Anda di halaman 1dari 15

CITRAAN DAN TIPOGRAFI SOSIOLOGI PENGARANG

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Sosiologi Sastra

Dosen Pengampu : Agus Mahardika M.Hum

Penyusun:

Aas Nurlela : 1908110083


Amri Maulana : 1908110120
Atiyatul Zanah : 2008110069
Dea Arsita : 2008110074
Elza Yuniar : 2008110089

SEMESTER 4C
JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SYEKH NURJATI CIREBON
1443 H./2022 M.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi
kenikmatan sehat walafiat kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
kami dari mata kuliah Sosiologi Sastra yang berjudul “Citraan dan Tipografi
Sosiologi Pengarang”. Sholawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada
pangkuan alam Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua diakui sebagai umatnya
diyaumil qiyamah kelak. Aamiin.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan-rekan yang telah ikut
membantu dan kepada Bapak Agus Mahardika M.Hum. Sebagai dosen mata kuliah
Sosiologi Sastra. Yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Kami sebagai penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, untuk itu kami meminta saran teman-teman yang bersifat membangun
untuk penulisan selanjutnya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua kalangan.
Aamiin aamiin ya rabbal alamiin….

Cirebon, 05 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ...... ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 1

A. Apa pengertian sosiologi pengarang ................................................................ 2


B. Apa pengertian citraan dan jenis-jenisnya citraan ........................................... 2
C. Apa pengertian tipografi dalam karya sastra .................................................... 5
D. Apa fungsi tipografi, jenis-jenis, dan prinsip-prinsip tipografi ........................ 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11

A. KESIMPULAN ................................................................................................ 11
B. SARAN ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sosiologi pengarang dapat dimaknai sebagai salah satu kajian sosiologi
sastra yang memfokuskan perhatian pada pengarang sebagai pencipta karya sastra.
Sedangkan Citraan atau imagery merupakan gambaran-gambaran angan
dalam puisi yang ditimbulkan melalui kata-kata. Pradopo (dalam Wiyatmi, 2006:
68). Pencitraan kata merupakan penggambaran angan-angan dalam karya sastra.
Sastrawan tidak hanya pencipta musik verbal, tetapi juga pencipta gambaran dalam
kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu sehingga pembaca dapat melihat,
merasakan, dan mendengarnya. Scott (dalam Al-Ma’ruf, 2010: 52).
Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak huruf
serta jenisnya dengan pengaturan dan penyebarannya pada ruang yang tersedia,
untuk menghasilkan kesan tertentu, sehingga akan membantu pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin, baik dari segi
keterbacaan maupun estetika.
Mengutip dari buku Pengantar Tipografi (2010) karya Adi Kusrianto,
tipografi adalah ilmu atau kemampuan menata huruf atau aksara untuk publikasi
visual, baik cetak ataupun non cetak.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sosiologi pengarang?
2. Apa pengertian citraan dan jenis-jenis citraan?
3. Apa pengertian tipografi dalam karya sastra?
4. Apa fungsi tipografi, jenis-jenis, dan prinsip-prinsip tipografi?
1.3. Tujuan Penulisan

1. Apa pengertian sosiologi pengarang?


2. Apa pengertian citraaan da jenis-jenisnya?
3. Apa pengertian tipografi dalam karya sastra?
4. Apa fungsi tipografi, jenis-Jenis, dan prinsip-prinsip tipografi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi Pengarang


Sosiologi pengarang dapat dimaknai sebagai salah satu kajian sosiologi
sastra yang memfokuskan perhatian pada pengarang sebagai pencipta karya sastra.
Dalam sosiologi pengarang, pengarang sebagai pencipta karya sastra dianggap
merupakan makhluk sosial yang keberadaannya terikat oleh status sosialnya dalam
masyarakat, ideologi yang dianutnya, posisinya dalam masyarakat, juga
hubungannya dengan pembaca. Dalam penciptaan karya sastra, campur tangan
penulis sangat menentukan. Realitas yang digambarkan dalam karya sastra
ditentukan oleh pikiran penulisnya (Caute, via Junus, 1986:8).
Realitas yang digambarkan dalam karya sastra sering kali bukanlah
realitas apa adanya, tetapi realitas seperti yang diidealkan pengarang. Dalam
penelitian Junus (1986:8-9) mengenai novel-novel Indonesia, seperti Belenggu dan
Telegram, ditemukan bahwa kedua novel tersebut telah mencampuradukkan antara
imajinasi dengan realitas. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karya sastra
melalui sosiologi pengarang membutuhkan data dan interpretasi sejumlah hal yang
berhubungan dengan pengarang. Menurut Wellek dan Warren, sosiologi pengarang
memasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain yang menyangkut
pengarang sebagai penghasil sastra.

B. Pengertian Citraan dan Jenis-Jenis Citraan


1. Pengertian Citraan
Citraan atau imagery merupakan gambaran-gambaran angan dalam puisi
yang ditimbulkan melalui kata-kata. Pradopo (dalam Wiyatmi, 2006: 68).
Pencitraan kata merupakan penggambaran angan-angan dalam karya sastra.
Sastrawan tidak hanya pencipta musik verbal, tetapi juga pencipta gambaran
dalam kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu sehingga pembaca dapat
melihat, merasakan, dan mendengarnya. Scott (dalam Al-Ma’ruf, 2010: 52).
Penggambaran angan-angan tersebut untuk menimbulkan suasana yang
khusus, membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan serta
untuk menarik perhatian pembaca.

2
2. Jenis-Jenis Citraan
Ada bermacam-macam jenis citraan, yaitu Citraan penglihatan, Citraan
perabaan, Citraan penengaran, Citraaan gerak, Citraan pencecapan, Citraan suhu,
dan Citraan penciuman (Pradopo, 1997:
1. Citraan Penglihatan
Citraan penglihatan adalah citra yang ditimbulkan dengan
pemanfaatan pengalaman indera pengelihatan. Pengalaman indera
penglihatan manusia terutama berkaitan dengan dimensi ruang (ukuran,
kedalaman, dan jarak), warna, dan kualitas, cahaya atau sinar (Pradopo,
1997: 7.16). bentuk citraan pengelihatan membantu pembaca menciptakan
imajinasi apa yang diinginkan atau dimaksudkan oleh penyair dalam
puisinya.
Di bawah ini merupakan contoh dari citraan penglihatan diambil
dari buku kumpulan puisi Penangkar Bekisar karya Kiki Sulistyo dengan
judul puisi “Senandung Jagung” (2015: 39). Kusaksikan lincir sunyi
bersembunyi dari susut kabut.
Pada puisi tersebut penulis menggambarkan seolah-olah si aku
melihat lincir sunyi bersembunyi dari susut kabut namun pada hakikatnya
bermakna si aku merasakan kesusahan pada dirinya sendiri.
2. Citraan perabaan
Citraan perabaan adalah Citraan yang bercirikan adanya potensi
pembangkitan pengalaman sensoris indera peraba. Pengalaman indera
peraba terutama berkaitan dengan rasa bahan, yaitu ciri atau kualitas
permukaan sesuatu yang dapat diraba (Pradopo, 1997: 7.19).
Bentuk citra perabaan merupakan untaian imajinasi penyair yang
mampu membangkitkan sensori indara peraba pembaca ketika membaca
puisi tersebut. Pembaca mampu membayangkan maksud pembaca
berdasarkan pengalaman sebelumnya.
3. Citraan Gerak
Citraaan gerak adalah citraan yang membangkitkan oleh
pengalaman akan pengamatan terhadap gerak (Pradopo, 1997: 7.18). Citraan

3
gerakan melukiskan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak tetapi
dilukiskan sebagai dapat bergerak ataupun gambaran gerak pada umumnya.
4. Citraan pendengaran
Citraan pendengaran adalah citraan yang ditimbulkan dengan
menggunakan pengalaman pada panca indera pendengaran kita dapat
menangkap gambaran sesuatu dengan menggunakan indera pendengaran
kita (Pradopo, 1997: 7.17) kata atau frase yang membangkitkan citraan
pendengaran sering digunakan oleh penyair untuk menyampaikan gagasan
dan ide. Misalnya suara bising, merdunya nyanyian burung, dan sebagainya,
yang mampu menimbulkan imajinasi pembaca dalam pendengaran.
5. Citraan Pencecapan
Citraan pencecapan, citraan yang dapat dimunculkan dengan
menggunakan pengalaman indea pencecapan. Pengalaman sensoris yang
berkaitan dengan rasa lidah menjadi sumber citraan pencecapan (Pradopo,
1997: 7.22).
Bentuk citraan pengecapan membantu pembaca
mengimajinasikan rasa berdasarkan pengalaman sebelumnya sehingga
pembaca dengan mudah memahami apa yang dirasakan dan diinginkan
penyair dalam puisinya.
6. Citraan Penciuman
Citra penciuman adalah citraan yang dapat ditimbulkan dengan
menggunakan pengalaman indera penciuman. Pengalaman yang merupakan
hasil penginderaan penciuman, berkaitan dengan bau, dengan berbgai jenis
sumber bau dan kualitas bau juga merupakan penanda hadirnnya citra
penciuman (Pradopo, 1997: 7.21).
Bentuk cintraan penciuman menyangkut bau sesuatu misalnya
aroma harum bahkan bau yang tidak enak mengganggu penciuman.
Sehingga ketika penyair menggunakan bentuk citraan pemciuman dalam
puisinya pembaca dapat dengan mudah membayangkan apa yang
dimaksudkan oleh penyair dalam menyampiakan ide dalam puisi tersebut.
7. Citraan Suhu

4
Citraan suhu adalah citra yang dapat dibangkitkan melalui
pengalaman sensoris yang berkaitan dengan suhu. Pengalaman sensoris
akan suhu suatu objek atau suhu lingkungan, sebenarnya merupakan hasil
tanggapan indera peraba atau kulit (Pradopo, 1997: 7.22). Bentuk Citraan
suhu berkaitan dengan indara peraba, seperti kulit. kulit pertama kali
merasakan suhu udara panas, dingin maupun sedang.
Bentuk citraan suhu membantu pembaca membayangkan
bagimana udara di suatu tempat yang digambarkan oleh penyair berdasarkan
pengalaman pembaca sebelumnya.
C. Pengertian Tipografi dalam Karya Sastra
Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak
huruf serta jenisnya dengan pengaturan dan penyebarannya pada ruang yang
tersedia, untuk menghasilkan kesan tertentu, sehingga akan membantu pembaca
untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin, baik dari segi
keterbacaan maupun estetika.
Mengutip dari buku Pengantar Tipografi (2010) karya Adi Kusrianto,
tipografi adalah ilmu atau kemampuan menata huruf atau aksara untuk publikasi
visual, baik cetak ataupun non cetak.
Tentunya bidang studi ini sangat relevan dengan desain grafis, namun
sebetulnya tipografi juga banyak digunakan di bidang lain seperti sastra dan seni
murni. Sastra menggunakan tipografi puisi untuk memperindah tulisannya,
sementara seni murni dapat mengisolasi huruf dari fungsinya untuk diubah menjadi
karya.
Tipografi dilakukan dengan memilih Typeface (font) yang tepat,
merekayasa gaya atau stylenya, hingga ke pengaturan susunan kata, paragraf dan
tata letaknya secara keseluruhan. Untuk memulainya kita harus mengetahui dulu
berbagai terminologi yang terdapat pada tipografi.
Harapannya dengan menerapkan tipografi, pembaca bisa mendapatkan
kesan tertentu serta merasa nyaman ketika membacanya. Tipografi tidak hanya
menekankan penataan huruf, namun juga termasuk penyebaran huruf tersebut pada
ruang yang tersedia.
 Elemen tipografi

5
Tipografi memiliki dua elemen penting, yakni:
a. Huruf teks
Pemilihan huruf teks menjadi elemen penting dalam tipografi
yang harus diperhatikan. Usahakan untuk memilih huruf teks yang mudah
dibaca dengan jenis font yang jelas.
Misalnya jangan terlalu tebal dalam memiliki jenis font. Selain
itu, perhatikan pula ukuran huruf yang digunakan. Jangan terlalu kecil dan
jangan terlalu besar.
b. Huruf judul
Pemilihan huruf judul juga menjadi elemen penting dalam
tipografi. Usahakan untuk memilih jenis font yang indah, tetapi tetap bisa
dibaca dengan mudah. Perhatikan pula ukuran huruf judul, biasanya huruf
judul lebih besar dibanding huruf teks. dengan mudah.

D. Fungsi Tipografi, Jenis-Jenis, dan Prinsip-Prinsip Tipografi


a. Fungsi Tipografi
Menurut Surianto Rustan dalam buku Mendesain Logo (2009), tipografi
memiliki fungsi utama sebagai penyampai informasi yang harus membuat
pembacanya merasa nyaman ketika melihat tulisan atau teks.
Dalam penerapan ilmu tipografi, sebenarnya unsur readable dan legible
menjadi hal yang sangat penting. Readable artinya tulisan atau teks bisa dibaca
dengan mudah. Sedangkan legible berarti pembaca bisa mengenali teks tulisan
beserta hurufnya
b. Jenis-jenis Tipografi
Beberapa adalah jenis tipografi tercantum di bawah ini yaitu :
1) Old Style
Surat-surat dengan cetakan timah yang ditemukan oleh Johann
Guttenberg pada 1440 adalah tonggak penting dalam tipografi. Bahkan
dikatakan bahwa Guttenberg adalah bapak desain grafis. Setelah waktu itu,
huruf-huruf Latin yang kami gunakan diciptakan satu demi satu. Sejauh ini
sudah ada jutaan jenis font digital.
2) Modern Style

6
Terlepas dari namanya, jenis huruf “modern” bukanlah hal baru
dan dikenal dengan nama didone. Pada abad ke 18 perubahan dan
peningkatan kualitas kertas dikombinasikan dengan metode pencetakan baru
menyebabkan beberapa penciptaan beberapa tipografi yang baru serta
perubahan font.
Modern merupakan istilah yang dipakai untuk mengelompokkan
font yang dibuat dengan gaya saat ini atau dibuat saat ini. Font modern
dapat dikenali oleh serif horizontal yang panjang dan tipis serta transisi yang
jernih atau tipis dalam satu baris. Gambarnya yang vertikan serta tak ada
yang ditulis miring.
Modern style biasanya terlihat sangat keren serta dapat dianggap
terstruktur. Karenanya, font modern bisa kelihatan sangat elegan dan sangat
mencolok dalam format besar. Untuk teks dalam jumlah besar jenis font
tidak cocok, baik di Internet atau dalam cetakan.
3). Slab Serif (Egyptian)
slab serif merupakan jenis serif yang tebal dan malahan sangat
tebal. Penampilan jenis huruf ini bervariasi serta juga menandai penampilan
huruf yang bertindak lebih tepat seperti penarik yakni seperti header. Slab
Serif Muncul sekitar abad ke-19. Grup gaya serab slab pada awalnya
digunakan sebagai jenis tampilan untuk menarik perhatian pembaca dan
selebaran poster iklan. Disebut juga Egyptian karena bentuk horizontalnya
yang mengesankan dan berat, mirip dengan gaya seni dan arsitektur mesir
kuno.
Juga dikenal selaku slab serif (abad ke sembilan belas) lantaran
sirip dan garis memiliki ketebalan yang sama dengan papan. Jenis huruf ini
dikenal sebagai egyptian serta antique bersama sejumlah nama keluarga
jenis huruf ini menggambarkan pengaruh kairo, Mesir, Memphis, Karnak
dll. Slab serif sangat baik untuk membikin judul, tetapi tidak terlalu terbaca
jika mereka dapat digunakan sebagai salinan teks.
4). Sans Serif
Font Sans serif (bermakna: tanpa serif) muncul pada tahun 1816
menjadi jenis tampilan serta sangat tidak terkenal di masyarakat, lantaran

7
pada waktu itu tidak dianggap trendi dan karena itu disebut aneh yang
berarti aneh atau lucu. Misalnya, komersial yang aneh. Sans Serif menjadi
populer di awal abad ke-20 ketika perancang mencari formasi-formasi
ekspresi baru yang menggantikan sikap menolak norma-norma lama yakni
pembagian masyarakat ke dalam jenis-jenis tertentu.
Gerakan itu, yang dikenal sebagai gerakan seni modern, mulai
menghapus hiasan dan dekorasi desain yang berlebihan yang pada saat itu
diibaratkan sebagai simbol orang kaya dan kelas pembesar. Sans serif
selanjutnya dibagi menjadi tiga golongan yakni humanist, Grotesque dan
Geometric. Sans Serif nan diciptakan sebelum abad ke-20 dan milik
kelompok grotesque.
Contoh: grotesk, akzidenz, helvetica, univers. Geometric Sans Serif
memiliki bentuk geometris yang mendekati bentuk dasar (persegi panjang,
segitiga, lingkaran). Ekspresi masyarakat industri serta mekanik. Sementara
surat humanistik lebih alami daripada aneh dan geometris.
c. Prinsip Tipografi
Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi
keberhasilansuatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan
readibility.
a. Legibility memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atas naskah dalam
tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan ini tergantung
kepada tampilan bentuk fisik huruf, ukuran,serta penataan dalam sebuah
naskah. Kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca.
Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain
sebagainya , yang dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada
suatu huruf. Untuk menghindari hal ini, maka seorang desainer harus
mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu huruf dengan baik.
Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam
suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan
tepat.
b. Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya
dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan

8
huruf dan huruf baik untuk membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus
memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain.
Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur
secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan
menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu
keterangan yang membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain
komunikasi visual terkesan kurang jelas. Huruf-huruf yang digunakan
mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila pembaca merasa cepat capai
dan kurang dapat membaca teks tersebut dengan lancar, maka teks tersebut
dapat dikatakan tidak readible.
c. Prinsip yang ketiga adalah Visibility. Yang dimaksud dengan visibility
adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya dapat
terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline
dalam brosur tentunya berbeda dengan yang kita gunakan untuk papan
iklan. Papan iklan harus menggunakan fonts yang cukup besar sehingga
dapat terbaca dari jarak yang tertentu. SetiapSetiap karya desain
mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan dalam
desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu
karya desain dapat berkomunikasi dengan baik.
d. Prinsip pokok yang terakhir adalah clarity , yaitu kemampuan huruf-huruf
yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti
oleh target pengamat yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat
berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi yang disampaikan
harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain
yang dapat mempengaruhi clarity adalah, visual hierarchy, warna,
pemilihan type, dan lain-lain.
Keempat prinsip pokok dari pada desain tipografi tersebut di
atas mempunyai tujuan utama untuk memastkan agar informasi yang ingin
disampaikan oleh suatu karya dapat tersampaiakn dengan tepat.
Penyampaian informasi tidak hanya merupakan satu-satunya peran dan
digunakannya desain tipografi dalam desain komunikasi visual. Sebagai

9
seuatu elemen desain, desain tipografi dapat juga membawa emosi atau
berekspresi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam sosiologi pengarang, pengarang sebagai pencipta karya sastra
dianggap merupakan makhluk sosial yang keberadaannya terikat oleh status
sosialnya dalam masyarakat, ideologi yang dianutnya, posisinya dalam masyarakat,
juga hubungannya dengan pembaca. Dalam penciptaan karya sastra, campur tangan
penulis sangat menentukan. Realitas yang digambarkan dalam karya sastra
ditentukan oleh pikiran penulisnya (Caute, via Junus, 1986:8).
Citraan atau imagery merupakan gambaran-gambaran angan dalam puisi
yang ditimbulkan melalui kata-kata. Pradopo (dalam Wiyatmi, 2006: 68). Pencitraan
kata merupakan penggambaran angan-angan dalam karya sastra. Sastrawan tidak
hanya pencipta musik verbal, tetapi juga pencipta gambaran dalam kata-kata untuk
mendeskripsikan sesuatu sehingga pembaca dapat melihat, merasakan, dan
mendengarnya. Scott (dalam Al-Ma’ruf, 2010: 52).
Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak
huruf serta jenisnya dengan pengaturan dan penyebarannya pada ruang yang
tersedia, untuk menghasilkan kesan tertentu, sehingga akan membantu pembaca
untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin, baik dari segi
keterbacaan maupun estetika.
Dalam karya sastra, citraan dan tipografi serta sosiologi pengaran merupakan aspek-
aspek yang harus diperhatikan. Citraan dan tipografi sosiologi pengarang dapat
membuat suatu karya sastra menjadi lebih menarik.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis belum dapat menyajikan materi secara
kompleks mengenai materi citraan dan tipografi sosiologi pengarang. Sumber
rujukan materi yang digunakan dalam makalah ini juga hanya mencangkup
sebagian kecil dari berbagai rujukan mengenai pembahasan materi tentang citraan
dan tipografi sosiologi pengarang. Oleh sebab itu, diharapkan para pembaca dapat
mencari berbagai sumber rujukan lainnya untuk dapat memperoleh pengetahuan
lebih luas tentang materi citraan dan tipografi sosiologi pengarang.

11
DAFTAR PISTAKA
Wiyatmi. (2013). Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia.
Kanwa Publisher: Yogyakarta.

Hill, Will. (2005), The Complete Typographer: A Manual for Designing with Type,
Page One Publishing Private Limited, Singapore.

Al-Ma’ruf, Ali Imron. (2010). Kajian Stilistika Perspektif Kritik Holistik. Surakarta:
UPT Penertiban dan Pencetakan UNS (UNS Press).Moleong, Lexy J.
2013.

Pradopo, Djoko Rachmat. (1997). Buku Materi Pokok Puisi. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Pradopo, Djoko Rachmat. (2012). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Wijaya, Priscilia Yunita. (1999)."Tipografi dalam desain komunikasi visual."


Nirmana 1.1

Valentino, D. E. (2019). Pengantar Tipografi. Tematik: Jurnal Teknologi Informasi


Komunikasi (e-Journal), 6(2), 152-173.

https://www.berpendidikan.com/2022/01/tipografi.html (Di akses pada 05 Maret


2022 20:00 WIB)

http://kml.im/AGBTQ2 (Di akses pada 05 Maret 2022 20:00 WIB)

12

Anda mungkin juga menyukai