.
Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus
juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Karena itu
seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi
dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif
untuk keamanan dan kenyamanan.
Jadi secara tersirat kiai mengajarkan kepada santrinya supaya kelak
setelah lulus dari pondok pesantren diharapkan dapat memberi contoh
figur yang baik dan disamping menjadi suri tauladan atau panutan,
tetapi juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan
dorongan moral dari belakang agar orang-orang disekitarnya dapat
merasasituasi yang baik dan bersahabat.34
3. Konsep Pembelajaran era society 5.0
a. Definisi Pembelajaran
Sebagaimana orang-orang sepakat bahwa masalah pembelajaran itu
penting. Tetapi mereka mempunyai pandangan yang berbeda-beda
tentang penyebab-penyebab, proses-proses, dan akibat-akibat
pembelajaran.35 Definisi umum perihal pembelajaran berdasarkan
Schunk, bahwa pembelajaran merupakan perubahan yang bertahan
lama pada sikap, atau pada kapasitas berperilaku menggunakan cara
eksklusif, yang dihasilkan berasal praktik-praktik atau bentuk-bentuk
34
Mia Kurniati, Miftahus Surur, Peran kepemimpinan kyai dalam mendidik dan membentuk
karakter santri yang siap mengabdi kepada masyarakat, AL Bayan: Jurnal alquran dan hadist,
Vol. 02 No.02, juni 2019, hlm. 199
35
Khaerudin, Evaluasi program pembelajaran pesantren. ( Yogyakarta: Trussmedia Grafika,
2022), hlm.78
19
36
Ibid
20
37
Sri Haryati, Belajar dan pembelajaran berbasis cooperative learning, (Magelang: Graha
Cendekia, 2017), hlm. 2
38
Ibid
39
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
21
40
Syamsul Bahri, Konsep pembelajaran pai di era society 5.0, EDUPEDIA : Jurnal Studi
Pendidikan Dan Pedagogi Islam, Vol. 06, No.2, Januari 2022. hlm. 135-136
41
Iwan Hermawan, Kebijakan pengembangan guru di era society 5.0, JIEMAN: Journal of
Islamic Educational Management, Vol. 2, No. 2, desember 2020. hlm. 129
22
42
Mayumi Fukuyama, Society 5.0: Aiming for Human-Centered Society.
https://www.qureta.com/post/masyarakat-baru-5-o, di akses tanggal 22 januari 2023, pukul 00.33
WIB
23
43
Khaerudin, op.cit., hlm.81
24
44
Dea Ariani, Syahrani, Manajemen pesantren dalam persiapan pembelajaran 5.0, Cross-
border, Vol.5 No. 1 Januari, 2022, hlm. 619
25
2) Experiential Learning
Model pembelajaran Experiential Learning adalah suatu model
pembelajaran yang mengaktifkan proses pembelajaran untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman
secara langsung. Model ini akan bermakna bila siswa berperan
serta dalam melakukan kegiatan.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang model
pembelajaran? Experiential Learning di antaranya oleh Raga
45
Eko Sudarmanto, Siska Mayratih, Model Pembelajaran Era Society 5.0,
(Cirebon:INSANIA, 2021), hlm. 6
46
Adiyati Fathu Roshonah, Mobile Seamless Learning: Model Pengembangan Kemampuan
Literasi Membaca AUD dalam Merdeka Belajar. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, Vol.6 No.6 2022, Hlm. 6259
26
49
Eko Sudarmanto, loc.cit.,hlm.7.
28
52
Eko Sudarmanto, op.cit.,hlm.7.
29
53
Neliwati, pondok pesantren modern sistem pendidikan, manajemendan kepemimpinan
dilengkapi konsep dan studi kasus. (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm.6.
54
Hoetomo.M.A,op.cit, hlm. 463.
30
55
Nelita, loc.cit.
56
Khaerudin, loc.cit., hlm.81
31
58
Al Furqon, Konsep Pendidikan Islam Pondok Pesantren dan Upaya Pembenahanya
. (Padang: Unp Press, 2019 ), hlm. 38.
33
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif jenis fenomenologi oleh
sebab itu data yang tersaji oleh penulis bukan berupa angka, melainkan
berupa istilah-kata. Penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung memakai analisis, proses penelitian dan
pemanfaatan landasan teori lebih ditonjolkan agar fokus penelitian sinkron
menggunakan fakta di lapangan, selain itu landasan teori juga berguna
untuk menyampaikan gambaran umum tentang latar belakang penelitian
serta menjadi bahan pembahasan hasil penelitian.59
Kirk dan miller mendifinisikan bhawa penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasanya maupun
dalam peristilahanya.60 Pada dasarnya penelitian kualitatif itu bertumpu
secara mendasar pada fenomenologi. Fenomenologi merupakan pandangan
berfikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman
subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia.61 Peneliti dalam
pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-
kaitanya terhadap orang –orang yang berada dalam situasi- situasi tertentu.
Dengan demikian penelitian ini berusaha untuk mecari jawaban
permasalahan yang diajukan secara sistematik, berdasarkan fakta-fakta
dalam populasi yaitu sosok kharisma kiai dalam pembelajaran era society
5.0 di Pondok Pesantren Bahrul ulum Sirandu Mulyoharajo Pemalang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Sirandu Mulyoharjo Pemalang. Waktu penelitian yaitu dari bulan
Desember 2022 sampai bulan Maret 2023.
59
Rukin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia,
2019), hlm.6.
60
Lexy j.moleong, Metodologi penelitian kualitatif (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2007 ),
hlm.4.
61
Ibid.,hlm.15
49
50
WAKTU PENELITIAN
N KEGIATAN BULAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Menentukan Judul
2 Penulisan Proposal Bab I23
3 Bimbingan Proposal
4 Analisis Data
5 Seminar Proposal
era society 5.0 yang berupa buku, jurnal, skripsi, serta dokumen lain yang
relevan.
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam aneka macam setting, berbagai
sumber, dan banyak sekali cara. Jika ditinjau dari setting-nya, data bisa
dikumpulkan di setting alamiah (natural setting), pada laboratorium
menggunakan metode eksperimen, di tempat tinggal menggunakan aneka
macam responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Jika
dilihat asal sumber datanya, maka pengumpulan data bisa memakai
sumber primer, serta sumber sekunder. Sumber primer artinya sumber data
yang eksklusif memberikan data pada pengumpul data, serta sumber
sekunder artinya asal yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. 63 Selanjutnya bila
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat di lakukan dengan observasi (pengamatan)
interview (wawancara), kuesioner (angket ), dokumentasi dan gabungan
keempatnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik yang dapat digunakanuntuk
mengetahui atau menyelidiki tingkah laku nonverbal yaitu tidak dalam
bentuk percakapan melainkan tingkah laku.64 Metode ini digunakan
dengan cara mencatat dan mengamati secara langsung gejala-gejala yang
berkaitan dengan pokok masalah yang ditemukan di lapangan. Observasi
ini dilakukan untuk menguatkan dan mencari data pembelajaran era
63
Ibid
64
Ahmad Muri Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
(Padang: Kencana 2013), hlm. 384
52
65
Lexy J Moelong, op.cit., hlm.186
66
Sugiyono, op.cit., hlm.80
53
yang tidak perlu. Tahap awal ini, peneliti akan berusaha mendapatkan data
sebanyak-banyaknya berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan
yaitu meliputi variabel Kharisma kiai dalam pembelajaran era society 5.0
di Pondok Pesantren bahrul ulum Sirandu Mulyoharjo Pemalang.
2. Data display adalah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif biasanya
berupa teks yang bersifat naratif, dan bisa dilengkapi dengan grafik,
matrik, network (jejaring kerja) dan chart. Pada tahap ini diharapkan
peneliti telah mampu menyajikan data berkaitan dengan pembelajaran era
society 5.0 di pondok pesantren bahrul ulum Pemalang.
3. Conclusion drawing maksudnya penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Pada tahap ini diharapkan mampu menjawab rumusan masalah bahkan
dapat menemukan temuan baru yang belum pernah ada, dapat juga
merupakan penggambaran yang lebih jelas tentang objek, dapat berupa
hubungan kausal, hipotesis atau teori. Pada tahap ini, penelitian diharapkan
dapat menjawab rumusan penelitian dengan lebih jelas berkaitan dengan
Kharisma kiai dalam pembelajaran era society 5.0 di Pondok Pesantren
Bahrul Ulum Sirandu Mulyoharjo Pemalang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari
berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam yaitu wawancara, observasi, dokumentasi yang
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. 67 Sedangkan
metode berfikir yang penulis gunakan dalam menganalisis data adalah
metode berfikir induktif, yaitu dari faktor khusus dan peristiwa konkrit
kemudian ditarik sifat umum untuk kesimpulan. 68 Dalam analisis datanya
peneliti mencari, memproses dan menyusun serta sistematis data yang
telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan
membuat kesimpulan dari Kharisma kiai dalam pembelajaran era society
5.0 di Pondok Bahrul Ulum Pemalang sehingga mudah untuk dipahami
oleh para pembaca.
67
Ibid., hlm. 134.
68
Ibid., hlm. 141.
54
2. Transferabilitas
Transferability merupakan validitas eksternal pada penelitian kualitatif.
Validitas eksternal membagikan derajat ketepatan atau bisa diterapkannya
yang akan terjadi penelitian ke populasi pada mana sampel tersebut
diambil.
Pertanyaan yang berkaitan menggunakan nilai transfer sampai waktu
ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai
transfer sangat bergantung di si pemakai, sebagai akibatnya saat penelitian
dapat dipergunakan dalam konteks yang tidak selaras di situasi sosial yang
tidak sinkron validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.
3. Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang bisa dipercaya, dengan istilah lain
beberapa percobaan yang dilakukan selalu menerima hasil yang sama.
Penelitian yang dependability atau reliabilitas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan
memperoleh hasil yang sama pula, Pengujian dependability dilakukan
dengan cara melakukan audit terhadap holistik proses penelitian. dengan
cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen
mengaudit holistik kegiatan yang dilakukan sang peneliti dalam
melakukan penelitian. misalnya bisa dimulai waktu bagaimana peneliti
mulai memilih persoalan, terjun ke lapangan, menentukan asal data,
melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, hingga di
pembuatan laporan akibat pengamatan.
4. Confirmability
Objektivitas pengujian kualitatif diklaim juga dengan uji
confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif jika hasil
penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji
confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan
proses yang sudah dilakukan. jika akibat penelitian merupakan fungsi dari
proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tadi sudah memenuhi
standar confirmability.
58
Validitas atau keabsahan data adalah data yang tak berbeda antara data
yang diperoleh oleh peneliti menggunakan data yang terjadi sesungguhnya
di objek penelitian sebagai akibatnya keabsahan data yang telah tersaji
bisa dipertanggungjawabkan.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan setiap bab dirinci dalam beberapa sub bab
sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan masalah , manfaat masalah.
BAB III : Metode Penelitian, berisi jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, data dan sumber data ,teknik dan prosedur pengumpulan data,
prosedur analisis data, Pemeriksaan keabsahan data, dan sistematika
penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, 2010, Al- Quran dan Terjemahannya, Bandung: Cahaya
Quran.
Huda, Nurul, Ahmad & Fauzi, 2019, dialektika pendidikan pesantren di tengah
era society 5.0, Jurnal Kewarganegaraan.
Aliyah, Nur, Siti, 2023.Hasil wawancara dengan selaku pengurus ndalem santri
putri: Jum’at 20 Januari Pondok Pesantren Bahrul ulum Pemalang.
Hoetomo M.A, 2005, Kamus lengkap Bahasa Indonesia Surabaya: Mitra Belajar.
Khabibi, Yuyun, Kharisma mbah marijan sebagai juru kunci gunung merapi di
Yogjakarta ”, skripsi, Yogyakarta: Universitas Islam negeri sunan kalijaga.
L, Idrus, Pesantren, 2022, kyai dan tarekat Potret Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia, ALDIN: Jurnal Dakwah dan sosial keagamaan.
Dhofer, Zamakhsyari, 2011, Tradisi Pesantren: Studi pandangan hidup kyai dan
visinya mengenai masa depan indonesia, Jakarta: Pustaka LP3ES.
Madani Yssam Camilla dan Kacung Marijan, 2022, Pengaruh kiai terhadap
perilaku memilih alumni santri pondok pesantren mbi amanatul ummah
pacet angkatan 2017 pada pemilu presiden dan wakil presiden tahun
2019, Jurnal Politik Indonesia.
Kurniati Mia dan Miftahus Surur, 2019, Peran kepemimpinan kyai dalam
mendidik dan membentuk karakter santri yang siap mengabdi kepada
masyarakat, AL Bayan: Jurnal alquran dan hadist.
Bahri, Syamsul, 2022, Konsep pembelajaran pai di era society 5.0, EDUPEDIA :
Jurnal Studi Pendidikan Dan Pedagogi Islam.
Sudarmanto Eko dan Siska Mayratih, 2021, Model Pembelajaran Era Society 5.0,
Cirebon:INSANIA.
Syajili, Ahmad dan Agus Maman Abadi, 2021, efektivitas model pembelajaran
flipped classroom dalam meningkatkan kemampuan matematis peserta
didik pada masa pandemi covid-19, Jurnal Pendidikan Indonesia.
Furqon, Al, 2019, Konsep Pendidikan Islam Pondok Pesantren dan Upaya
Pembenahanya, Padang: Unp Press.