https://www.scribd.com/document/407432692/Konsep-Seksualitas-dalam-Psikososial-dan-
Budaya
Isuseksualitas
Seksualitasadalahbagaimanaseseorangmerasatentangdirimerekadanbagaimanamerekamen
gkomunikasikanperasaantersebutkepada orang lain melaluitindakan yang
dilakukannyasepertisentuhan, pelukan, ataupunperilaku yang lebihhalussepertiisyaratgeraktubuh,
caraberpakaian, danperbendaharaan kata, termasukpikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
Seksadalahmenjelaskancirijeniskelaminsecaraanatomidanfisiologipadalaki-
lakidanperempuanatauhubunganfisikantarindividu (aktivitasseksual genital)
1. Konsepseksualdiri
Nilaitentangkapan, dimana,
dengansiapadanbagaimanaseseorangmengekspresikanseksualitasnya. Konsepseksualdiri
yang negative menghalangiterbentuknyasuatuhubungandengan orang lain.
2. Body image
Pusatkesadarantehadapdirisendiri, secarakonstandapatberubah.
Bagaimanaseseorangmemandang (merasakan)
penampilantubuhnyaberhubungandenganseksualitasnya. kehamilan, proses penuaan,
trauma, penyakit, danterapitertentu. Contohpadawanita, bentuktubuhdanukuranpayudara.
Contohpadapriayaituukuran penis.
3. Identitas gender
4. Orientasiseksual (identitasseksual)
KarakteristikKesehatanSeksual
1. Kemampuanmengekspresikanpotensiseksual, denganmeniadakankekerasan,
eksploitasidanpenyalahgunaanseksual.
2. Gambarantubuhpositif, ditunjukkandengankepuasandiriterhadappenampilanpribadi.
3. Kongruenantaraseksbiologis, identitas gender, danperilakuperan gender
4. Kemampuanmembuatkeputusanpribadi (otonomi) mengenaikehidupanseksual yang
dijalanidalamkonteks personal danetiksosial
5. Kemampuanmengekspresikanseksualitasmelaluikimunikasi, sentuhan, emosionaldancinta
6. Kemampuanmenerimapelayanankesehatanseksualuntukmencegahdanmengatasisemuama
salah, dangangguanseksual
7. Menerimatanggungjawab yang berkaitandenganperangendernya
8. Menghargai system yang berlaku
9. Mampumembinahubunganefektifdengan orang lain.
Bayi (0 – 12 bulan )
Toodler ( 1 – 3 tahun )
Usia praskolah
1. Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orangtua yang berjenis kelamin dsama (
misalnya anak perempuan dengan ibu )
2. Senang berteman dengan sesame jenis
3. Kesadaran diri meningkat
4. Memplajari konsep dan peran gender
5. Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
6. Sekitar usia 8 – 9 tahun mulai memikirkan perilaku tentang sexual , menstruasi ,
reproduksi , sexualitas
Remaja
Dewasa awal
Dewasa pertengahan
1. Budaya
Berpakaian, tatacara pernikahan, prilaku yang di harapkan sesua norma. Peran laki laki
dan perempuan mungkin juga akan di pengaruhi budaya
Aturan atau batsan yang boleh atau tidak boleh di lakukan terkait sexualitas, misalnya
aborsi, hubungan sex tanpa nikah.
3. Status kesehatan
klien dapan mengalami penurunan keinginan sexual karna alasan fisik . medikasi dapat
mempengaruhi keingina sexual.citra tubuh yang buruk, terutama ketika di perburuk oleh
perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh , dapat menyebakan
klien kehilangan perasaannya secara sexual
Peran budaya dan norma terhadap perilaku yang dapat diterima dalam budaya akan
mempengaruhi seksualitas. Individu menentukan pengertian yang berbeda-beda terhadap
seksualitas berdasarkan budaya, gender, pendidikan, status sosioekonomi, dan agama. Setiap
budaya dan kelompok social memiliki kumpulan peran dan agama tersendiri yang memberikan
petunjuk pada sikap seksual, kesehatan seksual, dan keinginan untuk membahas bagian pribadi
dari kehidupan.
Contoh:
Penyimpangan Seksual
1. Pedofillia
2. Eksibisionisme
3. Fetisisme
4. Tranvestisme
5. Transkesualisme
6. Voyerisme/skopofilia
7. Masokisme
8. Sadisme
9. Homoseksual dan lesbian
10. Zoofilia
11. Sodomi
12. Nekrofillia
13. Koprofillia
14. Urolagnia
15. Kunilingus/ oral seks
16. Felaksio
17. Gerontofolia
18. Frottage
19. Froterisme/friksionisme
20. Pornografi
Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Seksual
1. Tenaga kesehatan mengkaji kemungkinan terjadinya perubahan persan gender pada klien
ataupun anggota keluarga sebagai dampak dari hospitalisasi atau perubahan status
kesehatan
2. Perhatian utama preawat terhadap klien adalah apakah perilaku, sikap, perasaan tentang
seksual spesifik itu normal
3. Perawat memberikan privasi terhadap klien. Missal pada pasangannya (suami/istri)
4. Promosi tentang edukasi seks dan pemriksaan nili dan keyakinan seksual dengan jujur
5. Pemberian informsi mengenai efek penyakit pada seksualitas secara jujur dan akurat
Proses Keperawatan
Pengkajian
Diagnosis keperawatan
1. Kecemasan
2. Koping individu tidak efektif
3. Gangguan proses keluarga
4. Kurang pengetahuan
5. Disfungsi seksual
6. Pola seksualitas tidak efektif
7. Isolasi social
8. Risiko kekerasan
9. Ketakutan
10. Isolasi social
11. Harga diri rendah
Intervensi keperawatan
1. Promosi kesehatan
2. Perawatan akut
3. Perawatan pemulihan dan lanjutan