Modul
Kurikulum dan
Pembelajaran
Modul
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Kementerian Agama
Republik Indonesia dengan dukungan Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia Komponen 3
(Akreditasi Madrasah) berhasil menyusun 8 (delapan) Modul Pengembangan Mutu Pendidikan
Madrasah, yaitu:
Modul 1 Pengembangan Madrasah Efektif
Modul 2 Rencana Kerja Madrasah dan Rencana Kerja & Anggaran Madrasah
Modul 3 Pengembangan Kurikulum 2006
Modul 4 Pengembangan Kurikulum 2013
Modul 5 Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Modul 6 Perpustakaan
Modul 7 Administrasi dan Keuangan Madrasah
Modul 8 Hidup Sehat
Delapan modul ini dikembangkan dengan tujuan membantu madrasah untuk meningkatkan mutu
pendidikan madrasah sesuai dengan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan pada umumnya dan
membantu madrasah dalam mempersiapkan penilaian akreditasi madrasah pada khususnya.
Bersama dengan perkembangan kebijakan dan isu-isu akreditasi Madrasah, kedelapan modul ini
kemudian diadaptasikan dengan perencanaan Kementerian Agama. Selanjutnya dilakukan review
dan revisi untuk penggabungan modul-modul serumpun tanpa mengurangi kualitas isi dan proses.
Modul-modul dimaksud adalah:
Modul 9 Madrasah Efektif dan Sehat (penggabungan Modul 1 dan Modul 8)
Modul 10 Perencanaan dan Penganggaran Madrasah (penggabungan Modul 2 dan Modul 7)
Modul 11 Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran (penggabungan Modul 3, 4, dan 5)
Modul 12 Administrasi Akreditasi Madrasah (revisi Modul 7)
Atas disusunnya dua belas modul ini, atas nama Kementerian Agama, kami mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pihak yang terlibat dalam penyusunan
modul, terutama kepada:
1. Tim Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia Komponen 3 yang telah memfasilitasi kegiatan
penyusunan modul ini.
2. Tim penulis modul yang terdiri dari para akademisi dan praktisi pendidikan yang telah
mengerahkan kemampuan terbaiknya.
3. Lembaga Mitra Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia Komponen 3 di tingkat provinsi
yang telah terlibat dalam memberikan masukan untuk penyempurnaan modul ini berdasarkan
pengalaman implementasi program kemitraan di madrasah sasaran.
Akhirnya, kami berharap dua belas modul ini dapat didiseminasikan dan digunakan oleh para
pemangku kebijakan dan kepentingan di lingkungan Kementerian Agama baik pusat maupun daerah
melalui kegiatan workshop/bimbingan teknis/lainnya kepada madrasah dalam upaya mewujudkan
MADRASAH LEBIH BAIK.
Jakarta,
Direktur Pendidikan Madrasah,
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN............................................................................................................iv
A. Tabel Isian Sesi...................................................................................................... iv
B. Latar Belakang Panduan Modul............................................................................vii
1. Mengapa panduan modul ini dirancang............................................................vii
2. Siapa yang harus menggunakan Panduan Pelatihan ini....................................vii
C. Ikhtisar Pelatihan..................................................................................................viii
1. Pendekatan pembelajaran apakah yang diambil...........................................viii
2. Bagaimana metode lingkungan pembelajaran................................................ix
3. Bagaimanakah program dilaksanakan.............................................................ix
4. Bagaimanakah sesi berlangsung...................................................................... x
5. Langkah pengajaran apakah yang disarankan.................................................. x
6. Saran-saran apakah yang bisa diberikan untuk membuat peraturan dasar/
kontrak belajar bagi kelompok........................................................................ x
D. Prosedur Evaluasi................................................................................................... x
1. Mengapa mengevaluasi Program Pelatihan?................................................... x
2. Prosedur Khusus Evaluasi................................................................................ x
SESI 1: KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013..................................................................... 1
A. Maksud................................................................................................................... 1
B. Tujuan..................................................................................................................... 1
C. Metode yang Digunakan........................................................................................ 1
D. Materi yang Diperlukan.......................................................................................... 1
E. Langkah Kegiatan................................................................................................... 2
F. Bahan Bacaan......................................................................................................... 4
SESI 2: ACTIVE LEARNING................................................................................................. 41
A. Maksud................................................................................................................. 41
B. Tujuan................................................................................................................... 42
C. Metode yang Digunakan...................................................................................... 42
D. Materi yang Diperlukan........................................................................................ 42
E. Langkah Kegiatan................................................................................................. 43
F. Bahan Bacaan....................................................................................................... 48
SESI 3: IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN DOKUMEN 2 KURIKULUM MADRASAH ......70
A. Maksud................................................................................................................. 70
B. Tujuan................................................................................................................... 70
C. Metode yang Digunakan...................................................................................... 70
ii
Kurikulum dan Pembelajaran
iii
Kurikulum dan Pembelajaran
Pendahuluan
Proses belajar mengajar sangat menentukan peningkatan kualitas pendidikan. Perolehan
belajar berupa nilai-nilai dan keterampilan tertentu terukur melalui proses dan hasil
belajar. Sistem pembelajaran masa lalu dianggap tidak mampu lagi menopang tercapainya
tujuan pendidikan secara menyeluruh. Oleh karena itu, upaya melakukan inovasi
bidang pembelajaran selalu dikembangkan. Di madrasah ibtidaiyah, pendekatan dalam
pembelajaran yang dianggap relevan untuk menjawab tuntutan zaman adalah pendekatan
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau biasa disingkat PAIKEM. Dikatakan
demikian karena pendekatan PAIKEM dapat mengakomodasi tuntutan perkembangan
seluruh aspek dalam diri anak, baik dari kognitif, afektif maupun psikomotor.
PAIKEM merupakan sebuah tantangan bagi guru dan madrasah yang selama ini dianggap
kurang dapat mengemas pembelajaran yang bermakna, useful dan jauh dari penekanan
dan intimidasi terselubung. Guru profesional ditantang bagaimana mengelolah kelas
dengan baik dan menciptakan atmosfir pembelajaran yang “having Fun”. Terwujud atau
tidak PAIKEM dalam kelasdiawali dari bagaimana guru dapat menata pembelajaran dengan
elegan.Harmonisasi pembelajaran dimulai dari kepiawaian guru sebagai pembangkit
motivasi peserta didik, bagaimana memotivasi dan membangun serta menyelaraskan atau
memperluas skema atau pengetahuan dasar yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan
dengan intelektualitas, personal, sosial, emosional dan kultural
Tagihan Butir
Output
Sesi Tujuan Materi Pasca Instrumen
Pelatihan
Pelatihan AKreditasi
Sesi 2 Skenario inti a. Mengidentikasi Active Learning Skenario inti Seluruh IA
pembelajaran karakteristik (Kontekstual, pembelaja- Akademik
active learning Kooperatif, PBL, ran (Standar ISI,
(Kontekstual, PJbL, Inquiry) SKL, Standar
Kooperatif, PBL, a. Karakteristik Proses, dan
PJbL, Inquiry) active learning Standar
b. Membuat (Kontekstual, Penilaian)
skenario Kooperatif, PBL,
pembelajaran PJbL, Inquiry
active learning b. Skenario
(Kontekstual, pembelajaran
Kooperatif, PBL, active learning
PJbL, Inquiry) (Kontekstual,
c. Mengidentifikasi Kooperatif,
upaya PBL, PJbL,
memaksimalkan Inquiry dalam
implementasi pendekatan
pembelajaran saintifik)
aktif (Pengelolaan c. Upaya
kelas-ketrampilan memaksimalkan
membuka implementasi
dan menutup, pembelajaran
ketrampilan aktif
variasi, (Pengelolaan
ketrampilan kelas-
membuat ketrampilan
pertanyaan, serta membuka
menggunakan dan menutup,
media dan ketrampilan
pajangan kelas) variasi,
ketrampilan
membuat
pertanyaan,
serta
menggunakan
media dan
pajangan kelas)
Sesi 3 · RPP a. Memahami Silabus dan RPP RPP Seluruh IA
· Silabuus prinsip (Dokumen 2) Silabuus Akademik
pengembangan a. Prinsip (Standar ISI,
Silbus (Kurikulum pengembangan SKL, Standar
2006 dan Silbus
Kurikulum 2013)
v
Kurikulum dan Pembelajaran
Tagihan Butir
Output
Sesi Tujuan Materi Pasca Instrumen
Pelatihan
Pelatihan AKreditasi
berdasarakan (Kurikulum Proses, dan
pengamatan RPE, 2006 dan Standar
Prota, Promes, Kurikulum Penilaian)
dan silabus 2013)
b. Mengidentifikasi berdasarakan
karakteristik RPP pengamatan
Kurikulum 2006 RPE, Prota,
dan Kurikulum Promes, dan
2013 berdasarkan silabus
contoh yang b. Karakteristik
diamati RPP Kurikulum
c. Mengembangkan 2006 dan
RPP Kurikulum Kurikulum 2013
2006 (Tematik berdasarkan
dan mata contoh yang
pelajaran) dan diamati
Kurikulum 2013 c. RPP Kurikulum
(tematik MI dan 2006 dan
MTs) berdasarkan Kurikulum 2013
contoh yang d. RPP Kurikulum
diamati 2006 (Tematik
dan mata
pelajaran) dan
Kurikulum 2013
(tematik MI dan
MTs)
vi
Kurikulum dan Pembelajaran
Tagihan Butir
Output
Sesi Tujuan Materi Pasca Instrumen
Pelatihan
Pelatihan AKreditasi
Sesi 4 · Media a. mempraktikkan a. Pembuatan · Media Seluruh IA
· RPP pembuatan Media dan alat · RPP Akademik
Media dan alat pendukung (Standar ISI,
pendukung mengajar (LKS SKL, Standar
mengajar (LKS dan bahan ajar Proses, dan
dan bahan ajar sesuai RPP yang Standar
sesuai RPP yang dibuat) Penilaian)
dibuat) b. mempraktikkan
b. mempraktikkan active leaning
active leraning secara
secara peerteaching /
peerteaching atau realteaching
realteaching
vii
Kurikulum dan Pembelajaran
C. Ikhtisar Pelatihan
1. Apa pendekatan pembelajaran yang diambil
Modul ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa. Berbagai macam
metode pembelajaran interaktif digunakan dalam setiap bagian modul ini. Cara
ini dilakukan tidak hanya untuk memotivasi peserta dalam mengikuti pelatihan,
namun juga untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengalami
langsung berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di
dalam kelas. Untuk menyusun pembelajaran di tiap sesi, modul ini menggunakan
kerangka sederhana yang disebut ICARE. Sistem ICARE meliputi lima unsur kunci
dari pengalaman pembelajaran yaitu Introduction, Connection, Application,
Reflection, dan Extension.
Kerangka ICARE dijelaskan secara terperinci di bawah ini.
(1) Introduction
Pada tahap ini, fasilitator menanamkan pemahaman tentang isi dari pelajaran/
sesi kepada para peserta. Bagian ini harus berisi penjelasan tujuan yang akan
dicapai dari pelajaran/sesi. Tahap Introduction (pendahuluan) harus singkat
dan sederhana sehingga tidak banyak menghabiskan waktu. Pada tahap ini juga
fasilitator harus berusaha untuk memfokuskan perhatian dan membangkitkan
minat peserta untuk mengikuti sesi dengan bersemangat.
(2) Connection
Sebagian besar pembelajaran merupakan rangkaian proses kegiatan yang
berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran yang baik perlu dimulai
dari apa yang sudah diketahui peserta didik atau dimulai dari kemampuan
awal peserta didik. Pada tahap ini, fasilitator sebaiknya menghubungkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta
didik dan proses ini disebut dengan schemata. Untuk hal ini fasilitator
dapat melakukan brainstorming sederhana. Sesudah itu, fasilitator dapat
melanjutkan dengan memberikan presentasi atau penjelasan. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa presentasi yang dilakukan sebaiknya tidak terlalu lama.
(3) Application
Tahap ini adalah bagian yang paling penting dalam proses pembelajaran.
Setelah peserta memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap
connection, mereka perlu diberi kesempatan untuk mempraktikkan dan
menerapkan pengetahuan serta kecakapan tersebut secara individual,
berpasangan atau dalam kelompok. Bagian application perlu mendapatkan
porsi waktu yang paling lama. Ketika peserta mempraktikkan pengetahuannya,
fasilitator melakukan mentoring.
viii
Kurikulum dan Pembelajaran
(4) Reflection
Pada tahap ini peserta diberi kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah
mereka pelajari. Tugas fasilitator adalah menilai sejauh mana keberhasilan
pembelajaran. Kegiatan refleksi dapat dilakukan secara individual, berpasangan
ataupun kelompok.Fasilitator dapat meminta peserta untuk melakukan
presentasi atau menjelaskan apa yang telah mereka pelajari secara lisan. Mereka
juga dapat melakukan kegiatan penulisan mandiri dimana peserta menulis
sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran. Refleksi ini juga bisa berbentuk
kuis singkat dimana fasilitator memberi pertanyaan berdasarkan isi pelajaran/
sesi. Poin penting untuk diingat dalam refleksi adalah bahwa fasilitator perlu
menyediakan kesempatan bagi para peserta untuk mengungkapkan apa yang
telah mereka pelajari.
(5) Extend
Extension adalah tahap pasca sesi berskhir, dimana fasilitator menyiapkan
kegiatan yang yang bertujuan untuk memperkuat dan memperluas pemahaman
peserta tentang materi pembelajaran. Di madrasah, kegiatan extension
biasanya disebut dengan pekerjaan rumah(PR). Kegiatan Extension dapat
meliputi penyediaan bahan bacaan tambahan,tugas penelitian atau latihan.
Disamping menggunakana pendekatan ICARE, modul pelatihan ini dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiyah. Pendekatan tersebut dilakukan
dengan strategi pembelajaran problem based-learning, project-based learning,
dan inquiry/discovery learning. Beberapa strategi terebut dipadukan dengan
kegiatan praktik terbimbing dan modeling. Penggunaan pendekatan ini dengan
kombinasi beberapa strategi pembelajaran akan meningkatkan keterlibatan
peserta pelatihan dalam mengikuti sesi demi sesi.
ix
Kurikulum dan Pembelajaran
D. Prosedur Evaluasi
1. Mengapa mengevaluasi Pelatihan
Kulitas pelatihan dapat diukur melalui hasil dari pelatihan. Pelatihan merupakan
program yang professional yang menerapkan prinsip quality improvement. Sebuah
pelatihan yang baik akan diukur secara konsisten. Bagaimana proses dan hasil
akhir dari pelatihan ini. Sehingga dalam konteks quality improvement sebuah
proses pelatihan akan semakin dilihat bagaimaan peningkatannya dan bagaimana
memperbaikinya.
x
Kurikulum dan Pembelajaran
b. Post test
Sebagaimana pretest, post test ini juga merupakan kegiatan penting dalam
sebuah program pelatihan. Hasil post test memberikan informasi kepada
pelatih dan pemilik program terhadap keberhasilan ketercapaian materi
pelatihan dan peningkatan pengetahuan peserta. Sebagaimana fungsi evaluasi
akan memberikan feedback kepada pengguna apakah program pelatihan ada
yang perlu di kembangkan atau dikurangi. Post test diberikan setelah seluruh
proses materi pelatihan disampaikan.
c. Evaluasi Harian
Evaluasi harian juga dilakukan oleh trainer dan pemilik program untuk melakukan
refleksi apa yang menjadi kekurangan hari pertama dan seterusnya. Evaluasi
harian ini diberikan di setiap hari pelatihan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara yang bervariasi. Misalnya dengan memberikan kertas kosong
yang diisi oleh peserta untuk menilai hasil pelatihan. Pertanyaan dapat berupa
1) apa yang anda dapatkan hari ini? 2) bagaimana proses pelatihan hari ini?
Dan 3) apa yang anda ingin dapatkan untuk hari berikutny? Catatan tersebut
akan menjadi pijakan dalam memperbaiki pelatihan di hari berikutnya. evaluasi
peserta
d. Evaluasi Peserta
Evaluasi peserta merupakan evaluasi yang dilakukan oleh para trainer kepada
peserta untuk melihat tingkat kepuasan proses pelatihan. Evaluasi peserta ini
dilakukan di akhir pelatihan.
e. Kualitas Training
Melakukan evaluasi terhadap kualitas training merupakan kegiatan yang tidak
dapat ditinggalkan dalam sebuah proses pelatihan. Dalam kegiatan ini trainer
dan pemilik program akan mendapatkan informasi tentang kualitas training.
Informasi ini penting bagi para trainer dan pemilik program dalam meningkatkan
kualitas trainer dalam menyiapkan akademik pelatihan, sedangkan bagi pemilik
program dapat meningkatkan kualitas layanan non akademisnya.
xi
Kurikulum dan Pembelajaran
A. Maksud
Inti dari mutu pendidikan adalah kemauan berubah para guru sebagai agen perubahan.
Oleh karena itu, pelatihan perlu diawali dengan motivasi untuk mau terus berubah
menuju yang lebih baik. Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia terdapat kebijakan
pemberlakuan dua kurikulum yaitu kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Oleh karena itu,
pelaksana kebijakan di lapangan perlu mengkaji karakteristik kedua kurikulum tersebut.
Selain itu, pelaksana kebijakan di lapangan perlu memahami perbedaan- perbedaannya
sehingga mendapat pemahaman yang lebih komprehensif.
B. Tujuan Sesi
Setelah melakukan kegiatan pada sesi satu ini, diharapkan peserta mampu:
1. Mendaftar peran perubahan yang akan dilakukan guru agar murid-muridnya lebih
baik
2. Menjelaskan karakteristik umum Kurikulum 2006 dan K 13
3. Membuat tabel perbedaan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 dari
4. Membuat dokumen 1 KTSP Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
5. Mereview dokumen 1 KTSP Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
1
Kurikulum dan Pembelajaran
E. Langkah Kegiatan
Bahan/Sumber/
Waktu Materi Langkah-Langkah Kegiatan
media
10 menit · Pembukaan (berdoa, bersyukur
· Tata tertib, peran guru sebagai
agen perubahan
· Informasi
2
Kurikulum dan Pembelajaran
Bahan/Sumber/
Waktu Materi Langkah-Langkah Kegiatan
media
pohon dengan
berbagai cabang di
kertas plano besar
(pohon keresahan
4 buah dan
pohon harapan
4 buah) Plano
tabel perbedaan
Kurikulum 2013
dan Kurikulum
sebelumnya serta
pohon pertanyaan
tentang
karakteristik K 13
3
Kurikulum dan Pembelajaran
F. Bahan Bacaan
Kegiatan 1:
Mengkaji Perbedaan Kurikulum 2006 dan
2013
Pelajari materi berikut sebagai bekal untuk mengisi tabel perbedaan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013!
Kurikulum 2006
Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada madrasah.
Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian,
madrasah sebagai satuan pendidikan diberi kesempatan untuk melakukan pengaturan
sendiri kurikulumnya berdasarkan hal-hal pokok yang diatur pemerintah. Kurikulum yang
terkenal dengan sebutan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ini disusun dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan dan diberlakukan mulai tahun ajaran
2006/2007, menggantikan dan sebagai kelanjutan dari kurikulum 2004 (KBK). Perubahannya
hanya pada penentuan mata pelajaran masing-masing bidang studi dengan penjabaran
aspek-aspeknya. Kurikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Perbedaan Kurikulum 2006 dengan
kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya terletak pada sistem pengembangannya. Pada
Kurikulum 2006 dikembangkan KTSP oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
karakteristik dan perbedaan daerah (desentralistik) masing-masing. Ciri Kurikulum 2006
dirangkum pada tabel berikut.
4
Kurikulum dan Pembelajaran
5
Kurikulum dan Pembelajaran
Pembelajaran Tematik--Integratif
Kurikulum 2006 mengarahkan pada praktik pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah ada kelas
1 – 3. Kelas !V sampai VI menggunakan mata pelajaran. Dari sisi psikologi perkembangan,
anak-anak usia Madrasah Dasar tingkat perkembangan kemampuan berpikirnya cenderung
berpikir kongkrit dan holistik. Dalam pembelajaran tematik dalam praktik pembelajarannya
cenderung menggunakan situasi kehidupan riil dan bersifat otentik dan kongkrit. Oleh
karena itu pembelajaran tematik sangat tepat bagi peserta didik usia madrasah dasar/MI.
Tanggung Jawab
Peran dan tanggung jawab dalam tata kelola kurikulum 2006 dipaparkan berikut.
Tabel 01: Peran dan Tanggung-jawab dalam Tata Kelola Kurikulum 2006
Pemerintah Pusat Menyusun SKL, Standar Proses, Standar Penilaian , Standar Isi
(Menyusun KI/ KD), struktur kurikulum
Memfasilitasi pedoman penyusunan KTSP
Pemerintah Daerah Mengembangkan Mulok .
Memfasilitasi pendampingan
Memfasilitasi dan melaksanakan monev
Satuan Pendidikan Membuat kurikulum madrasah dokumen 1 KTSP
Memfasilitasi kepala madrasah dalam membuat rencana
supervisi dan monitoring pelaksanaan kurikulum.
Memfalisitasi guru menyusun silabus
Memfasilitasi menyusun RPP
Memilih buku dari berbagai penerbit
Memfasilitasi implementasi di kelas
Menyusun laporan hasil kunjungan kelas.
Mengoordinasikan pelaksanaan penilaian
Guru Membuat silabus
Menyusun RPP, instrumen penilaian,dan mengembangkan
media yang sesuai
Melaksanakan RPP di kelas
Menilai hasil belajar siswa secara kuantitatif (cenderung
kognitif)
6
Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum 2013
Tujuan Kurikulum
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum
menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang
dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas.
7
Kurikulum dan Pembelajaran
Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, KI 1 dan KI 2 dikembangkan di setiap kegiatan sekolah
dengan pendekatan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching). Pada KI 3 dan KI 4
dikembangkan oleh masing-masing mata pelajaran dengan pendekatan pembelajaran
langsung (direct teaching). Kompetensi Inti 3 (KI 3) menitikberatkan pada pengembangan
pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) dalam jenjang kemampuan
kognitif dari mengingat sampai mencipta. Sedangkan KI 4 merupakan penerapan dari apa
yang dipelajari pada KI 3 dalam proses pembelajaran yang terintegrasi ataupun terpisah.
Pembelajaran terintegrasi mengandung makna bahwa proses pembelajaran KI 3 dan KI
4 dilakukan pada waktu bersamaan baik di kelas, laboratorium maupun di luar sekolah.
Pembelajaran terpisah mengandung makna bahwa pembelajaran mengenai KI 3 terpisah
dalam waktu dan/atau tempat dengan KI 4. Selanjutnya, setiap KI dijabarkan dalam bentuk
Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar (KD) dari masing-masing KI menjadi rujukan guru
dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Lingkup kompetensi minimal pada jenjang SD/MI Kelas I-VI SD/
MI meliputi lingkungan keluarga, teman, guru dan tetangga. Kompetensi minimal tersebut
dapat dikembangkan lebih lanjut oleh satuan pendidikan yang telah memenuhi standar
nasional pendidikan.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran
dikembangkan dengan merujuk kepada Kompetensi Inti dan setiap KI memiliki KD yang
sesuai. Dengan perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap spiritual, KI 2
memiliki -4- KD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3 memiliki KD yang berkaitan dengan
pengetahuan dan KI 4 memiliki KD yang berkaitan dengan keterampilan. KI-1, KI-2, dan KI-4
dikembangkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam
KI-3. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan
pembelajaran. Setiap kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran dan
penilaian. Hal ini bermakna bahwa pembelajaran dan penilaian pada tingkat yang sama
memiliki karakteristik yang relatif sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi belajar
dalam 1 (satu) tingkat Kompetensi. Selain itu, untuk tingkat kompetensi yang berbeda
menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan yang berbeda pula.
Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman belajar
peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar yang dimaksud di atas mulai dari jenjang SD/MI Kelas I sampai dengan Kelas VI.
8
Kurikulum dan Pembelajaran
9
Kurikulum dan Pembelajaran
11
Kurikulum dan Pembelajaran
12
Kurikulum dan Pembelajaran
padukan. Pembelajaran selama ini cenderung telah lebih menekankan pada pencapaian
instructional effect dan cenderung mengabaikan nurturant effectpadahal sesungguhnya
antara instructional dan nurturant effec tsama pentingnya. Pelaksanaan evaluasi selama
ini juga cenderung dengan cara testing yang lebih menekankan pada reproduksi informasi
yang bersifat kognitif. Hal semacam itu akan mengurangi kebermaknaan pembelajaran,
sehingga peserta didik kurang bisa memahami apa keterkaitan dan kebermaknaan
pembelajaran bagi kehidupannya sehari-hari. Pembelajaran tematik integratif ini perlu
diterapkan bagi siswa MI, karena: (1) dalam kehidupan sehari-hari tidak satupun fenomena
alam yang terjadi secara terpisah atau berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bersifat kompleks
dan terpadu; (2) tuntutan dan perkembangan ipteks yang begitu pesat dan kompleks,
yang secara ilmiah perlu penyikapan secara realistik; (3) pembelajaran tematik memiliki
keunggulan yakni (a) materi pembelajaranmenjadi dekat dengan kehidupan peserta didik
dapat memahami sekaligus menerapkan dengan mudah; (b) siswa dengan mudah dapat
mengkaitkan materi pelajaran yang satu dengan lainnya; (c) dengan bekerjasama secara
kelompok siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnya baik kognitif, afektif, dan
psikomotor; (d) pembelajaran tematik dapat mengakomodasi semua jenis kecerdasan
siswa; dan (e) dengan pembelajaran aktif guru dapat menggunakan cara belajar siswa aktif
dengan mudah. Dari sisi psikologi perkembangan, anak-anak usia Madrasah Dasar tingkat
perkembangan kemampuan berpikirnya cenderung berpikir kongkrit dan holistik. Dalam
pembelajaran tematik dalam praktik pembelajarannya cenderung menggunakan situasi
kehidupan riil dan bersifat otentik dan kongkrit. Oleh karena itu pembelajaran tematik
sangat tepat bagi peserta didik usia madrasah dasar/MI.
Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa
manfaat yaitu: menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata
pelajaran akan terjadi penghematan, siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang
bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan
tujuan akhir, pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. Gambaran pembelajaran
tematik integratif dengan muatan karakter dirangkum pada tabel berikut.menjadi satu
kesatuan yang utuh di setiap matapelajaran. Integrasi inter-disipliner dilakukan dengan
enggabungkan kompetensi-kompetensi dasar beberapa matapelajaran agar terkait satu
dengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang
tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran. Integrasi multi-disipliner dilakukan tanpa
menggabungkan kompetensi dasar tiap matapelajaran sehingga tiap matapelajaran
masih memiliki kompetensi dasarnya sendiri. Integrasi transdisipliner dilakukan dengan
mengaitkan berbagai matapelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang
dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstua. Tema yang digunakan
merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tematik terpadu disusun
berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan
pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya. Selain itu,
pembelajaran tematik-terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan matapelajaran
Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela matapelajaran lain. Melalui
perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai matapelajaran dalam satu kelas dan
tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan matapelajaran Bahasa Indonesia
13
Kurikulum dan Pembelajaran
Tabel 02: Peran dan Tanggung-jawab dalam Tata Kelola Kurikulum 2013
14
Kurikulum dan Pembelajaran
Observasi )
15
Kurikulum dan Pembelajaran
4. Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan
waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang
menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
5. Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia.
Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran
dilakukan pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten
bidang lain yang relevan ikut dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten
fisika), pembahasannya dikaitkan dengan upaya makhluk hidup berdarah panas
mempertahankan suhu tubuh (konten biologi), serta senyawa yang digunakan di
dalam sistem Air Condition (konten kimia)
17
Kurikulum dan Pembelajaran
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian
tersebut sehingga Peserta didik dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata
kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang
selanjutnya
18
Kurikulum dan Pembelajaran
bangsa dalam rangka membangun rasa dan ikatan kebersamaan secara nasional,
membangun komunikasi efektif sehari-hari, membangun relasi sosial yang harmonis
(komunikasi yang bermartabat), dan membangun kematangan emosional. Pada
sisi lain, sastra Indonesia berperan untuk penghalusan budi, peningkatan rasa
kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya, penyaluran
gagasan, penumbuhan imajinasi, serta peningkatan ekspresi secara kreatif.
3. Penghela Ilmu Pengetahuan
Kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, dan bahkan inventif peserta didik
perlu secara sengaja dibina dan dikembangkan. Untuk melakukan hal itu, mata
pelajaran bahasa Indonesia menjadi wadah strategis. Melalui membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara peserta didik dapat mengembangkan kemampuan
berpikir tersebut secara terus-menerus yang akan diteruskan juga melalui mata
pelajaran yang lain. Hal itu harus benar-benar disadari semua guru BI agar dalam
menjalankan tugasnya dapat mewujudkan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai
wadah pembinaan/pengembangan kemampuan berpikir. Dengan mengembangkan
kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif maka peran bahasa Indonesia
sebagai penghela ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan
perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.Di lain pihak, penguatan fungsi
bahasa Indonesia sebagai kunci menguasai ilmu pengetahuan akan memperkukuh
posisi bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Jika kemampuan
berbahasa Indonesia Peserta didik memadai maka akan diperoleh penguasaan ilmu
pengetahuan yang mumpuni. Tentu saja, peran bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari harus mendukung kondisi tersebut, bahwa akses menuju penguasaan
ilmu pengetahuan adalah bahasa Indonesia, melalui komunikasi lisanmaupun
tulisan.
4. Penghalus Budi Pekerti
Lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa dan
bersastra. Melalui jenis teks sastra, bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai sarana
penghalus budi pekerti Peserta didik . Sastra Indonesia sebagai media ekspresi sikap
kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan mampu menumbuhkan
kehalusan budi, kesetiakawanan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, dan
mampu membangun kencerdasan kehidupan masyarakat. Pembelajaran sastra
dapat membentuk sikap kritis dan kreatif serta kepekaan terhadap berbagai
fenomena kehidupan di lingkungan sosial budaya ataupun di lingkungan alam
sekitar. Bersastra dapat diwujudkan melalui kegiatan apresiasi dan produksi karya
sastra (puisi, fiksi, dan drama). Kegiatan apresiasi karya sastra yang diawali dari
membaca harus menjadi kegiatan penting dalam pembelajaran bersastra peserta
didik. Melalui membaca puisi, fiksi, naskah drama atau mendengarkan rekaman
atau pembacaan puisi, cerpen, penggalan novel, dan/atau naskah drama peserta
didik terlibat dalam kegiatan reseptif. Pada kesempatan yang lain, peserta didik
diajak untuk terlibat dalam kegiatan roduktif untuk menulis atau menghasilkan
puisi, cerpen, penggalan novel, dan/atau askah drama. Melalui kegiatan produktif
lisan atau tulis peserta didik juga dapat mempresentasikan kinerja apresiatifnya.
Dengan demikian, kegiatan reseptif dan produktif dalam bersastra akan menjadi
kegiatan sambung-menyambung dalam iklim pembelajaran yang menyenangkan.
19
Kurikulum dan Pembelajaran
20
Kurikulum dan Pembelajaran
pelajaran yang pada gilirannya berfungsi sebagai sumber kompetensi. Mata pelajaran
yang dipergunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada ketentuan
yang tercantum pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003,
khususnya ketentuan pada Pasal 37. Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk
membentuk kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per semester atau
per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai
dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran.
Berkaitan dengan mata pelajaran dan alokasi waktu ini karakteristik Kurikulum 2013
adalah mengurangi mata pelajaran tetapi menambah jam belajar (alokasi waktu). Hal ini
dapat dilihat pada struktur kurikulum.
Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Contoh
pengembangan instrumen daftar cek untuk penilaian sikap, yang terintegrasi dengan aspek
pengetahuan.
21
Kurikulum dan Pembelajaran
Tes Praktik
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia tes praktik dapat berupa praktik menulis, mempresentasikan hasil, membacakan
hasil ringkasan, dan seterusnya.
· Halaman sampul
· Halamam penetapan dan pengesahan
· Kata Pengantar
· Daftar Isi
Bab I: Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pengembangan KTSP
C. Prinsip dan Acuan Operasional Pengembangan KTSP
Bab II: Tujuan
A. Tujuan Pendidikan
B. Visi madrasah
C. Misi madrasah
D. Tujuan Madrasah (umum)
E. Tujuan Madrasah (khusus)
Bab III: Struktur dan Muatan Kurikulum
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan Kurikulum
22
Kurikulum dan Pembelajaran
1 Mata Pelajaran
2 Muatan Lokal
3 Kegiatan Pengembangan Diri (Ekskul)
4 Pengaturan Beban Belajar
5 Ketuntasan Belajar
6 Kenaikan Kelas dan Kelulusan Peserta Didik
7 Pendidikan Kecakapan Hidup (pada Kurikulum 2006)
8 Berbasis Keunggulan lokal dan Global (pada Kurikulum 2006)
Bab IV : Kalender Pendidikan (berisi : Minggu efektif, Jam efektif, Hari Libur Keagamaan,
Hari Libur Nasional, Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester,
Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Madrasah, Ujian Nasional, Kalender Kegiatan Madrasah)
Catatan
Isi dokumen 1 k 13 bisa dilihat pada lampiran 1
Penulisan Dokumen I:
A. Halaman-halaman Pemula
Halaman-halaman pemula KTSP dokumen I mencakup halaman sampul, halaman penetapan
dan pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi. Rincian isi masing-masing halaman dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Halaman sampul memuat Judul KTSP, nama madrasah, logo madrasah, nama desa,
kecamatan, dan kabupaten, serta tahun penyusunan.
a) Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP, nama madrasah, lokasi
madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan, dan orang-orang yang menetapkan
dan mengesahkan KTSP. Contohnya lihat lampiran 02.
b) Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai penyusunan KTSP di
madrasah.
c) Daftar isi menjelaskan susunan BAB dan sub-BAB dari dokumen KTSP, termasuk
lampiran yang diperlukan
23
Kurikulum dan Pembelajaran
B. BAB I Pendahuluan
BAB I berisi pendahuluan yang memuat: latar belakang, tujuan penyusunan KTSP, dan
prinsip pengembangan KTSP yang sudah diadopsi oleh satuan pendidikan, serta konteks
masyarakat dan konteks madrasah tempat kurikulum akan diberlakukan.
1. Latar belakang memuat dasar-dasar pemikiran yang dipergunakan dalam
penyusunan KTSP yang spesifik sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.
Latar belakang berisi dasar hukum perubahan kebijakan pegembangan kurikulum
di Indonesia dan alasan-alasan lain yang logis berkaitan dengan perlunya
pengembangan KTSP.
2. Tujuan pengembangan KTSP menjelaskan maksud dan manfaat dari KTSP ini disusun
baik yang besifat langsung maupun tidak langsung.
3. Prinsip dan acuan operasional pengembangan KTSP merupakan gambaran prinsip-
prinsip, nilai-nilai, serta acuan yang dipegang oleh satuan pendidikan dan menjiwai
isi materi KTSP yang disusun. Prinsip-prinsip tersebut dapat mengadopsi dari
prinsip-prinsip umum yang ditetapkan secara nasional yang sudah disesuaikan
dengan kekhususan analisis konteks satuan pendidikan masing-masing. Konteks
menjelaskan secara garis besar kondisi sosial budaya dan geografis serta kondisi
madrasah/ madrasah untuk memberi gambaran kekhasan yang dimiliki madrasah
dan perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum.
24
Kurikulum dan Pembelajaran
Contoh Visi 2:
Generasi mandiri, berprestasi, dan berkepribadian Islami
Contoh Visi 3:
Madrasah Kebanggaan Umat”
3. Tujuan Madrasah
Tujuan madrasah menggambarkan apa yang akan dicapai madrasah dalam jangka
3-4 tahun mendatang. Contohnya adalah sebagai berikut.
25
Kurikulum dan Pembelajaran
26
Kurikulum dan Pembelajaran
Keterangan:
1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).
27
Kurikulum dan Pembelajaran
28
Kurikulum dan Pembelajaran
1. Pendidikan Agama
a. Al-Qur'an-Hadis 2 2 2
b. Akidah-Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
Jumlah 32 32 32
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Muatan Kurikulum diambil dari lampiran Standar Isi dan lampiran SKL yang berupa tujuan-
tujuan tiap mata pelajaran. Muatan kurikulum pada Kurikulum 2006 berisi komponen
berikut.
29
Kurikulum dan Pembelajaran
1. Mata Pelajaran
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah tertuang dalam Standar Isi yang dikembangkan dari kelompok mata
pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan jurusan
keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar
melalui metode dan pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi
sebagai berikut:
(i) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(ii) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(iii) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(iv) Kelompok mata pelajaran estetika
(v) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi
sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan
lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.Penulisan
di dalam dokumen KTSP mencakup uraian mata pelajaran ditambah tujuan dan
SKL tiap-tiap pelajaran.
2. Muatan Lokal
Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu yang penting harus
dikembangkan oleh satuan pendidikan adalah muatan lokal (mulok). Muatan
lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal
merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai
upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat
relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini
sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan
kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu
tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan
lokal, seperti Kaligrafi, Marawis, Bertani, Kemampuan Berpidato dengan berbagai
macam bahasa, Berternak, dsb.
Muatan lokal juga dapat dikembangkan dari hasil “analisis situasi dan kebutuhan”
dan :”penentuan aspek khusus” dalam tahapan penyusunan KTSP. Hasil telaah
tentang keadaan daerah, segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang
pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya, yang menjadi kebutuhan daerah untuk kelangsungan
30
Kurikulum dan Pembelajaran
Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan pendidikan.
Misalnya, kekhasan satuan pendidikan di lingkungan pesantren. Kekhasan pesantren
sebagai sumber pengembangan muatan lokal berkaitan dengan karakteristik
pesantren. Dalam hal ini muatan lokal dapat berupa kajian kitab kuning atau ciri
khas organisasi (Kemuhammadiyahan atau Aswaja).
31
Kurikulum dan Pembelajaran
32
Kurikulum dan Pembelajaran
Catatan:
Pada dokumen I KTSP, setiap jenis muatan lokal yang dipilih madrasah perlu dituliskan
SKL/tujuan yang dibuat sendiri oleh madrasah
3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan. Pengembangan diri juga diarahkan untuk
pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan
dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.
Satuan pendidikan bisa menyediakan beberapa wadah pengembangan diri seperti
kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan konseling, program program kurikulum
tersembunyi (hidden curriculum) yang diujudkan dalam bentuk kegiatan.
Pengembangan diri ditujukan untuk menujang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam
33
Kurikulum dan Pembelajaran
34
Kurikulum dan Pembelajaran
Selain itu, madrasah dapat juga menyusun program dan kegiatan pengembangan
35
Kurikulum dan Pembelajaran
Keterangan :
· Semua siswa kelas I, II, dan III diwajibkan mengikuti semua program ekstra kurkuler
wajib kecuali Pramuka
· Semua siswa kelas IV, V dan VI wajib mengikuti kegiatan Pengembangan diri Layanan
Konseling, Pramuka, dan Membaca Qur’an (Qiro’ah)
· Untuk siswa kelas IV, V dan VI ,selain mengikuti kegiatan pengembangan diri yang
wajib, seluruh siswa boleh memilih 1 kegiatan pengembangan diri selain yang wajib
sebagai pilihan.
· Kegiatan pengembangan diri dibina oleh praktisi Madrasah yang kompeten
dibidangnya.
· Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, serta perlu diberi
keterangan untuk para siswa yang memiliki kemampuan, prestasi, dan predikat
yang telah di capai.
36
Kurikulum dan Pembelajaran
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
37
Kurikulum dan Pembelajaran
c. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
d. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur untuk SD/MI dan SMP/MTs menggunakan sistem SKS dan
mengikuti aturan sebagai berikut.
(1) Satu SKS pada SD/ MI terdiri atas: 35 menit tatap muka, 20 menit kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
(2) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
e. Contoh jika alokasi waktu tatap muka 2 x 45 menit maka tugas mandirinya
tidak lebih dari 60 persen x 90 menit. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
f. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek dimadrasah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek diluar madrasah setara dengan
satu jam tatap muka. Untuk kegiatan praktek di madrasah A misalnya, pada
kegiatan praktikum bahasa Inggris yang berlangsung selama dua jam pelajaran
setara dengan satu jam pelajaran merupakan tatap muka, sesuai yang berlaku
pada struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah.
38
Kurikulum dan Pembelajaran
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik
mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan menggunakan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan minimal yang
harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran.
39
Kurikulum dan Pembelajaran
40
Kurikulum dan Pembelajaran
A. Maksud
Perubahan kurikulum di Indonesia pada tahun 2006 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan disempurnakan dengan Kurikulum 2013, diikuti pula dengan penguatan
dalam paradigma pembelajaran. Amanah Permendiknas No 41 Tahun 2007 sebagai payung
hukum standar proses kurikulum 2006 telah memberikan panduan tentang bagaimana
active learning dapat diimplementasikan, namun sayang pendampingan pemerintah dan
ketrampilan guru dalam meleksanakan active leraning masih kurang maksimal. Oleh karena
itu dengan lahirnya Permendikbud No 65 Tahun 2013 sebagai payung hukum standar
proses kurikulum 2013 dan perhatian pemerintah dalam mengimplementasikan Kurikulum
2013 melalui pelatihan dan pendampingan guru terdapat secercah harapan tentang
implementasi active leraning lebih baik dari pada saat Kurikulum 2006.
Penerapan active learning yang terjadi dalam proses pembelajaran selama ini lebih banyak
didominasi oleh guru (teacher center), hal tersebut seharusnya berubah menjadi proses
pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik (student center), sehingga potensi
peserta didik dapat berkembang dan menuntut aktivitas peserta didik lebih banyak (based
on activity). Dengan demikian empat pilar pendidikan yang dicanangkan UNESCO dapat
tercapai, yakni belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning
to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to life together), belajar menjadi diri
sendiri (learning to be), dan belajar seumur hidup (life long learning). Hal tersebut juga
seirama dengan misi kurikulum 2013 untuk menjadikan anak Indonesia sebagai generasi
yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif.
Selain itu, setiap anak pada dasarnya memiliki potensi untuk berkembang. Oleh karena
itu, seorang guru diharapkan dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki
setiap anak. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah mengelola pembelajaran yang
dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat dan mengekspresikan segala
potensi yang dimilikinya. Salah satu strategi yang diterapkan untuk tujuan ini adalah dengan
pembelajaran aktif (Active Learning). Pembelajaran ini merupakan pembelajaran aktif
yang menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif untuk mengalami sendiri,
menemukan, memecahkan masalah sehingga sesuai potensi mereka berkembang secara
optimal.
Pembelajaran aktif (Active Learning) memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) pembelajaran
berpusat pada peserta didik; 2) pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata; 3)
41
Kurikulum dan Pembelajaran
pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi; 4) pembelajaran melayani gaya
belajar anak yang berbeda-beda; 5) pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi
arah (peserta didik-peserta didik-guru); 6) pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai
media/ sumber belajar; 7) pembelajaran berpusat pada anak; 8) penataan lingkungan
belajar memudahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar; 9) guru memantau
proses belajar peserta didik; 10) Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.
B. Tujuan
Setelah sesi ini selesai, diharapkan peserta mampu:
a. Mengidentikasi karakteristik active learning (Kontekstual, Kooperatif, PBL, PJbL,
Inquiry-Discovery)
b. Membuat skenario pembelajaran active learning (Kontekstual, Kooperatif, PBL,
PJbL, Inquiry-Discovery)
c. Mengidentifikasi upaya memaksimalkan implementasi pembelajaran aktif
(Pengelolaan kelas-ketrampilan membuka dan menutup, ketrampilan variasi,
ketrampilan membuat pertanyaan, serta menggunakan media dan pajangan kelas)
42
Kurikulum dan Pembelajaran
E. Langkah Kegiatan
Langkah-Langkah Bahan/Sumber/
Waktu Materi Kegiatan media
10’ Pengantar Introduction Slide PPT
· trainer membuka sesi
dengan membuka salam
· trainer memberi
penjelasan latar belakang,
tujuan dan hasil belajar
pada sesi ini
45’ Active Learning Connection · Video/ modeling
(Kontekstual, · Trainer menayangkan video active learning
Kooperatif, PBL, active learning, setelah (kontekstual,
PJbL, Inquiry) tayangan video selesai kooperatif, PBL,
· Karakteristik fasiliattaor melakukan PjBL, dan Inquiry
active learning brainstorming terkait · LK 2.1
(Kontekstual, dengan isi Video
Kooperatif, PBL, Application
PJbL, Inquiry) Kegiatan 1 :
· Trainer meminta peserta
untuk mengerjakan LK
2.1 yang berisi tentang
kegiatan pengamatan
active learning di dalam
video
· Peserta
mempresentasikan hasil
identifikasinya
· Trainer memberi
penguatan
30’ · Skenario Kegiatan 2 : Contoh skenario
pembelajaran · Melalui handout 2.1, 2.2, active learning pada
active learning dan 2.3 peserta diminta inti pembelajaran
(Kontekstual, mencocokkan kegiatan Handout 2.1, 2.2, dan
Kooperatif, yang ada didalam video. 2.3
PBL, PJbL, Handout berapakah yang
Inquiry dalam sesui dengan langkah-
pendekatan langkah dalam video?
saintifik) · Peserta mempresentasikan
hasil identifikasinya
· Trainer memberi
penguatan
43
Kurikulum dan Pembelajaran
Langkah-Langkah Bahan/Sumber/
Waktu Materi Kegiatan media
60’ · Upaya Kegiatan 3 : · LK 2.2 tentang
memaksimalkan · Melalui LK 2.2 peserta ketrampilan
implementasi diminta mengidentifikasi mengajar
pembelajaran ketrampilan dasar · LK 2.3 skenario
aktif mengajar Guru dalam
(Pengelolaan Kelas
kelas- · Peserta mempresentasikan
ketrampilan hasil diskusinya
membuka
dan menutup, · Trainer memberi
keterampilan penguatan
variasi, Kegiatan 4 :
ketrampilan · Melalui LK 2.3 membuat
membuat Skenario secara
pertanyaan, berpasangan
serta · Trainer meminta peserta
menggunakan untuk memilih SK/KD
media dan atau KI/KD sesuai dengan
pajangan kelas) kesepakatan Kelas,
diupayakan tidak ada
kelompok yang sama
· Masing-masing pasangan
membuat Skenario
pembelajaran
· Perwakilan kelompok
presentasi
· Trainer memberi
penguatan
10’ Penutup Reflection Slide PPT
· Trainer menanyakan
kepada peserta mengenai
ketercapaian tujuan sesi
ini.
· Fasiliaitor memberikan
kesempatan kepada
peserta yang ingin
menyampaikan pertanyaan
atau mengungkapkan
perasaan mereka.
Extend
• Trainer meminta
membaca uraian materi
44
Kurikulum dan Pembelajaran
Faktor Kendala/
Aspek Pembelajaran Solusi
Pendukung Hambatan
Kegiatan Guru
· Guru mendorong interaksi
antar siswa.
· Guru memberikan
tugas yang menantang
dan bervariasi (diskusi,
percobaan, pemecahan
masalah dsb).
Kegiatan Siswa
· Kegiatan siswa bervariasi
termasuk kerja kooperatif,
memecahkan masalah,
percobaan dsb.
· Siswa mengungkapkan
pemikirannya sendiri secara
lisan dan tulisan.
· Siswa menggunakan media
yang bervariasi.
Lingkungan Kelas
· Siswa duduk, bekerja
dan berinteraksi dalam
kelompok.
· Ada pajangan hasil karya
siswa.
· Sumber belajar lebih
beragam (media,
lingkungan, sudut baca/
perpustakaan kelas)
Catatan Lain
45
Kurikulum dan Pembelajaran
Kurang Tidak
No Komponen Ketrampilan Terlihat Keterangan
Terlihat terlihat
1 Keterampilan Membuka
Pelajaran
2 Keterampilan Menjelaskan
3 Keterampilan Memberikan
Penguatan
4 Keterampilan Menggunakan
Media dan Alat
Pembelajaran
5 Keterampilan Menyusun
Skenario Pembelajaran
6 Keterampilan Mengadakan
Variasi
7 Keterampilan Membimbing
Diskusi
8 Keterampilan Mengelola
Kelas
9 Keterampilan Bertanya
10 Keterampilan Mengevaluasi
11 Keterampilan Menutup
Pelajaran
46
Kurikulum dan Pembelajaran
47
Kurikulum dan Pembelajaran
F. Bahan Bacaan
48
Kurikulum dan Pembelajaran
49
Kurikulum dan Pembelajaran
d. siswa bekerja dalam tim kooperatif demikian juga pada saat mendiskusikannya
dengan guru;
e. siswa mempraktekkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk
kehidupan dewasa mereka dan karir (bagaimana mengalokasikan waktu,
menjadi individu yang bertanggungjawab, keterampilan pribadi, belajar
melalui pengalaman);
f. siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
g. produk akhir siswa dalam megerjakan proyek dievaluasi
50
Kurikulum dan Pembelajaran
b. Inquiry
Inquiry artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah
fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan
sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus
dipahaminya.
Secara umum proses inquiry dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
- Merumuskan masalah
- Mengajukan hipotesis
- Mengumpulkan data
- Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
- Membuat kesimpulan
c. Bertanya (questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya
dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan
menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya akan sangat
berguna untuk:
- Menggali informasi tentang kemampuan peserta didik dalam penguasaan
materi pembelajaran.
51
Kurikulum dan Pembelajaran
e. Pemodelan (modeling)
Adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh
yang dapat ditiru oleh peserta didik. Proses modeling, tidak terbatas dari
guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan peserta didik yang dianggap
memiliki kemampuan.
f. Refleksi (reflection)
Adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan
dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar
itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif peserta didik yang pada akhirnya
akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap akhir proses
pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
“merenung” atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
Handout 2.1
53
Kurikulum dan Pembelajaran
54
Kurikulum dan Pembelajaran
Handout 2.2
Contoh skenario active learning (Project based Learning) pada inti pembelajaran
55
Kurikulum dan Pembelajaran
Handout 2.1
Contoh skenario active learning (Problem based Learning) pada inti pembelajaran
56
Kurikulum dan Pembelajaran
Handout 2.3
57
Kurikulum dan Pembelajaran
b. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan merupakan keterampilan memberikan informasi yang
diorganisasi secara sistematis kepada peserta didik. Keterampilan ini harus
dimiliki calon pendidik, karena dengan keterampilan menjelaskan yang baik
dapat membantu peserta didik memahami dengan jelas semua materi yang
dipelajari, permasalahan yang berkaitan dengan materi, melibatkan anak didik
dalam berpikir, dan mendapatkan balikan yang berkaitan dengan pemahaman
peserta didik.
Keterampilan ini hanya dapat dimiliki calon pendidik jika ia menguasai materi
dengan baik, pandai berkomunikasi lisan dengan penguasaan bahasa yang
baik dan benar, sehingga bahasa mudah dipahami dan tidak berbelit-belit, dan
piawai dalam mencari analogi atau ilustrasi terhadap konsep yang abstrak yang
akan diajarkan.
Selain itu, modal terpenting yang harus dimiliki calon pendidik agar dapat
menjelaskan dengan baik adalah vokal atau suara yang jelas dengan volume
yang memadai dan intonasi bervariasi Volume suara memegang peranan
penting dalam keberhasilan menjelaskan karena volume suara yang keras
mampu membangkitkan otak untuk merespon suara akibat perintah syaraf
yang terdapat dalam telinga.
Penelitian yang dilakukan Lynch (1989: 37) menyatakan bahwa faktor bahasa
mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam membangun konsep, seperti
bagai-mana menggunakan kata penghubung yang bersifat logis, ragam bentuk
bunyi, makna, struktur, dan konteks kata. Penelitian serupa dilakukan oleh
Beek & Louters (1991: 391) yang hasilnya dari 234 maha(siswa) menunjukkan
58
Kurikulum dan Pembelajaran
rerata skor masalah dalam menyelesaikan tes yang diberikan pengajar yang
berkaitan dengan bahasa sebesar 87% dan 84%, artinya sumber utama kesulitan
maha(siswa) dalam memahami konsep terletak pada penggunaan bahasa.
Jadi, keterampilan menjelaskan menuntut calon pendidik untuk pandai
memilih bahasa sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik dan pandai
menca-rikan jalan keluar peserta didik untuk memperjelas konsep-konsep yang
abstrak dan sulit dimengerti, misalnya dengan analogi dan ilustrasi.
59
Kurikulum dan Pembelajaran
tinggi dalam menciptakan media dan alat pembelajaran sendiri, tanpa harus
menunggu ketersediaan fasilitas. Media yang baik adalah yang tepat guna,
artinya sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan berdaya guna
dalam memotivasi peserta didik lebih keras lagi.
60
Kurikulum dan Pembelajaran
i. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan salah satu aktivitas pendidik ketika sedang mengajar.
Pertanyaan dapat berupa pertanyaan dasar maupun pertanyaan lanjut.
Pengajuan per-tanyaan oleh pendidik dimaksudkan untuk mengurangi dominasi
pendidik, mendorong keberanian peserta didik berpendapat, meningkatkan
partisipasi dan kemampuan berpikir peserta didik.
61
Kurikulum dan Pembelajaran
j. Keterampilan Mengevaluasi
Siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari
peker-jaannya. Pendidik harus mengetahui sejauhmana peserta didik telah
menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta
didik juga membutuhkan informasi tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya
dapat diketahui jika seorang pendidik melakukan evaluasi. Sebelum melakukan
evaluasi, maka guru harus melaku-kan penilaian yang didahului dengan
pengukuran.
Pengukuran hasil belajar adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya
dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar
adalah cara menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan
mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya
untuk mengambil keputusan. Jadi penilaian sudah mencakup pengukuran hasil
belajar.
Evaluasi memiliki arti yang lebih luas dari penilaian, yaitu penggunaan hasil
penilaian untuk mengambil keputusan, seperti untuk menentukan kelulusan,
penem-patan, penjurusan, dan perbaikan program. Jadi, evaluasi mencakup
penilaian sekaligus pengukuran, namun alat evaluasi sering disebut juga alat
penilaian.
Menurut Cizek (2000: 16), evaluasi adalah suatu proses penentuan nilai atau
harga dengan mempertimbangkan hasil observasi atau koleksi data yang
diperoleh. Pengertian evaluasi yang sederhana disampaikan oleh Sudiyono
(1998: 8), yaitu evaluasi dipandang sebagai kegiatan atau proses untuk
mengukur dan selanjutnya menilai sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan
sudah dapat dilaksanakan.
Seorang pendidik harus menguasai keterampilan membuat dan mengembang-
kan instrumen evaluasi/penilaian (tes maupun non tes), memilih bentuk
instrumen yang tepat, melakukan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan
memberikan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi.
62
Kurikulum dan Pembelajaran
63
Kurikulum dan Pembelajaran
sumber belajar ini didasarkan pada kompetensi, materi pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran. Seorang guru dituntut mampu memilih sumber belajar yang relevan
dalam proses pembelajaran sehingga tercipta suasana Active Learning.
64
Kurikulum dan Pembelajaran
i. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali
dengan tepat.
j. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
k. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pengajaran dalam
proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk mengerti dan
memahaminya.
66
Kurikulum dan Pembelajaran
Selanjutnya Gagne dan Briggs (dalam Asra: 2008) memberikan langkah-langkah memilih
media belajar untuk pembelajaran sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran.
2. Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domain atau tipe belajar.
3. Memilih peristiwa-peristiwa pembelajaran yang akan berlangsung.
4. Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa.
5. Mendaftar media pembelajaran yang dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam
pembelajaran.
6. Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media pembelajran yang
dipakai.
7. Menentukan media pembelajaran yang terpilih akan digunakan.
8. Menulis rasional memilih media pembelajaran tersebut.
9. Menulisakn tata cara pemakaiannya pada setiap event (peristiwa).
67
Kurikulum dan Pembelajaran
Sedangkan Hafni (1985) mengemukakan bahwa media yang akan dipilih hendaknya
memiliki karakteristik berikut.
1. Relevan dengan tujuan pembelajaran
2. Sederhana, yakni bisa menyederhanakan hal-hal yang ruwet atau sulit serta bisa
merangkum penjeIasan yang bertele-tele sehingga siswa mudah memahami pesan
yang ada dalam media tersebut.
3. Esensial, yakni sangat diperlukan untuk memperlancar pembelajaran.
4. Menarik dan menantang. Media yang dipilih hendaknya variatif sehingga dapat
menarik perhatian dan menimbulkan tantangan bagi siswa.
Di samping itu, media yang dipilih juga harus sesuai dengan karakteristik siswa,
karakteristik materi pembelajaran, terjangkau, mudah diperoleh, menjadikan
pembelajaran lebih efektif.
68
Kurikulum dan Pembelajaran
69
Kurikulum dan Pembelajaran
Penyusunan RPP
A. Maksud
Maksud sesi ini untuk menghasilkan produk berupa penyusunan RPP baik di jenjang MI
maupun MTs.
B. Tujuan
Setelah menyelesaikan sesi ini, diharapkan peserta mampu:
a) Peserta memahami alur penyusunan RPP
b) Peserta membuat RPP sesuai mapel yang diampu
c) Peserta mampu mereview RPP dengan rubrik yang disediakan
E. Langkah Kegiatan
Langkah kegiatan dalam sesi ini dilakukan dengan skenario berikut.
Langkah-Langkah Bahan/Sumber/
Waktu Materi
Kegiatan media
10 menit Pemahaman fungsi · Pengantar Contoh RPP tematik
dan komponen · tiap peserta
RPP brainstrorming
fungsi RPP dan
komponen RPP
70
Kurikulum dan Pembelajaran
Langkah-Langkah Bahan/Sumber/
Waktu Materi
Kegiatan media
60 menit Pemahaman alur · Secara berkelompok Alur penyusunan
penyusunan RPP peserta adu cepat RPP
membuat siklus
alur penyusunan
RPP dari APE, prota,
promes, silabus
· Trainer memberikan
penguatan tentang
langkah dan kriteria
RPP pembelajaran
tematik di MI dan
MTs
120 menit Mereview RPP yang · Trainer membagi · Rubrik RPP
ada peserta menjadi · Contoh RPP
beberapa tematik
kelompok. · Contoh RPP mapel
· Masing-masing · Contoh skenario
anggota kelompok
membaca RPP · · (kegiatan
Peserta menyusun pendahuluan, inti,
RPP dan penutup RPP
yang sesuai untuk
· RPP dipasang MI/ MTs
peserta saling
belanja dan saling
mengomentari
dengan rubrik RPP
· RPP diundi untuk
diwujudkan dalam
peer teaching
dan menemukan
kesalahan merevisi/
memvariasikan RPP
10 Menit · Penguatan Penguatan
· Trainer RPP MI dan
menayangkan RPP pelaksanaan
pembelajaran di pembelajaran
MI/ MTs
sesuai Kurikulum
71
Kurikulum dan Pembelajaran
F. Bahan Bacaan
Apa RPP?
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP
mencakup: (1) data madrasah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok;
(3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi;
(5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6)
langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.
Mengapa RPP?
Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana
guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya
untuk guru MTs, MA, dan MAK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu
dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara
mandiri atau secara berkelompok. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara
mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP)
di dalam suatu madrasah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala madrasah atau guru
senior yang ditunjuk oleh kepala madrasah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru
secara berkelompok melalui MGMP antarmadrasah atau antarwilayah dikoordinasikan dan
disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
72
Kurikulum dan Pembelajaran
73
Kurikulum dan Pembelajaran
74
Kurikulum dan Pembelajaran
5. struktur keilmuan;
6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. alokasi waktu.
g. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk
setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua
aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan). Tujuan yang
lengkap berisi ABCD (Audiens, Behavior, Condition, Degree)
75
Kurikulum dan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari;
c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang
akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau
tugas.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan
metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran,
yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur
untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan
pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik
menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik,
dan latihan lanjutan kepada peserta didik. ik, dan latihan lanjutan kepada peserta
didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan
sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan
data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum
menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan
menerapkannya. Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar
(learning event) yang diuraikan dalam tabel 1 di atas.
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:
76
Kurikulum dan Pembelajaran
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/
atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
77
Kurikulum dan Pembelajaran
78
Kurikulum dan Pembelajaran
Tugas Kreatif 2
1. Bacalah materi tentang komponen RPP dan langkah menyusun RPP! Secara
berkelompok berilah komentar terhadap RPP berikut!
2. Buatlah RPP berdasarkan jaring tema yang sudah dipilih! (lihat contoh pada
lampiran 2) Buatlah RPP Mts sesuai Standar Isi
3. Hasil RPP dipajang dan nilailah RPP yang dibuat dengan rubrik yang ada
4. Undilah RPP mana yang akan lebih dahulu ditampilkan dalam peer teaching!
Kelas/Semester : VIII / 1
Topik : INSTRUKSI
Pertemuan Ke- : 6
79
Kurikulum dan Pembelajaran
A. Kompetensi Dasar :
2.0 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar komunikasi Internasional.
1.1 Menunjukan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi
antar pribadi dengan guru dan teman.
1.2 Menunjukan jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.3 Menghargai perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai,
dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
3.3 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan fungsi
sosial dari ungkapan memberi instruksi, mengajak, melarang, minta ijin, serta
cara responsnya, sesuai dengan konteks penggunaannya
3.3 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk menyatakan, menanyakan,
dan merespon ungkapan memberi instruksi, mengajak, melarang, dan minta
ijin, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
C. Tujuan pembelajaran :
Siswa trampil memahami menyatakan dan menanyakan teks lesan dan tulis untuk
(a) memberi instruksi (b) melarang serta responya untuk menjaga hubungan
interpersonal dengan guru dan teman, menggunakan ungkapan struktur teks
yang runtut dengan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks, secara jujur
disiplin percaya diri dan bertanggungjawab peduli kerjasama dan cinta damai (siksp,
pengetahuan, ketrampilan)
D. Materi ajar :
ungkapan-ungkapan sederhana untuk menyatakan, menanyakan, dan merespon
ungkapan memberi instruksi dan melarang dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
F Kegiatan Pembelajaran :
Tahapan
Kegiatan
Pembelajaran
Pendahuluan Berdoa, salam, presensi
Bertanya jawab tentang instruksi dalam kehidupan dan
pengalaman siswa membuat instruksi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
80
Kurikulum dan Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan
Pembelajaran
81
Kurikulum dan Pembelajaran
82
Kurikulum dan Pembelajaran
b. Prosedurpenilaian
Skoremaksimal: 30
Final score =
- Kunci dan Pedoman penskoran
- Tugas
Penilaian Sikap
Aspek Rincian
Kejujuran A= semua tugas tidak ada yang mencontek
B = ada sebagian tugas mencontek dari sumber lain tetapi tidak
dicantumkan sumbernya
C = sebagian mencontek teman
D = sebagian besar tugas mencontek
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru
83
Kurikulum dan Pembelajaran
B. Kompetensi Dasar
IPS
3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa
praaksara, Hindu Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan
pendidikan
4.2
Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan manusia, perubahan dan
keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Budha, Islam dalam aspek
pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan
Matematika
3.7 Menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
4.2 Menyatakan pecahan ke bentuk desimal dan persen
Bahasa Indonesia
3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
C. Indikator
IPS
• Menemukan hubungan perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada kehidupan
di masa sekarang.
• Mengomunikasikan hubungan perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada
kehidupan di masa sekarang.
Matematika
• Mengenal konsep penjumlahan dan pengurangan desimal
• Mengaplikasikan operasi penjumlahan dan pengurangan decimal
84
Kurikulum dan Pembelajaran
Bahasa Indonesia
• Mengulas bacaan tentang Mahapatih Gajah Mada menggunakan kosa kata baku
• Menemukan informasi penting tentang Mahapatih Gajah Mada
D. Tujuan Pembelajaran
· .Setelah kegiatan membaca teks lini masa, siswa mampu menemuka informasi
penting tentang perjuangan Mahapatih Gajah Mada.
· Setelah kegiatan membaca teks lini masa, siswa mampu menceritakan kembali
informasi dalam bentuk tulisan mengenai Gajah Mada menggunakan kosakata
baku dengan tepat.
· Setelah kegiatan membaca teks lini masa, siswa mampu menemukan hubungan
perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada kehidupan di masa sekarang.
· Setelah kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu mengomunikasikan hubungan
perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada kehidupan di masa sekarang.
· Setelah kegiatan berekplorasi, siswa mampu mengenal konsep penjumlahan dan
pengurangan desimal dengan benar.
· Setelah kegiatan berekplorasi, siswa mampu mengaplikasikan oprasi penjumlahan
dan pengurangan dengan benar.
E. Materi Ajar
1. Perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada kehidupan di masa sekarang.
2. Konsep penjumlahan dan pengurangan desimal
3. Operasi penjumlahan dan pengurangan decimal
4. Kosa kata baku dalam cerita Mahapatih Gajah Mada menggunakan
5. Informasi penting tentang Mahapatih Gajah Mada
F. Pendekatan/Strategi/Metode
Pendekatan:Saintifik (Scientific).
Metode: Diskusi (Discussion).dan Percobaan (Experiment).
85
Kurikulum dan Pembelajaran
G. Kegiatan Pembelajaran
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan · Guru mengajak berdoa sambil membaca sholawat. 10 menit
· Mengecek kehadiran peserta didik
· Guru menunjukkan peraga bendera merah putih (siswa
mengamati) sambil ditayangkan alat slide pertempuran 10
nopember (pidato bung Tomo)
· Guru Mengajak siswa menyanyikan lagu syukur
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
tersebut dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari, yaitu
Perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada kehidupan
di masa sekarang, Konsep penjumlahan dan pengurangan
decimal, Operasi penjumlahan dan pengurangan decimal,
Kosa kata baku dalam cerita Mahapatih Gajah Mada meng-
gunakan, Informasi penting tentang Mahapatih Gajah Mada
Inti · Siswa mengamati gambar peta wilayah kekuasaan 40 menit
Majapahit dengan gambar Hayam Wuruk, Patih Gajah
Mada, dan candi Penataran.( Buku siswa hal. 17 )
· Siswa dibagi dalam kelompok kecil beranggotakan 3-4
orang.
· Siswa diajak keluar kelas untuk mengamati 4 stan yang
sudah disiapkan (peta Indonesia saat ini, peta wilayah
kekuasaan Mojopahit, gambar Hayam Wuruk dan Gajah
Mada, dan candi peninggalan Mojopahit)
· Peserta didik mencermati gambar, kemudian diminta
menyampaikan pendapat dan perasaannya setelah
melihat gambar tersebut.
· Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil untuk
menemukan hubungan antar gambar tersebut, yaitu
tokoh-tokoh kerajaan, wilayah pemerintahan, dan
peninggalan bersejarah.
· Siswa membaca teks tentang perjuangan Mahapatih
Gajah Mada. (Buku siswa hal. 18)
· Guru dapat menunjuk satu siswa untuk membaca
beberapa kalimat dengan keras dan dengan pengucapan
yang jelas. Siswa lain menyimak, kemudian melanjutkan
kalimat-kalimat berikutnya.
· Guru dapat menggiring pemahaman siswa akan isi teks
bacaan dengan meminta siswa menceritakan kembali
isi bacaan secara bergantian dan juga dengan beberapa
pertanyaan pendukung ( Buku guru hal. 24)
86
Kurikulum dan Pembelajaran
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
· Guru meminta siswa menceritakan kembali tentang
perjuangan Gajah Mada dalam bentuk tulisan berdasarkan
teks bacaan dalam lini masa.
· Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil, menjawab
lima pertanyaan tentang perjuangan Mahapatih Gajah
Mada yang ada di buku siswa.(Hal. 19)
· Siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang ada.
· Siswa mempresentasikan jawaban pertanyaan hasil
diskusi di depan kelompok lain menanggapinya.
· Siswa membaca senyap teks pendek yang berisi informasi
tentang candi Penataran dan candi lain
· Siswa mengurutkan tinggi candi dari yang terpendek
sampai yang tertinggi
· Guru menerangkan tentang prinsip nilai tempat sebuah
bilangan decimal
· Siswa diminta mengurangkan ukuran candi-candi, hasilnya
dipresentasikan
Penutup · Dengan bantuan guru siswa menyampaikan kembali hal- 15 menit
hal yang sudah dipelajari
· Guru memberikan tugas kepada siswa (buku siswa hal.
23)
· Pembelajaran diakhiri dengan bernyanyi lagu benderaku
dan ditutup dengan doa oleh perwakilan siswa guru
menyampaikan salam
H. Penilaian.
Penilaian Sikap:
Belun Mulai Mulai
No Sikap Membudaya Keterangan
terlihat terlihat berkembang
1 Cibta tanah
air
2 Kerja sama
3 Teliti
87
Kurikulum dan Pembelajaran
Penilaian Pemahaman:
2. Rubrik Diskusi
88
Kurikulum dan Pembelajaran
Aspek
Nama Peserta Jumlah
No. Penampilan Sistematika Penguasaan Nilai
Didik Skor
(gesture) penyampaian Materi
Keterangan Skor :
Skor perolehan
Nilai = ------------------------------- X 100
Skor Maksimal (9)
3. Penilaian Pengetahuan
89
Kurikulum dan Pembelajaran
90
Kurikulum dan Pembelajaran
A. Maksud
Setelah mendapatkan materi di sesi-sesi sebelumnya, guru perlu untuk mempraktikkan
dan mendemonstrasikan hasil pembelajarannya. Salah satu cara yang efektif untuk hal ini
adalah peer teaching.
Microteaching adalah seperti laboratorium dimana guru-guru dapat praktik mengembangkan
dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam skala kecil sementara rekan kerjanya
mengamati. Setelah itu akan ada evaluasi dan diskusi dimana semua peserta mempunyai
kesempatan untuk memberikan umpan balik dan saran.
Dalam microteaching, guru dimungkinkan untuk mendapatkan feedback dari peserta dalam
membantu kita mengenali kekuatan dan kelemahan sebagai guru, sehingga kita dapat
mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu dikuatkan dan diperbaiki.
Pada sesi ini di dalam kolompok-kelompok kecil peserta akan bertugas sebagai pelajar
dewasa dalam program pelatihan dan kemudian memberikan dan menerima umpan balik
terhadap penampilan masing-masing peserta.
B. Tujuan
Setelah sesi ini selesai, diharapkan peserta mampu:
a. mempraktikkan pembuatan media dan alat pendukung mengajar (LKS dan bahan ajar
sesuai RPP yang dibuat)
b. mempraktikkan active learning secara peerteaching atau realteaching
91
Kurikulum dan Pembelajaran
· Contoh LK Inovatif
· Handout 4.1
E. Langkah Kegiatan
Waktu Materi Langkah-Langkah Kegiatan Bahan/Sumber/ media
92
Kurikulum dan Pembelajaran
· Kemudian pertanyaan
tersebut di masukkan
dalam LK
· LK yang baik adalah LK
yang mengandung unsur
konteks, pertanyaan dan
printah
· LK yang baik akan
menghasilkan media
pajang kelas anak
45 RPP Kegiatan 2 : Merevisi RPP Rubrik RPP
Memperbaiki RPP hasil sesi
3 dengan memasukkan
unsur LK
270’ Praktikkan active Kegiatan 3 Praktik mengajar Rubrik Pelaksanaan
leaning secara dan peer assessment Pembelajaran
peerteaching / · Peserta melakukan peer Dalam handout 4.1
realteaching teaching (tematik dan
mata pelajaran)
· Saling menilai dengan
format
· Penguatan
10’ Penutup Reflection Slide PPT
Peserta meringkas
pembelajaran dari sesi,
menjawab pertanyaan, dan
menuliskannya ke dalam
jurnal refleksi pembelajaran
mereka.
Peserta menuliskan dalam
Jurnal Refleksi Belajar
mereka tentang: Apa
kekuatan mereka sebagai
seorang guru dan Apa yang
mereka perlu perbaiki.
Extend
Peserta diminta untuk
melakukan RTL
93
Kurikulum dan Pembelajaran
F. Bahan Bacaan
Handout untuk Peserta 4.1
Energizer
Energizer
Peraturan dalam Memberikan dan Menerima Pendapat
Awali reaksi Anda dengan “Saya” dan bukan “Anda”
Anda tidak tahu bagaimana orang akan bereaksi jadi buatlah hal ini jadi pribadi buat
Anda bukan mereka.
Saya menghargai cara anda menjelaskan kegiatan itu karena…..
Saya menyukai kegiatan ini, hal ini menarik karena …….
Anda membuat saya bingung ketika Anda mengatakan…….
Pertama focus pada tingkah laku presentasi dan bukan khaakter pribadi
Saya ingin memiliki beberapa lagi lensa kontak mata
Adalah jelas Anda tidak tertarik pada kami sebagai mana Anda tidak pernah melihat
pada kami
94
Kurikulum dan Pembelajaran
IDENTITAS PESERTA
1. Nama (lengkap dengan gelar akademik) : ________________________
2. Nomor Peserta : ________________________
.
3. Pangkat/Golongan : ________________________
4. Jenis Kelamin : L/P*)___________________
5. Tempat, tgl lahir : ________________________
6. Pendidikan Terakhir : ________________________
7. Akta Mengajar : Memiliki/Tidak Memiliki*)
8. Sekolah Tempat Tugas ________________________
95
Kurikulum dan Pembelajaran
1) Nama : ________________________
2) Alamat Sekolah : ________________________
________________________
3) Kecamatan : ________________________
4) Kabupaten/ Kota : ________________________
5) Provinsi : ________________________
6) No. Telp. Sekolah : ________________________
7) Alamat e-mail : ________________________
8) Nomor Statistik Sekolah : ________________________
10. Mata Pelajaran/ Guru Kelas SD : ________________________
11. Beban Mengajar per Minggu : __________________Jam_
96
Kurikulum dan Pembelajaran
97
Kurikulum dan Pembelajaran
98
Kurikulum dan Pembelajaran
............................., ………..2014
Observer,
( --------------------------------)
RUBRIK
PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Langkah Kegiatan
1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda
terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran!
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran!
3. Hitung jumlah nilai YA dan TIDAK !
4. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini!
99
Kurikulum dan Pembelajaran
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < A≤ 100
Baik (B) 75< B ≤ 90
Cukup (C) 60< C ≤ 75
Kurang (K) ≤ 60
100
Kurikulum dan Pembelajaran
Komponen Rencana
No. Hasil Penelaahan dan Skor
Pelaksanaan Pembelajaran Catatan
1 2 3
1. Kesesuaian dengan proses dan
hasil belajar yang diharapkan
dicapai.
2. Kesesuaian dengan kompetensi
dasar.
Tidak Sesuai Sesuai
D. Pemilihan Materi Ajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik.
3. Kesesuaian dengan alokasi
waktu.
Tidak Sesuai Sesuai
E. Pemilihan Sumber Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan KI dan KD.
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran dan pendekatan
scientific.
3. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik.
Tidak Sesuai Sesuai
F. Pemilihan Media Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran dan pendekatan
scientific.
3. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik.
Tidak Sesuai Sesuai
G. Model Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran.
2. Kesesuaian dengan pendekatan
Scientific.
Tidak Sesuai Sesuai
H. Skenario Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
101
Kurikulum dan Pembelajaran
Komponen Rencana
No. Hasil Penelaahan dan Skor
Pelaksanaan Pembelajaran Catatan
1 2 3
1. Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas.
2. Kesesuaian kegiatan dengan
pendekatan scientific.
3. Kesesuaian penyajian dengan
sistematika materi.
4. Kesesuaian alokasi waktu
dengan cakupan materi.
Tidak Sesuai Sesuai
I. Penilaian
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan teknik dan
bentuk penilaian autentik.
2. Kesesuaian dengan dengan
indikator pencapaian
kompetensi.
3. Kesesuaian kunci jawaban
dengan soal.
4. Kesesuaian pedoman penskoran
dengan soal.
Jumlah
102
Kurikulum dan Pembelajaran
RUBRIK
PENILAIAN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RUBRIK PENILAIAN
Rubrik penilaian RPP digunakan observer untuk menilai RPP praktikan yang digunakan
selama peerteaching.
Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!
2. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada
kolom pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP
tersebut!
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!
4. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!
5. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus berikut ini!
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < A ≤ 100
Baik (B) 75< B ≤ 90
Cukup (C) 60< C ≤ 75
Kurang (K) ≤ 60
(.................................................)
103
Kurikulum dan Pembelajaran
104
Kurikulum dan Pembelajaran
105
Kurikulum dan Pembelajaran
106
Kurikulum dan Pembelajaran
107
Kurikulum dan Pembelajaran
Nama:
Petunjuk:
1. Baca bismillah dan berdoa terlebih dahulu
2. Bacalah soal dengan seksama dan pilihlah jawaban yang paling tepat dengan
memberikan tanda silang (X) langsung pada lembar soal
3. Test ini bersifat mandiri, tidak diperkenankan bekerjasama
4. Alokasi waktu untuk mengerjakan test ini selama 20 menit
108
Kurikulum dan Pembelajaran
11. Pendekatan tematik merupakan pembelajaran untuk mengadakan hubungan yang erat
dan serasi antara
A. Berbagai tujuan yang akan dicapai pada setiap mata pelajaran yang berbeda
B. Berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar
C. Berbagai kepentingan antara peserta didik dengan para pendidik
D. Berbagai problem yang dihadapi peserta didik sehingga dapat dipecahkan
12. Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan peserta didik tidak
harus diberi latihan hafalan berulang-ulang, tetapi ia belajar melalui…
A. Pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
dipahami
B. Pengalaman tidak langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
sudah dipahami
110
Kurikulum dan Pembelajaran
13. Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai
informasi secara…
A. Langsung, cepat dan terpercaya
B. Benar, pasti dan menyeluruh
C. Berkala, berkesinambungan dan menyeluruh
D. Benar, cepat dan terpercaya
15. Peserta didik belajar dengan cara didorong untuk menemukan dan mengkonstruksimateri
yang sedang dipelajari melalui diskusi, observasi atau percobaan, dengan cara ituilmu
pengetahuan dalam diri peserta didik akan terbentuk. Proses tersebut merupakansalah
satu pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yaitu pendekatan…
A. Kerjasama
B. Konstruktivisme
C. Ketergantungan Positif
D. Belajar Aktif
16. Dalam tugas kelompok yang diberikan oleh guru, setiap peserta didik diharapkan bekerja
sesuai dengan tugas yang telah dibagi dalam kelompoknya. Hal tersebut membuat
peserta didik belajar bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya. Proses
tersebut merupakan salah satu prinsip pembelajaran kooperatif….
A. Tanggung jawab individu
B. Ketergantungan positif
C. Otonomi kelompok
D. Kemampuan kerjasama
111
Kurikulum dan Pembelajaran
17. Dalam kelompok peserta didik harus dapat membuat semua anggota bekerja, tidak
ada dominasi pengerjaan tugas oleh satu orang serta mampu mengelola waktu yang
tepat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal tersebut merupakan salah
satu keterampilan dalam pembelajaran kooperatif yaitu;
A. Keterampilan sosial
B. Keterampilan berkomunikasi
C. Keterampilan berbagi
D. Keterampilan bekerjasama
18. Peserta didik mampu membangun dan menjaga kepercayaan, terbuka untuk menerima
dan member pendapat serta menjaga kepercayaan, terbuka untuk menerima pendapat
serta ide-idenya, mau berbagi informasi dan sumber, serta mau member dukungan pada
orang lain dengan tulus. Hal tersebut merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
kooperatif, yaitu pendekatan…
A. Pendekatan kooperatif
B. Pendekatan belajar aktif
C. Pendekatan komunikasi
D. Pendekatan konstruktif
19. Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat dan
idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan
hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok. Proses tersebut merupakan salah
satu pendekatan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu prinsip…
A. Heterogen
B. Konstruksivisme
C. Kerjasama
D. Belajar Aktif
112
Kurikulum dan Pembelajaran
Kunci Jawaban
1. A Standar pengelolaan
2. D Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian
5. D mengkomunikasikan (communicating).
7. B Observasi
11. B Berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar
14. D Kompetensi dasar dan indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat
pada tema tersebut
15. B Konstruktivisme
113
Kurikulum dan Pembelajaran
B implementasi sudah baik, tetapi perlu ditingkatkan dalam beberapa bidang – lihat
komentar
good implementation but can be improved in some areas – see comments
C cukup baik, tetapi membutuhkan peningkatan pada banyak bidang – lihat komentar
reasonably good but needs to be improved in many areas – see comments
114
Administrasi Akreditasi madrasah
Topik A B C D Komentar
Pelatihan adalah partisipatif, sebagai contoh: (Training was participatory, for example)
1. peserta didorong untuk mengajukan pertanyaan dan penyedia pelatihan (TP) dengan tepat menang-
gapi pertanyaan / isu yang dikemukakan
(participants were encouraged to ask questions and trainer appropriately addressed questions /
issues raised
2. peserta diberikan kesempatan untuk memberikan masukan berdasarkan pengalaman mereka sendiri
participants were given opportunities to provide input based on their own experiences
Metodologi penyampaian didasarkan pada prinsip pembelajaran orang dewasa, sebagai contoh: (Delivery
methodologies were based on adult learning principles, for example)
3. beberapa metode penyampaian digunakan termasuk ceramah, kerja kelompok dan individu, sesi
tanya jawab, dsb.
a range of delivery methods were used including lecture, individual and group work, question /
answer sessions etc
4. contoh-contoh dan studi kasus digunakan untuk mengilustrasikan dan menerapkan inti pembelajaran
ke tempat kerja peserta
examples and case studies were used to illustrate and apply points to participants’ workplaces
6. pelatihan melibatkan penggunaan prinsip Action Learning, seperti waktu disediakan untuk refleksi
dan revisi
training involved the use of Action Learning principles, i.e. time was given for reflection and revision
Materi pelatihan digunakan dengan tepat, sebagai contoh (Course materials were used appropriate, for
example)
7. materi pelatihan dipresentasikan dengan baik, mudah untuk dibaca, diurutkan dengan baik dan
mudah untuk disimpan
materials were well presented, easy to read, well collated and easily stored
115
Administrasi Akreditasi madrasah
Topik A B C D Komentar
8. beberapa jenis materi pelatihan digunakan termasuk overheads dan hand outs, dsb
a range of materials types were used including overheads, handouts, etc
10. materi pelatihan didistribusikan pada waktu dan dengan cara yang tepat
materials were distributed at appropriate times and in appropriate ways
11. materi telah dikontekstualkan untuk menampung kebutuhan kelompok peserta, misalnya, studi kasus
dan / atau contoh-contoh yang diberikan cocok dengan lingkungan kerja peserta
materials had been contextualised to cover the specific requirements of the group of participants, e.g.
case studies and / or examples given were appropriate to participants’ work environments
Penerjemah melakukan tugasnya dengan baik, yaitu penggabungan yang baik antara penerjemahan
katagabungan yang baik antara terjemahan kata per kata dan / atau nerjemahan paraphrasing oleh
para penerjemah
Interpreter(s) was used appropriately , that is, appropriate mix of verbatim translation and / or
paraphrasing by interpreters
Pelatih dan atau penerjemah memeriksa pemahaman peserta pelatihan mengenai konsep dan isi
pelatihan secara berkesinambungan.
The trainer and / or interpreter continuously checked participants’ understanding of concepts and
content
116
Administrasi Akreditasi madrasah
Topik A B C D Komentar
Pelatih berhubungan dengan peserta secara langsung dan sering melakukan kontak mata dengan
peserta, dsb
Trainer addressed participants directly and made eye contact with participants frequently, etc
Pelatihan yang disajikan sesuai dengan yang diharapkan dari spesifikasi pelatihan dan Partner Agency,
sebagai contoh: (Training as presented met the requirements of the course specification and the Partner
Agency, for example:)
12. Keseluruhan tujuan pelatihan didiskusikan dengan peserta dan isi pelatihan diadaptasi sesuai
kebutuhan yang disampaikan
overall course objectives were discussed with participants
13. tujuan pada setiap sesi dikemukakan dengan jelas dan pencapaian tujuan diperiksa pada waktu yang
tepat (misalnya pada akhir setiap sesi)
objectives for learning unit were clearly stated and achievement of objectives checked at appropriate
times (e.g. at the end of each session)
14. Pengawas,mentor dan pembicara tamu menjalankan tugas dengan baik untuk mendukung dan / atau
melengkapi isi pelatihan.
supervisors, mentors and guest speakers were used appropriately to support and / or supplement the
course content
15. kegiatan-kegiatan yang digunakan cocok dengan tujuan yang akan dicapai
activities used were appropriate to the objectives to be met
Only complete this section if Action Plans are being used to support the training.
Sesi di bawah ini dilengkapi, jika Rencana Aksi digunakan untuk mendukung pelatihan
Rencana Aksi (Action Plans) dipresentasikan sebagai bagian dari pelatihan secara keseluruhan, sebagai
contoh: (Action Plans were appropriately presented as part of the overall course content, for example: )
16. pengertian rencana aksi dan proforma SMART diterangkan kepada peserta dengan rinci dan jelas oleh
pelatih (mereka sendiri dan / atau didukung oleh presentasi dari mentor)
the meaning of action plans and the SMART proforma were clearly and concisely explained to
participants by the trainer (themselves and / or in support of presentations made by mentors
117
Administrasi Akreditasi madrasah
Topik A B C D Komentar
17. Pelatih mengintegrasikan rencana aksi kedalam materi pelatihan dan kegiatan, pelatih
mengindikasikan kepada peserta bagaimana informasi / kegiatan tertentu dapat mendukung
pengembangan rencana aksi peserta
trainer integrated action plans into course content and activities, that is, trainer indicated to
participants how certain information / activities could support the development of their action plans
18. Pelatih mendukung peserta baik perorangan atau kelompok dalam penentuan dan penyelesaian isi
rencana aksi mereka
trainer supported individual or groups of participants in identifying and completing their action plan
content
Isu-isu sekitar gender dengan tepat dipresentasikan sebagai bagian dari isi pelatihan secara keseluruhan,
sebagai contoh: (Issues surrounding gender were appropriately presented as part of the overall course
content, for example)
19. prinsip-prinsip kesetaraan gender (gender equity) secara tepat dipresentasikan dan diterangkan
kepada peserta
the principles of social inclusion were appropriately presented and explained to participants
20. Pelatih mengintegrasikan isu-isu kesetaraan gender dan kesetaraan lainnya ke dalam topik-topik
utama isi pelatihan
the trainer integrated social inclusion issues into the mainstream topics of the course
21. Pelatih membantu peserta untuk menghargai isu-isu gender dalam identifikasi rencana aksi mereka,
dan mengidentifikasi strategi-strategi untuk mengakomodir respon-respon gender tersebut ke dalam
rencana aksi mereka
the trainer assisted participants to recognise social inclusion issues in the identification of their action
plans, and to identify strategies for incorporating responses into their action plans
Pengetahuan dan latar belakang para pelatih (Knowledge and background of trainers)
Para pelatih yang mempresentasikan materimendemonstrasikan pengetahuan teknis mutahir yang mema-
dai tentang topik yang dibahas (The trainers presenting materials demonstrated up to date and appropri-
ate technical knowledge of the topics to be covered)
118
Administrasi Akreditasi madrasah
Topik A B C D Komentar
22. Studi kasud dan materi lainnya yang disampaikan oleh pelatih mendemonstrasikan suatu pemahaman
tentang konteks Indonesia, dan juga pemahaman tren-tren global
case studies and other materials presented by trainers demonstrated an understanding of the
Indonesian context, as well as knowledge of global trends where appropriate
23. Para pelatih kelihatan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta dan dapat menjawab isu-isu
yang dikemukakan oleh peserta
trainers appeared able to answer participants questions and to deal with issues raised by participants
Pelatihan diimplementasikan dengan lancar dan tanpa kejadian penting, sebagai contoh: (Course was
implemented smoothly and without major incident, for example: )
24. pelatih menyediakan atau memastikan akses terhadap peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan
trainer provided supplied or ensured access to necessary equipment and facilities
25. Pelatih menyiapkan fasilitas pelatihan dengan cara yang tepat dan menyenangkan
trainer set up training facilities in appropriate and comfortable way
26. Pelatih menangani semua isu-isu logistik yang muncul secara efektif dengan secepatnya (dengan
memberitahukan dan meminta bantuan mentor dan / atau panitia lokal dengan tepat)
trainer dealt effectively with any logistical issues which arose in a timely fashion (while appropriately
notifying and seeking assistance from coordinators)
Tempat pelatihan sesuai untuk digunakan sebagai sarana pelatihan yang efektif(Venue is appropriate to
the delivery of effective training )
27. lokasi mudah dijangkau oleh peserta dan para pelatih– location is easy for participants and training
team to reach
28. ruangan pelatihan dalam kondisi yang baik (misal : pencahayaan alami atau selalu memerlukan aliran
listrik, kebersihan dinding ruangan dll.) - condition of rooms is appropriate to training, e.g. natural /
electric lighting is good, walls etc in good condition, etc
29. ruangan pelatihan memiliki tata letak yang cukup dan fleksibel untuk digunakan oleh grup diskusi
besar maupun kecil - room has sufficient space and flexibility in layout e.g. rooms for large or small
group work are available
119
Administrasi Akreditasi madrasah
Topik A B C D Komentar
30. tingkat kebisingan yang dapat ditoleransi - noise levels in the facility are acceptable
31. alat-alat kelengkapan ruangan / furniture sesuai untuk digunakan dalam kegiatan pelatihan (misal
: sesuai untuk kegiatan interaktif grup kecil dan besar)furniture is appropriate to training to be
delivered e.g. appropriate to interactive small and large group work
32. pendingin ruangan tersedia dan berfungsi dengan baik - a functioning airconditioner exists and can be
utilized
33. terdapat fasilitas tambahan seperti white board, layer, flip chart, sound system dll - additional
facilities are available e.g. white board, screens, flip charts, sound system etc
34. adanya jaminan pasokan listrik akan selalu tersedia (bila lampu padam, tersedia generator) -
electricity supply is reasonably consistent and / or alternative electricity source e.g. generator
available
35. adanya fasilitas penyediaan makanan (catering) yang layak, baik dari intern ataupun dari luar -
facilities to provide food or for outside caterers to set up food service are available
Hubungan antara pelatih dengan peserta (Relationships between trainers and participants)
Adanya bukti bahwa pembinaan hubungan baik terjadi antara pelatih dan peserta terbina, sebagai berikut:
(There is evidence that a good rapport exists between the trainers and participants as follows: )
36. Pelatih berinteraksi dengan ramah dan dengan cara yang tepat selama pelatihan berlangsung, dan
pada waktu istirahat (misalnya, para pelatih berbaur dengan peserta waktu istirahat, peserta kelihatan
merasa leluasa dengan para pelatih)
trainer interacts in a friendly but appropriate manner with participants during delivery and in break
times (e.g. trainers mix with participants during breaks, participants appear at ease with trainers)
37. Pelatih menghargai dan menunjukkan hubungan yang setara dalam berinteraksi dengan peserta
pelatihan, baik para mentor, anggota panitia penyelenggara atau anggota pelatih mereka sendiri yang
berasal dari Indonesia
trainers demonstrates respect and a collegial approach in their interactions with participants etc
120
Kurikulum dan Pembelajaran
Kami mohon anda dapat menyisihkan waktu beberapa saat untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan penting mengenai kursus yang telah diikuti. Berikan pendapat anda sebenarnya
terhadap pertanyaan-pertanyaan di bawah, mohon tidak terpengaruh oleh pendapat
peserta lainnya.
NamaPelatihan:
LokasiPelatihan : Tanggal﹎﹎ / ﹎﹎ / ﹎﹎﹎
BERILAH TANDA TICK (a) PADA KOTAK YANG DIANGGAP PALING SESUAI DENGAN
PENDAPAT ANDA. TANDA TICK DIBERIKAN HANYA PADA SATU KOTAK PADA SETIAP
PERTANYAAN.
1. Bagaimana anda menilai kesesuaian isi pelatihan ini dengan pekerjaan anda?
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
3. Bagaimana anda menilai kualitas materi pelatihan yang disediakan dalam pelatihan
ini?
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
121
Kurikulum dan Pembelajaran
8. Menurut pendapat anda, perubahan – perubahan apa saja yang perlu dilakukan agar
pelatihan ini lebih baik ?
9. Jelaskan dengan singkat rencana apa yang akan anda lakukan ditempat kerja anda
setelah mengikuti pelatihan ini.
10b. Jika ya, jelaskan masalah atau kesulitan bahasa yang anda alami?
122
Kurikulum dan Pembelajaran
Lampiran 1
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Landasan
D. Prinsip Pengembangan
II. VISI, MISI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A. Visi, Misi, dan Tujuan
B. Tujuan Pendidikan Dasar
III. MUATAN KURIKULUM
A. Muatan Nasional
B. Muatan Lokal
IV. BEBAN BELAJAR
V. KALENDER PENDIDIKAN
VI. PENUTUP
LAMPIRAN
Dokumen 2: Silabus semua mata pelajaran, silabus mulok
Dokumen 3:
Rencana Pelaksanaan Pembelajar (RPP)
Panduan Program ekskul
123
Kurikulum dan Pembelajaran
I. PENDAHULUAN
A. Rasional
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat
(2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Juga pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
(a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e)
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan
(j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Terkait dengan pembangunan pendidikan,
masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah.
Begitu pula halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan
dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 ayat tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 38 Ayat (2)
mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite madrasahdi bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota
untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Kewenangan madrasah/ madrasah
dalam menyusun kurikulum memungkinkan madrasah/ madrasah menyesuaikan dengan
tuntutan kebutuhan siswa,keadaan madrasah,dan kondisi daerah. Dengan demikian,daerah
dan atau madrasah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-
hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai
keberhasilan belajar mengajar. Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan b a h w a
kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan
penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan
potensi yang ada di daerah tertentu serta peserta didik. Selain itu, kurikulum dikembangkan
dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 beberapa hal berubah dan MIN Tempel perlu
menyusun Dokumen 1 Kurikulum MIN Tempel berdasarkan peraturan dalam Kurikulum
2013. Hal ini diperlukan sebagai pedoman operasional semua warga madrasah dalam
mencapai tujuan pendidikan yang akan dicapai MIN Tempel.
124
Kurikulum dan Pembelajaran
B. Landasan Hukum
Pengembangan dokumen 1 Kurikulum MIN Tempel ini mengacu pada peraturan berikut.
1. Undang-undang Dasar 1945
2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
3. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Permendikbud Nomor 61 2014 tentang KTSP
5. Permendikbud Nomor 57 2014 tentang Kurikulum Sekolah Dasar/ MI
6. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal
7. PMA Nomor ... tentang KI-KD Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab
125
Kurikulum dan Pembelajaran
126
Kurikulum dan Pembelajaran
ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa
lain.
12. Kesetaraan Jender Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku
yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan ciri khas satuan pendidikan.
127
Kurikulum dan Pembelajaran
A. Muatan Nasional
Pada Kurikulum 2013 kompetensi dasar mata pelajaran berfungsi untuk membentuk
Kompetensi Inti. Kedudukan SKL, KI, dan KD mata pelajaran pada Kurikulum MIN Tempel
mengikuti Permendikbud 54 Tahun 2013, 67 Tahun 2013 serta Permenang No. Tahun 2013.
Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti juga
memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah
sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan
nasional membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang
terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan
melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah
mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber
kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas
tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada
jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus mengacu pada Kompetensi Inti yang telah
dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas
tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti. Kompetensi Inti akan
menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat dikontribusikannya dalam membentuk
kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi Inti
adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari
tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.
Muatan nasional dalam Kurikulum Madrasah Tempel mengikuti Permendikbud nomor 67
Tahun 2013 dan Permenag Tahun 2013. Muatan nasional, muatan lokal, muatan kekhasan
madrasah, dan ekstrakurikuler dirancang untuk mencapai SKL pada Permendikbud nomor
54 Tahun 2013. Kompetensi Inti yang akan dicapai dipaparkan berikut.
128
Kurikulum dan Pembelajaran
KOMPETENSI INTI KELAS I KOMPETENSI INTI KELAS II KOMPETENSI INTI KELAS III
129
Kurikulum dan Pembelajaran
130
Kurikulum dan Pembelajaran
Keterangan:
• Pembelajaran mata pelajaran umum (selain agama) dilakukan dengan tematik
terpadu
• Di MIN Tempel Bahasa Daerah sebagai muatan lokal diajarkan terpisah dengan
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dengan menambah jam.
• Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
• Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler yang diatur pada lampiran dokumen
1 berupa panduan kegiatan ekstra kurikuler pada lampiran
131
Kurikulum dan Pembelajaran
Budaya dan Prakarya atau dilaksanakan terpisah. Di MIN Tempel muatan lokal dilaksanakan
secara terpisah dengan menambahkan jam pelajaran. Pada Permendikbud 67 2013 jam
pelajaran Prakarya 3 dan Seni budaya 3 jam. Pada Kurikulum Tempel ditambahkan muatan
lokal bahasa Jawa 2 jam sehingga pada struktur kurikulum dialokasikan jam Prakarya 3 jam
dan Seni Budaya 3 jam. Selain itu, sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan diajarkan
kitab kuning. Dengan demikian, MI Tempel menambah 2 jam pelajaran.
Muatan Lokal di MIN Tempel ada dua jenis yaitu Bahasa Jawa dan BTQ (baca tulis Quran) .
Tujuan Mulok diuraikan berikut.
Tujuan mulok Bahasa Jawa adalah :
1. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi siswa dengan
menggunakan Bahasa Jawa.
2. meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya satra Jawa.
3. memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Jawa sebagai
salah satu unsur kebudayaan nasional.
Tujuan mulok BTQ adalah :
1. mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam membaca dan
menulis bacaan dalam Al Qur’an.
2. menumbuhkembangkan kegemaran siswa dalam membaca Al Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari
132
Kurikulum dan Pembelajaran
V. KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajarn peserta
didik selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran,minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
JML 103
1.KTSP
JAN II 2 3 3 2 2 1 13
2. Th Baru Hijriah
PEBRUARI 4 4 4 4 4 4 24
MEI 3 4 4 3 3 3 20 USEK SD
Kenailkan Yesus
133
Kurikulum dan Pembelajaran
JML 122
VI. PENUTUP
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, MIN Tempel
menyusun dokumen 1 Kurikulum madrasah sebagai pedoman operasional pelaksanaan
pendidikan. Dokumen 1 Kurikulum MIN Tempel disusun sesuai dengan landasan filosofis
dan peraturan dalam Kurikulum 2013. Kurikulum MIN Tempel juga disesuaikan dengan
kondisi peserta didik dan lingkungan MIN Tempel pada khususnya dan Kecamatan Wedung
pada umumnya dan kekhasan madrasah.
Dengan adanya kurikulum yang dibuat oleh Madrasah ini, maka diharapkan terdapat
pedoman operasional yang jelas bagi seluruh warga madrasah dan pihak terkait sehingga
dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pada kesempatan yang indah ini kami
ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim
pengembang kurikulum MI Negeri Tempel yang telah bekerja keras mereview Dokumen
1 Kurikulum MIN Tempel edisi 2014/2015 ini dan semua pihak yang telah membantu.
Semoga amal bhaktinya diterima oleh Allah SWT sebagai amalan shalihan maqbulan. Amin.
Kami menyadari dalam penyusunan dokumen 1 Kurikulum MIN Tempel ini masih sangat
jauh dari harapan, oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan dan kesempurnaannya. Akhirnya kami berharap semoga dokumen 1 Kurikulum
MIN Tempel ini dapat bermakna dan dapat memberikan manfaat bagi pelaksanaan dan
peningkatan mutu pembelajaran di madrsah kami, amin, yaa Rabbal Alamiin.
134
Kurikulum dan Pembelajaran
Lampiran 1
Pengantar
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum di atas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka (Wajib),
Usaha Kesehatan Madrasah, Kegiatan Rohani Islam (Rohis) dan lain sebagainya.Kegiatan
ekstra kurikuler yaitu, Pramuka (utama), Unit Kesehatan Madrasah, Palang Merah Remaja,
Kegiatan Rohani Islam (Rohis),Olahraga,Kesenian,Karya Ilmiah Remaja, Olimpiade dan
yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kepribadian, kepemimpinan
dan sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Di samping itu juga dapat
dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan
maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit.
Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan
kurikuler.
C. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikulerdipaparkan berikut.
1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor peserta didik.
2. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta
didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.
3. Peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia
seutuhnya.
C. Prinsip
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai
berikut.
1. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai
dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan
minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan
peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.
4. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana
yang menggembirakan bagi peserta didik.
5. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan
dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha
dan bekerja dengan baik dan giat.
6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan
dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.
136
Kurikulum dan Pembelajaran
Ekstrakurikuler Wajib
Ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler ini wajib diikuti
siswa. Di samping itu siswa juga harus mendapatkan nilai memuaskan pada setiap semester.
Nilai ekstrakurikuler wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas. Nilai di bawah memuakan
dalam dua semester mengharuskan peserta didik menempuh program khusus. Tujuan dan
jadwal diuraikan berikut.
Tujuan : menguatkan karakter dan kepribadian siswa mengembangkan nilai-nilai
religius, jujur, toleran, mandiri, komunikatif
Pelaksanaan : Minggu (ekstakurikuler wajib) pukul 8.00 -11.00
Ekstrakurikuler Pilihan
1) Membaca dan Menulis AlQuran
Tujuan : 1. Peserta didik memiliki kemampuan membaca dan menulis Al
Qur’an
2. Peserta didik menguasai ilmu tajwid
3. Peserta didik dapat memainkan alat musik marawis
Pelaksanaan : 1. Seni membaca dan menulis Alquran setiap hari Rabu
2. Marawis setiap hari Sabtu
Sistem Penilaian : 1. Bentuk Tagihan
a. membaca dan menulis Al Qur’an
b. menjawab pertanyaan tentang ilmu tajwid
c. memainkan alat musik marawis
2) Paskibra
Tujuan : 1. Peserta didik dapat menguasai kemampuan dasar baris
berbaris
2. Peserta didik dapat menciptakan gerakan variasi
3. Peserta didik memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan
Pelaksanaan : setiap hari Minggu
Sistem Penilaian : 1. Bentuk Tagihan
a. Melakukan gerakan dasar baris berbaris
137
Kurikulum dan Pembelajaran
6) Pencak Silat
Tujuan : 1. mengenali kebudayaan bangsa
2. mengembangkan nilai-nilai disiplin, menghargai prestasi
Pelaksanaan : hari Sabtu pukul 06.30 s.d. 09.00
138
Kurikulum dan Pembelajaran
PENUTUP
Demikian pedoman ini disusun sebagai arahan operasional dalam pengembangan,
pelaksanaan, dan penilaian program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan. Semoga
pengembangan dan pelaksanaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan menuai
manfaat yang signifikan dalam pengembangan kemampuan intelektual, emosional, spiritual,
sosial, serta pengembangan keterampilan dan kepribadian peserta didik.
Satuan Pendidikan : SD .....................
Kelas/Semester : IV/2
140
Kurikulum dan Pembelajaran
Tema : Pahlawanku
Subtema : Perjuangan Para Pahlawan
Waktu : 6 JP
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
madrasah, dan tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar
IPS
3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa
praaksara, Hindu Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan
pendidikan
4.2 Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan manusia, perubahan dan
keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Budha, Islam dalam aspek
pemerintah, sosial, ekonomi, dan pendidikan
Matematika
3.7 Menentukan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
4.2 Menyatakan pecahan ke bentuk desimal dan persen
Bahasa Indonesia
3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan
perkembangan Hindu-Budha di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
C. Indikator
IPS
• Menemukan hubungan perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada kehidupan
di masa sekarang.
• Mengomunikasikan hubungan perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada
kehidupan di masa sekarang.
141
Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika
• Mengenal konsep penjumlahan dan pengurangan desimal
• Mengaplikasikan operasi penjumlahan dan pengurangan decimal
Bahasa Indonesia
• Mengulas bacaan tentang Mahapatih Gajah Mada menggunakan kosa kata baku
• Menemukan informasi penting tentang Mahapatih Gajah Mada
D. Materi Ajar
1. Perjuangan Gajah Mada dan pengaruhnya pada kehidupan di masa sekarang.
2. Konsep penjumlahan dan pengurangan desimal
3. Operasi penjumlahan dan pengurangan decimal
4. Kosa kata baku dalam cerita Mahapatih Gajah Mada
5. Informasi penting tentang Mahapatih Gajah Mada
E. Pendekatan/Strategi/Metode
Pendekatan:Saintifik (Scientific).
Metode: Diskusi (Discussion).dan Percobaan (Experiment).
142
Kurikulum dan Pembelajaran
G. Kegiatan Pembelajaran
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan • Guru mengajak berdoa sambil membaca sholawat. 10 menit
• Mengecek kehadiran peserta didik
• Apersepsi: mengaitkan perjuangan baladewa pada min-
ggu sebelumnya
• Guru menunjukkan peraga bendera merah putih (siswa
mengamati) sambil ditayangkan alat slide pertempuran
10 nopember (pidato bung Tomo)
• Guru Mengajak siswa menyanyikan lagu syukur
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pert-
muan tersebut dan ruang lingkup materi yang
akan dipelajari, yaitu Perjuangan Gajah Mada dan pen-
garuhnya pada
kehidupan di masa sekarang, Konsep penjumlahan dan
pengurangan desimal, Operasi penjumlahan dan
pengurangan desimal, Kosa kata baku dalam cerita
Mahapatih Gajah Mada menggunakan, Informasi pent-
ing tentang Mahapatih Gajah Mada
Inti • Siswa mengamati gambar peta wilayah 40 menit
kekuasaan Majapahit dengan gambar Hayam Wuruk,
Patih Gajah Mada, dan candi Penataran.( Buku siswa
hal. 17 )
• Siswa membuat pertanyaan tentang apa yang diamati
dengan rangsangan guru berupa bola-bola kata tanya
• Siswa diajak ramu pendapat untuk memilih pertanyaan-
pertanyaan yang akan dicari jawabannya/ digali lebih
jauh
• Siswa dibagi dalam kelompok kecil beranggotakan 3-4
orang.
• Siswa diajak keluar kelas untuk menggali informasi
secara bergiliran searah jarum jam pada 4 stand yang
sudah disiapkan (peta Indonesia saat ini, peta wilayah
kekuasaan Mojopahit, gambar Hayam Wuruk dan Gajah
Mada, dan candi peninggalan Mojopahit)
• Siswa mencermati dan mencatat informasi
kemudian mendiskusikan untuk menemukan jawaban/
menyimpulkan hal penting dari informasi yang
ditemukan.
• Siswa secara berkelompok diminta menyampaikan
pendapat secara berantai
143
Kurikulum dan Pembelajaran
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
• Kelompok lain menilai penampilan temannya
• Siswa mengeksplorasi tinggi candi dan mengurutkan
pecahan desimal yang tertera pada stand yang diamati
• Siswa mencoba menghitung selisih candi secara
berkelompok
• Siswa mengamati dan membandingkan demonstrasi
guru cara pengurangan bilangan desimal
• Siswa secara mandiri mencoba menghitung selisih
tinggi candi
• Hasil dikomunikasikan siswa secara lisan
• Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
• Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil untuk
menemukan hubungan antar gambar tersebut, yaitu
tokoh-tokoh kerajaan, wilayah pemerintahan, dan
peninggalan bersejarah.
• Siswa membaca teks tentang perjuangan Mahapatih
Gajah Mada. (Buku siswa hal. 18)
• Guru dapat menunjuk satu siswa untuk membaca
beberapa kalimat dengan keras dan dengan
pengucapan yang jelas. Siswa lain menyimak, kemudian
melanjutkan kalimat-kalimat berikutnya.
• Guru dapat menggiring pemahaman siswa akan isi teks
bacaan dengan meminta siswa menceritakan kembali
isi bacaan secara bergantian dan juga dengan beberapa
pertanyaan pendukung ( Buku guru hal. 24)
• Guru meminta siswa menceritakan kembali tentang
perjuangan Gajah Mada dalam bentuk tulisan
berdasarkan teks bacaan dalam lini masa.
• Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil,
menjawab lima pertanyaan tentang perjuangan
Mahapatih Gajah Mada yang ada di buku siswa.(Hal.
19)
• Siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang ada.
• Siswa mempresentasikan jawaban pertanyaan hasil
diskusi di depan kelompok lain menanggapinya.
• Siswa membaca senyap teks pendek yang berisi
informasi tentang candi Penataran dan candi lain
• Siswa mengurutkan tinggi candi dari yang terpendek
sampai yang tertinggi
144
Kurikulum dan Pembelajaran
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
2. Penilaian Pemahaman:
a. Daftar Periksa Bahasa Indonesia dan IPS
145
Kurikulum dan Pembelajaran
Ketepatan
Kriteria penggunaan kalimat/ Ketepatan isi (IPS)
kosakata (1 -4)
Menyimpulkan pokok-pokok
informasi dalam bacaan yang
dituliskan pada lini masa
Menuliskan sejarah perjuangan
Gajah Mada dalam bentuk
lini masa dengan lengkap dan
sesuai kaidah penulisan kalimat/
kosakata Bahasa Indonesia
Menemukan pengaruh
hubungan perjuangan Gajah
Mada dengan kehidupan di masa
sekarang
b. Rubrik Diskusi
Penilaian : 1,5 + 2 + 3 x 10 = 6,5 x 10 = 8,1
8 8
146
Kurikulum dan Pembelajaran
3. Penilaian Ketrampilan
Format Pengamatan Presentasi Hasil Diskusi
Jumlah
Aspek Nilai
Nama Peserta Skor
No. Didik Percaya Kelengkapan Penguasaan
diri isi Materi
Keterangan Skor :
147
Kurikulum dan Pembelajaran
a. 0,34 + 0,2
b. 0,45- 0,25
c.0,5 + 0,16
2. Urutkan bilangan berikut ini dari yang kecil atau sebaliknya 0,85 ; 0,23; 0,7; 0,76
3. Temukan penjumlahan bilangan desimal yang hasilnya 14,73. Perhatikan aturan
main berikut!
a. Menggunakan bilangan desimal dua angka di belakang koma!
b. Menggunakan bilangan desimal dua angka di belakang koma dan bilangan
desimal dengan satu angka di belakang koma!
4. Mungkinkah bilangan 14,73 dihasilkan dari penjumlahan bilangan-bilangan desimal
dengan satu angka di belakang koma saja? Mengapa?
5. Temukan pengurangan bilangan desimal yang hasilnya sama dengan 9,12.
Perhatikan aturan main berikut!
a. Menggunakan bilangan desimal dua angka di belakang koma!
b. Menggunakan bilangan desimal dua angka di belakang koma dan bilangan
desimal satu angka di belakang koma!
6. Mungkinkah jika bilangan 9,12 dihasilkan dari pengurangan bilangan-bilangan
desimal dengan satu angka di belakang koma saja? Mengapa?
Malang, ............ 2014,
Kepala SD ............. Guru Kelas 4,
.............................. ..............................
148
Kurikulum dan Pembelajaran
Daftar Pustaka
Adi Soenarno, Motivation Games untuk Pelatihan Manajemen, Andi Offset, Yogyakarta 2006
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Pendidikan Nasional, Departemen
Departemen Pendidikan Nasional, Model Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup, Januari TT.
Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (2006) Standar Isi Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs,
Jakarta
Boby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Leraning Membiasakan Belajar Nayaman dan
Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000.
Boby DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer Nourie. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum
Leraning di Ruang-ruang kelas. Kaifa: Bandung, 2001
Direktorat Pendidikan Madrasah Departemen Agama 2007, Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan,
Hari Sudradjat, Dr, M.Pd, Broad Based Education (Pendidikan Berbasis Luas) yang berorientasi pada
Life Skills, Bandung, Muharram, 1423.H
Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Yogyakarta 2002
http://www.duniaguru.com
Martinis Yamin, M. Pd., Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Pamulang: Gaung Persada
Press, 2005), Cet. III.
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar peserta didik aktif, terj. Raisul Muttaqien,
Penerbit Nusamedia dan Nuansa, Bandung 2006
Pusat Pengembangan Kurikulum , Balitbang Diknas (2004) Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Jakarta
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 16-17 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan
149
Kurikulum dan Pembelajaran
150