Anda di halaman 1dari 19

“KURIKULUM SEKOLAH"

(MAKALAH)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Disusun Oleh:

Kelompok 3 :
Evi Febriani
Devi Putriana
Uswatun Hasanah
Elvira Yoastin
Haeruddin

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dengan hati yang tulus ikhlas dan pikiran yang jernih atas
hadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, dan hidayah-Nya, Makalah ini dapat
kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW.
Beserta keluarga dan para Sahabatnya sekalian, yang dengan penuh kesetiaan dan
telah mengorbankan jiwa raga maupun hartanya demi tegaknya syiar Islam yang
pengaruh dan manfaatnya masih dapat kita rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah ini membahas tentang Kurikulum Sekolah. Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya.
Saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan agar dalam pembuatan
makalah berikutnya kami dapat memperbaikinya. Kami harap para pembaca dapat
memberikan saran, kritik maupun koreksinya demi untuk menambah wawasan
kami dan dapat menjadi motivasi bagi kami untuk membuat makalah yang lebih
baik lagi. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu Dosen
pembimbing yang selama ini dengan penuh kesabaran telah membimbing kami.

Makassar, 5 November 2014

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Halaman
Kata pengantar...........................................................................................................
i

Daftar isi ....................................................................................................................


ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang .......................................................................................................


1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................
1
C. Tujuan.....................................................................................................................
2

Bab II Pembahasan ....................................................................................................


3

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan ............................................................................................................
15
B. Saran ......................................................................................................................
15

Daftar Pustaka ...........................................................................................................


16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum pendidikan disusun dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan
kesesuaian kebutuhan pembangunan nasional, pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan
pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kurikulum
merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis sehingga perlu dinilai dan
dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai dengan
perkembangan yang ada dalam masyarakat.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum
2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi yang sangat diperlukan sebagai
instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga
negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kurikulum
khusunya kuruikulum sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum sekolah ?
2. Bagaimana hakikat kurikulum dalam kegiatan pembelajaran ?
3. Bagaimana komponen-komponen kurikulum ?
4. Bagaimana perbedaan antara kurikulum dan pembelajaran ?
5. Bagaimana fungsi kurikulum ?
6. Bagaimana perbedaan antara pengembangan dan pembinaan kurikulum ?
7. Bagaimana landasan pengembangan kurikulum ?
8. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ?
9. Bagaimana proses penggunaan kurikulum ?
10. Apa pengertian evaluasi kurikulum ?
11. Bagaimana karakteristik kurikulum berbasis kompetensi (KBK) ?
12. Bagaimana perangkat perencanaan program KBK ?
13. Bagaimana proses penilaian KBK ?

C. Tujuan
Untuk menambah wawasan lebih mengenai kurikulum sekolah dan dapat
mengetahui hakikat, fungsi, landasan, prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum, komponen-komponen penyusun kurikulum, perangkat
perencanaan program KBK dan dapat mengetahui bagaimana proses penilaian
KBK.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Sekolah


Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”.
Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno
di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari garis start sampai garis finish (Nasution, tanpa thn). Istilah
kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian bahwa
kurikulum adalah sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan pebelajar guna mencapai suatu tingkatan atau
ijazah.
Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 dikemukakan bahwa kurikulum
sekolah adalah merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran
kegiatan pembelajaran di sekolah.
Suharsimi (1988) mengemukakan bahwa kurikulum sekolah adalah
seperangkat pengalaman belajar pebelajar di bawah pengawasan sekolah.
Ansyar dan Nurtain (1992) mengemukakan bahwa kurikulum sekolah adalah
memuat seperangkat isi pembelajaran yang harus diajarkan guru, atau yang
harus dipelajari pebelajar.
B. Hakikat Kurikulum dalam Kegiatan Pembelajaran
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, maka kurikulum mengandung
beberapa indikasi, bahwa: a) kurikulum sebagai rencana pembelajaran, b)
kurikulum sebagai mata/isi pelajaran, c) kurikulum sebagai jalan memperoleh
tingkatan/ijazah, d) kurikulum sebagai hasil belajar, e) kurikulum sebagai
pengalaman belajar.

C. Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu system. Oleh karena itu, kurikulum
dibangun dari beberapa komponen yang saling kerjasama untuk mencapai
tujuan.
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum mempersoalkan apa yang ingin dicapai dalam
kurikulum. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan
kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Tujuan kurikulum tidak dapat dipisahkan dari tujuan umum
pendidikan nasional, karena merupakan satu rangkaian yang dijabarkan
secara bertingkat. Tujuan umum pendidikan nasional dijabarkan ke dalam
tujuan institusional. Selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan kurikuler, dan
akhirnya ke dalam tujuan instruksional. Sebab itu, tujuan kurikuler
diartikan sebagai tujuaninstruksional yang dijabarkan ke dalam bentuk
kegiatan-kegiatan kurikuler dalam bermacam-macam bidang studi yang
mempunyai tujuan masing-masing.
2. Materi/pengalaman belajar
Berkaitan dengan bahan/pengalaman belajar menyangkut pertanyaan;
apa yang diajarkan agar pebelajar memperoleh pengalaman belajar dan
bagaimana menyajikan materi tersebut, agar pebelajar memperoleh
pengalaman belajar yang diharapkan.
Materi pelajaran mencakup: 1) ilmu pengetahuan, seperti: fakta,
prinsip, data, definisi, 2) keterampilan dan proses, seperti: membaca,
menulis, berhitung, menari, berpikir, berkomunikasi, dan 3) nilai seperti
konsep tentang baik-buruk, betul-salah, indah-jelek.
3. Organisasi
Komponen organisasi berkaitan dengan bagaimana materi pelajaran
disusun (diorganisasikan) sehingga pebelajar memperoleh pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan. Organisasi materi memiliki dua dimensi,
yaitu dimensi horizontal dan vertical.
Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan
(integrasi) dari keseluruhan materi. Organisasi horizontal merupakan
kaitan antara satu materi dengan materi pelajaran lainnya pada kelas yang
sama. Organisasi vertical mencakup urutan dan kesinambungan materi
pelajaran berupa hubungan longitudinal materi/pengalaman belajar
pebelajar.
Ada lima kriteria organisasi materi pelajaran/pengalaman belajar: 1)
ruang lingkup, 2) integrasi, 3) urutan, 4) keberlanjutan, serta 5) artikulasi
dan keseimbangan.
Kriteria ruang lingkup materi dan pengalaman belajar, baik dilihat
dari segi keluasan dan kedalaman. Kriteria integrasi menyangkut
hubungan horizontal materi pelajaran yang satu dengan semua materi
pelajaran yang terkait. Kriteria urutan menyangkut usaha menghasilkan
belajar kumulatif dan berkelanjutan secara vertical. Kriteria kontinuitas
menyangkut hubungan vertical materi/kegiatan belajar. Kriteria artikulasi
dan keseimbangan menyangkut saling (integrasi) berbagai materi
pelajaran, baik integrasi horizontal maupun vertical.
4. Evaluasi
Menyangkut pencarian informasi dan bukti untuk mengetahui apakah
semua materi yang direncanakan/diajarkan mencapai tujuan atau tidak.
Komponen evaluasi memberikan indikasi tentang keberhasilan atau
kegagalan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
Komponen ini bermanfaat untuk :
a. Mengetahui keberhasilan belajar pebelajar.
b. Memperbaiki program belajar dan pembelajaran.
c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan pendidikan.

D. Kurikulum dan Pembelajaran


Kurikulum dan pembelajaran, keduanya tidak dapat dipisahkan.
Kurikulum merupakan seperangkat hasil belajar terstruktur yang ingin dicapai
oleh sekolah. Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk membelajarkan
pebelajar.
Kurikulum merupakan apa yang diajarkan, sedangkan pembelajaran
adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran. Kurikulum
berkaitan dengan apanya pendidikan, sedangkan pembelajaran menyangkut
bagaimananya.

E. Fungsi Kurikulum
Fungsi utama kurikulum adalah: a) sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran, b) sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan secara
menyeluruh, c) sebagai tolak ukur penentuan kebijakan pada setiap jenjang
pendidikan, dan d) sebagai tolak ukur penentuan kadar lulusan.
Ansyar dan Nurtain (1991) mengemukakan fungsi kurikulum, yaitu: a)
fungsi preventif, b) fungsi korektif, dan c) fungsi konstruktif.
a. Fungsi preventif, yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang
tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam kurikulum.
b. Fungsi korektif, yaitu sebagai rambu-rambu yang harus dipedomani dalam
membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah
digariskan dalam kurikulum.
c. Fungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang benar bagi pengembangan
dan pelaksanaan pembelajaran.

F. Pengembangan dan Pembinaan Kurikulum


Pengembangan dan pembinaan kurikulum berorientasi kepada
penyempurnaan kurikulum. Pengembangan kurikulum adalah usaha untuk
menjadikan kurikulum agar lebih baik dan lebih sempurna dari keadaannya
sekarang. Lebih baik dan lebih sempurna dalam arti relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan sesuai kodrat pebelajar. Tujuannya adalah menjadikan
kurikulum agar senantiasa sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan
menyesuaikan dengan kodrat pebelajar. Sedangkan pembinaan kurikulum
adalah usaha untuk mencegah dan menghilangkan pengaruh-pengaruh yang
menghambat kelancaran pelaksanaan kurikulum.

G. Landasan Pengembangan Kurikulum


1. Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan factor utama dalam menetapkan arah
pendidikan, seperti: hakikat pendidikan, tujuan, dan cara untuk mencapai
tujuan. Landasan ini sebagai pandangan tentang realitas, nilai-nilai, dan
ilmu pengetahuan yang harus diteruskan kepada pebelajar, agar hidup
lebih baik, lebih indah, dan lebih sempurna.
2. Landasan social-budaya
Pengembangan kurikulum diarahkan mendorong terwujudnya
pelestarian dan pembaharuan nilai-nilai social budaya. Sekolah didirikan
untuk mengembangkan kebudayaan masyarakat. Bentuk pendidikan yang
perlu diberikan kepada pebelajar menentukan kualitas masyarakat,
sekarang dan masa depan. Tujuan utama pendidikan adalah pembentukan
nilai social dan penerusan budaya.
3. Landasan psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang berkaitan dengan
hakikat proses belajar dan mengajar, dan tingkat perkembangan pebelajar.
Kurikulum disusun agar pebelajar dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Kurikulum disusun dengan memperhatikan teori-teori belajar sesuai
tingkat perkembangan psikologis pebelajar. Ini berarti kurikulum
dilaksanakan dengan mempertimbangkan pebelajar sebagai sasaran utama
kegiatan pembelajaran.
4. Landasan historis
Landasan ini berkaitan dengan keberadaan kurikulum yang selalu
disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan zaman.
Pengembangan kurikulum pada saat tertentu diadakan untuk memenuhi
tuntutan dan perkembangan pada waktu tertentu. Pandangan ini, atas dasar
bahwa manusia adalah makhluk pembuat peristiwa dari zaman ke zaman.
5. Landasan budaya, agama
Pandangan tentang realita budaya, agama yang ada dalam masyarakat
dapat dijadikan sebagai landasan pengembangan kurikulum.
6. Landasan iptek dan seni
Pandangan tentang pendidikan merupakan usaha menyiapkan
pebelajar menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan
semakin maju dan semakin pesat dalam berbagai dimensi kehidupan.

H. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


1. Prinsip orientasi pada tujuan. Implikasinya: mengusahakan agar seluruh
kegiatan kurikuler terarah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
2. Prinsip relevansi. Implikasinya: mengusahakan pengembangan kurikulum
sedemikian rupa sehingga tamatan pendidikan dengan kurikulum itu dapat
memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Prinsip efisiensi. Implikasinya: mengusahakan agar kegiatan kurikuler
mendayagunakan waktu, tenaga, biaya dan sumber-sumber lain secara
cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu memadai,
memenuhi harapan.
4. Prinsip keefektifan. Implikasinya: mengusahakan agar kegiatan kurikuler
bersifat membuahkan hasil (mencapai tujuan pendidikan) tanpa kegiatan
yang mubazir.
5. Prinsip fleksibilitas. Implikasinya: mengusahakan agar kegiatan kurikuler
bersifat luwes, mampu disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat
dan waktu yang selalu berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan
yang harus dicapai.
6. Prinsip integritas. Implikasinya: mengusahakan agar pendidikan dengan
suatu kurikulum menghasilkan manusia seutuhnya walaupun kegiatan
kurikulernya terjabar ke dalam komponen-komponen kurikuler.
7. Prinsip kontinuitas. Implikasinya: mengusahakan agar setiap kegiatan
kurikuler merupakan bagian yang berkesinambungan dengan kegiatan-
kegiatan kurikuler lainnya, baik secara vertical (bertahap, berjenjang)
maupun secara horizontal.
8. Prinsip sinkronisasi. Implikasinya: megusahakan agar kegiatan kurikuler
seirama, searah dan setujuan. Jangan sampai terjadi suatu kegiatan
kurikuler menghambat, berlawanan atau mematikan kegiatan-kegiatan
kurikuler lain.
9. Prinsip objektivitas. Implikasinya: mengusahakan agar semua kegiatan
kurikuler dilakukan dengan mengikuti tatanan kebenaran ilmiah dengan
mengesampingkan pengaruh-pengaruh emosional dan irasional.
10. Prinsip demokrasi. Implikasinya: mengusahakan agar penyelenggaraan
pendidikan yang dimuat dalam kurikulum, dikelola secara demokratis.

I. Penggunaan Kurikulum
Implementasi kurikulum sasaran utamanya adalah menghasilkan
pengalaman belajar bagi pebelajar. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut,
guru harus lebih awal mempersiapkan rancangan pembelajaran dengan
berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Penyusunan rancangan
pembelajaran berupa satuan acara pengajaran (SAP) atau sering pula disebut
satuan pelajaran (SP) sebagai usaha untuk mewujudkan dalam kegiatan nyata
proses pembelajaran.
Penyusunan rancangan pembelajaran merupakan tugas guru yang harus
dikembangkan berdasar pada setiap pokok bahasan. Rancangan pembelajaran
ini dibuat sebelum guru melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada
kurikulum. Dengan demikian, satuan pembelajaran adalah pedoman kerja
pelaksanaan pembelajaran secara rinci. Komponen-komponen SP pada
dasarnya ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku, misalnya:
kurikulum 1994 yang komponennya adalah TIU, TIK, materi, KBM, media
dan sumber belajar, dan evaluasi. Sedangkan rancangan pembelajaran dengan
menggunakan kurikulum 2004, komponen-komponennya adalah Standar
kompetensi, kompetensi dasar, indicator, materi, pengalaman belajar, alokasi
waktu, penilaian, dan sumber belajar.
Rancangan pembelajaran yang telah dikemukakan diatas, merupakan
gambaran pelaksanaan kurikulum yang telah disusun secara sistematis dan
secara rinci pada setiap tahapan kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Namun perlu dipahami bahwa rancangan pembelajaran tersebut sifatnya
relative, dalam artian dapat saja mengalami perubahan disesuaikan dengan
kondisi pada saat pelaksanaan pembelajaran, karena situasi dan kondisi nyata
di lapangan adakalanya tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam
rancangan pembelajaran.

J. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum berarti upaya memahami dan memperbaiki
pelaksanaan kurikulum. Evaluasi kurikulum selalu mencakup penetapan baik-
buruk terhadap pelaksanaan kurikulum berdasarkan criteria tertentu.
Evaluasi kurikulum merupakan salah satu langkah penting dalam
rangkaian usaha memperoleh kurikulum yang baik, sebagai mata rantai dalam
desain-implementasi-evaluasi kurikulum. Melalui evaluasi kurikulum akan
diperoleh balikan yang tepat untuk menyempurnakan yang sedang/telah
dikembangkan itu (dengan mengadakan berbagai revisi), atau sebaliknya
menggantinya dengan mendesain kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum
dapat dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum yakni sebelum
kurikulum itu diimplementasikan, tetapi dapat juga dilakukan setelah
kurikulum diimplementasikan.
Tujuan evaluasi kurikulum: 1) untuk penyempurnaan kurikulum,
terutama pada tahap pengembangan, dan 2) untuk pengambilan keputusan
tentang “nasib” suatu kurikulum (dipakai atau diabaikan). Evaluasi kurikulum
adalah: 1) evaluasi formatif dalam rangka meningkatkan efektivitas program,
pengorganisasian, dan pengelolaan program, dan 2) evaluasi sumatif dalam
rangka keberhasilan implementasi kurikulum.
Evaluasi dalam pengajaran mempunyai dua tujuan, yaitu: (1) sebagai
dasar untuk membuat perubahan dan perbaikan dalam program belajar, dan (2)
untuk menentukan keefektifan program belajar. Bagaimanapun juga realisasi
tujuan yang diharapkan dan keefektifan system penyampaian tak dapat
diabaikan. Oleh sebab itu, evaluasi adalah bagian penting dalam proses
mengajar dan belajar.

K. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi


Sebagai pengantar pemahaman tentang hakekat KBK dan penerapannya
lebih awal dipaparkan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia, yaitu:
 Kurikulum 1949: pernyataan tanpa tujuan.
 Kurikulum 1959: guru diberi kebebasan sesuai bahan/materi pelajaran.
 Kurikulum 1962: gaya baru (Kepmen No.096/Uk/1962)
 Kurikulum 1968: Disempurnakan (Kepmen No.929/Uk/1968)
 Kurikulum 1975: berorientasi pada tujuan.
 Kurikulum 1984: berorientasi pada tujuan dan proses (CBSA)
 Kurikulum 1994: kebermaknaan pembelajaran yang lebih komunikatif.
 Kurikulum 2004: Competense Based Curriculum (KBK) and Life Skills.
Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performance tertentu sehingga
hasilnya dapat dirasakan oleh pebelajar berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai-nilai, sikap, dan minat pebelajar
agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan
keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

Kurikulum berbasis kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi pebelajar, baik secara
individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

L. Perangkat Perencanaan Program KBK


Langkah awal yang perlu dibenahi sebelum pelaksanaan KBK adalah
penyusunan program pembelajaran. Program pembelajaran berdasarkan KBK
mempunyai karakteristik yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya,
yaitu: 1) Penyusunan pekan efektif, 2) Program tahunan, dan semester, 3)
Silabus dan skenario pembelajaran.
1. Pekan efektif
Sebelum merancang program persiapan pembelajaran, perlu
menghitung pekan efektif pada tahun pelajaran yang berlaku. Tujuannya
adalah: a) untuk dijadikan acuan menentukan alokasi waktu yang
diperlukan untuk satu tahun atau persemester, b) untuk dijadikan acuan
menentukan alokasi waktu yang diperlukan dalam pengkajian bahan
pelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD)/standar kompetensi
(SK), c) untuk menentukan alokasi waktu yang digunakan untuk
mengukur KD, dan d) untuk dijadikan acuan merancang program
semester.
2. Program tahunan dan semester
Program tahunan adalah program pembelajaran untuk satu tahun
yang mencakup semester ganjil dan genap. Program semester adalah
program pembelajaran untuk satu semester.
3. Silabus dan skenario pembelajaran
Silabus adalah penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai pebelajar. Silabus sebagai garis
besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi pelajaran. Silabus
merupakan produk penyusunan desain pembelajaran yang berisikan garis-
garis besar pembelajaran.
Dalam penyusunan silabus, komponen-komponen pembelajaran
yang harus dikembangkan, yaitu: standar kompetensi, kompetensi dasar,
indicator, materi pokok, pengalaman belajar, waktu, pengujian, dan
sumber belajar.
Istilah scenario pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi
diartikan sama dengan rancangan pembelajaran pertemuan kelas yang
dapat berupa satuan pelajaran (SP) atau satuan acara pembelajaran (SAP).
Dalam penyusunan skenario pembelajaran, mempunyai karakteristik
tersendiri yang membedakan dengan rancangan pembelajaran pada
kurikulum yang berlaku sebelumnya. Adapun komponen-komponennya,
yaitu: penulisan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/uraian, pengalaman belajar, strategi pembelajaran, dan penilaian.

M. Penilaian KBK
Penilaian kompetensi adalah penilaian berbasis kelas (PBK). Penilaian
yang berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan
pembelajaran yang menggunakan multimedia, metode, menyeluruh dan
berkesinambungan, sehingga mampu mendorong pebelajar untuk lebih
berprestasi. PBK meliputi proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar pebelajar, dilaksanakan berkelanjutan yang
didukung oleh bukti-bukti otentik dan akurat serta konsisten.
Tujuan pelaksanaan PBK adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi yang ditetapkan, dengan berorientasi pada kompetensi serta
menggunakan patokan/criteria ketuntasan belajar. Patokan atau criteria yang
dimkasud dikenal dengan istilah Standar Ketuntasan Belajar Minimal
(SKBM).
Dalam proses penilaian di kelas, terdapat tiga aspek kompetensi yang
akan dinilai yaitu; kognitif yang disebut dengan Pengetahuan dan Pemahaman
Konsep (PPK), psikomotor (praktir), afektif (sikap). Kadangkala mata
pelajaran dinilai ketiga aspek tersebut, tetapi terdapat pula mata pelajaran yang
dinilai hanya aspek PPK dan sikap, serta terdapat mata pelajaran yang dinilai
adalah aspek praktik dan sikap. Maksudnya semua mata pelajaran akan dinilai
aspek sikap, tetapi aspek PPK dan praktik disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran.
Adapun prinsip evaluasi berbasis kelas tentunya berdasar pada prinsip
evaluasi secara umum, yaitu:
1. Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai.
2. Rehabilitas berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian.
3. Mendidik, hasil penilaian keberhasilan pebelajar dapat menumbuhkan
rasa bangga dan kekurangberhasilan dapat memotivasi semangat belajar
pebelajar.
4. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada kompetensi yang harus
dicapai oleh seorang pebelajar.
5. Menyeluruh, mencakup semua aspek, baik itu kognitif, psikomotorik,
maupun afektif.
6. Adil dan objektif, tidak deskriptif/ membeda-bedakan pebelajar.
7. Berkesinambungan, dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus
menerus.
8. Terbuka, penetapan nilai dilakukan secara terbuka dan jelas bagi semua
pihak.
9. Bermakna, mengembangkan daya pikir dan kreativitas pebelajar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kurikulum sekolah adalah seperangkat pengalaman belajar pebelajar di
bawah pengawasan sekolah. Ansyar dan Nurtain (1992) mengemukakan
bahwa kurikulum sekolah adalah memuat seperangkat isi pembelajaran yang
harus diajarkan guru, atau yang harus dipelajari pebelajar. Kurikulum dan
pembelajaran, keduanya tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merupakan
seperangkat hasil belajar terstruktur yang ingin dicapai oleh sekolah.
Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk membelajarkan pebelajar.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, maka kurikulum mengandung
beberapa indikasi, bahwa: a) kurikulum sebagai rencana pembelajaran, b)
kurikulum sebagai mata/isi pelajaran, c) kurikulum sebagai jalan memperoleh
tingkatan/ijazah, d) kurikulum sebagai hasil belajar, e) kurikulum sebagai
pengalaman belajar. Dalam kurikulum terdapat beberapa komponen penyusun
kurikulum yaitu adanya tujuan kurikulum, Materi/pengalaman belajar,
Organisasi, dan Evaluasi. Dimana Evaluasi kurikulum berarti upaya
memahami dan memperbaiki pelaksanaan kurikulum. Evaluasi kurikulum
selalu mencakup penetapan baik-buruk terhadap pelaksanaan kurikulum
berdasarkan criteria tertentu.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan khususnya juga para
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Haling. 2007. Belajar dan Pembelajaran: Makassar. Badan Penerbit


Universitas Negeri Makassar.

Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar: Makassar. Badan Penerbit Universitas


Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai