“SEKSUALITAS “
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Isu seksualitas
3. Status kesehatan
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik.
Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang
buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau
pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien
kehilangan perasaannya secara seksual.
Dimensi Sosiokultural
Sesualitas
Peran budaya dan norma terhadap perilaku yang dapat diterima dalam
budaya akan memengaruhiseksualitas. Individu menentukan pengetian
yang berbeda-beda terhadap seksualitas berdasarkan budaya, gender,
pendidikan, status sosioekonomi, dan agama.
Setiap budaya dan kelompok sosial memiliki kumpulan peran dan
norma tersendiri yang memberikan petunjuk pada sikap seksual,
kesehatan seksual, dan keinginan untuk membahas bagian pribadi dari
kehidupan. Contoh:
1. Bagaimana individu mendapatkan pasangan
2. Bagaiama mereka berhubungan
3. Seberapa sering melakukan hubungan seks
4. Apa yang dilakukan saat hubungan seks
5. Penggunaan kontrasepsi buatan
6. Dampak kehamilan dan menstruasi
Penyimpangan seksual
1. Pedofilia
2. Eksibisionisme (mempertontonkan alat kelamin)
3. Fetisisme (menggunakan benda seks)
4. Tranvestisme (memakai pakaian lawan jenis)
5. Transekualisme (keinginan berganti alat kelamin)
6. Voyerisme/skopofilia (melihat alat kelamin orang lain/aktivitas seksual dari orang
lain)
7. Masokisme (Disakiti dan kekerasan terlebih dahulu secara fisik psikologis)
8. Sadisme (Menyakiti objek nya)
9. Homoseksual dan lesbian
10. Zoofilia (objek binatang)
11. Sodomi
12. Nekrofilia (objek mayat)
13. Koprofilia (objek feces)
14. Urolagnia (objek urin yang diminum)
15. Kunilingus/oral seks (wanita)
16. Felaksio (kelamin pria)
17. Gerontofolia (objek lansia)
18. Frottage (meraba orang yang disenangi tanpa diketahui lawan jenis)
19. Froterisme/friksionisme (menggosokkan penis pada pantat wanita/badan di tempat
penuh sesak)
20. Pornografi
Faktor yg mempengaruhi
masalah seksual
1. Tidak ada panutan atau role model
2.Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti ada trauma,
obat, kehamilan, atau abnormalitas anatomi genetalia
3. Kurang pengetahuan atau informasi yang salah mengenai
masalah
seksual
4. Penganiayaan secara fisik
5. Adanya penyimpangan psikoseksual
6. Konflik terhadap nilai
7. Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian
Tugas dan Peran Perawat
1.Tenaga Kesehatan mengkaji kemungkinan terjadinya perubahan peran
gender pada klien ataupun anggota keluarga sebagai dampak dari hospitalisasi
atau perubahan status kesehatan
2. Perhatian utama perawat terhadap klien adalah apakah perilaku, sikap,
perasaan tentang seksual spesifik itu normal
3. Perawat memberikan privasi kepada klien. Misal pada pasangannya
(suami/istri)
4.Promosi tentang edukasi seks dan pemeriksaan nilai dan keyakinan
seksual dengan jujur
5.Pemberian informasi mengenai efek penyakit pada seksualitas secara jujur
dan akurat
Contoh kasus seksualitas pada anak
Seorang ibu dan An. R usia 5 tahun datang ke poli obgyn, ibunya
mengatakan anaknya merasa nyeri saat BAK dan pernah keluar darah dari
vaginanya. Setelah dikaji dan dilakukan pemeriksaan, area vagina tampak
lecet dan kesulitan saat BAK.
Saat di telusuri kronologis lebih lanjut, An. R sering bermain bersama
teman yang berjenis kelamin laki-laki dan hanya dia sendiri perempuannya
tanpa ada pengawasan dari orang tua. Usia anak laki-laki tersebut ada
yang berusia 6 tahun dan 7 tahun. Ternyata An. R pernah terjadi hal
pelecehan vaginanya oleh temannya tersebut.
Cara Menangani
• Memberikan penjelasan dengan menggunakan gambar tentang nama-nama bagian tubuh dan fungsinya
termasuk vagina dan penis, misalnya urine keluar melalui vagina atau penis, kotoran melalui anus.
• Kenalkan pada anak bahwa baik laki-laki atau perempuan memiliki puting, bokong, hidung, tangan dan
lainnya.
• Menjelaskan tentang privasi bahwa beberapa bagian tubuh bersifat pribadi dan tidak untuk dilihat oleh
orang lain, ajarkan pada anak adab berpakaian baik dirumah ataupun diluar rumah, menghormati privasi
orang lain misalnya jika pintu kamar mandi tertutup ketuklah dahulu jika mau masuk, kenalkan anak
bahwa ia berhak mengatakan siapa saja yang boleh menyentuh tubuhnya, tidak boleh memeluk atau
menyentuh orang lain apabila orang tersebut tidak menginginkannya.
melakukan edukasi kesehatan terhadap para ibu nya melalui
kader kesehatan