(MAKALAH)
Disusun Oleh:
Kelompok 3 :
Evi Febriani
Devi Putriana
Uswatun Hasanah
Elvira Yoastin
Haeruddin
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan hati yang tulus ikhlas dan pikiran yang jernih atas
hadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, dan hidayah-Nya, Makalah ini dapat
kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW.
Beserta keluarga dan para Sahabatnya sekalian, yang dengan penuh kesetiaan dan
telah mengorbankan jiwa raga maupun hartanya demi tegaknya syiar Islam yang
pengaruh dan manfaatnya masih dapat kita rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah ini membahas tentang Kurikulum Sekolah. Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya.
Saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan agar dalam pembuatan
makalah berikutnya kami dapat memperbaikinya. Kami harap para pembaca dapat
memberikan saran, kritik maupun koreksinya demi untuk menambah wawasan
kami dan dapat menjadi motivasi bagi kami untuk membuat makalah yang lebih
baik lagi. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu Dosen
pembimbing yang selama ini dengan penuh kesabaran telah membimbing kami.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar...........................................................................................................
i
Bab I Pendahuluan
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................................
15
B. Saran ......................................................................................................................
15
C. Tujuan
Untuk menambah wawasan lebih mengenai kurikulum sekolah dan dapat
mengetahui hakikat, fungsi, landasan, prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum, komponen-komponen penyusun kurikulum, perangkat
perencanaan program KBK dan dapat mengetahui bagaimana proses penilaian
KBK.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu system. Oleh karena itu, kurikulum
dibangun dari beberapa komponen yang saling kerjasama untuk mencapai
tujuan.
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum mempersoalkan apa yang ingin dicapai dalam
kurikulum. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan
kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Tujuan kurikulum tidak dapat dipisahkan dari tujuan umum
pendidikan nasional, karena merupakan satu rangkaian yang dijabarkan
secara bertingkat. Tujuan umum pendidikan nasional dijabarkan ke dalam
tujuan institusional. Selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan kurikuler, dan
akhirnya ke dalam tujuan instruksional. Sebab itu, tujuan kurikuler
diartikan sebagai tujuaninstruksional yang dijabarkan ke dalam bentuk
kegiatan-kegiatan kurikuler dalam bermacam-macam bidang studi yang
mempunyai tujuan masing-masing.
2. Materi/pengalaman belajar
Berkaitan dengan bahan/pengalaman belajar menyangkut pertanyaan;
apa yang diajarkan agar pebelajar memperoleh pengalaman belajar dan
bagaimana menyajikan materi tersebut, agar pebelajar memperoleh
pengalaman belajar yang diharapkan.
Materi pelajaran mencakup: 1) ilmu pengetahuan, seperti: fakta,
prinsip, data, definisi, 2) keterampilan dan proses, seperti: membaca,
menulis, berhitung, menari, berpikir, berkomunikasi, dan 3) nilai seperti
konsep tentang baik-buruk, betul-salah, indah-jelek.
3. Organisasi
Komponen organisasi berkaitan dengan bagaimana materi pelajaran
disusun (diorganisasikan) sehingga pebelajar memperoleh pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan. Organisasi materi memiliki dua dimensi,
yaitu dimensi horizontal dan vertical.
Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan
(integrasi) dari keseluruhan materi. Organisasi horizontal merupakan
kaitan antara satu materi dengan materi pelajaran lainnya pada kelas yang
sama. Organisasi vertical mencakup urutan dan kesinambungan materi
pelajaran berupa hubungan longitudinal materi/pengalaman belajar
pebelajar.
Ada lima kriteria organisasi materi pelajaran/pengalaman belajar: 1)
ruang lingkup, 2) integrasi, 3) urutan, 4) keberlanjutan, serta 5) artikulasi
dan keseimbangan.
Kriteria ruang lingkup materi dan pengalaman belajar, baik dilihat
dari segi keluasan dan kedalaman. Kriteria integrasi menyangkut
hubungan horizontal materi pelajaran yang satu dengan semua materi
pelajaran yang terkait. Kriteria urutan menyangkut usaha menghasilkan
belajar kumulatif dan berkelanjutan secara vertical. Kriteria kontinuitas
menyangkut hubungan vertical materi/kegiatan belajar. Kriteria artikulasi
dan keseimbangan menyangkut saling (integrasi) berbagai materi
pelajaran, baik integrasi horizontal maupun vertical.
4. Evaluasi
Menyangkut pencarian informasi dan bukti untuk mengetahui apakah
semua materi yang direncanakan/diajarkan mencapai tujuan atau tidak.
Komponen evaluasi memberikan indikasi tentang keberhasilan atau
kegagalan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
Komponen ini bermanfaat untuk :
a. Mengetahui keberhasilan belajar pebelajar.
b. Memperbaiki program belajar dan pembelajaran.
c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan pendidikan.
E. Fungsi Kurikulum
Fungsi utama kurikulum adalah: a) sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran, b) sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan secara
menyeluruh, c) sebagai tolak ukur penentuan kebijakan pada setiap jenjang
pendidikan, dan d) sebagai tolak ukur penentuan kadar lulusan.
Ansyar dan Nurtain (1991) mengemukakan fungsi kurikulum, yaitu: a)
fungsi preventif, b) fungsi korektif, dan c) fungsi konstruktif.
a. Fungsi preventif, yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang
tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam kurikulum.
b. Fungsi korektif, yaitu sebagai rambu-rambu yang harus dipedomani dalam
membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah
digariskan dalam kurikulum.
c. Fungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang benar bagi pengembangan
dan pelaksanaan pembelajaran.
I. Penggunaan Kurikulum
Implementasi kurikulum sasaran utamanya adalah menghasilkan
pengalaman belajar bagi pebelajar. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut,
guru harus lebih awal mempersiapkan rancangan pembelajaran dengan
berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Penyusunan rancangan
pembelajaran berupa satuan acara pengajaran (SAP) atau sering pula disebut
satuan pelajaran (SP) sebagai usaha untuk mewujudkan dalam kegiatan nyata
proses pembelajaran.
Penyusunan rancangan pembelajaran merupakan tugas guru yang harus
dikembangkan berdasar pada setiap pokok bahasan. Rancangan pembelajaran
ini dibuat sebelum guru melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada
kurikulum. Dengan demikian, satuan pembelajaran adalah pedoman kerja
pelaksanaan pembelajaran secara rinci. Komponen-komponen SP pada
dasarnya ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku, misalnya:
kurikulum 1994 yang komponennya adalah TIU, TIK, materi, KBM, media
dan sumber belajar, dan evaluasi. Sedangkan rancangan pembelajaran dengan
menggunakan kurikulum 2004, komponen-komponennya adalah Standar
kompetensi, kompetensi dasar, indicator, materi, pengalaman belajar, alokasi
waktu, penilaian, dan sumber belajar.
Rancangan pembelajaran yang telah dikemukakan diatas, merupakan
gambaran pelaksanaan kurikulum yang telah disusun secara sistematis dan
secara rinci pada setiap tahapan kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Namun perlu dipahami bahwa rancangan pembelajaran tersebut sifatnya
relative, dalam artian dapat saja mengalami perubahan disesuaikan dengan
kondisi pada saat pelaksanaan pembelajaran, karena situasi dan kondisi nyata
di lapangan adakalanya tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam
rancangan pembelajaran.
J. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum berarti upaya memahami dan memperbaiki
pelaksanaan kurikulum. Evaluasi kurikulum selalu mencakup penetapan baik-
buruk terhadap pelaksanaan kurikulum berdasarkan criteria tertentu.
Evaluasi kurikulum merupakan salah satu langkah penting dalam
rangkaian usaha memperoleh kurikulum yang baik, sebagai mata rantai dalam
desain-implementasi-evaluasi kurikulum. Melalui evaluasi kurikulum akan
diperoleh balikan yang tepat untuk menyempurnakan yang sedang/telah
dikembangkan itu (dengan mengadakan berbagai revisi), atau sebaliknya
menggantinya dengan mendesain kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum
dapat dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum yakni sebelum
kurikulum itu diimplementasikan, tetapi dapat juga dilakukan setelah
kurikulum diimplementasikan.
Tujuan evaluasi kurikulum: 1) untuk penyempurnaan kurikulum,
terutama pada tahap pengembangan, dan 2) untuk pengambilan keputusan
tentang “nasib” suatu kurikulum (dipakai atau diabaikan). Evaluasi kurikulum
adalah: 1) evaluasi formatif dalam rangka meningkatkan efektivitas program,
pengorganisasian, dan pengelolaan program, dan 2) evaluasi sumatif dalam
rangka keberhasilan implementasi kurikulum.
Evaluasi dalam pengajaran mempunyai dua tujuan, yaitu: (1) sebagai
dasar untuk membuat perubahan dan perbaikan dalam program belajar, dan (2)
untuk menentukan keefektifan program belajar. Bagaimanapun juga realisasi
tujuan yang diharapkan dan keefektifan system penyampaian tak dapat
diabaikan. Oleh sebab itu, evaluasi adalah bagian penting dalam proses
mengajar dan belajar.
M. Penilaian KBK
Penilaian kompetensi adalah penilaian berbasis kelas (PBK). Penilaian
yang berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan
pembelajaran yang menggunakan multimedia, metode, menyeluruh dan
berkesinambungan, sehingga mampu mendorong pebelajar untuk lebih
berprestasi. PBK meliputi proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar pebelajar, dilaksanakan berkelanjutan yang
didukung oleh bukti-bukti otentik dan akurat serta konsisten.
Tujuan pelaksanaan PBK adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi yang ditetapkan, dengan berorientasi pada kompetensi serta
menggunakan patokan/criteria ketuntasan belajar. Patokan atau criteria yang
dimkasud dikenal dengan istilah Standar Ketuntasan Belajar Minimal
(SKBM).
Dalam proses penilaian di kelas, terdapat tiga aspek kompetensi yang
akan dinilai yaitu; kognitif yang disebut dengan Pengetahuan dan Pemahaman
Konsep (PPK), psikomotor (praktir), afektif (sikap). Kadangkala mata
pelajaran dinilai ketiga aspek tersebut, tetapi terdapat pula mata pelajaran yang
dinilai hanya aspek PPK dan sikap, serta terdapat mata pelajaran yang dinilai
adalah aspek praktik dan sikap. Maksudnya semua mata pelajaran akan dinilai
aspek sikap, tetapi aspek PPK dan praktik disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran.
Adapun prinsip evaluasi berbasis kelas tentunya berdasar pada prinsip
evaluasi secara umum, yaitu:
1. Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai.
2. Rehabilitas berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian.
3. Mendidik, hasil penilaian keberhasilan pebelajar dapat menumbuhkan
rasa bangga dan kekurangberhasilan dapat memotivasi semangat belajar
pebelajar.
4. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada kompetensi yang harus
dicapai oleh seorang pebelajar.
5. Menyeluruh, mencakup semua aspek, baik itu kognitif, psikomotorik,
maupun afektif.
6. Adil dan objektif, tidak deskriptif/ membeda-bedakan pebelajar.
7. Berkesinambungan, dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus
menerus.
8. Terbuka, penetapan nilai dilakukan secara terbuka dan jelas bagi semua
pihak.
9. Bermakna, mengembangkan daya pikir dan kreativitas pebelajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kurikulum sekolah adalah seperangkat pengalaman belajar pebelajar di
bawah pengawasan sekolah. Ansyar dan Nurtain (1992) mengemukakan
bahwa kurikulum sekolah adalah memuat seperangkat isi pembelajaran yang
harus diajarkan guru, atau yang harus dipelajari pebelajar. Kurikulum dan
pembelajaran, keduanya tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merupakan
seperangkat hasil belajar terstruktur yang ingin dicapai oleh sekolah.
Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk membelajarkan pebelajar.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, maka kurikulum mengandung
beberapa indikasi, bahwa: a) kurikulum sebagai rencana pembelajaran, b)
kurikulum sebagai mata/isi pelajaran, c) kurikulum sebagai jalan memperoleh
tingkatan/ijazah, d) kurikulum sebagai hasil belajar, e) kurikulum sebagai
pengalaman belajar. Dalam kurikulum terdapat beberapa komponen penyusun
kurikulum yaitu adanya tujuan kurikulum, Materi/pengalaman belajar,
Organisasi, dan Evaluasi. Dimana Evaluasi kurikulum berarti upaya
memahami dan memperbaiki pelaksanaan kurikulum. Evaluasi kurikulum
selalu mencakup penetapan baik-buruk terhadap pelaksanaan kurikulum
berdasarkan criteria tertentu.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan khususnya juga para
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA