Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Teori
Sastra”
Dosen Pengampu:
Emas Masruroh, M.Pd.
Penulis
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar..........................................................................i
Daftar Isi....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................3
A. Latar Belakang..................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................4
C. Tujuan...............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................5
A. Pengertian.........................................................................5
B. Unsur Intrinsik pada Sastra...............................................6
C. Ruang Lingkup Studi Sastra ............................................9
D. Penerapan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik.....9
BAB III PENUTUP...................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................13
B. Saran.................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk
mengungkapkan eksistensinya yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu yang
diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta menggunakan
media bahasa sebagai penyampainya. Karya sastra merupakan fenomena sosial
budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya satra lahir dari
pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara
mendalam melalui proses imajinasi (Aminuddin, 1990: 57). 1
Suatu karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu
meninggalkan suatu pesan dan kesan bagi pembacanya. Pembaca dalam hal ini
dapat menikmati sebuah karya sastra sekaligus mendapat pembelajaran yang
bernilai melalui karya sastra tersebut. Dengan demikian, sastra akan menjadi
suatu kepuasan tersendiri bagi pembaca untuk dapat memperoleh kedua hal
tersebut. Karya sastra bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga dimengerti. Untuk
itulah diperlukan kajian atau penelitian dan analisis mendalam dalam mengenai
karya sastra.
Chammah (dalam Jabrohim, 2003: 9) mengemukakan bahwa penelitian
sastra merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menghidupkan,
mengembangkan, dan mempertajam suatu ilmu. Kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan ilmu memerlukan metode yang memadai adalah metode ilmiah.
Keilmiahan karya sastra ditentukan oleh karakteristik kesastraannya.2
Dengan demikian terdapat beberapa penelitian sastra dan cara
pendekatannya. Diantaranya studi sastra dengan pendekatan Ekstrinsik dan
Intrinsik. Secara umum pendekatan ekstrinsik berpacu pada spek-aspek di luar
karya sastra yang diteliti, dengan mengedepankan konteks karya sastra di luar teks
1
http://eprints.ums.ac.id/36024/3/BAB%20I.pdf , Universitas Muhammadiyah Surakarta,
UMS, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Hal. 14
2
Ibid, Hal 15
3
yang bersangkutan, seperti latar kondisi keagamaan, kebudayaan, sosial, ekonomi,
dan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
Adapun pendekatan Intristik akan dipaparkan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik?
2. Apa Unsur Instrinsik Pada Sastra?
3. Apa Ruang Lingkup Studi Sastra?
4. Bagaimana Penerapan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik?
C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik.
2. Mengetahui Unsur Instrinsik Pada Sastra.
3. Mengetahui Ruang Lingkup Studi Sastra.
4. Mengetahui Penerapan Studi Sastra Dengan Pendekatan Intrinsik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Karya sastra adalah bentuk ekspresi pemikiran manusia yang dituangkan
dalam berbagai bentuk sedari ratusan tahun yang lalu dan berperan penting dalam
peradaban manusia. Karya sastra menjadi salah satu cara manusia
mengekspresikan pengalaman, pendapat, dan pengetahuan yang dimiliki untuk
dikomunikasikan kembali kepada para penikmat sastra dengan tambahan nilai
estetik di dalamnya. Sastra pun dikembangkan sesuai dengan kebutuhan manusia
dalam mencapai peradaban.
Studi sastra merupakan studi buah pemikiran pengarang yang tertuang
dalam karya sastra, baik karya sastra yang bersifat anonim maupun karya sastra
yang beridentitas. Isi buah pemikiran pengarang tersebut adalah berbicara tentang
kehidupan, baik kehidupan secara pribadi (individual) maupun kehidupan secara
kemasyarakatan (sosial).3
Studi sastra termasuk salah satu bidang (cabang) ilmu pengetahuan.
Sebagai bidang ilmu pengetahuan, tentu saja studi sastra dituntut untuk dapat
mencapai suatu kebenaran. Salah satu fungsi studi sastra adalah untuk
mengetahui adanya warna kebudayaan. Lintas budaya dan temu budaya dapat
terjadi dalam sebuah karya sastra.
Lefevere (1977:28) menyatakan bahwa pada dasarnya poetika sastra hanya
dapat ditemukan dalam karya sastra itu sendiri. Pernyataan tersebut
mengindikasikan bahwa hanya karya sastralah yang menjadi objek utama studi
sastra. Oleh karena itu, studi sastra yang mencakupi empat pembagian besar, yaitu
kritik sastra, teori sastra, sejarah sastra, dan sastra perbandingan (Darma,
1990:344; 1995b:145) tetap menempatkan karya sastra sebagai objek primernya.
Tentu saja yang dimaksudkan adalah karya sastra lengkap dengan berbagai genre-
nya (puisi, novel, cerpen, drama, dan sejenisnya).4
3
Santosa, Puji., (2018.), “Hakikat Dan Fungsi Studi Sastra”, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Hal : 54
4
Suwondo, Tirto., (2011., “ Studi Sastra”, Gama Media, Hal. 5
5
Pendekatan ialah suatu rangkaian tindakan yang terpola atau terorganisir
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang
terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. 5 Dapat kita artikan pula
sebuah proses yang terbentuk dari sudut pandang awal, titik tolak seseorang.
Pendekatan (approach) berarti pandangan awal peneliti terhadap karya
sastra, apakah karya sastra tersebut sebagai objek yang mandiri dengan pengertian
terlepas dari kepentingan pengarang dan pembaca, apakah karya sastra tersebut
sebagai objek yang dikaitkan dengan pengarang (pencipta), apakah karya sastra
tersebut sebagai objek yang dikaitkan dengan kepentingan pembaca (penikmat),
dan apakah karya sastra tersebu sebagai objek yang dikaitkan dengan kondisi
sosial yang melingkunginya.6
Intrinsik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
terkandung didalannya (tentang kadar logam mulia dalam mata uang, harkat
seseorang, atau suatu peristiwa) –apabila dihubungkan dengan karya sastra
sebagaimana yang akan kita bahas, bermakna: terkandung didalamnya komponen-
komponen yang terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya
bahasa, sudut pandang, dan amanat.
Wellek dan Warren (dalam Nurgiyantoro, 2018) pun berpendapat bahwa
unsur intrinsik merupakan unsur pembentuk karya sastra yang berasal dari dalam
karya itu sendiri. Dalam novel unsur intrinsiknya adalah tema, alur, penokohan,
latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan pesan moral.7
Dapat kita simpulkan bahwa studi sastra dengan pendekatan intrinsik
merupakan pemikiran mengenai sastra yang bertumpu atau berdasarkan pada
karya sastra itu sendiri secara otonom.
5
Cahyadi, Nurdin., (2020.), Perbedaan teknik pembelajaran dan pendekatan
pembelajaran”,https://disdik.purwakartakab.go.id/berita/detail/-perbedaan-teknik-pembelajaran-
pendekatan-pembelajaran?/berita/detail/-perbedaan-teknik-pembelajaran-
pendekatanpembelajaran#:~:text=Pendekatan%20ialah%20suatu%20rangkaian
%20tindakan,tujuan%2Dtujuan%20yang%20hendak%20dicapai., diakses pada tanggal 19.2.2023,
pukul 18:08 WIB.
6
Drs Parmin, (2019.), “Pendekatan dalam penelitian sastra”, Universitas Negri Surabaya.
7
Darussalam, Arizky Fahmi,. “Unsur Intrinsik”, Universitas Komputer Indonesia, Hal.
11.
6
B. Unsur Intrinsik Pada Sastra
Karya sastra memiliki unsur-unsur yang mendefinisikan dan
membangunnya. Unsur-unsur yang mempengaruhi terciptanya suatu karya terdiri
dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur internal adalah unsur yang memiliki
kepaduan antara berbagai unsur yang dikandungnya sehingga membentuk inti
karya sastra.
Unsur internal inilah yang kemudian digunakan untuk menganalisis
sebuah karya sastra. Karena unsur dalam adalah unsur yang membentuk karya
sastra dari dalam, yang menggabungkan struktur karya sastra, sebagaimana unsur-
unsur yang terkandung didalamnya.
Menurut Pradopo, unsur intern adalah unsur karya sastra yang memiliki
sifat konkrit. Ciri-ciri tersebut meliputi jenis sastra atau genre, pemikiran,
perasaan, gaya bahasa, gaya naratif, dan struktur karya sastra. Menurut Sehandi,
unsur internal adalah adanya teori strukturalis yang menekankan analisis yang
dibentuk oleh unsur internal. Menurutnya, unsur dalam adalah alur, penokohan,
latar, tema, pesan, sudut pandang, dan gaya bahasa.8
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk dan mempengaruhi
struktur karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra. Unsur-unsur yang
berada dalam karya sastra tersebut diantaranya, judul, tema dan amanat, alur/plot,
tokoh atau watak, latar, sudut pandang.9
1. Judul
Dalam sebuah karya sastra, semua karya pasti memiliki judul. Judul
merupakan unsur tersendiri yang menjadi nama sebuah karya sastra, baik itu
novel, cerpen, drama, puisi atau sebagainya. Dalam sebuah karya sastra atau
bahkan seni, judul memegang peranan penting. Karena judul bisa secara
singkat mencerminkan isi cerita. Selain itu, judul juga bermanfaat karena
8
Pandu, (2021.), “Pengertian Unsur Intrinsik serta Komponennya Pada Karya Sastra”,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-unsur-intrinsik/, diakses pada tanggal 19.2.2023,
pukul 20:07 WIB
9
Sastrawacana,(2018.), “Mengenal Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra”,
https://www.sastrawacana.id/2018/04/mengenal-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik.html. Diakses pada
tanggal 19.2.2023, pukul 20.52 WIB.
7
pembaca sudah mengetahui gambaran dan alur karya sastra dengan membaca
judulnya.
2. Tema
Tema adalah pokok pikiran atau pokok masalah suatu karya sastra.
Berbeda dengan judul, tema yang merupakan unsur yang melekat merupakan
keseluruhan cerita yang terdiri dari ide-ide pokok. Gagasan pokok menjadi
dasar untuk membangun atau merancang tema yang berkembang dalam bentuk
karya sastra. Dengan demikian, tema menjadi dasar atau gagasan utama cerita.
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan sehingga sesuatu
menjadi lebih bermakna. Amanat biasa disebut juga sebagai makna dalam
sebuah karya sastra.
3. Plot atau Alur
Plot adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai
akhir.memiliki empat tahap. Eksposisi atau pengenalan, konflik atau
pertentangan, klimaks atau puncak konflik, dan tahap penyelesaian. Alur
memiliki 3 macam, Alur maju, mundur/sorot balik, dan gabungan.
4. Tokoh/ Watak
Perwatakan/Penokohan adalah bagaimana pengarang melukiskan
watak/karakter tokoh dalam karya sastranya. Karakter adalah orang atau
individu yang mengambil peran dalam karya sastra atau terlibat dalam jalannya
cerita atau konflik. Meskipun karakter adalah karakter atau karakter yang
dimiliki oleh karakter.
5. Latar
Latar/setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam
sebuah karya sastra. Adapun macam-macam latar, sebagai berikut: Latar
tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di
kota, di ruangan dll), Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi (pagi,
siang,malam, kemarin, besuk dll), Latar suasana adalah dalam keadaan dimana
cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
6. Sudut Pandang
8
Sudut Pandang ialah posisi atau kedudukan seorang pencerita dalam
menceritakan suatu karya sastra. Ada dua sudut pandang, yaitu sudut padang
orang pertama yang mana pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat
langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku,
saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita).
Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia
menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya
(ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain).
10
Jira, (2017.), Teori Sastra dan Ruang Lingkup Sastra”,
https://www.dkampus.com/2017/01/teori-sastra-dan-ruang-lingkup-sastra/, diakses pada tanggal
19.2.2023, pukul 21:18 WIB.
9
Puisi adalah satu di antara bentuk karya sastra yang terikat oleh
unsurunsurnya, seperti rima, baris, bait, irama, dan mantra. Sebagaimana pernah
disampaikan oleh Kosasih (2012: 97) puisi adalah bentuk Karya sastra yang
menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi
disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam puisi
disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Hal senada juga disampaikan
oleh Wahyuni (2014: 12-13), puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang
dengan kata-kata indah dan bermakna dalam. Dibandingkan karya–karya sastra
lain, puisi termasuk dalam kategori sastra paling tua.11
Puisi yang baik tidak bisa lepas dari unsur intrinsik di dalamnya. Unsur
intrinsik sebuah puisi terbagi menjadi dua, yaitu struktur batin dan struktur fisik.
Dalam puisi tersebut dapat kita kaji dengan studi sastra, sebagaimana yang telah
dipaparkan penulis sebelumnya.
1. Struktur Batin
a. Tema
Tema merupakan tahap awal yang dilakukan dalam membuat puisi. tema
yang diusung pada puisi diatas adalah Ibu.
11
Sari, Nur Indah,. (2021,). Analisis Unsur Intrinsik dalam Kumpulan Puisi”, No.1,
Vol.7, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Hal. 99
10
b. Amanat
Setiap puisi yang tercipta pastilah tercipta sebuah amanat atau pesan yang
ingin disampaikan kepada pembaca atau penikmatnya. Amanat yang
disampaikan bisa dalam bentuk tersurat maupun tersirat. Amanat yang
terkandung : Kekaguman terhadap seorang ibu, hendaknya pembaca
menghormadi dan berbakti kepada sang ibu.
c. Emosi
2. Struktur Fisik
a. Diksi
Diksi atau pilihan kata adalah kata-kata yang dipilih oleh seorang penyair
yang digunakan dalam puisi yang ditulisnya. Kata-kata yang digunakan
bertujuan untuk memperindah puisi tersebut. Kata-kata yang dipilih
harusnya tepat mewakili pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca
atau penikmatnya. Penyair menggunakan kata yang ringan dan lebih
mudah difahami oleh penikmat puisi tersebut.
b. Gaya Bahasa
gaya bahasa yang baik setidaknya mengandung tiga unsur yakni kejujuran,
sopan santun, dan menarik. Disini terdapat gaya Bahasa Asonasi atau
vocal yang sama, contoh, yang ia punya, yang kita rasa. Hiperbola,
menggunakan kata yang berlebihan, seperti berjuta terimakasih tidak akan
sempurna.
c. Rima
11
Rima adalah elemen penting dalam puisi. Rima ini menciptakan keindahan
sebuah puisi. Rima yang paling banyak digunakan adalah rima berakhiran
a-a-a-a.
d. Tipografi
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan diatas kita dapan memahami bahwa studi sastra dengan
pendekatan intrinsik merupakan pemikiran mengenai sastra yang bertumpu atau
berdasarkan pada karya sastra itu sendiri secara otonom.
Terdapat unsur-unsur dalam sebuah karya sastra, salah satunya ialah unsur
intrinsic yang mana mengandung judul, tema dan amanat, alur/plot, tokoh atau
watak, latar, sudut pandang.
Karya sastra yang baik memiliki unsur yang baik pula.
B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
14