Anda di halaman 1dari 10

KONSEP SEKSUALITAS

https://www.scribd.com/document/407432692/Konsep-Seksualitas-dalam-Psikososial-dan-
Budaya

Isuseksualitas

Seringkali orang menganggapbahwapembicaraantentangseksualitasadalahhal yang tabu.


Tidakpantas/sesuaijikadibicarakandalamkhayalak/komunitasumum, bersifat personal/pribadi.
Orang
mengaitkanseksualitashanyadenganmasalahhubunganantarlawanjenis/berkonotasi/negative.
Aspekseksualtasmemengaruhudandipengaruhiolehaspekbiologi, psikologi ,sosiologikulturaldan
spiritual. Pengaruhceramahkeagamaan, peran gender secarakultural,
keyakinantentangorientasiseksual, pengaruh social danlingkungan masa
laludansaatinimemengaruhi system nilaiklienmaupunperawat.

Seksualitasadalahbagaimanaseseorangmerasatentangdirimerekadanbagaimanamerekamen
gkomunikasikanperasaantersebutkepada orang lain melaluitindakan yang
dilakukannyasepertisentuhan, pelukan, ataupunperilaku yang lebihhalussepertiisyaratgeraktubuh,
caraberpakaian, danperbendaharaan kata, termasukpikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.

Seksadalahmenjelaskancirijeniskelaminsecaraanatomidanfisiologipadalaki-
lakidanperempuanatauhubunganfisikantarindividu (aktivitasseksual genital)

Seksualadalahekspresiperasaandua orang individusecarapribadi yang salingmenghargai,


memrhatikan,
danmenyayangisehinggaterjadisebuahhubungantimbalbalikantarakeduaindividutersebut.

Kesehatanseksualdidefinisikansebagaipengintegrasianaspek somatic, emosional,


intelektual, dansosialdarikehidupanseksual, dengancara yang positif yang
memperkayadanmeningkatkankepribadian, komunikasidancinta (WHO).
Definisiinimencakupdimensibiologis, psikologisdansosiokultural.

1. Konsepseksualdiri
Nilaitentangkapan, dimana,
dengansiapadanbagaimanaseseorangmengekspresikanseksualitasnya. Konsepseksualdiri
yang negative menghalangiterbentuknyasuatuhubungandengan orang lain.

2. Body image

Pusatkesadarantehadapdirisendiri, secarakonstandapatberubah.
Bagaimanaseseorangmemandang (merasakan)
penampilantubuhnyaberhubungandenganseksualitasnya. kehamilan, proses penuaan,
trauma, penyakit, danterapitertentu. Contohpadawanita, bentuktubuhdanukuranpayudara.
Contohpadapriayaituukuran penis.

3. Identitas gender

Merupakanperasaanseseorangtentangjeniskelaminnya (feminism ataumaskulin).


Perilakuperan gender adalahbagaimanaseseorangberperansesuaigendernya, nilai-nilai
yang
dianutdanlingkungannya.Suatupandanganmengenaijeniskelaminseseorangsebagailaki-
lakiatauperempuanmencakupkomponenbiologi, juganormasosialdanbudaya.
a. Transgender adalah orang yang memilikiidentitas gender atauekspresi gender yang
berbedadenganseksnya yang ditunjuksaatlahir. Orang
transgenderjugaterkadangdisebutsebagai orang
transseksualjikaiamenghendakibantuanmedisuntuktransisidarisatusekskesekslainnya.

1). Cross-dresses / Transvetitadalah orang yang


rutinmenggunakanpakaiandarijeniskelamin yang berbeda, bentukeksprsi gender
(psikologisdanseksual), tidakperludihubungkandenganorientasiseksual. Banyak cross-
dresser adalahheteroseksual.

2). Interseksadalah orang yang memiliki organ seksualganda (ambiguous) padasaatlahir –


hermaprodit.
3). Transeksual preoperative adalahseseorang yang mengalamikonflikantara gender
dengananatominya.

4. Orientasiseksual (identitasseksual)

Adalahbagaimanaseseorangmempunyaikesukaanberhubunganintimdengan orang lain,


denganlawanjenisatausejenis. Ketertarikanemosional, romantic, seksualatau rasa saying
yang bertahan lama terhadap orang lain. Heteroseksual, homoseksual (gay, lesbian),
biseksual.

KarakteristikKesehatanSeksual

1. Kemampuanmengekspresikanpotensiseksual, denganmeniadakankekerasan,
eksploitasidanpenyalahgunaanseksual.
2. Gambarantubuhpositif, ditunjukkandengankepuasandiriterhadappenampilanpribadi.
3. Kongruenantaraseksbiologis, identitas gender, danperilakuperan gender
4. Kemampuanmembuatkeputusanpribadi (otonomi) mengenaikehidupanseksual yang
dijalanidalamkonteks personal danetiksosial
5. Kemampuanmengekspresikanseksualitasmelaluikimunikasi, sentuhan, emosionaldancinta
6. Kemampuanmenerimapelayanankesehatanseksualuntukmencegahdanmengatasisemuama
salah, dangangguanseksual
7. Menerimatanggungjawab yang berkaitandenganperangendernya
8. Menghargai system yang berlaku
9. Mampumembinahubunganefektifdengan orang lain.

FREUD DALAM TEORI PSYCHOSEXUALNYA MEMBAGI PERKEMBANGAN SEXUAL


SESEORANG DALAM BEBERAPA TAHAP YAITU :

1. Oral stage ( 0 – 1 tahun )


2. Anal stage ( 1 – 3 tahun )
3. Phalic or oediphal stage ( 3 – 6 tahun )
4. Latency stage ( 6 – 11 tahun )
5. Puberty ( Genetalia Stage )
6. Adolascance

Bayi (0 – 12 bulan )

1. Penentuan gender laki laki atau perempuan


2. Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara bertahap
3. Genetal external sensitive terhadap sentuhan
4. Bayi laki laki mrngalami ereksi penis sedangkan bayi perempuan mengalami mubrikasi
vagina
5. Bayi laki laki mengalami ereksi nocturnal spontan
6. Stimulasi taktil ( sentuahn , menyusu, memeluk , membuahi ) senang dan nyaman
berinteraksi dengan manusia

Toodler ( 1 – 3 tahun )

1. Identitas gender berkembang secara continu ( terus menerus )


2. Mampu mengidentifikasi gender diri sendiri
3. Mulai meniru tindakan orangtua yang berjenis kelamin sama , miosal berinteraksi dengan
boneka, pakian yang di pakai

Usia praskolah

1. Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat


2. Mengexprolasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain
3. Memplajari anggota tubuh dengan benar
4. Belajar mengendalikan prasan dan tingkah laku
5. Menyukai orangtua yang berbeda jenis
6. Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bias ada
Usia sekolah

1. Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orangtua yang berjenis kelamin dsama (
misalnya anak perempuan dengan ibu )
2. Senang berteman dengan sesame jenis
3. Kesadaran diri meningkat
4. Memplajari konsep dan peran gender
5. Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
6. Sekitar usia 8 – 9 tahun mulai memikirkan perilaku tentang sexual , menstruasi ,
reproduksi , sexualitas

Remaja

1. Karakteristik sexual mulai berkembang


2. Mulai terjadi menarke
3. Mengembanghkan hubungan yang menyenangkan
4. Dapat terjadi aktifitas sexual, misalnya masturbasi
5. Mengidentifikasi orientasi sexual ( homosex atau heterosex )
6. Mencari perawatan kesehatan tanpa di temani orangtua

Dewasa awal

1. Terjadi aktifitas sexual


2. Gaya hidup dan nilai nilai yang di anut lebih kuat
3. Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan , pekerjaan rumah tangga
4. Mengalami anjacaman terhadap body image akibat penuaan

Dewasa pertengahan

1. Penuruna produksi hormon


2. Wanita mengalami menopause ( umumnya 40 – 55 tahun )
3. Laki laki mengalami klimakterik secara bertahap
4. Muali memperkokoh standar moral dan etik
Dewasa akhir

1. Aktifitas sexual lebih berkurang


2. Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi
3. Laki laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan memerlukan waktu lebih lama untuk
dapat ereksi dan ejakulasi

Factor yang mempengaruhi sexualitas

1. Budaya

Berpakaian, tatacara pernikahan, prilaku yang di harapkan sesua norma. Peran laki laki
dan perempuan mungkin juga akan di pengaruhi budaya

2. Nilai nilai religi atau keagamaan

Aturan atau batsan yang boleh atau tidak boleh di lakukan terkait sexualitas, misalnya
aborsi, hubungan sex tanpa nikah.

3. Status kesehatan

klien dapan mengalami penurunan keinginan sexual karna alasan fisik . medikasi dapat
mempengaruhi keingina sexual.citra tubuh yang buruk, terutama ketika di perburuk oleh
perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh , dapat menyebakan
klien kehilangan perasaannya secara sexual

Dimensi Sosiokultural Seksualitas

Peran budaya dan norma terhadap perilaku yang dapat diterima dalam budaya akan
mempengaruhi seksualitas. Individu menentukan pengertian yang berbeda-beda terhadap
seksualitas berdasarkan budaya, gender, pendidikan, status sosioekonomi, dan agama. Setiap
budaya dan kelompok social memiliki kumpulan peran dan agama tersendiri yang memberikan
petunjuk pada sikap seksual, kesehatan seksual, dan keinginan untuk membahas bagian pribadi
dari kehidupan.
Contoh:

1. Bagaimana individu mendapatkan pasangan


2. Bagaimana mereka berhubungan
3. Seberapa sering melakukan hubungan seks
4. Apa yang dilakukan saat hubungan seks
5. Penggunaan kontrasepsi buatan
6. Dampak kehamilan dan menstruasi

Penyimpangan Seksual

1. Pedofillia
2. Eksibisionisme
3. Fetisisme
4. Tranvestisme
5. Transkesualisme
6. Voyerisme/skopofilia
7. Masokisme
8. Sadisme
9. Homoseksual dan lesbian
10. Zoofilia
11. Sodomi
12. Nekrofillia
13. Koprofillia
14. Urolagnia
15. Kunilingus/ oral seks
16. Felaksio
17. Gerontofolia
18. Frottage
19. Froterisme/friksionisme
20. Pornografi
Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Seksual

1. Tidak ada panutan atau role model


2. Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti ada trauma, obat, kehamilan, atau
abnormalitas genetalia
3. Kurang pengetahuan atau informasi yang salah mengenai masalah seksual
4. Penganiayaan secara fisik
5. Adanya penyimpangan psikososual
6. Konflik terhadap nilai
7. Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian

Tugas Dan Peran Perawat

1. Tenaga kesehatan mengkaji kemungkinan terjadinya perubahan persan gender pada klien
ataupun anggota keluarga sebagai dampak dari hospitalisasi atau perubahan status
kesehatan
2. Perhatian utama preawat terhadap klien adalah apakah perilaku, sikap, perasaan tentang
seksual spesifik itu normal
3. Perawat memberikan privasi terhadap klien. Missal pada pasangannya (suami/istri)
4. Promosi tentang edukasi seks dan pemriksaan nili dan keyakinan seksual dengan jujur
5. Pemberian informsi mengenai efek penyakit pada seksualitas secara jujur dan akurat

Proses Keperawatan

Pengkajian

1. Mengkaji tahap perkembangan klien dalam hal seksualitas


2. Melalukan pengkajian fisik pada area urogenitalia
3. Menentukan masalah seksual klien
4. Mengkaji adanya perilaku beresiko tinggi, menggunakan praktek seks yang aman,
dan kontrasepsi
5. Mengkaji kondisi medis dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi fungsi seksuall
Pengkajian seksualitas PLISSIT

1. Permission (izin untuk mendiskusikan masalah seksualitas)


2. Limited (keterbatasan informasi terkait dengan masalah kesehatan seksual yang telah
dialami)
3. Specific suggestions (saran khusus, hanya ketika perawat memahami dengan jelas
masalahnya)
4. Intensive therapy (terapi intensif, merujuk kepada professional yang mempunyai
kehalian khusus jika diperlukan.

Diagnosis keperawatan

1. Kecemasan
2. Koping individu tidak efektif
3. Gangguan proses keluarga
4. Kurang pengetahuan
5. Disfungsi seksual
6. Pola seksualitas tidak efektif
7. Isolasi social
8. Risiko kekerasan
9. Ketakutan
10. Isolasi social
11. Harga diri rendah

Intervensi keperawatan

1. Promosi kesehatan
2. Perawatan akut
3. Perawatan pemulihan dan lanjutan

Anda mungkin juga menyukai