Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan seni rupa di SD sangat berperan dalam menumbuhkan daya
apresiasi, kreatifitas, kognisi serta mengembangkan kemampuan berpikir bagi
peserta didik.Oleh sebab itu pendidikan seni rupa perlu dipelajari dan diajarkan
kepada peserta didik yang sebagai sarana pendidikan ekspresi kreatif yang dapat
mengembangkan kepekaan apresiasi, estetik dan membentuk kepribadian manusia
seutuhnya.Untuk dapat melaksanakan pembelajaran di SD,terlebih dahulu calon
guru harus memahami pendekatan,strategi,metode,model pembelajaran serta
evaluasi yang mana merupakan komponen penting dalam terlaksananya
pembelajaran yang baik dan efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimanakah konsep seni?


Bagaimanakah konsep seni rupa?
Bagaimanakah konsep pendidikan seni ?
Bagaimanakah konsep pendidikan seni rupa di SD?
Bagaimanakah perencanaan dan pelaksanaan pendidikan seni rupa di SD?

C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.

Untuk memahami konsep seni.


Untuk mengetahui konsep seni rupa.
Untuk mengetahui konsep pendidikan seni.
Untuk mengetahui konsep pendidikan seni rupa di SD yang meliputi tujuan

pembelajaran,pendekatan,strategi,metode dan model serta evaluasi pembelajaran.


5. Untuk mengetahui perencanaan dan pelaksanaan pendidikan seni rupa di SD.

BAB II
PEMBAHASAN
PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD
1

A. KONSEP SENI
1. Pengetian Seni
Menurut Rebowo (2011: 13) seni yaitu segala kegiatan manusia yang
timbul dan hidup perasaanya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan
jiwa perasaan manusia (lainnya). Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang
keindahan tersebut adalah estetika. Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang
disebut keindahan (Djelantik, 1999).
2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan
universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah
sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi
patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan
menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni
memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Contoh : lukisan Afandi sangat
berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah maupum pelukis lainnya. Ciri
khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni memiliki
sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi
dan jiwa.
B. KONSEP SENI RUPA
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan
ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan
median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
Salah satu bentuk seni rupa adalah seni lukis. Menurut Susanto (2002 : 71)
seni lukis adalah penggambaran pada bidang dua dimensi berupa hasil
pencampuran warna yang mengandung maksud, pengungkapan atau pengucapan
pengalaman yang ditampilkan pada bidang dua dimensional dengan menggunakan
garis dan warna.Seni rupa disebut pula seni visual. Sudarmaji (1979: 9)
memberikan batasan seni rupa sebagai manifestasi batin dan pengalaman estetis
dengan media garis, warna, tekstur, volume, dan ruang.

2. Seni rupa dapat berfungsi sebagai :


a.
b.
c.
d.

media ekspresi
media komunikasi
media pengembangan bakat
media pendidikan
Menurut Ismiyanto (2010: 33) mengemukakan bahwa fungsi pendidikan
seni di sekolah ditinjau dari aspek anak meliputi: (a) sebagai media ekspresi, (b)
sebagai media komunikasi, (c) sebagai media pengembangan kreativitas, (d)
sebagai media pengembangan sensitivitas, (e) sebagai media pengembangan hobi
dan bakat, dan (f) sebagai media rekreasi.
3. Aspek seni rupa :
a.

Aspek grahita

b. Aspek Garapan
c.

Aspek Tata

4. Jenis Karya Seni Rupa


a.

Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana
ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa
dwimarta ataupun trimatra.

b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni
rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta
5. Unsur-unsur Seni Rupa
Unsur-unsur seni rupa menurut Sunaryo yaitu : (a.) Garis, (b.) Raut atau bangun,
(c.) Warna, (d.) Gelap Terang atau Nada, (e.) Tekstur, (f.) Ruang.

C. KONSEP PENDIDIKAN SENI


Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan
kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasarkan
aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan
menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni.

Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa serta ketrerampilan berpikir
anak di olah dan dikembangkan.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan
yang bertujuan untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Menurut (Ismiyanto, 2010: 34) tujuan-tujuan pendidikan seni sebagai berikut:
(1) mengembangkan kreativitas dan sensitivitas peserta didik, (2) meningkatkan
kapasitas dan kualitas pengetahuan kesenian peserta didik, dan (3) meningkatkan
ketrampilan peserta didik.
D. KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru
digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah
menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup
lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang
seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi
seni.
Pendidikan seni rupa merupakan sarana memberi kesempatan berekspresi
kepada setiap individu untuk mengembangkan segenap potensi jiwanya ke arah
yang lebih berkembang dan akan berguna dalam kehidupannya kelak.Pendidikan
Seni Rupa di SD disesuaikan dengan mengembangkan keterampilan menggambar,
menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi
seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan
penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.
Pembelajaran seni rupa adalah suatu usaha yang membuat siswa berkarya
seni rupa, melalui proses berekspresi dengan media grafis, bidang, dan warna.
Komponen pembelajaran menurut Ismiyanto (2009: 19-28)

meliputi

beberapa unsur sebagai berikut. 1) Tujuan Pembelajaran. 2) Guru.3) Siswa. 4)


Bahan Ajar. 5) Pendekatan, Strategi, dan Metode. 6) Sumber dan Media
Pembelajaran. 7) Evaluasi Hasil Pembelajaran.
1) Tujuan Pembelajaran.

Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang harus ditetapkan


sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar
yang telah dilakukan.Perumusan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku. Seperti dalam KTSP terdapat Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi dasar dalam perumusan tujuan
pembelajaran

dan

indikator

pencapaian

hasil

belajar. Rumusan

tujuan

pembelajaran tersebut harus terukur sehingga dapat dijadikan panduan dalam


pemilihan bahan ajar, pemilihan media pembelajaran, perumusan KBM, dan
penyusunan alat evaluasi.
2) Guru.
Guru menempati posisi strategis dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal.
3) Siswa.
Siswa adalah semua individu yang menjadi peserta dalam suatu lingkup
pembelajaran.
4) Bahan Ajar.
Bahan ajar adalah sesuatu yang harus diolah dan disajikan oleh guru yang
selanjutnya dipahami oleh peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menetapkan bahan ajar, antara lain: (1) dapat menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran, (2) disesuaikan dengan tingkat maturitas peserta didik, (3) bahan
ajar harus terorganisasi secara sistematis, dan (4) bahan ajar sebaiknya
mengandung hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual. Melalui pemilihan
bahan ajar yang telah ditetapkan, kemudian dapat pula ditetapkan strategi atau
metode pembelajarannya. Sebaliknya, penetapan strategi belajar akan menentukan
jenis kegiatan belajar siswa.
5) Pendekatan, Strategi, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran adalah rencana dan cara
yang dilakukan oleh guru untuk membantu mewujudkan interaksi komunikatif

dalam kegiatan belajar-mengajar. Pemahaman guru terhadap pendekatan


pembelajaran akan dapat membantu menetapkan pilihan strategi pembelajaran,
selanjutnya strategi pembelajaran akan dapat memberikan gambaran tentang
bagaimana bentuk interaksi belajar-mengajar yang diharapkan oleh guru dan dapat
digunakan oleh guru dalam memilih dan menetapkan metode pembelajaran atau
merancang kegiatan belajar-mengajar.
a.Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD
Secara garis besar ada dua pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan
ekspositorik dan pendekatan heuristik. Pendekatan ekspositorik merupakan
pendekatan pembelajaran yang menempatkan dominasi guru dalam kegiatan
pembelajaran. Sementara pendekatan heuristik atau pendekatan humanistis
merupakan pendekatan pembelajaran yang memposisikan anak sebagai pusat
kegiatan.
Sedangkan pendekatan Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan
dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan
pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan
substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran
yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni
multimedia, atau kolaborasi seni.
Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran
apresiatif dan produktif.Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan
dengan kegiatan apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara
dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audiovisual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif
secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang
melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan
atau kolaborasi antar bidang seni.
b.Strategi Pembelajaran Seni Rupa

Strategi pembelajaran berkenaan dengan pencapaian sasaran pembelajaran.


Pencapaian sasaran atau tujuan pembelajaran memerlukan upaya-upaya yang
sistematik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran tidak hanya berkenaan dengan
metode.Dan dalam pelaksanaan pembelajaran, strategi pembelajaran dapat
dilakukan dengan mengorganisasikan kelas, materi dan waktu, memilih metode,
memanfaatkan media, dan sumber belajar. Oleh karena itu dalam kegiatan ini guru
memerlukan kiat-kiat khusus sehingga pembelajaran dapat mencapai sasaran.
Utomo (2009: 7) menyatakan bahwa strategi pembelajaran seni rupa
adalah kegiatan yang dipilih oleh guru dalam proses belajar mengajar, yang dapat
memberikan kemudahan atau fasilitas kepada siswa dalam berkarya seni rupa
menuju tercapainya tujuan instruksional tertentu secara optimal.
Menurut Ismiyanto (2009) ada tiga macam strategi yaitu: (1) strategi
pembelajaran yang berorientasi pada dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran
(Teacher Centered Strategies), (2) strategi pembelajaran yang berorientasi pada
ketuntasan material dalam pembelajaran (Material Centered Strategies), dan (3)
strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas anak (Child Centered
Strategies).
c. Metode dan Model Pembelajaran Seni Rupa di SD
Metode merupakan salah satu bagian dari strategi pembelajaran.Pemilihan
metode selain harus relevan dengan pilihan strategi, juga perlu dipertimbangkan
dan disesuaikan dengan sasaran belajar, ketersediaan waktu, sarana-prasarana
pembelajaran dan sebagainya. Metode yang dipilih diharapkan mampu membantu
mewujudkan interaksi komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar.
Adapun metode-metode pembelajaran seni rupa di SD yaitu:
1. Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi
pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2. Strategi penyampaian

Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu


pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3. Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama
pembelajaran dilaksanakan.
Model pembelajaran seni rupa di SD, antara lain:
1. Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang menekankan pada
hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau
ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran
SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam
SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial
seni.Urutan keterkaitan dan besar bobot materi masing-masing substansial materi
yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
a. Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
b. Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terusmenerus
c. Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
d. Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu
ketrampilan tertentu.
Kelemahan Model Terkait :
a.

Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan


dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.Hal ini menyebabkan SRKT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah

dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian.


b. Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan
gagasan-gagasan

dalam

suatu

bidang

studi

dapat

membatasi

usaha

mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.


2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.
Model ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui
tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan
secara intra bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music,
tari, matematika, ips, ipa dll).

Keunggulan:
a.

Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn

komprehensif yang tinggi.


b. Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c.
Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara
komprehensif
Kelemahan: :
a. Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b. Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c. Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran
agar perncan
3. Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan
tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan
sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata
kajian.
Keunggulan :
a. Mampu membangun motivasi siswa
b.
Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam
pembelajaran
c. Menghemat waktu
d. Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
a.

Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-

kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran


b. Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model
pembelajaran terpadu
c. Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.
6) Sumber dan Media Pembelajaran.
Sumber

belajar

dapat

digunakan

oleh

guru

untuk

membantu

mengembangkan bahan ajar dan bagi murid sebagai media belajar yang
diharapkan dapat meningkatkan pengalaman belajar murid kearah yang lebih
konkret dan bermakna bagi murid.
Sumber dan Media Pembelajaran Seni Rupa

Sumber belajar bukan hanya berupa buku, namun dapat juga berupa
manusia, lingkungan, benda, tumbuhan, dan sebagainya. Media pembelajaran
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan pembelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan berbagai
kemampuan murid, sehingga dapat lebih mengoptimalkan proses belajar mengajar
(Ismiyanto 2009). Media pembelajaran antara lain bisa berupa gambar, film,
video, papan tulis, televisi, komputer, LCD proyektor, dan lain-lain.Sedangkan
alat peraga ialah alat bantu pembelajaran seperti kertas, cat, kuas, air, dan
sebagainya.
Adapun materi seni rupa yaitu :
(1.) Menggambar / Melukis
Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai
cara dari mulai pembuatan sket, pengembangan sket menjadikan karya lukis /
gambar, menggambar dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisikisi dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambar kepada siswa
bagaimana seorang maestro (seniman) menggarapkannya mereka dari awal hingga
akhir.
Bahan untuk diantaranya seperti kertas gambar, karton manila, kertas
plikator, kertas merang, karton dan sebagainya. Untuk bahan pewarna dapat
digunakan cat air, cat minyak, cat poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa
menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti kunyit, buah tinta, daun jati dan
sebagainya. Teknik pembuatannya dapat dilakukan dengan teknik pulasan, teknik
kerik, teknik duser dan sebagainya.
(2.) Membentuk
Membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan
mewujudkan. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk
adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog dan
sejenisnya. Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya :
a. Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara
diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.
b. Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak
dipergunakan.

10

c. Cor(menuang)
Yaitu proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat
acuan yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari
acuan/cetakan.
d. Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian
atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan
bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang
lain.
(3.) Menempel
Yaitu karya seni berupa tempelan gambar atau bahan tertentu pada sebuah
benda agar lebih menarik untuk dilihat. Alat dan bahan yang digunakan dapat
berupa kendi, lem, gunting, pensil, kertas warna, monte, kain perca atau bahan
lain. Teknik Pembuatannya yaitu dengan menempelkan guntingan kertas, kain
perca atau monte ke kendi yang telah digambari.
(4.) Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau
naskah dengan teknik tertentu. Bahan-bahan yang digunakan adalah cat air, sumbo
kue, tinta bak serta lainya. Bahan acuan cetakan dapat menggunakan berbagai
bahan seperti kentang, wortel, ketela rambat, bengkoang, karet bekas sandal,
karton tebal, triplek dan sebagainya. Teknik mencetak ada bermacam-macam
diantaranya adalah cetak timbul, cetak cekung, cetak tembus, dan cetak datar.
(5.) Menggunting, melipat, menempel (3M)
Karya seni rupa ini merupakan proses memanipulasi lembaran kertas
menjadi suatu bentuk dua atau tiga dimensi. Bahan yang digunakan untuk dapat
pembuatan karya ini berupa kertas, kertas lipat, lembaran plastik. Alat yang
digunakan yaitu gunting dan lem atau perekat. Teknik yang digunakan yaitu
melipat atau origami.
(6.) Dekorasi
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Bahan untuk
dekorasi dapat menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang
tumbuh-tumbuhan, bauh-buahan, kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik,
karet balon dan dll.

11

Alat-alat yang digunakan untuk jenis dekorasi bahan kertas adalah


gunting, cutter, lem, pisau, cutter, gunting, jarum, benang, paku, palu, lem dan
sebagainya.Di dalam membuat dekorasi atau dinamen dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu menstilir dan menyederhanakan.
(7.) Merakit dan Membangun
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen
untuk dijadikan sesuatu benda tiga dimensi atau trimatra. Contoh: membuat
kalender.
Bahan yang digunakan seperti kertas tebal/karton, lem, pensil berwarna /
cat air. Alat-alat yang bisa digunakan antara lain gunting, penggaris, cutter, kuas.
Prosedur membangun bisa dilakukan dengan cara melipat, memotong, dan
mengelem. Pada bagian tertentu bisa diberi pewarna atau garis-garis.
(8.) Menjiplak
Menjiplak yaitu kegiatan menempelkan sehelai kertas pada model cetakan
kemudian menggosoknya dengan krayon atau alat tulis lain. Bahan yang
digunakan bisa bermacam-macam, seperti koin, model topeng, atau berbagai
objek yang dapat ditemui di sekitar. Bahan penggosoknya dapat berupa pensil,
pensil warna, atau krayon. Teknik pembuatannya yaitu dengan cara menggosokgosokkan krayon atau pensil di atas sehelai kertas yang diletakkan di atas model
sehingga membentuk jiplakan dari model tersebut.
(9.) Kolase
Kolase adalah penyusunan berbagai macam bahan pada sehelai kertas
yang diatur. Bahan yang digunakan biasanya adalah kertas , kain, atau bahan yang
bertekstur. Teknik pembuatannya yaitu dengan cara menempelkan berbagai
potongan bahan-bahan tersebut pada kertas dan diatur sedemikian rupa sesuai
keinginan mereka.
(10.) Finger Painting (Lukisan Jari)
Yaitu seni melukis dengan menggunakan jari sebagai alat untuk melukis.
Pada prinsipnya proses finger painting adalah bebas, yang terpenting adalah
bahwa lukisan tersebut dibuat dengan menggunakan jari-jari tangan. Jadi
sebenarnya karya ini juga bebas, beraliran abstrak, realistis, naturalis,dan
sebagainya. Bahan yang dipakai dapat berupa berbagai jenis cat, kertas, atau

12

berbagai bahan lukisan lain. Teknik pembuatannya adalah pada dasarnya


menggunakan jari untuk menggambar. Semua gambar digambar dengan jari-jari
tangan.
(11.) Lukis Tempel/gambar tekstur
Yaitu karya seni berupa gambar yang dibuat dengan teknik menggambar
dan menempel baik dengan kertas maupun bahan lain pada gambar sehingga
tercipta suatu pola gambar yang indah dan lebih hidup. Alat dan bahan seperti
pelepah batang pisang kering, dedaunan, kertas, atau bahan lain yang bisa
ditempel, gunting, lem, berbagai jenis kertas, pensil,dll.
Teknik Pembuatannya yaitu pertama-tama membuat gambar yang akan
ditempeli. Kemudian gunting bahan-bahan lain yang akan ditempel sesuai dengan
pola gambar. Setelah itu tempelkan pada gambar tadi sehingga terbentuk lukisan
seperti semula.
(12.) Merangkai/memasang
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu
bahan pada media tertentu. Contoh : membuat puzzle. Alat dan bahan yang
digunakan yaitu karton tebal, pensil, kertas HVS, pensil warna, penggaris,
gunting, lem,dll. Teknik Pembuatannya dengan membuat sebuah gambar pada
kertas HVS, beri warna, kemudian tempelkan pada karton tebal. Gambar garis
potong pada gambar, kemudian potong-potong sesuai garis dan beri bingkai pada
gambar.
(13.) Menghias
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang,
menempel dan menghias suatu bahan pada media tertentu. Contoh : membuat
topeng karton. Alat dan bahan yang digunakan seperti karton tebal, pensil, lem,
bahan pewarna ( cat air, cat minyak, crayon, pensil warna dsb ), kertas marmer,
gunting, dll.
Teknik Pembuatannya yaitu dengan membuat media yang akan dihias misalnya
topeng dari karton, kemudian menghiasinya dengan berbagai warna yang menarik
serta menempelkan berbagai bahan lain sebagai hiasan pendukung.
(14.) Mencelup

13

Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan membuat hiasan pada kain polos
dengan menggunakan teknik celup ikat. Contoh : celup kaos dengan jumputan.
Alat dan bahan bisa berupa kain putih atau kaos polos warna putih, karet gelang
atau tali secukupnya, zat pewarna, kompor, panci, air.
Teknik Pembuatannya dengan mengikat bagian-bagian kaos yang akan
dihias. Sebelum dicelupkan ke dalam zat pewarna kaos dimasukkan dulu ke air
dingin kemudian diperas. Baru setelah itu celupkan kaos tersebut ke zat pewarna
yang telah dididihkan bersama air. Setelah itu dinginkan kain dan cuci. Setelah
bersih buka kembali ikatan-ikatan tadi.
(15.) Meronce
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu
bahan pada benang. Contoh : membuat tirai, membuat kalung. Alat dan bahan
misalnya biji karet kering, atau kertas yang digulung kecil, benang nilon, gunting
dan pisau, jarum jahit, sedotan limun, dll. Teknik pembuatannya yaitu dengan cara
menyusun gulungan kertas atau biji karet kering yang telah di lubangi kedua
ujungnya pada benang nilon dengan bantuan jarum.
(16.) Mencungkil
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas dengan teknik mencungkil
sehingga menghasilkan karya seni yang menarik. Alat dan bahan yang digunakan
dapat berupa plastisin, kentang, ketela, atau bahan lain yang bisa dicungkil, pisau
atau cutter, lidi, papan. Teknik Pembuatannya dengan cara membuat sketsa pada
bahan yang akan dicungkil kemudian cungkil pada bagian yang perlu dibuang
dengan pisau.
(17.) Menganyam
Yaitu kegiatan membuat karya seni dengan teknik menganyam untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih menarik dari bahan semula. Misalnya membuat
anyaman kipas. Alat dan bahan yang digunakan yaitu irisan bambu tipis, 1 bilah
bamboo, tali plastic, pisau dan gunting.
Teknik pembuatan :
1.

Atur posisi 3 bambu, 1 bambu diletakkan membujur sebagai pita taruhan, 2

pita diletakkan mendatar.


2.
Tambahkan 1 pita lagi dan dianyam silang sampai pita habis.

14

3.

Pita taruhan dilipat ke belakang dan disisipkan. Rapikan sisi-sisi kelebihan

anyaman yang tidak diperlukan dengan cara digunting.


4.
Sisipkan gagang kipas dari bilah bambu dibagian samping.
5.
Hasil anyaman disisipkan dan dijepit pada gagang lalu diikat dengan tali.
(18.) Membatik
Yaitu suatu kegiatan membuat karya seni dengan teknik membatik untuk
menghasilkan karya yang indah dilihat. Alat dan bahannya kain polos, pensil atau
pensil warna, canting, kertas gambar, lilin malam, pewarna naptol atau wantex,
kaporit, air dan wajan kecil, kompor ember.
Teknik Pembuatan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Buat rancangan gambar pada kertas gambar


Celupkan kain pada cairan pewarna yang dididihkan
Setelah warnanya jadi, keringkan kain
Gambar lukisan rancanganmu pada kain dengan pensil warna
Cairkan lilin dengan kompor
Pelilinan dengan canting
Kain yang sudah digambar dengan lilin dicelupkan ke cairan kaporit sehingga

warna gelap akan berubah menjadi warna kain asal


8. Buat larutan pewarna lalu celupkan kain kedalamnya.
9. Kain dimasukkan ke air mendidih untuk menghilangkan lilin malam lalu
dibilas dengan air bersih
10. Keringkan kain batik.
(19.) Memilin
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas dengan teknik memilin sehingga
menghasilkan karya seni yang indah.
a. Membuat Relief
Alat dan bahan: plastisin, plastic, pensil dan kertas, serta penggaris dan papan.
Teknik Pembuatan:
1. Ambil plastisin dan ratakan di atas papan
2. Gambar pola pada selembar kertas
3. Gunting pola tersebut dan letakkan pola diatas salah satu plastisin serta potong
plastisin sesuai pola yang ada.
4. Tempelkan pola-pola tersebut diatas plastisin lain pada papan
(20.) Karya kerajinan
Yaitu kegiatan membuat karya seni dengan berbagai teknik agar
menghasilkan karya tertentu. Seperti: Membuat Asbak
Alat dan bahan: tanah liat, pisau, sendok, alat sudip

15

Teknik Pembuatan: remas tanah liat dan bentuk sesuai keinginanmu, buanglah
bagian yang tidak perlu dengan cara mencungkil, haluskan hasilnya dengan
menggunakan alat sudip.
6) Evaluasi Hasil Pembelajaran.
Evaluasi merupakan suatu usaha yang dilakukan sebelum atau setelah
berlangsungnya suatu kegiatan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
kegiatan tersebut. Evaluasi sebaiknya dilakukan dua kali, yang pertama pretest
(sebelum pelaksanaan pembelajaran) dengan tujuan mengetahui kemampuan awal
murid berkenaan dengan pembelajaran, dan yang kedua dilakukan post test
(sesudah pelaksanaan pembelajaran) dengan tujuan mengetahui gambaran
kemampuan murid setelah mengikuti pembelajaran. Dengan cara membandingkan
hasil tes awal dengan akhir, maka guru akan mengetahui efektivitas pembelajaran
yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan bahan pertimbangan perlu
diadakan remedial (perbaikan) bagi para murid atau program pembelajaran.
Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa :
Berkenaan dengan pembelajaran seni rupa, evaluasi terkait dengan sasaran
pembelajaran yaitu pencapaian kompetensi apresiasi dan kreasi.
Evaluasi lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan
mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Fungsi
evaluasi adalah untuk melihat perkembangan/kemajuan anak dan memberikan
dorongan semangat belajar agar hasil selanjutnya dapat lebih baik.
Dalam pemberian evaluasi, harus diperhitungkan akibat yang mungkin
terjadi, terlebih evaluasi terhadap hasil belajar di kelas. Dalam hal ini, nilai yang
dihasilkan adalah cermin perubahan tingkah laku anak selama menerima pelajaran
di kelas. Dari belum mampu menggambar menjadi mampu menggambar. Dari
belum lengkap menjadi lebih lengkap. Dari bentuk-bentuk global berkembang
menuju ke detail. Dari belum tepat memberi alasan, kemudian mampu mengurai
maksud dari gambar/karya yang dibuat. Begitupun perkembangan penguasaan
teknik, alat, bahan, serta kemampuan kreatif untuk mengolah ide.

16

Biasanya ada hal yang kurang disadari oleh para guru, bahwa penilaian
sama dengan vonis hakim terhadap yang diwujudkan dalam nilai sebagai putusan
yang tak bisa ditawar. Terlebih bagi para orang tua yang belum memahami
hakekat nilai atau penilaian; akan mudah berpendapat, bahwa nilai jelek dari guru
adalah searti dengan : anak saya tidak berbakat, tidak mampu menggambar, atau
menggambar hanya untuk anak yang berbakat. Akan lebih parah, apabila guru
juga berpandangan seperti itu.
Oleh karena itu, memberi nilai / skor terhadap hasil karya anak, haruslah
meilhat situasi dan kondisi anak. Apakah nilai akan membuat anak bangga
[reinforcement]. apakah nilai akan membuat anak menjadi merosot minatnya,
bahkan membenci kegiatan oleh seni rupa.
Jadi, yang paling diharapkan adalah nilai evaluasi yang mampu
menggugah semangat anak untuk terus berkarya. Namun, tidak selamanya nilai
tinggi yang diberikan akan secara otomatis dapat memberi semangat anak untuk
terus berkarya.Justru bisa memberi konotasi keliru terhadap persepsi anak, apabila
terlalu mudah mendapat nilai bagus, walau kenyataannya hasil karyanya tidak
bagus.
Ada dua bentuk evaluasi, yaitu :
1. Evaluasi Tes
Diperlukan soal dan ketentuan kriteria penilaian. Salah satu jenis teknik
tes adalah tes penilaian produk. Penilaian produk (Syafii 2010:32) adalah
penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk
meliputi tiga tahap penilaian, yaitu: (1) tahap persiapan, berkenaan dengan
penilaian kemampuan siswa dalam merencanakan, mengembangkan ide, dan
mendesain produk, (2) tahap pembuatan produk, berkenaan dengan penilaian
kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik,
dan (3) tahap penilaian produk, berkenaan dengan penilaian produk yang
dihasilkan siswa sesuai kriteria yang ditetapkan.
2. Evaluasi Non-tes
Tidak memerlukan soal, misalnya penilaian terhadap hasil karya lomba
gambar atau hasil karya seni rupa yang lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan

17

adalah faktor kejiwaan, situasi anak pada waktu berkarya (kadar minat, situasi di
rumah yang terbawa di kelas, suasana kelas, dan sebagainya) sebagai faktor
indogen yang mempengaruhi keinginan berkarya. Di samping itu, faktor eksternal
juga perlu diantisipasi, misalnya campur tangan guru, bahan/materi yang kurang
diminati, dan tema yang tidak menggugah minat.
Teknik evaluasi dapat dilakukan lewat seleksi atau teknik ranking yang
biasanya digunakan dalam penilaian lomba. Dipilih karya-karya yang dianggap
memenuhi persyaratan, lantas dibuat perbandingan, kemudian ditentukan urutan
dengan memberi skor/nilai pada setiap karya. Sedangkan teknik penilaian
langsung, biasanya berkaitan dengan pelajaran di kelas, yang merupakan umpan
balik dari hasil pelajaran yang telah diberikan. Penilaian dapat berupa huruf atau
angka.
Untuk memperoleh penilaian yang mendekati sempurna, diperlukan
pertimbangan dengan menambahkan penilaian berdasarkan proses berkarya.
Penilaian ini, biasa disebut penilaian pendekatan proses. Perlu diketahui, bahwa
dilema yang muncul dalam mengevaluasi karya seni adalah adanya sifat subyektif.
Maka dengan menambahkan hasil pengamatan dengan perilaku dalam proses
berkarya, mengamati situasi kejiwaan, minat dan tipologi anak, akan didapat
peluang untuk menilai secara lebih objektif.
Selain itu, terdapat penilaian produk, yang pada prinsipnya penilaian yang
mengacu pada hasil karya anak. Penilaian produk didasarkan pada kriteria untuk
memperoleh hasil penilaian yang lebih objektif.
E.PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI RUPA
SD
Menurut Uno (2010:4), perencanaan dapat didefinisikan sebagai suatu cara
untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan
berbagai langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana pembelajaran seni rupa seperti
yang dijelaskan dalam Ismiyanto (2009), yakni:

18

a. Aspek Kurikulum.
Kurikulum

sebagai

suatu

alat

pendidikan

disusun

serta

dikembangkan bagi kepentingan peserta didik dan sekaligus merupakan


panduan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran. Berdasarkan
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), guru dapat memilih,
menetapkan,

dan

mengembangkan

bahan

ajar. Selanjutnya

hasil

pengembangan dan pengorganisasian bahan ajar dapat dijadikan pedoman


bagi perumusan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil
belajar, pemilihan dan penetapan metode berikut kegiatan belajar
mengajar, penyusunan alat evaluasi, pemilihan media pembelajaran,
penetapan waktu belajar mengajar, sampai pada penetapan biaya yang
dibutuhkan.
b. Aspek kedudukan guru.
Guru harus berperan aktif, bekerja secara profesional sesuai
dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat. Sebagai perencana
pembelajaran, guru berkewajiban mengkaji kurikulum yang dijadikan
panduan. Dalam artian guru harus melakukan telaah kritis terhadap
kurikulum, untuk selanjutnya mengidentifikasi pengalaman-pengalaman
belajar yang

sesuai

dengan

siswa,

kemudian

merumuskan

dan

mengembangkan bahan ajar.


c. Aspek kedudukan siswa.
Penyusunan skenario pembelajaran, keluasan dan kedalaman bahan
ajar serta aktivitas belajar hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan
perkembangan anak agar bahan ajar dan cara belajar sesuai dengan kondisi
anak.
d. Aspek lingkungan belajar.
Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal dilaksanakan di
sekolah, maka dalam hal ini yang dimaksudkan lingkungan belajar adalah
sekolah dengan iklim dan sarana-prasarana yang diasumsikan mewarnai
kegiatan pembelajaran. Mulai dari bangunan gedung sekolah, lingkungan
alam, dan sosial-budaya sekolah, media pembelajaran, dan sarana-sarana
lainnya.Pentingnya

pemahaman

mengenai

aspek-aspek

dalam

pembelajaran oleh guru seni rupa dapat membantu guru ketika menyusun
rencana pembelajaran.

19

Dan

setelah

menyusun

perencanaan

pembelajaran

maka

selanjutnya adalah pelaksanaannya.Pelaksanaan pembelajaran dapat


dikatakan berjalan efektif jika tujuan pembelajaran tercapai. Namun,
berbagai hal yang tidak diduga kerap terjadi selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Dalam rangka menyusun dan mengembangkan
kegiatan belajar mengajar (KBM), penting dipahami terlebih dahulu
tentang pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran (Ismiyanto 2009).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas
anak. Tujuan pendidikan seni adalah untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Jenis karya rupa antara lain :menggambar / melukis, membentuk, menempel,
mencetak, menggunting, melipat, menempel (3m), dekorasi, merakit dan
membangun, dan sebagainya.
Metode pembelajaran seni rupa di sd antara lain strategi penataan,
strategi penyampaian, stategi pengelolaan. Model pembelajaran seni rupa di
SD antara lain model terkait,model terjala dan model terpadu. Pembelajaran
Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu.
Evaluasi pebelajaran seni rupa lebih menekankan pada aspek proses
pengajaran dengan mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk
perubahan nilai. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara tes dan non tes. untuk
memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
B. Saran
Sebagai calon guru SD, kita di harapkan mampu memahami perencanaan
pembelajaran Seni Rupa agar pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran seorang guru
terlebih dahulu harus memahami materi, media, metode, pendekatan dan
evaluasi pembelajaran.Sebagai calon guru pula kita harus memahami hakikat

20

seni rupa serta mengembangkan bakat,minat dan potensi anak agar


menumbuhkembangkan kretivitasnya sejak dini.

DAFTAR PUSTAKA
Garha, O dan Bongsoe. 1975. Penuntun Pendidikan Seni Rupa untuk SD.
Bandung: PT Pelita Masa.
http://juliealmathea.wordpress.com/2011/04/09/pembelajaran-seni-rupa-sd/
http://ufiksafikhudin.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pendidikan-seni-rupa-disd.html

21

Anda mungkin juga menyukai