Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RUANG LINGKUP KARAKTERISTIK DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari mata kuliah Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Lismawati, M.Pd

Disusun Oleh :

Devi Alfiyanti 1907015010

Defa Tri Kusumastuti 1907015070

Alfia Nur Aziza 1907015076

Aan Siti Nurjanah 1907015094

Widya Wulandari 1907015100

Syifa Nursilati Andini 1907015106

Luluil Maknun 1907015112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA

JAKARTA

1442H / 2021M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.....

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji dan
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah evaluasi
pembelajaran dengan judul “Ruang Lingkup Karakteristik dan Evaluasi Pembelajaran” atas
dukungan moral dan material yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibunda lismawati, M. Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah evaluasi pembelajaran.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan juga kritik
untuk membangun dalam penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 16 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Perspektif Hasil


Belajar......................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Prespektif Sistem
Pembelajaran............................................................................... 7
C. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Perspetif Proses
dan Hasil Belajar......................................................................... 9
D. Karakteristik Evaluasi Pendidikan.............................................. 11
E. Pendekatan Evaluasi Pendidikan................................................. 12

BAB III PENUTUP

A. Simpulan...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahrens & Lehmann (1978 dalam Purwnto, 2013, hlm. 3) yang menyatakan
bahwa evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1 yang menyatakan bahwa “evaluasi
dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak berkepentingan,
di antaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan”. Maka dalam
hal ini dijelaskan bahwa evaluasi pembelajaran sangat penting untuk membantu
proses pembelajaran dengan lebih baik.
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data hasil
pembelajaran para siswa untuk menentukan sejauh mana proses pembelajaran
berjalan dan kemudain menilai sertas memperbaiki baik bahan ajar atau pembelajaran
itu sendiri untuk menghasilkan pembelajaran yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Perspektif Hasil
Belajar?
2. Apa saja yang ada dalam Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Prespektif
Sistem Pembelajaran?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Perspetif Proses Dan Hasil
Belajar?
4. Apa saja Karakteristik evaluasi Pendidikan?
5. Bagaimana Pendekatan Evaluasi Pendidikan?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka disusun tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui Pengertian dari Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Perspektif
Hasil Belajar.
2. Mengetahui Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Prespektif Sistem
Pembelajaran.
3. Mengetahui Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Perspetif Proses Dan Hasil
Belajar.
4. Mengetahui Karakteristik evaluasi Pendidikan.
5. Mengetahui Pendekatan Evaluasi Pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran


1. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Perspektif Hasil Belajar
Benyamin S. Bloom menyatakan bahwa hasil belajar dibagi ke dalam tiga domain,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.1 Pada tiap domain ini terdapat beberapa
jenjang kemampuan, dari yang paling mudah sampai pada yang paling sulit dan
kompleks. Berikut berbagai penjelasan dari beberapa domain tersebut.
a. Kognitif (Cognitive)
Dalam segi kognitif ini terdapat enam jenjang kemampuan, yaitu sebagai berikut.
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan (knowledge) adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik agar mampu mengenali dan mengetahui berbagai
konsep, fakta, atau istilah. Peserta didik tidak diharuskan untuk dapat
memahami atau mengerti dalam penggunaannya. Kata kerja yang dapat
dipakai pada tahap pengetahuan ini adalah mendefinisikan, memberikan,
mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan,
menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan, dan memilih.
2) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman (comprehension) adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik agar mampu memahami dan mengerti perihal
materi pelajaran yang diajarkan guru dan mampu menggunakannya tanpa
harus menghubungkannya dengan berbagai hal lain. Kemampuan ini terdiri
dari tiga hal yaitu menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi
(memperluas data). Kata kerja yang dapat dipakai pada tahap pemahaman ini
adalah mengubah, mempertahankan, membedakan, memprakirakan,
menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan, dan
meningkatkan.

1
M.Pd. Dr. Rina Febriana, ‘Evaluasi Pembelajaran’, Bumi Aksara, 23.1 (2019), 25–33.

3
3) Penerapan (application)
Penerapan (application) adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan Peserta didik untuk memakai berbagai ide umum, tata cara,
metode, prinsip, maupun berbagai teori dalam situasi baru dan juga konkret.
Kata kerja yang dapat dipakai pada tahap penerapan ini adalah mengubah,
menghitung, mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti,
menjalankan, memanipulasikan, menghubungkan, menuniukkan,
memecahkan, dan menggunakan.
4) Analisis (analysis)
Analisis (analysis) adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik untuk dapat menjelaskan suatu situasi maupun
keadaan tertentu ke dalam berbagai unsur dan komponen pembentuknya.
Kemampuan analisis dapat dibagi menjadi tiga, yakni analisis unsur, analisis
hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata kerja yang
dapat dipakai adalah mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan,
menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, dan
merinci.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis (synthesis) adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik untuk dapat menghasilkan sesuatu hal yang baru.
Hal itu dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa faktor. Hasil yang
diperoleh pada tahap ini nantinya berupa tulisan, rencana, maupun mekanisme.
Kata kerja yang dapat dipakai adalah menggolongkan, menggabungkan,
memodifikasi, menghimpun, menciptakan, merencanakan, merekonstruksikan,
menyusun, membangkitkan, mengorganisir, merevisi, menyimpulkan, dan
menceritakan.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi (evaluation) adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan Peserta didik untuk mampu melakukan evaluasi pada suatu
situasi, keadaan, pernyataan, maupun konsep berdasarkan kriteria tertentu. Hal
yang penting dalam tahap ini yaitu menciptakan suatu kondisi sehingga
peserta didik dapat mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi
sesuatu. Kata kerja yang dapat dipakai adalah menilai, membandingkan,

4
mempertentangkan, mengkritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan
kebenaran, menyokong, menafsirkan, dan menduga.
b. Afektif (Affective)
Segi afektif adalah suatu internalisasi sikap yang mengacu pada pertumbuhan
batin, dan kemudian peserta didik menyadari tentang nilai tersebut dan berusaha
untuk mengambil sikap. Setelah mengambil sikap maka nilai tersebut akan
membentuk suatu tingkah laku dalam kesehariannya. Segi afektif terdiri dari
berbagai jenjang berikut.
1) Kemauan menerima (receiving)
Kemauan menerima (receiving) adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik untuk memiliki kepekaan kepada suatu fenomena
atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini dimulai dari peserta didik yang
menyadari kemampuanya dalam menerima dan memperhatikan. Kata kerja
yang dapat dipakai adalah menanyakan, memilih, menggambarkan, mengikuti,
memberikan, berpegang teguh, menjawab, dan menggunakan.
2) Kemauan menanggapi (responding)
Kemauan menanggapi (responding) adalah suatu jenjang kemampuan
yang mengharuskan peserta didik untuk dapat memiliki kepekaan terhadap
suatu fenomena, namun juga mampu bereaksi terhadap fenomena itu.
Penekanan pada kemampuan ini adalah peserta didik mampu menjawab secara
sukarela dan juga membaca meski tanpa ditugaskan. Kata kerja yang dapat
dipakai adalah menjawab, membantu, memperbincangkan, memberi nama,
menunjukkan, mempraktikkan, mengemukakan, membaca, melaporkan,
menuliskan, dan memberitahu, mendiskusikan.
3) Menilai (valuing)
Menilai (valuing) adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik untuk dapat menilai suatu objek, fenomena,
maupun tingkah laku tertentu dengan konsisten. Kata kerja yang dapat dipakai
adalah melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil
bagian, dan memilih.
4) Organisasi (organization)
Organisasi (organization) adalah suatu kemampuan yang
mengharuskan peserta didik untuk dapat menyatukan berbagai nilai yang
berbeda, memecahkan masalah, dan membentuk suatu sistem nilai. Kata kerja

5
yang dapat dipakai adalah mengubah, mengatur, menggabungkan,
membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan memodifikasi.
c. Psikomotor (Psychomotor)
Segi psikomotor adalah kemampuan peserta didik dalam hal gerakan tubuh
dan juga bagian-bagiannya. Gerakan tersebut di mulai dari gerakan sederhana
hingga gerakan yang paling sulit. Perubahan pola gerakan dapat menghabiskan
waktu setidaknya 30 menit. Kata kerja yang dapat dipakai disesuaikan pada
kelompoknya masing-masing, yakni sebagai berikut.
1) Muscular or motor skill, dalam hal ini adalah mempertontonkan gerak,
menuniukkan hasil, melompat, menggerakkan, dan menampilkan.
2) Manipulations of materials or objects, dalam hal ini adalah mereparasi,
menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk.
3) Neuromuscular coordination, dalam hal ini adalah mengamati, menerapkan,
menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong,
menarik, dan menggunakan.
Sesuai dengan Taksonomi Bloom yang sudah dijelaskan sebelumnya maka
kemampuan peserta didik dapat dibagi dua, yaitu tingkat tinggi dan tingkat
rendah. Kemampuan pada tingkat rendah adalah berupa pengetahuan,
pemahaman, dan juga pengaplikasian, sedangkan kemampuan tingkat tinggi
berupa menganalisis, sintesis, mengevaluasi, dan juga kreativitas. Dengan
demikian, kegiatan seperti menghapal yang dilakukan oleh peserta didik
merupakan jenis kemampuan tingkat rendah. Berdasarkan cara berpikir,
kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi dibagi meniadi dua, yakni berpikir kritis
dan juga kreatif. Berpikir kritis adalah kemampuan peserta didik dalam
memberikan suatu rasionalisasi terhadap sesuatu dan mampu memberikan
penilaian terhadapnya. Sedangkan berpikir kreatif yaitu kemampuan peserta didik
dalam membuat suatu generalisasi dengan menggabungkan, mengubah atau
mengulang kembali berbagai ide tersebut.
Kemampuan peserta didik yang rendah dalam berpikir sehingga mereka hanya
mampu menghapal, dapat diakibatkan oleh guru yang dalam melakukan penilaian
atau evaluasi sekadar mengukur dari tingkat kemampuan yang rendah saja. Hal itu
tentunya membuat peserta didik kurang mampu untuk berpikir pada tingkat tinggi
karena guru tidak memfasilitasi perkembangkan cara berpikir tersebut.

6
B. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Prespektif Sistem Pembelajaran
Ruang lingkup evaluasi pembelajaran harusnya mengacu pada tujuan evaluasi
pembelajaran.2 Hal ini tentunya agar apa yang akan dievaluasi dapat sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Salah satu tujuan dari adanya evaluasi pembelajaran yaitu
untuk dapat mengetahui sejauh apa efektivitas dan efisiensi pada suatu sistem
pembelajaran, yang termasuk tujuan, materi, media, sumber belajar, lingkungan,
metode, peserta didik, guru, maupun sistem penilaian. Ruang lingkup pembelajaran
secara keseluruhan adalah berikut ini.
a. Program Pembelajaran
Program pembelajaran merupakan salah satu bagian dari ruang lingkup
evaluasi pembelajaran yang penting untuk diketahui. Berikut beberapa bagian dari
program pembelajaran.
1) Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, adalah target yang harus
dikuasai oleh peserta didik pada setiap pokok bahasan. Kriteria yang dapat
dipakai untuk mengevaluasi suatu tujuan pembelajaran umum maupun suatu
kompetensi dasar, yaitu: keterkaitannya dengan tujuan kurikuler atau standar
kompetensi dari tiap-tiap mata pelajaran dan tujuan kelembagaan, kejelasan
rumusan pada tiap kompetensi dasar, kesesuaian tujuan pembelajaran pada
tingkat perkembangan peserta didik, pengembangannya dalam bentuk hasil
belaiar dan juga indikator, penggunaan kata kerja operasional dalam indikator,
berbagai unsur penting dalam kompetensi dasar, serta hasil belajar dan
indikator.
2) Materi pembelajaran, adalah isi kurikulum mengenai berbagai topik atau
pokok bahasan dan subtopik bahasan beserta rinciannya pada tiap bidang studi
atau mata pelajaran. Isi kurikulum ini mempunyai tiga unsur, yakni logika
(pengetahuan mengenai benar atau salah dengan berdasarkan prosedur
keilmuan), etika (pengetahuan mengenai berbagai hal yang baik dan buruk),
dan estetika (pengetahuan mengenai keindahan). Materi pembelajaran dapat
dibagi menjadi enam jenis, yakni fakta, konsep atau teori, prinsip, proses, nilai
dan keterampilan. Kriteria yang dapat dipakai adalah: kesesuaiannya dengan
kompetensi dasar dan hasil belajaq ruang lingkup materi, urutan logis materi,
kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik,
serta waktu yang tersedia.
2
Dr. Rina Febriana.

7
3) Metode pembelaiaran adalah cara guru dalam penyampaian materi
pembelajaran, berupa metode tanya jawab, metode diskusi, metode ceramah,
metode pemecahan masalah, dan sebagainya. Kriteria yang dapat dipakai
adalah kesesuaiannya dengan kompetensi dasar dan hasil belaiar,
kesesuaiannya dengan kondisi kelas dan sekolah, kesesuaiannya dengan
tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam menggunakan
metode, waktu, dan sejenisnya.
4) Media pembelajaran, adalah berbagai alat yang digunakan untuk membantu
guru dalam penyampaian pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan
dapat berupa media audio, media visual, dan media audiovisual. Media
pembelajaran memiliki kriteria yang mirip dengan kriteria metode
pembelaiaran.
5) Sumber belajar, adalah berupa orang, alat, teknik, pesan, latar, dan lain-lain.
Sumber belaiar dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni sumber belajar
yang dirancang dan juga sumber belajar yang digunakan. Kriteria yang
digunakan sama dengan kriteria pada metode pembelaiaran.
6) Lingkungan, yaitu khususnya lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.
Kriteria yang digunakan adalah hubungan antara Peserta didik dengan teman
sekelas atau sekolah maupun di luar sekolah, guru dan orangtua, keluarga, dan
sejenisnya.
7) Penilaian proses dan hasil belajar, yakni yang menggunakan tes maupun non
tes. Kriteria yang dipakai adalah adanya kesesuaian dengan kompetensi dasar,
hasil belajar dan indikator; adanya kesesuaian dengan tujuan dan fungsi
penilaian, unsur-unsur penting yang terkandung dalam penilaian, berbagai
aspek yang dinilai, adanya kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta
didik, jenis, dan alat penilaian.
b. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Berikut merupakan proses pelaksanaan pembelajaran yang harus diketahui
ketika melakukan evaluasi pembelajaran.
1) Kegiatan, dalam hal ini terdiri dari jenis kegiatan, prosedur pelaksanaan pada
tiap jenis kegiatan, sarana pendukung, efektivitas dan efisiensi, dan lain-lain.
2) Guru, dalam hal ini mengenai penyampaian materi, berbagai kesulitan guru,
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menyiapkan berbagai alat

8
dan perlengkapan yang diperlukan, membimbing peserta didik, penggunaan
teknik penilaian, penerapan kedisiplinan kelas, dan lain-lain.
3) Peserta didik, dalam hal ini berupa peran peserta didik dalam kegiatan belajar
dan bimbingan, memahami jenis kegiatan, mengerjakan berbagai tugas,
keaktifan, motivasi, perhatian, sikap, minat, umpan balik, pelaksanaan praktik
dalam situasi yang nyata, kesulitan belajar, waktu belajar, istirahat, dan lain-
lain.
c. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran merupakan salah satu ruang lingkup pembelajaran. Hasil
pembelajaran ini tentunya dilihat untuk jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang. jangka pendek yaitu yang sesuai dengan capaian indikator, jangka
menengah yang sesuai pada pencapaian target mata pelajaran, dan jangka panjang
yaitu realitas ketika peserta didik berbaur di masyarakat.

C. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran: Perspetif Proses Dan Hasil Belajar


Berikut beberapa hal yang termasuk pada ruang lingkup evaluasi pembelaiaran
menurut perspektif proses dan hasil belajar.3
a. Sikap
Salah satu bagian pada perspektif proses dan hasil belajar adalah sikap.
Berikut ini merupakan pernyataan yang terkandung di dalamnya.
1) Apakah sikap dari peserta didik telah sesuai dengan apa yang diharapkan?
2) Bagaimanakah sikap peserta didik kepada guru, pelajaran, orangtua, suasana
sekolah, lingkungan, metode, maupun media pembelajaran?
3) Bagaimana sikap dan juga tanggung iawab peserta didik di berbagai tugas
yang diberikan oleh guru di sekolah?
4) Bagaimana sikap peserta didik terhadap tata tertib sekolah dan juga
kepemimpinan kepala sekolah?

b. Pengetahuan dan Pemahaman Peserta Didik terhadap Pelajaran

3
Dr. Rina Febriana.

9
Salah satu bagian dari perspektif proses dan hasil belaiar adalah berupa
pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran. Berikut ini
merupakan pernyataan yang terkandung di dalamnya.
1) Apakah peserta didik telah mengetahui dan memahami berbagai tugasnya
sebagai warga negara, masyarakat, warga sekolah, sebagai anak ketika di
rumah, dan sejenisnya?
2) Apakah peserta didik telah mengetahui dan memahami berbagai materi yang
sudah diajarkan oleh guru?
c. Kecerdasan Peserta Didik
Salah satu bagian dari perspektif proses dan hasil belaiar adalah kecerdasan
peserta didik. Berikut ini merupakan Pernyataan yang terkandung di dalamnya.
1) Apakah peserta didik telah sampai pada taraf tertentu dan sudah dapat
memecahkan berbagai masalah yang ia hadapi, khususnya dalam pelajaran?
2) Bagaimanakah cara guru dalam meningkatkan kecerdasan peserta didik?
d. Kecerdasan Jasmani/Kesehatan
Salah satu bagian dari perspektif proses dan hasil belajar adalah kecerdasan
jasmani/kesehatan. Berikut ini merupakan pernyataan yang terkandung di
dalamnya.
1) Apakah jasmani peserta didik telah berkembang secara harmonis?
2) Apakah peserta didik telah mampu menggunakan semua anggota badannya
dengan tangkas?
3) Apakah peserta didik telah memiliki kecakapan dasar dalam bidang olahraga?
4) Apakah prestasi peserta didik dalam dunia olahraga telah memenuhi syarat
sesuai yang ditentukan?
5) Apakah peserta didik telah menjalani hidup dengan sehat?
e. Keterampilan
Salah satu bagian dari perspektif proses dan hasil belajar adalah kecerdasan
dalam bidang keterampilan. Berikut ini merupakan pernyataan yang terkandung di
dalamnya.
1) Apakah peserta didik telah memiliki keterampilan khususnya?
2) Apakah peserta didik telah terampil menggunakan tangannya untuk
melakukan keterampilan khusus tersebut, baik dalam bidang menggambar,
otomotif, dan lain-lain
D. Karakteristik Evaluasi Pendidikan

10
Adapun karakteristik dari evaluasi pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian
antara lain:4
1) Penilaian dilakukan secara tidak langsung
Maksudnya, jika seorang guru ingin mengetahui mana dari siswanya yang
cerdas atau kurang cerdas maka dalam evaluasi yang diukur bukanlah kecerdasan
atau kekurangan peserta didik, tetapi indikator atau hal-hal yang menandai bahwa
seseorang itu bisa disebut pandai dan kurang pandai.
2) Bersifat relative
Salah satu ciri evaluasi adalah bersifat relative karena nilai seorang siswa tidak
selalu konstan dari waktu ke waktu, tetapi bisa saja berubah-ubah.
3) Bersifat kuantitatif
Dalam evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan pengukuran dengan
menggunakan simbol bilangan (angka) sebagai hasil untuk pengukurannya. Hasil
pengukuran berupa angka-angka ini kemudian dianalisis dan diinterpretasikan
kedalam kata-kata (kualitatif).
4) Sering terjadi kesalahan
Adapun sumber-sumber kesalahan biasanya terletak pada: alat ukur (soal tes),
pengukur/guru, yang dinilai (peserta didik), dan situasi dimana penilaian
berlangsung. Jadi, alat ukur yang digunakan harus terbukti baik dan dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur (valid), dan dapat diandalkan atau
dipercaya (reliabel).
5) Menggunakan satuan unit-unit
Mengenai satuan unit ini yang tepat, seperti sangat memuaskan, memuaskan,
cukup memuaskan, kurang memusakan, dan tidak memuaskan.5
6) Menggunakan satuan-satuan yang tetap
Misalnya satuan anak tunanetra, berbeda dengan satuan anak tunarungu
wicara, ataupun tunagrahita.6

E. Pendekatan Evaluasi Pendidikan


4
Yusnita Halawati and Muhammad Arsyam, ‘Ciri-Ciri, Prinsip-Prinsip, Jenis Dan Proses Evaluasi Pendidikan’, Ddi,
2003.
5
Halawati and Arsyam.
6
Oleh Sari Rudiyati, ‘EValuasi Pendidikan Lanjutan Pengertian Evaluasi’.

11
Wirawan (2011:30) menyatakan bahwa evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang
ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan
aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu pengetahuan.7 Beberapa model evaluasi
yaitu:
a. Model Evaluasi Berbasis Tujuan
Model evaluasi berbasis tujuan merupakan model evaluasi tertua dan
dikembanagkan oleh Ralph W. Tyler. Model evaluasi berbasis tujuan secara umum
mengukur apakah tujuan yang diterapkan oleh kebijakan, program atau proyek dapat
dicapai atau tidak. Model evaluasi ini memfokuskan pada mengumpulkan informasi
yang bertujuan mengukur pencapaian tujuan kebijakan, program dan proyek untuk
pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Jika suatu program tidak
mempunyai tujuan, atau tidak mempunyai tujuan yang bernilai, maka program
tersebut merupakan program yang buruk. Tahapan model evaluasi berbasis tujuan:
1. Mengidentifikasi tujuan
2. Merumuskan tujuan menjadi indikator
3. Mengembangkan metode dan instrument
4. Memastikan program telah berakhir dalam mencapai tujuan
5. Menjaring dan menganalisis data
6. Kesimpulan
7. Mengambil keputusan mengenai program

b. Model Evaluasi Bebas Tujuan


Model evaluasi bebas tujuan dikemukakan oleh Michael Scriven (1973).
Menurut Michael Scriven dalam Wirawan (2011: 84) model evaluasi ini merupakan
evaluasi mengenai pengaruh yang sesungguhnya, objek yang ingin dicapai oleh
program. Ia mengemukakan bahwa evaluator seharusnya tidak mengetahui tujuan
program sebelum melakukan evaluasi. Evaluator melakukan evaluasi untuk
mengetahui pengaruh yang sesungguhnya dari operasi program. Pengaruh program
yang sesungguhnya mungkin berbeda atau lebih banyak atau lebih luas dari tujuan
yang dinyatakan dalam program. Pengaruh program dalam model evaluasi bebas
tujuan.
PENGARUH
SAMPINGAN
7
YANG
PENGARUH
Wirawan, 2011, Evaluasi :Teori, Model, Standar, Aplikasi, Dan Profesi, PT. TIDAK
POSITIF
Rajawali Pers, Jakarta, Hlm 80-88
PENGARU DIHARAPKAN
12 SESUAI DENGAN
H TUJUAN
PROGRAM YANG PENGARUH
DITETAPKAN
SAMPINGAN
POSITIF

c. Model Evaluasi Formatif dan Sumatif


Istilah evaluasi formatif diperkenalkan oleh Michael Scriven pada tahun 1967.
Menurut Michael Scriven dalam Wirawan (2011: 86) evaluasi formatif merupakan
loop balikan dalam memperbaiki produk. The Program Standards dalam Wirawan
(2011: 86) mendefinisikan evaluasi formatif sebagai evaluasi yang didesain dan
dipakai untuk memperbaiki suatu objek, terutama ketika objek tersebut sedang
dikembangkan. Sedangkan evaluasi sumatif dilaksanakan pada akhir pelaksanaan
program evaluasi ini mengukur kinerja akhir objek evaluasi (Wirawan 2011: 89). Alur
model evaluasi formatif dan sumatif.

13
EVALUASI
KORE
FORMATIF 1
KSI
MULAI TERJAD PENY
I IMPA
PELAKSANA PENYI NGA
AN MPAN N
PROGRAM GAN ? (2X)
EVALUASI
FORMATIF 2
BE
EVALUASI R
SUMATIF AK
LAP. HASIL HIR
EVALUASI
PEMANFAATAN
HASIL EV.

BAB IV

14
PENUTUP

A. Simpulan
Benyamin S. Bloom menyatakan bahwa hasil belajar dibagi ke dalam tiga
domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada tiap domain ini terdapat
beberapa jenjang kemampuan, dari yang paling mudah sampai pada yang paling
sulit dan kompleks.
Ruang lingkup evaluasi pembelajaran harusnya mengacu pada tujuan
evaluasi pembelajaran. Salah satu tujuan dari adanya evaluasi pembelajaran
yaitu untuk dapat mengetahui sejauh apa efektivitas dan efisiensi pada suatu
sistem pembelajaran, yang termasuk tuiuan, materi, media, sumber belajar,
lingkungan, metode, peserta didik, guru, maupun sistem penilaian.
Beberapa hal yang termasuk pada ruang lingkup evaluasi pembelaiaran
menurut perspektif proses dan hasil belajar.
a. Sikap
b. Pengetahuan dan Pemahaman Peserta Didik terhadap Pelajaran
c. Kecerdasan Peserta Didik
d. Kecerdasan Jasmani/Kesehatan
e. Keterampilan

Adapun karakteristik dari evaluasi pendidikan dapat dibagi menjadi


beberapa bagian antara lain:

1) Penilaian dilakukan secara tidak langsung


2) Bersifat relative
3) Bersifat kuantitatif
4) Sering terjadi kesalahan
5) Menggunakan satuan unit-unit
6) Menggunakan satuan-satuan yang tetap

Wirawan (2011:30) menyatakan bahwa evaluasi merupakan alat dari


berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena
ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu
pengetahuan. Beberapa model evaluasi yaitu:

15
a. Model evaluasi berbasi tujuan
b. Model evaluasi bebas tujuan
c. Model evaluasi formatif dan sumatif

DAFTAR PUSTAKA

16
Dr. Rina Febriana, M.Pd., ‘Evaluasi Pembelajaran’, Bumi Aksara, 23.1 (2019), 25–33

Halawati, Yusnita, and Muhammad Arsyam, ‘Ciri-Ciri, Prinsip-Prinsip, Jenis Dan Proses
Evaluasi Pendidikan’, Ddi, 2003

Rudiyati, Oleh Sari, ‘EValuasi Pendidikan Lanjutan Pengertian Evaluasi’

Ratnawulan Elis dkk. 2014.Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan Kurikulum 2013.


Bandung: Pustaka Setia

Wirawan, Evaluasi :Teori, Model, Standar, Aplikasi, Dan Profesi, PT. Rajawali Pers, Jakarta.
2011.

17

Anda mungkin juga menyukai