MAKALAH
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 6 TBIN 2 C
APRIL 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Dzat yang maha penyayang diantara
penyayang, yang menanamkan cinta dan kasih sayangnya terhadap seluruh
hambanya, sehingga penulis dapat menyelesakan penyusunan makalah ini.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada nabi tercinta, Nabi Muhammad
SAW teladan bagi seluruh umat hingga akhir zaman. Sungguh suatu karunia
terbesar yang telah Allah Swt. Titipkan. Ujian dan cobaan tak menyusutkan
penulis pada kehendak Tuhan. Baik dalam waktu yang cukup lama penulis
menyesuaikan makalah ini yang berjudul “Prinsip Bentuk Drama”. Doa dan
dorongan dari berbagai pihak banyak memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H.Maftukhin, M.Ag. sebagai rektor IAIN Tulungagung.
2. Ibu Dr.Hj. Binti Maunah, sebagai dekan FTIK IAIN Tulungagung.
3. Ibu Dr. Erna Iftanti, S.S. M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tadris Bahasa
Indonesia.
4. Ibu Muyassaroh, S.S., M.Pd sebagai dosen pengampu Teori Sastra.
5. Semua aktivis dan teman-teman yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini
Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah Swt. semoga budi baik
dan bantuan-bantuan yang tak ternilai dibalas oleh-Nya sebagai amal kebaikan.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Drama.......................................................................3
B. Jenis-Jenis Drama.......................................................................6
C. Hakikat dan Fungsi Drama.........................................................9
D. Unsur-Unsur Drama.................................................................13
A. Kesimpulan...............................................................................17
B. Saran.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan
semata – mata sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil
sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang
mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan
manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi
tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan
sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk
mengungkapkan eksistensi dirinya.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau
bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel
cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama,
lukisan/kaligrafi.
Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga
sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat
pesat di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan
pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk
hidup.
Selain itu, seni drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar
biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat
keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ
seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang
profesionalitas agar dapat berkembang terus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Drama?
2. Apa saja Jenis-Jenis Drama?
3. Bagaimana Hakikat dan Fungsi Drama?
4. Apa saja Unsur-Unsur Drama?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Drama
4
2. Untuk mengetahui apa saja Jenis-Jenis Drama
3. Untuk mengetahui Hakikat dan Fungsi Drama
4. Untuk mengetahui Unsur-Unsur Drama
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Drama
Drama bila ditelusuri dari asal usul katanya berasal dari bahasa
yunani, draien yang diturunkan dari kata draomai yang semula berarti
berbuat, bertindak, dan beraksi (to do, to act). Dalam perkembangan
selanjutnya, drama mengandung arti kejadian, risalah dan karangan.1
Drama merupakan genre(jenis) karya sastra yang menggambarkan
kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan sebuah realita
kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog
yang dipentaskan.2 Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan
emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah
drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk
dinikmati oleh penonton.3 Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi
dan aksi.4 Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik
atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah
pementasan drama.
Drama sering disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal
dari bahasa jawa sandi yang berarti rahasia dan warab yang berarti ajaran.
Sandiwara berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak
terang-terangan. Karena lakon drama sebenarnya mengandung
pesan/ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya. Penonton
menemukan ajaran itu tersirat dalam lakon drama. Misalnya, orang yang
menebar kejahatan akan menuai kehancuran.5
Kata teater dipungut dari bahasa inggris theater yang berarti
gedung pertunjukkan atau dunia sandiwara. Kata theater bahasa inggris itu
berasal dari bahasa yunani theatron yang berarti takjub melihat. Mungkin,
1
Satoto. Analisis drama dan teater. (yogyakarta:Penerbit Ombak, 2012) hlm 1
2
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta : Gramedia, 2008) hlm 342-343
3
Suwardi Endrawaswara. Metode Pembelajaran Drama.( Yogyakarta:CAPS,2011) hlm 11-31
4
Harymawan. Dramartugi. (Bandung:Rosda, 1998)
5
Asul Wisanto. TERAMPIL BERMAIN DRAMA. (Semarang:Grasindo,2002) hlm.1
6
banyak penonton yang merasa takjub dan puas menyaksikan tontonan
drama yang dipentaskan dipanggung itu. 6
Pengertian drama menurut para ahli yaitu :7
1. Moulton
2. Balthazar Vallhagen
3. Budianta, dkk(2002)
4. Ferdinand Brunetiere
6. Seni Handayani
7. Wildan
6
Ibid. Hlm 2
7
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/03/pengertian-drama-menurut-para-ahli-dan-
unsur-unsurnya.html. Diakses pada tanggal 19 April pukul 20.07
7
Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni,
sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks
tertulis dan yang dipentaskan
8. Anne Civardi
9. Krauss (1999:249)
10. Tjahjono
8
Jadi, dapat disimpulkan bahwa drama merupakan seni pertunjukan
teater yang pementasannya di atas panggung yang diperankan oleh
beberapa tokoh, dan menceritakan beberapa kisah yang dapat diambil
hikmah atau pesan didalamnya.
B. JENIS-JENIS DRAMA
9
Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan
didalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan
biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama komedi
menampilkan tokoh totol, konyol, atau tokoh bijaksana tapi lucu.
Penilaian penonton terhadap drama komedi berbeda beda. Ada
yang dapat tertawa saat menonton drama komedi, ada juga yang
tidak. Perbedaan penilaian ini disebakbkan oleh perbedaan budaya
dan pengalaman. Penonton yang pernah mengalami peristiwa yang
diceritakan dalam drama komedi akan tertawa jika melihat drama
tersebut. Contoh: Film Mister Bean, Bajai Bajuri
d. Dagelan
Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi ceritanya
dagelan kasar, lentur, dan vulgar. Dalam dagelan tidak terdapat
kesetiaan terhadap alur cerita. Irama permainan dapat melentur dan
ketetapan waktu tidak dipatuhi. Tokoh-tokoh dalam dagelan
mempunyai watak berubah secara tiba-tiba menjadi kocak.
Dagelan disebut juga banyolan, sering disebut tontonan konyol
atau tontonan murahan. Contoh:Teater Srimulat, Ketoprak Humor,
Opera Van Java
2. BERDASARKAN CARA PENYAJIANNYA
a. Closed drama (drama untuk di baca)
Closed drama adalah darama yang dibuat hanya untuk
dibaca dan hanya indah untuk dibaca. Closed darama mempunyai
dialog-dialog yang panjang dan menggunakan bahasa yang indah.
Dialog-dialog yang digunakan tidak mencerminkan percakapan
sehari-hari sehingga sulit dipentaskan.
b. Drama treatikal (drama yang dipentaskan)
Drama treatikal adalah darama yang dapat dipentasakan.
Drama treatikal dipentaskan di atas pentas atau panggung.
c. Drama radio
Drama radio adalah drama yang ditayangkan atau di
pentaskan melalui radio. Mementingkan dialog yang diucapkan
10
melalui media radio. Drama radio biasanya direkam melalui kaset.
Misalnya, selingan music, sound effect, dan jenis suara. Adega dan
babak dalam drama radio dapat diganti sebanyak mungkin karena
tidak perluu menyiapkan pergantian dekor. Misalnya, Sahur Sepuh.
d. Drama televise
Drama televise adalah drama yang ditayangkan atau
dipentaskan melalui televise. Kelebihan drama televise adalah
melukiskan flashback (kenangan masa lalu). Drama televise
berbentuk scenario. Drama televise ditampilkan dalam bentuk film,
senetron.
3. BERDASARKAN BENTUKNYA
a. Sandiwara
Sandiwara adalah dari dua kata bahasa jawa, yaitu sandi
yang berarti rahasia dan warah berarti ajaran. Sandiwara berarti
pengajaran yang diberikan secara rahasia dalam bentuk tontonan.
b. Teater rakyat
Teater rakyat adalah segala jenis tontonan yang
dipertunjukan di depan orang banyak dan bersifat kerakyatan.
Seperti ketoprak dari jawa, ludruk dari jawa timur, arja bali, lenong
dari Jakarta, dan sebagainya.
c. Opera
Opera adalah drama yang berisikan nyanyian dan music
pada saat pementasaannya. Nyanyian digunakan sebagai dialog.
Opera disebut juga drama musical.
d. Sendratari
Sendratari adalah seni drama tari atau drama tanpa dialog
dari pemainnya. Suasana atau adegan dinyatakan dengan gerak
yang berunsur tari.
e. Pantonim
Pantonim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang
hanyadimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasannya
diiringi music.
11
f. Operet atau operette
Operet adalah opera yang ceritannya lebih pendek.
g. Tambeau
Tambeau adalah drama yang mirip pantonim yang
dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimic wajah
pelakunya. Atau drama tanpa kata-kata, dan pelaku hanya
mengandalkan gerak patah-patah.
h. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsure agama atau
religious
i. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah
boneka wayang
j. Minikata
Drama yang cakapan singkat yang mengandalkan gerak
teatikal.
4. BERDASARKAN MASANYA
a. Drama baru (modern)
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk
memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya
bertema kehidupan manusia sehari-hari.
b. Drama lama (klasik)
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya
menvceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan,
kehidupan dewi-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya. 8
8
Guru Merry, “Drama: Pengertian, Struktur, Ciri-ciri, Jenis dan Unsur Drama”, diakses dari
https://majalahpendidikan.com/drama-pengertian-struktur-ciri-ciri-jenis-dan-unsur-drama/ pada
tanggal 20 April 2020 pukul 09.00
12
Sebuah drama pada hakikatnya hanya terdiri atas dialog. Mungkin
dalam drama ada petunjuk pementasan, namun petunjuk pementasan ini
sebenarnya hanya dijadikan pedoman oleh sutradara dan para pemain.
Oleh karena itu, dialog para tokoh dalam drama disebut sebagai teks utama
(hauptext) dan petunjuk lakuannya disebut teks sampingan (nebentext).
Drama memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Drama Sebagai Karya Sastra
13
mite, legenda, sage, untuk digali persoalannya dalam konfliks
antartokoh dalam naskah.
9
Suroso. Drama: Teori dan Praktik Pementasan,(Yogyakarta:Elmatera,2015) h. 9-9
14
sutradara, dan seluruh crew atau awak produksi. Pimpinan
produksi juga bertanggung jawab dalam mencari dana untuk
membiayai semua kegiatan pelatihan, pementasan, dan marketing
atau penjualan pementasan teater bekerjasama dengan semua crew
pimpinan produksi (Beck, Roy A. et all (1988).
15
yang akan dipentaskan untuk remaja harus memiliki nilai edukasi
dan dapat memberikan motivasi. Naskah drama yang dipentaskan
untuk mahasiswa dan penonton terdidik harus mampu memberi
pencerahan dan kritik atas apa yang terjadi di masyarakat. Drama
yang dipentaskan untuk kaum buruh, petani dan pedagang mampu
memberi informasi tentang pentingnya berjuang. Sebagai contoh,
naskah drama Marsinah Menggugat karya Ratna Sarumpait dapat
dipentaskan dengan setting penonton berbagai latar belakang
karena memuat informasi tentang ketidakadilan dan represi yang
dilakukan oleh penguasa. Naskah-naskah drama Arifin C. Noor
dapat membuat penonton merenungi apa arti sebuah kehidupan
dalam berbagai setting, seperti misalnya kolong jembatan dalam
lakon RT Nol RW Nol.
D. UNSUR-UNSUR DRAMA
1. Tokoh
10
Ibid. h. 21
16
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama.
Tokoh tersebut dapat dibedakan menjadi berikut.
a. Berdasarkan sifatnya
1) Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita.
2) Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.
3) Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh
protagonis maupun untuk tokoh antagonis.
b. Berdasarkan perannya
1) Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan
dalam sebuah drama. Tokoh sentral adalah penyebab dari
terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh
protagonis serta juga tokoh antagonis.
2) Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh
sentral bisa juga sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam
hal ini ialah tokoh tritagonis.
3) Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran
sebagai pelengkap atau tambahan dalam rangkaian cerita
c. Perwatakan/Penokohan
17
3) Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekeijaan, kelas
sosial, ras, agama, dan ideologi.
d. Setting atau Latar
g. Dialog (Percakapan)
18
Ciri khas naskah drama tersebut berbentuk cakapan atau
dialog, Dibawah ini merupakan beberapa hal yang berkaitan
dengan dialog dalam naskah drama.
11
Parta Ibeng, “Pengertian Drama, Struktur, Ciri, Jenis, Unsur, dan Tahapan” diakses dari
https://pendidikan.co.id/drama/ pada tanggal 20 April 2020 pukul 14.13
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Drama merupakan genre(jenis) karya sastra yang menggambarkan
kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan sebuah realita
kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog
yang dipentaskan.
Adapun unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yaitu unsur
intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar). Unsur-unsur
intrinsik yaitu tokoh, penokohan, setting, tema, alur atau plot, dan amanat.
Sedangkan unsur ekstrinsik dalam drama adalah unsur yang tampak,
seperti adanya dialog atau percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa
bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Seperti panggung, properti,
tokoh, sutradara, dan penonton.
Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan berdasarkan isi ceritanya
(drama tragedy, melodrama, komedi dagelan). Berdasarkan cara
penyajiannya (closed drama, drama treatikal, drama radio, drama televisi).
Berdasarkan bentuknya (sandiwara, teater rakyat, opera, sendratari,
pantomim, operet, tableau, passie, wayang, minikata). Dan menurut
masanya drama ada drama baru dan drama lama.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA