Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT MARTABAT DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA

Guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Dosen pengampu: Nur Rofiq ,S.Pd,M.Ag

Disusun oleh:

1. Lidya Dwi Prastika (P1337424220067)


2. Indah Chairunisa (P1337424220087)
3. Shofiy Zuhaira (P1337424220092)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MAGELANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan atau
mengambil tema tentang Manusia (hakikat, martabat, tanggung jawab manusia). Dan
harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.

            Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan senang hati
akan menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Selamat belajar dan semoga sukses …!!!

Wassalamualaikum Wr.Wb

Magelang 18 Agustus 2020

2
Daftar Isi

Halaman Judul ……………………………………………………………………..………………. i

Kata Pengantar ……………………………………………………………..…………………….. ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………...….. iii

BAB I.  Pendahuluan …………………………………………………………….……….......... 4
Rumusan Masalah....................................................................................................................4
Tujuan Penulisan......................................................................................................................4

BAB II.  Isi Bahasan ............................................................................................................. 5

A.    Keajaiban Penciptaan Manusia .....................................................................


B.    Hakikat Manusia ..................................................................................................
C.    Sifat, Potensi dan Keunikan Manusia ..........................................................
B.    Misi Hidup Manusia ...........................................................................................
B.    Hubungan Manusia ,Tuhan dan Alam.........................................................

BAB III. Penutup....................................................................................................................

Kesimpulan ………………………………………………………………….......................
Saran.................................................................................................................................

Daftar Pustaka ..……………………………………………………………………...…………...

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Tujuan Penulisan
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarikManusia merupakan
makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat
terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah
di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam
bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan
terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah
itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya.
Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di
bumi dan menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi,
semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan
batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat
Al-Qur’an, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung
jawab, pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah bertanya kepada  manusia sebagai
berikut :  "Apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami?"Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat
tiga penegasan Allah yaitu:
[1] manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan,
[2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan
[3]manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk
mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini,
dan perbuatan itu tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.
B.Rumusan Masalah
a.Keajaiban Penciptaan Manusia

b.Hakikat Manusia

c.Sifat Potensi dan Keunikan Manusia diantara Makhluk-makhluk lain

d.Misi Hidup Manusia

e.Hubungan Manusia Tuhan dan Alam

C.Tujuan Penulisan
a. Mengetahui Keajaiban Penciptaan Manusia

b.Mengetahui Hakikat Manusia

c.Mengetahui Sifat , Potensi , dan Keunikan Manusia diantara Makhluk-Makhluk Lain

d.Mengetahui Tujuan Manusia

4
e.Mengetahui Hubungan Manusia , Tuhan , dan Alam

BAB II
ISI BAHASAN
 MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara
logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita
bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri.
Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial.

A. Keajaiban Penciptaan Manusia


Al-quran menyatakan dengan tegas bahawa manusia diciptakan dari tanah dengan berbagai
istilah seperti debu (Surah Ali Imran: 59), tanah kering dan lumpur hitam (Surah Al-hijr: 28),
tanah liat (Surah Ashshafat: 11), sari pati tanah (Surah Al-shad: 71) dan sebagainya. Semasa
penciptaan Adam, Allah telah berfirman bahawa “Jadilah,maka jadilah ia” (Surah Ali Imran:
59). Oleh itu, proses kejadian manusia menurut Al-Quran adalah lebih sahih dan relevan
karena mempunyai bukti yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-A’la: 1-3),
penciptaan atau kejadian manusia terbagimenjadi tiga (3). Hal ini telah menjadi titik tolak
kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda kemuliaan manusia.
Pertama, Allah telah menciptakan manusia pertama daripada tanah (Adam). Kedua,
penciptaan manusia kedua daripada bahan baku manusia pertama (Hawa). Ketiga,
penciptaan manusia daripada bahan baku manusia pertama (Adam) dan manusia kedua
(Hawa). Oleh itu, kita sebagai anak cucu Adam haruslah berasa bangga kerana kita ini
daripada sebaik-baik kejadian dan lebih mulia daripada makhluk yang lain. Dalam Surah Al-
Qiyamah (75 : 37-39),penciptaan manusia terbahagi menjadi empat (4) tahap.
Allah telah menyatakan bahawa manusia terjadi daripada percampuan Nutfah. Nutfah ialah
air mani. Air mani ini terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan. Allah telah berfirman
dalam Al-Quran melalui (surah Al-Insan:2). Mafhumnya: Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia daripada setetes air mani yang bercampur yang kami (hendak
menguji dengan perintah dan larangan).
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya : "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang
Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).

Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :

5
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya
seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya
(embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan
segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk
menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan
buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)

.Pandangan Sains tentang Asal Usul Manusia.

Berbicara tentang asal-usul kejadian manusia mengharuskan kita untuk berbicara tentang
asal-usul kehidupan dan hidup. Teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M)
yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua
yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi. Namun teori ini di ragui
oleh Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali) dan Louise Pasteur (dari Perancis),
berhasil membuktikan bahawa makhluk hidup tidak dari materi yang mati. Semenjak itu,
pada tahun 1860, telah muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua makhluk yang
hidup berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).

Setelah itu, munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882). Pada hakikatnya
merupakan kelanjutan sahaja dari teori “omne vivum ex vivo”. Menurut Charles Robert
Darwin pada tahun 1800-1882 bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil
perubahan evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi,
yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya
berkembang menjadi spesies organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah
kejadian manusia.

Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau
binatang yang lebih maju dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin
telah menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250 halaman yang telah
diselesaikan pada tahun 1844, yang kemudian ia beri judul The Origin of the Species by
Means of Natural Selection pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin of
Men pada tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan istilahTeori Evolusi Darwin.

Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara ringkas memaparkan bahwa:

1.Kehidupan berasal dari zat-zat organik yang secara bertahap mengalami


perubahan menjadi makromolekul organik yang diperkirakan bermula dari
lautan.

2.Evolusi kimia dimulai dari atmosfer purba dengan beraksinya bahan-bahan


anorganik dengan energi dari halilintar membentuk senyawa makromolekul
sebagai komponen-komponen pembentuk sel.

3.Makromolekul-makromolekul akan terkonsentrasi di cekungan secara


progresif, akibat kondisi yang relatif kering dengan bantuan ATP dan enzim-
enzim terjadi percepatan reaksi sehingga terbentuk membran struktural serta

6
ibril internal sebagai bagian sel primitif yang merupakan kemungkinan
terbentuknya kehidupan pada tahap pertama kali.

4.Kemungkinan dimulainya evolusi dari laut ke darat dengan menggunakan


analogi perkembanganinvertebrata dari air ke darat.

5.Perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama


dari bentuk sederhana menuju bentuk yang kompleks.

6.Mekanisme evolusi dilaksanakan melalui seleksi alam oleh peristiwa


mutasi gen yang terjadi secara acak dan tidak terduga pada tigkat suatu
populasi.

Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan perubahan besar pada
organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan
spesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan
dan hewan yang ada dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk
yang sangat sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam.

Evolusi dalam pengertian-pengertian di atas adalah sebatas hipotesis ilmiah tanpa bukti, atau


justru sekedar perkiraan yang kemudian diangkat menjadi kebenaran ilmiah oleh para
pendukungnya dan diterima begitu saja oleh masyarakat umum lewat kediktatoran intelektual
serta keyakinan yang membabibuta masyarakat pada integritas moral ilmuwan.

Seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern, teori Darwin ini lambat laun
digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan modern yang disebabkan karena kegagalan Darwin
dalam menjelaskan proses mekanisme transdormasi gen dari DNA kera menjadi manusia.
Sungguh sangat gempar dan ironis bagi para ilmuwan dan kita pada saat ini yang telah lama
belajar mendalami ilmu dan konsep teorinya.

Hal ini dapat dilihat melalui dalam diagram yang dibuat oleh Washburn (tahun 1960).
Persoalan jika benar manusia berasal dari kera mengapa manusia tidak berubah menjadi kera
dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia dan kera berbeda dan teori ini tidak
relevan.

B.   Hakikat Manusia

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang
telah diberikan Allah Swt.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia
pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses
terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi,
alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah
berproses dalam rahim ibu.

7
B.     Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam
merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan
sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan
spritual dalam beribadah kepada Allah Swt.
 Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil
ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut,
secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang
di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh perjalanan
dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari
maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan
tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir pada
setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa
proses sebagai berikut :
1. Taubat;
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
3. Merasa miskin diri dari segalanya;
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan
yang maha esa;
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan
ingatan kepadaNya;
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.

Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang
hamba akan muncul sifat berikut :
1.Ketenangan jiwa;
2.Harap kepada Allah Swt;
3.Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
4.Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.

C.   Sifat ,Potensi ,dan Keunikan Manusia diantara Makhluk-


Makhluk Lain
 Dimensi Keindividualan : Dikatakan oleh Lyson bahwa individu adalah orang
seorang, sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in
devide). Selanjutnya individu diartikan juga sebagai sebagai pribadi (Lysen, Individu dan
Masyarakat: 4). Setiap anak manusia yang dilahirkan ke dunia ini sebenarnya telah
memiliki potensi. Potensi yang dimaksud menurut penulis seperti yang dikemukakan oleh
Gardner. Ia menyatakan bahwa manusia memiliki tujuh kecerdasan, yaitu kecerdasan

8
linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestik tubuh,
kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intra personal (Campbel, dkk.,
2006: 2-3). Kecerdasan-kecerdasan ini yang selanjutnya kita sebut sebagai potensi tentu
saja tidak sama dimiliki oleh setiap individu. Ada individu yang memiliki kelebihan dalam
hal kebahasaan, tetapi kurang pintar dalam hal musik, ada individu yang lebih pintar
matematika, tetapi tidak pintar tentang kebahasaan. Oleh karena itu, setiap individu tidak
boleh diperlakukan sama. Mereka ingin terlihat berbeda dengan yang lain atau menjadi
seperti dirinya sendiri. Tidak ada diri individu yang identik di muka bumi ini.

 Dimensi Kesosialan:Setiap anak yang dilahirkan memiliki potensi sosialitas. Artinya,


mereka dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk
bergaul ini, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Betapa kuatnya dorongan
tersebut sehingga penjara merupakan hukuman yang paling berat dirasakan oleh setiap
manusia karena dengan diasingkan di dalam penjara berarti diputuskannya dorongan
bergaul itu secara mutlak..Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampat lebih
jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang
ingin bertemu dengan sesamanya. Seseorang dapat mengembangkan kegemarannya,
sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya. Seorang berkesempatan
untuk belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang di kagumi dari orang lain
untuk dimilikinya, serta menolak sifat yang tidak di cocokinya. Hanya di dalam
berinteraksi dengan sesamanya, dalam saling menerima dan memberi, seseorang
menyadari dan menghayati kemanusiaanya.

 Dimensi Kesusilaan:Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan
yang lebih tinggi. Akan tetapi, di dalam kehidupan bermasyarakat, orang tidak cukup
hanya dengan berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu terkandung
kejahatan terselubung. Oleh karena itu, pengertian susila berkembang sehingga memiliki
perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan
sering digunakan istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu etiket (persoalan
kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
orang yang berbuat jahat berarti melanggar hak orang lain dan dikatakan tidak beretika
dan tidak bermoral, sedangkan tidak sopan diartikan sebagai tidak beretiket. Jika etika
dilanggar ada orang lain yang merasa dirugikan, sedangkan pelanggaran etiket hanya
mengakibatkan ketidaksenangan orang lain.Susila sebenarnya mencakup etika dan
etiket. Persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Nilai yang
dimaksud dapat berupa nilai otonom, nilai heteronom, nilai keagamaan.

 Dimensi Keberagamaan:Pada hakikatnya manusia adalah makhluk beragama.


Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama untuk
keselamatan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa agama menjadi sandaran vertikal
manusia. Manusia dapat menghayati agama melalui proses pendidikan manusia.
Pemerintah dengan berlandaskan pada GBHN memasukkan pendidikan agama ke
dalam kurikulum di sekolah mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi.

9
D.Misi Hidup Manusia

Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia itu mengabdi kepada Allah
artinya sebagai hamba Allah agar menuruti apa saja yang diperintahkan oleh Allah swt.
Hidup menurut konsep islam bukan hanya kehidupan duniawi semata, tetapi berkelanjutan
sampai pada kehidupan ukhrowi (alam akherta).  Dan apa yang kita lakukan selama di dunia,
maka itulah yang akan kita petik di akherat nanti.
Hidup di dunia ini merupakan terminal dari perjalanan kehidupan manusia yang
panjang, mulai dari alam arwah, alam arham, alam dunia, alam barzakh dan berakhir di
alam akherat. Dan untuk bisa berakhir dengan happy ending salah satunya adalah dengan
mendapat ridho dari Allah SWT. Dan inilah yang menjadi tujuan hidup manusia yaitu
mencari ridho Allah SWT. yang direalisasikan dalam bentuk perjuangan menjalankan tugas
dan fungsi gandanya tersebut.

3.1.Fungsi manusia
Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami menyebutkan tiga
kalsifikasi, yaitu:

1. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi

Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan segala isinya.
Sebagai pedoman hidup manusia dalam melaksanakan tugas itu, Allah menurunkan agama-
Nya.  Agama menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan
membahayakannya.
Perbedaan tingkat yang akan diadakan oleh Allah di dalam masyarakat manusia,  bukanlah suatu
kesempatan bagi si kuat untuk menganiaya si lemah atau si kaya tidak memperdulikan si
miskin,  melainkan suatu penyusunan masyarakat ke arah kebaikan hidup bersama melalui tolong
menolong.[7]

2. Manusia sebagai Warosatul Anbiya’

Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi sebagai ‘Rahmatal lil ‘Alamiin’
yakni suatu misi yang membawa dan mengajak manusia dan seluruh alam untuk tunduk dan taat
pada syari’at-syari’at dan hukum-hukum Allah swt. guna kesejahteraan perdamaian, dan
keselamatan dunia akhirat.
Misi tersebut berpijak pada trilogy hubungan manusia, yaitu:

 Hubungan manusia dengan Tuhan, karena manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.


 Hubungan manusia dengan masyarakat, karena manusia sebagai anggota masyarakat.
 Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku pengelola, pengatur,
serta pemanfaatan kegunaan alam.

3. Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)

10
Fungsi ini mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba Allah swt. Tugas ini
diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada Allah swt. dengan penuh keikhlasan. Secara luas
konsep ‘abd ini meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya. Semua yang dilakukan oleh
manusia dalam kehidupannya dapat dinilai sebagai ibadah jika semua yang dilakukan (perbuatan
manusia) tersebut semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah swt.

E. Hubungan Manusia Tuhan dan Alam

1.      Tuhan dan manusia


Relasi yang kompleks secara konseptual dapat dianalisis berdasarkan empat bentuk utama
relasi antara Tuhan dan manusia, antara lain:
a)      Relasi ontologis yaitu antara Tuhan sebagai sumber eksistensi manusia yang utama dan
manusia sebagai representasi dunia wujud eksistensi nya berasal dari Tuhan atau dengan kata
lain hubungan Pencipra dengan makhluk.
b)      Relasi komunikatif yaitu Tuhan dan manusia dibawa ke dalam korelasi yang sangat dekat
satu sama lain dan melalui komunikasi timbal balik.
c)      Relasi Tuan-hamba, relasi ini melibatkan Tuhan sebagai di pihak Tuhan sebagai Tuan
(Rabb), semua konsep yang berhubungan dengan keagunganNya, sedangkan manusia sebagai
hamba yang patuh.
d)     Relasi etik, relasi ini didasarkan pada perbedaan dasar antara dua aspek yang berbeda yang
dapat dibedakan dengan konsep tentang Tuhan itu sendiri dan manusia sendiri.
2.      Manusia dan alam
Hubungan manusia dengan alam mengandung beberapa aspek, antara lain manusia tidak
lepas dari interaksinya bersama sesama manusia juga dengan hewan, tumbuhan,
lingkungan/alam.

Pada kenyataannya saat ini manusia sudah tidak lagi memperhatikan keseimbangan alam
dalam pengeksploitasiannya. Saat ini manusia sudah dikuasai nafsu untuk meraup
keuntungan sebanyak-banyaknya sehingga dalam memanfaatkan alam tak lagi
memperdulikan dampak buruk terhadap keimbangan ekosistem alam di bumi ini. Hutan-
hutan yang dulu lebat kini sudah gundul karena pohonnya habis ditebangi untuk berbagai
macam keperluan industri. Ditambah lagi mayoritas kegiatan penebangan pohon tidak diikuti

11
dengan kegiatan menanam pohon dengan persentase minimal setara dengan banyak pohon
yang ditebang. Hal ini sungguh berakibat fatal, karena dengan demikian fungsi hutan sebagai
penahan air, penyaring udara dan habitat bagi berbagai macam ekosistem flora dan fauna bisa
musnah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal, nafsu,
dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga manusia dapat
menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia
mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung jawab nya masing-masing. Sementara
qalbu yang diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah melalui
proses dzikir melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan potensi akal secara terpisah dari qalbu akan melahirkan materialisme
yang kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah dari akal melahirkan
mistisisme yang statis dan beku. Karena itu, seluruh potensi yang dimiliki manusia
semestinya digunakan secara terpadu. Keterpaduan dalam penggunaan potensi dan
tugas tersebut akan mewujudkan sosok manusia yang utuh dan sempurna.
Manusia sangat jelas berbeda dengan hewan. Hal ini dapat dilihat melalui wujud sifat
hakikat manusia, yaitu kemampuan menyadari diri, kemampuan bereksistensi,
kepemilikan kata hati, moral, tanggung jawab, rasa kebebasan, kewajiban dan hak,
kemampuan menghayati kebahagiaan, kemampuan berbahasa. Ditilik dari segi lain,
manusia ternyata memiliki dimensi-dimensi yang meliputi dimensi individual, sosial,
susila, dan agama. Dalam suatu proses pembelajaran, baik wujud sifat hakikat manusia
maupun dimensi-dimensi manusia yang telah dimiliki oleh setiap peserta didik perlu
dikembangkan. Tujuannya tentu saja agar mereka lebih tahu eksistensi mereka di atas
permukaan bumi ini dan agar mereka lebih tahu bahwa mereka adalah makhluk ciptaan
Allah yang pada hakikatnya berbeda dengan makhluk yang lain sehingga akan terlahir
manusia Indonesia seutuhnya seperti yang diinginkan masyarakat, bangsa, dan agama.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalh diatas masih terdaoat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah ini
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari oara
pembaca.

12
Daftar Pustaka

Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.

Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 

Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung :


Alfabeta.                                                                             

http://ratrismart.blogspot.com/2010/04/pengertian-manusia.html

http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html

http://wadahsufiyah.blogspot.com/2011/07/pengertian-maqam-dan-martabat.html

http://bacaebookgratis.wordpress.com/2011/06/03/9-manusia-dan-tanggung-jawab-2/r
Maurice Bucaille.1992.Asal-usul Manusia Menurut Bibel Al-Qur’an Sains.Bandung:Mizan.

Syahminan.1984.Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an.Bina Ilmu.

http://az-esei-jan2010.blogspot.com/2010/03/proses-kejadian-manusia-menurut-al.html

http://nasrullahrahman.blogspot.com/2013/05/asal-usul-manusia-menurut-pa
ndangan.html

http://adisuryadi-pendidikan.blogspot.com/2011/06/ asal-usul-

https://alfarirorong.wordpress.com/2013/07/01/filsafat-ilmu/

13
http://daraibnthalim.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-alam

http://www.academia.edu/7121973/hubungan_manusia_dengan_alam

14

Anda mungkin juga menyukai