Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MINGGU KE 4

KESEHATAN REPRODUKSI
(Permasalahan Gender Sepanjang Siklus Kehidupan Perempuan)

NAMA : RIANA SELVIANA


NIM : 1810104325
NO . ABSEN : 07

A. PENGERTIAN GENDER
Scara etimologi gender sama dengan sex atau jenis kelamin sedangkan secara
terminologi sex dan gender memiiki arti yang berbeda yaitu:
- Sex adalah perbedaan laki-laki dan perempuan secara anatomi biologis yang
sudah melekat pada diri seseorang dan tidak bisa dipertukarkan
Contoh: perempuan memiliki payudara, rahim , menstruasi, bisa melahirkan
sedangkan laki-laki bisa memproduksi sperma, berkumis dll.
- Gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara
social budaya yang bisa diubah dan dipertukarkan.
Contoh: Perempuan mempunyai sifat lemah, lembut, emosional sedangkan laki-
laki memiliki sifat rasional gagah dan tegar.
Kehidupan individu dapat dibagi menjadi beberapa tahap kehidupan wanita
umumnya dibagi menjadi masa bayi, pubertas, usia reproduksi, periode
klimakterik, dan usia lanjut, Status kesehatan wanita sangat berubah selama
setengah abad terakhir, dan kehidupan seorang wanita saat ini jauh berbeda dari
apa yang terjadi pada generasi sebelumnya. kesehatan wanita dan
mencerminkan pemahaman tersebut dalam praktik klinis, menggabungkan
pandangan komprehensif yang melampaui masalah biomedis.

B. GENDER BERDASARKAN KEKERASAN SEXUAL PADA PEREMPUAN


Menurut data demografis berdasar jenis kelamin diketahui bahwa 81.43 %
korban. hal ini memang dapat dipahami karena posisi sosial perempuan dalam
budaya Indonesia memang lebih rendah.
Kekerasan berbasis gender adalah penyebab kekhwatiran diseluruh dunia
karena telah muncul sebagai kesehatan reproduksi global yang serius seperti
penyakit kanker yang lebih buruk dari kecelakaan lalu lintas. Kekerasan berbasis
gender dianggap berakar pada hubungan kekuasaan yang secara historis
ketidakseimbangan antara laki-laki dan perempuan terkait dengan sejarah
perempuan dianggap sebagai properti yang ditugaskan untuk tunduk pada laki-laki.
Kekerasan seksual terhadap perempuan adalah kejahatan universal. Tidak
hanya endemis tetapi juga pervasive dan berulang-ulang terjadi dimana-mana
dalam kurun waktu yang sangat panjang. Di balik suburnya kekerasan seksual
terhadap perempuan adalah disebabkan budaya patriarki yang menyebabkan
diskriminasi dan ketidakadilan dalam masyarakat. Ketidakadilan dalam masyarakat
dapat kita lihat dari praktik perlakuan hak istimewa terhadap laki-laki. Sejak kecil
laki-laki diajarkan agar mepunyai sifat yang berani, kuat, tangguh sehingga sifat
tersebut selalu ingin mereka tampakkan kepada siapapun. Sifat kejantanan yang
dimilki oleh laki-laki seolah-olah menjadi kebanggaan yang mereka dan
diekpresikan dalam bentuk antara lain pelecehan terhadap perempuan.
Karena itu, sebagai akibat dari dinamika kekuasaan yang tidak setara ini,
perempuan ditempatkan dalam posisi yang lebih rendah, di mana laki-laki lebih
dominan di atas jenis kelamin perempuan. Pada gilirannya, hal ini menghalangi
perempuan untuk menyadari potensi penuh mereka dan peluang untuk
pengembangan pribadi. Karena kekerasan berbasis jender dianggap sebagai
masalah besar

C. FAKTOR PENYEBAB KEKERASAN SEKSUAL


a. faktor internal Seperti cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku,
autisme, anak terlalu lugu, memiliki temperamen lemah, ketidaktahuan akan
hak-haknya, terlalu bergantung pada orang dewasa
b. faktor eksternal yaitu Pernikahan dini, Kemiskinan, menganggur, penghasilan
tidak cukup, banyak anak. perceraian, Keluarga yang belum matang secara
psikologis, ketidak tahuan mendidik anak, harapan orangtua yang tidak
realistis, anak yang tidak diinginkan, Penyakit parah atau gangguan mental
pada salah satu atau keduanya, gangguan emosional dan depresi. Kondisi
lingkungan sosial yang buruk, sikap acuh tak acuh terhadap tindakan
eksploitasi,

D. DAMPAK DARI KEKERASAN SEKSUAL


Dampak yang muncul dari kekerasan seksual kemungkinan adalah depresi,
fobia, dan mimpi buruk, curiga terhadap orang lain dalam waktu yang cukup lama.
Ada pula yang merasa terbatasi di dalam berhubungan dengan orang lain,
berhubungan seksual dan disertai dengan ketakutan Bagi korban yang mengalami
trauma psikologis yang sangat hebat, ada kemungkinan akan merasakan dorongan
yang kuat untuk bunuh diri.

E. UPAYA PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN KEKERASAN


SEKSUAL PADA PEREMPUAN
Seiring berjalannya waktu kekerasan seksual mulai menjadi sorotan dan perhatian
dari berbagai daerah sehingga dalam hal ini pemerintah mengeluarkan Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 (UU 35/2014) yang mengubah beberapa aturan di
dalam UU Perlindungan Anak, termasuk ancaman hukuman bagi pelaku kekerasan
seksual. Melalui UU 35/2014, pelaku kekerasan seksual terhadap anak diancam
dengan pidana penjara minimum 5 tahun dan maksimum 15 tahun, dengan denda
paling banyak 5 miliar rupiah. Melalui UU ini juga, ancaman pidana akan lebih
berat apabila kekerasan seksual terhadap anak dilakukan oleh orang tua/wali,
pengasuh, pendidik, dan tenaga kependidikan. Pada tahun 2016, ancaman hukuman
bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak kembali diperberat dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 (Peppu
1/2016) yang kembali mengubah beberapa pasal di dalam UU Perlindungan Anak.
Perppu 1/2016 menambah ancaman hukuman berupa hukuman mati dan pemberian
kebiri kimiawi (chemical castration).

F. KAITAN PERAN BIDAN


1. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kekerasan seksual yang terjadi
disekitar lingkungan kerja
2. Melakukan analisa dan pemetaan sesuai hasil pengumpulan data dan informas
3. Menyusun rencana kerja
4. Melaksanakan sosialisasi
5. Menyiapkan Tenaga Pelaksana.
6. Menyiapkan petugas konseling dan wawancara
7. Menyiapkan Prasarana dan Sarana

DAFTAR PUSTAKA

Conceptualisation of Gender Based Violence in Zimbabwe Luckson Mashiri (Luckson


Mashiri 2013)
No. 2 M. Anwar Fuadi.Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: Sebuah Studi
Fenomenologi Vol. 8 JANUARI Tahun 2011
No. 1, Hyu Sisca dan Clara Moningka,Resiliensi Perempuan Dewasa Muda Yang Pernah
Mengalami Kekerasan Seksual Di Masa Kanak-Kanak,jakarta Volume 2, Desember 2008
No.1, Puspitawati, Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia. PT IPB Press.
Bogor Tahun 2013
No. 5 JMAJ, Understanding the Life Stages of Women to Enhance Your Practice Vol. 53
September /October 2010

Anda mungkin juga menyukai