Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

APRESIASI SASTRA SECARA RESEPTIF


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar Bahasa Indonesia
Yang Dibina Oleh Ibu Shofi Nur Amalia M.Pd.

Oleh:
Kelompok 11

Bioter Lingga Praptama (2186206009)


Susi Lestari (2186206106)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang ditentukan.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, para sahabatnya, sampai kepada kita selaku umatnya fidunya wal akhirat.
Makalah yang berjudul “ APRESIASI SASTRA SECARA RESEPTIF ” untuk memenuhi
tugas kelompok pada mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD di Universitas Nahdlatul
Ulama Blitar tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dosen pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD, Ibu Shofi Nur
Amalia M.Pd. yang telah membimbing kami.
2. Teman-teman PGSD C21 beserta anggota kelompok 11 atas kerja samanya.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu demi
terselesaikanya makalah ini dengan lancar.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari adanya kekurangan dan ketidak
sempurnaan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak guna kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Blitar, Desember 2021

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Apresiasi Sastra 3
2.2 Apresiasi Sastra Secara Reseptif 4
BAB III PENUTUPAN 8
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apresiasi sastra yang ada hingga sekarang sangat beraneka ragam. Keanekaragaman

ini disebabkan oleh beberapa hal, Pertama, apresiasi sastra memang merupakan fenomena

yang unik dan rumit (Saryono, 2009:31).

Kedua, terjadinya perubahan dan perkembangan pemikiran tentang apresiasi sastra.

Dari waktu ke waktu dan orang satu ke orang lain pemikiran tentang apresiasi sastra

selalu berubah dan berkembang sehingga tak pernah ada satu pengertian apresiasi sastra

yang berwibawa dan diikuti oleh banyak kalangan.

Ketiga, adanya perbedaan penyikapan dan pendekatan terhadap hakikat apresiasi

sastra. Hal ini mengakibatkan munculnya beraneka ragam pengertian apresiasi sastra.

Keempat, adanya perbedaan kepentingan di antara orang yang satu dan orang yang lain.

Hal ini menyebabkan mereka merumuskan pengertian apresiasi sastra menurut

kepentingan masing-masing tanpa menghiraukan dan mengindahkan hakikat apresiasi

sastra secara utuh dan lengkap.

Menurut Hornby, secara leksikal istilah apresiasi (appreciation) mengacu pada

pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan

pernyataan, yang memberikan penilaian. Istilah apresiasi dapat dimaknai dengan

pernyataan seseorang yang secara sadar merasa tertarik dan senang kepada sesuatu, serta

mampu menghargai dan memandang hal yang dipilihnya itu mengandung nilai-nilai yang

bermanfaat dalam kehidupannya (Sayuti, 2000:2).

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa definisi apresiasi sastra?


2. Apa definisi dari apresiasi sastra secara reseptif?

1.3. Tujuan Masalah

1. Dapat mengetahui definisi apresiasi sastra.


2. Dapat mengetahui definisi dari apresiasi sastra secara reseptif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Apresiasi Sastra

Apresiasi adalah suatu kegiatan seseorang dalam karya sastra untuk memberikan

penilaian/pujian terhadap kualitas sebuah karya melalui perasaan atau kepekaan batin,

pemikiran kritis, pemahaman, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang

diungkapkan oleh pengarang. Dengan apresiasi sastra yang intensif, usaha mendapatkan

makna yang sangat penting dalam sastra memang harus ditempuh seorang pembaca.

Dalam KBBI kata apresiasi berarti pujian, pengertian, pemahaman, dan penilaian.

Menurut Gove, kata apresiasi mengandung arti pengenalan melalui perasaan atau epekaan

batin dan pemahman, pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan oleh

pengarang (Aminuddin, 2002: 25).

Tarigan, 1984. Menjelaskan bahwa apresiasi sastra adalah penafsiran kualitas karya

sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman

yang jelas, sadar serta kritis, sebagai seorang yang memiliki pengalaman maupun mengamati

sastra bukan hanya bisa melihat dan menafsirkan saja, melainkan dapat menilai sebuah karya

sastra tersebut dari aspek kualitasnya.

Untuk itu mengapresiasi sastra dapat terjadi secara reseptif dan produktif. Apresiasi

sastra, secara reseptif terjadi ketika penikmat sastra intensif dalam membaca, mendengarkan,

dan menyaksikan suatu pementasan sastra. Dalam apresiasi tersebut, karya sastra yang

dijadikan sebagai sasaran apresiasi reseptif dalam bentuk cerpen, puisi, dan drama. Sementara

apresiasi sastra secara produktif dapat terjadi ketika penikmat sastra intensif dalani proses

kreatif dan penciptaan sastra. Sejalan dengan aktifitas apresiasi produktif, seorang penikmat

3
sastra dapat menghasilkan karya sastra dalam berbagai bentuk sesuai dengan selera yang

dimilikinya.

2.2. Apresiasi Sastra Secara Reseptif

1. Pendekatan Emotif

Menurut mengemukakan bahwa pendekatan emotif adalah suatu pendekatan yang berusaha

menemukan unsur-unsur yang ajukan emosi atau perasaan pembaca. Ajukan emosi itu

berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk maupun ajukan emosi yang berhubungan

dengan isi atau gagasan yang lucu atau menarik. Prinsip-prinsip dasar yang meletar belakangi

adanya pendekatan emotif yaitu pandangan bahwa cipta sastra merupakan dari karya seni

yang hadir dihadapan masyarakat pembaca untuk dinikmati sehingga mampu memberikan

hiburan dan kesenangan (Aminuddin, 2004:42) .

Selain berhubungan dengan keindahan, unsur gaya bahasa dan pola sajak juga

mempengaruhi suasana hati pembaca unsur gaya bahasa seperti metafora, simile, maupun

penataan setting mampu menghasilkan panorama yang menarik. Masalah pola sajak juga

dapat menghasilkan penikmat keindahan terhadap karya sastra karena dapat menghadirkan

unsur musikalitas yang merdu dan menarik. Sebagai contoh pendekatan emotif pada sastra

anak secara reseptif yaitu :

Kupu-Kupu

Ditamanku ada seekor kupu-kupu

Selalu terbang dengan lucu

Aneka warna sayapmu

Indah dipandang selalu

Namun, orang suka usil padamu

Kau selalu diburu-buru

4
Sayapmu dicabuti

Badanmu diteliti

Wahai kawanku

Jangan tangkap kupu-kupu

Lestarikan hewan itu

Tuk menambah keindahan tamanmu

Keindahan pada puisi diatas terbesit keindahan irama yaitu nada pada puisi ini

menggunakan nada yang datar bahkan nadanya cenderung turun. Tempo yang digunakan

cenderung pelan. Tekanan pada puisi ini pada larik “wahai kawanku” dimana pada lirik itu

bermakna sebagai ajakan kepada orang lain.

Keindahan yang dapat kita rasakan adalah keindahan isi yang terkandung dalam lirik

lestarikan hewan itu mendorong kita untuk melestarikan dan menjaga keindahan alam agar

tetap indah. Pada puisi ini juga mengungkapkan perasaan sedih karena kupu-kupu sering di

buru hanya untuk diteliti atau dicabuti sayapnya.

2. Pendekatan Didaktis

Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami

gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap kehidupan. Gagasan,

tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis,

filosofis, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya

kehidupan rohaniah pembaca (Aminuddin, 2011:47) .

Dalam pelaksanaannya, penggunaan pendekatan didaktis ini diawali dengan upaya

pemahaman satuan-satuan pokok pikiran yang terdapat dalam suatu cipta karya. Satuan

pokok pikiran itu pada dasarnya disarikan dari paparan gagasan pengarang, baik berupa

tuturan ekspresif, komentar, dialog, maupun deskripsi peristiwa dari pengarang atau

penyairnya. Dalam penerapan pendekatan didaktis ini, sebagai pembimbing kegiatan

5
berpikirnya, pembaca dapat berangkat dari pola berpikir, misalnya jika Malin kundang itu

akhirnya mati karena durhaka kepada ibunya, maka dalam hidupnya, manusia itu harus

bersifat baik kepada orang tua.

contoh penerapan pendekatan didaktis dalam mengapresiasi sastra anak-anak di sekolah

Dasar kita perhatikan dan baca penggalan bait puisi berikut .

Pada hari Sabtu sore

Sesudah salat bersama ayah, ibu, nenek

Saya dan kawan-kawanku

Pergi main layang-layang

Di tanah lapang

Nasihat yang dapat diperoleh setelah membaca puisi di atas adalah sebagai anak sekolah

hendaknya bermain-main pada sabtu sore bukan rabu sore, supaya semua PR dapat

terselesaikan dengan baik, hendaknya pergi bermain sesudah salat ashar, kalau shalat

diupayakan berjamaah dengan seisi rumah, kalau pergi bermain jangan sendirian, kalau

bermain layangan di tanah yang lapang supaya tidak berbahaya.

3. Analitis terhadap Sastra Anak

Mengkaji sastra tidak hanya dilihat dan didengar karyanya saja. Akan tetapi dalam analitis

karya anak perlu adanya penelitian seperti halnya menerapkan pendekatan dalam

menganalitis sastra anak. Berikut pendekatan yang dilakukan:

a. Pendekatan Mimetik

Pendekatan mimetik merupakan pedekatan yang menghubungkan antara karya sastra dengan

kenyataan.

b. Pendekatan Ekspresif

Pendekatan ekspresif ini memandang karya sastra adalah bentuk dari curahan hati penulisnya.

c. Pendekatan objektif

6
Pendektan objektif mengutamakan penyelidikan karya sastra berdasarkan kenyataan teks itu

sendiri. Dalam pendekatan objektif terdaoat aspek-aspek intrinstik sastra. Pendekatan ini

sering juga disebut sebagai pendekatan struktural.

d. Pendekatan pragmatik

Pendektan pragmatik merupakan pendekatan yang memandang karya sastra untuk

menyampaikan tujuan tertentu. Misalnya agama, politik, moral, pendidikan, maupun tujuan

yang lain. Pada pendekatan ini seperti dengan menujukkan berhasil atau tidaknya tujuan

tersebut diresapi oleh pembaca. Misalnya dalam cerita Malin Kundang.

7
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Apresiasi adalah sebuah bentuk penghargaan dan pemahaman terhadap suatu sastra yang

berupa pengungkapan pikiran dan perasaan manusia dengan bahasa maupun sebuah tulisan.

Manfaat dari apresiasi sastra bisa melatih keterampilan dalam bahasa dan berkarya dalam

bentuk tulisan. Di dalam apresiasi karya sastra anak dibagi menjadi dua yaitu apresiasi sastra

secara reseptif dan apresiasi sastra secara produktif. Dalam apresiasi sastra reseptif terdapat

penerapan pendekatan emotif yaitu suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur

yang ajukan emosi atau perasaan pembaca ,penerapan pendekatan didaktis yaitu suatu

pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluative

terhadap kehidupan, dan analitis Penerapan Pendekatan Analitis secara Reseptif. Yang

selanjutnya yaitu apresiasi karya sastra anak secara produktif terbagi menjadi dua yang

pertama yaitu pendekatan parafratis dan analitis penerapan pendekatan secara Produktif.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat dan sampaikan , kami menyadari bahwa makalah

ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi isi maupun penulisan. Oeh karena itu, kritik

dan saran yang dinatikan demi makalah berikutnya . Dan semoga makalah ini dapat

menambah pengetahuan kita dan bermanfaat bagi kita semua , atas perhatianya pemakalah

menyampaikan terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1988. Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Y.A.3 Malang.


Aminuddin.2004. Pengantar Apresiaasi Sastra. Malang: Sinar Baru Algensindo
Antara, I.G.P. 1985. Apresiasi Puisi.Denpasar: CV. Kayu Mas.Faisal, M. dkk. 2009. Kajian
Bahasa Indonesia SD. Semarang: Departemen Pendidikan Nasional.
Haryadi dan Zamzami. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Puji Santosa, dkk. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. 2003. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Tarigan, Hendry Guntur.1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Ali Imron, 2017. Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi. Surakarta : CV. Djiwa Amarta Press.

Anda mungkin juga menyukai