Anda di halaman 1dari 8

*RANGKUMAN

SUMBER BUKU : METODOLOGI STUDI ISLAM

PENULIS/KARYA : 1. Dr.H. Koko Abdul Kadir, M.A.

2. Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.

3. Hasan Baharun, M.Pd., Akmal Mundiri, M.Pd., dkk.

Di rangkum oleh : Kelompok 5


BAB 6

ISLAM DAN SEJARAH SOSIAL BUDAYA

A. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

Dari berbagai sumber kepustakaan tentang islam yang ditulis oleh para
tokoh, dan ilmuan Muslim dengan mempergunakn berbagai pendekatandapat
diketahui bahwa Islam memiliki Karakteristik yang khas yang dapat dikenali
melalui konsepsinya dalam berbagai bidang seperti, bidang agama, Ibadah
muamalah (kemanusiaan), bidang Akidah, bidang Ilmu dan kebudayaan, bidang
Pendidikan, bidang Sosial, Bidang Kehidupan Ekonomi, Bidang Politik,dll

 Dalam bidang Agama

Melalui karyanya yang berjudul Islam Doktrin dan Peradaban ,


NurcholisMadjid mengatakan bahwa dalam bidang agama Islam mengakui adanya
Pluralisme. Menurutnya pluralisme adalah sebuah aturan Tuhan ( Sunnah Alloh)
yang tidak akan berubah, sehingga tidak mungkin juga dilawan atau di lawan atau
diingkari.Selain mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan juga
mengakui adanya universalisme yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan
dan hari Akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak pada keselamatan. Dengan
demikian, karakteristik agama islam dalam visi keagamaan bersifat toleran,
pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena dalam pluralisme
terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.

 Dalam bidang ibadah

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ibadah secara harfiah ibadah


berarti bakti manusia kepada ALLAH swt, karena di dorong dan di bangkitkan
oleh akidah tauhid yang artinya ibadah sebagai upaya mendekatkan diri
kepadaAllah dengan Mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala larangan
Nya. Ibadah ada yg umum dan ada yang khusus. Yang umum ialah segala amalan
yang diizinkan Allah, sedangkan ibadah khusus ialah apa yang telah ditetapkan
Allah akan perincian perinciannya, tingkat dan cara cara tertentu

 Dalam bidang Akidah

Ajaran islam sebagaimana dikemukakan Maulana Muhamad Ali, dapat


dibagi menjadi dua bagian, yaitu teori yang biasa disebut rukun iman, dan bagian
praktik yang mencangkup segala sesuatu yang harus dikerjakan orang islamyakni
amalan amalan yang harus dijadikan pedoman hidup. Karakteristik islam yang
dapat diketahui melalui bidang akidah ini adalah bahwa akidah islam bersifat
murni baik dalam isinya maupun prosesnya yang diyakini dan diakui sebagai
Tuhan yang wajib disembah hanya Allah. Dengan demikian akidah Islam bukan
sekedar keyakinan dalam hati, melaikan pada tahap menjadi acuan dan dasar
dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal
Sholeh.

 Dalam bidang Ilmu dan Kebudayaan

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap


terbuka, akomodatif tetapi juga selektif.Dari satu segi Islam terbuka dan
akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan
itu Islam juga selektif , yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan
kebudayaan, melainkan ilmu kebudayaan yang sejalan dengan Islam.

A. Hakikat Kebudayaan Dan Agama


1. Pengertian Kebudayaan

Dalam literature antropologi, terdapat tiga istilah yang dapat semakna


dengan kebudayaan. Terma kultur berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata
Culture (Kata kerja colo, Colere). Arti kultur adalah memelihara, mengerjakan
atau mengelola. Kemudian, kebudayaan dimaknai sebagai daya dan kegiatan
manusia untuk mengelola dan mengubah alam. Istilah yang kedua adalah
sivilisasi. Sivilisasi berasal dari kata Latin, yaitu civis yang artinya adalah warga
negara.
Pengertian Kebudayaan menurut S. Takdir Alisyahbana (1986:207-
208)adalah sebagai berikut:

a. Keseluruhan yang komplek yang terjadi atas unsur unsur yang berbeda
beda dari semua percakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat
b. Warisan sosial atau tradisi
c. Cara, aturan, dan jalan hidup manusia
d. Penyesuaian manusia terhadap alam sekitar dan cara- cara menyelesaikan
persoalan
e. Hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
f. Hasil pergaulan atau perkumpulan manusia

2. Unsur unsur Kebudayaan

Kebudayaan setian bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur unsur besar
dan unsur unsur unsur kecil, yang merupakan bagian dari suatu kebutuhan yang
tidak dapat dipisahkan. Unsur unsur kebudayaan dalam pandangan Malinowski
adalah sebagai berikut:

a. Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerjasama antar anggota


masyarakat dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat alat lembaga atau petugas pendidikan (Keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang utama)
d. Organisasi Kekuatan

3.Fungsi Kebudayaan

Kebudayaan merupakan hasil karya, cara, dan cita cita masyarakat yang
memiliki unsur unsur tingkat dan kegunaan. Pada prinsipnya, kebudayaan
berfungsi selama anggota masyarakat menerimanya sebagai petunjuk perilaku
yang panta.
4. Agama sebagai Gejala Budaya dan Sosial

Menurut M. Atho Mudzhar (1998:12-13), antara penelitian kealaman dan


budaya terdapat penelitian ilmu ilmu sosial. Penelitian Ilmu sosial berada diantara
ilmu budaya dan ilmu kealaman, yang mencoba untuk memahami gejala gejala
yang tidak berulang, tetapi dengan cara memahami keterulangannya.

B. Islam sebagai Sistem Kebudayaan


1. Gejala Intelektual pada Abad ke 21

Salah satu Gejala intelektual yang menarik pada abad ke 21 adalah


besarnya minat mempelajari agama islam sebagai sistem kebudayaan yang
mencangkup pengetahuan, keyakinan, dan tindakan. Ketika terdapat kesesuain
pendapat keyakinan terhadap sesama sebagaimana difahami secara tradisional,
makna interistiknya akan merosot secara mencolok bagi sebagian warga
masyarakat modern dibelahan dunia manapun.

2. Eksistensi Agama analisis

Secara histori para ahli antropologi dan sosiologi pada pertengahan dan
akhir abad ke 19 cenderung menulis eksistensi agama itu sendiri, terutama
mengenai ketidak sesuainnya dengan masyarakat industri. Pada sisi sosiologi
agama dalam banyak hal menjadi terbengkalai selama lebih dari 30 tahun setelah
meninggal nya Weber( 1920).

Berbeda dengan sosiologi antropologi sosial secara umum tidak


mengalami kemunduran yang signifikan dalam kualitas kajian mengenai gejala
keagamaan pada masyarakat yang diminati. Masa 1920 an dan 1930 dalam
banyak hal adalah masa dibangunnya dasar dasar antropologi sosial modern.

 Antropologi dalam Studi Islam ( Buku Metodologi Studi Islam


karangan Hasan Baharun, Mpd, Akmal Mundiri, M.Pd dkk)

Antropologi adalah sebuah ilmu yang didasarkan atas observasi


yang luas tentang observasi, menggunakan data yang terkumpul dengan
menetralkan nilai, analisis yang tidak memihak. Antropologi adalah ssalah
satu disiplin ilmu dari cabang ilmu pengetahuan sosial yang memfokuskan
kajian nya pada manusia.
Seiring perkembangan zaman antropologi sebagai sebuah ilmu
yang mempelajari manusia, menjadi sangat penting untuk memahami
agama. Antropologi mempelajari tentang manusia dan segala perilaku
mereka untuk dapat memahami perbedaan kebudayaan manusia.
Sesungguhnya antropologi merupakan ilmuyang penting untuk
mempelajari agama dan interaksi sosialnya dengan berbagai budaya.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa signifikan antropologi
dalam studi islam adalah sebagai salah satu upaya memahami agama
dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat

 Pendekatan Antropologi dalam Memahami Agama

Persoalan utama dalam memahami Islam adalah bagaimana


memahami manusia. Pergumulan yang dialami manusia sesungguhnya
adalah keagamaan . makna hakiki keberagamaaan manusia terletak pada
interprestasi dan pengalaman agamanya. Oleh karena itu antropologi
sangat diperlukan untuk mengkaji Islam sebagai alat untuk memahami
realitas kemanusian dan keberagaman agamanya.
Dengan mengutip pendapat Brian Morris Jamhari bahwa secara
antropologi dapat dikategorikan dlam empat teori: Intellectual,
Functionalist,Structuralist, dan symbolist. Keempat teori ini berupaya
mengkaji agama dalam kerangka sosial empiris bahwa agama dipandang
sebagai bagian kehidupan manusia secara realitas dapat dilihat dan diteliti.

 Munculnya Antropologi Islam sebagai Disiplin Akademis yang


Mandiri

Munculnya antropologi islam sebagai disiplin akademis yang


mandiri memiliki konsekuensi yang membawa pada perspektif yang lebih
sempit. Meskipun sebagian besar teks antropologi memfokuskan diri pada
agama yang ada dalam budaya kesukuan , banyaknya data tentang
kebudayaan Islam. Ringkasnya sasaran studi antropologi Islam adalah
memberi bekal dasarbagi khalayak yang hendak mempelajari islam
sebagai sistem kebudayaan yang mencangkup pengetahuan, keyakinan dan
berbagai tindakan dengan cara menyajikan skema skema teoritis yang
tegas dalam pengungkapan nya dengan mengacu padateori teori ilmu
sosial yang telah berkembang dalam dunia akademis.

C. Pendekatan Pokok dalam Studi Budaya

Kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan pencapain batin


( akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan
kegiatan ( usaha) batin untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil
kebudayaan
1. Karekteristik Studi Budaya
Studi budaya memiliki beberapa karakter berikut:
a. Dipelajari dan diperoleh
b. Diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
c. Berkembang melalui interaksi individu
d. Merupakan pemikiran yang mendalam untuk dijadikan simbol
yang memberikan makna terhadap lingkungan melalui
pengalaman.

Budaya dapat dipelajari melalui enkulturasi yang merupakan


proses seorang individu memahami persyaratan studi budaya
masyarakat sekitarnya. Studi budaya dikategorikan menjdi dua bagian:

a. Budaya implisit, merupakan hubungan antar kelompok dan satu


kelompok individu yang mengatur dan mengupayakan agar
berperilaku sesuai dengan budaya kelompok
b. Budaya eksplisit, adlah kebalikan dari budaya implisit sekelompok
individu mengadopsi budaya dari suatu kelompok individu dengan
budaya yang berbeda

2. Pendekatan Kebudayaan dalam memahami Agama


Pendekatan kebudayaan digunakan untuk memahami agama.
Ketika kita melihat dan memperlakukan agama sebagai kebudayaan,
yang kita lihat adalah agama sebagai keyakinan yang hidup d alam
masyarakat. Dengan demikian agama menjadi corak lokal yang sesuai
dengan kebudayaan dari masyarakat tersebut.

3. Pendekatan Kebudayaan Terhadap Agama


Manfaat melakukan pendekatan kebudayaan terhadap agama
a. Alat untuk memahami corak keagamaan yang dimiliki sebuah
masyarakat
b. Mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dimilik oleh
para warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar
menurut agama tersebut, tanpa harus menimbulkan pertentangan.
 Bidang Pendidikan melihat
 Bidang Sosial
 Dalam bidang Kehidupan Ekonomi
 Dalam Bidang kesehatan
 Dalam Bidang Politik
 Dalam Bidang Pekerjaan
 Islam sebagai Disiplin Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai