SEKSUALITAS
Oleh:
NURUL KAMARIYAH S. KEP. NS . M. KES
1
Seksualitas ????
2
Pendahuluan
Membicarakan masalah sek awalnya dianggap tabu
Pertengahan th 1960-an Keperawatan meyakini adanya
keterkaitan kes- seksual sbg komponen kesejahteraan.
Klien tidak terlepas dari aspek seksualitasnya ketika mereka
berada dalam sistem pelayanan kesehatan.
Untuk mendiskusikan masalah seksual dlm praktik, tenaga
keperawat harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan dlm
pengkajian & komunikasi & sikap merawat yg sensitif
Penting bagi perawat mengenali bahwa masalah seksual
mempunyai nilai, berhub dgn keagamaan, peran jender yg
diharuskan scr kultural, keyakinan ttg orientasi seksual,
pengaruh sosial & lingk masa lalu, dan sistem nilai saat ini
baik dari perawat maupun klien.
3
Konsep seksualitas
Seks & seksualitas berbeda
Kata Seks Aktivitas seksual ginetal
Label jender
5
Dimensi Seksualitas
1. Dimensi sosiokultural
Norma & peraturan kultur mempengaruhi
seksualitas, apakah perilaku diterima/tdk
oleh kultur.
Keragaman kultur scr global menciptakan
variabilitas yg luas dlm norma seksual &
menhadirkan spektrum ttg keyakinan & nilai
yg luas.
Cth: Sirkumsisi
6
2. Dimensi Agama & Etik
Seksualitas berkaitan dgn standar pelaksanaan agama
& etik. Ide ttg pelaksanaan seksual etik & emosi yg
berhub dgn seksualitas membentuk dasar pembuatan
keputusan seksualitas.
Cth : Hubungan sek: diperbolehkan jika sudah
menikah.
1. Homoseksual, aborsi & hub seks pranikah adalah
salah “Kategori Tradisional”
2. Seks adalah hub saling mencintai ttp tdk harus
melalui pernikahan “Kategori relasional”
Moralitas individualistik hub. Monogami untuk
menghindari berbagai penyakit kelamin.
7
Dimensi Psikologis
Seksualitas mengandung perilaku yg dipelajari
sejak dini.
Ortu akan memperlakukan anak-2 mrk sesuai
dengan jender. (pakaian, permainan, nama dll)
8
Kesehatan seksual
9
Karakteristik Kesehatan
Seksual
Kemampuan mengekspresikan potensi seksual,
dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan
penyalahgunaan seksual.
Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan
kepuasan diri terhadap penampilan pribadi.
Kongruen antara seks biologis, identitas jender, dan
perilaku peran jender.
Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi)
mengenai kehidupan seksual yang dijalani dalam
konteks personal dan etik sosial.
10
Kemampuan mengekspresikan seksualitas
melalui komunikasi, sentuhan, emosional
dan cinta.
Kemampuan menerina pelayanan kesehatan
seksual untuk mencegah dan mengatasi
semua masalah, dan gangguan seksual.
Menerima tanggung jawab yang berkaitan
dengan peran jendernya.
Menghargai sistem yang berlaku.
Mampu membina hubungan efektif dengan
orang lain.
11
Identitas seksual
Identitas biologis
13
PERILAKU PERAN JENDER
14
Komponen kesehatan seksual : konsep
seksual diri, body image, identitas jender,
dan orientasi seksual
Konsep seksual diri nilai tentang
kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana
seseorang mengekspresikan seksualitasnya.
Konsep seksual diri yang negatif
menghalangi terbentuknya suatu hubungan
dengan orang lain
15
Body image pusat kesadaran terhadap
diri sendiri secara konstan dapat
berubah Bagaimana seseorang
memandang (merasakan) penampilan
tubuhnya berhubungan dengan
seksualitasnya Kehamilan, proses
penuaan, trauma, penyakit, dan terapi
tertentu
Contoh :
wanita bentuk tubuh dan ukuran
payudara
Pria ukuran penis
16
Masalah Yang berkaitan dengan
identitas jender
Transjender : istilah bagi seseorang yang
identitas jender atau ekspresi jendernya
berbeda dengan anatomi jenis kelaminnya
Transjender mencakup cross-dresser,
interseks, transeksual pre operatif dan
transeksual postoperatif
Cross-dresses : orang yang rutin
menggunakan pakaian dari jenis kelamin
yang berbeda. Banyak cross-dresser adalah
heteroseksual
17
Interseks : orang yang memiliki organ
seksual ganda (ambiguous) pada saat lahir
hermaprodit
Transeksual preoperatif adalah seseorang
yang mengalami konflik antara jender
dengan anatominya
Transeksual postoperatif adalah orang yang
telah menjalani operasi untuk mengubah
jendernya
18
Enam Keterampilan Dasar Perawat Dalam
Memberikan Pelayanan Seksualitas :
20
PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
Crain (2002) menyatakan bahwa Freud dalam teori
psychosexualnya membagi perkembangan seksual
seseorang dalam beberapa tahap, yaitu:
Oral stage (0-1 tahun)
Anal stage (1-3 tahun)
Phallic or Oediphal stage (3-6 tahun)
Latency stage (6-11 tahun)
Puberty (Genital Stage)
Adolescence
21
Menurut Freud dalam teori
psychosexualnya
Oral stage (0-1 tahun)
Rangsangan seksual pd masa ini terletak pd mulutnya
(mis : menghisap puting payudara ibunya).
Adolescence
Pada saat ini seseorang mulai merasakan cinta
dan kasih sayang satu sama lain.
23
Sedangkan dalam buku Fundamental of Nursing
(Potter & Perry. 2005), dijelaskan perkembangan
seksual meliputi:
Masa Bayi (0 – 1 tahun)
Masa Usia Bermain dan Prasekolah (1 – 5 / 6
tahun)
Masa Usia Sekolah ( 6 – 10 tahun)
Pubertas dan Masa Remaja
Masa Dewasa
Masa Lanjut Usia
24
Menurut Buku Fundamental of
Nursing (Potter & Perry. 2005)
Masa Bayi (0-1 Tahun)
26
Pubertas dan Masa Remaja
Perubahan fisik
Perempuan
Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda
umur 8 tahun sampai akhir usia 10 tahun.
Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia.
Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan
tidak sampai usia 16 tahun.
Laki-laki
Meningkatnya kadar testosteron.
Mengalami orgasme, tetapi mereka tidak akan mengalami ejakulasi,
sebelum organ seksnya matur yaitu sekitar usia 12 – 14 tahun.
Ejakulasi terjadi pertama kali mungkin saat tidur (emisi nokturnal)
27
Lanjutan
Perubahan psikologis/emosi
29
Perkembangan Seksualitas Sepanjang Kehidupan Manusia :
Bayi
Lahir – 18 Bulan Membutuhkan kasih sayang & Hindarkan penyapihan terlalu dini untuk
stimulasi. mencegah deprivasi oral.
Laki-laki mengalami ereksi. Sarankan orang tua untuk memberikan
Perempuan potensial orgasme. sentuhan fisik karena kekurangan
Secara bertahap dapat sentuhan dapat menyebabkan kurang
membedakan diri sendiri dari berkembangnya fisik & mental bayi.
orang lain. Manipulasi genital yang dilakukan sendiri
Berpakaian sesuai jender. merupakan perilaku normal.
Mainan sesuai jender. Hindarkan kata-kata tidak baik.
Toddler
Usia Sekolah
31
Pra Remaja
Remaja
13 – 19 th Mulai menjalin hubungan dengan Orang tua → nilai moral & keyakinan
lawan jenis. remaja.
Fantasi seks merupakan hal Remaja mungkin berbagi perasaan
biasa. dengan orang tua → jika tidak ditangani
Masturbasi hal biasa. dengan serius → hilang rasa percaya diri
Mungkin sudah mulai mencoba pada orang tua.
kegiatan hubungan seksual. Remaja memerlukan informasi tentang
Remaja perempuan peduli penularan penyakit kelamin & resiko lain
dengan reputasi & citra diri. yang mungkin terjadi sebagai akibat
Remaja laki-laki peduli dengan hubungan seks.
persaingan dalam kegiatan
seksual.
Kehamilan pada masa remaja
meningkat.
32
Dewasa
55 th Orgasme mungkin lebih jarang Kegiatan seks tidak perlu dibatasi oleh
dicapai baik bagi suami maupun usia.
istri. Posisi & memperpanjang waktu stimulasi.
Sekresi vagina berkurang. Alternatif kegiatan seksual lain jika ada
Mungkin merasa & perlu keterbatasan fisik atau gangguan
mendapatkan informasi tentang kesehatan.
proses menua & pengaruhnya
terhadap hubungan seksual.
33
Faktor-faktor yang mempengaruhi
seksualitas
Budaya
berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang
diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan
perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya
34
Status kesehatan
Klien dapat mengalami penurunan
keinginan seksual karena alasan fisik.
Medikasi dapat mempengaruhi keinginan
seksual. Citra tubuh yang buruk,
terutama ketika diperburuk oleh
perasaan penolakan atau pembedahan
yang mengubah bentuk tubuh, dapat
menyebabkan klien kehilangan
perasaannya secara seksual
35
Hospitalisasi
---
Infertilitas
Infertilitas scr umum dnggp sbg masalah wanita dlm
pernyataan suatu presentase yg sama dr wanita dan pria
mempunyai masalah yang menunjang terhadap kesulitan
untuk mempunyai anak.
Aborsi
Aborsi adalah masalah yang menstimulasi diskusi sengit tentang
moralitas, hak – hak wanita untuk mengontrol tubuh dan reproduksi
mereka dan awal kehidupan.
37
Lanjutan
Penganiayaan Seksual
38
Disfungsi seksual
Disfungsi seksual merupakan kondisi dimana fungsi seksual
dalam tubuh seseorang mulai melemah. Kondisi disfungsi
seksual dapat terjadi pada pria maupun wanita.
Pada pria:
• Hiposeksualitas (hasrat seks yang berkurang),
impotensia (kemampuan ereksi berkurang),
ejakulasi dini & anorgosmia (tidak dapat
orgasme).
Pada wanita:
• Hiposeksualitas (hasrat seks yang berkurang),
frigiditas (dingin terhadap seks),
• fobio seksualitas (takut & muak terhadap
hub.seks), disparuenia (nyeri saat hub. seks.), &
anorgosmia (tidak dapat berorgasme). 39
Proses keperawatan
Pengkajian
Perawat menguhubungkan riwayat seksual dengan
kategori berikut:
klien yang menerima pelayanan kesehatan :
menstruasi, kehamilan, infertilitas, kontrasepsi ,
atau klien yang mengalami PMS (penyakit
menular seksual)
klien yang sakit atau yang sedang mendapat
terapi yang kemungkinan dapat mempengaruhi
fungsi seksualnya (misalnya klien dengan
penyakit jantung, DM, dll)
klien yang secara jelas mempunyai masalah
seksual
40
Pengkajian seksual mencakup :
Riwayat Kesehatan seksual
--- pertanyaan yang berkaitan dengan
seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran
seksual.
--- merasa malu atau tidak mengetahui
bagaimana cara mengajukan pertanyaan
seksual secara langsung – pertanyaan
isyarat
41
Pengkajian seksual mencakup …..
Pengkajian fisik
42
Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual
misalnya :
adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma,
kehamilan, setelah melahirkan, abnormalitas anatomi genital
riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda
lahir, skar (mastektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan masalah
seksual; kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang
fungsi dan ekspresi seksual
gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ;
kehilangan pasangan
konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan
religi
43
Diagnosa keperawatan
1.Perubahan pola seksualitas
berhubungan dengan (b.d )
- ketakutan tentang kehamilan
- efek antihipertensi
- depresi terhadap kematian atau
perpisahan dengan pasangan
44
Diagnosa keperawatan....
47
Perencanaan keperawatan
kesehatan seksual
meningkatkan pengetahuan seksualitas dan
kesehatan seksual
mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS
diinginkan
meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi
seksual
memperbaiki konsep seksual diri
48
Implementasi
49
Evaluasi
50
50
Kesimpulan :
51
MOHON MAAF
DAN
SEMOGA BERHASIL
52