Anda di halaman 1dari 42

PEMBAHASAN

MENGIDENTIFIKASI TINGKAT PENDIDIKAN


KEPERAWATAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb
KELOMPOK 2
• Antono rizal F
• Aulia Tria Ayu Asmara
• Bertian Dian N
• Cholilul Rachmansyah
• Cholidah Fawzia
• Faiza Maulidya Agustin
• Ika Febriani
SEJARAH
PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN
SEJARAH PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN DI INDONESIA
Berbicara tentang sejarah keperawatan di Indonesia,
maka perkembangan keperawatan di Indonesia dapat
dibagi dalam tiga masa yaitu: 
 Keperawatan di Masa Kuno
 Keperawatan di Masa Penjajahan
 Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan
Keperawatan di Masa Kuno
Masyarakat di masa kuno masih bersifat atheisme,
kepercayaan pada makhluk gaib dibuat untuk proses
penyembuhan penyakit. Pengobatan yang dilakukan
yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan
bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti khasiatnya.
Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya
dirawat oleh kaum wanita yang berlandaskan kepada
naluri keibuan (mother instinc).
Keperawatan di Masa Penjajahan

keperawatan di Indonesia mengalami kemajuan,


dikarenakan banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep
keperawatan dari Negeri Belanda. . Hal ini tidak terlepas
dari peranan pemerintah Belanda yang mendirikan dinas
kesehatan khusus tentara (saat itu disebut MGD) dan
dinas kesehatan rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui
kedua dinas tersebut pemerintah Belanda merekrut
perawat dari penduduk pribumi. Perawat yang dalam
bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan tugasnya
sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit
yang disebut Zieken Opposer.
Keperawatan Indonesia Setelah
Kemerdekaan
• Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep
dasar tentang keperawatan.
• Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu
Sekolah Penata Rawat (SPR).
• Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi,
diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia
(PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan
Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan.
• Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper).
• Tahun 1955 – 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalami
perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan
Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat
Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia
Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan.
• Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga
Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan
(SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR).
• Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI).
• Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula
menyatu dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan
diri (terpisah) dari rumah sakit.
• Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional
Keperawatan I yang menghasilkan: a) Peranan Independen dan
Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan;
b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan; c) Pengakuan
terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai
identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak
untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan.
• Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan
Setingkat Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama
yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia yang menjadi momentum terbaik
kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia.
• Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca
Sarjana (S2 Keperawatan).
• Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan
berupa Peraturan Menteri Kesehatan.
Sejarah perkembangan
Keperawatan di dunia
Berbicara tentang sejarah keperawatan di
dunia, maka perkembangan keperawatan di
Indonesia dapat dibagi dalam empat masa
yaitu: 
• Zaman purbakala
• Zaman permulaan masehi
• Zaman pertengahan
• Zaman Masehi
Zaman purbakala

Pada zaman dahulu orang orang masih dalam keadaan primitif,


meskipun dmikian di zaman itu sudah ada pengetahuan tentang
pengobatan. Jadi pekerjaan perawatan dikerjakan bukan atas dasar
kepandaian dan kecakapan meraka , akan tetapi di lakukan atas dasar
instinctief.
Perawat secara praktis telah dilakukan oleh orang – orang
promitif misalnya :
– Merawat dan membalut luka – luka
– Mengurangi atau menurunkan panas dengan memberikan
banyak minum atau dengan menggunakan hydrotherapic.
– Menghentikan pendarahan dengan menggunakan batu batu
panas
Zaman permulaan masehi

• Pengaruh agama masehi


Dengan adanya agama ini, maka terliat adanya perkembangan
dari pekerjaan perawatan yang bercorak keagamaan. Sala satu
dari ajaran agama ini ialah kasih sayang terhadap sesama
manusia. Ajaran ini mendorong pengikut-pengikut agama
tersebut untuk melakukan pekerjaan perawatan.
• Pengaruh agama islam
agama islam mulai berkembang pesat pada abad ke-16 , pada
waktu itu yang bernama muhammad s.a.w tela menyebarkan
islam di pelosok dunia.setelah agama islam berkembang luas,
maka banyak pengaruhnya , yaitu kerajaan arab menjadi pesat
juga dalam lapangan ilmu pengetahuan, misalnya ilmu kimia
dan obat-obatan.
Zaman Pertengahan
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan
Perang salib adalah peperangan dalam
mempertahankan dan membela agama, pada waktu
perang itu terjadi antara orang-orang kristen dibawah
pimpinan raja-raja dan orang-orang bangsawan. Selama
perjalanan jauh dan berbahaya itu berlangsung
(peperangan) sudah tentu mengalami berbagai kesulitan
dan banyak korban yang jatuh akibat kelaparan,
bermacam-macam penyakit dan luka-luka akibat
pertempuran. Maka disepanjang perjalanan didirikan
Rumah Sakit yang dipergunakan untuk menampung dan
memberi pertolongan kepada para korban.
Zaman Masehi

Keperawatan dimulai pada saat perkembangan


agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak
terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita
yang bertujuan untuk mengunjungi orang sakit
sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan
perawatan untuk mengubur bagi yang
meninggal.Pada zaman pemerintahan Lord-
Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau
hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit
yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini
berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic
Hospital.
FLORENCE NIGHTINANGLE
FLORENCE NIGHTINANGLE adalah Pelopor perawat di RS ST. Thomas
Hospital (1123 M). ). Pada masa ini perawat mulai dipercaya banyak orang.
Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk
menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi
peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan
status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the
Lamp”. Tokoh2 dalam keperawatan: 1. Rufaidah binti Sa’ad Ayahnya
seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja
membantu ayahnya. Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim
yang sakit, dan membangun tenda di luar masjid saat damai. Saat perang
dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang.
Dia juga pelopor pendiri Rumah Sakit lapangan. 2. Florence Nightingale
 Florence Nightingale (1820-1910) adalah tokoh yang berjasa dalam
pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah keperawatan
moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London. Florence kembali ke
Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami
perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan
Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence
ini mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia.
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris
mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai
bermunculan dan Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep
pendidikan Florence ini mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia.
• baru pada akhir ke 19 keaadan menjadi berubah karena
adanya penemuan teori dalam pengobatan dan penyakit :
• Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) menemukan mikroskop
• Louis Pasteur (1822-1895)
• Oliver Holmes, seoran profesor anatomi yang pada tahun 1843 menuis
tentang Febris puerpuralis
• Mendel, menemukan teori keturunan
• Iqnaz Semmelweis, pada tahun 1867 memperbaiki teknik kebidanan.
• Rontgen, menemukan x-ray
• Crawford Long dan Morton, menemukan aether untuk esthesie. Anak
• Sejajar dengan kemajuan yang di capai oleh ilmu
kedokteran, maka keperawatan pun mendapat kemajuan
yang sangat besar, yang nantinya di pelopori oleh Florence
Nightingale.
Perkembangan Pendidikan Tinggi
Keperawatan
Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya
terdapat sebuah “body of knowledge’ yang jelas. Profesi
Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat, sehingga
dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Berdasarkan pemahaman
tersebut dan untuk mencapainya, dibentuklah suatu Sistem
Pendidikan Tinggi Keperawatan, yang bertujuan untuk
memelihara dan meningkatakan pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Saat ini, kebanyakan pendidikan Keperawatan di
Indonesia masih merupakan pendidikan yang bersifat vocational,
yang merupakan pendidikan keterampilan, sedangkan idealnya
pendidikan Keperawatan harus bersifat profesionalisme, yang
menyeimbangkan antara teori dan praktik. Oleh karena itu
diperlukan adanya penerapan Sistem Pendidikan Tinggi
Keperawatan, yaitu dengan didirikannya lembaga-lembaga
Pendikan Tinggi Keperawatan. Hal ini telah dilakukan oleh
Indonesia dengan membentuk sebuah lembaga Pendidikan Tinggi
Keperawatan yang dimulai sejak tahun 1985, yang kemudian
berjalan berdampingan dengan pendidikan-pendidikan vocational.
• Pada tahun 1915,Perawat Indonesia pertama lulus ujian
sebagai perawat sebanyak 2 orang.
Periode tahun 1930-1945.
• Mulai tahun 1930,persyaratan masuk program pendidikan
adalah pemegang ijazah sekola rakyat (SR) 6 Tahun. Setelah
itu rumah sakit misi pun mulai membuka sekolah perawata
dengan dasar pendidikan MULO ( setara SMP sekarang,
lamanya pendidikan 3 tahun, bila lulus mendapatkan sertifikat
diploma A)
• Pada tahun 1940 sekolah perawat jiwa atau SPJ mulai di buka
di bogor, lulusannya mulai mendapat sertifikat diploma B.
• Pada tahun 1942 – 1945
• Waktu zaman penjajahan jepang pendidikan perawatpun
mengalami perubahan, yaitu dengan mengikuti pola
pendidikan jepang.
Periode tahun 1945-1950
• Merupakan masa peralihan karena terjadi perang
kemerdekaann program pendidikan perawat jadi tidak
menentu .
Periode tahun 1950 – 1961
• Pada tahu 1950 konsultan pertama datang keindonesia
untuk mempersiapkan program Post Graduate
School(guru perawat) di bandung.
• Pada tahun 1952 sekolah pengatur rawat atau SPR
mulai di buka di rumah sakit Rantja Badak Bandung.
Mulai tahun 1962 di buka pendidikan tinggi keperawatan
yaitu akper DepKes. Dan akper Santo Carolus di
jakarta, akper Depkes di bandung, dll .
• Pada tahun 1945 mulai di buka Program Study Ilmu
Keperawatan (PSIK) fakultas kedokteran universitas indonesia
di jakarta, yang melaksanakan dua program A menerima
mahasiswa dari SLTA dan program B menerima mahasiswa
dari lulusan Akper.
• Pada tahun 1975 merupakan sejarah pentig untuk pendidikan
keperawatan, pusat pendidikan dan latihan Depkes
(PUSDIKLAT) . Menetapkan kebijaksanaan dari 24 macam
kategori ketenagaan keperawatan menjadi 2 macam tenaga
keperawatan tingkat dasar (Perawat Kesehatan). Dan akper /
D3 keperawatan dan S1 keperawatan.
Pendidikan Keperawatan
Sekolah Perawat Kesehatan
Dari beberapa jenis jenjang pendidikan keperawatan, Sekolah
PerawatKesehatan (SPK) merupakan institusi yang telah
menyumbang tenaga keperawatan dalam jumlah paling besar.
Ini karena mayoritas pendidikankeperawatan di Indonesia
pada saat didirikan adalah SPK. SPK sebelumnyabernama SPR
(Sekolah Pengatur Rawat) yang mulai dirintis pada tahun
1960. pada tahun 1960mulai dikembangkan Sekolah Perawat
Kesehatan (SPR) dengan latar belakangpendidikan SMP yang
sekarang ini bernama SPK (Jahmono, 1993). Tujuanpendidikan
SPK adalah meluluskan perawat kesehatan yng mampu
sebagaipelaksana maupun pengelola keperawatan. Lama
pendidikan dirancang tigatahun
Pola Pendidikan Keperawatan antara lain :
• Pendidian Keperawata Tingkat Dasar (SPK) dilaksanakan
melalui program kependidikan tiga tahun,menerima lulusan
dari SMP.
• Pendidikan Lanjutan setelah SPK yaitu Program Pendidikan
Bidan dan Sekolah Perawat Kesehatan Spesialis Jiwa (SPKSJ)
• Pendidikan lanjutan setelah SGP dapat mengikuti pendidikan
ke Akper byang melaksanakan program D3
Keperawatan,Keguruan lama,Pendidikan 2 taun lulusan ini di
siapkan untuk menjadi guru perawat.
• Pendidika Akper di konversi menjadi D3 Keperawatan
menerima Mahasiswa lulusan SMTA melalui sipenmaru
dengan pendidikan selama 3 tahun
• Pendidikan tinggi bidang keperawata dapat diikuti melalui
program studi ilmu keperawatan FKUI yang mempunyai dua
program.
Program Diploma Tiga Keperawatan
Program inipertama-tama diselenggarakan pada tahun
1960-an, yaitu dengan berdirinyaAkper Bandung.
Persyaratan peserta adalah lulusan SMU atau
lulusanSPR/SPK yang sudah bekerja. Tahun demi tahun
pendirian Akper semakin berkembang dan untuk saat ini
institusi pendidikan ini dapat ditemukan disetiap
provinsi.Seperti halnya SPK, secara administrative program
diploma tiga dibawahkoordinasi Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan, Departemen Kesehatan. Padabeberapa tahun
lalu, kurikulum program diploma tiga adalah kurikulum
intiyang disusun oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, kurikulum yangdisusun telah dikembangkan
dengan
Community Oriented Nursing Education atau pendidikan
keperawatan yang berorientasi kepada masyarakat
Program S1 dan Pendidikan Keperawatan Lebih Tinggi

Pada jenjang pendidikan ini, menghasilkan perawat generalis,


terdapat dua tahap program, yaitu tahap program akademik
yang pada akhir pendidikan mendapatgelar akademik Sarjana
Keperawatan (S.Kp.) dan tahap program keprofesian yang pada
akhir pendidikan mendapat sebutan profesi “Ners”
(Ns).Penyelenggaraan program sarjana keperawatan pada
awalnya merupakan perwujudan dari Peraturan Pemerintah No.
27/1991, SK Mendikbud No.0211/V/1982 dan 0212/U/1982
serta Direktorat Pendidikan Tinggi No.048/DJ/Kep/1982, yang
menyatakan tentang Pendidikan Tinggi.Penyelenggaraan ini juga
sesuai dengan hasil salah satu lokakarya nasional,yaitu di bulan
Januari 1983 yang menghasilkan consensus nasional tentang
perawat sebagai profesi, sehingga tenaga keperawatan harus
disiapkan melalui pendidikan tinggi.Untuk saat ini beberapa
universitas dan juga Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan telah
Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan

Pendidikan keperawatan berkelanjutan pada prinsipnya


tidak selalu harus ditempuh dengan pendidikan formal,
tetapi dapat pula ditempuh dengan mengikuti kursus
jangka pendek atau pelatihan yang diselenggarakan oleh
institusi pendidikan tinggi atau belajar mandiri/informal
dengan mengikuti berbagai kesempatan yang diberikan
oleh organisasi profesi atau badan lainyang
berwenang.Dalam SK Menkes No. 674/Menkes/SK/IV/2000
tanggal 14 April 2000tentang registrasi dan praktik
keperawatan, dinyatakan dengan jelas bahwasetiap
perawat diwajibkan selalu meningkatkan kemampuan
keilmuwandan/keterampilan bidang keperawatan melalui
pendidikan dan/atau pelatihan;baik diselenggarakan oleh
pemerintah maupun organisai profesi
HAKEKAT PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
1.Pelaksanaan tiga fungsi pokok perguruan tinggi
a. Fungsi Pendidikan
Pendidikan tinggi keperawatan menyelenggarakan prosese pembelajaran melalui sistem
belajar aktif dan mandiri. Pengalaman belajar dirancang untuk mencapai kemampuan
akademis atau profesional dalam bidang keperawatan,selain itu dapat menjadi pusat
pengembangan IPTEK Keperawatan serta masyarakat berpendidikan yang gemar belajar.
b.fungsi penelitian
pendidikan tinggi keperawatan dapat melakukan penelitian, pengumpulan dan pengolahan
informasi yang sesuai dengan keahlian di bidang keperawatan dan dapat berperan sebagai
pusat informasi ilmiah keperawatan maupun pusat sumber daya keperawatan.
c. fungsi pengabdian masyarakat
Fungsi ini dapat dilakukan melalui penerapan berbagai IPTEK keperawatan kepada tatanan
nyata di masyarakat misalnya pelayanan keperawatan. Pemberian edukasi keperawatan,
konseling keperawatan.

Selain tiga fungsi utama tersebut di atas, pendidikan tinggi keperawatan bertanggung jawab
dalam mengembangkn budaya prilaku intelektual, menciptakan suasana akademis yang
kondusif, menanamkan rasa disiplin, tanggung jawab, dan motivasi adanya hasil yang terbaik.
 
Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan
1. Membina sikap pandangan dan kemampuan
professionalPendidikan tinggi keperawatan sangat berperan
dalam membina sikap,pandangan dan kemampuan
professional, lulusannya.
2. Meningkatkan mutu pelayanan/ askep dan
kesehatanPendidikan keperawatan menghasilkan perawat
yang bersikap professionalmencakup keterampilan
intelektual, interpersonal, dan tekhnikal,
mampumempertanggungjawabkan secara legal, keputusan
dan tindakan yang dilakukansesuai dengan standar dan kode
etik profesi, serta dapat menjadi contoh peranbagi perawat
lain.
3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan
iptek keperawatan melalui keperawatan Kerja sama yang
terjalin dengan baik antara institusi pendidikan
dan pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi
IPTEK, termasuk teridentifikasinya masalah kesehatan.
4. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi
profesi Pendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi
perkembangan kehidupan organisasi keperawatan
untuk lebih professional.
Program pendidikan D III Keperawatan
sebagai pendidikan vokasional
program pendidikan ini akan menghasilkan perawat
Vokasional (ahli madya keperawatan) yang dikembangkan
dengan landasan keilmuan dan keprofesian serta diharapkan
memiliki tingkah laku dan kemampuan professional serta
akuntabel dalam melaksanakan asuhan keperawatan dasar
secara mandiri dibawa sepervisi. Mereka diharapkan
mempunyai kemampuan mengelolah praktek keperawatan
yang sesuai dangan kebutuhan klien. Beban studi program
diploma tiga sekurang-kurangnya 110 sks dan sebanyak-
banyaknya 120 sks yang dijadwalkan untuk 6 semester &
dapat ditempuh dalam waktu sekurang-kurangnya 6
semester(3 tahun) program diploma III diarahkan pada
lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja yang
bersifat rutin maupun yang belum akrab dengan sifat-sifat
maupun kontekstualnya
Program pendidikan sarjana keperawatan

Program pendidikan ners ini menghasilkan sarjana


keperawatan dan professional (Ns= first professional
degree) dengan sikap, tingkah laku, dan
kemampuanprofessional, serta akuntabel untuk
melaksanakan asuhan keperawatan dasarsampai dengan
tingkat kerumitan tertentu secara mandiri. Mereka
dituntutuntuk memiliki kemampuan dalam meningkatkan
mutu pelayanan denganmemanfaatkan IPTEK
keperawatan yang maju secara tepat guna,
sertakemampuan melaksanakan riset keperawatan dasar
dan penerapan yangsederhana.
Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144sks
dan sebanyak-banyaknya 160 sks yang dijadwalkan untuk
8semester & dapat ditempuh dalam waktu sekurang-
kurangnya 14 semester setelah pendidikan menengah.
Fungsi Pendidikan Keperawatan
• Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan
kompetensi, kurikulum pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil
belajar, fasilitas sumber daya pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.
• Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme penilaian
akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.
• Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan, pengembangan ilmu
pengetahuan ilmu keperawatan, mengembangangkan teknologi
keperawatan, meningkatkan mutu, dan memperluas jangkauan pelayanan
• Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan jenjang
pelayanan kepada masyarakat, serta membangun model
pelayanan/asuhan keperawatan
• Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina
kemampuan masyarakat mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi.
• Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan professional
• Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang
memerlukan.
Wewenang dan tanggung jawab
lulusan D III keperawatan
Kewenangan utama lulusan ners:
• Care provider: Menerapkan keterampilan berfikir kritis dan
pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan
keputusan keperawatan dalam konteks pemberian askep yang
komprehensif dan holistik berlandaskan aspek etik dan legal.
• Community leader: Mampu menjalankan kepemimpinan di berbagai
komunitas, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial.
• Educator: Mampu mendidik pasien dan keluarga yang menjadi
tanggung jawabnya
• Manager: Mampu mengaplikasikan  kepemimpinan dan  manajemen 
keperawatan dalam asuhan klien
• Researcher: Mampu melakukan penelitian sederhana keperawatan
 dengan cara menumbuhkan kuriositas, mencari jawaban terhadap
fenomena klien, menerapkan hasil kajian dalam rangka membantu 
mewujudkan Evidence Based Nursing Practice (EBNP).
 
 
b. Setelah lulus para lulusan program ners akan mempunyai kompetensi dan kewenangan
dalam:

1.     Memberikan asuhan keperawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya.


2.      Melakukan asuhan dan layanan keperawatan di komunitas.
3.      Mendidik orang lain.
4.      Melakukan riset sederhana secara mandiri dan / atau berkelompok.
5.      Mengelola layanan keperawatan.
6.      Melakukan kerjasama kemitraan dan berpartisipasi aktif sebagai anggota tim kesehatan.
7.      Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai
8.      Sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik.
9.      Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten.
10.  Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien.
11.  Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya.
12.  Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan SOP.
13.  Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien.
14.  Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan.
15.  Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang
kesehatan
16.  Mampu mengkolaborasiakan pelayanan keperawatan.
17.  Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akuntabilitas asuhan
keperawatan yang diberikan.
18.  Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian
asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif.
Tanggung Jawab Lulusan Program Pendidikan Ners
a.  Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip ilmu perilaku,
ilmu sosial, ilmu biomedik dan ilmu keperawatan dalam
melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan
kepada individu, keluarga dan masyarakat.
b. Melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan dari
masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks
secara tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
implementasi dan evaluasi baik bersifat promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif, sesuai batas kewenangan,
tanggungjawab dan kemampuannya serta berlandaskan etika
profesi keperawatan
KASUS
• Ada seorang lulusan dari sarjana keperawatan melamar
pekerjaan di rumah sakit dengan di tempatkan di bagian
perawat vokasional yang gajinya sama dengan perawat
vokasional , sebelumnya di terima bekerja di Rumah Sakit
,sarjana keperawatan di test terlebih dahulu oleh dokter untuk
memasang infuse di pembuluh darah vena tetapi dia
melakukan kesalahan,yaitu menyuntik di bagian pembuluh
darah arteri sehingga pasien harus disuntik berulang-ulang.
Akhirnya Sarjana keperawatan itu tidak diterima bekerja di
Rumah Sakit dikarenakan melakukan kesalahan dalam
pemasangan infuse.
PENYELESAIAN

Seharusnya pihak rumah sakit harus tau bahwa yang dibutuhkan


tenaga medis itu yang mempunyai skill sesuai yang dibutuhkan
Rumah Sakit, dalam hal ini tenaga medis yang berperan adalah
Perawat Vokasional .
Sehingga Rumah Sakit tidak perlu menyeleksi tenaga medis dari
Sarjana Keperawatan karena tidak sesuai dengan kebutuhan Rumah
Sakit.
Selain itu, dalam sebuah manajemen organisasi Rumah Sakit harus
jelas dalam menempatkan lulusan-lulusan Sarjana atau Diploma
dengan kemampuan yang telah dibekali .
Untuk itu peran yang sangat penting adalah penegasan dari masing-
masing struktur Organisasi mengenai penempatan tugas.
wassalamualikum

Anda mungkin juga menyukai