Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KURIKULUM MERDEKA BELAJAR ”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Dan Analisis


Kurikulum MI

Pengampu : Kustiarini, M.Pd.

Oleh Kelompok 5 :

1. Ayu Rahmawati (203141037)


2. Mutiara Rachma Utami (203141047)
3. Aida Nur Kayati ( 203141049)
4. Irsa Novia Ismawati ( 203141053)
5. Budiyanto ( 203141055)
6. Apriliya Dwi Khotimah ( 203141064)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul “Kurikulum
Merdeka Belajar” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat dukungan beberapa pihak.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Mudofir, S. Ag., M. Pd. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Raden Mas Said Surakarta.
2. Dr. H. Baidi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Institut
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.
3. H. Syamsul Huda Rohmadi, M. Ag. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta.
4. Kustiarini, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Pengembangan dan
Analisis Kurikulum MI
5. Keluarga tercinta.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna,
maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat pada
masyarakat luas.

Surakarta, 5 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5

A.Hasil Pengamatan .................................................................................. 5

B.Pembahasan ............................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 18

A. Kesimpulan.......................................................................................... 18

B. Saran.................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku siswa yang sangat kompleks
dalam mencari dan menerima suatu ilmu pengetahuan. Dalam belajar terdapat
interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini akan tercapai jika penerapan pembelajaran sesuai dengan kondisi
peserta didik yang beragam. Istilah merdeka belajar sering dimaknai dengan
kebebasan dalam arti yang sesungguhnya. Yang menjadi permasalahanya banyak kita
melihat upaya pengekangan dimana mana , khususnya dalam pendidikan. Guru dan
Murid belum bisa merasakan otonomi yang cukup untuk menentukan arah
kebijaksanaan belajar dan mengajarnya karena masih diatur regulasi yang membuat
rencana , proses pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan terkesan dibatasi dan
mengikat. Tidak jarang, jika melihat aturan jam pelajaran yang harus dipenuhi,
membuat guru dan siswa tidak fokuus dalam pembelajaran . Maka didalam makalah
ini akan dijelaskan lebih rinci terkait rumusan masalah baik dari konsep dasar
kurikulum , merdeka belajar serta hubungan konsep dasar kurikulum dengan merdeka
belajar yang membantu mewujudkan system pendidikan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kurikulum ?
2. Bagaimana konsep dasar merdeka belajar ?
3. Bagaimana hubungan antara konsep kurikulum dengan konsep merdeka
belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar kurikulum.
2. Mengetahui konsep dasar merdeka belajar.
3. Mengetahui hubungan antara konsep kurikulum dengan konsep merdeka
belajar.

4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Kurikulum merdeka mencakup dua konsep antara lain :
1. Konsep Kurikulum

Konsep kurikukulum memiliki 4 dimensi yaitu :

a. Dimensi kurikum sebagai Ide

Kurikulum sebagai Ide merupakan jawaban atau respon Pendidikan


terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa untuk mengembangkan kehidupan
masa depan masyarakat dan bangsa nya. Hasil dari dimensi ide ini berupa
penerapan filosofi , teori pendidikan yang memang dianggap tepat dan
berguna untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan bangsa. Kurikulum
sebagai ide juga berkaitan dengan pemilihan teori , model, dan prinsip
kurikulum yang digunakan untuk mengembangkan dokumen kurikulum dan
pelaksanaan kurikulum itu sendiri. Jadi,kurikulum harus selalu menyesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat, bangsa agar para masyarakat dapat
berkonstribusi terhadap pembangunan masyarakat, sehingga mereka bisa
dapat mengikuti apa yang dibutuhkan masyarakat ataupun bangsanya.

b. Dimensi kurikulum sebagai dokumen tertulis

Kurikulum sebagai dokumen tertulis merupakan rancangan mengenai


kualitas yang akan dimiliki oleh peserta didik dan konten yang dipelajari
seperti materi-materi apa yang akan dipelajari untuk menguasai kualitas
tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kurikulum ini terdapat
esesmen hasil belajar untuk membantu peserta didik dan guru mengenal
tingkat pencapaian kemampuan peserta didik tersebut sehingga guru dan
peserta didik dapat mengetahui upaya apa yang harus dilakukan agar hasil
belajar yang belum dikuasai dapat tercapai sehingga tingkat kemampuan yang

5
diharapkan dapat dikuasai. Dimensi Kurikulum sebagai dokumen tertulis ini
sejalan dengan pengertian kurikulum yang tercantum dalam UU No 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Jadi dimensi
Kurikulum sebagai dokumen tertulis ini mengukur kemampuan yang
diharapkan oleh peserta didik, materi pelajaran yang harus dikuasai,
pengalaman belajar yang harus disediakan dan asaesmen yang lakukan untuk
pesera didik. Terdapat empat komponen dalam dimensi kurikulum sebagai
dokumen tertulis yaitu Komponen Tujuan , komponen Materi, komponen
pengalaman belajar( kemampuan belajar ) dan komponen Asesmen
(penilaian).

c. Dimensi kurikulum sebagai proses pembelajaran

Dimensi kurikulum sebagai proses pembelajaran merupakan


serangkaian pengalaman belajar yang dialami secara nyata oleh peserta didik
dibawah arahan sekolah (semua kegiatan yang dilakukan disekolah).
Pengalaman belajar yang dimaksud tidak hanya pengalaman yang dirancang
tetapi juga pengalaman yang terjadi tanpa direncanakan yang muncul akibat
interaksi selama proses pembelajaran.

d. Dimensi kurikulum sebagai hasil pembelajaran

Dimensi kurikulum sebagai hasil pembelajaran merupakan kurikulum


yang berorientasi pada hasil belajar.Kurikulum sebagai hasil belajar lebih
dikenal dengan Out Camp Day Curuculum dimana ini proses penentuan
kompetensi ( kemampuan yang harus dimilikii) merupakan hal yang sangat
penting karena hasil belajar dalam dimensi kurikulum ini diartika sebagai
kompetensi atau kemampuan yang harus dikuasai oleh perseta didik dan
kualitas apa yang diperlukan untuk kehidupan peserta didik dimasa yang akan

6
mendatang. Sehingga dalam penentuan hasil belajar ini dipengaruhi aliran
atau pandangan dan filsafat pendidikan yang dianut.

2. Konsep Merdeka Belajar

Konsep merdeka belajar digagas oleh menteri pendidikan dan


kebudayaan yaitu bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., dalam
rangka memperbaiki sistem pendidikan Nasional yang monoton. Penerapan
merdeka belajar ini merupakan salah satu program untuk menciptakan
suasana atau situasi belajar disekolah yang bahagia baik itu dari guru mau
siswanya. Dalam konsep merdeka belajar ini diharapkan sekolah memiliki
kemandirian dalam menentukan cara sendiri yang terbaik dalam proses
pembelajaran. Dengan memiliki kebebasan tersebut guru menjadi lebih fokus
dalam mengoptimalkan pembelajaran guna untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sementara bagi peserta didik kebebasan ini bermakna bebas untuk
berekspresi tetapi tetap sesuai dengan peraturan sekolah sehingga diharapkan
peserta didik menjadi lebih dapat mandiri ,lebih banyak belajar untuk
mendapatkan suatu kepandaian yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
dalam peserta didik baik itu berkaitan dengan sikap, keterampilan,karaktek ,
tingkah laku , pemahaman dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan yang
diamanatkan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang menyatakan bahwa pendidikan itu bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang esa,berakhlak mulia ,sehat ,berilmu,cakap ,
kreatif , mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.

Terdapat 4 pokok kebijakan dalam program merdeka belajar antara lain :

a. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN ), Menteri pendidikan dan


kebudayaan menerapkan USBN yang hanya diselenggarakan oleh
pihak sekolah tetapi tidak terpaksa, hal ini bertujuan untuk mengukur

7
kemampuan peserta didik terhadap kompetensi yang sudah ditetapkan
dikurikulum. USBN bisa dilakukan dengan berbagai cara tidak hanya
dengang test seperti dengang portofolio maupun dilakukan dengan
penugasan.
b. Ujian Nasional (UN), UN diubah menjadi Asesment Kompetensi
Minimum Dan Survey Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar
, literasi dan penguatan pendidikan karakter. Jadi setelah diubah
menjadi AKM UN ini digunakan sebagai perbaikan. Tujuannya untuk
mendorong guru agar bisa diperbaiki mutu pembelajaranya. R
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), didalam pembuata RPP
guru diberikan kebebasan untuk memilih, membuat format
pembelajaran sesuai RPP yang dibuat ( Komponen Inti , Tujuan ,
Kegiatan belajar , dan Asesmen ) .
d. Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB Zonasi), Jadi PPDB
tetap menggunakan kebijakan zonasi , tapi lebih fleksibel karena
disetiap daerah akses pendidikan sekolah itu berbeda2 , dan kualitas
pendidikan disetiap daerah itu berbeda2 sehingga diperlukan adanya
zonasi.

3. Hubungan Antara Konsep Kurikulum dengan Konsep Merdeka


Belajar

Kurikulum merdeka belajar berkenaan dengan dimensi kurikulum


sebagai dokumen tertulis dan proses pembelajaran , yang dimana didalamnya
terdapat komponen kurikulum pengalaman belajar. Dengan diterapkan
merdeka belajar guru diberikan kesempatan untuk merancang , melaksanakan
dan mengevaluasi pembelajaran yang dapat memberikan rasa nyaman
terhadap peserta didik dalam proses pembelajaranya yang berorientasi pada
tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
yang dihadapi serta ketersediaan sarana prasarana disekolah masing masing.

8
Sehingga dapat diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi dalam rangka
tujuan yang ditetapkan. Tujuan merdeka belajar itu sendiri adalah bagaimana
menciptakan suasana dimana guru dapat merasa bahagia dalam proses
pembelajaranya , dalam artian bahwa mereka tidak terkekang , bebas dalam
mengajar namun kurikulum tetap dilaksanakan dan tujuan tetap tercapai
sehingga dapat berkembang secara optimal. Contoh dari merdeka belajar yaitu
bagaimana guru merancang proses pembelajaran yang bisa mendorong aktif
dalam proses pembelajaran sehingga sesuai dengan yang diharapkan.

B. Pembahasan
1. Konsep Kurikulum
a. Kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi

Konsep atau ide akan terus bergerak, artinya akan terus meberikan
perubahan sesuai dengan tuntutan zaman, minat dan kebutuhan peserta didik,
tuntutan masyarakat sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi. Gagasan maupun
ide hanyalah terdapat terhadap seseorang yang berproses dalam dunia
pendidikan, apakah secara langsung maupun tidak langsung,seperti halnya
pimpinan dinas pendidikan, pimpinan sekolah, guru, peserta didik maupun
orang tua siswa. Pada saatg seorang memikirkan arah tujuan pendidikan
seorang guru memikirkan proses pembalajaran yang akan di arahkan kepada
guru untuk mengajar peserta didik maka disitulah dimensi kurikulum sebagai
suatu ide atau konsepsi. Menurut mereka paling tidak itulah konsepsi
kurikulum. Setiap orang pasti berbeda didalam ide dan konsepsinya,
meskipun orang-orang tersebut berada dalam satu keluarga. Perbedaan dari
berbagai persepsi orang-orang tersebut sangatlah penting didalam
perkembangan kurikulum yang lebih baik.Langkah awal pengembangan
kurikulum berangkat dari dimensi kurikulum sebagai ide, yaitu dengan
melakukan studi pendapat. Dengan demikian dari beberapa ide yang ada akan
diambil mana yang dianggap paling konstruktif, efektif, dan inovatif, tentunya
dengan disesuaikan visi-misi dan tujuan pendidikan nasional.

9
b. Kurikulum sebagai suatu Dokumen Tertulis

Kurikulum sebagai dimensi rencana tertulis biasanya dituangkan


dalam dokumen, berbentuk tulisan dan sebagainya. Hal tersebut banyak
mencuri perhatian banyak orang karena sifatnya yang bisa dibaca. Kurikulum
dimensi ini merupakan suatu sifat nyata dari kurikulum dimensi ide. Aspek-
aspek penting yang perlu dibahas, antara lain: manajemen kurikulum,
mengembangkan tujuan dan kompetensi, hasil belajar struktur kurikulum,
kegiatan dan pengalaman belajar, organisasi kurikulum, dan sistem evaluasi.

c. Kurikulum sebagai suatu Kegiatan (Proses Pembelajaran)

Dimensi kurikulum merupakan (real curriculum) yang sesungguhnya


terjadi dilapangan. Peserta didik bisa saja memikirkan kurikulum yang
digunakan sebagai ide, akan tetapi apa yang terjadi merupakan kurikulum
sebagai (real) nyata. Antara paparan (ide) dan pengalaman yang mungkin
sejalan, akan tetapi bisa juga tidak banyak ahli kurikulum yang juga
mempertentangkan dimensi ini, dalam dimensi lain apakah didalam suatu
kegiatan termasuk kurikulum atau bukan.Kurikulum diartikan dalam satu
kesatuan yang utuh. Jika suatu kegiatan tidak termasuk ke kurikulum berarti
semua kegiatan di lembaga pendidikan atau di luar sekolah (seperti program
pelatihan profesi, kuliah kerja nyata, dan lain-lain) tidak termasuk kurikulum.
Dengan demikian, hasil belajar peserta didik di lembaga pendidikan maupun
diluar sekolah merupakan refleksi dan realisasi dari dimensi kurikulum
sebagai rencana tertulis. Apa yang dilakukan peserta didik dikelas juga
merupakan implementasi kurikulum. Artinya, antara kurikulum sebagai ide
dengan kurikulum sebagai kegiatan (proses) merupakan suatu rangkaian yang
berkesinambungan, suatu kesatuan yang utuh.

d. Kurikulum sebagai suatu Hasil Belajar.

Hasil belajar adalah kurikulum, akan tetapi kurikulum bukan hasil dari
belajar. Pernyataan ini perlu dipahami dari awal, karena banyak orang yang

10
memeparkan bahwa hasil belajar merupakan bagian dari kurikulum, tetapi
kurikulum bukan hanya hasil belajar. Banyak juga orang tidak tahu bahwa arti
kurikulum juga dapat dilihat dari dimensi hasil belajar, karena memang tidak
dijelaskan secara formal. Begitu pula ketika dievaluasi secara formal tentang
kurikulum, pada dasarnya orang selalu mengaitkannya dengan hasil belajar.
Sekalipun hal tersebut, evaluasi kurikulum sebenarnya jauh lebih luas dari
pada penilaian hasil belajar. Artinya, hasil belajar bukanlah satu-satunya objek
evaluasi kurikulum.Dalam realita sehari-hari kurikulum dalam dimensi ini
berhadapan satu dengan lainnya. Kurikulum yang ada pada diri siswa
berhadapan dengan kurikulum yang ada pada diri guru. Kurikulum yang ada
pada diri guru berhadapan dengan kurikulum yang ada pada teman
sejawatnya, kepala sekolah, pengawas, pimpinan kantor wilayah pendidikan,
bahkan dengan kurikulum resmi yang berlaku di sekolah. Kurikulum yang ada
pada individu-individu di masyarakat juga berhadapan dengan kurikulum
yang ada pada pemegang keputusan tertinggi tentang pendidikan.

2. Konsep Merdeka belajar


a. Makna Merdeka Belajar

Merdeka belajar yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran


memiliki makna dan implikasi baik bagi guru maupun bagi siswa. Merujuk
pada beberapa literature dapat dikemukakan makna merdeka belajar dalam
proses pembelajaran yaitu merdeka berfikir , merdeka berinovasi , merdeka
belajar mandiri dan kreatif serta merdeka untuk kebahagiaan.

Pertama, merdeka berfikir menurut Moeslay dalam Saleh ( 2020)


menyatakan bahwa merdeka adalah kondisi pikiran maksudnya pikiran aakan
mampu memahami kemerdekaan dan mengkoneksikan dalam kegiatan yang
memerdekakan. Jika guru memahami konsep merdeka belajar dengan tepat
maka guru akan tepat pula melaksanakanya. Jadi dapat diambil kesimpulan
jika guru lebih dahulu memiliki kemerdekaan berfikir untuk bisa

11
memerdekakan siswa melalui kegiatan pembelajaran maka siswa merdeka
dalam belajar jika guru merdeka dalam mengajar.

Kedua, merdeka berinovasi maksudnya dalam pendidikan, inovasi


menjadi sebuah keharusan untuk membawa perubahan kualitatif siswa dan
sekolah. Sehingga inovasi ini mengarah pada efisiensi dan hasil yang lebih
baik dalam kualitas proses dan hasil belajar siswa , maka perlu dikembangkan
inovasi dalam pendidikan sekaligus ketrampilan dan pendidikan untuk
berinovasi.Untuk mengembangkan kemampuan inovasi siswa maka guru
harus mendesain dan mengimplementasikan pembelajaran yang inovatif ,
pembelajaran inovtif yang didesain guru yang tercetus dari gagasan gagasan
inilah untuk memfasilitasi siswa menguasai ketrampilan dan hasil belajar
yang maksimal.

Ketiga , merdeka belajar mandiri dan kreatif. Knowles dalam Fisher et


al ( 2001 ) mendefinisikan belajar mandiri sebagai suatu proses dimana siswa
berinisiatif , dengan atau tanpa bantuan orang lain mendiagnosis kebutuhan
belajar mereka , merumuskan tujuan belajar , mengidentifikasikan siswa dan
materi belajar , memilih dan menggunakan strategi atau metode belajar yang
tepat, serta mengevaluasi hasil beljarnya. Sedangkan belajar kreatif
maksudnya siswa diberi kesempatan seluasnya untuk menentukan topic dan
kegiatan dalam pembelajaranya khususnya menyelesaikan masalah
pembelajaran , sisw mengetahui dan melibatkan diri dalam penilaian hasil
belajar sesuai yang diharapkan.

Keempat, merdeka belajar untuk kebahagiaan adalah sebuah program


untuk mrnciptakan iklim belajar yang menyenangkan , suasana bahagia bagi
siswa maupun guru. Sekolah yang memprioritaskan kebahagiaan siswa
berpotensi lebih efektif, dengan hasil belajar yang lebih baik dan pencapaian
yang lebih besar dalam kehidupan sisiwa, sehingga kebahagiaan dapat terjadi

12
manakala siswa dapat menemukan dan menghayati nilai nilai hidup yang
membahagiakan dalam kegiatan belajarnya.

b. Penguatan Peran Guru Sekolah Dasar


 Salah satu peran guru adalah melaksanakan inovasi pembelajaran
untuk menjawab kebutuhan siswa dan menciptakan iklim
pembelajaran yang memerdekakan. Inovasi pembelajaran
diharapkan mampu membantu siswa untuk merdeka berfikir ,
berinovasi , mandiri dan kreatif serta merdeka belajar untuk
kebahagiaan.
 Guru bertanggung jawab membantu siswa belajar dan berperilaku
dengan cara baru yang berbeda. Hal ini berarti guru harus
memiliki pengetahuan , ketrampilan , nilai nilai yang diandalkan.
 Guru harus bisa menguasai berbagai metode , strategi dan media
pembelajaran terbaru
 Guru menguasai tekhnlogi pembelajaran untuk menunjang
kegiatan pendidikan.

Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan bagi guru , pemberian


pemahaman dan motivasi bagi para siswa serta kerja sama secara terarah dan
sistematis pihak pemerintah , institusi sekolah , stekholder untuk
melaksanakan pelatihan merdeka belajar bagi guru untuk mewujudkan
capaian kebijakan mereka belajar.

c. Implementasi Merdeka Belajar

Untuk mengimplementasikan program “ Merdeka Belajar “ langkah


langkah yang dapat dilakukan provinsi & kabupaten / kota sebagaimana yang
dipaparkan oleh Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH dalam seminar nasional
“Merdeka belajar “ adalah sebagai berikut :

13
1. Menjalin sinergitas antara pemerintah daerah , kabupaten/ kota
dengan pembuat kebijakan ( Mendikbud) dan lembaga pendidikan
2. Pengoptimalisasian peran pemerintah derah/ kabupaten kota hingga
menyentuh pendidikan dan tenaga pendidik
3. Memberikan pengawasan dan pendampingan dari pemerintah
daerah kabupaten/ kota terhadap lembaga pendidikan
4. Melakukan revilitasi musyawarah antara pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan lembaga pendidikan
5. Menyiapkan sarana dan prasarana demi menunjang proses
pendidikan yang berkualitas.
Adapun 3 Tranformasi Kurikulum Merdeka belajar :
 Transformasi Kurikulum sekolah dan pembelajaran
Terkait tentang kurikulum sekolah yang sesuai dengan
system pendidikan nasional No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan itu
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
esa,berakhlak mulia ,sehat ,berilmu,cakap , kreatif , mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
 Transformasi manajemen Pendidikan
 Transformasi manajemen pendidikan daerah dan otonomi sekolah.
3. Hubungan Antara Konsep Kurikulum dengan Konsep Merdeka
Belajar

Dari 4 dimensi kurikulum yang berkaitan langsung dengan konsep


merdeka belajar adalah kurikulum sebagai dokumen tertulis dan dimensi
kurikulum sebagai proses pembelajaran. Dan dari 4 pilar kebijakan merdeka
belajar yang disampaikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang
berkaitan langsung dengan dimensi kurikulum adalah USBN, UN, dan RPP.
Kebijakan tentang rencana pelaksanaan pembelajaran itu komponennya harus

14
ada di RPP sama dengan komponen yang ada di dokumen tertulis seperti
harus ada tujuan, ada kegiatan pembelajaran dan harus ada assessment.
Kebijakan USBN dan UN berkaitan dengan komponen assessment dan
penilaian di kurikulum. Untuk tuntutan proses pembelajaran yang
memberikan kebebasan kepada guru dan peserta didik berkenaan pada
dimensi kurikulum sebagai proses pembelajaran. Jadi semua pengalaman
yang ditemukan oleh peserta didik di kegiatan sekoalah.

Dengan mengkaitkan dimensi kurikulum sebagai proses pembelajaran


dengan konsep merdeka belajar artinya guru memiliki kebebasan untuk
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang menyenanagkan
sehingga mendorong peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran. Jika peserta didik itu sudah aktif dan kreatif, maka proses
pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru itu berhasil. Karena
keberhasilan di dalam proses pembelajaran itu adalah aktifnya peserta didik
dalam belajar. Jadi jika peserta didik itu tidak aktif maka proses pembelajaran
maka tidak akan berhasil.

Tujuan merdeka belajar yaitu menciptakan kondisi dimana guru itu


merasa bahagia di dalam proses pembelajarannya dan peserta didik juga
merasa bahagia. Maksudnya adalah guru dan peserta didik itu tidak merasa
tertekan di dalam proses pembelajran tapi masih dalam batas bahwa
kurikulum masih dilaksanakan. Tujuan proses pembelajaran tercapai dan
proses pembelajaran itu menyenangkan dan nyaman sehingga semua potensi
yang dimiliki oleh peserta didik itu bisa berkembang dengan optimal.
Sedangkan Contoh dari merdeka belajar adalah Kurikulumnya itu masih sama
tapi yang menjadi focus merdeka belajar adalah proses pembelajarannya.
Dimana proses pembelajaran itu bisa membuat peseta didik menjadi aktif,
kreatif. Jika kita menuntut peserta didik untuk aktif maka guru itu harus lebih
aktif. Jika guru tidak lebih aktif maka peserta didik itu tidak akan menjadi
aktif. Jadi contohnya adalah guru merancang proses pembelajaran yang bisa

15
mendorong peserta didik dalam pembelajaran kemudian mendorong peserta
didik untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru kreatif dalam
melakukan sesuatu sehingga guru memperlihatkan hasil dari proses
pembelajaran yang diharapkan

Kelebihan dari program merdeka belajar itu sendiri adalah Peserta


didik yang senang belajar itu memudahkan guru utnuk melakukan
pembelajaran. Guru bebas merancang proses pembelajaran yang ingin guru
digunakan tapi masih berpatok pada kurikulum. Sekarang guru bebas dalam
menggunakan metode pembelajaran, alat peraga pembelajaran dan sumber
pembelajaran yang penting itu tujuan pembelajan dapat tercapai.

Kurikulum Merdeka belajar memberi kebebasan dan otonomi kepada


lembaga pendiikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari
birokrasi vang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih
bidang yang mereka sukai. Menurut Nadiem Makarim Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan.Konsep SKL, Tujuan KI, KD, pembelajaran Indikator dan
yang Tujuan; dirumuskan berdasarkan KD, a. Standar dengan Kompeten
menggunakan si Lulusan kata kerja (SKL) operasional ditentukan yang dapat
sebelum diamati dan menetapka diukur, yang n Standar mencangkup Isi,
sikap, Standar pengetahuan, Proses, dan dan keterampilan Standar Penilaian;
b. KD-KD pada aspek sikap (SSp dan SSs), aspek pengetahu an dan Indikator
pencapaia n kompetens i untuk penilaian dan aspek keterampil an disajikan
tidak koheren; sehingga guru harus memilih KD KD yang memiliki keterkaita
n, dengan berpatoka n pada KD aspek pengetahu an Aspek keterampil an
disajikan secara koheren; sudah berpasang an; sehingga guru tinggal
mengguna kannya.

Di dalam kurikulum merdeka belajar itu, ada Namanya guru


penggerak. Guru penggerak di dalam merdeka belajar adalah orang yang bisa
mengarahkan peserta didik di dalam mengembangkan potensi di dalam
dirinya, mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis dan aktif. Guru

16
penggerak di dalam proses pembelajaran itu harus bisa menyeimbangkan
tuntutan di zaman sekarang yang mana peserta didik itu harus tetap bijaksana
dalam menghadapi tantangan yang semakin berkembang dan harus memiliki
sikap kritis dalam menanggapi segala informasi. Guru penggerak tidak hanya
mengelola proses pembelajaran yang efektif tapi juga menciptakan hubungan
baik dengan peserta didik. Peran khsus guru penggerak merdeka belajar
adalah bisa menjadi guru yang mampu mengelola proses pembelajaran dengan
teknologi yang ada dan terus melakukan perbaikan sehingga peserta didik
termotivasi untuk meningkatkan prestasinya secara mandiri. Guru penggerak
itu harus menjadi teladan yang memiliki kemampuan untuk membawa
perubahan yang baik dalam pendidikan di sekolahnya.Hasil yang diharapkan
dari guru penggerak :

 Guru memiliki kemampuan yang mandiri dan merdeka di dalam


mengembangkan kompetensi di dirinya sebagai pengajar.
 Guru bisa mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensinya
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
 Guru harus bisa berinovasi dalam meningkatan kualitas Pendidikan di
sekolahnya.
 Guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang baik.
 Guru harus bisa mengelola proses pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dengan menjalin komunikasi dengan orangtuanya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang


diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang
pendidikan. Konsep kurikulum memiliki 4 dimensi yaitu dimensi kurikulum sebagai
ide, kurikulum sebagai dokumen tertulis, kurikulum sebagai proses pembelajaran dan
kurikulum sebagai hasil belajar. Sedangkan merdeka belajar merupakan salah satu
program untuk menciptakan suasana atau situasi belajar disekolah yang bahagia baik
itu dari guru mau siswanya. Dalam konsep merdeka belajar ini diharapkan sekolah
memiliki kemandirian dalam menentukan cara sendiri yang terbaik dalam proses
pembelajaran. Terdapat 4 pokok kebijakan dalam program merdeka belajar yautu
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN ), Ujian Nasiona (UN), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB Zonasi). Adapun hubungan anatara konsep kurikulum dengan konsep
merdeka dapat dilihat dari dimensi kurikulum yang berkaitan langsung dengan
konsep merdeka belajar adalah kurikulum sebagai dokumen tertulis dan dimensi
kurikulum sebagai proses pembelajaran. Dan dari 4 pilar kebijakan merdeka belajar
yang disampaikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkaitan
langsung dengan dimensi kurikulum adalah USBN, UN, dan RPP.

B. Kritik dan Saran

Demikian yang dapat penyusun paparkan, tentunya masih banyak kekurangan


dan kelemahannya oleh karena terbatasnya pengetahuan dan kurangya referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun, demi kesempurnaan makalah.
Semoga makalah ini berguna bagi penyusun dan bagi para pembaca

18
DAFTAR PUSTAKA

Daga,A.T.2021.Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah


Dasar.,Vol.7(3).

Murni, Sylviana.2020.Peran Strategis Provinsi/ Kabupaten Kota Dalam Implementasi


Merdeka Belajar. Modul Seminar Nasional “ Merdeka Belajar “ yang
diselenggarakan di Universitas Negri Jakarta, pada tanggal 10 Maret 2020.

Rosyidi, Unifah. 2020. Merdeka Belajar : Aplikasinya Dalam Manajemen Pendidikan


& Pembelajaran di Sekolah. Modul Seminar Nasional “ Merdeka Belajar “
yang diselenggarakan di Universitas Negri Jakarta, pada tanggal 10 Maret
2020.

Roziqin, Zainur. 2019. Menggagas Perencanaan Kurikulum Sekolah Unggul. Jurnal


Pendidikan Islam Anak Usia Dini , Vol.1(1), 44-56.

Sanjaya, Wina . 2008 . Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Fajar


Interpratama Mandiri.

Sibagariang, Dahlia., sihotang, hotmaulina., murniati, erni. 2021. Peran guru


penggerak dalam Pendidikan merdeka belajar di Indonesia. Jurnal
dinamika Pendidikan. Vol. 4(2), 88 – 99.

Widaningsih, R. Sri. 2014. Manajemen Dalam Implementasi Kurikulum Sekolah .


Jurnal ILMA, Vol.1 (2), 160-171.

19

Anda mungkin juga menyukai