Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

Tentang
“Hakikat Sastra”

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1 Miftahul Jannah 22111162
.
2 Elvi Khairani 22111278
.
3 Fadhila Irni Chania 22111141
.
4 Nelva Intani 22111022
.
5 Fayzah Cahyanda 22111281
.

Dosen Pengampu:
Yunita Nurpriya Sari, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS ADZKIA PADANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. yang atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Hakikat
Sastra”. Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen Mata
kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia yakni ibu Yunita Nurpriya Sari,
M.Pd. Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan teman-teman yang telah
memberikan dukungan moril sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bemanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Padang, 15 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI
...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa yang dimaksud dengan hakikat sastra................................................3

B. Apa yang dimaksud dengan sastra..............................................................5

C. Apa saja manfaat sastra................................................................................6

D. Apa tujuan dari sastra..................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................8

B. Saran...............................................................................................................8

DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi sastra sangat penting untuk disampaikan di sekolah, karena dalam


sastra terdapat nilai-nilai kehidupan yang tidak diberikan secara perskriptif –harus
begini, jangan begitu-, pembaca diberikan kebebasan Pembelajaran apresiasi sastra
pada hakikatnya merupakan upaya untuk menanamkan rasa peka kepada siswa
terhadap cita rasa sastra. Seharusnya pengajaran apresiasi sastra yang disampaikan
guru kepada siswa mampu mengubah sikap siswa dari acuh tak acuh menjadi lebih
bersimpati terhadap sastra. Karena materi sastra yang disuguhkan tidak sekadar
representation of life (Imitation of life) melainkan interpretation of life. (Suwardi
Endraswara, 2002: 7).

Dengan demikian, karya sastra harus dipahami sebagai fenomena yang


tidak hanya sekedar memuaskan emosi melainkan memercikkan ide-ide dan
pikiran. Karya sastra sebagai salah satu kebutuhan manusia menawarkan kisi-kisi
kemanusian yang indah menuju kesempurnaan hidup. mengambil manfaat dari
dari sudut pandangnya sendiri. Melalui karya sastra juga siswa ditempatkan
sebagai pusat dalam latar pendidikan bahasa, eksplorasi sastra, dan perkembangan
pengalaman personal. Keakraban dengan karya sastra akan memperkaya
perbendaharaan kata dan penguasaan ragam-ragam bahasa, yang mendukung
kemampuan memaknai sesuatu secara kritis dan kemampuan memproduksi narasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah. Adapun rumusan makalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat sastra?

2. Apa yang dimaksud dengan sastra?

3. Apa saja manfaat sastra?

1
4. Apa tujuan dari sastra?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas. Adapun tujuan penulis makalah ini,
yaitu:
1. Mengetahui apa itu hakikat sastra?
2. Mengetahui apa itu sastra?
3. Mengetahui apa manfaat sastra?
4. Mengetahui apa tujuan sastra?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Sastra
Pada hakikatnya pembelajaran apresiasi sastra Indonesia adalah
memperkenalkan kepada peserta didik nilai-nilai yang dikandung dalam karya
sastra dan mengajak peserta didik ikut menghayati pengalaman-pengalaman yang
disajikan. Pembelajaran apresiasi sastra bertujuan mengembangkan kepekaan
peserta didik terhadap nilai-nilai indrawi, akali, afektif, keagamaan, sosial secara
terpisah-pisah maupun terpadu keseluruhan, seperti yang tercermin dalam karya
sastra. Tujuan akhir pengajaran sastra adalah memperkaya pengalaman peserta
didik dan menjadikan lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa manusiawi,
pengenalan dan rasa hormatnya terhadap tata nilai, baik dalam konteks individual,
maupun sosial. Wahana ke arah itu adalah ketrampilan membaca, mendengar,
berbicara dan menulis. Untuk dapat menyelenggarakan pengajaran sastra dengan
semestinya, diperlukan kesabaran dan kecermatan, di samping kepekaan dan
keterbukaan subjek pengajaran dan pengajar.

Sesuai dengan hakikat karya sastra, materi bersastra di dalam kurikulum, dan
pembelajaran bersastra dapatlah dikemukakan beberapa kriteria pemilihan karya
sastra yang mengarah pada pengembangan karakter bagi peserta didik berikut ini.
Pertama, bahasanya indah, dengan ekspresi otentik, dan memperkenalkan estetika
pada pembacanya sehingga membentuk kepekaan dalam dirinya, yang akan
berkembang menjadi empati pada permasalahan kemanusiaan. Kedua,
mengharukan pembacanya, dan menyebabkannya merenungkan makna karya
tersebut, serta memperoleh kearifan dan pencerahan di dalam: identitas
kebangsaan, kreativitas, keberanian berkompetisi, solidaritas kemanusiaan, serta
keimanan dan ketaqwaan. Ketiga, membawakan nilai-nilai luhur kemanusiaan,

3
yang akan mengembangkan empati di dalam diri pembaca terhadap permasalahan
manusia. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: akhlaq mulia, sikap lemah-lembut,
suka memaafkan, anti kekerasan, disiplin diri, etos kerja, menghargai orangtua dan
pendidik, serta mendengar pendapat orang lain. Keempat, mendorong pembacanya
untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lainnya, di dalam
berbagai kegiatan pribadi maupun kemasyarakatan (Suryaman, 2010. 112-126).

(Ulfah Suroto. 2000) mengemukakan bahwa usul untuk mendefinisikan.


Sastra banyak sekali jumlahnya tetapi usul-usul yang memuaskan tidak banyak. La
mengemukakan alasan-alasannya sebagai berikut: (1) Sering orang ingin
mendefinisikan terlalu banyak sekaligus. Sering dilupakan bahwa ada suatu
perbedaan antara sebuah definisi deskriptif mengenai sastra yang memberi
jawaban terhadap pertanyaan: sastra itu apa? Dan sebuah. Definisi evaluatif yang
ingin menilai apakah suatu karya sastra termasuk karya sastra yang baik atau
tidak; (2) Sering orang mencari sebuah definisi “ontologis” mengenai sastra, yaitu
sebuah definisi yang mengungkapkan hakikat sebuah karya sastra sambil
melupakan bahwa sastra hendaknya didefinisikan di dalam situasi para pemakai
dan pembaca sastra; (3) Yang berkaitan. Dengan itu, sering anggapan mengenai
sastra terlalu ditentukan oleh contoh sastra Barat, khususnya sejak zaman
Renaissance, tanpa menghiraukan bentuk-bentuk sastra yang khas seperti terdapat
dalam lingkungan kebudayaan di luar Eropa, di dalam zaman-zaman tertentu atau
di dalam lingkungan sosial tertentu. Misalnya, konsep tentang sastra yang
diterapkan bagi zaman dihargai; (2) sambil membaca sebuah karya sastra kita
dapat mengadakan identifikasi dengan seorang tokoh, dengan orang lain. (3)
bahasa sastra dan pengolahan bahan lewat sastra dapat membuka batin kita bagi
pengalaman-pengalaman baru atau mengajak kita untuk mengatur pengalaman
tersebut dengan suatu cara baru; (4) selain itu, bahasa sastra dan sarana-sarana
sastra masih mempunyai nilai tersendiri; (5) dalam lingkungan kebudayaan sastra

4
merupakan sebuah sarana yang sering dipergunakan untuk mencetuskan pendapat-
pendapat yang hidup di dalam masyarakat.

B. Pengertian Sastra
Sastra (Sansekerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta
'Sastra", yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman" dari kata
dasar 'Sas yang berarti "instruksi" atau "ajaran" dan Tra" yang berarti "alat" atau
"sarana" Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
Sastra berasal dari kata kesusastraan (susastra). Suberarti indah atau baik.
Sastra berartu lukisan atau karangan. Sussastra berarti karangan yang baik atau
indah. Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-
nilai kebaikan yang ditulis. dengan bahasa vang indah Selain itu dalam artı
kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra Tertulis atau sastra lisan (sastra
oral) Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan
bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pernikiran tertentu.
Pengertian Sastra Menurut para ahli yaitu:
1. Padi (2013:89) mengemukakan bahwa "Sastra adalah kegiatan seni yang
menggunakan Bahasa dan simbol lainya garis sebagai alat".
2. Rafiek (2013:98) mengemukakan bahwa "Sastra adalah objek atau
gejolak emisonal penulis dalam mengungkapkan, seperti perasaan sedih,
furtasi, gembira dan sebagainya". Sastra adalah tulisan bahasa yang
indah, yakni hasil ciptaan bahasa yang indah dan perwujudan getaran jiwa
dalam bentuk tulisan.
3. Lianawati (2019: 11) menemukakan bahwa "Sastra merupakan kata
serapan dari bahasa sanskerta teks yang mengandung intruksi atau
pedoman".

5
Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan
berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk
yang imajinatif, cerminan kenyataan. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan
seni kretaif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan
bahasa sebagai mediumnya.
Masyarakat yang belum mengenal huruf tidak punya sastra tertulis, hanya
memiliki tradisi lisan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
sastra merupakan karya yang terlahir dari sebuah perasaan seseorang dalam
kehidupan sosialnya kemudian disusun secara sistematis dan disampaikan secara
lisan dan tulisan. Sastra adalah ekspresi, pikiran, perasaan bahkan kejadian yang
dialami oleh penciptanya yang dituangkan dalam bentuk karya sastra.

C. Manfaat Sastra
Manfaat pendidikan sastra melalui proses pembelajaran yang diberikan di
sekolah setidaknya dapat membantu pendidikan secara utuh bagi siswa,
(B.Rahmanto. 1989:15-24), yaitu: (1) membantu keterampilan berbahasa, (2)
meningkatkan pengetahuan budaya. (3) mengembangkan cipta dan rasa, dan (4)
menunjang pembentukan watak. Keempat manfaat yang ditawarkan tersebut
setidaknya dapat mengasah kemampuan apresiasi sastra secara menyeluruh.
Menurut Karno dalam (Nurmalia, 2023:24)) berbagai manfaat yang diperoleh
dari karya sastra ini adalah sebagai berikut:
1. Sastra sebagai Ilmu Artinya sastra sebagai salah satu disiplin ilmu yang
bersifat konventif yang diajarkan di bangku sekolah secara formal, dalam
sub bidang bahasa Indonesia.
2. Sastra sebagai Seni Sastra memiliki semboyan dulce et utile (menghibur dan
berguna). Jadi, sastra di samping memberikan kesenangan kepada para
pembacanya juga berdaya guna atau bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Artinya, sastra bermanfaat untuk memberikan hiburan sekaligus bermanfaat
untuk pengayaan spiritual atau khasanah batin.

6
3. Sastra sebagai Kebudayaan Dalam hal ini sastra mencakup segala kehidupan
manusia baik secara lahir maupun batin Secara lahir sastra sejajar dengan
bahasa yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa, sarana pergaulan, alat
komunikasi antara manusia dan antar bangsa
D. Tujuan Sastra
Pembelajaran sastra di sekolah bertujuan : (1) agar peserta didik dapat
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa; (2) agar peserta didik dapat menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia, atau agar
peserta didik memperoleh pengetahuan yang mencakup: tentang sastra dengan
berbagai teori, karya sastra, judul, dan nama pengarang, serta angkatan; (3) agar
peserta didik dapat berapresiasi dengan karya sastra, baik dalam kegiatan reseptif,
produktif, ataupun reseptif produktif; (4) pengajaran sastra dapat membentuk
sikap peserta didik yang apresiatif dan kreatif terhadap karya sastra sekaligus
membina bahasa secara umum. (5) karya sastra juga dapat menumbuhkembangan
karakter/ budi pekerti.
Pemilihan karya sastra yang bermutu dalam pembelajaran di sekolah sangat
bermanfaat bagi pendidikan karakter anak karena karya sastra pada hakikatnya
adalah alat mengajarkan kehidupan, bahkan karya sastra dapat berfungsi sebagai
cermin dan jendela pada masyarakat global. Jika peserta didik atau sudah mampu
bersikap apresiatif terhadap karya sastra, mereka sekaligus juga mampu
menangkap nilai-nilai dan amanat yang ada dalam karya tersebut.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada hakikatnya pembelajaran apresiasi sastra Indonesia adalah
memperkenalkan kepada peserta didik nilai-nilai yang dikandung dalam karya
sastra dan mengajak peserta didik ikut menghayati pengalaman-pengalaman yang
disajikan. Menurut Lianawati (2019:11) menemukakan bahwa "Sastra merupakan
kata serapan dari bahasa sanskerta teks yang mengandung intruksi atau
pedoman". Sastra dibagi menjadi sastra lisan dan sastra tulisan. Mafaat sastra
menurut Karno 1996 yaitu sastra sebagi ilmu, menghibur dan berguna, dan sastra
bermanfaat sebagai kebudayaan. Tujuan sastra yaitu

B. SARAN

Demikianlah makalah yang dibuat oleh penulis, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan makalah. Semoga bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

8
DAFTAR RUJUKAN

Suwardi Endraswara.(2002). Metode pengajaran apresiasi sastra. Yogyakarta: Radhita


Buana_________. (2005). Metode dan teori pengajaran sastra. Tanpa kota: Buana
Pustaka

Suryaman, M. (2010). Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra. Cakrawala


Pendidikan, 112-126
Ulfah Suroto. 2000. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga. 3.
Layun
Padi, E. (2013). Sastra Indonesia. Jakarta: CV Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur.

Lianawati. (2019). Menyelami Keindahan Sastra Indonesia. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
kelompok Gramedia

B.Rahmanto. (1989). Metode pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius

Nurmalia, L. (2023). BAHASA DAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR. Uwais Inspirasi


Indonesia.

Susanti, Rini Kudus. Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. STAIN Kudus.
Vol.3. No 1. Tahun 2015

Rafiek, M. (2013). Teori Sastra. Bandung: Reflika Aditama

Riama. (2020). PEMBELAJARAN SASTRA BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH.


Jurnal Bahasa Indonesia 14 (3): 424 - 425.

Anda mungkin juga menyukai