Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

(DRAMA DALAM SENI)

N
OLEH:
Kelompok 2

1. Chossy Rifki Debbyan


2. Julia Ratih
3. Riskian Haiyu Putra
4. Trisna Wijaya
5. Zahra Khairunnisa

Guru Pembimbing : Dewi Hastuti S.Ag

Madrasah Aliyah Negeri 1 OKU

Tahun Pelajaran 2017/2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang selalu

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Seni dalam Drama.”

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga, para sahabat serta umatnya, dan untuk kita semua semoga

selalu dalam lindungan Allah SWT.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat banyak dukungan

dan bantuan dari semua pihak. Karena motivasi dan dukungan merekalah kami

sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan

kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat

kami harapkan. Dengan harapan semoga bermanfaat dan dapat menambah

pengetahuan pembaca.

Baturaja, Februari 2018

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

1. LATAR BELAKANG.........................................................................

2. RUMUSAN MASALAH....................................................................

3. TUJUAN MASALAH.........................................................................

4. MANFAAT MASALAH.....................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

1. PENGERTIAN DRAMA DAN SENI.................................................

2. JENIS-JENIS DRAMA.......................................................................

3. UNSUR-UNSUR DRAMA.................................................................

4. STRUKTUR DRAMA........................................................................

5. CARA MENAMPILKAN DRAMA...................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

1. SIMPULAN........................................................................................

2. SARAN...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang

melingkupi kehidupan manusia.


Dalam karya sastra drama, terdapat adegan-adegan yang dapat anda

tampilkan. Dalam adegan drama tersebut dimunculkan karakter dan berbagai

perilakunya, serta konflik yang membangun drama.


Dalam perkembangannya kata drama dari bahasa Yunani yaitu dromai

yang mempunyai makna berbuat, bertindak, dan bergerak melakukan aksi sesuai

naskah. Secara umum, drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam

bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor.


Secara umum drama mempunyai dua makna secara sempit dan secara luas.

Drama dalam arti luas adalah bentuk tontonan atau pertunjukkan yang

mengandung cerita yang dipentaskan di depan khalayak umum. Sedangkan untuk

dalam arti sempit yaitu sebuah kisah hidup seseorang yang di ditampilkan di atas

panggung yang ditonton oleh khalayak umum.


Sedangkan, Seni merupakan segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia

dengan unsur keindahan dan menbangkitkan perasaan didalamnya.


Dibuatnya makalah yang berisi tentang Seni dalam Drama, untuk

menyelesaikan tugas bahasa indonesia. Selain itu mudah-mudahan isi dari

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membaca dan

mempelajarinya. Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang

drama.
2. RUMUSAN MASALAH

Berikut merupakan rumusan masalah dari makalah ini :


1. Apa yang dimaksud dengan drama dan seni?
2. Apa saja jenis-jenis drama?
3. Apa saja unsur-unsur dalam drama ?
4. Apa struktur dalam drama ?
5. Bagaimana mementaskan drama?
3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang pengertian drama dan seni.
2. Memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis drama.
3. Memberikan wawasan tentang unsur-unsur drama.
4. Memberikan pengetahuan struktur dalam drama.
5. Mendapatkan cara mementaskan drama dengan baik dan benar.
4. MANFAAT PENULISAN
Manfaat rumusan masalah dari makalah ini, sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian drama dan seni.
2. Mengetahui jenis-jenis drama.
3. Mengetahui unsur-unsur dalam drama.
4. Mengetahui struktur yang ada di drama
5. Memberitahu cara mementaskan drama dengan benar.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DRAMA DAN SENI


Dalam KBBI (1998 : 213) drama merupakan “komposisi syair atau prosa

yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah

laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.”


Adapun pengertian drama menurut Engkos dan Iin (2016 : 245) merupakan “

bentuk sastra yang digemari oleh masyarakat luas.“ Drama adalah salah satu

genre sastra yang sarat akan sisi-sisi kemanusiaan.


Adapun menurut Seni Handayani dalam http://www.gurupendidikan.co.id/11-

pengertian-drama-menurut-para-ahli-berserta-unsurnya/, drama adalah “bentuk

komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga

drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama

dipentaskan.”
Sedangkan menurut Wildan dalam http://www.gurupendidikan.co.id/11-

pengertian-drama-menurut-para-ahli-berserta-unsurnya/, drama adalah “

komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua,

yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.”


Istilah drama awalnya digunakan untuk merujuk kepada suatu cerita atau

kisah yang dipentaskan atau dipertontonkan kepada masyarakat melalui seni

pertunjukan di atas panggung. Seperti pada sekitar abad-18 di Perancis, drama

berkembang menjadi seni pertunjukan yang elit yang dipentaskan di teater teater

besar. Namun, dalam perkembangannya drama tidak hanya terbatas pada

pertunjukan di atas panggung saja melainkan segala suatu bentuk tontonan atau

pertunjukan lakon yang dipertontonkan di depan khalayak umum juga masuk

dalam kategori drama.


Dalam KBBI (1998 : 816) seni merupakan “kesanggupan akal untuk

menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa).”


2. JENIS-JENIS DRAMA
Sama dengan karya sastra yang lainnya, drama juga memiliki jenis-jenis

untuk ditayangkan. Berikut merupakan jenis-jenis drama yang ada :


1. Ketoprak

Drama tradisional ini berasal dari Jawa. Pementasannya bermula dilakukan

dengan cara berkeliling dari satu kota ke kota yang lain dalam jangka waktu

tertentu. Cerita ketoptak biasanya merupakan kisah-kisah raja Jawa. Serius apapun

cerita yang di mainkan, dalam ketoprak selalu ada babak dagelan atau lawakan.

2. Noh dan Kabuki

Noh dan Kabuki berasal dari Negeri sakura Jepang.Noh berkembang pada

abad XIV. Dahulunya Noh dikhususkan untuk tontonan para prajurit perang atau
samurai mereka bergerak dengan lambat sambil mengalunkan Lagu. Sementara

itu, Kabuki berkembang pada abad XVII. Bahasa yang dipakai adalah bahasa

jepang kuno. Kabuki kaya adegan yang dramatis dengan banyak gerakan.

Pertunjukan Kabuki berlangsung cukup lama, yaitu selama empat sampai lima

jam. Karena itulah, ada jeda waktu bagi penonton untuk makan dan beristirahat

dahulu.

3. Opera Beijing

Opera Beijing muncul sekitar 200 tahun yang lalu. Seni pertunjukan

merupakan gabungan akrobat dan nyanyian. Cerita yang diceritakan berupa

sejarah ataupun legenda, misalnya”Legenda Si Ular Putih.”

Riasan wajah pemain opera ini mencerminkan ciri kepribadian. Kuning dan

putih menyimbolkan kecerdikan dan kelicikan. Warna merah mewakili kejujuran

dan kesetiaan. Hitam untuk berani dan kebijaksanaan. Biru dan hijau mengibarkan

semangat. Sementara itu, warna emas dan perak adalah simbol dari kekuatan

magis.

4. Balet Eropa

Seni ini merupakan gabungan drama tanpa dialog dengan tari dan musik

dalam pementasaan sebuah cerita. Balet lahir pada abad XVII, sebagai hiburan

keluarga bangsawan di Eropa. Langkah-langkah pada balet mengutamakan

keseimbangan dan keanggunan gerak kaki. Pada masa kekuasaannya tahun 1670-

an seni balet berkembang pesat. Karya besar teater balet adalah ”Le Bourgeois

Gentilhomme.” karya Moliere.


3. UNSUR UNSUR DRAMA

Dalam drama, hampir mirip seperti kebanyakan karya lainnya, memiliki dua

unsur di dalamnya, yakni unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik

merupakan unsur yang terdapat pada struktur karya drama itu sendiri. Sedangkan

unsur ekstrinsik dalam drama merupakan unsur-unsur penyusun drama yang

terletak di luar struktur karya sastranya.

a. Unsur-unsur Instrinsik

Berikut adalah unsur-unsur instrinsik dalam drama :

1. Tema

Sebuah drama, seperti karya sastra lainnya memiliki unsur tema. Unsur

tema dapat ditemukan dengan mengikuti keseluruhan cerita yang ada dalam

drama tersebut. Tema dalam drama pada akhirnya akan berhubungan dengan nilai-

nilai (pesan yang terkandung dalam cerita drama). Nilai-nilai dapat diambil untuk

kehidupan kita sehari-hari.

2. Penokohan

Penokohan/karakter pelaku utama adalah pelukisn/karakter kepribadian

pelaku utama. Dalam penokohan dikenal karakter para pelaku sebagai protagonis,

yaitu pembawa ide pokok atau dasar yang merupakan pusat cerita. Penokohan lain

adalah tokoh antagonis, yaitu tentang ide pokok yang menimbulkan ketegangan.

Selanjutnya, ada tokoh trigonis, yaitu penengah serta pendamai dua pihak dan
tokoh ini sebagai penyelesai ketegangan. Munculnya karakter dari tiap tokoh

memunculkan konflik yang merangkai jalan cerita.

3. Alur Cerita/Plot

Plot/jalan cerita adalah rangkaian kejadian yang dialami oleh para pelaku

cerita, biasanya terdiri atas ekposisi , intrik, klimaks, antiklimaks, dan konklusi.

1. Eksposisi/introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik

melalui dialog-dialog pelaku.


2. Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai

tegang.
3. Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang

telah mencapai puncaknya dalam cerita.


4. Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah

dapat diselesaikan.
5. Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap

nasib pelaku utama.


4. Latar Cerita

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah latar yang ada pada drama. Latar

mempengaruhi jalannya cerita, bahkan watak tokoh. Peran latar inilah yang

membuat sebuah drama mempunyai karakteristik sendiri. Latar ini dapat berwujud

latar tempat, latar waktu serta latar suasana.

5. Amanat

Unsur amanat atau pesan merupakan unsur yang wajib ada dalam sebuah

drama mapun karya sastra lainnya. Amanat atau pesan merupakan nilai didik yang

ingin disampaikan oleh penulis naskah lakon kepada penonton melalui


pertunjukan yang dipentaskan, baik secara eksplisit dan implisit. Nilai-nilai yang

terkandung dapat berupa nilai agama, sosial, moral, dan budaya yang pada intinya

memberikan suatu pelajaran hidup yang bermanfaat bagi penonton.

b. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik dalam drama merupakan unsur unsur pendukung jalannya

sebuah drama yang berasal dari luar struktur sastra drama tersebut. Unsur-unsur

pendukung tersebut antara lain pimpinan produksi, sutradara, tim kreatif, penata

rias dan kostum, penyandang dana, serta unsur-unsur pendukung lainnya dalam

pementasan suatu drama.

Selain itu unsur ekstrinsik dapat berupa faktor-faktor yang tengah

berkembang dalam masyarakat, seperti perkembangan ekonomi, situasi politik,

situasi sosial budaya, tingkat pendidikan, akses terhadap masyarakat, hal ini

dikarenakan unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi penulis dalam menentukan

jenis cerita yang akan dipentaskan serta mempengaruhi bagaimana tanggapan

penonton terhadap suatu pertunjukan drama.

Selain itu faktor psikologis baik dari pemain, kru, maupun menonton juga

termasuk dalam unsur ekstrinsik yang dapat mempengaruhi jalannya sebuah

drama.

4. STRUKTUR DRAMA
Suatu drama akan memiliki aliran cerita yang sering disebut lakon. Lakon

dalam drama memiliki struktur yang jelas yang berkaitan satu sama lain sehingga

membentuk suatu kesatuan yang padu. Berikut ini beberapa hal yang termasuk

dalam struktur drama.

a. Babak

Babak dalam naskah drama merupakan setiap bagian atau sesi adegan

dalam drama. Babak merupakan rangkuman semua peristiwa yang terjadi di suatu

latar tempat pada urutan waktu tertentu.

b. Adegan

Adegan merupakan struktur yang meliputi cara seorang aktor atau aktris

membawakan tokoh yang diperankannya dalam suatu drama. Adegan juga

merupakan bagian dari suatu babak di mana batas dari suatu adegan ditentukan

oleh perubahan peristiwa ataupun transisi datang perginya seorang tokoh dalam

suatu babak drama.

c. Dialog

Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa rangkaian

percakapan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya. Penulisan dialog dalam

naskah drama menggunakan tanda baca petik (“_”).

d. Prolog

Prolog merupakan sebuah bagian yang menjadi pengantar naskah. Prolog

dapat berisi satu atau beberapa keterangan maupun pendapat dari penulis naskah
drama tentang cerita yang akan dipentaskan. Biasanya disampaikan oleh seorang

narator.

e. Epilog

Epilog merupakan bagian penutup dari suatu drama. Sama seperti prolog,

bagian ini biasanya juga akan disampaikan oleh narator yang berisi tentang sekilas

kisah balik maupun kesimpulan dari isi drama yang telah dipentaskan.

5. MEMENTASKAN DRAMA
Dalam pementasan drama banyak hal yang harus di perhatikan misalnya

teknik pementasan, unsur-unsur pementasan, langkah-langkah pementasan drama,

dan pembagian tugas dalam pementasan. Berikut adalah penjelasan tentang hal

yang harus di perhatikan.


1. Teknik Pemeranan

Memerankan drama berarti mengaktualisasikan segala hal yang terdapat

didalam naskah drama ke dalam lakon drama diatas pentas pada saat melakukan

dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental (lafal, intonasi, nada atau

tekanan, dan mimik) mempunyai peranan sangat penting.

Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan adalah

membaca dan memahami naskah drama. Naskah drama adalah karangan berupa

tulisan yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, dan latar panggung

yang dibutuhkan, serta pelengkap lainnya (kostum, pencahayaan, dan musik


penggiring). Dalam naskah drama, yang diutamakan ialah tingkah laku dan dialog

(percakapan antar tokoh) sehingga penonton memahami isi cerita yang

dipentaskan secara keseluruhan.

Dalam naskah drama, yang perlu kita pahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai

yang dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu,

pemain akan terlibat dalam konflik atau pertentangan. Secara umum ada dua

langkah utama yang harus kita lakukan ketika akan mementaskan drama, yaitu

sebagai berikut :

1) Memahami naskah karakter tokoh yang akan kita perankan, yakni

melalui dialog dan keramagung atau petunjuk lakuan.


2) Memerankan tokoh dengan memperhatikan aspek lafal, intonasi,

nada/tekanan, mimik dan gerak-geriknya.


Untuk pementasan yang lebih besar, kita harus memperhatikan kata

pentas lainnya, yaitu:


1. bloking atau masalah posisi aktor diatas pentas,
2. tata panggung yang menggambarkan peristiwa (tempat, waktu,

dan busana) dalam cerita,


3. kata bunyi (efek dan musik), dan
4. tata lampu
2. Unsur-unsur Pementasan

Dalam pentas drama, sekurang-kurangnya ada enam unsur yang perlu kita

perhatikan, yaitu (1) naskah drama, (2) sutradara, (3) pemeran, (4) panggung, (5)

perlengkapan panggung yang meliputi tata cahaya, rias, bunyi, pakaian, dan (6)

penonton. Berikut uraiannya.

a. Naskah drama merupakan bahan pokok pementasan. Secara garis

besar, naskah drama dapat berisi tragedi (tentang kesedihan dan


kemalangan) atau komedi (tentang lelucon dari tingkah laku konyol).

Naskah drama juga dapat disajikan secara realitis, yakni mendekati

kenyataan yang sebenarnya dalam pementasan, baik itu dalam bahasa,

pakaian, ataupun tata panggungnya.


b. Sutradara. Setelah naskah, faktor sutradara memegang peranan yang

penting. Sutradara inilah yang bertugas mengordinasikan lalu lintas

pementasan agar pementasannya berhasil. Ia bertugas membuat atau

mencari naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja, penyandang

dana (produsen), dan dapat menyikapi calon penonton.


c. Pemeran. Pemeran harus menafsirkan perwatakan tokoh yang

diperankannya memang sutradara yang menentukannya namun, tanpa

kepiawaian pemeran dalam mewujudkan karakter, konsep peran yang

telah digariskan sutradara akan sia-sia.


d. Panggung. Secara garis besar variasi panggung dapat dibedakan

menjadi dua kategori berikut.


1. Panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya,

sehingga semua penonton dapat mengamati pementasan seacara

keseluruhan dari luar panggung.


2. Panggung berbentuk arena sehingga memungkinkan pemain

berada di sekitar penonton.


3. Cahaya (lighting) diperlukan untuk memperjelas penglihatan

penonton terhadap mimik pemeran sehingga tercapai atau dapat

mendukung penciptaan suasana tertentu.


4. Bunyi (sound effect) memegang peran penting. Bunyi dapat

diusahakan secara langsung (orkestra, band, gamelan, dan

sebagainya).
5. Pakaian atau sering disebut kostum, yaitu pakaian yang dikenakan

para pemain untuk membantu menampilkan perwatakan tokoh

yang diperankannya.
6. Tata rias. Tata rias yag baik dapat membuat seorang gadis berumur

18 tahun tampak seperti seorang nenek-nenek. Wajah tampan pun

dapat dipermak menjadi tokoh yang tampak kejam dan jelek.

Semua itu diusahakan untuk lebih membantu para pemeran untuk

membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan

naskah dan tafsiran sutradara.


7. Penonton. Dalam setiap pementasan, faktor penontot perlu

dipikirkan juga jika drama dipentaskan untuk para siswa sekolah

sendiri, faktor penonton tidak begitu merisaukan. Apabila terjadi

kekeliruan, mereka akan memaafkan, memaklumi, dan jika pun

mengkritik, nadanya akan lebih bersahabat. Akan tetapi, dalam

pementasan untuk umum, kritik akan lebih tajam. Jauh sebelum

pementasan, sutradara harus mengadakan survei perihal calon

penonton. Jika penontonnya kritis, awak pentas harus diberitahu

agar lebih siap dan tidak mengecewakan para penonton.


3. Langkah-langkah Pementasan Drama

Dalam kegiatan berikut, kita akan mementaskan drama dengan naskah

yang sudah tersedia. Untuk itu , lakukanlah langkah-langkah berikut.

a. Bedah naskah, secara bersama-sama terhadap isi naskah yang akan

dipentaskan. Tujuannya agar semua calon pemain memahami isi

naskah yang akan dimainkan.


b. Reading. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga

dapat mengenal tiap peran.


c. Casting. Melakukan pemilihan pemeran agar karakter yang akan

dimainkan sesuai kemampuan akting pemain.


d. Mendalami peran yang akan dimainkan. Pendalaman peran

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dilapangan.


e. Blocking. Sutrada mengatur teknis pentas, yakni dengan cara

mengarahkan dan memposisikan pemain.


f. Running. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog

sampai pengaturan pentas.


g. Geladi resik atau latihan terakhir sebelum pentas. Semua bermain

dari awal sampai akhir pementasan tanpa ada kesalahan lagi.


h. Pementasan. Semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi

panggung sudah lengkap. Saatnya pertunjukan yang sesungguhnya

dimulai dihadapan penonton.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Drama adalah bentuk karya sastra yang menampilkan karakter masing-

masing pemeran dan berbentuk naskah atau percakapan yang dipentaskan.

Drama memiliki jenis-jenis yang beragam seperti ketoprak, noh dan

kabuki, opera beijing, serta balet eropa.

Didalam drama juga memiliki unsur-unsur yang terbagi menjadi dua yaitu,

unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik ada 5 macam yakni, tema,

penokohan, alur/plot, latar cerita, dan amanat. Sedangkan Unsur ekstrinsik dalam
drama merupakan unsur-unsur pendukung jalannya sebuah drama yang berasal

dari luar struktur sastra drama tersebut. Unsur-unsur pendukung tersebut antara

lain pimpinan produksi, sutradara, tim kreatif, penata rias dan kostum,

penyandang dana, serta unsur unsur pendukung lainnya dalam pementasan suatu

drama.

Serta struktur dalam drama adalah babak, adegan, dialog, prolog, dan

epilog. Adapun cara pementasan drama yang informasinya dapat kita kumpulkan

yaitu teknik pemeranan, unsur-unsur pementasan, dan langkah-langkah

pementasan.

B. SARAN

Setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat mengetahui pengertian

drama dan seni, jenis-jenis drama, dan bagaimana cara mementaskan drama diatas

panggung dan di dalam lingkungan masyarakat luas. Serta menambah wawasan

dan pengetahuan para pembaca tentang sebuah drama. Dan diharapkan pembaca

bisa menerapkan seni dimasyarakat luas.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Adi Somad. dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia Kelas XI.
Jakarta : BSE.
Abdul, Adi Somad.dkk.. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia Kelas XII.
Jakarta : BSE.
Kokasih, Engkos dan Iin Hendriyani. 2016. Cerdas Berbahasa dan Bersastra
Indonesia Kelas XII. Jakarta : Erlangga.

SUMBER SUMBER INTERNET

https://santaidamai.com/pengertian-drama/

http://www.gurupendidikan.co.id/11-pengertian-drama-menurut-para-ahli-
berserta-unsurnya/

Anda mungkin juga menyukai