Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BEKAL AWAL APRESIASI SASTRA

Disusun dan Diajukan Sebagai Tugas Individu

Mata Kuliah Dasar-Dasar Apresisasi Sastra

Dosen Pembimbing :

Drs. Rusdian Noor. D., M.Hum.

Disusun Oleh:

Annisa Kurniasih (2018001012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA


YOGYAKARTA

2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga saya
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Bekal Awal Apresiasi
Sastra”. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Dasar-Dasar
Apresiasi Sastra.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rusdian yang telah


membimbing dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak


kekurangan, sehingga saya meminta kepada semua pihak untuk memberikan
saran dan kritik, agar makalah yang saya buat dapat sempurna. Semoga makalah
yang saya buat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 19 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
3. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Bekal Awal Apresiasi Sastra ........................................... 2


2. Unsur-Unsur Cipta Sastra .................................................................. 2
3. Apa Saja Bekal Awal Yang Harus Dimiliki Oleh Apresiator .......... 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 4
B. Saran .................................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal, memahami, dan


menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa
menikmati karya tersebut dan berakibat subjekapresiator dapat menghargai karya sastra
yang dinikmatinya secara sadar.
Sedangkan istilah apresiasi berasal dari bahasa latin Apreciation yang berarti
“mengindahkan”. Dalam konteks yang lebih luas itilah apresiasi menurut Gove dalam
Aminuddin (1987:34) mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau
kepekaan, dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang
diungkapkan pengarang.

Di era globalisasi saat ini banyak sekali karya sastra. Diantaranya cerpen, novel,
puisi, pantun, prosa, drama, dan lain-lain. Banyak karya sastra yang dapat
diapresiasikan salah satunya mengapresiasikan karya sastra

Banyak mahasiswa yang tidak mengerti apa itu apresiasi bahkan juga tidak
mengerti cara mengapresiasukan karya sastra .Penulisan makalah ini dimaksud sebagai
acuan bagi mahasiswa untuk mendalami tentang bekal awal apresiasi sastra.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bekal awal dalam apresiasi sastra ?
2. Apa saja unsur-unsur cipta sastra ?
3. Apa saja bekal awal yang harus dimiliki oleh apresiator ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bekal awal dalam apresiasi sastra
2. Untuk mengetahui unsur-unsur cipta sastra
3. Untuk mengetahui bekal awal yang harus dimiliki oleh apresiator

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Bekal Awal Apresiasi Sastra

Bekal awal apresiasi Sastra Menurut pendapat FE. Kellet pada saat membaca karya
sastra selalu berusaha menciptakan sikap serius, tetapi dengan suasana batin riang.
Penumbuhan sikap serius dalam membaca cipta sastra itu terjadi karena sastra lahir dan
daya kontemplasi batin pengarang sehingga untuk memahaminya juga membutuhkan
pemilikan daya kontemplatif pembacanya.
Sementara pada sisi lain, sastra merupakan bagian dan seni yang berusaha
menampilkan nilai-nilai keindahan yang bersifat aktual dan imajinatif sehingga mampu
memberikan hiburan dan kepuasan rohaniah pembacanya. Sebab itu tidak berlebihan jika
Boulton mengungkapkan bahwa cipta sastra, selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta
paparan peristiwa yang mampu memberikan kepuasan batin pembacanya, juga
mengandung pandangan yang berhubungan dengan renungan atau kontemplasi batin, baik
berhubungan dengan masalah keagamaan, filsalat, politik, maupun berbagai macam
problema yang berhubungan dengan kompleksitas hidup.
Kandungan makna yang begitu kompleks serta berbagai macam nilai keindahan
tersebut dalam hal ini akan mewujudkan atau tergambar lewat media kebahasaan media
tulisan, dan struktur wacana.

2. Unsur – Unsur Cipta Sastra


Sastra dengan demikian sebagai salah satu cabang seni sebagai bacaan. Sastra tidak
cukup dipahami lewat analisis kebahasaannya, melalui studi yang disebut text grammar
atau text linguistics. tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan dengan
literary text karena teks sastra bagaimanapun memiliki ciri-ciri khusus teks sastra itu salah
satunya ditandai oleh adanya unsur-unsur intrinsik karya sastra yang berbeda dengan
unsur-unsur yang membangun bahan bacaan lainnya. Berdasarkan keseluruhan paparan
diatas dapat disimpulkan bahwa cipta sastra sebenarnya mengandung berbagai macam
unsur yang sangat kompleks, antara lain:
1. Unsur keindahan,

2
2. Unsur kontemplatif yang berhubungan dengan nilai-nilai atau renungan tentang
keagamaan, fisafat, politik serta berbagai macam kompleksitas permasalahan kehidupan,
3. Media pemaparan, baik berupa media kebahasaan maupun struktur wacana,
4. Unsur-unsur intrinsik yang berhubungan dengan ciri karakteristik cipta sastra itu sendiri
sebagai suatu teks.

3. Bekal Awal Yang Harus Dimiliki Apresiator


Sejalan dengan kandungan keempat aspek di atas, mengimplikasikan bahwa untuk
mengapresiasi cipta sastra. pembaca pada dasarnya dipersyaratkan memiliki bekal-bekal
tertentu. Bekal awal yang harus dimiliki seorang calon apresiator antara lain
1. Kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati
unsur-unsur keindahan yang terdapat dalam cipta sastra,
2. Pemilikan pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan
ini secara intensif-kontemplatif maupun dengan membaca buku-buku yang berhubungan
dengan masalah humanitas, misalnya buku filsafat dan psikologi,
3. Pemahaman terhadap aspek kebahasaan, dan
4. Pemahaman terhadap unsur-unsur intrinsik cipta sastra yang akan berhubungan dengan
telaah teori sastra.
Kemampuan untuk mengapresiasi cipta sastra seseorang harus secara terus menerus
menggauli karya sastra. Pemilikan bekal pengetahuan dan pengalaman dapat diibaratkan
sebagai pemilikan pisau bedah, sedangkan kegiatan menggauli cipta sastra itu sebagai
kegiatan pengasahan sehingga pisau itu menjadi tajam dan semakin tajam, yakni jika
pembaca itu semakin sering dan akrab dengan kegiatan membaca sastra. Lebih lanjut,
seperti telah disinggung, di depan, kepekaan emosi dan perasaan itu bukan hanya
berhubungan dengan kegiatan penghayatan dan pemahaman nilai-nilai keindahan,
melainkan juga berhubungan dengan usaha pemahaman kandungan makna dalam cipta
sastra yang umumya bersifat konotatif. Konotasi makna dalam cipta sastra itu terjadi
karena kata-kata dalam cipta sastra itu terwujud dalam endapan pengalaman, daya
emosional, maupun daya intelektual pengarangnya selain itu juga telah mengalami
pemadatan. Sebab itulah dalam kegiatan apresiasi sastra. Brooks membedakan adanya dua
level, yakni level objektif yang berhuhungan dengan respons intelektual, dan level
subjektif yang berhubungan dengan respons emosional.

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bekal awal apresiasi Sastra Menurut pendapat FE. Kellet pada saat membaca karya
sastra selalu berusaha menciptakan sikap serius, tetapi dengan suasana batin riang.
Penumbuhan sikap serius dalam membaca cipta sastra itu terjadi karena sastra lahir dan
daya kontemplasi batin pengarang sehingga untuk memahaminva juga membutuhkan
pemilikan daya kontemplatif pembacanya.
Cipta sastra sebenarnya mengandung berbagai macam unsur yang sangat kompleks,
antara lain:
1. Unsur keindahan,
2. Unsur kontemplatif yang berhubungan dengan nilai-nilai atau renungan tentang
keagamaan, fisafat, politik serta berbagai macam kompleksitas permasalahan kehidupan,
3. Media pemaparan, baik berupa media kebahasaan maupun struktur wacana,
4. Unsur-unsur intrinsik yang berhubungan dengan ciri karakteristik cipta sastra itu sendiri
sebagai suatu teks.
Bekal awal yang harus dimiliki seorang calon apresiator antara lain
1. Kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati
unsur-unsur keindahan yang terdapat dalam cipta sastra,
2. Pemilikan pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan
ini secara intensif-kontemplatif maupun dengan membaca buku-buku yang berhubungan
dengan masalah humanitas, misalnya buku filsafat dan psikologi,
3. Pemahaman terhadap aspek kebahasaan, dan
4. Pemahaman terhadap unsur-unsur intrinsik cipta sastra yang akan berhubungan dengan
telaah teori sastra.
B. Saran

Melihat dari penjelasan diatas ada banyak hal-hal yang harus dipersiapkan untuk
memulai mengapresiasi sastra agar pengeapresiasian tersebut terlihat lebh baik. Sebagai
mahasiswa Sastra Indonesia khususnya harus lebih diperhatikan bekal awal apa saja yang
harus digunakan saat mengapresiasi karya sastra.

4
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/30917/1/Jauharoti%20Alfin_Apresiasi%20sastra%20Indon
esia.pdf

Anda mungkin juga menyukai