Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Teori dan Apresiasi Sastra Anak SD


“Menganalisis Tingkatan Apresiasi”

Dosen Pengampu: Ari Suriani, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 6
1. Rahma Oktafia (23129375)
2. Nurdina Putri Erdiman (23129224)
3. Anastasya Br Sitorus (23129008)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji sykur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Berkat Rahmat dan karunia_nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan judul “Tingkatan Apresiasi Sastra”. Adapun tujuan dalam penyusunan tugas makalah
ini yaitu untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah “Teori dan Apresiasi Sastra Anak SD”.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibuk Ari Suriani, S.Pd, M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah pembelajaran teori dan apresiasi sastra anak sd yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu. Maka
dari ini penulis menghatapkan maaf sebesar-besarnya atas kekurangan makalah ini.

Padang, 4 Maret 2024

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
A. Tingkatan Apresiasi Sastra.......................................................................................................5
B. Manfaat Apresiasi Sastra..........................................................................................................8
C. Kegiatan Apresiasi.....................................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apresiasi sastra adalah memberikan penilaian terhadap karya sastra.Jika kita
mengapresiasikan sebuah karya sastra, maka kita melakukan kegiatan pengamatan,
penilaian, dan memberikan penghargaan terhadap karya sastra tersebut. Apresiasi
sastra merupakan hasil usaha pembaca dalam mencari dan menemukan nilai hakiki
karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistimatik Yang dapat dinyatakan dalam
bentuk tertulis.Dalam dunia pendidikan sangat diperlukan pemahaman tentang
mengapresiasikan sastra.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkatan dalam apresiasi sastra?
2. Apa manfaat dari apresiasi sastra?
3. Apa saja kegiatan dalam apresiasi sastra?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Apresiasi Sastra Anak SD
2. Mengetahui tingkatan apresiasi sastra
3. Mengetahui manfaat apresiasi sastra
4. Mengetahui kegiatan apresiasi sastra
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tingkatan Apresiasi Sastra


Apresiasi dalam terminologi merupakan adanya sebuah proses evaluasi atau apresiasi
positif yang dapat diberikan terhadap seseorang untuk sesuatu.
Tingkatan dalam apresiasi sastra diukur dari Tingkat keterlibatan batin apresiator.
Untuk dapat mengetahui Tingkat keterlibatan batin, seorang apresiator harus memiliki
“patos”. Istilah “patos” berasal dari kata ‘petere’ (Latin) yang berarti ‘merasa’.
Dengan kata lain, untuk dapat mencapai tingkatan-tingkatan dalam apresiasi, seorang
apresiator harus dapat membuka rasa.

Apresiasi mempunyai 3 tigkatan menurut Indrabasoeki (2012), yaitu:


1) Apresiasi empatik adalah apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baik
hanya berdasarkan pengamatan berkala. Apresiasi atau penilaian ini biasanya
dilakukan oleh orang awam yang tidak punya pengetahuan dan pengalaman
dalam bidang seni.
2) Apresiasi estetis adalah apresiasi untuk menilai keindahan suatu karya seni.
Aprsiasi pada Tingkat ini dilakukan seseorang setelah mengamati dan
menghayati karya seni secara mendalam.
3) Apresiasi kritis adalah apresiasi yang dilakukan secara ilmiah dan sepenuhnya
bersifat keilmuan dengan menampilkan data secara tepat, dengan analisis,
interpretasi, dan penilaian yang bertanggung jawab.

Adapun tingkatan apresiasi sastra, Wardani (1981) membagi tingkatan apresiasi sastra
ke dalam empat tingkatan sebagai berikut:
1) Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik kepada buku
buku sastra serta keinginan membacanya dengan sungguh-sungguh, anak
melakukan kegiatan kliping sastra secara rapi, atau membuat koleksi pustaka
mini tentang karya sastra dari berbagai bentuk.
2) Tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai
tumbuh pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat membaca puisi
anak-
anak, atau mendengarakan deklamasi puisi/prosa anak-anak, atau menonton
drama anak-anak.
3) Tingkat mereaksi, yaitu mulai ada keinginan utuk menyatakan pendapat
tentang cipta sastra yang dinikmati misalnya menulis sebuah resensi, atau
berdebat dalam suatu diskusi sastra secara sederhana. Dalam tingkat ini juga
termasuk keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sastra.
4) Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menghasilkan ciptasastra di berbagai media
masa seperti koran, majalah atau majalah dinding sekolah yang tersedia, baik
dalam bentuk puisi, prosa atau drama.

Berbeda dengan P. Suparman (Tarigan, 2000) membagi tingkatan apresiasi sastra atas
lima tingkatan, yaitu:
1) Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi,
menonton drama, mendengarkan cerita.
2) Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita,
mengagumi suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam jiwa;
menghayati amanat yang terkandung dalam puisi yang dibacanya atau yang
dideklamasikan.
3) Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang
terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsur
instrinsik- ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak.
4) Tahap penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya
sastra tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya mengubah
puisi ke dalam bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam bentuk drama,
menafsirkan menemukan hakikat isi karya sastra dan argumentasinya secara
tepat.
5) Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan hasil
apresiasi sasatra untuk kepentingan peningkatan harkat kehidupan, Tingkatan
apresiasi yang dipaparkan dia atas mendorong kita untuk tidak sekedar
menghasilkan karya sastra tetapi yang lebih penting adalah untuk dihayati dan
diamalkan oleh peserta didik dalam kehidupannya.

Menurut Yus Rusyana (1979: 2), tingkatan apresiasi sastra ada 3 yaitu:
1) Apresiasi Tingkat Pertama
Terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam sebuah
karya. la terlibat secara intelektual, emosional, dan imajinatif dengan karya itu.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkatan pertama merupakan tingkatan yang
didominasi pergulatan emosi, walaupun tetap dikontrol oleh kesadaran
intelektual dan dipupuk oleh imajinasi. Di tingkat pertama, apresiator seolah-
olah berada di dalam "pengalaman" yang diceritakan pengarang. Ia dapat
merasakan kesenangan, kegembiraan, dan sebagainya jika pengarang memang
melukiskan hal tersebut. Dengan imajinasi nya apresiator dapat menangkap
dan membayangkan kejadian-kejadian yang terdapat dalam karya tersebut. la
mulai memperoleh kenikmatan dari karya sastra yang sedang diakrabinya.
2) Apresiasi Tingkat Kedua
Terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat. Maksudnya adalah
selain terjadi pergulatan emosi, terjadi pula pergulatan intelektual. Pada
tingkat kedua ini, intelektual bekerja lebih giat, karena apresiator tidak hanya
puas dengan memperoleh kenikmatan menemukan pengalaman, melainkan ia
juga ingin tahu mengapa karya tersebut memberi nikmat. Di tingkat ini,
apresiator berusaha mengungkap hal-hal yang ada di balik karya tersebut.la
memperhatikan unsur-unsur pembentuknya, bahkan ia merasa perlu
mengetahui kaidah-kaidah pembentukan cipta sastra. lapun merasa perlu
mendalami pengertian tentang unsur-unsur cipta sastra. Dengan demikian ia
dapat menelusuri karya tersebut, dari unsur-unsur pembentuknya (unsur
intrinsik dan ekstrinsik karya sastra). Pada tingkatan ini, apresiator sudah
mempunyai gambaran tentang karya yang sedang diapresiasinya. la sudah
mulai mengetahui kualitas karya tersebut, dan jika karya tersebut bagus ia
mulai kagum akan karya tersebut dan terhadap pengarangnya. lapun semakin
menikmati dan semakin bergairah mngakrabi karya tersebut.
3) Apresiasi Tingkat Ketiga
Terjadi apabila pembaca menyadari hubungan sastra dengan dunia di luarnya
sehingga pemahaman dan penikmatannya dapat dilakukan dengan lebih luas
dan mendalam. Pada apresiasi tingkat ketiga, seseorang menyadari bahwa
sastra bukan sekedar permainan bahasa atau bunyi bahasa. Sastra ternyata
memberi kan sesuatu yang dapat dipetik manfaatnya. Dari sastra seseorang
menemukan nilai-nilai hidup tanpa merasa digurui atau dikhotbai, sehingga ia
menjadi bijak sendiri. Menjadi bijak dan memperoleh kenikmatan. Dalam
tingkatan ini,
apresiator sudah mencapai kenikmatan yang tinggi. la telah merasa nikmat
memperoleh pengalaman dari karya sastra. la juga menemukan kenikmatan
estetik, karena ia tahu tentang wujud bangun karya sastra secara mendalam. la
juga merasa nikmat karena memperoleh nilai-nilai untuk menghadapi
kehidupan dengan lebih baik. la kagum akan karya tersebut dan ia kagum
akan pengarangnya.

Sedangkan menurut Rian (2011) tingkatan-tingkatan dalam apresiasi sastra yang


didasarkan pada keterlibatan batin apresiator yaitu:
1. Apresiasi empati, pada tingkatan ini batin apresiator mulai bisa ikut merasakan
dan terlibat dengan isi dalam karya sastra itu. Dengan kata lain, jika kita
membaca prosa cerita, kemudian kita bisa ikut merasakan peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam cerita tersebut, berarti tingkat apresiasi sastra kita sudah
sampai pada tingkat kedua, yaitu empati.
2. Apresiasi simpati adalah tingkatan batin apresiator yang tergetar sehingga
muncul keinginan untuk memberikan perhatian terhadap karya sastra yang
dibaca/digauli/diakrabinya. Jika kita membaca karya sastra kemudian mulai
muncul perasaan senang terhadap karya sastra tersebut, berarti kita sudah
mulai masuk ke tahap pertama dalam apresiasi sastra, yaitu simpati.
3. Tingkat tertinggi dalam apresiasi sastra adalah refleksi diri'. Pada tingkatan ini,
seorang apresiator tidak hanya sekedar tergetar (simpati), atau dapat
merasakan (empati) saja, tetapi dapat melakukan refleksi diri atas nilai-nilai
yang terkandung dalam karya sastra itu. Dengan kata lain, pada tingkat ketiga
ini seorang apresiator dapat memetik nilai-nilai karya sastra sebagai sarana
untuk berrefleksi, bercermin diri.

B. Manfaat Apresiasi Sastra


Apresasi sastra memiliki berbagai manfaat. Moody dan Leslie S. (dalam Wardani,1981)
mengemukakan manfaat apresiasi sastra:
a) Melatih keempat keterampilan berbahasa.
b) Menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat
istiadat, agama, dan kebudayaan.
c) Membantu mengembangkan pribadi.
d) Membantu pembentukan watak.
e) Memberi kenyamanan.
f) Meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru.

Hal tersebut sejalan dengan Huck (1987) yang mengemukakan dua manfaat apresiasi
sastra, yakni:
1. nilai personal: memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi
pengalaman yang dapat terhayati, mengembangkan pandangan ke arah
persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat emosional.
2. Nilai pendidikan: membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran-
kemahiran membaca, meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan
kepekaan terhadap sastra. Manfaat apresiasi sastra yang dikemukakan tersebut,
 mengembangkan imajinasi,
 mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan,
 meningkatkan keterampilan membaca-menulis yang akan
diuraikan secara singkat.

C. Kegiatan Apresiasi
Kegiatan apresiasi dapat mengambil bentuk kegiatan langsung, kegiatan tidak
langsung, kegiatan dokumentatif maupun kegiatan kreatif.
1. Kegiatan apresiasi langsung
Kegiatan apresiasi langsung adalah kegiatan yang secara sengaja dilakukan
untuk apresiasi, dalam hal ini untuk memperoleh kenikmatan, menghargai dan
menilai karya sastra secara tepat. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain
dengan membaca karya sastra (puisi dan prosa fiksi), mendengarkan melihat
karya sastra dibacakan, dilakukan/dideklamasikan baik melalui pertunjukan
life, atau melalui media elektronika.
a) Membaca karya sastra (puisi dan prosa fiksi)
Membaca karya sastra di sini bukan sekedar membaca, tetapi membaca
dengan sungguh-sungguh, dengan empati, dengan kegairahan, sampai
ia menemukan. pengalaman pengarang di dalam karangannya.
Pembaca memperoleh kenikmatan, dan pada akhirnya ia merasa perlu
untuk memberikan penghargaan yang layak terhadap karya sastra.
b) Mendengarkan karya sastra dibacakan /dilakukan
Mendengarkan karya sastra dibacakan/dilakukan dapat mengambil
bentuk mendengarkan puisi/cerpen dituturkan, baca dongeng, dst.
Kegiatan ini dapat dilakukan secara life maupun melalui saluran media
elektronik, seperti radio atau televisi, bahkan melalui rekaman
kaset/tape recorder, CD/MP-3/VCD, komputer/internet, dst.

2. Kegiatan apresiasi tidak langsung


Kegiatan apresiasi tidak langsung adalah kegiatan di luar apresiasi langsung
yang dapat membantu meningkatkan dan mengefektifkan kegiatan apresiasi
langsung. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain mempelajari konsep, teori,
sejarah, ulasan, yang berhubungan dengan sastra. Kegiatan ini akan sangat
menunjang kegiatan apresiasi langsung, sebab seperti disebutkan di muka-
apresiasi adalah penikmatan pemuasan rasa terhadap hasil sastra berdasarkan
pengenalan, pengalaman, pemahaman, penalaran, dan pengertian yang sifatnya
teoritis. Jadi jika pengenalan, pengalaman, pemahaman, penalaran, dan
pengertian meningkat, maka apresiasi kita terhadap karya sastra akan
meingkat pula. Dengan demikian kegiatan apresiasi tidak langsung ini, tidak
bisa dianggap remeh, karena apresiasi tanpa ditunjang kegiatan tersebut tidak
akan efektif.

3. Kegiatan dokumentatif
Termasuk dalam kegiatan ini antara lain upaya mengumpulkan atau
mengadakan koleksi tentang hasil-hasil karya sastrawan, mengumpulkan buku,
artikel, atau pembahasan tentang sastra.

4. Kegiatan kreatif
Termasuk dalam kegiatan ini adalah melakukan upaya penciptaan karya sastra
itu sendiri atau menulis tentang sastra, seperti menulis kritik, esai, artikel,
studi, penelitian sastra, dan sebagainya. Kegiatan apresiasi puisi meliputi:
 Kegiatan reseptif, kegiatan penerimaan. Termasuk dalam kegiatan ini
adalah kegiatan membaca, kegiatan analitik, dan kegiatan interpretatif.
 Kegiatan produktif, kagiatan penciptaan.
 Kegiatan performansi.
 Kegiatan dokumentatif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Apresiasi berawal dari kata apreciation yang bermakna penghargaan. Apresiasi sendiri
mempunyai pengertian pengenalan, penghayatan dan pemahaman terhadap karya
seni.Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pemikiran dan perasaan
manusia keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalam pesan.

Jadi menurut kami apresiasi sastra adalah sebuah bentuk penghargaan dan
pemahaman terhadap suatu sastra yang berupa pengungkapan pikiran dan perasaan
manusia yang dituangkan dengan bahasa maupun sebuah tulisan.

Manfaat dari apresiasi sastra bukan hanya sekedar dijadikan pengetahuan namun bisa
melatih keterampilan dalam bahasa dan berkarya dalam bentuk tulisan.dan tahapan
dalam mengapresiasikan sastra dapat membantu seseorang dalam hal
mengapresiasikan sastra.

B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun
demi sempurnanya makalah-makalah di kesempatan lain yang bersifat relevan.
Semoga makalh ini berguna bagi penulis dan juga pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, Hamidah. (2021). Tingkatan Apresiasi Sastra.


https://id.scribd.com/document/567035095/MAKALAH-KELOMPOK-5-Tingkatan-
Apresiasi-Sastra
Edu, Heru Subrata. (2019). Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak. http://herusubrata-
edu.blogspot.com/2019/05/pembelajaran-apresiasi-sastra-anak.html
http://bluesiento.blogspot.com/2018/04/tingkatan-apresiasi-sastra.html

Anda mungkin juga menyukai