PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan seni rupa di SD sangat berperan dalam menumbuhkan daya
apresiasi, kreatifitas, kognisi serta mengembangkan kemampuan berpikir bagi
peserta didik.Oleh sebab itu pendidikan seni rupa perlu dipelajari dan diajarkan
kepada peserta didik yang sebagai sarana pendidikan ekspresi kreatif yang dapat
mengembangkan kepekaan apresiasi, estetik dan membentuk kepribadian manusia
seutuhnya.Untuk dapat melaksanakan pembelajaran di SD,terlebih dahulu calon
guru harus memahami pendekatan,strategi,metode,model pembelajaran serta
evaluasi yang mana merupakan komponen penting dalam terlaksananya
pembelajaran yang baik dan efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD
1
A. KONSEP SENI
1. Pengetian Seni
Menurut Rebowo (2011: 13) seni yaitu segala kegiatan manusia yang
timbul dan hidup perasaanya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan
jiwa perasaan manusia (lainnya). Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang
keindahan tersebut adalah estetika. Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang
disebut keindahan (Djelantik, 1999).
2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan
universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah
sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi
patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan
menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni
memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Contoh : lukisan Afandi sangat
berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah maupum pelukis lainnya. Ciri
khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni memiliki
sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi
dan jiwa.
B. KONSEP SENI RUPA
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan
ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan
median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
Salah satu bentuk seni rupa adalah seni lukis. Menurut Susanto (2002 : 71)
seni lukis adalah penggambaran pada bidang dua dimensi berupa hasil
pencampuran warna yang mengandung maksud, pengungkapan atau pengucapan
pengalaman yang ditampilkan pada bidang dua dimensional dengan menggunakan
garis dan warna.Seni rupa disebut pula seni visual. Sudarmaji (1979: 9)
memberikan batasan seni rupa sebagai manifestasi batin dan pengalaman estetis
dengan media garis, warna, tekstur, volume, dan ruang.
media ekspresi
media komunikasi
media pengembangan bakat
media pendidikan
Menurut Ismiyanto (2010: 33) mengemukakan bahwa fungsi pendidikan
seni di sekolah ditinjau dari aspek anak meliputi: (a) sebagai media ekspresi, (b)
sebagai media komunikasi, (c) sebagai media pengembangan kreativitas, (d)
sebagai media pengembangan sensitivitas, (e) sebagai media pengembangan hobi
dan bakat, dan (f) sebagai media rekreasi.
3. Aspek seni rupa :
a.
Aspek grahita
b. Aspek Garapan
c.
Aspek Tata
Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana
ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa
dwimarta ataupun trimatra.
b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni
rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta
5. Unsur-unsur Seni Rupa
Unsur-unsur seni rupa menurut Sunaryo yaitu : (a.) Garis, (b.) Raut atau bangun,
(c.) Warna, (d.) Gelap Terang atau Nada, (e.) Tekstur, (f.) Ruang.
Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa serta ketrerampilan berpikir
anak di olah dan dikembangkan.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan
yang bertujuan untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Menurut (Ismiyanto, 2010: 34) tujuan-tujuan pendidikan seni sebagai berikut:
(1) mengembangkan kreativitas dan sensitivitas peserta didik, (2) meningkatkan
kapasitas dan kualitas pengetahuan kesenian peserta didik, dan (3) meningkatkan
ketrampilan peserta didik.
D. KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru
digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah
menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup
lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang
seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi
seni.
Pendidikan seni rupa merupakan sarana memberi kesempatan berekspresi
kepada setiap individu untuk mengembangkan segenap potensi jiwanya ke arah
yang lebih berkembang dan akan berguna dalam kehidupannya kelak.Pendidikan
Seni Rupa di SD disesuaikan dengan mengembangkan keterampilan menggambar,
menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi
seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan
penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.
Pembelajaran seni rupa adalah suatu usaha yang membuat siswa berkarya
seni rupa, melalui proses berekspresi dengan media grafis, bidang, dan warna.
Komponen pembelajaran menurut Ismiyanto (2009: 19-28)
meliputi
dan
indikator
pencapaian
hasil
belajar. Rumusan
tujuan
dalam
suatu
bidang
studi
dapat
membatasi
usaha
Keunggulan:
a.
belajar
dapat
digunakan
oleh
guru
untuk
membantu
mengembangkan bahan ajar dan bagi murid sebagai media belajar yang
diharapkan dapat meningkatkan pengalaman belajar murid kearah yang lebih
konkret dan bermakna bagi murid.
Sumber dan Media Pembelajaran Seni Rupa
Sumber belajar bukan hanya berupa buku, namun dapat juga berupa
manusia, lingkungan, benda, tumbuhan, dan sebagainya. Media pembelajaran
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan pembelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan berbagai
kemampuan murid, sehingga dapat lebih mengoptimalkan proses belajar mengajar
(Ismiyanto 2009). Media pembelajaran antara lain bisa berupa gambar, film,
video, papan tulis, televisi, komputer, LCD proyektor, dan lain-lain.Sedangkan
alat peraga ialah alat bantu pembelajaran seperti kertas, cat, kuas, air, dan
sebagainya.
Adapun materi seni rupa yaitu :
(1.) Menggambar / Melukis
Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai
cara dari mulai pembuatan sket, pengembangan sket menjadikan karya lukis /
gambar, menggambar dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisikisi dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambar kepada siswa
bagaimana seorang maestro (seniman) menggarapkannya mereka dari awal hingga
akhir.
Bahan untuk diantaranya seperti kertas gambar, karton manila, kertas
plikator, kertas merang, karton dan sebagainya. Untuk bahan pewarna dapat
digunakan cat air, cat minyak, cat poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa
menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti kunyit, buah tinta, daun jati dan
sebagainya. Teknik pembuatannya dapat dilakukan dengan teknik pulasan, teknik
kerik, teknik duser dan sebagainya.
(2.) Membentuk
Membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan
mewujudkan. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk
adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog dan
sejenisnya. Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya :
a. Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara
diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.
b. Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak
dipergunakan.
10
c. Cor(menuang)
Yaitu proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat
acuan yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari
acuan/cetakan.
d. Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian
atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan
bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang
lain.
(3.) Menempel
Yaitu karya seni berupa tempelan gambar atau bahan tertentu pada sebuah
benda agar lebih menarik untuk dilihat. Alat dan bahan yang digunakan dapat
berupa kendi, lem, gunting, pensil, kertas warna, monte, kain perca atau bahan
lain. Teknik Pembuatannya yaitu dengan menempelkan guntingan kertas, kain
perca atau monte ke kendi yang telah digambari.
(4.) Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau
naskah dengan teknik tertentu. Bahan-bahan yang digunakan adalah cat air, sumbo
kue, tinta bak serta lainya. Bahan acuan cetakan dapat menggunakan berbagai
bahan seperti kentang, wortel, ketela rambat, bengkoang, karet bekas sandal,
karton tebal, triplek dan sebagainya. Teknik mencetak ada bermacam-macam
diantaranya adalah cetak timbul, cetak cekung, cetak tembus, dan cetak datar.
(5.) Menggunting, melipat, menempel (3M)
Karya seni rupa ini merupakan proses memanipulasi lembaran kertas
menjadi suatu bentuk dua atau tiga dimensi. Bahan yang digunakan untuk dapat
pembuatan karya ini berupa kertas, kertas lipat, lembaran plastik. Alat yang
digunakan yaitu gunting dan lem atau perekat. Teknik yang digunakan yaitu
melipat atau origami.
(6.) Dekorasi
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Bahan untuk
dekorasi dapat menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang
tumbuh-tumbuhan, bauh-buahan, kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik,
karet balon dan dll.
11
12
13
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan membuat hiasan pada kain polos
dengan menggunakan teknik celup ikat. Contoh : celup kaos dengan jumputan.
Alat dan bahan bisa berupa kain putih atau kaos polos warna putih, karet gelang
atau tali secukupnya, zat pewarna, kompor, panci, air.
Teknik Pembuatannya dengan mengikat bagian-bagian kaos yang akan
dihias. Sebelum dicelupkan ke dalam zat pewarna kaos dimasukkan dulu ke air
dingin kemudian diperas. Baru setelah itu celupkan kaos tersebut ke zat pewarna
yang telah dididihkan bersama air. Setelah itu dinginkan kain dan cuci. Setelah
bersih buka kembali ikatan-ikatan tadi.
(15.) Meronce
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu
bahan pada benang. Contoh : membuat tirai, membuat kalung. Alat dan bahan
misalnya biji karet kering, atau kertas yang digulung kecil, benang nilon, gunting
dan pisau, jarum jahit, sedotan limun, dll. Teknik pembuatannya yaitu dengan cara
menyusun gulungan kertas atau biji karet kering yang telah di lubangi kedua
ujungnya pada benang nilon dengan bantuan jarum.
(16.) Mencungkil
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas dengan teknik mencungkil
sehingga menghasilkan karya seni yang menarik. Alat dan bahan yang digunakan
dapat berupa plastisin, kentang, ketela, atau bahan lain yang bisa dicungkil, pisau
atau cutter, lidi, papan. Teknik Pembuatannya dengan cara membuat sketsa pada
bahan yang akan dicungkil kemudian cungkil pada bagian yang perlu dibuang
dengan pisau.
(17.) Menganyam
Yaitu kegiatan membuat karya seni dengan teknik menganyam untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih menarik dari bahan semula. Misalnya membuat
anyaman kipas. Alat dan bahan yang digunakan yaitu irisan bambu tipis, 1 bilah
bamboo, tali plastic, pisau dan gunting.
Teknik pembuatan :
1.
14
3.
15
Teknik Pembuatan: remas tanah liat dan bentuk sesuai keinginanmu, buanglah
bagian yang tidak perlu dengan cara mencungkil, haluskan hasilnya dengan
menggunakan alat sudip.
6) Evaluasi Hasil Pembelajaran.
Evaluasi merupakan suatu usaha yang dilakukan sebelum atau setelah
berlangsungnya suatu kegiatan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
kegiatan tersebut. Evaluasi sebaiknya dilakukan dua kali, yang pertama pretest
(sebelum pelaksanaan pembelajaran) dengan tujuan mengetahui kemampuan awal
murid berkenaan dengan pembelajaran, dan yang kedua dilakukan post test
(sesudah pelaksanaan pembelajaran) dengan tujuan mengetahui gambaran
kemampuan murid setelah mengikuti pembelajaran. Dengan cara membandingkan
hasil tes awal dengan akhir, maka guru akan mengetahui efektivitas pembelajaran
yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan bahan pertimbangan perlu
diadakan remedial (perbaikan) bagi para murid atau program pembelajaran.
Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa :
Berkenaan dengan pembelajaran seni rupa, evaluasi terkait dengan sasaran
pembelajaran yaitu pencapaian kompetensi apresiasi dan kreasi.
Evaluasi lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan
mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Fungsi
evaluasi adalah untuk melihat perkembangan/kemajuan anak dan memberikan
dorongan semangat belajar agar hasil selanjutnya dapat lebih baik.
Dalam pemberian evaluasi, harus diperhitungkan akibat yang mungkin
terjadi, terlebih evaluasi terhadap hasil belajar di kelas. Dalam hal ini, nilai yang
dihasilkan adalah cermin perubahan tingkah laku anak selama menerima pelajaran
di kelas. Dari belum mampu menggambar menjadi mampu menggambar. Dari
belum lengkap menjadi lebih lengkap. Dari bentuk-bentuk global berkembang
menuju ke detail. Dari belum tepat memberi alasan, kemudian mampu mengurai
maksud dari gambar/karya yang dibuat. Begitupun perkembangan penguasaan
teknik, alat, bahan, serta kemampuan kreatif untuk mengolah ide.
16
Biasanya ada hal yang kurang disadari oleh para guru, bahwa penilaian
sama dengan vonis hakim terhadap yang diwujudkan dalam nilai sebagai putusan
yang tak bisa ditawar. Terlebih bagi para orang tua yang belum memahami
hakekat nilai atau penilaian; akan mudah berpendapat, bahwa nilai jelek dari guru
adalah searti dengan : anak saya tidak berbakat, tidak mampu menggambar, atau
menggambar hanya untuk anak yang berbakat. Akan lebih parah, apabila guru
juga berpandangan seperti itu.
Oleh karena itu, memberi nilai / skor terhadap hasil karya anak, haruslah
meilhat situasi dan kondisi anak. Apakah nilai akan membuat anak bangga
[reinforcement]. apakah nilai akan membuat anak menjadi merosot minatnya,
bahkan membenci kegiatan oleh seni rupa.
Jadi, yang paling diharapkan adalah nilai evaluasi yang mampu
menggugah semangat anak untuk terus berkarya. Namun, tidak selamanya nilai
tinggi yang diberikan akan secara otomatis dapat memberi semangat anak untuk
terus berkarya.Justru bisa memberi konotasi keliru terhadap persepsi anak, apabila
terlalu mudah mendapat nilai bagus, walau kenyataannya hasil karyanya tidak
bagus.
Ada dua bentuk evaluasi, yaitu :
1. Evaluasi Tes
Diperlukan soal dan ketentuan kriteria penilaian. Salah satu jenis teknik
tes adalah tes penilaian produk. Penilaian produk (Syafii 2010:32) adalah
penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk
meliputi tiga tahap penilaian, yaitu: (1) tahap persiapan, berkenaan dengan
penilaian kemampuan siswa dalam merencanakan, mengembangkan ide, dan
mendesain produk, (2) tahap pembuatan produk, berkenaan dengan penilaian
kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik,
dan (3) tahap penilaian produk, berkenaan dengan penilaian produk yang
dihasilkan siswa sesuai kriteria yang ditetapkan.
2. Evaluasi Non-tes
Tidak memerlukan soal, misalnya penilaian terhadap hasil karya lomba
gambar atau hasil karya seni rupa yang lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan
17
adalah faktor kejiwaan, situasi anak pada waktu berkarya (kadar minat, situasi di
rumah yang terbawa di kelas, suasana kelas, dan sebagainya) sebagai faktor
indogen yang mempengaruhi keinginan berkarya. Di samping itu, faktor eksternal
juga perlu diantisipasi, misalnya campur tangan guru, bahan/materi yang kurang
diminati, dan tema yang tidak menggugah minat.
Teknik evaluasi dapat dilakukan lewat seleksi atau teknik ranking yang
biasanya digunakan dalam penilaian lomba. Dipilih karya-karya yang dianggap
memenuhi persyaratan, lantas dibuat perbandingan, kemudian ditentukan urutan
dengan memberi skor/nilai pada setiap karya. Sedangkan teknik penilaian
langsung, biasanya berkaitan dengan pelajaran di kelas, yang merupakan umpan
balik dari hasil pelajaran yang telah diberikan. Penilaian dapat berupa huruf atau
angka.
Untuk memperoleh penilaian yang mendekati sempurna, diperlukan
pertimbangan dengan menambahkan penilaian berdasarkan proses berkarya.
Penilaian ini, biasa disebut penilaian pendekatan proses. Perlu diketahui, bahwa
dilema yang muncul dalam mengevaluasi karya seni adalah adanya sifat subyektif.
Maka dengan menambahkan hasil pengamatan dengan perilaku dalam proses
berkarya, mengamati situasi kejiwaan, minat dan tipologi anak, akan didapat
peluang untuk menilai secara lebih objektif.
Selain itu, terdapat penilaian produk, yang pada prinsipnya penilaian yang
mengacu pada hasil karya anak. Penilaian produk didasarkan pada kriteria untuk
memperoleh hasil penilaian yang lebih objektif.
E.PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI RUPA
SD
Menurut Uno (2010:4), perencanaan dapat didefinisikan sebagai suatu cara
untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan
berbagai langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana pembelajaran seni rupa seperti
yang dijelaskan dalam Ismiyanto (2009), yakni:
18
a. Aspek Kurikulum.
Kurikulum
sebagai
suatu
alat
pendidikan
disusun
serta
dan
mengembangkan
bahan
ajar. Selanjutnya
hasil
sesuai
dengan
siswa,
kemudian
merumuskan
dan
pemahaman
mengenai
aspek-aspek
dalam
pembelajaran oleh guru seni rupa dapat membantu guru ketika menyusun
rencana pembelajaran.
19
Dan
setelah
menyusun
perencanaan
pembelajaran
maka
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas
anak. Tujuan pendidikan seni adalah untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Jenis karya rupa antara lain :menggambar / melukis, membentuk, menempel,
mencetak, menggunting, melipat, menempel (3m), dekorasi, merakit dan
membangun, dan sebagainya.
Metode pembelajaran seni rupa di sd antara lain strategi penataan,
strategi penyampaian, stategi pengelolaan. Model pembelajaran seni rupa di
SD antara lain model terkait,model terjala dan model terpadu. Pembelajaran
Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu.
Evaluasi pebelajaran seni rupa lebih menekankan pada aspek proses
pengajaran dengan mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk
perubahan nilai. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara tes dan non tes. untuk
memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
B. Saran
Sebagai calon guru SD, kita di harapkan mampu memahami perencanaan
pembelajaran Seni Rupa agar pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran seorang guru
terlebih dahulu harus memahami materi, media, metode, pendekatan dan
evaluasi pembelajaran.Sebagai calon guru pula kita harus memahami hakikat
20
DAFTAR PUSTAKA
Garha, O dan Bongsoe. 1975. Penuntun Pendidikan Seni Rupa untuk SD.
Bandung: PT Pelita Masa.
http://juliealmathea.wordpress.com/2011/04/09/pembelajaran-seni-rupa-sd/
http://ufiksafikhudin.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pendidikan-seni-rupa-disd.html
21