Anda di halaman 1dari 46

i

PENGEMBANGAN MODUL AJAR PADA MATERI PERMINTAAN DAN


PENAWARAN KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN
PELAJARAN 2023/2024

Proposal Skripsi

Oleh:
ANGGRI PUSPITA RINI
20150025

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) PGRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2024
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Penelitian dengan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
mengantarkan kita kepada hari kemenangan.
Proposal Penelitian merupakan salah satu bentuk implementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di kampus dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di
lapangan untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional.
Penulis menyadari bahwa laporan Proposal Penelitian ini masih banyak
terdapat kekurangan serta keterbatasan kemampuan, baik dalam melaksanakan
maupun dalam penulisan laporan Proposal Penelitian ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan menambah
wawasan serta pengalaman penulis untuk kedepannya. Jika dalam penyusunan
laporan ini masih terdapat kata yang kurang berkenan dihati pembaca, maka
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhir kata penulis sangat berharap sekiranya laporan ini akan bermanfaat bagi
pembaca dan seluruh pihak yang berkepentingan.

Bandar Lampung, 27Februari 2024


Praktikan,

ANGGRI PUSPITA RINI


iii

DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................4
C. Pembatasan Masalah....................................................................................4
D. Rumusan Masalah........................................................................................4
E. Tujuan Pengembangan.................................................................................5
F. Manfaat Pengembangan...............................................................................5
G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan.....................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.................................................................................................7
1. Teori Pengembangan...............................................................................7
2. Penelitian dan Pengembangan.................................................................12
3. Sumber Belajar........................................................................................13
4. Modul Ajar..............................................................................................15
5. Permintaan dan Penawaran.....................................................................16
B. Kajian Penelitian yang Relevan...................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan..................................................................................25
B. Prosedur Pengembangan..............................................................................26
C. Desain Produk yang Dikembangkan............................................................29
1. Desain Produk.........................................................................................29
2. Subjek Uji Produk...................................................................................29
3. Teknik Pengumpulan Data......................................................................29
4. Instrumen Penelitian................................................................................30
5. Teknik Analisis Data...............................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
iv

LAMPIRAN
1

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Permasalahan


Pendidikan menjadi salah satu alat dalam membentuk peserta didik yang
cerdas untuk menghadapi permasalahan lingkungan hidup,kemajuan teknologi
dan informasi di era globalisasi, baik dalam ekonomi,kreatifikas dan
budaya.Peserta didik sebagai calon generasi penerus bangsa, diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan dengan dibekali kemampuan mengusai teknologi
informasi yang sesuai dengan era globalisasi.Pada Undang-Undang Republik
Indonesia no.2 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3
ialah pendidikan nasional berperan mengembangkan kemampuan membentuk
watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, tujuannya agar potensi peserta didik berkembang menjadi pribadi yang
beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu,
mandiri dan menjadi masyarakat yang demokratis serta bertangungjawab.
Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, serta komunikasi pada abad
ke-21 membuka peluang untuk meningkatkan pelaksanaan kualitas pendidikan.
Meningkatnya kualitas pendidikan sejalan dengan adanya inovasi baru guna
menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa semakin aktif
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dalam ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.Seiring berkembangnya segala bidang, pada bidang pendidikan
pula terjadi perubahan. Perubahan yang dimaksud yakni perubahan penggunaan
kurikulum pada proses pembelajaran. Adapun kurikulum terbaru yang dicetuskan
oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yakni Kurikulum
Merdeka dengan program Merdeka Belajar guna meningkatkan kualitas belajar.
Kurikulum merdeka berfokus pada materi yang esensial dan
pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila. Kompetensi profil pelajar
Pancasila memperhatikan faktor-faktor internal yang berkaitan dengan jati diri,
ideologi dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan
dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di abad ke-21 yang
2

sedang menghadapi masa revolusi 4.0. Dalam penerapan kurikulum tersebut,


terdapat dimensi-dimensi yang menjadi tolak ukur dalam Profil Pelajar Pancasila.
Dimensi yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila diantaranya 1) beriman,
bertakwa kepada Tuhan 2 Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; 2)
berkebhinekaan global; 3) bergotongroyong; 4) mandiri; 5) bernalar kritis; dan 6)
kreatif.
Penerapan kurikulum merdeka ini diharapkan mampu meningkatkan
kualitas Pendidikan. Sehingga, beberapa sekolah di Indonesia sudah
mengimplementasikan kurikulum tersebut.Di dalam kurikulum merdeka
diperlukan suatu sumber belajar yang dapat mengimplementasikan dimensi-
dimensi yang terletak pada kurikulum itu sendiri. Selain dapat
mengimplementasikan dimensi yang ada, sumber belajar tersebut diharapkan juga
dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dan pencapaian tujuan
pembelajaran.
Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami proses perubahan,dimulai dari
pengembangan kurikulum yang selama ini menggunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan kemudian dikembangkan menjadi Kurikulun 2013
yang mana lebih mengacu pada perubahan proses pembelajaran yang mana
peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.Kurikulum
merupakan inti dari bidang pendidikan, pada hakikatnya pengembangan
kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Merdeka adalah
kurikulum yang menitik beratkan kepada kebebasan guru dalam mengembangkan
materi ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik yang bertujuan untuk
membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas unggul dan berdaya
saing tinggi.
Salah satu aspek yang dapat mendukung proses pembelajaran dalam
pelaksanaan kurikulum merdeka adalah adanya modul ajar.Modul ajar merupakan
pengembangan dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilengkapi
dengan panduan yang lebih terperinci, termasuk lembar kegiatan peserta didik dan
3

asesmen untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Modul ajar berisi


tujuan, langkah, dan media pembelajaran serta asesmen yang dibutuhkan dalam
satu unit atau topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran. Modul ajar adalah
salah satu jenis perangkat ajar dalam Kurikulum Merdeka yang dirancang secara
lengkap dan sistematis sebagai panduan dan pedoman guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Modul ajar kurikulum merdeka tidak hanya memudahkan guru dalam
kegiatan pembelajaran saja, tapi juga mendukung pencapaian kompetensi dalam
capaian pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila pada setiap tahap
perkembangan pada suatu mata pelajaran.Satuan Pendidikan dan guru sebagai
pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan belajar peserta didik. Guru sebagai pendidik dapat menyesuaikan
modul ajar sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik dan peserta didik
di sekolah tersebut. Pengembangan modul ajar diatur dalam panduan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Berbagai pembelajaran diharapkan dapat membentuk peserta didik
menjadi pelajar Pancasila. Salah satu pembelajaran, yang ditekankan untuk
membentuk Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran Permintaan dan
Penawaran pada mata pelajaran ekonomi, untuk dapat dipahami dengan mudah
peserta didik diperlukan suatu pembelajaran yang menarik agar peserta didik
termotivasi dan meningkatkan semangat peserta didik untuk belajar ekonomi.
Ekonomi menggunakan masalah nyata yang dapat dibayangkan oleh peserta didik,
hingga mudah dapat diserap dan juga dipahami bukan hanya menghayal tetapi
juga dapat dikaitkan dengan materi kehidupan sehari-hari sehingga membangun
rasa ingin tahu peserta didik hingga dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran Permintaan dan Penawaran pada kurikulum merdeka
bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang bukan hanya dituntut untuk
mengajar materi guna mencapai kompetensi pembelajaran dan mengutamakan
kognitif peserta didik saja tetapi menggali potensi diri peserta didik untuk
berkarakter, sesuai tuntutan globalisasi dengan tidak meninggalkan nilai luhur
bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan pembelajaran Permintaan dan Penawaran
4

pada kurikulum ini dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya ialah
pengembangan sumber belajar. Tentu seluruh upaya ini, bertujuan agar capaian
tujuan pembelajaran Permintaan dan Penawaran tercapai maksimal bukan hanya
pada ranah kognitif saja. Idealnya kondisi pembelajaran Permintaan dan
Penawaran pada kurikulum merdeka ini sejalan dengan harapan kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 2013. Idealnya pembelajaran Permintaan dan
Penawaran dengan pembentukan karakter dan penguatan kognitif, tidak
berbanding lurus dengan fakta yang ada di lapangan. Pembelajaran Permintaan
dan Penawaran yang ada masih menunjukkan pembelajaran yang masih
menekankan pembentukan kemampuan kognitif saja, tanpa diikuti dengan
penanaman nilai-nilai karakter, mandiri, serta berperilaku sesuai nilai Pancasila.
SMA Negeri 3 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah Negeri
yang sudah lama berdiri di Kota Bandar Lampung tepatnya di daerah Durian
Payung dan sekolah tersebut telah banyak meluluskan peserta didiknya. Tentu saja
dalam perjalanannya SMA Negeri 3 Bandar Lampung melalui beberapa tahapan
dalam perubahan kurikulum, pada saat ini dalam proses pembelajaran
menggunakan kurikulum merdeka dimana kurikulum tersebut memberikan
kebebasan guru dalam mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Berdasarkan Pra-penelitian disekolah tersebut
diketahui bahwa selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMA Negeri 3
Bandar Lampung pada Pelajaran Permintaan dan Penawaran ditemukan masih
minimnya penggunakan sumber belajar. Adapun sumber belajar yang digunakan
di kelas X.4SMA Negeri 3 Bandar Lampung selama ini hanya menggunakan buku
teks (Buku Paket), buku paket yang digunakan oleh guru di sekolah hanya berisi
latihan soal dan materi-materi ekonomi. Buku paket yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran diarasa belum memuat langkah-langkah yang melatih
peserta didik untuk mampu merumuskan masalah, berhipotesis, menganalisis,
mengamati, dan membuat kesimpulan. Hal ini tentu membuat peserta didik
kesulitan dalam mengembangkan kemampuannya dalam berfikir untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari.
5

Sumber : Buku paket ysng digunakan


Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran ekonomi
yang dilakukan di kelas X.4 SMA Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran
2023/2024, maka menunjukkan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi pada
saat sumatif tengah semester yang telah dilaksanakan. Dimana hasil belajar pada
mata pelajaran ekonomi masih belum optimal, berikut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 1.1
Hasil Belajar Sumatif Tengah Semester
Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X.4 Semester Ganjil
SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2023/2024

Kelas KKM Jumlah Presentase Keterangan


Peserta (100%)
Didik
≥75 10 34% Tuntas
X.4 ¿75 25 66% Belum Tuntas
Jumlah 35 100%
Sumber : Diambil dari nilai STS Semester Ganjil Bidang Studi Ekonomi kelas X
SMA Negeri 3 Bandar Lampung
6

Dari hasil tabel diatas diketahui bahwa peserta didik kelas X.4 SMA Negeri 3
Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang peserta didik. Dimana 10 orang
peserta didik yang nilainya diatas KKM dan hasil belajar dengan tuntas dengan
presentase (34%). Sedangkan 25 orang peserta didik lainnya nilainya dibawah
KKM dan hasil belajarnya masih belum tuntas dengan presentase (66%).
Sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikelas X SMA Negeri 3
Bandar Lampung adalah 75.
Modul ajar bernuansa profil pelajar Pancasila dipilih sebagai acuan
mengingat Permintaan dan Penawaran sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik. Penggunaan Modul ajar bernuansa profil Pelajar Pancasila dengan
harapan dapat melibatkan peserta didik secara aktif untuk membangun
pengetahuan dan mengaitkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan nyata,
serta memotivasi peserta didik untuk menghubungkan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka.
Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis
sehingga penggunaannya dapat belajar dengan atau tanpa seseorang
fasilitator/guru. Pembelajaran dengan modul merupakan metode yang efektif dan
sesuai digunakan dalam bidang pendidikan pada saat ini guna memnuhi
kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran. Modul ajar yang digunakan
harus memenuhi kebutuhan peserta didik dan standar kompetensi yang berlaku di
sekolah.Kondisi ini tentu mempengaruhi penguasaan peserta didik khususnya
pada materi pemintaan dan penawaran.Alasan inilah yang mendorong
diadakannya penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Modul Ajar
Pada Materi Permintaan dan Penawaran Kelas X SMA Negeri 3 Bandar
Lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada pendahuluan


diatas maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
7

1. Pembelajaran ekonomi pada materi permintaan dan penawaran yang


selama ini dijalankan belum menggunakan modul ajar yang memenuhi
kebutuhan peserta didik.
2. Pembelajaran Permintaan dan Penawaran yang selama ini dijalankan
belum menggunakan modul ajar yang tepat.
3. Hasil belajar peserta didik kelas X.4SMA Negeri 3 Bandar Lampung
masih tergolong rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi diatas penulis membatasi


masalah dalam penelitian ini hanya pada Pengembangan Modul Ajar Pada Materi
Permintaan dan Penawaran Kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah diatas,peneliti
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana langkah dalam proses pengembangan modul ajar pada materi
permintaan dan penawarran?
2. Bagaimanakelayakan modul ajar yang dikembangkan pada materi
permintaan dan penawaran?
3. Bagaimana keefektifan modul ajar yang dikembangkan pada materi
permintaan dan penawaran ?

E. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui langkah dalam proses pengembangan modul ajar pada
materi permintaan dan penawaran.
2. Untuk mengetahui kelayakan modul ajar yang digunakan pada materi
permintaan dan penawaran.
8

3. Untuk mengetahui keefektifan modul ajar pada materi permintaan dan


penawaran.

F. Manfaat Pengembangan
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan tentang pengembangan modul ajar pada materi
permintaan dan penawaran.
b. Sumber informasi untuk penelitian sejenis yang akan datang.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai modul ajar alternatif dalam proses pembelajaran ekonomi
materi permintaan dan penawaran.
2) Lebih mempermudah guru dalam proses pembelajaran disekolah..

b. Bagi Peserta Didik


1) Membantu peserta didik dalam memahami materi permintaan dan
penawaran.
2) Sebagai sumber belajar alternatif bagi peserta didik dalam
penggunaan media pembelajaran yang mudah dan berkualaitas.

c. Bagi Sekolah
1) Dapat memberikan informasi dan masukan kepada pihak sekolah
dalam untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran.
2) Dapat menambah alternatif dari sumber belajar dari ekonomi
khususnya pada materi permintaan dan penawaran.
d. Bagi peneliti
9

1) Dapat meningkatkan keterampilan peneliti dalam mengembangkan


modul ajar.
2) Memperoleh pengalaman guna mempersiapkan diri menjadi calon
pendidik yang memahami kebutuhan peserta didik.

G. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pada bagian cover memuat judul, materi pokok, mata pelajaran dan kelas.
2. Kata pengantar, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan
pembelajaran sebagai pengenalan materi yang akan dipelajari.
3. Modul ajar yang digunakan sesuai dengan kurikulum atau standar
pembelajaran yang berlaku.
10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.Teori Pengembangan
a. Model Dick & Carey
Model prosedural Dick & Carey merupakan model penelitian yang
menyarankan agar penerapan prinsip desain pengembangan disesuai- kan dengan
langkah-langkah yang harus ditempuh secara berurutan. Dapat diartikan juga
sebagai model penelitian yang berorientasi pada pemaparan tahapan penelitian
secara deskriptif.Secara umum, tahapan dalam model ini terdiri dari tiga bagian
pokok. Pertama, tahapan prapengembangan yang berupa instructional event.
Kedua, tahapan pengembangan yang berupa types of learning outcomes. Ketiga,
tahapan pascapengembangan yang berupa kondisi internal.
Adapun secara khusus, model ini memiliki sepuluh langkah prose- dural.
Setiap langkah dalam komponen penelitian dan pengembangan model ini
dependen. Proses langkah evaluasi akan menentukan bentuk revisi atau perbaikan
instruksional pada langkah pengembangan berikutnya. Langkah tersebut yaitu
sebagai berikut.
1). Analisis kebutuhan dan tujuan
Kegiatan analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan tujuan program atau
produk yang akan dikembangkan. Kegiatan ini dilakukan peneliti dalam rangka
mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang perlu untuk segera dibenahi.
2). Melakukan analisis instruksional
Apabila yang dipilih merupakan latar pembelajaran, langkah pengembang
berikutnya yaitu melakukan analisis pembelajaran. Di dalamnya mencakup
keterampilan, proses, prosedur, dan tugas- tugas belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.Selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk atau desain
yang ingin dikembangkan. Hal ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain
yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.
11

3). Analisis pembelajar dan konteks

Analisis pembelajar dan konteks dapat dilakukan secara simultan bersamaan


dengan analisis pembelajaran. Dapat juga dilakukan setelah analisis
pembelajaran. Analisis ini mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik
awal peserta didik dalam latar pembelajaran. Termasuk pengetahuan dan
keterampilan baru yang akan diguna- kan untuk merancang strategi
instruksional.
4). Merumuskan tujuan performa
Merumuskan tujuan performa atau unjuk kerja yang dilakukan sete lah
analisis-analisis pembelajar dan konteks. Gambaran rumusan operasional ini
mencerminkan tujuan khusus program, produk, atau prosedur yang
dikembangkan.Tujuan tersebut secara spesifik dapat memberikan informasi
untuk mengembangkan butir-butir tes. Pengembang bisa melaku kan
penerjemahan tujuan umum atau dari standar kompetensi yang telah ada ke
dalam tujuan khusus yang lebih operasional dengan indikator-indikator
pendidikan.
5). Mengembangkan instrumen
Langkah berikutnya berupa pengembangan instrumen yang secara langsung
berkaitan dengan tujuan khusus operasional. Dapat dikatakan bahwa tugas
mengembangkan instrumen ini sangat penting. Mengingat instrumen dalam
hal ini berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai.
Didasarkan pada indikator-indikator yang ada dan juga instrumen untuk
mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan.
Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar.
Adapun instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang
dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. Dalam penelitian dan
pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji sebuah teori, akan
tetapi mengembang- kan hasil-hasil efektif yang bisa dimanfaatkan."
12

6). Mengembangkan strategi instruksional


Mengembangkan strategi instruksional yang secara spesifik untuk membantu
peserta didik mencapai tujuan khusus. Strategi instruk- sional tertentu yang
dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh
pengembang.
7). Mengembangkan dan memilih materi instruksional
Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh pada tipe, jenis,
dan model. Pengembang harus memiliki alasan yang jelas saat memilih.
Alasan memilih tersebut biasanya diken kakan dalam subbagian model
pengembangan.
8). Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Evaluasi ini merupakan evaluasi yang dilaksanakan oleh pengem bang selama
proses dan prosedur dari program atau produk dikembangkan. Evaluasi ini
dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Dilakukan dengan maksud
untuk mendukung proses peningkatkan efektivitas bahan ajar atau materi ajar
yang diberikan terhadap peserta didik.

b. Model ASSURE
ASSURE merupakan singkatan dari analyze, state, select, utilize, require,
dan evaluate. Model pengembangan ini dipelopori oleh Sharon E. Smaldino,
Robert Heinich, Michael Molenda, dan James D. Russell. Secara khusus, model
ini diformulasikan untuk kegiatan pembelajaran atau berorientasi kelas.
Model ASSURE merupakan sebuah prosedur panduan untuk mendesain
perencanaan dan bimbingan pembelajaran yang meng ombinasikan antara materi,
metode, dan media. Selain memberikan materi pembelajaran, pendidik juga harus
menyertakan metode yang akan digunakan dalam proses penjadikan peserta didi
belajar ya dibutuhkan. Model lini akan menjadikan peserta didik menjadi lebih
aktif dan kegiatan belajarnya menjadi lebih efektif.
1) Analyze learner (menganalisis peserta didik)
Dalam tahap pertama ini yang dianalisis ialah peserta didik. Pendidik
harus bisa mengetahui karakteristik dari peserta didik yang bertu- juan
13

untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Analisis pendidik terhadap


peserta didik meliputi karakteristik umum, kompetensi spesifik yang telah
dimiliki peserta didik sebelumnya (pengetahuan, keterampilan, dan cara
berpikir tentang sebuah topik), dan gaya belajar peserta didik."
2) State objectives (merumuskan tujuan pembelajaran atau kompe tensi)
Tujuan belajar dapat diperoleh dari silabus, kurikulum, informasi yang
tercatat dalam buku teks, atau dirumuskan sendiri oleh peran cang-setelah
melalui proses penilaian kebutuhan belajar. Tujuan pembelajaran
merupakan suatu rumusan atau pernyataan yang mendeskripsikan tentang
kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dimiliki
peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran.
3) Select methods, media, and materials (memilih metode, media, dan bahan
ajar)
Seleksi dalam model ini berkaitan dengan seleksi metode, media, dan
bahan ajar. Memilih metode, media, dan bahan ajar berperan sangat
penting untuk digunakan dalam membantu peserta didik mencapai
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
4) Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan ajar)
Dalam tahap ini terjadi pemanfaatan media dan bahan ajar atau
menggunakannya untuk pembelajaran.Pada tahap ini berarti melibatkan
partisipasi peserta didik dalam aktivitas pembelajaran. Proses
pembelajaran memerlukan adanya keterlibatan mental peserta didik secara
aktif dengan materi atau substansi yang sedang dipelajari agar berlangsung
efektif dan efisien. Pemberian latihan soal merupakan contoh cara
melibatkan aktivitas mental peserta didik dengan materi yang sedang
dipelajari.
5) Evaluate and revise (menilai dan memperbaiki)
Di dalam tahap evaluasi model pengembangan pembelajaran ASSURE
juga terkandung tahap revisi. Keduanya dilakukan untuk menilai
efektivitas dan efisiensi program pembelajaran, serta meni- lai pencapaian
14

hasil belajar peserta didik. Tujuannya agar peserta didik dapat memperoleh
gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran.

c. Model ADDIE
ADDIE merupakan singkatan dari analyze, design, develop, implement,
dan evaluate. Teori ini muncul tahun 1967 yang dikembangkan oleh Robert A.
Reiser dan Michael Molenda. Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang lebih
efektif, dinamis, dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.Model
pengembangan ADDIE merupakan model pengembangan pembelajaran
berlandaskan pendekatan sistem yang efektif dan efisien. Prosesnya yang bersifat
interaktif menjadikan model ini dapat menghasilkan hasil evaluasi setiap fase
yang dapat membawa pengembangan pembelajaran menuju fase berikutnya.
Adapun hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase
berikutnya. Fungsinya berupa suatu pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, serta mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.ADDIE menjadi model pembelajaran yang lebih inovatif,
sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik sehingga peserta didik dapat
membantu dalam pencapaian hasil belajar. Model ADDIE dikembangkan sebagai
model pembelajaran yang inovatif.
Model ini memberikan proses belajar yang sistematis, efektif, dan efisien
yang dikemas berdasarkan langkah-langkah pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa
model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk memberikan akses pada proses pembelajaran yang
sistematis, efektif, dan efisien.Terdapat lima tahapan yang perlu dilakukan dalam
model ADDIE, yaitu sebagai berikut.
1) Analisis
Analisis merupakan suatu proses mendefinisikan akan dipelajari peserta
didik. Untuk mengetahui dan sesuatu yang harus dipelajari, pendidik harus
melakukan beberapa kegiatan. Kegiatan yang harus dilakukan yaitu
15

analisis kebutuhan, mengidentifikasi masalah, dan melakukan analisis


tugas. sesuatu yang menentukan
2) Desain
Desain dikenal juga dengan istilah rancangan. Apabila diibaratkan
bangunan, biasanya sebelum dibangun terdapat gambar rancangan
bangunan di atas kertas yang harus ada terlebih dahulu. Rancangan akan
membawa pendidik pada perumusan tujuan pembelajaran.
3) Pengembangan
Pengembangan merupakan proses mewujudkan desain yang telah
dirancang oleh pendidik. Apabila dalam desain diperlukan perang- kat
lunak berupa multimedia pembelajaran, multimedia tersebut harus
dikembangkan. Begitu pula dengan lingkungan belajar lainnya, harus
disiapkan dalam tahap pengembangan apabila akan mendukung proses
pembelajaran.
4) Implementasi
Tahapan yang berisikan langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang dibuat pendidik. Artinya, semua yang telah
dikembangkan didesain sedemikian rupa sesuai dengan peran dan
fungsinya agar bisa diimplementasikan.Misalnya, apabila memerlukan
perangkat lunak tertentu maka harus sudah menginstal perangkat tersebut.
Apabila penataan lingkungan harus baik, rapi, dan higienis maka
lingkungan harus dibuat bersih dan rapi. Setelah semua terlaksana, baru
pengimplementasian dapat dilakukan sesuai skenario atau desain
awal.Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan
program pembelajaran. Langkah ini memang memiliki makna adanya
penyampaian materi pembelajaran dari pendidik kepada peserta didik.
5) Evaluasi
Evaluasi merupakan proses untuk melihat sistem pembelajaran yang
sedang dibangun tersebut berhasil atau tidak. Tahap evaluasi dapat terjadi
pada setiap tahap yang telah dipaparkan sebelumnya, dinamakan dengan
evaluasi formatif karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
16

2.Penelitian dan Pengembangan


Penelitian pengembangan merupakan sebuah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang sudah ada atau produk
baru, bisa juga untuk menemukan pengetahuan atau menjawab
permasalahan(Setiawan, 2022). Penelitian pengembangan merupakan prosedur
kajian sistematik terhadap desain, pengembangan dan evaluasi program, proses
dan produk yang harus memenuhi kriteria validitas, praktis, dan efektif(Djamal,
2023).
Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru untuk menyempurnakan produk yang telah
ada,dapat di pertanggungjawabkan(Engel, 2020).
Penelitian pengembangan (R&D) dilakukan berdasarkan kebutuhan pengguna,
karenanya tidak dikenal rumusan masalah (kuantitatif) atau fokus penelitian
(kualitatif), tetapi spesifikasi produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah.
Artinya, jika spesifikasi produk yang dikembangkan sudah dia anggap memenuhi
kebutuhan pengguna, maka penelitin pengembangan (R&D) dianggap
selesai(Putra & Dewi, 2020).Peneliti pemula hanya melakukan uji produk hasil
pengembangannya dalam skala kecil karena berbagai keterbatasan, tetapi
sebaiknya uji coba produk dilakukan dalam skala luas untuk memastikan
keunggulan hasil pengembangan dan jika kemungkinan dapat diproduksi masal.
Penelitian dan pengembangan berfungsi untuk memvalidasi dan
mengembangkan produk. Memvalidasi produk, berarti produk itu telah ada, dan
peneliti hanya menguji efektivitas atau validitas produk tersebut. Mengembangkan
produk dalam arti yang luas dapat berupa memperbaruhi produk yang telah ada
atau menciptakan produk baru (yang sebelumnya belum pernah ada)(Setiawan,
2022).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk, mengevaluasi design
produk, dan produk yang harus memenuhi kriteria validitas, praktis, dan
17

efektif.Penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan suatu produk baru


untuk menyempurnakan produk yang telah ada.

3. Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki pengertian yang sangat luas. Sumber belajar
adalah guru dan bahan-bahan pelajaran berupa buku bacaan atau semacamnya.
Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan
proses pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung, di luar diri peserta
didik yang melengkapi diri mereka pada saat pembelajaran berlangsung(Abdullah,
2021).
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat mendukung proses
belajar sehingga memberikan perubahan yang positif. Sumber belajar adalah
segala macam sumber yang ada di luar yang memungkinkan terjadinya proses
belajar(Andesta et al., 2021). Peranan sumber-sumber memungkinkan individu
berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari
tidak terampil menjadi terampil, dan menjadikan individu dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang tidak baik. Jadi segala apa yang bisa
mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah
ke arah yang lebih positif, dinamis, atau menuju perkembangan dapat disebut
sumber belajar.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
dalam pembelajaran (Abdul Majid, 2020).Sumber belajar ditetapkan sebagai
informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat
membantu peserta didik dalam belajar, sebagai perwujudan dari kurikulum.
Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, perangkat lunak,
atau kombinasi dari beberapa bentuk tersebut yang dapat digunakan peserta didik
dan guru. Sumber belajar juga dapat diartikan sebagai segala tempat atau
lingkungan, orang, dan benda yang mengandung imformasi yang menjadi wahana
bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan perilaku.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran.Sumber belajar adalah segala sesuatu yang
18

dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mempelajari bahan dan pengalaman
belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai(Muis & Pitra, 2021). Sumber
belajar disini meliputi, orang, alat dan bahan, aktivitas, dan lingkungan.
Sumber belajar adalah “segala daya yang dapat dimanfaatkan guna
memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya”.Sesungguhnya
sumber belajar itu banyak jenisnya(Muis & Pitra, 2021). Adapun sumber belajar
itu meliputi pesan (message), orang (People),bahan (materials), alat (device),
teknik (tehnique), lingkungan (setting), dan lainnya yang bisa digunakan untuk
memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam belajar dan menambah
pengetahuannya. Dengan sumber belajar tersebut maka peserta didik mendapatkan
fasilitas yang dapat memungkinkannya untuk belajar dengan baik.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh peserta didik
untuk mempelajari suatu hal dalam mencapai tujuann pembelajaran yang
memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajar. Sumber belajar tidak
terbatas hanya buku saja tetapi dapat berupa, orang, alat, bahan, dan lingkungan
yang dapat mendukung proses pembelajaran.

4.Modul Ajar
Modul ajar ialah pegangan atau bahan ajar yang dapat digunakan dan disajikan
dalam bentuk yang sistematis, sehingga pengguna dapat menggunakannya tanpa
fasilitator atau biasanya adalah seorang guru(Salim et al., 2021). Dalam artian,
pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa pendamping secara langsung.
Modul ajar adalah sebuahh alat atau sarana media,metode,petunjuk, dan
pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik.Modul ajar merupakan
materi pembelajaran yang disusun secara ekstensif dan sistematis dengan acuan
prinsip pembelajaran yang diterapkan guru kepada siswa. Sistematis dapat
diartikan secara urut mulai dari pembukaan, isi materi, dan penutup sehingga
memudahkan siswa belajar dan memudahkan guru dalam menyampaikan
materi (Tinggi & Islam Binamadani, 2022). Penggunaan modul ajar dalam
pembelajaran bertujuan agar mempermudah guru dalam proses
19

pembelajaran.Selain itu, menurut sungkono modul ajar bersifat unik dan


spesifik, yang berarti ditujukan untuk sasaran tertentu dalam proses pembelajaran
yang sesuai dengan sasarannya. Sementara spesifik dapat diartikan bahwa modul
ajar didesain secara maksimal untuk mencapai indikator keberhasilan.
Modul ajar merupakan perangkat pembelajaran atau rancangan pembelajaran
yang berlandaskan pada kurikulum yang diaplikasikan dengan tujuan untuk
menggapai standar kompetensi yang telah ditetapkan(Siloto, 2023).Modul ajar
mempunyai peran utama dalam membantu guru merancang pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modul ajar
merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis sebagai petunjuk
atau pedoman sesuai dengan keadaan pembelajaran yang digunakan untuk dapat
membantu guru dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajarannya.

5.Permintaan dan Penawaran


Permintaan adalah sejumlah barang dan jasa yang diinginkan dan mampu
dibeli oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan pada berbagai tingkat harga dan
waktu tertentu di pasar. Biasanya, tinggi permintaan akan mempengaruhi harga.
Sebaliknya, rendahnya permintaan juga akan membuat harga semakin rendah.
1. Hukum Permintaan
a.Pengertian Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan
yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta.
Jika harga naik, jumlah barang yang diminta akan menurun, dan jika harga rendah
maka jumlah barang yang diminta akan meningkat. Hukum permintaan tidak
bersifat mutlak, namun memiliki sifat mutlak dalam kondisi ceteris paribus
(faktor-faktor lain yang dianggap tetap).

b.Jenis-jenis Permintaan
1) Permintaan Berdasarkan Daya Beli Konsumen
a) Permintaan Efektif – Permintaan yang disertai dengan daya beli dan
terjadinya transaksi.
20

b) Permintaan Potensial – Permintaan yang disertai dengan daya beli,


namun belum terjadi transaksi.
c) Permintaan Absolut – Permintaan yang tidak disertai dengan daya beli.
2) Permintaan Berdasarkan Jumlahnya
a) Permintaan Individu – Permintaan individu terhadap suatu barang atau
jasa tertentu.
b) Permintaan Pasar – Hasil penjumlahan dari permintaan-permintaan
individu terhadap suatu barang atau jasa tertentu pada saat bersamaan.
c.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
1) Ketersediaan dan perubahan harga barang sejenis (barang pengganti
dan pelengkap).
2) Jumlah pendapatan masyarakat.
3) Selera konsumen.
4) Intensitas kebutuhan konsumen.
5) Perkiraan harga pada masa depan.
6) Jumlah penduduk.
Permintaan adalah suatu proses dalam meminta sesuatu atau sejumlah
barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan
berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin
dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak
terbatas.
Hukum permintaan berbunyi:semakin tinggi harga suatu barang maka
semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap
barang tersebut. Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya
hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga
tidak berubah (dianggap tetap).

d.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan


1) Harga barang substitusi (pengganti)
21

Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah


barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih
murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan
tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap
menggunakan barang yang semula. Contohnya kaus adalah pengganti
kemeja. Jika di pasar harga kaus lebih murah dibandingkan kemeja, maka
permintaan akan kaus lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap
kemeja.

2) Harga barang komplementer (pelengkap)


Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa.
Misalnya sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga
bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor
akan turun, begitu juga sebaliknya.

3) Jumlah Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan
besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang
diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin
tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk
membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin
turun. Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama
Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil
dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi
sebanyak 40 kg.

4) Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah
barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu
meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat
pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone yang
22

dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang
tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik
dan game akan meningkat.

5) Intensitas kebutuhan konsumen


Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang
diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak,
akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa
tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa
sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa
tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan
maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen
akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun
kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00

6) Perkiraan harga pada masa depan


Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka
konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada
kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen
memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung
mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan
harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antre di
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin
atau solar yang lebih banyak.

7) Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta.
Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka
barang yang diminta akan meningkat. Penawaran, dalam ilmu ekonomi,
adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan
oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode
23

waktu tertentu. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain


harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga bahan
baku, serta harapan, spekulasi, atau perkiraan.

Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap sebagai faktor


terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis penawaran. Harga
berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka produsen
akan berlomba-lomba menjajakan barangnya sehingga penawaran meningkat.
Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan menunda penjualan atau
menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang.
Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan dihasilkan
produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang dihasilkan, maka
semakin besar pula penawaran yang terjadi. Harga-harga barang lain, termasuk di
antaranya harga bahan baku, juga ikut memengaruhi penawaran. Semakin mahal
harga bahan baku, semakin mahal pula harga produk yang dihasilkan. Namun
biasanya, kenaikan harga bahan baku cenderung mengurangi keuntungan yang
diterima oleh produsen, sehingga produsen akan mengurangi tingkat produksi dan
mengurangi tingkat penawaran.

b.Hukum Penawaran
1).Pengertian Penawaran
Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang
ditawarkan dengan tingkat harga secara berbandingan lurus. Dengan demikian
bunyi hukum penawaran berbunyi:“Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah
barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga,
semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.”

2). Faktor yang mempengaruhi hukum penawaran


Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal
yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap
jumlah penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:
24

a) Harga barang itu sendiri


Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah
barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika harga
barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga
akan turun. Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00
menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan
akan meningkat pula.
b) Harga barang pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan
meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap,
konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang
ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya harga kopi
meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih
rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.

c) Biaya produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses
produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji
pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila
biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi
akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya
dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau
rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan
meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan
meningkat.

d) Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang
yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan
produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan
menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan
25

akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang


banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya
sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih
modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi
Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu
Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi
gula pasir lebih banyak.

e) Pajak
Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut
menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran
juga akan berkurang.

f) Perkiraan harga pada masa depan


Perkiraan harga pada masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya
jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa
naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan
menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat
krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan
relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi
barang dan jasa, karena takut tidak laku.

3).Jenis Penawaran
a) Penawaran Individu
26

Penawaran individu adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan


seorang penjual atau produsen pada waktu, tempat dan satuan harga
tertentu.
b) Penawaran Pasar
Penawaran pasar adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan
sekelompok penjual atau beberapa orang produsen pada waktu, tempat dan
satuan harga tertentu

B.Kajian Penelitian yang Relevan


Adapun penelitian yang relevan dengan judul Pengembangan Modul Ajar
Pada Materi Permintaan dan Penawaran adalah sebagai berikut:
1. .Penelitian yang dilakukan oleh Adinda Syalsabilla Aidha Vedianty tahun
2023 yang berjudul “Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka
SMK Negeri Winongan” .Tujuan dari pengembangan modul ajar ini
adalah untuk memberikan sumber belajaryang berkualitas dan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, sehingga dapat meningkatkan
pemahaman mereka dalam bidang matematika. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan modul ajar yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik di SMKNegeri Winongan dan memenuhi persyaratan
Kurikulum Merdeka Matematika.Hasil pengembangan modul ajar dalam
Kurikulum Merdeka Matematika di SMKNegeri Winongan untuk
berkontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran matematika secara
lebih luas. Modul ajar yang berhasil dikembangkan dapat menjadi
contoh dan referensi bagi pengembangan modul ajar di sekolah-
sekolah lain. Pengalaman dan hasil yang diperoleh dari
pengembangan modul ajar ini dapat memberikan masukan berharga dalam
pengembangan modul ajar di tingkat nasional.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rezi Ariawan tahun 2022 yang berjudul
“Pengembangan Modul Ajar dengan Model Problem Based Learning
(PBL) Berorientasi Kemampuan Pemecahan Masalah’.Tujuan dari
27

penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul ajar matematika


dengan model Problem Based Learning berorientasi kemampuan
pemecahan masalah matematis yang teruji kevalidannya dengan materi
pokok bahasan integral.Penelitian ini menghasilkan sebuah modul ajar
dengan model Problem Based Learning berorientasi kemampuan
pemecahan masalah matematis pada materi pokok integral kelas XI
SMA. Modul dalam penelitian ini meliputi halaman judul, kata
pengantar, daftar isi, pendahuluan, kegiatan belajar, evaluasi, kunci
jawaban, glosarium dan daftar pustaka.Dapat disimpulkan bahwa produk
akhir yang dihasilkan pada penelitian ini adalah modul ajar
matematika dengan model Problem Based Learning berorientasi
kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi pokok integral
kelas XI SMA yang memenuhi tingkat validitas sedang. Oleh karena
itu, produk yang dihasilkan sudah layak dan dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, serta dapat membantu guru dan peserta didik dalam
melakukan pelaksanaan proses pembelajaran. Selanjutnya modul ajar
ini dapat dipadukan dengan bantuan IT agar dalam pembelajaran lebih
bisa maksimal.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Endang Susana tahun 2020 yang
berjudul “ Pengembangan Pembelajaran Ekonomi SMA dengan Materi
Permintaan dan Penawaran”.Penelitian ini bertujuan untuk (1)
menghasilkan multimedia pembelajaran ekonomi kelas X SMA dengan
materi permintaan dan penawaran dan (2) mengetahui kelayakan dan
efektivitas multimedia tersebut untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi.
Untuk menghasilkan produk multimedia dilakukan beberapa langkah
antara lain (1) pengembangan program pembelajaran, pada tahap
pengembangan program pembelajaran, peneliti melakukan kegiatan yang
pertama adalah menentukan SK yaitu SK yang ke-3 tentang memahami
konsep ekonomi yang kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga
keseimbangan pasar. Kedua, melakukan analisis dan menetapkan KD yaitu
KD ke-3.1, 3.2, dan 3.3. KD 3.1 tentang mengidentifikasi faktor-faktor
28

yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, KD ke 3.2 tentang


menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang
mendasarinya, dan KD 3.3 tentang mendeskripsikan. pengertian harga dan
jumlah keseimbangan. Ketiga, menentukan materi pembelajaran yaitu
materi permintaan dan penawaran.
29

BAB III
METODE PENELITIAN
A.Model Pengembangan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
dan pengembangan atau Research and Development (R&D).Pengertian penelitian
dan pengembangan tertuju pada proses, penelititan tidak menghasilkan objek,
sedangkan pengembangan menghasilkan objek yang dapat dilihat dan diraba.
Sugiyono (2016) menyatakan bahwa, “metode penelitian dan pengembangan
Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji kefektifan produk tersebut”. Menurut
Sugiyono (2011:297), teori Research and Development (R&D) merupakan sebuah
penelitian yang digunakan dalam menghasilkan suatu produk
Penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk baru
atau menyempurnakan produk yang telah ada sebelumnya dengan memberikan
inovasi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, kondisi sekolah
maupun perkembangan IPTEK, sehingga dapat menambah pengetauhan serta
wawasan bagi peserta didik. Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang
pendidikan dapat berupa model, media, alat peraga, modul, alat evaluasi, dan atau
alat pembelajaran. Dalam penelitian pengembangan ini yang akan dikembangkan
produk berupa modul ajar.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan merupakan sebuah kajian sistematik yang dirancang
sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah produk yang telah dilakukan
pengujian.
Model desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian dan pengembangan ADDIE (Analysis-Design-Develop- Implement-
Evaluate). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carey untuk merancang
sistem pembelajaran. (Aldoobie, 2015).
30

B.Prosedur Pengembangan

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan ini


diadaptasi dari modelresearch and developmentmodel ADDIE seperti berikut
ini.

Gambar1.2ProsedurPengembanganModelADDIE
(Modifikasi dari Aldoobie, 2015)
Berikut ini penjelasan setiap langkah:

1.Tahap Analisis (analysis)


Tahap analisis (analysis) merupakan suatu proses yang meliputi beberapa
proses yaitu needs assessment (analisis kebutuhan) dan task analyse (analisis
tugas). Pada penelitian ini tahap analisis dimulai dengan pengambilan data
pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung berupa
wawancara dengan guru kelas X (sepuluh). Wawancara dilakukan secara
langsung tanggal 20Februari 2024 dan diperoleh beberapa informasi yaitu proses
kegiatan belajar mengajar (KBM), ketersediaan dan penggunaan media
pembelajaran di sekolah.
31

Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti dapat melakukan analisis


pembelajaran dan analisis kebutuhan. Berikut ini adalah hasil dari tahap analisis:
a. Analisis kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa
peserta didik membutuhkan media pembelajaran pada materi permintaan
dan penawaran supaya peserta didik mudah memahami materi dengan
pemberian contoh kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari.
b. Analisis Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung saat ini
menggunakan kurikulum merdeka. Keterampilan utama peserta didik yang
diperlukan dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan capaian
pembelajaran yang berhubungan dengan materi permintaan dan
penawaran.
c. Analisis Peserta Didik
Peserta didik menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran,oleh karena itu
identifikasi peserta didik diperlukan.Analisis ini dilakukan dengan
wawancara terhadap guru dan peserta didik tentang bagaimana pendapat
peserta didik tentang mata peljaran ekonomi. Karakteristik peserta didik
mempunyai banyak perbedaan, itu menjadi hal yang wajar dan tentunya
sangat diperhatikan dalam proses pembelajaran. Karakteristik peserta
didik yang perlu diperhatikan antara lain adalah kemampuan fisik,
akademik individu, motivasi belajar, latar belakang social dan ekonomi.

2.Tahap Desain (design)


Tahap desain (design) dikenal dengan istilah membuat rancangan produk
sumber belajar. Rancangan produk dalam tahap ini masih bersifat konseptual
yang kemudian akan mendasari pada proses pengembangan berikutnya.Pada
tahap kedua yaitu menyusun materi yang dikembangkan dalam modul ajar.
Materi yang dikembangakan merupakan materi yang disampaikan pada semester
32

genap pada bab 3 “Permintaan dan Penawaran”. Pada tahap perancangan ini
terdiri dari 4 langkah diantaranya sebagai berikut.
a) Penyusunan Tes, Tahap ini menganalisis tugas dan menganalisis konsep
yang dijabarkan dalam perumusan tujuan pembelajaran. Tes yang
dimaksud adalah tes hasil belajar pada pokok bahasan permintaan dan
penawaran untuk merancang tes hasil belajar peserta didik dan dibuat
kisi-kisi soal serta penskoran dengan alasan untuk mengukur Tingkat
kemampuan peserta didik terhadap materi yang diujikan sehingga dapat
diperoleh presentasi kemampuannya.
b) Pemilihan Media, Kegiatan pemiliham media ini dilakukan untuk
menentukan media yang tepat untuk menyelesaikan materi
pembelajaran. Proses pemilihan media haruslah sesuai dengan hasil
analisis tugas adan analisis konsep serta karakteristik peserta didik.
c) Pemilihan Format, Pemilihan format dalam modul ajar mencakup
pemilihan format untuk merancang isi, pemilihan stategi pembelajaran,
dan sumber belajar.
d) Perancangan Awal, Rancangan awal yang dimaksud untuk seluruh
kegiatan yang akan dilakukan sebelum uji coba dilaksanakan.
Rancangan awal meliputi pembelajaran yang akan melibatkan aktivitas
peserta didik dan guru yaitu buku guru, modul ajar, tes hasil belajar,
dan intrumen penelitan lembar validasi, wawancara.

3.Tahap Pengembangan (development)


Tahap pengembangan (development) berisi kegiatan berupa realisasi
rancangan produk. Dalam tahap ini, kerangka yang masih konseptual tersebut
direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Pada tahap ini juga
dilakukan validasi media oleh beberapa ahli yaitu oleh ahli media, ahli materi,
dan ahli bahasa.
Media pembelajaran dikatakan baik untuk digunakan apabila telah melalui
beberapa tahap penilaian. Penilaian dilakukan oleh ahli media, ahli bahasa, dan
ahli materi. Tujuan dari penilaian media ini adalah untuk mengetahui kualitas
33

produk sebelum menggunakan instrumen berupa angket. Data dan saran yang
diberikan akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan modul
ajar.

4.Tahap Penerapan (Implementation)


Tahap penerapan (implementation) merupakan penerapan rancangan modul
ajar yang telah dikembangkan menjadi sebuah, misal di kelas atau lokasi yang
memungkinkan untuk melakukan uji coba hasil pengembangan modul ajar
tersebut. Revisi I ini merupakan tahap akhir dari rangkaian tahapan
pengembangan dan implementasi. Revisi media pembelajaran dilakukan sesuai
dengan penilaian dan saran dari ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa.
Tahap penerapan ini merupakan tahap uji coba modul ajar yang dinyatakan
valid dan layak digunakan oleh validator, maka langkah selanjutnya adalah tahap
menggunakan kelompok uji coba kecil dan uji coba lapangan dengan
caramahasiswa menggunakan modul ajar tersebut. Subyek yang dipilih adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Uji coba kelompok kecil
pada tahap ini, peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang akan
di jadikan subyek pada uji coba ini. Untuk menentukan sampelnya yaitu
berdasarkan dari guru bidang studi ekonomi. Setelah itu peserta didik akan
mengisi angket yang telah disediakan untuk mendapat respon sebelum tahap
selanjutnya dilakukan.
Tahapa uji coba yang dilakukan dalam penelitian ini dilanjutkan dengan
pengisian angket yang dilakukan oleh peserta didik yang telah menggunakan
modul ajar tersebut.

5. Tahap Evaluasi (evaluation)


Tahap pada evaluasi ini dilakukan untuk melihat pada permasalahan yang
ada dilapangan setelah melakukan analisis serta penilaian hasil dari penelitian
yang dilakukan dan pada penilaian yang telah dilakukan pada tahapan
sebelumnya. Evaluasi dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan guna
menemukan, nilai, harga dan manfaat dari suatu produk yang dibuat. Dari hasil
34

yang didapat maka akan dianalisis dan disimpulkan apakah produk yang telah
dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan sudah menarik atau perlu untuk
dilakukan revisi kembali. Evaluasi sangat penting dilakukan agar kita dapat
mengetahui apakah produk pengembangan ini harus direvisi dalam skala besar
atau hanya perlu menambahkan beberapa masukan dan saran dari validator dari
hasil data instrument pada penilaian yang telah diterima.

C.Desain Produk yang Dikembangkan


1. Desain Produk
Penelitian ini akan menghasilkan sumber belajar berupa modul ajar.
a. Cover Modul Ajar
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Panduan Umum
e. CP dan TP
f. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
g. Asesmen, Evaluasi, dan Refleksi

2. Subjek Uji Produk


Subjek penelitian ini ditujukan kepada 3 ahli, yaitu ahli materi, ahli media
dan ahli bahasa.Pada uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan
kepadapeserta didik kelas x.4 yang berjumlah 35 di SMA Negeri 3 Bandar
Lampung.
a) Tempat penelitian
Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di SMA Negeri 3
Bandar Lampung dan tahap uji coba produknya yaitu pada peserta
didik kelas X untuk melihat hasil belajar peserta didik.
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari persiapan awal hingga selesai
penelitian.
c) Populasi dan Sampel
35

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 2 (dua) kelas sehingga


sampel diambil sebanyak dua kelas.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
pengembangan modul ajar ini berupa observasi. kuesioner (angket),
wawancara dan dokumentasi. Ketersediaan instrumen digunakan untuk
mengetahui kelayakan media pembelajaran memvalidasi produk yang
dikembangkan.
a. Observasi
Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas
pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.Observasi dilakukan
untuk mengetahui respon guru serta peserta didik serta mengetahui
keadaan di dalam sekolah dalam penggunaan modul ajar yang telah
digunakan.
b. Wawancara
Menurut Sugiyono (2015: 194) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data jika peneliti menginginkan untuk melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, juga
dilakukan untuk mengetauhi hal-hal dari respon dengan lebih
mendalam dan jumlah responden.Wawancara dilakukan untuk
mengetahui proses KBM dan penggunaan media pembelajaran pada
mata pelajaran ekonomi di sekolah.Wawancara dilakukan dengan guru
dan peserta didik untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas.
c. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik untuk mengumpulkan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono,
2015:199). Kuesioner akan diberikan kepada validator untuk
36

memperoleh data berupa lembar penilaian terhadap media


pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner
menggunakan skala bertingkat dimana pada setiap pertanyaan yang
dilampirkan, validator memberikan skor untuk setiap aspek yang
dinyatakan dari media pembelajaran. Selain itu juga diberikan
kuesioner yang berupa lembar komentar dan saran terhadap media
pembelajaran.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung yang ditunjukkan pada subjek penelitian, tetapi melalui
suatu dokumen. Dokumentasi dibutuhkan untuk mengambil data
berbentuk foto atau buku-buku yang memberikan informasi.

4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan
sesuatu. Selain menyusun modul, disusun juga instrumen penelitian yang
digunakan untuk menilai modul yang dikembangkan. Berdasarkan pada
tujuan penelitian, dirancang dan disusun instrumen sebagai berikut:
1. Instrumen Studi Pendahuluan
Instrumen berupa wawancara kepada guru dan siswa yang
disusununtuk mengetahui modul ajar seperti apa yang sesuai dengan
kebutuhan siswa danberfungsi untuk memberi masukan dalam
pengembangan modul ajar tersebut.
2. InstrumenValidasi Ahli
Dalam instumen validasi ada tiga instrumen yang terdapat dalam
instrumen ini yaitu:
a) penilaian untuk ahli materi, Instrumen ini berbentuk angket
validasi terkait kelayakan isi dalam segi materi modul ajar
ekonomi yang berfungsi untuk memberi masukan dalam
pengembangan modul ajar.

Tabel1.2 Kisi –Kisi AngketPenilaianKelayakan MediaUntuk Ahli Materi


37

No. Indikator Jumlah


Butir
Aspek Desain Pembelajaran
1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan CP dan TP 1
2. Kelengkapan materi 1
3. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 1
4. Kejelasan penyampaian materi 1
5. Kemudahan dalam memahami materi 1
6. Sistematika penyampaian materi 1
7. Kejelasan contoh 1
8. Ketepatan kunci jawaban 1
9. Kejelasan pembahasan jawaban 1
10. Kelengkapan soal 1
11. Kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran 1
12. Kesesuaian evaluasi dengan materi 1
13. Pemberian umpan balik terhadap evaluasi 1
Total Butir Instrumen 13
Sumber: Romi Satria Wahono dengan modifikasi

b) Instrumen penilaian untukAhli media


Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait kegrafikan dan
penyajian modul untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Tabel1.3 Kisi –Kisi AngketPenilaianKelayakan MediaUntuk Ahli Media

No. Indikator Jumlah


Butir
Apek Rekayasa Perangkat
1. Efektif dan efisien dalam pengembangan 2
2. Efektif dan efisien dalam penggunaan 2
3. Dapat dikelola/dipelihara dengan mudah 1
4. Kemudahan pengoperasian media 1
38

5. Kejelasan petunjuk penggunaan 1


6. Ketepatan pemilihan aplikasi 1
Apek TampilanVisual
7. Kesesuaian pemilihan warna 1
8. Kesesuaian pemilihan huruf 1
9. Kesesuaian desain tombol 1
10. Kesesuaian tata letak pola desain 1
11. Kesesuaian tampilan gambar dengan materi 1
12. Keseimbangan proporsi gambar 1
14. Kerapian desain 1
15. Kemenarikan desain 1
Total Butir Instrumen 16
Sumber:Romi Satria Wahono dengan modifikasi

c) Instrumen penilaian untuk ahli bahasa


Instrumen ini berbentuk angket validasi terkait ketetapan
pemilihan dan pemakaian kata yang digunakan, koherensi antar
kalimatdalam sebuah paragraf serta kesesuaian ejaan yang
digunakan.

5. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan suatu kegiatan yang mengubah sebuah
data hasil dari penelitian menjadi informasi yang dapat diambil
kesimpulannya. Pada penelitian ini teknis analisis data yang digunakan
untuk menjawab rumusan masalah. Analisis dalam penelitian ini terbagi
menjadi analisis kevalidan dan kefektivan produk.
a. Teknik Deskriptif Kuantitatif
Berdasarkan data hasil penilaian kevalidan dari modul berbasis
kearifan lokal, dari beberapa ahli serta para praktisi (guru ekonomi)
ditentukan rata-rata nilai indikator yang diberikan kepada masing-masing
validator. Nilai rata-rata total aspek yang dinilai ditentukan berdasarkan
39

rata-rata nilai untuk setiap aspek penilaian. Kegiatan penentuan nilai rata-
rata total aspek penilaian kevalidan model dan perangkat pembelajaran
mengikuti langkah-langkah berikut: Hobri (2021:76)
Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan peserta
didik digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat
kebutuhan program pengembangan untuk mengidentifikasi kebutuhan
yang kemudian menentukan spesifikasi produk.
Langkah-langkah dalam menganalisis data instrumen validasi para
ahli, praktisi, dan respon peserta didik, sebagai berikut:

1) Analisis Data Validasi

Ahli Angket validasi ahli terkait kegrafikan, penyajian, kesesuaian isi,


kebahasaan kelengkapan materi, sistematika isi materi dan kesesuaian
media pembelajaran yang memiliki 5 pilihan jawaban sesuai dengan
pertanyaan. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang
mengartikan tingkat validasi sumber belajar.

a) Uji Kevalidan
b) Data yang digunakan dalam validasi modul ajar yang mengacu pada
kriteria penilaian diantaranya sebagai berikut:

Tabel 1.4
Kriteria Penilaian Validator
No Kriteria Penilaian Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (RG) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1


40

Sumber :Sugiono (2020:166)

Selanjutnya data yang telah didapatkan dengan instrument


pengumpulan data dianalisis dengan menggunakan Teknik analisis data
sesuai rumus yang telah ditentukan.
c) Menjumlahkan skor total tiap validator untuk setiap aspek dengan
rumus

Mv = ∑𝑥
𝑛
Keterangan :
Mv = Rata-rata total validasi
∑x = Jumlah skor aspek ke –i
n = Banyaknya aspek

d) Mencari rata-rata tiap aspek dari semua validator


Pemberian nilai validasi dengan rumus menurut validator
Mv = ∑𝑥
𝑛
Keterangan :
Mv = Rata-rata total validasi
∑x = Jumlah skor validator ke –i
n = Banyaknya validator
e) Kriteria pengkategorian kevalidan dan keefektifan modul ajar
Tabel 1.5
Interval Kriteria Valid
Interval Kriteria
80% < V ¿ 100% Sangat Valid
60%< V¿80% Valid
40% < V ¿60% Cukup Valid
20%<V ¿40% Kurang Valid
41

20%<V ¿40% Tidak Valid


Sumber : diadaptasi dari Sugiyono,2019
Tabel 1.6
Interval Kriteria Kefektifan
Interval Kriteria
80% < V ¿ 100% Sangat Efektif
60% < V ¿ 80% Efektif
40% < V ¿ 60% Cukup Efektif
20% < V ¿ 40% Kurang Efektif
20% < V ¿ 40% Tidak Efektif
Sumber : diadaptasi dari Sugiyono,2019

2) Analisis Data Uji Coba Produk


Angket respon peserta didik terhadap penggunaan produk memiliki 4
pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan. Masing-masing pilihan jawaban
memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi
pengguna. Analisis Efektifan
Data analisis uji keefektifan diperoleh dari hasil pengerjaan evaluasi
peserta didik, analisis dilakukan berdasarkan rubrik yang dikembangkan.
Data yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa kemudian akan dihitung
persentase ketuntasan dengan rumus:

n
P= × 100%
N

Keterangan:

P : Persentase subjek uji coba yang mencapai ketuntasan subjek belajar


n : Jumlah subjek uji coba yang mencapai ketuntasan subjek belajar
N : Jumlah seluruh subjek uji coba
42

DAFTAR PUSTAKA
Utami, M. (2022). Pengemabangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka.
Jurnal Prospek: Tarbawi.
https://stai-binamadani.e-journal.id/Tarbawi/article/view/392/306

Maulida, U. (2022). Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka.


Tarbawi: Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam, 5(2), 130-138.

Ariawan, R.(2022).Pengembangan Modul Ajar Dengan Model Problem Based


Learning Berorientasi Kemampuan Pemecahan Masalah.Jurnal
Pendidikan Matematika, 5 (2),71-82.
Djamal, H.I.(2023).Pengembangan Pembelajaran Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Metakognisi Pada Materi Permintaan dan Penawaran.Curve
Elasticity:Jurnal Pendidikan Ekonomi,4 (1),22-29.
Cahyadi, A. (2019).Pengembangan Media dan Sumber Belajar Teori dan
Prosedur.Serang:Laksita Indonesia.
Sugiyono.(2020).Metode Penelitian dan Pengembangan.Bandung:Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai