Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DIMUKA BUMI

Makalah ini dibuat dengan maksud tujuan memenuhi tugas dari mata kuliah
Materi al quran hadist di madrasah yang dibina oleh Ibu Shobah Shofariyani Iryanti, M.Pd.

Disusun Oleh :

devi alfiyanti (1907015010)

Defa tri kusumastuti (1907015070)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISALM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA

1442 HIJRIAH / 2021 MASEHI

i
Kata pengantar

Bismillahirrahmanirrahim.....

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji dan syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi al qur’an
hadist dengan judul “ manusia sebagai khalifah dimuka bumi ” atas dukungan moral dan
material yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada:.

1. Ibunda shobah shofariyani iryanti,M,pd selaku dosen pengampu mata kuliah materi
al qur’an hadist
2. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan juga kritik untuk
membangun dalam penyempurnaan makalah ini.

ii
Daftar isi

Table of Contents
Kata pengantar....................................................................................................................................ii
Daftar isi...............................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
A. Latar belakang.........................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
1. Pengertian Manusia.................................................................................................................4
2. Pengertian Khalifah.................................................................................................................6
3. Syarat Menjadi Khalifah.........................................................................................................7
4. Tugas Khalifah.........................................................................................................................9
5. Alasan Manusia dijadikan Khalifah.....................................................................................10
6. Peran manusia sebagai khalifah...........................................................................................11
7. Ayat al quran yang menjelaskan manusia sebagai khalifah dimuka bumi.......................13
BAB III...............................................................................................................................................15
KESIMPULAN..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah dimuka bumi ini. makhluk Allah
yang paling baik dan mulia dari pada makhluk lainnya. kebaikan dan kemuliaan itu meliputi
kebaikan dalam bentuk jasmani, rohani dan kebaikan dalam bertutur kata dengan
sesama.diperintahkan untuk mengolah, mengatur dan memakmurkan bumi ini. di samping hal
itu Allah juga menjadikan manusia untuk berpasang-pasangan antara satu orang dengan
orang yang lain saling mengenal dansaling tolongmenolong, karena manusia mempunyai
naluri ingin mempertahankan hidupnya, maka keinginan untuk berketurunan selalu timbul
pada dirinya.
Keberadaan manusia sebagai salah satu mahkluk ciptaan tuhan di muka bumi ini
mempunyai peranan penting dalam menjalankan fungsinya dan melakukan perubahan
sebagai khalifah dimuka bumi ini. Peran manusia dibumi sebaga khalifah atau sebagai
pemimpin dibumi adalah peran yang sangat strategis,sebab semua manusia diberikan
kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin dan dibekali dengan jiwa kepemimpinan yang
dimulai dari memimpin dirinya sendiri sampai memimpin orang lain .
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terbesar dan teristimewa di antara
makhluk lainnya, sehingga manusia mampu mewujudkan perbuatan yang paling tinggi pula.
Mufid (2010) manusia sebagai makhluk kosmis (microcosmos, istilah dari Ibnu Maskawih)
yang dibekali dengan perangkat lengkap dengan semua persyaratan, syarat yang menyatakan
bahwa manusia sebagai suatu kesatuan jiwa raga dalam hubungan timbal balik dengan dunia
dan sesamanya. Allah swt tidak hanya mengatur tentang kehidupan yang berkaitan dengan
ibadah kepada Tuhan, tetapi Allah juga mengatur bagaimana manusia menjalankan perannya
diatas muka bumi ini sebagai khalifah yang bertujuan untuk dapat keselamatan dunia dan
akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manusia
2. Apa pengertian khalifah
3. Apa syarat menjadi khalifah
4. Apa tugas khalifah

2
5. Apa alasan manusia dijadikan khalifah
6. Apa peran manusia sebagai khalifah
7. Apa ayat yang menjelaskan manusia sebagai khalifah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian manusia
2. Untuk mengetahui pengertian khalifah
3. Untuk mengetahui apa saja syarat menjadi khalifah
4. Untuk mengetahui tugas khalifah
5. Untuk mengetahui alasan manusia dijadikan sebagai khalifah
6. Untuk mengetahui peran manusia sebagai khalifah
7. Untuk mengetahui ayat al quran yang menjelaskan manusia sebagai khalifah

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia

Manusia adalah mahluk pilihan yang dimuliakan oleh allah dari mahluk ciptaannya yang lain,
dengan segala keistimewaan yang ada pada manusia seperti akal manusia,yang mampu
membedakan antara yang baik dan yang buruk .dalam pandangan islam juga manusia
didefinisikan sebagai mahluk mukallaf,mikaram,mukhaiyar,dan mujizat. Manusia
mempunyai nilai nilai fitri dan juga sifat sifat insaniah,seperti lemah,bodoh,dan faqir.
Manusia membawa amanah dari allah yang mesti diimplementasikan pada kehidupan nyata
dan keberadaan manusia memiliki tugas yang mulia yaitu menjadi khalifah .1

Dalam paradigma filsafat, pemikiran tentang filsafat manusia adalah sebagai upaya
dalam menemukan jati diri dan menemukan hakikat siapa manusia sebenarnya, akan tetapi
seiring dengan perkembangan zaman beberapa teori yang ada masi belum bisa menemukan
pengertian tentang hakikat manusia itu sendiri, dalam paradigma studi pemikiran tentang
manusia kadang pemikiran manusia ini tidak bisa menjadi utuh, karena di pandang dari
berbagai segi, baik segi fisik atau keutuhan tubuh, dan semua ini pasti mengarah kerana
material, manusia sering menempuh jalan untuk menemukan siapa hakikat dia sendiri dan
berusaha menemukan jawaban secara berulang- ulang, mulai dari mana saya, kemana saya,
dan mau kemana saya ( manusia ).

Manusia diciptakan oleh Tuhan melalui proses secara alamiah melalui beberapa tahapan, yaitu
tahap jasad, tahap hayat, tahap ruh, dan tahap nafs, yang mana keempat tahap tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Jasad (Fisik)

Awal penciptaan manusia dalam al-Qur’an telah dijelaskansecara terperinci yakni proses
awal manusia tercipta dari dari tanah (turab), yaitu tanah berdebu. Al-Qur’an menyebut tanah
tersebut berupa istilah tin atau salsal. Yang dimaksud dengan tanah tersebut adalah saripati
atau sulalah. Hal ini bukan berarti bahwa manusia diciptakan dari bahan tanah, seperti
pembuatan patung dari tanah, tetapi lebih pada makna simbolik, yaitu dari unsur dasar
saripati yang membentuk tumbuhan atau binatang yang kemudian menjadi bahan makanan
bagi manusia.

1
Heru Juabdin Sada and Dosen, ‘MANUSIA DALAM PERSPSEKTIF AGAMA ISLAM’, Gramedia Pustaka Utama, 7
(2016), 129–142.

4
2. Tahap Hayat

Selain itu, dalam penjelasan lain, al-Qur’an menjelaskan bahwa, awal mula kehidupan manusia
adalah air sebagaimana kehidupan tumbuhan dan binatang. Air yang dimaksud adalah sperma.
Sperma kemudian membuahi sel telur di dalam rahim wanita. Sperma itulah yang merupakan bahan
dasar awal mula hayat (kehidupan) seorang manusia.

3. Tahap Ruh (jiwa) Ruh

merupakan sesuatu yang dihembuskan Tuhan dalam diri manusia dan kemudian menjadi
bagian dari diri manusia.pada saat yang sama, Tuhan juga menciptakankan pendengaran,
penglihatan, dan hati bagi manusia. adanya proses peniupan ruh dalam diri manusia, yang
diiringi dengan pemberian pendengaran, penglihatan, dan hati merupakan bukti bahwa yang
menjadi pemimpin dalam diri manusia adalah ruh. Ruh juga yang dapat membimbing
pendengaran, penglihatan, dan hati untuk memahami kebenaran.

4. Tahap Nafs

Dalam al-Qur’an Kata ‘nafs’ mengandung empat pengertian, yaitu nafsu, napas, jiwa, dan diri
(keakuan). Diantara keempat pengertian tersebut, al-Qur’an lebih sering menggunakan kata ‘nafs’
untuk pengertian diri (keakuan).Diri atau keakuan adalah kesatuan dinamik antara jasad, hayat, dan
ruh.Dinamikanya terletak pada kegiatan yang dilakukan oleh jasad, hayat, dan ruh.Kesatuannya
bersifat spiritual, yang bercermin di dalam aktivitas kehidupan manusia. 2

Manusia memiliki keinginan yang tidak ada batasnya, baik kita, mereka sama sama
memiliki keinginan yang mungkin tidak ada batasnya, hasilnya apa yang kita cari masi sama,
apa tujuan hidup dan hakikat hidup kita sebagai manusia/ mahluk sosial Kita flasback mulai
dari kita masi berada didalam kandungan sampai kita dilahirkan ke alam dunia kita sebagai
manusia di berikan yang namanya amanat yaitu tentang bagaimana kita memaknai hidup kita
dengan cara kita mengetahui posisi kita dan eksistensi kita dan tujuan hidup. Beberapa orang
ahli ilmu atau orang sufi mengatakan bahwa “man arrofa nafsahu faqoth arrofa robbahu”
perkataan orang orang sufi ini dapat di artikan sebagai “ barang siapa yang mengenal dirinya
maka ia akan mengenal tuhanya.” Hal ini dijelaskan dalam pemikiran modern oleh A. Carrel
dalam karya bukunya yang berjudul ” the man unknown” manusia sampai kapanpun akan
terus mencari hakikat dirinya 3
2
Salamah Eka Susanti, ‘Epistemologi Manusia Sebagai Khalifah Di Alam Semesta’, Humanistika, 6.1 (2020), 85–
99.
3
M. Furqon Wahyudi, ‘Peran Manusia Di Bumi Sebagai Khalifah Dalam Perubahan Sosial’, 4 (2021), 1–13
<https://emea.mitsubishielectric.com/ar/products-solutions/factory-automation/index.html>.

5
2. Pengertian Khalifah

Kata dasar yang terdiri dari tiga huruf ‫ خ ل ف‬ini dalam berbagai bentuknya dan aneka
ragam maknanya terulang penggunaannya dalam AlQuran sebanyak 127 kali (M. Fu’ad :
t.th : 306). Kata ‫ خلف‬yang berarti “mengganti” terulang dua kali dan masdarnya yang berarti
“generasi”, “belakang”, “yang akan datang”. Berdasarkan pengertian Khalifah seperti yang
telah dikemukakan maka manusia sebagai khalifah, bermakna kedudukan manusia sebagai
penegak dan pelaksana hukum-hukum Allah di muka bumi ini. Dapat juga dikatakan manusia
berkedudukan sebagai pengusaha dan pengatur kehidupan di bumi dengan jalan menerapkan
hukum-hukum Allah yang pada hakikatnya adalah kehendak Allah. Dari sini dapat dipahami
bahwa manusia sebagai khalifah Allah yang diberi kekuasaan sebagai sarana agar dapat
melaksanakan perintah Allah (A. Rohim : 2012 : 33).

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa khalifah dapat terjadi karena ada
tiga unsur yang saling berhubungan, yaitu pertama adalah manusia sebagai khalifah. Khalifah
adalah seorang hamba Allah yang mendapatkan mandat sebagai pelaksana, pengatur, penentu
kebijakan dan menetapkan hukum-hukum sesuai dengan kehendak Allah dan aspirasi orang-
orang yang membaiatnya sebagai khalifah, kedua, adalah bumi. Bumi atau wilayah tertentu
adalah tempat atau sarana dalam melaksanakan kekhalifaan. Bumi merupakan tempat
berbagai potensi yang dibutuhkan oleh manusia untuk mendapatkan kesejahteraan. Oleh
karena itu, khalifah berkewajiban mengelola (isti’mara/ memakmurkan) bumi dan semua
isinya atau sumber-sumbernya untuk kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, seorang
khalifah harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengelola objek kekuasaan itu, ketiga
adalah hubungan antara pemilik kekuasaan dengan wilayah dan hubun-gannya dengan
pemberi kekuasaan (Allah) sebagai mustakhlilf (Shihab : 1995: 242) 4

Manusia bertanggung jawab terhadap keberlanjutan ekosistem karena manusia


diciptakan sebagai khalifah (Nahdi, 2008)9 . Dalam konteks Al-Quran memandang manusia
sebagai “wakil” atau “khalifah” Allah di bumi, untuk memfungsikan kekhalifahannya Tuhan
telah melengkapi manusia potensi intelektual dan spiritual sekaligus (Hafsin, 2007). Sesuai
dengan UU RI Nomor 23 Tahun 1997 yang menyatakan pengertian lingkungan hidup itu
sendiri yang didalamnya telah melibatkan peranan manusia dan perilakunya dalam
menyejahterakan makhluk hidup dan dirinya. Karena secara etika manusia berkewajiban dan
bertanggung jawab terbesar terhadap lingkungan dibandingkan dengan makhluk lainnya.
4
Agung Kurniawan, ‘Aktualisasi Nilai Khalifah Dalam Al-Quran’, 1.1 (2018), 51–56.

6
Allah menganugrahi akal kepada manusia, dan dengan akal itulah Allah menurunkan agama.
5

Dalam tafsir al- Misbah dijelaskan bahwa kata Khalifah pada mulanya berarti yang
menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Atas dasar ini, ada
yang memahami kata khalifah disini dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan
kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi bukan karena Allah tidak
mampu atau menjadikan manusia berkedudukan sebagai tuhan, namun karena Allah
bermaksud menguji manusia dan memberinya penghormatan. 6

Agama sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan, merupakan dasar untuk mengatur
bagaimana berhubungan dengan sang pencipta dan hubungan dengan alam semesta. Khalifah
adalah orang yang mewakili umat dalam menjalankan pemerintahan, kekuasaan dan
penerapan hukumhukum syariah. Makna khalifah dalam islam sebagai satu-satunya
pemimpin di seluruh penjuru dunia, sehingga khalifah menjadi pemimpin seluruh umat islam
dari segala penjuru dunia.Interaksi antara manusia dengan sumber-sumber alam harus
berlangsung berdasarkan kaidah-kaidah yang diatur oleh Allah SWT dan sunnah Rasulullah
SAW. Bahkan Allah mengamanahkan bumi kepada manusia untuk menyikapi ketentuan dan
hukum- hukumnya.7

3. Syarat Menjadi Khalifah

Khalifah itu adalah pemimpin tertinggi umat Islam, bukan hanya pemimpin kelompok
atau jamaah umat Islam tertentu, dan bertanggung jawab atas tegaknya ajaran Islam dan
ururusan duniawi umat Islam, maka para ulama, baik salaf (generasi awal Islam) maupun
khalaf (generasi setelahnya), telah menyepakati bahwa seorang Khalifah itu harus
memiliki syarat atau kriteria yang sangat ketat. Syarat atau kriteria yang mereka jelaskan
itu berdasarkan petunjuk Alquran, Sunnah Rasul saw. dan juga praktek sebagian Sahabat,
khususnya Khulafaur rasyidin setelah Rasul saw, yakni Abu Bakar, Umar, Utsman dan
Ali, radhiyallahuanhum ajma‟in.

Menurut Syekh Muhammad Al-Hasan Addud Asy-Syangqiti, paling tidak ada sepuluh
syarat atau kriteria yang harus terpenuhi oleh seorang Khalifah :

5
M. Furqon Wahyudi.
6
Rahmat Ilyas, ‘Manusia Sebagai Khalifah’, Mawa`izh, 1.7 (2016), 169–95.
7
M. Furqon Wahyudi.

7
 Muslim.tidak sah jika ia kafir,munafik atau diragukan kebersihan akidahnya
 Laki-Laki tidak sah jika ia perempuan karena rasullah SAW bersabda : tidak akan
sukses suatu kaum jika mereka menjadikan wanita sebagai pemimpin
 Merdeka tidak sah jika ia budak,karena ia harus memimpin dirinya dan orang
lain.sedangkan budak tidak bebas memimpin dirinya,apalagi memimpin orang lain
 Dewasa.tidak sah jika anak-anak.karena anak anak itu belum mampu memahami
dan memecahkan permasalahan
 Sampai ke derajat Mujtahid.karena orang yang bodoh atau berilmu akan ikut
ikutan,tidak sah kepemimpinannya seperti yang dijelaskan ibnu hazm ,ibnu
tamamiyah dan ibnu abdul bar bahwa telah ada ijmak ulama bahwa tidak sah
kepemimpinan tertinggi umat islam jika tidak sampai ke derajat mujtahid tentang
islam
 Adil.tidak sah jika zalim dan fasik,karena allah menjelaskan kepada nabi ibrahim
bahwa janji kepemimpinan umat itu tidak sah bagi orang orang yang
zalim.seorang pemimpin diharuskan bersikap adil dalam menjalankan
kepemimpinannya.karena kepemimpinan yang kita jalankan akan dimintai
pertanggumg jawabannya oleh yang maha kuasa
 Profesional (amanah dan kuat).khalifah itu bukan tujuan akan tetapi sarana
untuk mencapai tujuan tujuan yang disyariatkan seperti menegakan agama allah di
atas muka bumi,menegakan keadilan,menolong orang yang
dizalimi,memakmurkan bumi,memerangi kaum kafir,khusunya yang memerangi
umat islam dan berbagai tudas besar lainnya.
 Sehat penglihatan, pendengaran dan tidak lemah fisiknya. Orang yang cacat
fisik atau lemeh fisik tidak sah kepemimpinannya,karena bagaimana mungkin
orang seperti itu mampu menjelankan tugas besar untuk kemaslahatan agama dan
umatnya
 Pemberani. Orang orang pengecut tidak sah jika mejadi khalifah bagaimana
mungkin orang pengecut itu memiliki rasa tanggung jawab terhadap agama allah
dan urusan islam dan umat islam
 Dari suku Quraisy yakni dari puak fihir bin malik bin nadhir bin kinanah bin
khuzaiah para ulama seepakat,syarat ini hanya berlaku jika memenuhi syarat

8
syarat sebelumnya.jika tidak terpenuhi ,maka siapapun diantara umat ini yang
memenuhi persyaratan,maka ia adalah yang paling berhak menjadi khalifah.8
4. Tugas Khalifah

Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba
Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba
Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. oleh karena itu, tugasnya hanya
menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah,
manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai
wakilnya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar.

Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk
manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan
rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan
bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah
kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam
menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi
Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan
hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk
yang sangat terhormat dan mulia .9

Secara umum, tugas Khalifah itu ialah :

 Tamkin Dinillah (menegakkan agama Allah) yang telah diridhainya dengn


menjadikannya sistem hidup dan perundangn undangan dalam semua aspek
10
kehidupan
 Menciptakan keamanan bagi umat Islam dalam menjalankan agama Islam dari
ancaman orang-orang kafir, baik yang berada dalam negeri Islam maupun yang di luar
negeri Islam.
 Menegakkan sistem ibadah dan menjauhi sistem dan perbuatan syirik,
 Menerapkan undang-undang yang ada dalam Al-Qur‟an, termasuk Sunnah Rasul
Saw. dengan Haq dan adil kendati terhadap diri,keluarga dan orang orang terdekat
sekalipun
8
Ibid
9
Rahmat Ilyas.
10
Ibid

9
 Berjihad di jalan Allah.
5. Alasan Manusia dijadikan Khalifah

Manusia adalah mahkluk sentral di Planet ini.selain penciptaannya yang paling sempurna
dan seimbang, mahkluk-mahkluk lain yang ada seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan
diciptakan untuk kepentingannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.hak
pemakmuran dan pengelolaan bumi beserta isinya diberikan kepada manusia sebagai
konsekuensi logis atas kesediaannya memangku amanah Allah.

Alquran dalam ungkapannya yang sederhana namun tegas menekankan individualitas


dan uniknya manusia, dan mempunyai pandangan yang pasti tentang peran dan nasib
manusia sebagai suatu kesatuan hidup. Adalah akibat dari pandangan bahwa manusia
adalah suatu individualitas yang unik yang menjadikan mustahil bagi indvidu itu untuk
menangung beban orang lain, dan ia hanya berhak menerima buah atau akibat dari
perbuatannya sendiri.

Ada empat sifat manusia yang diterangkan dalam al-qur‟an:

 Pertama, bahwa manusia itu adalah mahkluk yang dipilih oleh tuhan.
 Kedua bahwa manusia dengan segala kelalaiannya diharapkan supaya menjadi
wakil tuhan di bumi (khalifah).
 Ketiga, bahwa manusia sebagai kepercayaan Tuhan, sekalipun resikonya besar.
 Keempat untuk itu manusia kemudian diberi kemampuan untuk mengetahui
semua nama dan konsep benda yang malaikat sendiri tidak mampu. Karena itu
malaikat sujud dan hormat kepadanya.

Dalam tafsir al misbah dijelaskan bahwa kata khalifah pada mulanya berarti yang
menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya,maka atas dasar ini
ada yang memahami kata khalifah disini adalah arti yang menggantikan allah dalam
menegakan kehendaknya dan menerapkan ketetapan ketetapannya,tetapi bukan karena allah
tidak mampu atau menjadikan manusia sebagai berkedudukan sebagai tuhan namun karena
allah bermaksud menguji manusia dan memberinya penghormatan.adalagi yang
memahaminya dalam art yang menggantikan makhluk lain dalam menghuni bumi ini.khalifah
terdiri dari wewenang yang dianugrahkan allah SWT. Makhluk yang diserahi tugas yakni
adam as dan anak cucunya.serta wilayah tempat bertugas yakni bumi yang
terhampar,demikian,kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas ini

10
melaksanakan tugasnya sesuai dengan petunjuk allah yang memberinya tugas dan wewenang
sehingga kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan kehendaknya adalah pelanggaran terhadap
makna dan tugas kekhalifahan .

Bahwa jelas manusia dianugerahi allah potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan
karakteristik benda benda misalnya fungsi apai,angin dan sebagainya, dan juga dianugerahii
potensi bahasa. Sistem pengajaran bahasa kepada manusia bukan dimulai dengan
mengajarkan kata kerja tetapi mengajarkan terlebih dahulu nama nama .

6. Peran manusia sebagai khalifah

Kekhalifahan manusia di satu pihak berperan sebagai subjek dan di sisi lain menjadi
objek, sebagai subjek, manusia mempunyai tanggung jawab yang lebih kompleks dalam
meningkatkan kualitas dirinya. Seperti dalam LKNU menyatakan bahwa Manusia berkualitas
harus bercermin keimanannya, sehat jasmani dan rohani, berpendidikan, mengerjakan amal
saleh, berbuat baik kepada orang lain, bertanggung jawab terhadap keluarganya, bertanggung
jawab terhadap keluarganya, arif terhadap lingkungan hidupnya.

Islam sebagai agama dalam kehidupan sejatinya memiliki visi dan misi rahmah li al-Alamin
(kebaikan bagi semesta alam dengan mewujudkan visi dan misi tersebutlah Allah
menugaskan kepada manusia sebagai khalifah di bumi. seperti yang dijalaskan dalam surat
Al-Ahzab [33] ayat 72, Yang artinya: “Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu
dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia,
sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS.Al-Ahzab [33 ]: 72).

Tugas manusia sebagai khalifah adalah untuk menjaga dan bertanggung jawab atas
dirinya, sesama manusia dan alam yang menjadi sumber penghidupan. karena sudah menjadi
kewajiban bagi manusia yang merupakan khalifah di bumi memiliki dua bentuk sunatullah
yang harus dilakukan, yaitu baik kewajibannya antara manusia dengan tuhannya, antara
sesama manusia sendiri, dan antara manusia dengan ekosistemnya. kewajiban tersebut haru
dilaksanakan karena merupakan amanah dari Allah sang pencipta. tanggung jawab manusia
terhadap moral agama sebagai khalifah di bumi yaitu mengelola sebaik-baiknya alam semesta
dan kehidupan sosial didalamnya. kehidupan manusia sangat tergantung kepada komponen-
komponen lain dalam ekosistem sehingga secara moral manusia terhadap alam dituntut untuk
bertanggungjawa kepada kelangsungan, keseimbangan dan kelestarian alam yang menjadi
sumber kehidupannya.

11
Allah menciptakan manusia dari bumi ini dan menugaskan manusia untuk melakukan imarah
dimuka bumi dengan mengelola dan memeliharanya. Adapaun tugas khalifah terhadap alam
meliputi :

 Membudayakan alam yakni alam yang tersedia ini agar


dibudidayakan,sehingga menghasilkan jarya karya yang bermanfaat bagi
kemaslahatan hidup manusia.
 Mengalamkan budaya yakni budaya atau hasil karya manusia harus
disesuaikan dengan kondisi alam,jangan sampai merusak alam atau
lingkungan hidup agar tidak menimbulkan malapetaka bagi manusia dan
lingkungannya.
 Mengislamkan budaya yakni dalam berbudaya harus tetap komitmen dengan
nilai nilai islam yang rahmatan lil-alamiin,sehingga berbudaya berarti
mengerahkans egaa tenaga,cipta,rasa,dan karsa,serta bakat manusia untuk
mencari dan menemukan kebenaran ajaran islam atau kebenaran ayat ayat
serta keagungan dan kebesaran illahi.11

Konsep khalifah sebagai yang telah dikemukakan diatas menunjukan bahwa dalam
ajaran islam memiliki relevansi dan perhatian yang sangat besar terhadap konsep ekologis
dan lingkungan hidup. Sehingga untuk itu,ajara islam mengenai konsep ekologis dan
lingkungan hidup .sehingga untuk itu,ajar islam mengenai konsep ekologis dan lingkungan
hidup perlu diikonstruksi sebagi sistem,keyakinan akan niali nilai dan cita cita lingkungan
hidup,yang dapat dipahami,ditransformasikan dan diinternalisasikan oleh seluruh umat untuk
diperjuangan guna mewujudkan cita cita tersebut .sehingga peranan khalifah sangat penting
dalam menjaga keseimbangan alam atau lingkungan hidup seperti yang dijelaskan dalam
surah al anam ayat (6) ayat 165,yang artinya:” dan dialah yang menjadikan kamu sebagai
khalifah khalifah dimuka bumi dan dia mengangkat (derajat) sebagian kamu diatas yang
lain,untuk mengujimu atas karunia yang diberikannya kepadamu.sungguhnya tuhanmu
sangat cepat memberimu hukuman dan sungguh dia maha pengampun maha penyayang.

7. Ayat al quran yang menjelaskan manusia sebagai khalifah dimuka bumi


 Surah al muminum ayat 12-14
‫َولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن س ُٰللَ ٍة ِّم ْن ِطي ٍْن‬
12 .
11
Watsiqotul Mardliyah, S. Sunardi, and Leo Agung, ‘Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi:
Perspektif Ekologis Dalam Ajaran Islam’, Jurnal Penelitian, 12.2 (2018), 355

12
ْ ُ‫ثُ َّم َج َع ْل ٰنهُ ن‬
ٍ ‫طفَةً فِ ْي قَ َر‬
13.ۚ‫ار َّم ِك ْي ٍن‬

14 ‫طفَةَ َعلَقَةً فَخَ لَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِع ٰظ ًما فَ َك َسوْ نَا ْال ِع ٰظ َم لَحْ ًما ثُ َّم‬
ْ ُّ‫ثُ َّم خَ لَ ْقنَا الن‬
َ‫ك هّٰللا ُ اَحْ َسنُ ْال َخالِقِ ْي ۗن‬ َ َ‫اَ ْن َشأْ ٰنهُ خ َْلقًا ٰاخَ ۗ َر فَتَب‬
َ ‫ار‬

Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain.maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

Dari ayat di atas, diungkapkan bahwa proses penciptaan manusia berawal dari; pertama,
saripati tanah.Kedua, sperma/air mani. Ketiga, alaqah (segumpal darah), atau embrio,
keempat, segumpal daging. Kelima, segumpal daging tersebut dilengkapi dengan tulang
belulang yang kemudian tulang belulang tersebut dibungkus lagi dengan daging sehingga
membentuk manusia sempurna 12

 Surah al baqarah ayat 30-32


ُ ِ‫ض َخلِ ْيفَ ۗةً قَالُوْ آ اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬ ٰٓ
‫ك ال ِّد َمآ ۚ َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح‬ ِ ْ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ لِ ْل َملئِ َك ِة اِنِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬
٣٠ َ‫ك َونُقَدِّسُ لَ ۗكَ قَا َل إِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬ َ ‫بِ َح ْم ِد‬
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuja-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

َ َ‫ضهُ ْم َعلَى ْال َم ٰلئِ َك ِة فَق‬


ٰ ‫ال أَ ْنبِئُوْ نِ ْي بِا َ ْس َمآ ِء ٰهؤُآَل ِء اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
٣١ َ‫ص ِدقِ ْين‬ َ ‫َو َعلَّ َم ٰا َد َم ااْل َ ْس َمآ َء ُكلَّهَا ثُ َّم َع َر‬
Artinya: Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama benda semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama
semua (benda) ini, jika kamu yang benar!"

َ َّ‫ك اَل ِع ْل َم لَنَآ اِاَّل َما َعلَّ ْمتَن َۗا اِن‬


٣٢ ‫ك اَ ْنتَ ْال َعلِ ْي ُم ْال َح ِك ْي ُم‬ َ َ‫قَالُوْ ا ُسب ْٰحن‬

12
Susanti.

13
Artinya: Mereka menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah yang Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana."

Dalam Al-Qur‟an ayat : 30-32 dijelaskan tentang kemampuan mutlak yang hanya dimiliki
Adam tidak dimiliki oleh malaikat, yaitu adam telah disediakan alat untuk bisa meraih dan
mengembangkan kemampuan secara sempurna dibidang ilmu pengetahuan, lebih jauh
jangkauannya dibanding malaikat. Allah mengarahkan evaluasi kepada Adam untuk
menyebutkan nama benda-benda yang ada di bumi untuk menguji kemampuannya terhadap
ilmu yang telah diajarkan kepadanya, dan ternyata Adam dapat menjawab dan menjelaskan
pertanyaan- pertanyaan itu dengan lancar.

seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan sesuai dengan lembaga atau


organisasi yang dia pimpin, tapi faktanya masih banyak pemimpin yang tidak mempunyai
kapasitas sesuai dengan bidangnya. Contohnya dalam yayasan lembaga pendidikan islam,
mayoritas pimpinan yayasan merupakan anak dari pemiliki atau pendiri yayasan tersebut
yang bukan merupakan ahli dalam pengelolaan pendidikan. Sehingga diperlukan adanya
pengawasan dan evaluasi oleh pihak pemerintah dalam membuat regulasi untuk para
pemimpin lembaga pendidikan islam, agar terciptanya lembaga pendidikan yang baik dan
kompeten sesuai dengan kebutuhan masyarakat.13

13
Andhika Sakti, ‘Penerapan Sikap Pemimpin Menurut Perspektif AL-QUR’AN DALAM KONSEP PENGAWASAN
DAN EVALUAS’, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 8 (2020), 27–38.

14
BAB III

KESIMPULAN
Dalam paradigma filsafat, pemikiran tentang filsafat manusia adalah sebagai upaya
dalam menemukan jati diri dan menemukan hakikat siapa manusia sebenarnya, akan tetapi
seiring dengan perkembangan zaman beberapa teori yang ada masi belum bisa menemukan
pengertian tentang hakikat manusia itu sendiri, dalam paradigma studi pemikiran tentang
manusia kadang pemikiran manusia ini tidak bisa menjadi utuh, karena di pandang dari
berbagai segi, baik segi fisik atau keutuhan tubuh, dan semua ini pasti mengarah kerana
material, manusia sering menempuh jalan untuk menemukan siapa hakikat dia sendiri dan
berusaha menemukan jawaban secara berulang- ulang, mulai dari mana saya, kemana saya,
dan mau kemana saya ( manusia ).
Dalam tafsir al misbah dijelaskan bahwa kata khalifah pada mulanya berarti yang
menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya,maka atas dasar ini
ada yang memahami kata khalifah disini adalah arti yang menggantikan allah dalam
menegakan kehendaknya dan menerapkan ketetapan ketetapannya,tetapi bukan karena allah
tidak mampu atau menjadikan manusia sebagai berkedudukan sebagai tuhan namun karena
allah bermaksud menguji manusia dan memberinya penghormatan.adalagi yang
memahaminya dalam art yang menggantikan makhluk lain dalam menghuni bumi ini.khalifah
terdiri dari wewenang yang dianugrahkan allah SWT.
Sehingga untuk itu,ajara islam mengenai konsep ekologis dan lingkungan hidup
.sehingga untuk itu,ajar islam mengenai konsep ekologis dan lingkungan hidup perlu
diikonstruksi sebagi sistem,keyakinan akan niali nilai dan cita cita lingkungan hidup,yang
dapat dipahami,ditransformasikan dan diinternalisasikan oleh seluruh umat untuk
diperjuangan guna mewujudkan cita cita tersebut .sehingga peranan khalifah sangat penting
dalam menjaga keseimbangan alam atau lingkungan hidup seperti yang dijelaskan dalam
surah al anam ayat (6) ayat 165,yang artinya:” dan dialah yang menjadikan kamu sebagai
khalifah khalifah dimuka bumi dan dia mengangkat (derajat) sebagian kamu diatas yang
lain,untuk mengujimu atas karunia yang diberikannya kepadamu.sungguhnya tuhanmu sangat
cepat memberimu hukuman dan sungguh dia maha pengampun maha penyayang.

15
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Agung, ‘Aktualisasi Nilai Khalifah Dalam Al-Quran’, 1.1 (2018), 51–56
M. Furqon Wahyudi, ‘Peran Manusia Di Bumi Sebagai Khalifah Dalam Perubahan Sosial’, 4
(2021), 1–13 <https://emea.mitsubishielectric.com/ar/products-solutions/factory-
automation/index.html>
Mardliyah, Watsiqotul, S. Sunardi, and Leo Agung, ‘Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah
Di Muka Bumi: Perspektif Ekologis Dalam Ajaran Islam’, Jurnal Penelitian, 12.2
(2018), 355 <https://doi.org/10.21043/jp.v12i2.3523>
Rahmat Ilyas, ‘Manusia Sebagai Khalifah’, Mawa`izh, 1.7 (2016), 169–95
Sada, Heru Juabdin, and Dosen, ‘MANUSIA DALAM PERSPSEKTIF AGAMA ISLAM’,
Gramedia Pustaka Utama, 7 (2016), 129–42
Sakti, Andhika, ‘Penerapan Sikap Pemimpin Menurut Perspektif AL-QUR’AN DALAM
KONSEP PENGAWASAN DAN EVALUAS’, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 8
(2020), 27–38
Susanti, Salamah Eka, ‘Epistemologi Manusia Sebagai Khalifah Di Alam Semesta’,
Humanistika, 6.1 (2020), 85–99

16

Anda mungkin juga menyukai