Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

Telaah Kurikulum Merdeka Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum

DOSEN PENGAMPU:
Ahmad Rizki Nugrahawan, M.Pd

Disusun Oleh:
Agiel (2007035055)
Muhammad Fajar (2007035073)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan- Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Telaah Kurikulum Bahasa Arab dengan judul
“Kurikulum Merdeka Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 10 Juni 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................. 5
BAB II ........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A. Analisis SKL ............................................................................................................... 6
B. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ....................................................... 9
C. Analisis Silabus ......................................................................................................... 13
D. Analisis RPP ............................................................................................................. 41
BAB III .................................................................................................................................... 44
PENUTUP................................................................................................................................ 44
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 44
B. Saran ................................................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 45

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi memberikan pengaruh besar terhadap kurikulum dan program di


perguruan tinggi. Teknologi memungkinkan madrsah untuk menawarkan kurikulum yang
lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan pasar dan industri. Teknologi juga
memungkinkan pengembangan program yang lebih interaktif dan kolaboratif, serta
memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri melalui penggunaan teknologi.
Scepanovic, Guerra, dan Lübcke dalam Lohr dan Gall berpendapat bahwa penggunaan
teknologi dalam kurikulum dan program harus diimbangi dengan pengembangan
keterampilan dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini dan masa depan1
Hal ini penting untuk menjamin bahwa madrasah dapat mempersiapkan siswa dengan
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk sukses dalam karir mereka. Lulusan
Madrasah diharapkan memiliki kompetensi yang dapat bersaing dengan Lulusan Sekolah
Negeri, salah satunya adalah dalam penguasaan Teknologi. Teknologi merupakan
kebutuhan Manusia pada Masa sekarang, sehingga diharapkan semua Lulusan Madrasah
memiliki kompetensi dalam pemanfaatan Teknologi 2.
Dalam kaitan ini, pendidikan agama memiliki peran yang sangat penting di era 4.0, yaitu
dalam pembentukan karakter, keterampilan, dan aset budaya bangsa yang berharga dalam
kerangka pendidikan nasional.4 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab3.

1
Linda Lohr and James E. Gall, Curriculum, Plans, and Processes in Instructional Design: International
Perspectives, Educational Technology Research and Development, vol. 53, 2005,
https://doi.org/10.1007/bf02504802, 677
2 Wiranata, Rz Ricky Satria. "Tantangan, Prospek dan Peran Pesantren dalam Pendidikan Karakter di Era

Revolusi Industri 4.0." AL-MANAR: Jurnal Komunikasi danPendidikan Islam 8.1 (2019): 61-92.
3 Robie Fanreza and Munawir Pasaribu, “Pendidikan Islam DalamPembentukan Karakter Anak Didik,”

2016; Nur Ainiyah, “Pembentukan Karakter

1
Saat ini, kurikulum madrasah harus mampu mengantisipasi perubahan dan merespons
tuntutan zaman yang selalu berubah. Menurut Nasution, kurikulum dianggap sebagai
rencana yang disusun untuk memperlancar proses belajar mengajar di bawah pengawasan
dan tanggung jawab sekolah atau institusi pendidikan bersama dengan staf pengajar.6
Masykur memperkuat hal tersebut dengan menyatakan bahwa dalam hal pengembangan
kurikulum memiliki posisi yang strategis. Artinya, rencana tujuan dari kurikulum yang
berkualitas akan menjelaskan kondisi sumber daya manusia yang diinginkan dan mampu
mengembangkan potensinya melalui proses pendidikan4.
Menurut Nurhayati, kurikulum memiliki dua dimensi yang dapat diartikan, yaitu
dimensi mikro dan dimensi makro. Dalam dimensi mikro, kurikulum diartikan sebagai
panduan dan dasar pelaksanaan pembelajaran di sekolah, lembaga pendidikan, dan
pelatihan dalam bentuk dokumen kurikulum. Dokumen kurikulum mencakup aturan dan
program yang mengatur kegiatan sekolah, tujuan dan rumusan pencapaian pada semua
jenjang, jalur, dan jenis pendidikan, isi dan materi ajar yang harus dikuasai siswa, serta cara
atau petunjuk untuk melakukan penargetan terkait dengan aturan dan peraturan. Dalam
dimensi makro, kurikulum diartikan sebagai semua pengalaman belajar yang diberikan
kepada peserta didik dalam proses pendidikan pada setiap jenjang, jalur, atau jenis
pendidikan. Pengalaman belajar meliputi hard skill, soft skill, pengalaman belajar kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Siswa memperoleh pengalaman belajar ini melalui kegiatan
kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler5.
Proses perjalanan panjang dalam penerapan kurikulum di Indonesia telah berkali-kali
terjadi perubahan dan penyempurnaan, yaitu dari tahun 1947, tahun 1964, tahun 1968, tahun
1973, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994,
tahun 1997 (revisi Kurikulum 1994), tahun 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), dan
kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dengan harapan memajukan
mutu dan kualitas pendidikan nasional Indonesia, pada tahun 2013 pemerintah melalui
kementerian Pendidikan nasional mengganti kembali kurikulum menjadi kurikulum 2013
(Kurtilas) dan pada 2018 terjadi revisi menjadi Kurtilas Revisi.
Didasarkan pada hal diatas, Gosper dan Ifenthaler dalam Smyth terdapat 3 poin yang
mendorong munculnya model kurikulum di abad 21, dalam hal ini kurikulum merdeka,

4 Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: CV.


Anugrah Utama Raharja, 2019), 24
5 Hendro Widodo dan Etyk Nurhayati, Manajemen Pendidikan Sekolah, Madrasah, dan Pesantren, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2020), 27

2
yaitu : a) perubahan profil siswa; b) pengaruh teknologi yang merata; dan c) tekanan untuk
menghasilkan lulusan yang siap kerja dengan pengetahuan lebih dari satu disiplin ilmu.
Pendekatan- pendekatan baru ini menarik dan menantang, menarik karena menawarkan
kesempatan baru dan ditingkatkan bagi siswa untuk belajar dan menantang karena
menemukan wilayah baru yang memiliki implikasi terhadap infrastruktur, pembelajaran,
dan pengajaran institusi.
Dalam menanggapi hal tersebut, Kementerian Agama telah mengeluarkan KMA nomor
347 Tahun 2022 yang terkait dengan Implementasi Kurikulum Merdeka yang akan berlaku
pada tahun ajaran 2022/2023. Konsep kurikulum merdeka meliputi penyederhanaan
kurikulum, memberikan ruang kreatif dan kebebasan kepada satuan pengajaran untuk
mengelola pembelajaran, terutama dalam membuat rencana penyampaian pembelajaran.
Oleh karena itu, Kementerian Agama RI terus mendorong dan menawarkan kesempatan
sebanyak-banyaknya bagi madrasah dalam mengembangkan kurikulum fungsional di
tingkat satuan pendidikan yang sesuai dengan kemungkinan dan karakteristik madrasah,
seperti dalam perencanaan pembelajaran.
Pelaksanaan kurikulum merdeka di Madrasah pada dasarnya mengikuti kebijakan yang
diterapkan oleh Kemendikbudristek di sekolah, namun dalam kondisi tertentu madrasah
melakukan penyesuaian dengan kebutuhan pembelajaran madrasah dan memperkuat
pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab yang spesifik. Kurikulum merdeka merupakan
alternatif atau pilihan terhadap satuan pendidikan yang digunakan dalam rangka pemulihan
pembelajaran. Masa pemulihan pembelajaran adalah 2022-2024, tepatnya saat pandemi
covid-19 melanda Indonesia. Madrasah yang telah ditetapkan sebagai pelaksana Kurikulum
Merdeka akan melaksanakan tahapan implementasi sebagai berikut:

1. Pada tahun pertama tahun pelajaran 2022/2023, Kurikulum Merdeka akan diterapkan
secara terbatas di madrasah piloting. Tahap implementasi Kurikulum Merdeka terbatas
pada jenjang RA untuk peserta didik kelompok usia 4 sampai 5 tahun, MI kelas 1 dan
4, MTs
kelas 7, dan MA/MAK kelas 10. Sementara itu, peserta didik kelas 2, 3,
5, 6, 8, 9, 11, dan 12 masih menggunakan kurikulum 2013.
2. Pada tahun kedua tahun pelajaran 2023/2024, Kurikulum Merdeka diterapkan pada
jenjang RA untuk peserta didik usia 4 hingga 6 tahun, MI kelas 1, 2, 4, dan 5, MTs
kelas 7 dan 8, serta MA kelas 10 dan 11. Sementara itu, peserta didik kelas 3, 6, 9, dan
12 masih menggunakan kurikulum 2013.
3. Pada tahun ketiga tahun ajaran 2024/2025, Kurikulum Merdeka diterapkan secara
3
menyeluruh pada jenjang MI untuk peserta didik kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6, jenjang MTs kelas
7, 8, 9, dan jenjang MA/MAK kelas 10, 11, 12. Harap dicatat bahwa bagi madrasah
yang baru menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023/2024,
implementasi dimulai dari awal seperti pada tahap implementasi pada tahun pertama.
Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti terkait penelitian
sebelumnya, ditemukan beberapa topik yang terkait dengan judul penelitian ini, salah satunya
adalah 1) Kajian Literatur tentang Kurikulum Merdeka pada Madrasah di Era Society
5.0.11 Penelitian tersebut membahas tentang kajian literatur mengenai proyek profil pelajar
Pancasila dan profil Rahmatan Lil Alamin yang terdapat dalam kurikulum merdeka di
madrasah. 2) Dalam era Revolusi Industri 4.0, konsep Kampus Merdeka Belajar menantang
implementasi kebijakan "Merdeka Belajar, Kampus Merdeka" pada perguruan tinggi Islam
swasta di Indonesia. Penelitian ini mengeksplorasi implementasi kebijakan "Merdeka Belajar,
Kampus Merdeka" pada perguruan tinggi Islam swasta di Indonesia. Temuan dari
penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi solusi dalam menghadapi tantangan dalam
penerapan kebijakan tersebut. 3) Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak.13
Penelitian tersebut membahas tentang Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA 1 Pengaron
Kabupaten Banjar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Analisis SKL Kurikulum Merdeka Pendidikan Bahasa Arab Tingkat


Madrasah Aliyah?
2. Bagaimana Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum M e r d e k a
PendidikanBahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah?
3. Bagaimana Analisis Silabus Kurikulum M e r d e k a Pendidikan Bahasa Arab
Tingkat Madrasah Aliyah?
4. Bagaimana Analisis RPP Kurikulum Merdeka Pendidikan Bahasa Arab Tingkat
MadrasahAliyah?

4
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis mempunyai tujuan masalah
diantaranya, yaitu :
1. Mengetahui Analisis SKL Kurikulum Merdeka Pendidikan Bahasa Arab Tingkat
Madrasah Aliyah.
2. Mengetahui Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum Me rdeka
Pendidikan Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah.
3. Mengetahui Analisis Silabus Kurikulum Merde ka Pendidikan Bahasa Arab
TingkatMadrasah Aliyah.
4. Mengetahui Analisis RPP Kurikulum Merdeka Pendidikan Bahasa Arab Tingkat
Madrasah Aliyah.

5
BAB II

PEMBAHASAN
:
A. Analisis Skl

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik


Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria minimal
tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian
kemampuan Peserta Didik dari hasil pembelajarannya pada akhir Jenjang Pendidikan. Standar
Kompetensi Lulusan ini digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan Peserta
Didik dari satuan pendidikan dan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan standar
isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar tenaga kependidikan,standar sarana
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan
dirumuskan berdasarkan:
1. Tujuan pendidikan nasional.
2. Tingkat perkembangan Peserta Didik.
3. Kerangka kualifikasi nasional Indonesia.
4. Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

Dalam aplikasinya, rumusan standar kompetensi lulusan memberikan manfaat bagi


tenaga pendidik dalam mengembangkan pembelajaran. Adapun manfaatnya adalah sebagai
berikut:
a) Dijadikan pedoman batas kelulusan bagi peserta didik di setiap satuan pendidikan.
b) Untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara mendasar dan menyeluruh di jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
c) Dijadikan rujukan dalam menyusun standar pendidikan lain, misalnya standar isi,
standar proses, dan lainnya.

Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan Menengah terdiri atas:


1. Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan menengah
umum (sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah atas luar
biasa/paket C/bentuk lain yang sederajat).
2. Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan menengah
kejuruan.

6
Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan menengah umum
(sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah atas luar biasa/paket C/bentuk
lain yang sederajat) difokuskan pada:
a. Persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
b. Penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
c. Pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah


menengah atas luar biasa/paket C/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu
dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri atas:
a) Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai wujud
cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap religius dan spiritualitas
sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran agama
secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan, menegakkan
(mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian
alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan
kewajiban dan hak sebagai warga negara.
b) Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai dan
menempatkan keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara dan
adil, aktif melakukan interaksi antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta
berinisiatif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c) Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan
masyarakat luas.
d) Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan
merancang strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa
beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan.
e) Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat
tindakan dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif
solusi masalah di lingkungannya.

7
f) Menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang kompleks,
menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan argumen yang mendukung pemikirannya
berdasarkan data yang akurat.
g) Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mengevaluasi dan
merefleksikan teks untuk menghasilkan inferensi kompleks, menyampaikan
tanggapan atas informasi, serta menulis ekspositori maupun naratif dengan berbagai
sudut pandang.
h) Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur,
fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri,
lingkungan terdekat, masyarakat sekitar, dan masyarakat global.

Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan menengah


kejuruan difokuskan pada:
a) Persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
b) Penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
c) Keterampilan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah


kejuruan/bentuk lain yang sederajat dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi
kompetensi yang terdiri atas:
1. Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai wujud
cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap religius dan spiritualitas
sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya ajaran agama
secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan, menegakkan
(mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian
alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan
kewajiban dan hak sebagai warga negara.
2. Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai dan
menempatkan keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara setara dan
adil, aktif melakukan iinteraksi antarbudaya, menolak stereotip dan diskriminasi,
serta berinisiatif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8
3. Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan
masyarakat luas.
4. Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan
merancang strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa
beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan.
5. Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal, membuat
tindakan dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa mencari alternatif
solusi masalah di lingkungannya.
6. Menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang kompleks,
menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan argumen yang mendukung pemikirannya
berdasarkan data yang akurat.
7. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menganalisis teks untuk
menghasilkan inferensi, menyampaikan tanggapan atas informasi, serta menulis
ekspositori maupun naratif yang relevan dengan bidang kejuruannya .
8. Menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah praktis yang relevan dengan bidang kejuruannya.
9. Menunjukkan kemampuan keahlian sesuai dengan kejuruannya untuk menguatkan
kemandirian serta kesiapan memasuki dunia kerja..

B. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah (MI),


Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
1. Kurikulum ini tidak lagi menggunakan istilah KI KD (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar)
seperti pada kurikulum 2013. Namun, pada Kurikulum Merdeka dikenal dengan Capaian
Pembelajar kurikulum merdeka atau disingkat CP kurikulum Merdeka

Untuk mata pelajaran Bahasa Arab tingkat MA, CP disusun berdasarkan Keputusan Menteri
Agama Nomor 347 Tahun 2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada
Madrasah, yaitu sebagai berikut:

9
Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah terdiri dari 4 (empat)
kompetensi utama, yaitu:

a) Kompetensi Agama dan Moral: Peserta Didik mampu menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya serta berakhlak mulia dalam berbahasa Arab.
b) Kompetensi Pancasila: Peserta Didik mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam berbahasa Arab.
c) Kompetensi Literasi: Peserta Didik mampu memahami, menggunakan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam bentuk teks dan/atau non-teks secara
kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam berbahasa Arab.
d) Kompetensi Numerasi: Peserta Didik mampu memahami, menggunakan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam bentuk angka dan/atau 10aragr
matematika secara kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam berbahasa Arab.

Kemudian pada Kurikulum Merdeka Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Fase E
Tingkat Madrasah Aliyah Kelas 10, yaitu:

Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan mengevaluasi informasi, membangun
interaksi, serta merefleksi beberapa 10aragraph dalam berbagai jenis teks visual atau teks
multimoda secara interaktif sebagai sarana mempelajari agama dari sumber autentiknya dalam
konteks 10aragr, serta juga mampu menghubungkan, memaparkan kalimat dan membuat urutan
yang terhubung secara logis ke dalam 10aragraph pada wacana terbatas dari berbagai teks secara
tulis dan lisan untuk penguatan karakter. Serta juga mampu menghubungkan, memaparkan
kalimat dan membuat urutan yang terhubung secara logis ke dalam paragraf pada wacana terbatas
dari berbagai teks secara tulis dan lisan untuk penguatan karakter.

Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Arab Fase F Tingkat Madrasah Aliyah Kelas 11 dan
12, yaitu:

10
Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan membuat tanggapan dari informasi yang
didengar serta memproduksi bahasa secara lisan sebagai alat komunikasi global, merefleksi
berbagai jenis teks visual atau teks multimoda, memproduksi bahasa secara bebas dan mendalam
untuk mengungkapkan gagasan sesuai dengan struktur teks, serta mampu memaparkannya sesuai
dengan tujuan dan konteks sosial secara tulis dan lisan untuk penguatan karakter.
Selain itu juga terdapat beberapa elemen dalam capaian pembalajaran (CP) Bahasa Arab Tingkat
Madrasah Aliyah yaitu sebagai berikut:

a) Menyimak

Peserta didik mampu mengevaluasi informasi tentang memberi salam dan berkenalan,
keluarga dan rumah, sekolah dan lingkungannya, kehidupan sehari-hari, hobi, makanan dan
minuman, dengan menggunakan susunan gramatikal untuk menilai informasi yang didengar.

b) Berbicara

Peserta didik mampu membangun interaksi dengan teks kompleks tentang memberi salam
dan berkenalan, keluarga dan rumah, sekolah dan lingkungannya, kehidupan sehari-hari, hobi,
makanan dan minuman, dengan menggunakan susunan gramatikal sebagai alat komunikasi
global.

c) Membaca Memirsa

Peserta didik mampu memahami dan merefleksi beberapa paragraf dalam teks visual atau
teks multimoda secara interaktif sebagai sarana mempelajari agama dari sumber autentiknya
tentang memberi salam dan berkenalan, keluarga dan rumah, sekolah dan lingkungannya,
kehidupan sehari-hari, bahkan bisa dijadikan sebagai hobi, makanan dan minuman, dengan
menggunakan susunan gramatikal untuk memahami informasi tersurat dan tersirat dari berbagai
jenis teks.

d) Menulis - Mempresentasikan

Peserta didik mampu menghubungkan dan memaparkan kalimat ke dalam paragraf pada
wacana terbatas, dan membuat urutan yang terhubung secara logis tentang memberi salam dan
berkenalan, keluarga dan rumah, sekolah dan lingkungannya, kehidupan sehari-hari, hobi,

11
makanan dan minuman, dengan menggunakan susunan gramatikal untuk mengungkapkan
gagasan sesuai dengan struktur teks secara tulis dan lisan.

Dari capaian pembelajaran (CP) Bahasa Arab di atas terdapat juga bagian pengertian
umum dalam Lampiran KMA Nomor 347 Tahun 2022 ini disebutkan bahwa Kurikulum Merdeka
di Madrasah adalah kurikulum mata pelajaran selain PAI dan Bahasa Arab yang disusun oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kurikulum Mata Pelajaran PAI dan
Bahasa Arab khusus Madrasah yang dikembangkan oleh Kementerian Agama, dan nilai-nilai
kekhasan Madrasah yang dikembangkan oleh madrasah.

Berdasarkan diktum dalam KMA Kurikulum Merdeka Belajar Pada Madrasah, poin
ketiga, disebutkan bahwa madrasah berhak dan bebas memilih salah satu di antara berikut:
Pertama, Madrasah menerapkan Kurikulum 2013, dengan Standar Isi, Kompetensi Inti (KI), dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi kewenangan
madrasah melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum operasional di
masing-masing madrasah, atau

Kedua, Madrasah menerapkan Kurikulum Merdeka dengan Standar Isi dan Capaian
Pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi kewenangan madrasah
melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing
madrasah.

Bagi madrasah yang memilih pilihan pertama, menerapkan Kurikulum 2013, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
▪ Standar Isi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar mata pelajaran selain Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab berdasarkan ketetapan dari Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi;
▪ Standar Isi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019;
▪ Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal (RA) berdasarkan Keputusan Menteri
Agama Nomor 792 Tahun 2018; dan

12
▪ Implementasi kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs),
Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019.

Sedang bagi madrasah yang memilih opsi kedua, menerapkan Kurikulum Merdeka, disyaratkan
untuk:
▪ Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran selain Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; dan
▪ Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.

Masih merujuk pada diktum dalam KMA Nomor 347 Tahun 2022, Kurikulum Merdeka
diterapkan di madrasah secara bertahap mulai Tahun Pelajaran 2022/2023. Penerapannya adalah
pada RA, MI, MTS, dan MA, dan MAK secara terbatas, yaitu pada madrasah percontohan
(piloting) yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam.

Struktur kurikulum merdeka pada MA (Madrasah Aliyah) secara umum terbagi menjadi 2
(dua), yaitu pembelajaran instrakurikuler dan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan
karakter profil pelajar pancasila. Namun dalam implementasinya di madrasah pembelajaran
intrakurikuler dan pembelajaran berbasis proyek dapat dilaksanakan sebagai satu kesatuan,
bahkan memungkinkan diselenggarakan lintas mata pelajaran pada MA (Madrasah Aliyah).

C. Analisis Silabus

Silabus dalam kurikulum merdeka disebut Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). ATP
berfungsi sebagai acuan atau pedoman dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan
capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah. ATP juga memberikan keleluasaan
kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan
lingkungan belajar peserta didik.

13
Alur Tujuan Pembelajaran / ATP pada kurikulum merdeka berfungsi sama dengan
silabus sebagai acuan /pedoman dalam merancang pembelajaran, ATP kurikulum merdeka
berisikan susunan tujuan paembelajaran yang sistematis berdasarkan urutan pembelajaran dari
awal sampai akhir pada masing-masing fase.

ATP sudah disedian oleh pemerintah pusat yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh
satuan pendidikan dengan tetap mengacu pada CP / Capaian Pembelajaran yang ditetapkan oleh
pemerintah yang berupa kompetensi pembelajarn yang harus dicapai siswa

Maka langkah awal sebelum melaksanakan peroses pembelajaran pendidik perlu


melaksanakan analisi capaian pembelajran guna menyusun tujuan pembelajran serta alur tujuan
pembelajran, dengan analisi tersebut maka pendidik memperoleh peta kompetensi yang akan
dijadikan rujukan dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan Pembelajran idealnya terdiri dari 2
(dua ) komponen yaitu, kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat di laksanakan
oleh siswa , dan konten ilmu pengetahuan yang perlu di pahami oleh siswa.

Prosedur dalam menyusun ATP Kurikulum merdeka SMA adalah sebagai berikut

• Menganalisi Capaian Pembelajaran / CP Kurikulum Merdeka


• Mengiden tifikasi kompetensi
• Merumuskan tujuan pembelajaran
• Mengidentifikasi elemen
• Kegiatan Pembelajaran

14
Contoh Alur Tujuan Pembelajaran Madrasah Aliyah

COO

15
16
Kelas 11

17
18
Kelas 12

19
20
21
22
Kemudian terdapat juga bagian Struktur Kurikulum Merdeka Pada MA (Madrasah
Aliyah). Struktur kurikulum MA terdiri atas 2 (dua) Fase yaitu fase E dan Fase F. Madrasah dapat
mengorganisasikan muatan pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran berbasis proyek secara
terpadu atau simultan. Dalam kaitan ini madrasah dapat menggunakan atau memilih pendekatan
mata pelajaran atau tematik secara bebas sesuai kebutuhan pembelajaran siswa yang
diprogramkan.
Bentuk pembelajaran dapat dilakukan secara kolaboratif beberapa mata pelajaran dalam
mendukung satu tema yang di dalamnya dikelola melalui pembelajaran berbasis proyek, sehingga
capaian intrakurikuler dapat diwujudkan sekaligus penguatan karakter Pelajar Pancasila.
23
1) Fase E untuk kelas X;

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas X MA tidak
dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik. Namun demikian, satuan pendidikan
dapat menentukan bagaimana muatan pelajaran diorganisasi. Pengorganisasian pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilakukan melalui beberapa
pendekatan sebagai berikut:

a) Mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
terintegrasi;
b) Mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
bergantian dalam blok waktu yang terpisah; atau
c) Mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
paralel, dengan JP terpisah seperti mata pelajaran yang berbeda-beda, diikuti dengan unit
pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
atau Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut.

2) Fase F untuk kelas XI dan kelas XII.

Fase F untuk kelas XI dan kelas XII, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 6 (enam) kelompok
utama, yaitu:

a) kelompok mata pelajaran umum


Setiap MA wajib membuka atau mengajarkan seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini
dan wajib diikuti oleh semua peserta didik MA.

b) kelompok mata pelajaran agama

24
Setiap MA wajib menyediakan paling sedikit 4 (empat) mata pelajaran dalam kelompok
ini.

c) kelompok mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)


Setiap MA wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.

d) kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Setiap MA wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.

e) kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya


Kelompok mata pelajaran ini dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di MA.

f) kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya


Kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya dibuka sesuai dengan sumber daya yang
tersedia di MA.

Berikut ini Struktur Kurikulum Merdeka Pada MA (Madrasah Aliyah) yang dapat dilihat
pada tebel di bawah ini.

25

26
Keterangan:
1) Perhitungan waktu disampaikan dalam satu tahun, madrasah dalam memanfaatkan waktu
yang tersedia dapat merencanakan sendiri menjadi setiap minggu, dua mingguan, tiga
mingguan,bulanan atau bahkan secara blok materi dengan memanfaatkan waktu yang
diperlukan untuk mewujudkan capaian pembelajaran. Pertimbangannya adalaf efektivitas
pembelajaran yang hendak dicapai oleh setiap mata pelajaran atau kolaboratif beberapa

27
mata pelajaran.

2) Angka dalam kurung, contoh (2), (3), (5) atau lainnya hanya merupakan alat perhitungan
perpekan, bukan satuan waktu yang harus ditempuh dalam satu pekan. Dalam hal ini
madrasah memiliki kewenangan yang bebas berdasarkan kebutuhan belajar siswa dalam
memperhitungkan kebutuhan waktu belajar siswa. Madrasah dapat memperhitungkan
waktu berdasarkan pekan atau capaian pembelajaran berdasarkan efektivitas kebutuhan
belajar siswa.
3) Asumsi 1 Tahun = 36 pekan dan 1 JP = 45 menit untuk kelas X dan XI.
4) Asumsi 1 Tahun = 32 pekan dan 1 JP = 45 menit untuk kelas XII.
5) Diikuti oleh seluruh peserta didik madrasah. Pada Madrasah Aliyah yang memiliki
muatan khusus keunggulan keagamaan (MAPK) pembelajaran kelompok ini
dilaksanakan dalam bentuk mata pelajaran Al Qur’an Hadis diajarkan dalam mata
pelajaran Tafsir, Hadis, Ilmu Tafsir, dan Ilmu Hadis. Mata pelajaran Akidah Akhlak
diajarkan dalam mata pelajaran Ilmu kalam dan Akhlak Tashawuf. Mata Pelajaran Fikih
diajarkan dalam fikih dan Ushul Fikih. Beban belajar masing-masing matapelajaran
turunan untuk muatan keunggulan keagamaan tersebut adalah 72. Dalam pengelolaan
waktu pembelajaran dimaksud, madrasah diberi kewenangan untuk melakukan
penambahan jam pelajaran pada pagi, siang atau sore hari terpadu dengan pembelajaran
di asrama.
6) Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) Pekan untuk memenuhi alokasi
proyek 27 (dua puluh tujuh) Pekan untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, serta Seni
dan Prakarya.
7) Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya dan Kewirausahaan). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
atau Prakarya dan Kewirausahaan).
8) Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
9) Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis kelas XI memiliki Alokasi 144 JP per tahun (4 JP per
pekan), terdistribusi kedalam 72 JP per tahun/2 JP per minggu pada Kelompok Mata
Pelajaran Umum dan 72 JP per tahun (2 JP per minggu) pada Kelompok Mata Pelajaran
Agama.
28
10) Mata Pelajaran Akidah Akhlak kelas XI memiliki Alokasi Intrakurikuler 144 JP per tahun
(4 JP per pekan), terdistribusi kedalam 72 JP per tahun/2 JP per minggu pada Kelompok
Mata Pelajaran Umum dan 72 JP per tahun (2 JP per minggu) pada Kelompok Mata
Pelajaran Agama.
11) Mata Pelajaran al-Qur’an Hadis kelas XII memiliki Alokasi Intrakurikuler 128 JP per
tahun (4 JP per pekan), terdistribusu kedalam 64 JP per tahun/2 JP per minggu pada
Kelompok Mata Pelajaran Umum dan 64 JP per tahun (2 JP per minggu) pada Kelompok
Mata Pelajaran Agama.
12) Mata Pelajaran Akidah Akhlak kelas XII memiliki Alokasi Intrakurikuler 128 JP per
tahun (4 JP per pekan), terdistribusu kedalam 64 JP per tahun/2 JP per minggu pada
Kelompok Mata Pelajaran Umum dan 64 JP per tahun (2 JP per pekan) pada Kelompok
Mata Pelajaran Agama.
13) Siswa memilih mata pelajaran dari minimum 2 kelompok pilihan hingga syarat minimum
jam pelajaran terpenuhi (total JP: 51/pekan; JP untuk mapel pilihan: 22 JP/pecan.
Madrasah membuka minimum 2 kelompok mata pelajaran. Apabila sumberdaya
memungkinkan, sekolah dapat membuka lebih dari dua kelompok memilih 4 (empat)
sampai dengan 5 (lima) mata pelajaran dari minimal dua kelompok mata pelajaran pilihan
(maksimal mata pelajaran pilihan yang diambil dari 1 (satu) kelompok mata pelajaran
pilihan adalah 3 (tiga) mata pelajaran), disesuaikan dengan minat, bakat, dan aspirasi
peserta didik.
14) Madrasah dapat melakukan penambahan dan/atau relokasi jam pelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan ketersediaan waktu di madrasah.
15) Madrasah dapat menentukan model pembelajarannya sesuai kebutuhan belajar
siswa,misalnya pembelajaran konvensional, pembelajaran berbasis proyek untuk satu
mata pelajaran atau kolaborasi beberapa mata pelajaran dengan berbasis tema,
pembelajaran model blok untuk satu kompetensi dalam satuan waktu tertentu, atau inovasi
lain yang dirancang oleh madrasah.

29
16) Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di MA menyediakan layanan
program kebutuhan khusus sesuai kondisi peserta didik berdasarkan hasil assesmen.
Beban belajar bagi penyelenggara pendidikan dengan Sistem Kredit Semester (SKS)
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai SKS.
Teknis Pembelajaran pada MA yang ditetapkan melakukan diversifikasi layanan sebagai
MA Program Keagaman (MAPK), MA Akademik, dan MA plus Keterampilan diatur
pada ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam.

D. Analisis Rpp

RPP Kurikulum Merdeka Tingkat Madrasah Aliyah telah diterbitkan oleh Kementerian
Agama Republik Indonesia. RPP ini diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor
184 Tahun 2019. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada masa berlakunnya Kurikulum
Merdeka di tahun 2022 secara serentak di sekolah sekolah di Indonesia berubah nama menjadi
“Modul Ajar”.

Akan tetapi guru yang masih ingin menggunakan istilah RPP dalam pencarianya tidak
masalah. Karena tulisan ini dibuat untuk menarik pengunjung dan menginformasikan bahwa ada
perubahan nama RPP menjadi Modul Ajar. Bukan hanya perubahan istilah tetapi juga perubahan
kedalam isi. Seringkali Modul Ajar dalam Kurikulum Merdeka Sering disebut dengan RPP Plus,
itu karena dilengkapi dengan berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen
untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa. Intinya, modul ajar tersebut memiliki
komponen yang lebih lengkap dibanding RPP. Bukan hanya RPP beberapa istilah yang berubah
dalam Kurikulum Merdeka di tahun 2022 ini:

• Promes diganti prosem ( program semester )


• Silabus diganti ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)
• KI diganti CP ( capaian pembelajaran)
30
• RPP diganti Modul ajar
• KD diganti TP (tujuan pembelajaran)
• KKM diganti KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
• IPK diganti IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
• PH diganti Sumatif
• PTS diganti STS (Sumatif Tengah Semester)
• PAS diganti SAS (Sumatif Akhir Semester)
• Indikator soal diganti dengan indikator asesmen
• Penilaian teman sejawat diganti Formatif

Setiap guru di Kurikulum Merdeka harus memiliki rencana pembelajaran untuk membantu
mengarahkan proses pembelajaran untuk mencapai Capaian Pembelajaran (CP). Rencana
pembelajaran ini dapat berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), atau modul
ajar.Perangkat ajar yang disebut modul ajar, atau MA, digunakan untuk merencanakan
pembelajaran. Mereka mirip dengan RPP, tetapi memiliki komponen yang lebih lengkap.
Pendidik tidak perlu membuat RPP jika menggunakan modul ajar karena komponennya meliputi
RPP atau lebih lengkap daripada RPP. Berikut perbedaan antara komponen minimum RPP dan
modul ajar.

Kemudian Tedapat Perbedaan Modul Ajar memiliki komponen yang lebih lengkap daripada
RPP. Modul Ajar juga dilengkapi dengan media pembelajaran, instrumen asesmen, dan referensi
belajar lainnya yang dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Persamaan
Modul Ajar memiliki komponen yang lebih lengkap daripada RPP. Modul Ajar juga dilengkapi
dengan media pembelajaran, instrumen asesmen, dan referensi belajar lainnya yang dapat
membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.

31
Contoh Midul Ajar Bahasa Arab

MODUL AJAR
Pendidikan Bahasa
Arab

32
Informasi Umum

Nama Penyusun : Indra Damaryu


Institusi : MAN 1 Semarang
Tahun Penyusunan : 2020 / 2021
Jenjang Sekolah : Madrasah Aliyah
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas : IX
Alokasi Waktu : 90 menit
Fase : E
Elemen : 1. Berbicara
2. Menyimak
3. Mendengar
4. Membaca

Kompetensi Awal : 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli


(toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,


konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Profil Pelajar Pancasila : Profi Pelajar Pancasila yang ingin dicapai yaitu semangat
dalam menuntut ilmu, disiplin, berpikir kritis, kreatif dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa.
Sarana dan Prasarana : Media :

1. Laptop
2. Buku Cetak
3. Spidol
4. Modul

33
Target Peserta Didik : Target peserta didik adalah Peserta didik mampu belajar

Model Pembelajaran : 1. Luring


2. Dsikusi
3. Tanya Jawab
4. Latihan Soal

Kompetensi Inti

Tujuan :
Pembelajaran 1. Memahami fungsi sosial, struktur teks dan unsur
kebahasaan (bunyi, kata, dan makna) dari teks sederhana
yang berkaitan dengan tema: ‫ا‬keindahan yang melibatkan
tindak tutur memberi instruksi dengan memperhatikan
susunan gramatikal.

2. Menganalisis gagasan dari teks sederhana yang berkaitan dengan tema:


‫ا‬keindahan dengan memperhatikan bentuk, makna dan fungsi dari susunan
gramatikal.

3. Mendemonstrasikan tindak tutur memberi instruksi


dengan memperhatikan susunan gramatikal baik secara
lisan maupun tulisan.

4. 4.8.Menyajikan hasil analisis gagasan dari teks sederhana


yang berkaitan dengan tema keindahan
dengan memperhatikan bentuk, makna dan fungsi dari
susunan gramatikal.

Pemahaman : Dalam pembelajaran ini, peserta didik memahami fungsi


Bermakna sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan (bunyi, kata, dan
makna) dan menganalisis gagasan dari teks sederhana yang
berkaitan dengan tema keindahan

Ungkapan : 1. ‫ ما أجمل هذه المناظر ؟‬،‫أنظر‬


Komunikatif
2. ‫هللا الذي خلق األرض‬
3. ‫التشجبر أفضل الوساإل للحفاظ علي البيأة‬

34
Persiapan : Guru telah menyiapkan bahan ajar yang berisi tujuan
Pembelajaran pembelajaran secara operasional materi, bentuk kegiatan belajar
mengajar, metode yang digunakan.

Metode belajar yang digunakan harus menggunakan cara tertentu


yang tepat dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan
tercapai.

Guru dapat memberikan motivasi belajar agar siswanya


semangat dalam belaja.

Pastikan kelasnya sudah bersih agar siswa dan gurunya nyaman


saat belajar.

Pengadaan alat peraga dan perpustakan bertujuan untuk


membantu siswa agar siswa memdapat gambaran yang konkrit,
untuk menjelaskan materi pelajaran, untuk menarik perhatian
siswa, menambah kegiatan belajar

Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan : 1. Guru membukanya dengan mengucapkan salam dan


berdoa terlebih dahulu sebelum belajar.

2. Guru menanyakan kabar kepada siswanya sebelum


masuk ke materi yang di ajarkan.

3. Guru memberikan motivasi belajar sehingga siswa


dapat semangat dalam belajar.

4. Guru mengajukan pertanyaan yang terkait


materi,tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan selama belajar.

35
Kegiatan Pembelajaran : 1. Guru menyampaikan materi yang terikait di
inti bahan ajar dengan judul ‫جمال الطبيعة‬

2. Guru meminta salah satu siswa membaca


materi yang telah di sampaikany agar
siswa dapat memahami.

3. Guru memberi tahu kepada siswa untuk


menghafal ‫ المفرادات‬yang pada buku bahan
ajar.

4. Setelah menghafal ‫ المفرادات‬guru meminta


siswa untuk menyetor hafalan.

5. Setelah menyetor hafalan guru meminta


siswa untuk mengerkan soal yang telah
diberikan.

Penutup : 1. Guru memberikan saran dan kesimpulan dari


materi yang telah di sampaikan kepada siswa.

2. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan


salam.

36
PENILAIAN SISWA

Nama :

Kelas :

Hari / Tanggal :

Nilai
No Aspek
A B C D
1. Pengetahuan
a. Membaca
b. Menulis
c. Mengerjakan Soal
2. Keterampilan
a. Aktif
b. Presentasi
c. Menghafal
3. Lain-lain
a. Sikap
b. Kehadiran
c. Tidak Telat
d. PTS
e. PAS

Keterangan Nilai

Nilai A 100 – 80
Nilai B 80 - 60
Nilai C 60 - 40
Nilai D 40 - 20
37
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari program guru
penggerak merdeka belajar. Kurikulum merdeka belajar harus senantiasa disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan berdampak pada berbagai
aspek kehidupan. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler di mana
mengoptimalkan konten agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka yaitu Merdeka Belajar, artinya siswa bisa
mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Anak tidak dipaksa untuk mempelajari suatu hal
yang tidak disukai sehingga akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa sekolah.

Dikutip dari buku Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar (2021) oleh H. E Mulyasa,
secara tersirat Merdeka Belajar menunjukkan kurikulum apa yang harus dikembangkan oleh guru
penggerak di setiap sekolah. Pemerintah memberikan kebebasan mengenai kurikulum yang
harus digunakan di sekolah, tinggal bagaimana sekolah menyikapi kebijakan tersebut dengan
implementasi di masing-masing sekolah.

B. Saran
Dalam kurikulum merdeka posisi guru adalah penggerak merdeka belajar. Guru penggerak
merdeka belajar dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas secara
efektif, tetapi juga membangun hubungan efektif kepada peserta didik dan komunitas
sekolah. Selain itu mampu menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu dan
melakukan refleksi, serta perbaikan praktik pembelajaran secara terus-menerus. Guru penggerak
merdeka belajar merupakan guru yang kreatif, inovatif, dan terampil dalam pembelajaran dan
energik dalam melayani peserta didik. Tak hanya itu, guru juga mampu membangun dan
mengembangkan hubungan antara guru dan sekolah dengan komunitas yang lebih luas, serta
menjadi pembelajar sekaligus agen penggerak perubahan di sekolah.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Nurul. 2021. Kebijakan Merdeka Belajar dan Implikasinya terhadap


Pengembangan Desain Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal
Manajemen dan Pendidikan Islam, Vol. 7, No. 1, Hal. 65-78. ISSN (Online): 2550-
1038, ISSN (Print): 2503-3506.
Abdullah, Ramli, 2016. Pembelajaran Dalam Perspektif Kreatifitas Guru Dalam
Pemanfaatan Media Pembelajaran. Lantanida Journal, Vol. 4 No. 1
Acetylena, Sita. 2018. Pendidikan Krakter Ki hadjar Dewantara : Perguruan Taman
Siswa sebagai Gagasan Taman Pengetahuan dan Etika. Malang: Madani
Achidisti, Milan Rianto. 2018. Pendekatan Strategi, dan Metode Pembelajaran.
Malang: Departemen Pendidikan Nasional
Anggito, Albi & Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukabumi: CV. Jejak.
Anjelina, Winda. 2021. Gebrakan Baru Kebijakan Pendidikan Pendidikan Dasar. Jurnal
Pendidikan Tambusai 1977 Program Merdeka Belajar Halaman 1977-1982
Volume 5 Nomor 1. Universitas Negeri Padang
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asih, Widi Wisudawati, dan Eka, Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA,
Jakarta: Bumi Aksara
Auliya, Mahfuza Batubara. 2017. Upaya Meningkatkan Sosialisasi Anak Melalui Metode
Bercerita Di Kelas A RA Fadhilah Islamic School Desa Bandar Khalifah
Kecamatan Percut SEI Tuan Kabupaten Deli Serdang. Jurusan Pendidikan Ilsam
Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tatbuyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
Bungin, Burhan, 2017. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Daroji dan Haryati. 2015. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas VIII SMP/MTs, Global,
Solo.
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992. Quantum Learning. Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan oleh AlwiyahAbdurrahman. Bandung:
Penerbit Kaifa.
Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran
Daring Di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan. 2(1): 55-6. ISSN
2656-8071.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI, Panduan Merdeka Belajar -
39
Kampus Merdeka.

40

Anda mungkin juga menyukai