Oleh Kelompok 5 :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul “Kurikulum
Merdeka Belajar” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat dukungan beberapa pihak.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Mudofir, S. Ag., M. Pd. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Raden Mas Said Surakarta.
2. Dr. H. Baidi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Institut
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.
3. H. Syamsul Huda Rohmadi, M. Ag. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta.
4. Kustiarini, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Pengembangan dan
Analisis Kurikulum MI
5. Keluarga tercinta.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna,
maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat pada
masyarakat luas.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
B.Pembahasan ............................................................................................ 9
A. Kesimpulan.......................................................................................... 18
B. Saran.................................................................................................... 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku siswa yang sangat kompleks
dalam mencari dan menerima suatu ilmu pengetahuan. Dalam belajar terdapat
interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini akan tercapai jika penerapan pembelajaran sesuai dengan kondisi
peserta didik yang beragam. Istilah merdeka belajar sering dimaknai dengan
kebebasan dalam arti yang sesungguhnya. Yang menjadi permasalahanya banyak kita
melihat upaya pengekangan dimana mana , khususnya dalam pendidikan. Guru dan
Murid belum bisa merasakan otonomi yang cukup untuk menentukan arah
kebijaksanaan belajar dan mengajarnya karena masih diatur regulasi yang membuat
rencana , proses pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan terkesan dibatasi dan
mengikat. Tidak jarang, jika melihat aturan jam pelajaran yang harus dipenuhi,
membuat guru dan siswa tidak fokuus dalam pembelajaran . Maka didalam makalah
ini akan dijelaskan lebih rinci terkait rumusan masalah baik dari konsep dasar
kurikulum , merdeka belajar serta hubungan konsep dasar kurikulum dengan merdeka
belajar yang membantu mewujudkan system pendidikan yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kurikulum ?
2. Bagaimana konsep dasar merdeka belajar ?
3. Bagaimana hubungan antara konsep kurikulum dengan konsep merdeka
belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar kurikulum.
2. Mengetahui konsep dasar merdeka belajar.
3. Mengetahui hubungan antara konsep kurikulum dengan konsep merdeka
belajar.
4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Kurikulum merdeka mencakup dua konsep antara lain :
1. Konsep Kurikulum
5
diharapkan dapat dikuasai. Dimensi Kurikulum sebagai dokumen tertulis ini
sejalan dengan pengertian kurikulum yang tercantum dalam UU No 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Jadi dimensi
Kurikulum sebagai dokumen tertulis ini mengukur kemampuan yang
diharapkan oleh peserta didik, materi pelajaran yang harus dikuasai,
pengalaman belajar yang harus disediakan dan asaesmen yang lakukan untuk
pesera didik. Terdapat empat komponen dalam dimensi kurikulum sebagai
dokumen tertulis yaitu Komponen Tujuan , komponen Materi, komponen
pengalaman belajar( kemampuan belajar ) dan komponen Asesmen
(penilaian).
6
mendatang. Sehingga dalam penentuan hasil belajar ini dipengaruhi aliran
atau pandangan dan filsafat pendidikan yang dianut.
7
kemampuan peserta didik terhadap kompetensi yang sudah ditetapkan
dikurikulum. USBN bisa dilakukan dengan berbagai cara tidak hanya
dengang test seperti dengang portofolio maupun dilakukan dengan
penugasan.
b. Ujian Nasional (UN), UN diubah menjadi Asesment Kompetensi
Minimum Dan Survey Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar
, literasi dan penguatan pendidikan karakter. Jadi setelah diubah
menjadi AKM UN ini digunakan sebagai perbaikan. Tujuannya untuk
mendorong guru agar bisa diperbaiki mutu pembelajaranya. R
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), didalam pembuata RPP
guru diberikan kebebasan untuk memilih, membuat format
pembelajaran sesuai RPP yang dibuat ( Komponen Inti , Tujuan ,
Kegiatan belajar , dan Asesmen ) .
d. Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB Zonasi), Jadi PPDB
tetap menggunakan kebijakan zonasi , tapi lebih fleksibel karena
disetiap daerah akses pendidikan sekolah itu berbeda2 , dan kualitas
pendidikan disetiap daerah itu berbeda2 sehingga diperlukan adanya
zonasi.
8
Sehingga dapat diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi dalam rangka
tujuan yang ditetapkan. Tujuan merdeka belajar itu sendiri adalah bagaimana
menciptakan suasana dimana guru dapat merasa bahagia dalam proses
pembelajaranya , dalam artian bahwa mereka tidak terkekang , bebas dalam
mengajar namun kurikulum tetap dilaksanakan dan tujuan tetap tercapai
sehingga dapat berkembang secara optimal. Contoh dari merdeka belajar yaitu
bagaimana guru merancang proses pembelajaran yang bisa mendorong aktif
dalam proses pembelajaran sehingga sesuai dengan yang diharapkan.
B. Pembahasan
1. Konsep Kurikulum
a. Kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi
Konsep atau ide akan terus bergerak, artinya akan terus meberikan
perubahan sesuai dengan tuntutan zaman, minat dan kebutuhan peserta didik,
tuntutan masyarakat sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi. Gagasan maupun
ide hanyalah terdapat terhadap seseorang yang berproses dalam dunia
pendidikan, apakah secara langsung maupun tidak langsung,seperti halnya
pimpinan dinas pendidikan, pimpinan sekolah, guru, peserta didik maupun
orang tua siswa. Pada saatg seorang memikirkan arah tujuan pendidikan
seorang guru memikirkan proses pembalajaran yang akan di arahkan kepada
guru untuk mengajar peserta didik maka disitulah dimensi kurikulum sebagai
suatu ide atau konsepsi. Menurut mereka paling tidak itulah konsepsi
kurikulum. Setiap orang pasti berbeda didalam ide dan konsepsinya,
meskipun orang-orang tersebut berada dalam satu keluarga. Perbedaan dari
berbagai persepsi orang-orang tersebut sangatlah penting didalam
perkembangan kurikulum yang lebih baik.Langkah awal pengembangan
kurikulum berangkat dari dimensi kurikulum sebagai ide, yaitu dengan
melakukan studi pendapat. Dengan demikian dari beberapa ide yang ada akan
diambil mana yang dianggap paling konstruktif, efektif, dan inovatif, tentunya
dengan disesuaikan visi-misi dan tujuan pendidikan nasional.
9
b. Kurikulum sebagai suatu Dokumen Tertulis
Hasil belajar adalah kurikulum, akan tetapi kurikulum bukan hasil dari
belajar. Pernyataan ini perlu dipahami dari awal, karena banyak orang yang
10
memeparkan bahwa hasil belajar merupakan bagian dari kurikulum, tetapi
kurikulum bukan hanya hasil belajar. Banyak juga orang tidak tahu bahwa arti
kurikulum juga dapat dilihat dari dimensi hasil belajar, karena memang tidak
dijelaskan secara formal. Begitu pula ketika dievaluasi secara formal tentang
kurikulum, pada dasarnya orang selalu mengaitkannya dengan hasil belajar.
Sekalipun hal tersebut, evaluasi kurikulum sebenarnya jauh lebih luas dari
pada penilaian hasil belajar. Artinya, hasil belajar bukanlah satu-satunya objek
evaluasi kurikulum.Dalam realita sehari-hari kurikulum dalam dimensi ini
berhadapan satu dengan lainnya. Kurikulum yang ada pada diri siswa
berhadapan dengan kurikulum yang ada pada diri guru. Kurikulum yang ada
pada diri guru berhadapan dengan kurikulum yang ada pada teman
sejawatnya, kepala sekolah, pengawas, pimpinan kantor wilayah pendidikan,
bahkan dengan kurikulum resmi yang berlaku di sekolah. Kurikulum yang ada
pada individu-individu di masyarakat juga berhadapan dengan kurikulum
yang ada pada pemegang keputusan tertinggi tentang pendidikan.
11
memerdekakan siswa melalui kegiatan pembelajaran maka siswa merdeka
dalam belajar jika guru merdeka dalam mengajar.
12
manakala siswa dapat menemukan dan menghayati nilai nilai hidup yang
membahagiakan dalam kegiatan belajarnya.
13
1. Menjalin sinergitas antara pemerintah daerah , kabupaten/ kota
dengan pembuat kebijakan ( Mendikbud) dan lembaga pendidikan
2. Pengoptimalisasian peran pemerintah derah/ kabupaten kota hingga
menyentuh pendidikan dan tenaga pendidik
3. Memberikan pengawasan dan pendampingan dari pemerintah
daerah kabupaten/ kota terhadap lembaga pendidikan
4. Melakukan revilitasi musyawarah antara pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan lembaga pendidikan
5. Menyiapkan sarana dan prasarana demi menunjang proses
pendidikan yang berkualitas.
Adapun 3 Tranformasi Kurikulum Merdeka belajar :
Transformasi Kurikulum sekolah dan pembelajaran
Terkait tentang kurikulum sekolah yang sesuai dengan
system pendidikan nasional No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan itu
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
esa,berakhlak mulia ,sehat ,berilmu,cakap , kreatif , mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Transformasi manajemen Pendidikan
Transformasi manajemen pendidikan daerah dan otonomi sekolah.
3. Hubungan Antara Konsep Kurikulum dengan Konsep Merdeka
Belajar
14
ada di RPP sama dengan komponen yang ada di dokumen tertulis seperti
harus ada tujuan, ada kegiatan pembelajaran dan harus ada assessment.
Kebijakan USBN dan UN berkaitan dengan komponen assessment dan
penilaian di kurikulum. Untuk tuntutan proses pembelajaran yang
memberikan kebebasan kepada guru dan peserta didik berkenaan pada
dimensi kurikulum sebagai proses pembelajaran. Jadi semua pengalaman
yang ditemukan oleh peserta didik di kegiatan sekoalah.
15
mendorong peserta didik dalam pembelajaran kemudian mendorong peserta
didik untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru kreatif dalam
melakukan sesuatu sehingga guru memperlihatkan hasil dari proses
pembelajaran yang diharapkan
16
penggerak di dalam proses pembelajaran itu harus bisa menyeimbangkan
tuntutan di zaman sekarang yang mana peserta didik itu harus tetap bijaksana
dalam menghadapi tantangan yang semakin berkembang dan harus memiliki
sikap kritis dalam menanggapi segala informasi. Guru penggerak tidak hanya
mengelola proses pembelajaran yang efektif tapi juga menciptakan hubungan
baik dengan peserta didik. Peran khsus guru penggerak merdeka belajar
adalah bisa menjadi guru yang mampu mengelola proses pembelajaran dengan
teknologi yang ada dan terus melakukan perbaikan sehingga peserta didik
termotivasi untuk meningkatkan prestasinya secara mandiri. Guru penggerak
itu harus menjadi teladan yang memiliki kemampuan untuk membawa
perubahan yang baik dalam pendidikan di sekolahnya.Hasil yang diharapkan
dari guru penggerak :
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19