Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEBIJAKAN KURIKULUM MERDEKA

Mata Kuliah : Kepemimpinan Pendidikan Islam


Dosen Pengampu : Dr. Abdul Haris, M.Pd

Oleh
AMIR DIKI FAUZI RAHMAN
VINA SEPTIANA

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALAYA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Jl. Noenoeng Tisnasaputra No.16 Tasikmalaya
Tlp. (0265) 331501-332595
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia, dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas akademik yang diberikan oleh
Bapak Dr. Abdul Haris. M.Pd dalam mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan Islam.
Makalah ini membahas tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan tujuan
pendidikan. Melalui makalah ini, kami bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan tujuan pendidikan.
Makalah yang kami buat ini tidaklah sempurna, namun besar harapan kami agar
makalah ini bisa menjadi referensi dalam pembelajaran. Oleh karenanya, kami
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk tulisan yang
lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen dan pihak-
pihak terkait yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan inspirasi selama
proses penyusunan makalah ini.

Hormat Kami,

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Merdeka.....................................................................3
B. Kebijakan Kurikulum Merdeka.....................................................................4
C. Problematika Dalam Pengimplementasian Kurikulum Merdeka...............8
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu amanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) yaitu bahwa Pemerintah Negara Indonesia harus
dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan serta pemerataanya pada
setiap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 1
Pendidikan adalah hasil peradaban suatu bangsa yang dikembangkan atas dasar
pandangan hidup bangsa dan diwariskan secara turun temurun kepada generasi
berikutnya. Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pada pasal 1 ayat 1
dikatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.2
Salah satu komponen terpenting dalam pendidikan yang sering terabaikan adalah
kurikulum. Kurikulum adalah kompleks dan multidimensi yang merupakan titik awal
sampai titik akhir pengalaman belajar, dan merupakan jantung pendidikan yang harus
dievaluasi secara inovatif, dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman.
Perkembangan zaman dalam penggunaan teknologi saat ini, menuntut masyarakat
untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Upaya yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan
adalah dengan terus memperbaiki kurikulum pendidikan yang ada. Kurikulum adalah
serangkaian rencana pembelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik melalui

1
Dani Darmawan, ‘Indonesia’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53.9 (2019), 1689–99.
2
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL, ‘Undang Undang Sikdiknas’, Demographic Research, 49.0 (2003), 1-33 : 29 pag texts + end
notes, appendix, referen.

1
2

sekumpulan mata pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Fatirul & Walujo
(2022) menyatakan kurikulum sebagai rencana pembelajaran adalah suatu program
pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan peserta didik. Program yang
dirancang berisikan berbagai kegiatan yang dapat menunjang proses belajar peserta
didik, sehingga timbul perubahan dan perkembangan baik dari tingkah laku maupun
keterampilan peserta didik sesuai tujuan pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum
pendidikan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan dalam pengembangannya,
kurikulum harus menyesuaikan kebutuhan dan karakteristik peserta didik sesuai
dengan masanya. Perancangan pengembangan kurikulum pendidikan harus melihat
kebutuhan, pendapat, pengalaman hasil belajar dan kepentingan peserta didik sebagai
hal utama, sehingga pusat pendidikan adalah peserta didik itu sendiri.
Kurikulum pendidikan di Indonesia telah berkembang beberapa kali, dimulai
pada tahun 1947 dengan nama Kurikulum Rentjana Pembelajaran 1947 sampai saat
ini berkembang menjadi Kurikulum Merdeka. Terdapat 10 kali perubahan kurikulum
pendidikan di Indonesia, yakni pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
2004, 2006, 2013 dan 2022. Pengembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia
disusun dan dirancang berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Kualifikasi ini merupakan suatu upaya dalam membentuk sebuah kerangka yang
menetapkan standar mutu capaian pembelajaran peserta didik sesuai jenjang
pendidikan dan pelatihan di Indonesia, baik pendidikan sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI menjadi standar
untuk satuan Pendidikan
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kurikulum merdeka?
2. Kebijakan Kurikulum Merdeka?
3. Problematika Dalam Pengimplementasian Kurikulum Merdeka?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum merdeka.
2. Untuk mengetahui kebijakan Kurikulum Merdeka.
3. Untuk mengetahui Problematika Dalam Pengimplementasian Kurikulum
Merdeka.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Merdeka


Fatirul & Walujo menyatakan kurikulum sebagai rencana pembelajaran
adalah suatu program pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan peserta
didik. Program yang dirancang berisikan berbagai kegiatan yang dapat menunjang
proses belajar peserta didik, sehingga timbul perubahan dan perkembangan baik
dari tingkah laku maupun keterampilan peserta didik sesuai tujuan pendidikan dan
pembelajaran.3
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang dilaksanakan dengan cara
kandungan 5 sila Pancasila serta dapat dasar atau bekal dalam kehidupannya
(Safitri et al.2022). Kurikulum Merdeka sangat mengutamakan kebutuhan dan
minat anak atau siswa sehingga dapat menjadi seorang pembelajar sepanjang
hayat (Anwar, 2021). Kurikulum Merdeka dibuat dengan struktur kurikulum
kegiatan pembelajaran intrakulikuler dan proyek penguatan profil pelajar
Pancasila (P5) (Nahdiyah et al., 2022). Cakupan dimensi yang tertuang dalam
Kurikulum Merdeka antara lain yaitu bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, beriman, mandiri, berkebinekaan global, bergotong-royong,
kreatif, dan bernalar kritis (Lestariningrum, 2022). Pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menerapkan Kurikulum Merdeka lebih diarahkan pada
kebutuhan anak atau siswa (Indarta, 2022).4
Kurikulum Merdeka dapat dimaknai secara beragam karena setiap pendidik
berhak untuk menjelaskan pengertian Kurikulum Merdeka dengan hasil
pemikirannya sendiri. Kurikulum Merdeka dibuat oleh pemerintah dengan
berbagai tujuan dan maksud termasuk Kurikulum Merdeka dapat meningkatkan
dan mengasah minat serta bakat anak dengan terbuka atau bebas.

3
Mulik Cholilah and others, ‘Pengembangan Kurikulum Merdeka Dalam Satuan Pendidikan Serta
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran Abad 21’, Sanskara Pendidikan Dan
Pengajaran, 1.02 (2023), 56–67 <https://doi.org/10.58812/spp.v1i02.110>.
4
Mumayzizah Miftahul Jannah and Harun Rasyid, ‘Kurikulum Merdeka: Persepsi Guru Pendidikan
Anak Usia Dini’, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7.1 (2023), 197–210
<https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i1.3800>.

3
4

Hakikat dari Kurikulum Merdeka adalah pendidikan yang didasarkan pada kodrat
alam dan zaman, dimana setiap peserta didik memiliki bakat dan minat masing-
masing. Tujuan merdeka belajar adalah untuk secara efektif mengurangi
keterlambatan belajar selama pandemi Covid-19. Walaupun Kurikulum 2013 saat ini
masih tersedia, akan tetapi pihak sekolah masih dapat mempersiapkan diri untuk
menerapkan kurikulum merdeka. Sehingga setiap satuan pendidikan dapat
memutuskan waktu yang tepat untuk mulai melaksanakan dan menerapkan kurikulum
baru secara mandiri sesuai dengan kesiapannya. Ide dari esensi merdeka belajar ini
adalah untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tanpa merasa
terbebani untuk mencapai nilai tertentu. Oleh karena itu, sebelum sekolah
menerapkan kurikulum yang baru, perlu diadakan analisis dalam mengambil langkah-
langkah aktif. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut diharapkan sekolah dapat
lebih memahami Kurikulum Merdeka dengan lebih baik, mulai dari persiapan,
penerapan hingga evaluasi pembelajarannya. Hal ini akan sangat membantu dalam
percepatan pengembangan Kurikulum Merdeka menurut KKNI di sekolah tersebut.5
B. Kebijakan Kurikulum Merdeka
Merdeka belajar merupakan bagian dari kebijakan baru yang ditetapkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).
Menurut Nadiem, bahwa kebijakan kurikulum terkait merdeka belajar harus
dilakukan penerobosan awal terlebih dahulu kepada para pendidik sebelum hal
tersebut disampaikan atau diterapkan kepada peserta didik. Selain itu, Nadiem juga
mengatakan terkait kompetensi guru yang levelnya berada di level apapun itu, tanpa
adanya proses penerjemahan dari kompetensi dasar yang ada serta erat kaitannya
dengan kurikulum maka pembelajaran tidak akan terjadi.
Penerapan sistem pembelajaran yang menekankan pada pembentukan karakter
peserta didik maka bentuk penilaian yang terjadi juga tidak hanya sebatas akademik,
namun lebih menekankan bagaimana karakteristik peserta didik masing-masing.
Dengan demikian sistem kebijakan baru terkait dengan kurikulum merdeka ini

5
Cholilah and others.
5

diharapkan dapat membentuk peserta didik yang memiliki kecakapan hidup yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Kebijakan pengembangan Kurikulum 2013 Revisi ke Kurikulum Merdeka
didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tertanggal 10 Februari 2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Keputusan dari
Kemendikbud Ristek di atas menjadi dasar dan payung hukum serta rujukan dalam
pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang diterapkan pada sekolah-sekolah, madrasah-
madrasah, serta institusi-institusi atau lembaga-lembaga pendidikan yang berada di
Indonesia.
Desain kurikulum menurut Fred Percival & Henry Ellington adalah
pengembangan proses perencanaan, validasi, implementasi, dan evaluasi kurikulum.
Terdapat beberapa hal pokok dalam kurikulum tersebut. Adapun Saylor mengajukan 8
prinsip sebagai acuan dalam mendesain kurikulum, yaitu sebagai berikut:
1. Memudahkan dan mendorong pemilihan serta pengembangan semua jenis
pengalaman belajar yang mendasar bagi pencapaian prestasi belajar.
2. Berisi semua pengalaman belajar yang bermakna dalam upaya mencapai tujuan-
tujuan pendidikan, khususnya bagi peserta didik yang belajar dengan bimbingan
pendidik.
3. Menyediakan kesempatan bagi pendidik untuk menggunakan prinsip-prinsip
belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan
belajar di sekolah.
4. Memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan,
kapasitas, dan kematangan peserta didik.
5. Mendorong pendidik mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar peserta
didik yang diperoleh dari luar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan
belajar di sekolah.
6. Menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan agar kegiatan belajar
peserta didik berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus
berlanjut pada pengalaman berikutnya.
6

7. Kurikulum harus didesain agar bisa memberikan bantuan kepada peserta didik
dalam upaya mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai
demokrasi yang menjiwai kultur.
8. Realistis, layak, dan dapat diterima.
Dalam bidang kurikulum setidaknya terdapat 3 pola desain, yaitu sebagai berikut:
1. Subject centered design, yaitu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
2. Learner centered design, yaitu desain kurikulum yang mengutamakan peranan
peserta didik.
3. Problems centered design, yaitu desain kurikulum yang berpusat pada masalah-
masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
Setiap desain yang dikembangkan menjadi suatu rancangan kurikulum yang
memuat berbagai unsur pokok kurikulum, yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, dan
evaluasi yang sesuai dengan inti setiap model desain. Sementara desain
pengembangan Kurikulum Merdeka merujuk pada pola learner centered design.
Dalam pelaksanaannya, terdapat tahapan yang harus dilakukan dalam
implementasi pengembangan kurikulum. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
dilakukan dalam implementasi pengembangan Kurikulum Merdeka.
1. Orientasi/kebutuhan
Fase yang berisikan kesadaran atas kebutuhan (needs phase) untuk melakukan
perbaikan masalah pendidikan di sekolah. Kaitannya dengan implementasi
pengembangan kurikulum yang ada adalah warga sekolah harus sadar akan pentingya
pengembangan kurikulum yang ada.
2. Inisiasi
Inisiasi merupakan langkah permulaan pelaksanaan perubahan yang berasal dari
luar sekolah atau dari dalam sekolah. Inisiasi bisa dilakukan juga oleh sekolah
sebagai masyarakat belajar bagi pendalaman pemahaman warga sekolah atas berbagai
hal yang harus dipahami dan dilakukan sesuai ide inovasi.
3. Implementasi
7

Implementasi merupakan perubahan yang diadopsi sekolah sebagai


kebijaksanaan sekolah. Pengembangan kurikulum lebih baik apabila diadopsi dari
kebijakan sekolah terkait.
4. Institusionalisasi atau keberlanjutan
Ketika perubahan dilanjutkan, fase ini hanya bisa terlaksana dengan baik melalui
keberlanjutan komitmen, komunikasi, kerja sama antarwarga sekolah. Sejalan dengan
hal tersebut, keberlanjutan dari pengembangan kurikulum yang diajukan juga
bergantung pada hal di atas. Pengembangan kurikulum yang ada harus dijaga
sehingga program tersebut dapat berjalan terus-menerus.
5. Pemeliharaan
Fase ini bisa diperkuat atau diperlemah, tergantung komitmen atas keberlanjutan
implementasi kurikulum. Keberlangsungan pengembangan kurikulum ditentukan
dengan pemeliharaan yang dilakukan. Dalam praktiknya, pemeliharaan ini dapat
dilakukan dalam pengawasan yang baik terhadap implementasi pengembangan
kurikulum yang dilaksanakan.
Pengembangan kurikulum juga diperlukan oleh satuan pendidikan yang
disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan
perkembangan zaman. Dalam implementasi kurikulum merdeka harus melalui proses
adaptasi terlebih dahulu berdasarkan kerangka dasar kurikulum itu sendiri, yaitu (1)
Tujuan Pendidikan Nasional, (2) Profil Pelajar Pancasila, (3 Struktur Kurikulum, (4)
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, dan (5) Capaian Pembelajaran. Adapun
kurikulum operasional satuan pendidikan disesuaikan dengan rencana dan
pengorganisasian pembelajaran sesuai dengan kontekstual satuan pendidikan,
sehingga pembelajaran lebih bermakna. Berikut langkah-langkah pengembangan
kurikulum merdeka pada satuan pendidikan: perkembangan zaman. Dalam
implementasi kurikulum merdeka harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu
berdasarkan kerangka dasar kurikulum itu sendiri, yaitu (1) Tujuan Pendidikan
Nasional, (2) Profil Pelajar Pancasila, (3) Struktur Kurikulum, (4) Prinsip
Pembelajaran dan Asesmen, dan (5) Capaian Pembelajaran. Adapun kurikulum
operasional satuan pendidikan disesuaikan dengan rencana dan pengorganisasian
8

pembelajaran sesuai dengan kontekstual satuan pendidikan, sehingga pembelajaran


lebih bermakna. Berikut langkah-langkah pengembangan kurikulum merdeka pada
satuan pendidikan:
1. Memahami karakteristik satuan pendidikan.
2. Menyusun visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan.
3. Melakukan perencanaan mencakup ATP, asesmen, modul ajar, media ajar, juga
program prioritas satuan pendidikan.
4. Melakukan pemetaan pembelajaran: baik muatan kurikulum, beban belajar,
program intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler (Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila/ P5).
5. Merencanakan sistem pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional.
Guna mempercepat pengembangan kurikulum merdeka di satuan
pendidikan,maka peran guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat penting dan
perlu dioptimalkan. Seorang guru harus mampu beradaptasi dan mampu
memanfaatkan teknologi. Salah satu teknologi yang digunakan dalam pendidikan
adalah PMM (Platform Merdeka Mengajar) yang dapat digunakan untuk akses belajar
mandiri. PMM merupakan sebuah platform digital yang menyediakan berbagai
layanan dan konten pembelajaran untuk mendukung implementasi merdeka belajar.
Selain itu, PMM juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan
memperluas akses pembelajaran bagi siswa khususnya pembelajaran abad-21 saat ini.
C. Problematika Dalam Pengimplementasian Kurikulum Merdeka.
Implementasi kurikulum merdeka, mendorong keterlibatan guru baik
dalam pengembangan kurikulum maupun dalam proses pembelajaran itu
sendiri. Untuk menyesuaikan materi kurikulum dengan kebutuhan siswa, peran
guru selama proses pembuatan kurikulum sangat penting. “Guru harus mampu
memahami psikologi siswa serta bagaimana menerapkan berbagai teknik dan
strategi pembelajaran” . 6
6
Sofyan Iskandar and others, ‘Problematika Penerapan Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar’,
Innovative: Journal Of Social Science Research, 3.2 (2023), 1594–1602
<https://www.researchgate.net/profile/Isnaini-Wulandari/publication/
339551635_Problematika_Penerapan_Kurikulum_2013_di_Sekolah_Dasar/links/
5e588f85299bf1bdb840b8cf/Problematika-Penerapan-Kurikulum-2013-di-Sekolah-Dasar.pdf>.
9

Guru harus memiliki imajinasi untuk membangun kemandirianbelajar bagi


siswanya dengan menggunakan berbagai teknik dan media pembelajaran yang ada.
Jika seorang guru dapat merencanakan pelajaran dengan kreatif dan inovatif,
pembelajaran akan menjadi menarik dan menyenangkan.
Kurikulum Merdeka Belajar memberikan kebebasan kepada guru untuk
merancang pembelajaran yang menarik dan mendidik. Guru saat ini juga harus
mampu mencontohkan dan melaksanakan proses pembelajaran agar dianggap
sebagai pendidik yang kompeten. Kewajiban untuk merencanakan,
melaksanakan, menilai, dan menindaklanjuti penilaian tersebut juga diberikan
kepada guru. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa penerapan kurikulum
merdeka ini baru saja ditetapkan di Indonesia yang sebelumnya menggunakan
kurikulum 2013. Akhirnya sampai sekarang, masih ada beberapa kendala atau
problem yang dihadapi oleh guru karena penerapan kurikulum ini masih baru.
Kendala tersebut antara lain:
1. Beberapa guru tidak memiliki pengalaman dengan konsep kurikulum merdeka
belajar.
2. Keterbatasan sumber rujukan sehingga guru kesulitan menemukan rujukan untuk
mendesain dan mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar.
3. Dalam kegiatan pembelajaran, sebagian guru masih menggunakan metode
ceramah secara terus menerus sehingga pembelajaran cenderung bersifat
monoton.
4. Guru terkendala dengan bahan ajar dari pusat yang masih terbatas. Serta guru
yang telah memasuki usia lanjut cenderung kurang dalam menguasai IT.
Dari beberapa permasalahan diatas, guru tentunya harus mampu menyesuaikan
diri dengan kebijakan yang ada seiring dengan perubahan kebijakan pendidikan,
terutama kurikulum. Meskipun kurikulum tersebut baru diterapkan, tetap saja
guru harus terus beradaptasi terhadap perubahan yang ada. Seperti tujuan akhir
dari Profil Pelajar Pancasila yang menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran
adalah membentuk kepribadian para peserta didik. Karena pembelajaran dalam
Kurikulum Merdeka Belajar ditentukan oleh guru, maka para guru harus keluar dari
10

zona nyamannya atau mengubah paradigma dari pembelajaran tradisional ke


pembelajaran yangl ebih kreatif. Jadi, untuk dapat memaknai setiap perilaku siswa
secara tepat, guru harus memahami makna dan dimensi dari Profil Pelajar
Pancasila.
Problematika Siswa dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, Di
dalam dunia pendidikan posisi kurikulum sangatlah sentral, sehingga menjadi
tanggung jawab pihak yang terkait dalam pelaksanaan proses pendidikan.
Dengan munculnya kurikulum dan metode pembelajaran yang baru timbullah
beberapa masalah yang dialami sekolah-sekolah di Indonesia bukan hanya guru yang
kurang paham dalam pengembangan kurikulum tetapi peserta didik mengalami
kesulitan dalam perubahan cara belajar sehingga murid diharuskan untuk
menyesuaikan kurikulum yang terbaru. Salah satunya kurikulum merdeka yang
merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan minat dan bakat
siswa.
Adapun salah satu tujuan kurikulum merdeka diciptakan yaitu mengejar
ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh Covid-19 yang dimana siswa
diberikan kebebasan dalam memilih apa yang mereka minati dalam
pembelajaran.Dalam penerapan kurikulum merdeka ada beberapa problematika
yang dialami siswa diantaranya dengan adanya perubahan cara belajar kurikulum
merdeka yang lebih sering menyuruh siswa presentasi daripada memperhatikan
guru menjelaskan. Pembelajaran lebih sering difokuskan pada pembuatan proyek.
Terkadang hal ini dapat membuat siswa kebingungan dengan apa yang ia pelajari
sehingga siswa tidak terlalu fokus terhadap pembelajaran tersebut.
Sebelum adanya kurikulum merdeka pembelajaran IPA dan IPS dipisah
sehingga siswa lebih terfokus pada satu bidang akan tetapi dengan adanya
kurikulum merdeka pembelajaran IPA dan IPS menjadi satu yaitu IPAS sehingga
siswa kurang fokus ataupun kurang terbiasa.Kurikulum Merdeka bisa
menghilangkan rasa persaingan antara siswa. Hal ini bisa membawa dampak baik
dimana siswa bisa lebih merasa tenang, senang, santai, dan tidak terbebani dalam
11

belajar. Namun dengan hilangnya rasa persaingan tersebut dapat memberikan


rasa malas pada siswa untuk berlomba-lomba menjadi yang unggul dan terbaik.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan beberapa hal, diantaranya :
1. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang dilaksanakan dengan cara
kandungan 5 sila Pancasila serta dapat dasar atau bekal dalam kehidupannya
Kurikulum Merdeka sangat mengutamakan kebutuhan dan minat anak atau siswa
sehingga dapat menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Kurikulum
Merdeka dibuat dengan struktur kurikulum kegiatan pembelajaran intrakulikuler
dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
2. Kebijakan pengembangan Kurikulum 2013 Revisi ke Kurikulum Merdeka
didasarkan pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tertanggal 10 Februari 2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Keputusan dari Kemendikbud Ristek di atas menjadi dasar dan payung hukum
serta rujukan dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang diterapkan pada
sekolah-sekolah, madrasah-madrasah, serta institusi-institusi atau lembaga-
lembaga pendidikan yang berada di Indonesia.
3. Problem peimplemntasian kurikulum merdeka di indonesia muncul di karnakan
belum adanya pelatihan pelatihan yang di lakukan oleh dinas terkait kepada guru,
baik guru PNS maupun Non PNS dan Semua problematika penerapan
Kurikulum Merdeka di Indonesia bisa teratasi dengan baik apabila guru,
kepala sekolah, orang tua siswa bekerja sama

11
DAFTAR PUSTAKA

Cholilah, Mulik, Anggi Gratia Putri Tatuwo, Komariah, and Shinta Prima Rosdiana,
‘Pengembangan Kurikulum Merdeka Dalam Satuan Pendidikan Serta
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran Abad 21’, Sanskara
Pendidikan Dan Pengajaran, 1.02 (2023), 56–67
<https://doi.org/10.58812/spp.v1i02.110>
Darmawan, Dani, ‘Indonesia’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53.9
(2019), 1689–99
Iskandar, Sofyan, Primanitas Sholihah Rosmana, Alida Zia Fatimah, Dinda Fitriani,
Eldyana Citra Laksita, and Novia Ramanda, ‘Problematika Penerapan Kurikulum
Merdeka Di Sekolah Dasar’, Innovative: Journal Of Social Science Research, 3.2
(2023), 1594–1602
<https://www.researchgate.net/profile/Isnaini-Wulandari/publication/
339551635_Problematika_Penerapan_Kurikulum_2013_di_Sekolah_Dasar/
links/5e588f85299bf1bdb840b8cf/Problematika-Penerapan-Kurikulum-2013-di-
Sekolah-Dasar.pdf>
Jannah, Mumayzizah Miftahul, and Harun Rasyid, ‘Kurikulum Merdeka: Persepsi
Guru Pendidikan Anak Usia Dini’, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 7.1 (2023), 197–210 <https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i1.3800>
NASIONAL, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN
2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN, ‘Undang Undang Sikdiknas’,
Demographic Research, 49.0 (2003), 1-33: 29 pag texts + end notes, appendix,
reference

Anda mungkin juga menyukai