Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STUDI SASTRA DENGAN PENDEKATAN INTRINSIK

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Teori
Sastra”

Dosen Pengampu:
Emas Masruroh, M.Pd.

Fadila Nur Zakia : 03202111135


Khansa Nabila Swardhika : 03202111142

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


SEKOLAH TINGGI ILMU ADAB DAN BUDAYA ISLAM
RIYADLUL ‘ULUM
TASIKMALAYA
2023 M/1444H
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliahTeori Sastra
dengan judul : “Studi Sastra dengan Pendekatan Intrinsik”.
Dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Emas
Masruroh, M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Teori Sastra ini yang
telah menyampaikan ilmunya kepada penulis juga telah membimbing penulis.
Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Besar harapan penulis bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya bagi pembaca. Serta penulis menyadari akan
kekurangan penulis dalam membuat makalah yang disusun ini belumlah
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dalam rangka
penyempurnaan pembuatan makalah yang penulis susun selanjutnya. Sebelum dan
sesudahnya penilis ucapkan terima kasih.

Tasikmalaya, 19 Februari 2023

Penulis

DAFTAR ISI

i
Kata Pengantar..........................................................................i
Daftar Isi....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................3
A. Latar Belakang..................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................4
C. Tujuan...............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................5
A. Pengertian.........................................................................5
B. Unsur Intrinsik pada Sastra...............................................6
C. Ruang Lingkup Studi Sastra ............................................9
D. Penerapan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik.....9
BAB III PENUTUP...................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................13
B. Saran.................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk
mengungkapkan eksistensinya yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu yang
diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta menggunakan
media bahasa sebagai penyampainya. Karya sastra merupakan fenomena sosial
budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya satra lahir dari
pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara
mendalam melalui proses imajinasi (Aminuddin, 1990: 57). 1
Suatu karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu
meninggalkan suatu pesan dan kesan bagi pembacanya. Pembaca dalam hal ini
dapat menikmati sebuah karya sastra sekaligus mendapat pembelajaran yang
bernilai melalui karya sastra tersebut. Dengan demikian, sastra akan menjadi
suatu kepuasan tersendiri bagi pembaca untuk dapat memperoleh kedua hal
tersebut. Karya sastra bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga dimengerti. Untuk
itulah diperlukan kajian atau penelitian dan analisis mendalam dalam mengenai
karya sastra.
Chammah (dalam Jabrohim, 2003: 9) mengemukakan bahwa penelitian
sastra merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menghidupkan,
mengembangkan, dan mempertajam suatu ilmu. Kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan ilmu memerlukan metode yang memadai adalah metode ilmiah.
Keilmiahan karya sastra ditentukan oleh karakteristik kesastraannya.2
Dengan demikian terdapat beberapa penelitian sastra dan cara
pendekatannya. Diantaranya studi sastra dengan pendekatan Ekstrinsik dan
Intrinsik. Secara umum pendekatan ekstrinsik berpacu pada spek-aspek di luar
karya sastra yang diteliti, dengan mengedepankan konteks karya sastra di luar teks

1
http://eprints.ums.ac.id/36024/3/BAB%20I.pdf , Universitas Muhammadiyah Surakarta,
UMS, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Hal. 14
2
Ibid, Hal 15

3
yang bersangkutan, seperti latar kondisi keagamaan, kebudayaan, sosial, ekonomi,
dan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
Adapun pendekatan Intristik akan dipaparkan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik?
2. Apa Unsur Instrinsik Pada Sastra?
3. Apa Ruang Lingkup Studi Sastra?
4. Bagaimana Penerapan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik?

C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik.
2. Mengetahui Unsur Instrinsik Pada Sastra.
3. Mengetahui Ruang Lingkup Studi Sastra.
4. Mengetahui Penerapan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Karya sastra adalah bentuk ekspresi pemikiran manusia yang dituangkan
dalam berbagai bentuk sedari ratusan tahun yang lalu dan berperan penting dalam
peradaban manusia. Karya sastra menjadi salah satu cara manusia
mengekspresikan pengalaman, pendapat, dan pengetahuan yang dimiliki untuk
dikomunikasikan kembali kepada para penikmat sastra dengan tambahan nilai
estetik di dalamnya. Sastra pun dikembangkan sesuai dengan kebutuhan manusia
dalam mencapai peradaban.
Studi sastra merupakan studi buah pemikiran pengarang yang tertuang
dalam karya sastra, baik karya sastra yang bersifat anonim maupun karya sastra
yang beridentitas. Isi buah pemikiran pengarang tersebut adalah berbicara tentang
kehidupan, baik kehidupan secara pribadi (individual) maupun kehidupan secara
kemasyarakatan (sosial).3
Studi sastra termasuk salah satu bidang (cabang) ilmu pengetahuan.
Sebagai bidang ilmu pengetahuan, tentu saja studi sastra dituntut untuk dapat
mencapai suatu kebenaran. Salah satu fungsi studi sastra adalah untuk
mengetahui adanya warna kebudayaan. Lintas budaya dan temu budaya dapat
terjadi dalam sebuah karya sastra.
Lefevere (1977:28) menyatakan bahwa pada dasarnya poetika sastra hanya
dapat ditemukan dalam karya sastra itu sendiri. Pernyataan tersebut
mengindikasikan bahwa hanya karya sastralah yang menjadi objek utama studi
sastra. Oleh karena itu, studi sastra yang mencakupi empat pembagian besar, yaitu
kritik sastra, teori sastra, sejarah sastra, dan sastra perbandingan (Darma,
1990:344; 1995b:145) tetap menempatkan karya sastra sebagai objek primernya.
Tentu saja yang dimaksudkan adalah karya sastra lengkap dengan berbagai genre-
nya (puisi, novel, cerpen, drama, dan sejenisnya).4

3
Santosa, Puji., (2018.), “Hakikat Dan Fungsi Studi Sastra”, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Hal : 54
4
Suwondo, Tirto., (2011., “ Studi Sastra”, Gama Media, Hal. 5

5
Pendekatan ialah suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang
terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. 5 Dapat kita artikan pula
sebuah proses yang terbentuk dari sudut pandang awal, titik tolak seseorang.
Pendekatan (approach) berarti pandangan awal peneliti terhadap karya
sastra, apakah karya sastra tersebut sebagai objek yang mandiri dengan pengertian
terlepas dari kepentingan pengarang dan pembaca, apakah karya sastra tersebut
sebagai objek yang dikaitkan dengan pengarang (pencipta), apakah karya sastra
tersebut sebagai objek yang dikaitkan dengan kepentingan pembaca (penikmat),
dan apakah karya sastra tersebu sebagai objek yang dikaitkan dengan kondisi
sosial yang melingkunginya.6
Intrinsik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
terkandung didalannya (tentang kadar logam mulia dalam mata uang, harkat
seseorang, atau suatu peristiwa) –apabila dihubungkan dengan karya sastra
sebagaimana yang akan kita bahas, bermakna: terkandung didalamnya komponen-
komponen yang terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya
bahasa, sudut pandang, dan amanat.
Wellek dan Warren (dalam Nurgiyantoro, 2018) pun berpendapat bahwa
unsur intrinsik merupakan unsur pembentuk karya sastra yang berasal dari dalam
karya itu sendiri. Dalam novel unsur intrinsiknya adalah tema, alur, penokohan,
latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan pesan moral.7
Dapat kita simpulkan bahwa studi sastra dengan pendekatan intrinsik
merupakan  pemikiran mengenai sastra yang bertumpu atau berdasarkan pada
karya sastra itu sendiri secara otonom.

5
Cahyadi, Nurdin., (2020.), Perbedaan teknik pembelajaran dan pendekatan
pembelajaran”,https://disdik.purwakartakab.go.id/berita/detail/-perbedaan-teknik-pembelajaran-
pendekatan-pembelajaran?/berita/detail/-perbedaan-teknik-pembelajaran-
pendekatanpembelajaran#:~:text=Pendekatan%20ialah%20suatu%20rangkaian
%20tindakan,tujuan%2Dtujuan%20yang%20hendak%20dicapai., diakses pada tanggal 19.2.2023,
pukul 18:08 WIB.
6
Drs Parmin, (2019.), “Pendekatan dalam penelitian sastra”, Universitas Negri Surabaya.
7
Darussalam, Arizky Fahmi,. “Unsur Intrinsik”, Universitas Komputer Indonesia, Hal.
11.

6
B. Unsur Intrinsik Pada Sastra
Karya sastra memiliki unsur-unsur yang mendefinisikan dan
membangunnya. Unsur-unsur yang mempengaruhi terciptanya suatu karya terdiri
dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur internal adalah unsur yang memiliki
kepaduan antara berbagai unsur yang dikandungnya sehingga membentuk inti
karya sastra.
Unsur internal inilah yang kemudian digunakan untuk menganalisis
sebuah karya sastra. Karena unsur dalam adalah unsur yang membentuk karya
sastra dari dalam, yang menggabungkan struktur karya sastra, sebagaimana unsur-
unsur yang terkandung didalamnya.
Menurut Pradopo, unsur intern adalah unsur karya sastra yang memiliki
sifat konkrit. Ciri-ciri tersebut meliputi jenis sastra atau genre, pemikiran,
perasaan, gaya bahasa, gaya naratif, dan struktur karya sastra. Menurut Sehandi,
unsur internal adalah adanya teori strukturalis yang menekankan analisis yang
dibentuk oleh unsur internal. Menurutnya, unsur dalam adalah alur, penokohan,
latar, tema, pesan, sudut pandang, dan gaya bahasa.8
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk dan mempengaruhi
struktur karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra. Unsur-unsur yang
berada dalam karya sastra tersebut diantaranya, judul, tema dan amanat, alur/plot,
tokoh atau watak, latar, sudut pandang.9
1. Judul
Dalam sebuah karya sastra, semua karya pasti memiliki judul. Judul
merupakan unsur tersendiri yang menjadi nama sebuah karya sastra, baik itu
novel, cerpen, drama, puisi atau sebagainya. Dalam sebuah karya sastra atau
bahkan seni, judul memegang peranan penting. Karena judul bisa secara
singkat mencerminkan isi cerita. Selain itu, judul juga bermanfaat karena

8
Pandu, (2021.), “Pengertian Unsur Intrinsik serta Komponennya Pada Karya Sastra”,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-unsur-intrinsik/, diakses pada tanggal 19.2.2023,
pukul 20:07 WIB
9
Sastrawacana,(2018.), “Mengenal Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra”,
https://www.sastrawacana.id/2018/04/mengenal-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik.html. Diakses pada
tanggal 19.2.2023, pukul 20.52 WIB.

7
pembaca sudah mengetahui gambaran dan alur karya sastra dengan membaca
judulnya.
2. Tema
Tema adalah pokok pikiran atau pokok masalah suatu karya sastra.
Berbeda dengan judul, tema yang merupakan unsur yang melekat merupakan
keseluruhan cerita yang terdiri dari ide-ide pokok. Gagasan pokok menjadi
dasar untuk membangun atau merancang tema yang berkembang dalam bentuk
karya sastra. Dengan demikian, tema menjadi dasar atau gagasan utama cerita.
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan sehingga sesuatu
menjadi lebih bermakna. Amanat biasa disebut juga sebagai makna dalam
sebuah karya sastra.
3. Plot atau Alur
Plot adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai
akhir.memiliki empat tahap. Eksposisi atau pengenalan, konflik atau
pertentangan, klimaks atau puncak konflik, dan tahap penyelesaian. Alur
memiliki 3 macam, Alur maju, mundur/sorot balik, dan gabungan.
4. Tokoh/ Watak
Perwatakan/Penokohan adalah bagaimana pengarang melukiskan
watak/karakter tokoh dalam karya sastranya. Karakter adalah orang atau
individu yang mengambil peran dalam karya sastra atau terlibat dalam jalannya
cerita atau konflik. Meskipun karakter adalah karakter atau karakter yang
dimiliki oleh karakter.
5. Latar
Latar/setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam
sebuah karya sastra. Adapun macam-macam latar, sebagai berikut: Latar
tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di
kota, di ruangan dll), Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi (pagi,
siang,malam, kemarin, besuk dll), Latar suasana adalah dalam keadaan dimana
cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
6. Sudut Pandang

8
Sudut Pandang ialah posisi atau kedudukan seorang pencerita dalam
menceritakan suatu karya sastra. Ada dua sudut pandang, yaitu sudut padang
orang pertama yang mana pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat
langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku,
saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita).
Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia
menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya
(ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain).

C. Ruang Lingkup Studi Sastra10


Ruang lingkup sastra (literature) adalah kreativitas penciptaan, sedangkan
ruang lingkup studi sastra (literary studies) adalah ilmu dengan sastra sebagai
objeknya. Sastra, dengan demikian berfokus pada kreativitas, sedangkan studi
sastra berfokus pada ilmu. Pertanggungjawaban studi sastra adalah logika ilmiah.
Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan, maka karya
sastra (puisi, drama, novel, cerpen) adalah sastra. Namun, karena kritik sastra juga
merupakan kreativitas dalam menanggapi karya sastra dan masalah kreativitas
penciptaan lain dalam sastra, maka kritik sastra dalam bentuk esai tidak lain
adalah sastra juga. Kritik sastra yang benar bukanlah kritik sastra yang asal-
asalan, tetapi berlandaskan pada logika yang dapat dipertanggungjawabkann.
Apakah dasar kritik sastra hanya akal sehat semata atau teori sastra
tertentu bukan masalah, selama logika dalam kritik sastra itu memenuhi kriteria
logika dalam arti yang sebenarnya. Logika sebagai sebuah ilmu, sementara itu
adalah metode dan prinsip untuk membedakan antara pemikiran yang baik (benar)
dan pemikiran yang jelek (tidak benar). Makna sastra dan studi sastra dengan
demikian dapat bertumpang-tindih.

D. Penerapan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik

10
Jira, (2017.), Teori Sastra dan Ruang Lingkup Sastra”,
https://www.dkampus.com/2017/01/teori-sastra-dan-ruang-lingkup-sastra/, diakses pada tanggal
19.2.2023, pukul 21:18 WIB.

9
Puisi adalah satu di antara bentuk karya sastra yang terikat oleh
unsurunsurnya, seperti rima, baris, bait, irama, dan mantra. Sebagaimana pernah
disampaikan oleh Kosasih (2012: 97) puisi adalah bentuk Karya sastra yang
menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi
disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam puisi
disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Hal senada juga disampaikan
oleh Wahyuni (2014: 12-13), puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang
dengan kata-kata indah dan bermakna dalam. Dibandingkan karya–karya sastra
lain, puisi termasuk dalam kategori sastra paling tua.11
Puisi yang baik tidak bisa lepas dari unsur intrinsik di dalamnya. Unsur
intrinsik sebuah puisi terbagi menjadi dua, yaitu struktur batin dan struktur fisik.

Figure 1Contoh Karya Sasta berbentuk Puisi

Dalam puisi tersebut dapat kita kaji dengan studi sastra, sebagaimana yang telah
dipaparkan penulis sebelumnya.

1. Struktur Batin
a. Tema

Tema merupakan tahap awal yang dilakukan dalam membuat puisi. tema
yang diusung pada puisi diatas adalah Ibu.

11
Sari, Nur Indah,. (2021,). Analisis Unsur Intrinsik dalam Kumpulan Puisi”, No.1,
Vol.7, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Hal. 99

10
b. Amanat

Setiap puisi yang tercipta pastilah tercipta sebuah amanat atau pesan yang
ingin disampaikan kepada pembaca atau penikmatnya. Amanat yang
disampaikan bisa dalam bentuk tersurat maupun tersirat. Amanat yang
terkandung : Kekaguman terhadap seorang ibu, hendaknya pembaca
menghormadi dan berbakti kepada sang ibu.

c. Emosi

Emosi merupakan luapan hati dan pikiran yang berusaha ditunjukkan


kepada pembaca atau penikmat puisi. Emosi bisa juga mewakili perasaan
hati dan pikiran si penyair. Emosi yang ditampilkan adalah kebahagian.

2. Struktur Fisik
a. Diksi

Diksi atau pilihan kata adalah kata-kata yang dipilih oleh seorang penyair
yang digunakan dalam puisi yang ditulisnya. Kata-kata yang digunakan
bertujuan untuk memperindah puisi tersebut. Kata-kata yang dipilih
harusnya tepat mewakili pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca
atau penikmatnya. Penyair menggunakan kata yang ringan dan lebih
mudah difahami oleh penikmat puisi tersebut.

b. Gaya Bahasa

gaya bahasa yang baik setidaknya mengandung tiga unsur yakni kejujuran,
sopan santun, dan menarik. Disini terdapat gaya Bahasa Asonasi atau
vocal yang sama, contoh, yang ia punya, yang kita rasa. Hiperbola,
menggunakan kata yang berlebihan, seperti berjuta terimakasih tidak akan
sempurna.

c. Rima

11
Rima adalah elemen penting dalam puisi. Rima ini menciptakan keindahan
sebuah puisi. Rima yang paling banyak digunakan adalah rima berakhiran
a-a-a-a.

d. Tipografi

Tipografi diartikan sebagai perlambangan rasa, makna, dan nuansa tertentu


dalam puisi yang divisualisasikan dalam tata bentuk baris dan bait puisi
untuk memperjelas satuan makna tertentu yang ingin diungkapkan
penyair. Bisa disebut juga font. Memiliki 5 baris yang diawali dengan
huruf capital, dan diakhiri dengan 2 titik.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan diatas kita dapan memahami bahwa studi sastra dengan
pendekatan intrinsik merupakan  pemikiran mengenai sastra yang bertumpu atau
berdasarkan pada karya sastra itu sendiri secara otonom.
Terdapat unsur-unsur dalam sebuah karya sastra, salah satunya ialah unsur
intrinsic yang mana mengandung judul, tema dan amanat, alur/plot, tokoh atau
watak, latar, sudut pandang.
Karya sastra yang baik memiliki unsur yang baik pula.

B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Nurdin., (2020.), Perbedaan teknik pembelajaran dan pendekatan


pembelajaran”,https://disdik.purwakartakab.go.id/berita/detail/-perbedaan-teknik-
pembelajaran-pendekatan-pembelajaran?/berita/detail/-perbedaan-teknik-pembelajaran-
pendekatanpembelajaran#:~:text=Pendekatan%20ialah%20suatu%20rangkaian
%20tindakan,tujuan%2Dtujuan%20yang%20hendak%20dicapai.,
Darussalam, Arizky Fahmi,. “Unsur Intrinsik”, Universitas Komputer Indonesia,
Drs Parmin, (2019.), “Pendekatan dalam penelitian sastra”, Universitas Negri Surabaya.
http://eprints.ums.ac.id/36024/3/BAB%20I.pdf , Universitas Muhammadiyah Surakarta, UMS,
Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-unsur-intrinsik/,
Jira, (2017.), Teori Sastra dan Ruang Lingkup Sastra”, https://www.dkampus.com/2017/01/teori-
sastra-dan-ruang-lingkup-sastra/,
Santosa, Puji., (2018.), “Hakikat Dan Fungsi Studi Sastra”, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Sari, Nur Indah,. (2021,). Analisis Unsur Intrinsik dalam Kumpulan Puisi”, No.1, Vol.7,
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta,
Sastrawacana,(2018.), “Mengenal Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra”,
https://www.sastrawacana.id/2018/04/mengenal-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik.html.
Suwondo, Tirto., (2011., “ Studi Sastra”, Gama Media,

14

Anda mungkin juga menyukai