DISUSUN OLEH
NIM : 2255202098
KELAS : Karyawan
DOSEN PENGAMPU : RAMDLONI,M.Pd
DAFTAR ISI.......................................................................................................... i
2.2.1 Fitrah Manusia : Hanif dan Potensi Akal, Qolb dan Nafsu ............. 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
Hubungan nafs dan fisik manusia demikian erat meski sukar untuk
diketahui dengan pasti bagaimana hubungan itu berjalan. Dua hal yang
berbeda, mental dan fisik dapat menjalin interelasi sebab akibat. Kesedihan
dapat menyebabkan mata mengeluarkan cairan, kesengsaraan membuat badan
kurus. Dikenal pula istilah psikosomatik, yaitu penyakit-penyakit fisik yang
disebabkan oleh masalah kejiwaan. 4
Manusia memiliki persifatan yang beragam, namun manusia adalah
makhluk yang mempunyai kelebihan di atas makhluk lain yaitu akal pikiran
dan hawa nafsu. 5 Dalam Al-Quran juga telah dijelaskan bahwa peran manusia
adalah sebagai hamba sekaliguskholifatul ardhiyang akan mengelola bumi ini.
Setiap individu mempunyai hak yang sama untuk menjadi mulia di dunia dan
akhirat yang kekal dan abadi. Hak itu hanya akan diperoleh jika individu
masing-masing berjuang untuk menjadi manusia yang berkualitas, atau yang
mempu mengejar, menjangkau dan meraih hidup dan kehidupan yang selamat,
bahagia, dan sejahtera material dan spiritual. 6
Secara etimologi, kata “fitrah” berasal dari bahasa Arab “fatara” yang
berarti merobek, membelah, menciptakan, terbit, tumbuh, memerah,
berbuka, sarapan, sifat pembawaan (yang ada sejak lahir) (Al-Munawwir,
1997: 1063). Diartikan juga dengan belahan, muncul, kejadian, suci, tabiat,
dan penciptaan. Jika fitrah dihubungkan dengan manusia, maka yang
dimaksud dengan fitrah manusia adalah apa yang menjadi kejadian atau
bawaannya sejak lahir, atau dalam bahasa Melayu disebut dengan keadaan
semula jadi (Mubarok, 2003: 24). Al-Qur’an sendiri menyebut fitrah dengan
segala bentuk derivasinya sebanyak 20 kali (Al-Baqi, 1992). Berdasarkan
hasil pelacakan dan penghimpunan ayat-ayat tersebut, diperoleh makna
fitrah berarti ciptaan, perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, ikhlas, dan
tauhid (Suriadi 2019). 7
Secara terminologi, beberapa pakar memberikan interpretasi fitrah
berdasarkan pada hadis Nabi saw.
(institusi yang menjelaskan tentang Tuhan), karena itu dalam pandangan ini
manusia dianggap sebagai makhluk religius. Ayat di atas juga menjadi dasar
bahwa manusia memiliki potensi baik sejak awal kelahirannya ia bukan
makhluk amoral tetapi memiliki potensi moral juga bukan makhluk yang
kosong seperti kertas putih sebagai mana yang dianut oleh para pengikut
teori tabula rasa. 10
Fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang di berikan pada saat
di lahirkan ke dunia. Potensi yang di miliki manusia tersebut dapat di
kelompokan kepada 2 hal yaitu potensi fisik dan rohaniah. Potensi rohaniah
adalah akal, qalb dan nafsu. 11
Akal berfungsi sebagai pengikat atau integrator ketiga kesadaran yang
ada dalam diri manusia yaitu kognitif, afektif, konatif dan
menghubungkannya dengan qalb. Aql merupakan fungsi qalb seperti
dijelaskan dalam QS. Al-Hujarat ayat 7:
1. Kedudukan Manusia
2. Tujuan Manusia
3. Tugas Manusia
a. Belajar
Menuntut ilmu sangatlah di perintahkan dalam islam, sehingga
bagi tiap orang islam hal itu merupakan kewajiban keagamaan yang
tidak boleh diabaikan. Di suratAl–Alaqayat 1–5
19
A. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Dalam Al-Quran juga telah
dijelaskan bahwa peran manusia adalah sebagai hamba sekaliguskholifatul
ardhiyang akan mengelola bumi ini. Pada hakikatnya manusia terdiri dari
jasmani dan rohani, karena memang jasmani manusia terdiri dari komponen
yang dikandung di dalam tanah. Selain itu, Roh adalah unsur non-materi yang
ada dalam jasad yang dicitakan Tuhan sebagai penanda kehidupan. Jiwa atau
nafs yang tumbuh dan berkembang selama hidup di dunia. Jiwa ini bisa
menggiring kita kearah yang hina atau mungkar, tetapi dengan jiwa yang kuat
kita dapat menghalaunya.
DAFTAR PUSTAKA