Anda di halaman 1dari 50

STRATEGI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI SDIT AS-SALAM PRAMPUAN


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Oleh

Zakiah Nurhidayah
NIM 190106244

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2023
STRATEGI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI SDIT AS-SALAM PRAMPUAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Proposal skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh

Zakiah Nurhidayah
NIM 190106244

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2023

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal skripsi oleh Zakiah Nurhidayah, NIM 190106244 dengan judul “Strategi
Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Siswa di SDIT
As-Salam Prampuan Tahun Pelajaran 2023/2024” telah memenuhi syarat dan
disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal: ______________________

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Ridwan, M.Pd. Dr. Murzal, M.Ag.


NIP 196512311994031020 NIP 197505142011011002

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya sehingga proposal skripsi dengan judul “Strategi Sekolah
dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-qur’an Siswa di SDIT As-Salam
Prampuan Tahun Pelajaran 2023/2024” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membebaskan
kita dari kegelapan.

Dalam proposal skripsi ini, strategi yang penulis maksudkan adalah taktik,
siasat, atau cara-cara yang dijalankan oleh pihak sekolah berkaitan dengan
pembelajaran Al-qur’an, bisa dalam bentuk program dan sebagainya yang
bertujuan untuk membantu siswa agar memilik kemampuan membaca Al-qur’an
yang lebih baik.

Terselesaikannya penulisan proposal skripsi ini tentu tidak terlepas dari


bantuan dan dukungan berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat
Bapak Dr. H. Ridwan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Murzal,
M.Ag., selaku Dosen Pembimbing II, yang memberikan bimbingan terus menerus
tanpa bosan di tengah kesibukannya menjadikan proposal ini lebih matang dan
cepat selesai. Selanjutnya tidak lupa pula kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini


tentunya masih banyak kekurangan, kekeliruan dan kesalahan, oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan lebih lanjut dan kepada Allah SWT-lah, penulis kembalikan
semua ini. Semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Mataram, 2023
Penulis,

Zakiah Nurhidayah

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat .............................................................................. 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ................................................ 8
E. Telaah Pustaka ...................................................................................... 9
F. Kerangka Teori ..................................................................................... 11
G. Metode Penelitian ................................................................................. 33
1. Pendekatan Penelitian ................................................................... 33
2. Kehadiran Penelitian ..................................................................... 34
3. Lokasi Penelitian ........................................................................... 35
4. Sumber Data .................................................................................. 36
5. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 37
6. Teknik Analisis Data ..................................................................... 38
7. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................ 39
H. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 41
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 44

v
A. Latar Belakang Masalah

Al-qur’an merupakan firman Allah Swt. yang diwujudkan dalam

bentuk tulisan berbahasa Arab, tertulis dalam satu mushaf, diawali surah Al-

Fatihah dan diakhiri surah An-Nas, disampaikan dari generasi ke generasi

secara mutawatir, dan membacanya bernilai ibadah. 1 Al-qur’an dianugrahkan

Allah kepada Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW untuk

dijadikan salah satu mukjizat (tanda yang menunjukkan kenabian) dan agar

disampaikan kepada seluruh alam (yaitu kepada bangsa manusia dan bangsa

jin).

Al-qur’an diturunkan sebagai penuntun atau panduan manusia dalam

menjalani kehidupan agar memperoleh kabahagiaan baik di dunia maupun di

akhirat. Menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat

kebaikan. Ia berisi perintah dan larangan yang harus ditaati. Maka dari itu,

manusia dituntut untuk mempelajari dan memiliki ilmu pengetahuan tentang

Al-qur’an, karena sesungguhnya belajar atau menuntut ilmu terutama ilmu

Al-qur’an merupakan suatu hal yang dianjurkan dan harus dilakukan oleh

setiap muslim agar apa yang ada di dalamnya dapat dimengerti. Sebagaimana

dinyatakan Allah dalam Q.S. Al-Ankabut ayat 43 yang artinya :

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami Buat untuk manusia; dan


tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu.2

1
Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan (Jakarta: Rajawali
Pers, 2013), hlm. 2.
2
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro,
2005), hlm. 320.

1
Dalam mempelajari Al-qur’an, yang paling utama dilakukan ialah

belajar membacanya. Sebab, manusia akan mengetahui apa yang disampaikan

Allah dalam Al-qur’an bilamana mampu membacanya, dan akan dapat

merasakan dampak atau pengaruh dari Al-qur’an bilamana apa yang diketahui

darinya diterapkan atau dipraktikkan dalam kehidupan. 3

Di zaman yang sudah serba digital ini, banyak sekali pergeseran nilai

dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di Indonesia, sebagai akibat dari

banyaknya generasi umat muslim yang belum bisa membaca Al-qur’an

berdasarkan cara baca dalam ilmu tajwid baik dari tingkat sekolah dasar

bahkan sampai perguruan tinggi. Tempat belajar dan juga guru atau tutor

yang ada belum bisa memberantas atau menemukan solusi untuk menangani

bertambahnya angka generasi yang kurang mampu membaca Al-qur’an

sebagaimana mestinya. Di samping itu juga, ketersediaan waktu yang kurang

maksimal di sekolah menyebabkan guru kesulitan untuk membelajarkan

siswanya. 4 Peserta didik yang bacaan Al-qur’annnya masih membutuhkan

bimbingan, diharapkan dapat memicu perhatian orang tua akan pentingnya

membantu anak belajar sejak usia dini, sebagaimana dikatakan bahwa tempat

belajar yang utama bagi anak adalah keluarga. Anak yang terbiasa

mengucapkan atau membunyikan ayat-ayat Al-qur’an akan memperoleh

ketenangan dalam hatinya, dan secara tidak sadar lama kelamaan akan

tumbuh sikap religius dan keperibadian yang baik dalam dirinya.

3
Muhammad Thalib, Fungsi dan Fadhillah Membaca Al-qur’an (Surakarta: Kaffah
Media, 2005), hlm. 11.
4
As’ad Human, Pedoman Pengelolaan Pembina TKA-TPA Nasional (Yogyakarta: Balai
Penelitian dan Pengembangan Baca Tulis Al-qur’an, 1999), hlm. 11.

2
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan adalah

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. 5 Untuk menggali dan menumbuhkembangkan potensi

pada diri siswa dengan tujuan agar menjadi pribadi yang religius, cakap dan

kreatif sehingga kedepannya berguna bagi diri dan lingkungannya, perlu

dilakukan suatu tindakan. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan untuk

mencapai target tersebut ialah dengan melaksanakan pendidikan terutama

pengajaran Al-qur’an. Di lembaga pendidikan Indonesia, pengajaran

membaca Al-qur’an sudah ada sejak anak duduk di bangsu sekolah dasar,

yang termuat dalam mata pelajaran agama islam.

Pendidikan agama islam adalah pendidikan yang di dalamnya memuat

nilai-nilai dan ajaran islam yang sangat mulia dan luhur. 6 Oleh karenanya

sangat penting dibelajarkan kepada siswa agar memahami ajaran agamanya,

terutama ajaran mengenai suatu perbuatan yang dinilai baik untuk

dilaksanakan dan perbuatan yang dinilai buruk untuk ditinggalkan. Namun

dalam pelaksanaannya (proses pentransferan ilmu oleh guru kepada siswa)

tidak lepas dari suatu permasalahan yang dapat menghambat ketercapaiannya.

Salah satu hambatan yang tidak jarang terjadi adalah siswa kesulitan terhadap

5
UU RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika,
2009), hlm. 5.
6
Ahmad Faozan & Jamaluddin, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021), hlm. IV.

3
materi pelajaran yang diberikan, khususnya materi pada mata pelajaran

agama islam yakni kesulitan melafalkan ayat-ayat Al-qur’an, karena tujuan

pertama yang harus dicapai dari mata pelajaran ini adalah siswa mampu

melafalkan ayat-ayat Al-qur’an yang ada di dalamnya. Bilamana salah dalam

membaca maka akan salah juga dalam mengartikan dan mengamalkannya.

Oleh karena itu diperlukan perhatian berbagai pihak untuk memberikan

pelatihan dan pengajaran membaca Al-qur’an kepada siswa sesering mungkin.

Pengajaran membaca Al-qur’an bisa dilaksanakan dimana saja dan

kapan saja. Namun, yang pertama bertugas mengajarkan Al-qur’an kepada

anak adalah keluarga. Jika keluarga merasa kurang mampu maka dititipkan di

Taman Pendidikan Al-qur’an. Jika anak sudah masuk sekolah dan bacaan Al-

qur’annya masih kurang, maka yang bertugas membantu anak agar bisa

membaca Al-qur’an dengan baik dan benar adalah sekolah tempat ia belajar.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SDIT As-Salam

Prampuan, yakni pada saat pembelajaran pendidikan agama islam

berlangsung, ditemukan banyak siswa yang bacaan Al-qur’annya masih

kurang. 7 Peneliti melihat guru melaksanakan pembelajaran dengan metode

ceramah dan penugasan. Setelah menyampaikan materi dan memberikan

tugas kepada siswa, guru meminta beberapa siswa menghampirinya untuk

dibimbing membaca Al-qur’an. Namun dalam pelaksanaannya, terdapat

beberapa hal yang mengganggu sehingga pengajaran menjadi kurang

maksimal. Siswa yang sedang mengerjakan tugas tidak jarang menghampiri

7
Observasi awal kelas VI, pada hari Selasa 30 Mei 2023 SDIT As Salam Prampuan.

4
gurunya untuk bertanya bagian yang tidak dimengerti dari tugas yang

diberikan, ada yang maju karena penasaran dengan temannya yang sedang

diajarkan, dan juga banyak siswa yang ribut di belakang. Meski sudah

ditegaskan agar tidak ribut, tetapi tetap saja siswa melakukannya. Siswa

hanya diam ketika guru sudah keluar dari tempat duduk dan memarahinya.

Namun, setelah guru kembali ke tempat duduk, siswa kembali ribut. Hal

inilah yang membuat guru di dalam kelas kesulitan untuk memberikan

bimbingan kepada siswa yang bacaan Al qur’annya masih kurang. Untuk

mengetahui kemampuan membaca siswa yang sebenarnya, beberapa menit

sebelum pembelajaran berakhir, peneliti meminta izin untuk mengetes bacaan

Al-qur’an siswa, ternyata banyak yang masih suka keliru dalam bacaan

panjang pendek dan penyebutan huruf, ada yang masih membaca terputus-

putus, terbata-bata, ada yang suka membaca satu huruf pada huruf bertasydid,

dan ada juga yang belum bisa membaca sama sekali.

Berhasil tidaknya siswa dalam mengembangkan potensi termasuk

kemampuan membaca Al-qur’an, salah satunya ditentukan oleh strategi

sekolah dalam memberikan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan kepada

siswa. Karenanya, pihak sekolah diharapkan memiliki pemahaman tentang

strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah cara dan seni dalam

memanfaatkan berbagai sumber belajar sebagai upaya membelajarkan siswa.8

Dari pengertian strategi pembelajaran tersebut, maka yang dimaksud dengan

strategi sekolah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an siswa

8
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
hlm. 2.

5
adalah cara atau tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka

memperbaiki kemampuan membaca Al-qur’an siswa menjadi lebih baik.

Setiap sekolah pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya

dengan sekolah lain, termasuk strategi yang ditempuh dalam melaksanakan

tugasnya tentu bervariasi.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Strategi Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan

Membaca Al-qur’an Siswa di SDIT As-Salam Prampuan Tahun Pelajaran

2023/2024”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah kemampuan membaca Alqur’an siswa di SDIT As-Salam

Prampuan tahun pelajaran 2023/2024 ?

2. Bagaimanakah strategi sekolah dalam meningkatkan kemampuan

membaca Al-qur’an siswa di SDIT As-Salam Prampuan tahun pelajaran

2023/2024 ?

3. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat strategi sekolah

dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an siswa di SDIT As-

Salam Prampuan tahun pelajaran 2023/2024 ?

6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui :

a. Kemampuan membaca Al-qur’an siswa di SDIT As-Salam

Prampuan tahun pelajaran 2023/2024.

b. Strategi sekolah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-

qur’an siswa di SDIT As-Salam Prampuan tahun pelajaran

2023/2024.

c. Faktor pendukung dan penghambat strategi sekolah dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an siswa di SDIT As-

Salam Prampuan tahun pelajaran 2023/2024.

2. Manfaat Penelitian

Adapun secara khusus, manfaat penelitian ini dapat dikelompkkan

menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu :

a. Secara Teoritis

Sebagai salah satu bagian yang dikatakan penting, strategi

tentunya memiliki pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan.

Strategi berisi perencanaan tentang rangkaian kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi menjadi salah

satu penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.9

9
Muhammad Faisol Abdau, Membangun Strategi Lembaga Pendidikan dalam Pendidikan
Karakter (Surabaya: Global Aksara Pres, 2020), hlm. 7

7
b. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1) Bagi siswa, dapat meningkatkan respon, minat dan antusias

peserta didik dalam belajar Al-qur’an.

2) Bagi guru, dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih baik lagi

dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan

untuk perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses

pembelajaran.

4) Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan

mengenai strategi sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar terutama pengajaran Al-qur’an.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup guru dan siswa

SDIT As-Salam Prampuan (Subyek), strategi sekolah dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an (Objek). Peneliti

menekankan pada permasalahan mengenai kemampuan siswa membaca

Al-qur’an, strategi sekolah beserta faktor pendukung dan penghambatnya

dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an siswa SDIT As

Salam Prampuan.

8
2. Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di SDIT As Salam Prampuan, Tahun

Pelajaran 2023/2024, Alamat Jln. H. Badrun-Ma’ruf Prampuan, Desa

Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.

Lokasi sekolah mudah dijangkau, peneliti membutuhkan waktu 8 menit

untuk sampai di lokasi penelitian dengan menggunakan kendaraan

bermotor. Di sekolah tersebut, peneliti mempunyai saudara yang

sebelumnya pernah berprofesi sebagai guru.

E. Telaah Pustaka

Kajian penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti saat ini yakni:

1. Penelitian oleh Putri Andini (2019) dengan judul “Strategi Guru

Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-

qur’an bagi Peserta Didik di SMA Negeri 4 Palu.”

Hasil penelitian: strategi guru pendidikan agama islam dalam mengatasi

kesulitan membaca Al-qur’an, antara lain dengan melakukan strategi

TBTQ, tutor sebaya, dan tadarrus Al-qur’an.10

Persamaan dan perbedaan penelitian: persamaannya, yakni sama-sama

mengkaji tentang membaca Al-qur’an. Perbedaannya, penelitian yang

dilakukan oleh Putri Andini berfokus pada strategi guru pendidikan

agama islam dalam mengatasi kesulitan membaca Al-qur’an, sementara

Putri Andini, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan
10

Membaca Al-qur’an bagi Peserta Didik di SMA Negeri 4 Palu,” (Skripsi, FTIK IAIN Palu, Palu,
2019), hlm. 53-57.

9
peneliti sendiri berfokus pada strategi sekolah dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-qur’an. Putri Andini melakukan penelitian di

SMA Negeri 4 Palu, dan peneliti sendiri di SDIT As Salam Prampuan.

2. Penelitian oleh Fatkiyah (2019) dengan judul “Implementasi Metode Iqra’

dalam Peningkatan Kemampuan Membaca dan Aktifitas Pembelajaran

Al-qur’an (Studi Kasus di Kelas II SD Negeri 2 Wates Kulon Progo

Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019).”

Hasil penelitian: implementasi metode iqra’ dalam pembelajaran Al-

qur’an dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an,

meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam proses belajar baca Al-qur’an,

serta meningkatkan minat siswa dalam membaca dan menyimak teman. 11

Persamaan dan perbedaan penelitian: persamaannya, yakni sama-sama

mengkaji tentang peningkatan kemampuan membaca Al-qur’an.

Perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh Fatkiyah berfokus pada

implementasi metode iqra’ dalam peningkatan kemampuan membaca dan

aktifitas pembelajaran Al-qur’an, sementara peneliti sendiri berfokus

pada strategi sekolah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-

qur.an.

3. Penelitian oleh Septian Nur Azmi Ulinafiah (2021) dengan judul “Upaya

Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Membaca Al-qur’an dengan

Metode An-nahdliyah di Madrasah Diniyah Roudlotul Huda Desa

Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.”

Fatkiyah, “Implementasi Metode Iqra’ dalam Peningkatan Kemampuan Membaca dan


11

Aktifitas Pembelajaran Al-qur’an (Studi Kasus di Kelas II SD Negeri 2 Wates Kulon Progo
Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019),” eL-Tarbawi, Vol. XII, Nomor 1, 2019, hlm. 108-109.

10
Hasil penelitian: pembelajaran Al-qur’an dengan metode An-nahdliyah

dilaksanakan selama empat hari dengan dua program belajar, yaitu

program jilid 6 yang dipandu dengan cepat tanggap belajar Al-qur’an dan

sorogan Al-qur’an. Metode An-nahdliyah dapat meningkatkan kefasihan

siswa melafalkan ayat Al-qur’an baik makhraj maupun penerapan tajwid.

Selain itu, dengan metode An-nahdliyah siswa memiliki keinginan yang

kuat dalam dirinya untuk mengikuti pembelajaran Al-qur’an.12

Persamaan dan perbedaan penelitian: persamaannya, yakni sama-sama

mengkaji tentang peningkatan kemampuan membaca Al-qur’an.

Perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh Septian Nur Azmi

Ulinafiah berfokus pada upaya meningkatkan motivasi dan kemampuan

membaca Al-qur’an dengan metode An-nahdliyah, sementara peneliti

sendiri berfokus pada strategi sekolah dalam meningkatkan kemampuan

membaca Al-qur’an.

F. Kerangka Teori

1. Strategi Sekolah dalam Pembelajaran Al-qur’an

a. Strategi Sekolah

Kata strategi berasal dari bahasa asing strategia (Yunani)

yang artinya ilmu perang atau strategy yang berarti seni (ilmu)

berperang atau rencana perang yang disusun sedemikian rupa

12
Septian Nur Azmi Ulinafiah, “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan
Membaca Al-qur’an dengan Metode An-nahdliyah di Madrasah Diniyah Roudlotul Huda Desa
Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo,” (Skripsi, FTIK IAIN Ponorogo, Ponorogo,
2021), hlm. 104-105.

11
sebagai usaha untuk memperoleh pertempuran yang paling

menguntungkan. 13 Menurut istilah strategi adalah susunan rencana

kegiatan yang dibuat berdasarkan sudut pandang mengenai sesuatu

yang ingin diraih di masa depan. 14 Pada mulanya, istilah strategi

sering dipakai dalam dunia militer yang dimaknai sebagai cara

penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu

peperangan. Berawal dari itu, saat ini istilah strategi tidak hanya

dipakai dalam dunia militer tetapi juga banyak dimanfaatkan dalam

berbagai bidang kegiatan dengan tujuan memperoleh keberhasilan

yang diharapkan. Misalnya seseorang yang ingin memiliki tubuh

yang sehat tentu akan menerapkan strategi bagaimana merawat

dirinya, seseorang yang ingin memiliki profesi tentu akan

menerapkan strategi untuk mewujudkan profesi yang dicita-citakan.

Adapun dalam hal yang lain, misalnya dalam bidang pertanian

dikenal strategi bertani, dalam bidang perdagangan dikenal strategi

berdagang dan sebagainya, begitupun dalam pelaksanaan pendidikan

di sekolah, dikenal dengan istilah strategi sekolah.

Sebagai lembaga pendidikan tempat berlangsungnya proses

bimbingan dan pengajaran, sekolah tentu akan menerapkan strategi

untuk dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya. Strategi adalah

ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki

13
Mukhtar Latif, dkk. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini “Teori dan Aplikasi”
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm.
14
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 46.

12
dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Strategi sekolah adalah seperangkat tindakan yang

seyogyanya dilakukan untuk mencapai tujuan dengan

mengakomodasi segenap kemampuan sekolah yang dimiliki. 15

Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa kesuksesan

ataupun kegagalan dapat dialami suatu sekolah dalam melaksanakan

tugas, yang salah satunya dipengaruhi oleh penggunaan strategi.

b. Strategi Pembelajaran Al-qur’an

Strategi berarti cara atau langkah-langkah yang akan dilalui

untuk meraih sesuatu. Sebagai suatu cara, strategi dikembangkan

dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang

pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi

dapat dipelajari dan selanjutnya dipraktikkan dalam aktivitas

pembelajaran. Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa. 16

Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai

suatu alat interaksi yakni cara atau langkah-langkah yang akan

ditempuh guru dalam melaksanakan pembelajaran yakni

membelajarkan siswa agar pelaksanaannya berlangsung dengan baik

dan memperoleh hasil terbaik. Berkaitan dengan pengertian tersebut,

Dick dan Carey mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai suatu

15
Dadang Suhardan, Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Era Otonomi Daerah (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 203.
16
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer “Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional” (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hlm. 2.

13
set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara

bersama-sama untuk mencapai hasil belajar pada siswa. 17 Jadi, untuk

meraih kesuksesan sebagai hasil dari kegiatan belajar, maka prosedur

sebagai perantara penyampaian harus sesuai dengan materi yang

akan disampaikan. Seorang pengajar dalam menyampaikan materi

pelajaran hendaknya mampu memilih cara-cara yang dapat

memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan akan dikuasai di akhir kegiatan belajarnya. Cara yang

akan dipilih dan digunakan guru bertitik tolak dari tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan sejak awal. Agar diperoleh

tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, guru

harus mampu menentukan strategi pembelajaran apa yang akan

digunakan sejak awal pembelajaran. Karena pada dasarnya

penggunaan strategi disesuaikan dengan mata pelajaran dan kondisi

tertentu termasuk dalam pembelajaran Al-qur’an.

Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan

tujuan merubah perilaku seseorang ke arah yang positif. Al-qur’an

merupakan pedoman hidup umat islam yang dituntut untuk dipahami,

dan agar dapat memahami seseorang harus mengawali dengan

belajar membacanya mulai dari alif, ba, ta sampai belajar isinya. 18

Dengan demikian, pembelajaran Al-qur’an dapat dimaknai sebagai

kegiatan mengajarkan siswa membaca Al-qur’an yang biasanya


17
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, 2017), hlm. 205.
18
Irfan Supandi, Agar Bacaan Al-qur’an Tak Sia-sia (Solo: Tinta Medina, 2013), hlm. 80.

14
dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf Al-qur’an dan cara

melafalkannya, baru kemudian diajarkan membaca seutuhnya.

Kegiatan tersebut merupakan cara yang efektif dan efisien bagi siswa

dalam belajar Al-qur’an.19 Strategi sekolah dalam pembelajaran Al-

qur’an yang dimaksudkan disini ialah segala upaya, ikhtiar, dan

tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka meningkatkan

kemampuan membaca Al-qur’an siswa menjadi lebih baik.

c. Macam-macam Strategi Pembelajaran Al-qur’an

Strategi pembelajaran berkenaan dengan interaksi antara

siswa, materi dan juga sumber belajar yang dimanfaatkan secara

nyata untuk dapat menguasai suatu target pembelajaran, yang

kemudian disebut sebagai kompetensi dasar. Pada dasarnya, strategi

pembelajaran merupakan suatu rencana mencapai tujuan. Dalam

kegiatan pembelajaran, penggunaan strategi sangat diperlukan

karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat

mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses

pembelajaran tidak akan terarah. Strategi pembelajaran

diklasifikasikan menjadi tiga variabel yaitu strategi pengorganisasian,

penyampaian, dan pengelolaan. 20

1) Strategi pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi

suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan


19
Muhaimin M.A, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: Citra Media, 1996), hlm. 99.
20
M. Sobry Sutikno, Strategi Pembelajaran (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2021), hlm.
46-47.

15
tindakan pemilihan dan penataan isi atau materi, pembuatan

diagram, format dan sejenisnya.

2) Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan

pembelajaran pada siswa dan untuk menerima serta merespons

masukan dari siswa.

3) Strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antara

siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya (variabel

strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian). Strategi

pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan pemilihan

tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian

yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.

Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan

penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar, dan motivasi.

Strategi dalam pembelajaran ada beraneka jenis, yang

dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Menurut Rowntree, ada dua

jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam

melakukan kegiatan pembelajaran, yaitu exposition-discovery

learning (strategi penyampaian penemuan) dan groups-individual

learning (strategi kelompok dan individual learning). 21 Jenis-jenis

strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai

pertimbangan:

1) Berdasarkan pertimbangan proses pengolahan pesan, yaitu:

21
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, 2017), hlm. 208-209.

16
a) Strategi pembelajaran deduktif, merupakan strategi

pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian

materi secara verbal seorang guru/instruktur kepada

sekelompok peserta latih dengan maksud agar mereka dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal.

b) Strategi pembelajaran induktif.

2) Berdasarkan pertimbangan pihak pengolah pesan, yaitu strategi

pembelajaran ekspositorik, dan heuristik.

3) Berdasarkan pertimbangan interaksi guru dan siswa, yaitu

strategi pembelajaran tatap muka, dan melalui media.

4) Berdasarkan pertimbangan taksonomi hasil belajar, yaitu strategi

belajar mengajar kognitif, keterampilan, dan afektif.

5) Berdasarkan pertimbangan pengaturan guru, yaitu strategi

pembelajaran satu orang guru, dan beregu.

6) Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa, yaitu strategi

pembelajaran klasikal, kelompok kecil, dan individual.

Suatu strategi tersusun atas beberapa unsur. Newman dan

Logan mengemukakan bahwa terdapat empat unsur strategi dari

setiap usaha, yaitu:

1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

hasil dan sasaran yang harus dicapai, dengan

mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang

memerlukannya.

17
2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama yang

paling efektif untuk mencapai sasaran.

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang

akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur dan patokan

ukuran untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha. 22

Pada dasarnya, strategi yang digunakan dalam konsep

pendidikan islam sama dengan pendidikan lainnya, yang menjadi

pembeda hanyalah nilai spiritual dan mental yang menyertai sewaktu

strategi tersebut digunakan atau diaplikasikan. Adapun jenis-jenis

strategi pembelajaran dalam konsep islam di antaranya:

1) Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)

Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang

berpusat pada guru, dan strategi ini paling sering digunakan.

Strategi pembelajaran langsung memuat metode ceramah,

pertanyaan didaktis, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan

serta demonstrasi. Strategi ini efektif digunakan untuk

memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan

langkah demi langkah. 23

2) Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)

Strategi pembelajaran tidak langsung memperlihatkan

bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan


22
Siti Nurhasanah, dkk., Strategi Pembelajaran (Jakarta: Edu Pustaka, 2019), hlm. 169-
170.
23
Ibid.

18
observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan

data, atau pembentukan hipotesis. Dalam strategi ini, peran guru

beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan

sumber personal. Guru merancang lingkungan belajar,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat, dan jika

memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika

mereka melakukan inkuiri. Strategi ini mensyaratkan

digunakannya bahan-bahan cetak, non cetak, dan sumber-

sumber manusia.

3) Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)

Strategi ini merujuk kepada bentuk diskusi dan saling

berbagi di antara peserta didik. Seaman dan Fellenz

mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap

gagasan, pengalaman, pandangan dan pengetahuan guru atau

kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir.

Strategi ini dikembangkan dalam rentang pengelompokan dan

metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk

diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas

kelompok, dan kerja sama siswa secara berpasangan.

4) Strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiential

learrning)

19
Strategi ini menggunakan bentuk sekuens induktif,

berpusat pada siswa dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan

dalam strategi ini terletak pada proses belajar dan bukan hasil

belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam

kelas seperti metode simulasi maupun di luar kelas seperti

metode observasi.

5) Strategi pembelajaran mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang

bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian dan

peningkatan diri. Fokusnya adalah perencanaan belajar mandiri

oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga

bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok

kecil.

Di samping strategi, metode juga menjadi bagian yang

penting dalam pembelajaran. Metode dan strategi saling berkaitan,

dimana metode sering diartikan sebagai cara sedangkan strategi

diartikan susunan rencana. Menurut Sanjaya, metode adalah cara

yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal. 24

Pengertian tersebut dapat dianalogikan ke dalam sebuah contoh,

misalkan dalam pembelajaran Al-qur’an di kelas, jumlah siswa yang

bisa membaca Al’qur’an sebanding dengan yang kurang mampu

24
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), hlm. 153.

20
membaca, guru menginginkan agar semua siswa bisa membaca

(tujuan). Untuk mewujudkannya tentu guru akan memikirkan dan

mencari tahu cara-cara yang bisa dilakukan, misalnya siswa yang

sudah bisa tersebut diminta untuk membantu temannya yang belum

bisa (strategi), dalam hal ini metode adalah bagaimana seorang

teman mengajarkan temannya agar bisa membaca, apakah dengan

cara diucap kemudian ditiru, atau ditulis kemudian diucapkan lalu

ditiru dan sebagainya. Dari pengertian dan contoh tersebut dapat

dipahami bahwa metode itu berisi bentuk praktik dari rencana

tertentu yang telah dibuat. Beberapa metode yang digunakan dalam

pembelajaran Al-qur’an adalah sebagai berikut:

1) Metode Iqra’

Metode iqra’ adalah suatu metode membaca Al-qur’an

yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun

buku panduan iqra’ terdiri dari 6 jilid disusun dari tingkat yang

sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang

sempurna yakni dimulai dari mengenalkan huruf, tanda baca,

pengenalan bunyi serta susunan kata dan kalimat yang harus

dipahami dan dibaca serta dikembangkan lebih jauh, kalimat dan

bacaan yang lebih rumit disertai pemahaman prinsip-prinsip

tajwid yang harus diperhatikan. Metode ini menekankan

membaca huruf Al-qur’an dengan fasih. Ada 10 macam sifat-

sifat buku iqra’ yang juga disebut sebagai kelebihannya yaitu

21
bacaan langsung, CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), privat,

modul, asistensi, praktis, sistematis, variatif, komunikatif, dan

fleksibel. 25 Sedangkan kelemahan metode iqra’ salah satunya

ialah tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.

2) Metode Dirosa

Secara garis besar metode dirosa adalah sebuah bentuk

pengajaran dengan cara baca-tunjuk-simak-ulang. Metode ini

diawali dengan pembina membacakan, peserta menunjuk tulisan,

mendengarkan dengan seksama kemudian mengulangi bacaan

yang telah dibacakan. Metode dirosa terbagi atas dua program

yaitu yang pertama program klasikal, merupakan program yang

diperuntukkan bagi peserta yang belum bisa membaca Al-qur’an

atau yang masih terbata-bata, belum benar dalam pengucapan

huruf makhraj dan panjang pendeknya serta belum tartil Al-

qur’an. Selanjutnya yang kedua program lanjutan, yakni

diperuntukkan bagi peserta yang sudah lancar dalam membaca

Al-qur’an tetapi masih terdapat kesalahan bacaan (belum

sempurna sesuai dengan kaidah ilmu tajwid), didukung dengan

pembinaan dasar-dasar keislaman serta materi hafalan yang

ringan (termasuk doa sehari-hari) sesuai dengan Al-qur’an dan

sunnah.26

25
Indal Abror, Metode Pembelajaran Al-qur’an “Kumpulan Metode-metode Mengenal
Huruf Al-qur’an” (Yogyakarta: SUKA-Press, 2022), hlm. 28-29.
26
Ibid., hlm. 89-91.

22
3) Metode al-Bayan

Metode al-Bayan merupakan metode yang mengajarkan

cara cepat belajar Al-qur’an dengan bacan yang baik dan benar

menurut ilmu tajwid, disusun secara sistematis, dilengkapi

dengan pengetahuan tajwid peraktis dan dibantu dengan cara

membaca versi Indonesia. Bacaannya menggunakan bacaan

yang sudah umum di Indonesia yakni bacan menurut riwayat

Imam Hafsh ‘an ‘Ashim Thariq Syathibiyyah.

Metode al-Bayan menggunakan tingkat usia sekolah dan

jumlah pertemuan sebagai tolak ukur pembelajaran sehingga

mempunyai masa pembelajaran yang berbeda. Adapun buku

panduan al-Bayan terdiri dari 3 jilid yaitu:

(a) Jilid 1, TK B s/d kelas 3 SD-21 pertemuan

(b) Jilid 2, kelas 4 SD s/d 3 SMP-19 pertemuan

(c) Jilid 3, SMU dan seterusnya-16 pertemuan

Materi pembelajaran dalam metode ini di antaranya:

(a) Pengenalan huruf hijaiyyah

(b) Pemantapan huruf hijaiyyah dan harakat fathah

(c) Pemantapan harakat fathah, kasrah, dhammah, huruf mati

dan tanwin.

(d) Huruf hijaiyyah berharkat campuran, huruf sambung dan

bacaan panjang sederhana.

23
(e) Tajwid (ghunnah, mim mati, nun mati), dan sebagainya. 27

4) Metode al-Husna

Metode al-Husna ialah metode membaca Al-qur’an

dengan buku yang bercetakkan huruf Qur’an, dengan susunan

yang memudahkan untuk mempelajari ilmu tajwid. Metode ini

disusun menjadi dua bagian, yaitu metode al-Husna “Mudah

Membaca Al-qur’an” dan metode al-Husna “Tartil Membaca

Al-qur’an.” Cara pembelajarannya terdiri dari 3 langkah yaitu:

(a) Penguasaan huruf hijaiyyah. Dengan menggunakan teknik

scanning-story saying, siswa akan mampu menguasai serta

melafalkan seluruh huruf hijaiyyah di dalam Al-qur’an

dengan cepat, tepat, dan benar.

(b) Penggunaan sistem tanda baca yang memudahkan peserta

didik dalam menguasai ilmu tajwid.

(c) Kata kunci dan kode. Hal ini akan membuat para pengajar

Al-qur’an senantiasa berinovasi dalam pembelajaran Al-

qur’an, sehingga siswa tidak akan jenuh dan akan lebih

bersemangat dalam belajar Al-qur’an.

Adapun praktik metode al-Husna yaitu:

(a) Bimbingan dengan halaqah

27
Ibid., hlm. 100-103.

24
Membagi para murid ke dalam halaqah-halaqah kecil yang

terdiri dari 4-7 murid. Lalu para guru diberikan lembar

penilaian untuk menilai hasil setor bacaan teman.

(b) Bimbingan dengan kartu al-Husna

Cara penggunaan kartu al-Husna antara lain dengan

pelafalan atau pengucapan huruf hijaiyyah, siswa dituntut

untuk melafalkan sesuai dengan kaidah bacaan huruf

hijaiyyah dengan benar; hafalan huruf hijaiyyah, selain bisa

melafalkan, siswa dituntut untuk menghafalkan huruf-huruf

hijaiyyah; menulis huruf hijaiyyah, selain itu juga untuk

membantu ingatan siswa.

Keistimewaan dan kekurangan metode. Keistimewan:

(a) Berbasis Rasm Utsmani yang turut serta menjaga keaslian

Al-qur’an dan merupakan standarisasi Al-qur’an di

sebagian besar penjuru dunia.

(b) Mudah. Hanya dengan tiga langkah bisa baca Al-qur’an.

(c) Efisien. Dengan susunan materi yang sistematis dan

aplikatif terbukti mudah difahami dan butuh waktu singkat

untuk bisa baca Al-qur’an.

(d) Untuk semua kalangan, dari balita hingga manula.

(e) Siswa lebih cepat bisa membaca Al-qur’an dengan baik dan

tartil sesuai kaidah dan hukum bacaan yang benar.

Kekurangan/kendala:

25
(a) Membutuhkan jumlah guru yang lebih banyak, agar

pengelompokan siswa lebih efektif.

(b) Guru harus menguasai cara mengajar dengan menggunakan

metode al-Husna agar materi dapat tersampaikan dengan

maksimal.28

2. Kemampuan Membaca Al-qur’an

a. Pengertian Kemampuan Membaca Al-qur’an

Al-qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW melalui malaikat jibril sebagai petunjuk dan

pedoman hidup manusia dengan memakai bahasa Arab, baik dari

segi lafal maupun uslubnya. 29 Al-qur’an tidaklah sama seperti kitab

ataupun buku ilmu pengetahuan lainnya, yang dibuat atau diciptakan

oleh manusia melalui dilaksanakannya penelitian, akan tetapi

merupakan kitab petunjuk bagi manusia yang mengajarkan apa-apa

yang dapat diketahuinya melalui penelitian dan perenungan. Selain

itu, Al-qur’an juga mengajarkan apa-apa yang tidak dapat diketahui

manusia karena berada di luar jangkauan penelitian dan

perenungannya. Oleh karena merupakan kitab petunjuk, maka sudah

semestinya manusia mempelajari Al-qur’an supaya tidak salah arah

atau jalan dalam melaksanakan perannya mengembara di dunia.

28
Ibid., hlm. 92-95.
29
Said Agil Husin Al-Munawwar, Al-qur’an Membangun Tradisi Keshalehan Hakiki,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 3

26
Kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu

tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. 30 Selanjutnya,

membaca merupakan proses mengubah suatu bentuk lambang atau

tulisan atau tanda menjadi suatu bacaan yang bisa dipahami isinya.31

Kemampuan membaca Al-qur’an merupakan hal pertama

yang harus dimiliki oleh seseorang yang belajar Al-qur’an.

Kemampuan tersebut maksudnya ialah kecakapan dalam

membunyikan tulisan Al-qur’an yakni bacaan sesuai dengan tata

cara baca yang telah ditetapkan.

b. Indikator Kemampuan Membaca Al-qur’an

Kriteria membaca Al-qur’an yang hendaknya dimiliki seseorang

sehingga bacaannya dikatakan sempurna ialah apabila membaca

sesuai:

1) Tajwid

Ilmu tajwid ialah pengetahuan tentang kaidah serta cara

membaca Al-qur’an dengan sebaik-baiknnya. Ilmu ini bertujuan

memelihara bacaan Al-qur’an dari kesalahan dan perubahan

serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca, yang

dimana pembahasannya terutama mengenai huruf-huruf

hijaiyyah yang 29 dalam beragam harakat atau barisnya serta

dalam bermacam-macam hubungan. Dan adapun belajar ilmu ini


30
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi
Para Guru dan Orang Tua (Jakarta: PT. Grasindo, 1999), hlm. 17.
31
Dalman, Keterampilan Membaca (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 1

27
dihukumi fardlu kifayah, sementara membaca Al-qur’an sesuai

dengan ilmu tajwid dihukumi fardlu ‘ain. 32 Dengan demikian,

penting dan diharuskan bagi setiap orang yang beragama islam

untuk memiliki pemahaman mengenai cara membaca Al-qur’an

(tajwid), sehingga dalam prakteknya dapat membunyikan atau

melafalkan ayat-ayat Al-qur’an sebagaimana mestinya dan

terhindar dari bacaan yang salah serta pergeseran arti. Karena

bacaan yang salah akan berdampak pada arti, pemahaman arti,

dan pengaplikasian pemahaman dalam kehidupan sehari-hari.

2) Makharijul Huruf

Makharijul huruf atau tempat keluarnya huruf berkenaan

dengan cara membunyikan huruf, karena antara yang satu

dengan lainnya berbeda-beda bunyi penyebutan. Untuk itu,

penting memiliki pengetahuan tentang makharijul huruf agar

tidak salah dalam membunyikan huruf Al-qur’an.

As’ad Humam menjelaskan tentang makharijul huruf

dalam bukunya yang berjudul cara cepat belajar tajwid praktis

sebagaimana yang dikutip oleh Fitriyah Mahdali dalam

jurnalnya.33 Makharijul huruf yang dimaksud yakni:

32
KH. Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid (Jatim: Trimurti Press, 1955)
33
Fitriyah Mahdali, “Analisis Kemampuan Membaca Al-qur’an dalam Perspektif
Sosiologi Pengetahuan,” Mashdar: Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol. 2, Nomor 2, 2020, hlm.
148-149.

28
a) Al-Halq (tenggorokan), meliputi pangkal tenggorokan (‫ه‬, ‫)ء‬,

tengah tenggorokan (‫ح‬, ‫)ع‬, dan ujung tenggorokan (‫خ‬, ‫)غ‬.

b) Al-Lisan (lidah), meliputi pangkal lidah (‫ك‬, ‫)ق‬, tengah

lidah (‫ض‬, ‫ي‬, ‫ش‬, ‫)ج‬, ujung lidah (‫س‬. ‫ص‬, ‫)ز‬, pinggir

lidah ( ‫ر‬, ‫ن‬, ‫)ل‬, langit mulut atau punggung kepala lidah

dengan pangkal gigi seri atas (‫ط‬, ‫د‬, ‫)ت‬, gusi atau ujung

lidah dengan ujung dua buah gigi atas (‫ ظ‬,‫ ذ‬,‫)ث‬.

c) Asy-Syafataian (bibir), meliputi bibir bawah dengan ujung

gigi atas (‫)ف‬, kedua bibir rapat (‫ ب‬,‫)م‬, kedua bibir

renggang (‫)و‬.

d) Al-Jauf (rongga mulut), meliputi huruf mad (‫ي‬, ‫و‬, ‫)أ‬.

e) Al-Khoisyum (pangkal hidung) meliputi nun sukun atau

tanwin (saat diidgham bighunnahkan, diikhfa’kan, dan

diiqlabkan), dan mim sukun yang diidghamkan pada mim

dan diikhfa’kan pada ba’.

3) Sifatul Huruf

Sifat dari setiap huruf berbeda-beda atau tidak sama

artinya antara huruf yang satu dan lainnya punya ciri tersendiri

sehingga tidak sulit untuk dikenali. Sifat-sifat huruf tersebut

adalah jahr, rokhowah, syiddah, dan lainnya. Di samping sifat,

huruf juga mempunyai hukum bacaan, ada yang disebut dengan

29
hukum nun mati atau tanwin yang terbagi menjadi 5, ghunnah,

qalqalah, dan sebagainya. 34

4) Kelancaran (At-Tartil)

Tartil ialah memperjelas bacaan huruf-huruf Al-qur’an

dan berhati-hati dalam membacanya sehingga lebih

mengarahkan pemahaman arti yang dibacanya. Ath-Thabari

meriwayatkan dengan sanad sahih dari Mujahid tentang firman

Allah SWT dalam Q.S. Al- Muzzammil ayat 4 yang artinya:

“Dan bacalah Al-qur’an dengan perlahan-lahan,” yakni

sebagian demi sebagian secara perlahan-lahan. Adapun riwayat

dari Qatadah menyatakan “Membacakannya secara jelas.”35

Ayat 4 dari Q.S. Al-Muzzammil tersebut berisi perintah

Allah SWT kepada hamba-Nya berkaitan dengan pelafalan Al-

qur’an. Dimana perintah itu berupa seruan bagi tiap-tiap orang

yang dalam melafalkan Al-qur’an hendaknya memantapkan

bacaannya, yakni dengan membaca secara perlahan-lahan. Hal

ini diperintahkan untuk dilakukan dengan tujuan agar mampu

menghayati bacaan Al-qur’an dan memahami isinya. Selain itu,

supaya bacaan terdengar jelas, dan terhindar dari kekeliruan

penyebutan huruf. Jadi, dapat dipahami bahwa tartil itu

kaitannya dengan bacaan Al-qur’an yang baik yakni membaca


34
Ibid., hlm. 149.
35
Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, Etika Membaca dan Mempelajari
Al-Qur’an Al-Karim (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), hlm. 99.

30
dengan hati-hati, tenang, tidak tergesa-gesa dan jelas, serta

berdasarkan kaidah cara baca yang telah ditetapkan.

c. Faedah atau Keutamaan Membaca Al-qur’an

Apabila sudah mengerti bahwa Al-qur’an adalah pedoman

hidup, dengan sendirinya seluruh generasi Islam dituntut untuk

memahami kitab suci Al-qur’an sesuai kemampuan masing-masing.

Namun, melihat generasi yang sekarang ini khususnya di lembaga-

lembaga pendidikan baik formal maupun non formal seperti di

sekolah dan TPA. Ketika diminta membaca surah yasin pada

kegiatan imtaq di sekolah yang biasanya dilakukan di hari jum’at,

kebanyakan siswa cenderung diam. Begitupun di TPA ketika tidak

ada guru, santri cenderung ribut dan bermain-main ketimbang

melancarkan bacaan Al-quran. Hal tersebut sudah jelas

memperlihatkan tidak adanya semangat siswa dalam belajar Al-

qur’an. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah tindakan untuk

membangkitkan semangat siswa. Salah satu cara yang bisa dilakukan

adalah dengan memberikan pengetahuan mengenai keutamaan

membaca dan mengajarkan Al-qur’an.

Banyak kitab telah ditulis para ulama berkenaan dengan

keutamaan berbagai amal islami dan telah banyak pula

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Di dalamnya membahas

hadis-hadis motivator beramal dan imbalan dari suatu amalan. Salah

31
satu pasalnya menerangkan tentang keutamaan belajar mengajar

membaca Al-qur’an. Di antara keutamaan-keutamaan tersebut adalah

sesuai dengan isi kandungan hadis. 36 Adapun keutamaan yang

dimaksud yakni:

1) Orang yang belajar Al-qur’an, lalu setelah bisa, mengajarkannya

kepada orang lain, adalah orang terbaik yang akan mendapat

banyak kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Hidupnya

dinamis, penuh gairah, jauh dari duka, dan dekat dengan Allah

Yang Maha Kuasa.

2) Para malaikat akan menyertai siapa saja yang mahir membaca

Al-qur’an, dan orang yang bacaannya masih kurang baik, tetap

berpahala besar dan memperoleh karunia Allah SWT. Ia akan

mendapatkan pahala dari bacaan dan juga kesungguhannya

mempelajari Al-qur’an.

3) Orang yang belajar Al-qur’an, yakni membaca dengan susah

payah hingga kerongkongannya terasa sakit, sesekali mulutnya

berbusa, lalu belajar tafsirnya, kemudian ia wujudkan dengan

tindakan nyata dalam kehidupan, maka akan mendapatkan

pertolongan nanti di hari kiamat.

4) Para pembaca Al-qur’an akan mendapatkan pahala yang berlipat.

Setiap membaca satu huruf, memperoleh satu kebaikan. Setiap

satu kebaikan, pahalanya lipat sepuluh. Jadi, banyak huruf yang

Irfan Supandi, Agar Bacaan Al-qur’an Tak Sia-sia (Solo: Tinta Medina, 2013), hlm. 80-
36

85.

32
diucapkan dikalikan satu dan dikalikan sepuluh, itulah pahala

yang diraih. Oleh karenanya, merugilah orang yang mengaku

beragama islam tetapi tidak bisa membaca Al-qur’an.

5) Orang beriman yang membaca Al-qur’an diumpamakan seperti

jeruk yang baunya wangi dan rasanya manis. Jeruk dapat

mengharumkan mulut, menguatkan pencernaan, membersihkan

lambung. Secara khusus membaca Al-qur’an juga bermanfaat,

yakni mewangikan mulut, membersihkan batin, dan menguatkan

kerohanian. Paramedis menyatakan, jeruk dapat menguatkan

ingatan. Menurut Ali r.a., dalam kitab Al-Ihya disebutkan bahwa

bersiwak, puasa, dan membaca Al-qur’an dapat menguatkan

ingatan.

Sesungguhnya, keutamaan Al-qur’an banyak diterangkan

oleh Nabi saw. yang seluruhnya menegaskan bahwa membaca Al-

qur’an baik mengerti artinya maupun tidak adalah ibadah, amal

shaleh, dan memperoleh kebaikan bagi siapa saja yang membacanya.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian yang penulis lakukan, data atau hasil yang akan

dicari, disusun, dan disajikan berkaitan dengan data berupa pernyataan

atau kata-kata. Karenanya, diperlukan suatu pendekatan yang tepat untuk

dapat memperoleh data berdasarkan tujuan penelitian. Dalam hal ini,

33
penulis memanfaatkan pendekatan penelitian kualitatif yakni suatu

pendekatan yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan

mendeskripsikan sesuai kenyataan dan dibentuk oleh kata-kata.

Penelitian kualitatif ditelusuri dari suatu lingkungan sosial, terdiri atas

pelaku, kejadian, tempat, dan waktu. 37

Pendekatan penelitian ini penulis gunakan untuk mengkaji

informasi berhubungan dengan strategi sekolah dalam pembelajaran Al-

qur’an, dimana fokus informasi yang ingin didapatkan yakni mengenai

karakteristik kemampuan membaca Al-qur’an siswa, strategi sekolah

dengan faktor pendukung dan penghambatnya dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-qur’an siswa di SDIT As-Salam Prampuan

tahun pelajaran 2023/2024.

2. Kehadiran Peneliti

Agar diperoleh hasil yang akurat atau data sesuai fakta, maka

diperlukan kehadiran peneliti secara langsung di tempat pelaksanaan

penelitian. Dengan menyaksikan secara langsung, peneliti dapat

memercayai apa yang sesungguhnya terjadi karena melihat dengan mata

kepala sendiri. Dalam penelitian ini, kedudukan peneliti adalah sebagai

instrumen kunci dan atau alat pengumpul data utama, hadir langsung di

lokasi penelitian untuk mengumpulkan data yang diinginkan dengan

melakukan pengamatan terhadap objek penelitian, suasana dan situasi di

37
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 89.

34
lapangan, merekam, memotret, mencatat segala yang ditemukan di

lapangan, dan berkonsultasi atau melakukan dialog dengan pihak sekolah.

Kehadiran peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama dan sesering

mungkin guna mendapatkan ketepatan data.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SDIT As Salam Prampuan Tahun

Pelajaran 2023/2024, Alamat Jln. H. Badrun-Ma’ruf Prampuan, Desa

Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.

Peneliti memilih sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian karena

beberapa hal, pertama peneliti cukup kenal dengan sebagian guru yang

mengajar disana, dan kebetulan merupakan tetangga peneliti sendiri.

Kedua, bisa dikatakan sekolah tersebut merupakan sekolah baru yang

tahun ini meluluskan angkatan ketiga, dan disana tidak ada yang pernah

melakukan penelitian sebelumnya. Ketiga, sekolah terletak di tengah-

tengah permukiman penduduk dengan jumlah siswa terbanyak kedua dari

7 sekolah satu gugus. Keempat, terdapat aktivitas pembiasaan ibadah,

seperti setiap paginya sebelum masuk kelas, siswa melaksanakan salat

dhuha berjama’ah di aula dan membaca beberapa surah Al-qur’an dari

juz 30, selanjutnya setiap hari jum’at dilaksanakan kegiatan muhadaroh.

35
4. Sumber Data

Adapun untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti

mengacu pada dua jenis sumber data, yaitu:

a. Primer (sumber data utama), merupakan sumber data berupa orang.

Orang (kata-kata dan tindakannya) inilah yang bisa memberikan

informasi, fakta, dan data terkait penelitian yang dilakukan. 38

Melalui sumber ini, data akan diperoleh dengan cara melakukan

dialog atau tanya jawab antara peneliti dan pihak sekolah, serta

melaksanakan pengamatan dalam penelitian.

b. Sekunder (sumber data tambahan), adalah segala bentuk dokumen,

baik dalam bentuk tertulis maupun foto. 39 Data dari sumber ini

merupakan data pendukung atau pelengkap data primer yang bisa

didapatkan peneliti dari tempat penelitian yakni berupa dokumen-

dokumen sekolah.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data berfungsi membantu memudahkan

peneliti untuk mencari dan memperoleh jawaban dari pertanyaan

penelitian yang dibuatnya. Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan

mengumpulkan data dengan teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Sapto Haryoko, dkk. Analisis Data Penelitian Kualitatif “Konsep, Teknik, dan
38

Prosedur Analisis” (Makassar: Badan Penerbit UNM, 2020), hlm. 123.


39
Ibid., hlm. 124.

36
Observasi yakni cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang


40
berlangsung. Teknik observasi ini peneliti gunakan untuk

mengetahui kemampuan membaca siswa yang sebenarnya, dan

untuk melihat secara langsung aktivitas yang berkaitan dengan

bagaimana strategi sekolah dalam meningkatkan kemampuan

membaca Al-qur’an siswa.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui

tanya jawab secara tatap muka antara peneliti dengan informan yang
41
menjadi subjek penelitian. Dalam hal ini, peneliti akan

berkonsultasi dengan pihak sekolah secara langsung, baik kepala

sekolah, guru yang bertanggung jawab di tiap kelas, maupun siswa,

untuk mendapatkan data terkait stratregi yang ditempuh atau

dijalankan sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa

membaca Al-qur’an.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik untuk mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar,

42
majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik ini

40
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2006), hlm. 220.
41
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), hlm.
75.
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 274.

37
merupakan teknik pengumpulan data penelitian dari sumber bukan

manusia tetapi dari dokumen. Dengan teknik dokumentasi, peneliti

akan mendapatkan data untuk melengkapi data wawancara dan

observasi, yakni data terkait dokumen sekolah, seperti profil sekolah,

struktur kepengurusan sekolah, data sarana prasarana sekolah, dan

sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data dianalisis secara induktif yakni teknik

analisa data yang berangkat dari faktor-faktor yang bersifat khusus untuk
43
ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dalam hal ini, peneliti

menggunakan alur analisis menurut Miles dan Huberman yang terdiri

dari tiga langkah sebagai berikut :

a. Reduksi data, adalah suatu bentuk analisis yang merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting. Melakukan reduksi data berarti peneliti menyaring atau

menyeleksi data temuan dari tempat penelitian. Dalam hal ini, data

yang didapatkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi

terkait strategi sekolah dalam meningkatkan kemampuan membaca

Al-qur’an siswa di SDIT As Salam Prampuan akan diseleksi peneliti

dengan membuang yang dianggap tidak perlu.44

43
Sutrisno Hadi, Metode Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 66.
44
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2008), hlm. 246.

38
b. Penyajian data. Tahap berikutnya dari analisis data sesudah reduksi

ialah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori dan sejenisnya. Adapun selama ini data kualitatif paling

sering disajikan dalam wujud teks naratif. Dengan disajikannya data,

seseorang akan memperoleh gambaran yang tidak sukar untuk

dimengerti karena data adalah pemberitahuan penting dalam

penentuan keputusan. 45

c. Penarikan kesimpulan, merupakan langkah analisis terakhir, yakni

pengambilan keputusan dari permulaan pengumpulan data, alur

sebab akibat, dan proporsi-proporsi.46

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data valid maka perlu dilakukan pemeriksaan

terhadap data, yang dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah

pengecekan keabsahan data, yakni kegiatan yang dilakukan untuk

memeriksa dan memastikan kebenaran data yang didapatkan dari

melaksanakan penelitian, apakah data tersebut sudah sesuai dengan yang

terjadi di lapangan atau tidak. 47 Data dapat dikatakan valid jika yang

dilaporkan peneliti sama dengan yang sebenarnya terjadi pada objek yang

diteliti. Adapun pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara:

45
Ibid., hlm. 248.
46
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisi Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
hlm. 133.
47
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 268.

39
a. Perpanjangan pengamatan. Dengan cara ini berarti peneliti akan

datang kembali ke tempat penelitian untuk melaksanakan observasi

dan wawancara lagi bersama sumber data sebelumnya ataupun

sumber data baru, demi memeriksa data yang telah didapatkan.

Perpanjangan pengamatan bisa dihentikan jika sekiranya didapatkan

data sudah benar setelah dilakukannya pemeriksaan ulang ke lokasi

penelitian.

b. Meningkatkan ketekunan. Cara ini berarti pengamatan dilakukan

dengan lebih cermat dan berkesinambungan. Melalui peningkatkan

ketekunan, maka peneliti bisa memeriksa kembali apakah data yang

sudah diterima itu salah atau tidak. Dengan cara ini juga, peneliti

bisa memberikan gambaran data yang akurat dan sistematis

mengenai apa yang diamati. 48

Hal tersebut memberikan pemahaman bahwa peneliti

sepatutnya melaksanakan observasi dengan lebih jeli dan detail serta

dengan mendatangi atau melakukan kunjungan langsung ke tempat

penelitian secara terus menerus, sesering mungkin dan bukannya

satu atau dua kali, dengan maksud supaya memperoleh hasil yang

sebenar-benarnya sesuai harapan.

c. Triangulasi, adalah proses penguatan bukti dari individu yang

berbeda (triangulasi sumber), mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik berbeda (triangulasi teknik), dan melakukam

48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R dan D (Bandung: Alfabeta,
2018), hlm. 188.

40
pengecekan dalam waktu atau situasi berbeda (triangulasi waktu).

Hal ini menjamin bahwa data akan menjadi akurat karena berasal

dari berbagi sumber informasi, individu, atau proses. 49

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dimaksudkan agar suatu penelitian mudah

dipahami. Adapun sistematikan pembahasan dalam proposal penelitian yang

penulis lakukan dengan judul strategi sekolah dalam meningkatkan

kemampuan membaca Al-qur’an siswa di SDIT As-Salam Prampuan tahun

pelajaran 2023/2024 ini, terdiri dari bagian awal dan bagian isi. Pada bagian

awal memuat halaman sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, kata

pengantar, dan daftar isi. Sedangkan pada bagian isi memuat:

1. Latar belakang masalah, berisi penjelasan mengenai alasan melakukan

penelitian dengan judul yang dipilih.

2. Rumusan masalah, berisi pertanyaan yang hendak dicari jawabannya

melalui penelitian.

3. Tujuan dan manfaat. Menyebutkan tujuan yang akan dicapai dari

penelitian. Adapun manfaat penelitian menyebutkan sumbangan (baru)

yang diharapakan dari penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan,

baik bersifat teoretik maupuan praktis.

49
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisi Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
hlm. 82.

41
4. Ruang lingkup dan setting penelitian. Dalam ruang lingkup diuraikan

batasan dan cakupan fokus penelitian. Pada setting penelitian diuraikan

tentang latar alamiah (tempat) penelitian akan dilakukan.

5. Telaah pustaka, memuat uraian secara sistematis tentang hasil penelitian

terdahulu yang relevan dengan persoalan yang akan dikaji dalam skripsi.

6. Kerangka teori. Dalam hal ini peneliti membuat dan menentukan teori

atau kerangka konseptual yang akan dipakai menganalisis permasalahan

yang dikaji dilengkapi dengan penjelasan logis operasionalnya.

7. Metode penelitian, memuat pembahasan mengenai pendekatan penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan

data, teknik analisis data, dan pengecekan keabsahan data.

8. Sistematika pembahasan, berisi deskripsi rasionalitas isi dan hubungan

antar bab.

9. Rencana jadwal kegiatan penelitian, berisi keterangan tentang rentang

waktu dan tahapan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian, dari

pengajuan proposal sampai penyusunan laporan.

10. Daftar pustaka, berisi daftar rujukan yang digunkan dalam penulisan

proposal baik berupa buku, jurnal, dan lainnya.

42
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Sep Okt Nov Des Jan

1 Penyusunan proposal √ √

2 Seminar proposal √

3 Pelaksanaan penelitian √

4 Pengolahan dan penyusunan √ √

laporan data penelitian

5 Sidang skripsi √

6 Perbaikan skripsi √ √

7 Pengumpulan skripsi √

43
DAFTAR PUSTAKA

Abdau, Muhammad Faisol. (2020). Membangun Strategi Lembaga Pendidikan


dalam Pendidikan Karakter. Surabaya: Global Aksara Pres.

Abror, Indal. (2022). Metode Pembelajaran Al-qur’an “Kumpulan Metode-


metode Mengenal Huruf Al-qur’an.” Yogyakarta: SUKA-Press.

Abu Syuhbah, Syeikh Muhammad bin Muhammad. (2003). Etika Membaca dan
Mempelajari Al-Qur’an Al-Karim. Bandung: CV Pustaka Setia.

Al-Munawwar, Said Agil Husin. (2002). Al-qur’an Membangun Tradisi


Keshalehan Hakiki, Jakarta: Ciputat Pers.

Andini, Putri. (2019). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi
Kesulitan Membaca Al-qur’an bagi Peserta Didik di SMA Negeri 4 Palu.
Skripsi. FTIK IAIN Palu.

Anshori. (2013). Ulumul Qur’an: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan.


Jakarta: Rajawali Pers.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Agama RI. (2005). Al-qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV


Penerbit Diponegoro.

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisi Data. Jakarta: Rajawali


Pers.

Faozan, Ahmad & Jamaluddin. (2021). .Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.

Human, As’ad. (1999). Pedoman Pengelolaan Pembina TKA-TPA Nasional.


Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Baca Tulis Al-qur’an.

Latif, Mukhtar dkk. (2014). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini “Teori
dan Aplikasi.” Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Mahdali, Fitriyah. (2020). Analisis Kemampuan Membaca Al-qur’an dalam


Perspektif Sosiologi Pengetahuan. Mashdar: Jurnal Studi al-Quran dan
Hadis. Vol. 2, Nomor 2.

44
Muharom, A. Azkia. (2019). Pendekatan Fonetik, Kontrastif, dan Komunikatif
dalam Pengajaran Membaca Al-qur’an. ALFAZ. Vol. 7, Nomor 2.

Munandar, Utami. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah:


Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT. Grasindo.

Muti’ah. (2020). Strategi Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa pada
Pembelajaran Al-qur’an Hadits Kelas V di MI Nurul Islam Sekarbela
Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. UIN Mataram.

Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press.

Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Bejo, S. dan Bachtiar Hariady. (2020). Pengembangan Pembelajaran Membaca


Al-qur’an Tingkat Dasar berdasarkan Ilmu Tajwid dengan Metode Joyful
Learning. Jurnal Pendidikan. Vol. 3, Nomor 1.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.


Bandung: Alfabeta.

Suhardan, Dadang. (2010). Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan


Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta.

Supandi, Irfan. (2013). Agar Bacaan Al-qur’an Tak Sia-sia. Solo: Tinta Medina.

Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Sutikno, M. Sobry. (2021). Strategi Pembelajaran. Indramayu: CV. Adanu


Abimata.

Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.

UU RI No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar


Grafika, 2009.

Wena, Made. (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer “Suatu


Tinjauan Konseptual Operasional.” Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Zarkasyi, KH. Imam. (1955). Pelajaran Tajwid. Jatim: Trimurti Press.

45

Anda mungkin juga menyukai