Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpah rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “SASTA DAN KESUSTRAAN”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan, pembuatan atau bahkan penyusunan makalah
ini masih jauh sangat jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk arahan, dukungan dan bahkan juga
kritik yang terbangun dari segala pihak. Akhirnya kami berharap semoga dengan adanya
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan, khususnya pada kalangan mahasiswa
dan dunia pendidiikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………....
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya
yang memiliki nilai rasa estetis serta mencerminkan realitas sosial kemasyarakatan. Wellek
(1993:3) mengemukakan bahwa sastra adalah suatu kreatif sebuah karya seni. Istilah sastra
dipakai untuk gejala budaya yang dapat dijimpai pada semua masyarakat meskipun secara sosial,
ekonomi dan keagamaan keberadaannya tidak merupakan gejala yang universal (Ceramah dalan
Jabrohim, 2003:9).
Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan
eksitentinya yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas
sosial budaya pengarang serta menggunakan media bahasa sebagai penyampainya. Karya satra
merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari
pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam
melalui proses imajinasi (Aminuddin,1990:57).
Suatu karya sasta yang baik adalah karya yang mampu meninggalkan suatu pesan an kesan
bagi pembacanya. Pembaca dalam hal ini dapat menikmati sebuah karya sekaligus mendapat
pembelajaran yang bernilai karya sasta tersebut. Dengan demikian, sastra akan menjadi suatu
kepuasan terseniri bagi pembac untuk dapat memperoleh kedua hal tersebut.
Karya sastra bukn hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dimengerti. Untuk itulah
diperlukan kajian atau penelitian dan analisis mendalam dalam mengenai sastra. Chammah
(dalam Jabrohim,2003:31) mengemukakan bahwa penelitian sastra meupakan kegiatan yang di
perlukan untuk menghidupkan, mengembangkan, dan mempertajam suatu ilmu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Sastra?
2. Apa saja unsur instrinsik Sastra?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui arti sastra!
2. Mengetahui unsur sastra
BAB II
PEMBAHASAN
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu shaastra, yang berarti "teks yang
mengandung instruksi" atau "pedoman". Shaastra berasal dari kata dasar śās- atau shaas- yang
berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi, dan tra yang berarti alat atau
saran.
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang
berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
"instruksi" atau "ajaran" dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia
kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu.
Sastra menurut Semi (1988:8) adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang
objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Sastra menurut Plato adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah
karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model
kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Menurut Aristoteles sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan
filsafat.
Sapardi (1979:1) memaparkan bahwa sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan
bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan
gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Sastra menurut Panut Sudjiman (1986:68) yaitu sebagai karya lisan atau tulisan yang
memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan
ungkapanya.
Sastra menurut Wellek dan Werren adalah suatu kegiatan kreatif, sedereran karya seni.
Sumardjo & Saini (1997) menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang
berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk
gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sehingga sastra memiliki
unsur-unsur berupa pikiran, pengalaman, ide, perasaan, semangat, kepercayaan (keyakinan),
ekspresi atau ungkapan, bentuk dan bahasa. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Saryono (2009: 18)
bahwa sastra juga mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-
natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural, dengan kata lain sastra mampu
menjadi saksi dan pengomentar kehidupan manusia.
Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis
untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah kisah, dalam sudut pandang
orang ketiga maupun orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai
perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka.
Sebagai salah satu bagian dari kebudayaan, karya sastra selalu berkaitan erat dengan
persoalan kehidupan manusia yang terdapat dalam masyarakat karena karya sastra
selalu membicarakan perilaku kehidupan manusia dengan segala aspeknya.ium, dan
Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial.
Karya sastra adalah karangan yang memiliki nilai kebaikan berupa tulisan dengan bahasa
yang indah penuh estetika. Dalam prakteknya, sastra memberikan pengetahuan
mengenai manusia, sosial, intelek, dengan gaya yang khas dan unik. Sehingga banyak orang
mengatakan sastra adalah refleksi dari kehidupan.
1. Ciri-ciri sastra
1)Bersifat rekaan/hasil olah imajinasi pengarang. Contohnya cerpen, novel dan drama.
2) Memiliki kebenaran yang relatif.
3) Bahasa bersifat konotatif.
4) Tidak memiliki sistematika yang baku.
5) Sasarannya emosi (perasaan) pembaca.
6) Biasanya memiliki amanat (pesan moral) tertentu.
2. Fungsi sastra
Karya sastra dikenal dalam dua bentuk, yaitu fiksi dan nonfiksi. Jenis karya sastra fiksi
adalah prosa, puisi, dan drama. Sedangkan contoh karya sastra nonfiksi adalah biografi,
autobiografi, esai, dan kritik sastra. Menurut Suroto, roman terbentuk atas pengembangan
seluruh segi kehidupan karya sastra dikenal dalam dua bentuk, yaitu fiksi dan nonfiksi.
Jenis karya sastra fiksi adalah prosa, puisi, dan drama. Sedangkan contoh karya sastra nonfiksi
adalah biografi, autobiografi.
Prosa adalah bentuk karya sastra yang di susun dalam bentuk cerita secara bebas, yang
tidak terkait oleh rima dan irama ,contohnya: dongeng, cerita rakyat, kisah, riwayat, hikayat,
novel, roman, biografi, dan cerpen esai, dan kritik sastra.pelaku dalam cerita tersebut.
Puisi merupakan salah satu karya sastra berupa tulisan yang mengandung irama, rima,
ritma pada setiap liriknya.
Esai sastra adalah karangan berupa prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas, dari
sudut pandang pribadi penulisnya.
Kritik sastra merupakan salah satu cabang ilmu sastra ini biasanya berlaku untuk menghakimi
suatu karya sastra. Selain menghakimi suatu karya sastra, kritik sastra juga berperan untuk
mengkaji dan menafsirkan karya sastra secara lebih luas lagi.
Karya sastra memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra diantaranya:
1)Tema.
2)Amanat.
3)Alur/plot.
4)Perwatakan/penokohan.
5)Latar/setting.
1) Tema
Tema merupakan unsur intrinsik karya sastra yang menjadi sebuah ruh atau nyawa yang
ada di dalam karya prosa seperti novel. Tema bisa disebut ide utama dalam membuat cerita,
karena tema adalah penentu latar belakang dari cerita tersebut.
2) Amanat
3) Alur/plot
4) Perwatakan/penokohan
5) Latar/seting
PENYELESAIAN
A. Kesimpulan
Sedangkan unsur intrinsic sastra meliputi plot, penokohan, tema latar, amanat dan sudut
pandang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pelajaran.co.id
https://id.wikipedia.org>wiki>drama
https://brainly.co.id>tugas
https://id.wikipedia.org>wiki>karya_sastra
https://repositoty.unimal.ac.id
https://file.upi.edu>fpbs
https://www.linguisti.com
https://wikipedia.org
https://www.indonesiastudents.com
https://penerbitbukudeepublish.com
https://id.wikipedia.org
https://repository.upi.edu
https://pelayananpublik.id
https://hot.liputan6.com
https://kompas.com
https://studiobelajar.com
https://kumparan.com