Secara biologis wanita dan pria memang tidak sama, akan tetapi sebagai makhluk
jasmani dan rohani yang dilengkapi dengan akal budi. Kedua macam insan itu
mempunyai persamaan yang hakiki. Keduanya adalah pribadi yang mempunyai hak sama
untuk berkembang.
Dalam masa transisi menuju kemasyarakat industrial terdapat perubahan system
nilai. Hal ini erat hubungannya dengan pembangunan yang mendatangkan tekhnologi
barat bersama dengan nasihat-nasihatnya. Dari tekhnologi barat ini manfaat yang diambil
cukup besar, tetapi disamping itu terdapat pula dampaknya, berupa benturan-benturan
antara kebudayaan tradisional dan barat.
Pertemuan antara kebudayaan secara mendadak itu menimbulkan permasalahan
social yang erat hubungannya dengan moralitas. Partisipasi wanita dalam menangani
masalah ini sangat diharapkan karena hal ini sesuai dengan ketentuan tentang peranan
wanita dalam GBHN 1988. Ketentuan itu menerangkan bahwa peran wanita adalah
mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat, sejahterah dan bahagia, termasuk
pengembangan generasi muda, terutama anak dan remaja dalam rangka pembangunan
wanita seutuhnya.
Di era westernisasi seperti sekarang ini, Perempuan sering mengalami
permasalahan yang berkaitan dengan status kehidupannya dalam dimensi sosial di
masyarakat yang disini fokus pada Incest, Pedopilia, dan drug abuse.
meskipun ini arti harfiah telah diubah terhadap daya tarik seksual pada
zaman modern, berdasarkan gelar "cinta anak" atau "kekasih anak,"
mana ada pilihan seksual untuk anak-anak pada usia pubertas atau
sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah
mulai dewasa (pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai
dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam
kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan
sebagai pedofilia.
"cinta anak" atau "kekasih anak" dan sebagian besar dalam konteks
dibawah umur;
berhadapan dengan wanita dewasa. Tipe kedua adalah mereka yang punya
cara untuk mencapai gairah dan kepuasan seksual. Perilaku ini mungkin
Sebagian pedofil ada yang hanya tertarik pada anak-anak, tapi ada pula
yang juga tertarik dengan orang dewasa dan anak-anak Preferensi seksual
kesusilaan itu yang dilakukan dengan suka sama suka atau melalui
Sexual
a. Tanda-Tanda Perilaku
depresi
sebelumnya;
bunuh diri.
b. Tanda-Tanda Kognisi
2). Menarik diri: mengisolasi diri dari teman, lari ke dalam khayalan
lain;
d. Tanda-Tanda Fisik
Perubahan fisik ini akan dialami si anak setelah mengalami kekerasan
1) Perasaan sakit yang tidak jelas: mengeluh sakit kepala, sakit perut,
vagina, penis atau anus yang ditandai dengan pendarahan, lecet, nyeri
3) Hamil;
Dampak pelecehan seksual pada anak antara lain adalah dampak secara fisik dan
psikis. Dampak fisik dan psikis merupakan dampak yang secara langsung dirasakan oleh
1. Dampak fisik
anak dari yang ringan hingga yang masuk dalam katagori berat, saat alat
kelamin atau penis seorang lelaki dewasa dipaksakan untuk masuk pada
vagina, mulut atau anus seorang anak perempuan(pada umumnya) tentu saja
permanen ataupun lebam pada tubuh anak. Luka-luka fisik yang terkait
sudah barang tentu berada dalam bagian yang tertutup dan biasanya korban
seorang sendiri.8 Dampak secara fisik dapat dengan mudah dilihat karena
seksual atau akibat sesuatu hal lain, diperlukan analisis oleh ahli dalam hal
ini dokter ataupun tim dokter. Dampak secara fisik, korban mengalami
penurunan nafsu makan, sulit tidur, sakit kepala, tidak nyaman di sekitar
vagina atau alat kelamin, berisiko tertular penyakit menular seksual, luka di
diinginkan.
2. Dampak psikis
seputar seksual tentu saja tidak mengerti dengan apa yang sedang atau
telah dialami bahkan tidak tahu bahwa dirinya menjadi korban peecehan
seksual. Dampak secara psikis ini dapat dengan mudah diketahui dan di
pahami oleh orang-orang yang dekat dengan anak, sebab anak akan
menunjukan sikap sikap yang tidak lazim atau tidak seperti biasanya.
Kekerasan seksual terhadap anak merupakan pelanggaran HAM berat dan harus
diletakkan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime) karena dampak yang
seksual ini dapat bertahan dalam jangka panjang dan dapat mengakibatkan penyakit atau
gangguan psikologis di kemudian hari. Merujuk pada data dan fakta yang terjadi,
mengingatkan kita (orangtua dan pemerintah) betapa penting untuk menjaga dan
melindungi anak sebagai langkah awal mencegah terjadinya kejahatan seksual baik itu
anak laki-laki maupun anak perempuan. Memberantas kekerasan seksual terhadap anak
dan tindakan pedofilia harus dilakukan secara tuntas. Dengan melihat varian faktor
penyebab, modus, dan sasaran maka upaya ini harus dilakukan secara menyeluruh.
Pelibatan semua aktor dan melalui berbagai pendekatan baik itu sosial, psikologi,
anak. Kejadian yang dialami oleh anak akan menimbulkan trauma yang
oleh anak, sangatlah diperlukan profesi pekerja tenaga medis. Pekerja medis
berperan untuk memberikan bantuan kepada anak yang menjadi korban pedofilia
secara terapeutik dan meminimalisir dampak negatif yang dimiliki anak selama
pendidik, pekerja sosial klinis, mediator, saksi ahli, serta advokat, pekerja medis
c. Jenis-Jenis Narkoba
Penggolongan Narkotika di atur dalam Pasal 6 Ayat 1 UndangUndang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yaitu :
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi yang sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
2. Narkotika golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi yang
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi yang rendah mengakibatkan
ketergantungan.
d. Alasan Wanita mengkonsumsi Narkoba.
Dalam hasil penelitian juga diketahui bahwa jika seorang wanita memakai
salah satu jenis zat adiktif, nantinya ada kemungkinan besar bakal
mengkonsumsi zat-zat adiktif lainnya. Semisal alkohol, rokok, dan berbagai
jenis narkotik. Kecenderungan ini lebih besar dari pria.
Sementara itu, presiden Center on Addiction and Substance Abuse (CASA),
Joseph A. Califano Jr mengungkapkan bahwa banyak faktor yang
menyebabkan besarnya kecenderungan tersebut. Menurut Califano, kaum
perempuan secara psikologis mudah terserang depresi dibanding laki-laki. Tak
hanya itu, kaum wanita pun cenderung memiliki kebiasaan makan yang buruk
dan lebih rentan terhadap penyiksaan fisik dan seksual.
"Semua faktor tersebut bisa meningkatkan kecenderungan wanita
menggunakan zat adiktif," ujar Califano.
Menurut Califano, secara fisiologis paru-paru wanita lebih mudah rusak jika ia
merokok. Tak hanya itu, otak kaum Hawa lebih mudah rusak jika kecanduan
alkohol.
Secara sosial dampak dari ketergantungan zat adiktif pada perempuan lebih
mengerikan. Wanita pecandu narkoba menurut hasil penelitian lebih mudah
terlibat dalam aktivitas seksual berisiko tinggi.
Apa yang membuat kaum wanita cepat sekali kecanduan narkoba?
1.Traumasosial
Rasa trauma menjadi penyebab tertinggi perempuan menggunakan narkoba.
Trauma itu bisa berkaitan dengan trauma sosial, masalah pribadi, budaya
dalam keluarga. Semisal, adanya perilaku seks menyimpang, keluarga broken
home, kekerasan fisik, dan juga ada perasaan keterasingan diri.
2.Psikologis
Banyak pengguna narkoba yang mulanya hanya coba-coba akibat ikut-ikutan
atau sebagai bentuk pelampiasan dari persoalan psikologis yang dialami seperti
pengalaman emosional, sedih dan amarah yang berlebihan, rasa bersalah, rasa
kosong, dan kesepian. Pemakaian narkoba dianggap mampu mematikan emosi,
melarikan diri dari masalah, rasa sakit, dan ada pula yang menganggap narkoba
bisa untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri.
e. Dampak dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba bagi Wanita
Berbagai Efek Narkoba pada Bayi yang Dikandung
Meski kadarnya sedikit, bayi dapat merasakan efek negatif narkoba jika Bumil
mengonsumsi obat-obatan terlarang. Efek ini bisa menyakiti bayi sejak ia masih
di dalam kandungan hingga lahir. Berikut adalah jenis narkoba dan efeknya
terhadap bayi:
1. Heroin
Heroin termasuk ke dalam salah satu obat terlarang yang bisa ikut dikonsumsi
janin melalui plasenta. Karena sifatnya yang adiktif, bayi dalam kandungan juga
bisa menjadi ketergantungan terhadap obat ini dan mengalami gejala putus obat.
Kondisi ini dikenal dengan neonatal abstinence syndrome (NAS).
Gejala NAS pada bayi yang baru lahir antara lain tangisan berlebihan, demam,
kejang, pertambahan berat badan yang lambat, diare, dan muntah. Kondisi ini
juga dapat menyebabkan kematian pada bayi.
2. Kokain
Bayi dari ibu yang menggunakan kokain selama hamil berisiko tinggi lahir
secara prematur dan memiliki berat badan lahir, lingkar kepala, dan panjang
badan yang lebih rendah. Selain itu, penggunaan kokain selama hamil juga bisa
meningkatkan risiko keguguran yang terjadi secara mendadak.
3. Mariyuana
Mariyuana atau ganja merupakan salah satu obat terlarang yang paling umum.
Meski banyak orang yang mengira ganja aman untuk digunakan, ada banyak
penelitian yang mendukung bahwa penggunaan obat ini saat hamil
menyebabkan berat badan bayi lahir rendah dan kelahiran prematur.
Selain itu, sebuah peneltian juga melaporkan bahwa beberapa bayi yang lahir
dari ibu hamil pengguna ganja memiliki gangguan perkembangan sistem saraf,
yang ditandai dengan gangguan penglihatan, tangisan yang bernada tinggi, serta
tubuh yang gemetar.
4. Metadon
Metadon sebenarnya adalah pereda nyeri golongan opioid, tapi tetap bisa
menyebabkan ketergantungan. Meski efeknya tidak sebesar opioid seperti
heroin, obat ini juga dapat menyebabkan bayi baru lahir mengalami gejala putus
obat, seperti diare, kram perut, luka-luka pada kulit, dan menangis tanpa henti.
5. Metamfetamin
Penggunaan metamfetamin atau sabu-sabu selama kehamilan juga banyak
menyebabkan dampak buruk terhadap janin. Di antaranya adalah meningkatkan
risiko terjadinya kelahiran prematur, solusio plasenta, keguguran, berat badan
bayi lahir rendah, serta kelainan jantung dan otak bayi.
6. PCP & LSD
Menggunakan narkoba jenis halusinogen seperti PCP & LSD saat hamil bisa
meningkatkan risiko ibu hamil menyakiti dirinya sendiri sehingga menyakiti
bayinya juga. Selain itu, halusinogen juga bisa membuat bayi lahir dengan berat
badan rendah, kelainan kongenital, dan kerusakan otak.
f. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Lima bentuk penanggulangan dari BNN sebagai program pencegahan :
a. Promotif, program ini ditujukan kepada masyarakat yang belum
memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal sama sekali. Promotif disebut
juga program pembinaan.
b. Preventif disebut juga program pencegahan.
c. Kuratif disebut juga program pengobatan.
d. Rehabilitatif Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan
raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program
kuratif.
e. Represif adalah program penindakan terhadap produsen, Bandar,
pengedar dan pemakai berdasarkan hukum.
https://media.neliti.com/media/publications/52836-ID-pedofilia-dan-kekerasan-seksual-
masalah.pdf
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45829/1/MUHAROMAH-
FSH.pdf
Amadea, A. T., & dkk. (2016). Konseling Bagi Anak Korban Kekerasan. Bandung: Unpad Press.
Anhusadar, L., & Rusni. (2016). Fenomena Kekerasan Seksual Terhadap Anak. Shautut Tarbiyah,
Ed, 35, 51-68.