BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Seksualitas di defenisikan sebagai
kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa
pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual. Karena itu pengertian dari
seksualitas merupakan sesuatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan
kegiatan fisik hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek yang sering di bicarakan dari bagian
personalitas total manusia, dan berkembang terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-
elemen yang terkait dengan keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk
elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan ciri seks sekundernya
dipandang dari aspek biologis. Elemen sosiokultural, yang terkait dengan pandangan masyarakat akibat
pengaruh kultur terhadap peran dan kegiatan seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen
yang terakhir adalah elemen perkembangan psikososial laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan
berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari aspek
psikososial. Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu
berdasarkan gendernya.
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin
yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang
sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis
berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan
memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual . Seksualitas dari dimensi
psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran
atau jenis.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana definisi tantang seksualitas
C. Tujuan Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN SEKSUALITAS
1. Aspek Biologis, aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anatomi dan fisiologi dari
sistem reproduksi(seksual), kemampuan organ seks,adanya hormonal serta sistem saraf yang brfungsi
atau berhubungan dengan kebutuhan seksual.
2. Aspek psikologis, aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin,sebuah perasaan
dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang gambaran seksual atau bentuk
konsep diri yang lain.
3. Aspek Sosial Budaya, aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku
dimasyarakat.
B. PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
Seksualitas mengalami perubahan sejalan dengan individu yang terus bertumbuh dan
berkembang.Setiap tahap perkembangan memberikan perubahan pada fungsi dan peran seksual dalam
hubungan.Perkembangan seksual diawali dari infantil dan masa kanak-kanak awal,usia
sekolah,pubertas/masa remaja, masa dewasa muda,masa dewasa menengah,masa lansia.
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang. Berkembangnya organ seksual
mampu merespons rangsangan, seperti adanya ereksi penis pada laki – laki dan adanya pelumas vagina
pada wanita. Perilaku ini terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang. Menurut
sigmund freud, thap perkembangan psikosekseksual pada masa ini adalah :
1. Tahap oral
Terjadi pada tahun 0-1 tahun. Kepuasan, kesenangan dan kenikmatan dapat dicapai dengan cara
menghisap, menggigit mengunyah, atau bersuara. Anak memilii ketergantungan sangat tinggi dan selalu
minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada masa ini adalah masalah
menyapih dan makan.
2. Tahap anal
Terjadi pada tahun 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini terjadi pada saat pengeluaran feses. Anak mulai
menunjukan kelakuannya, sikap sangat narsistik ( cinta terhadap diri sendiri ), dan egois. Anak juga mulai
mempelajari struktur tubuhnya. Pada saat ini anak sudah dapat dilatih dalam hal kebersihan.
sejak lahir anak-anak dirawat secara berbeda sesuai dengan gendernya.Tiga tahun pertama
kehidupan.Tiga tahun pertama kehidupan merupakan masa penting dalam perkembangan identitas
gender. Seorang anak memihak pada orang tua yang memiliki gender yang sama dan membangun
sebuah hubungan yang berisi puji-pujian dengan orang tua yang berlainan gender.Anak-anak menyadari
akan perbedaan antara jenis kelamin, mulai merasa bahwa mereka adalah pria dan wanita, dan
menginterprestasikan perilaku orang lain sebagai perilaku yang sesuai untuk seorang pria dan wanita.
c. Usia Sekolah
selama usia sekolah,orang tua,guru-guru, dan kelompok teman sebaya berperan sebagai model peran
dan mengajarkan tentang bagaimana pria dan wanita bertindak dan berhubungan dengan setiap orang.
Anak-anak usia sekolah biasanya mempunyai pertanyaan tentang aspek fisik dan emosional yang
berkaitan dengan seksual. Mereka memerlukan informasi yang akurat dari rumah dan sekolah tentang
perubahan pada tubuh dan emosi mereka selama periode ini dan apa yang diharapkan saat mereka
berpindah ke tahap pubertas.Pengetahuan tentang emosi yang normal danperubahan fisik yang
berhubungan dengan pubertas akan mengurangi kecemasan selama perubahan tersebut mulai terjadi.
Menstruasi atau mimpi basah terkadang sangat menakutkan bagi anak-anak yang kurang informasi,dan
beberapa mengagapnya sebagai tanda dari suatu penyakit yang sangat menakutkan.
d. Pubertas/Masa Remaja
Perubahan emosional selama pubertas dan masa remaja sama dramatisnya dengan perubahan fisik.
Remaja bekerja dalam sebuah kelompok teman sebaya yang sangat kuat,dengan kecemasan yang selalu
ada.Remaja menghadapi banyak keputusan dan memerlukan banyak informasi yang akurat mengenai
topik-topik seperti perubahan tubuh, aktivitas seksual, respons emosi terhadap hubungan intim
seksual,PMS, 1kontrasepsi dan kehamilan.
Di Amerika Serikat,dilaporkan bahwa kira-kira 47% dari siswa sma telah melakukan hubungan
melakukan intim seksual minimal satu kali.Salah satu alasan mengapa mereka melakukan hubungan
intim seksual membantu mereka mencapai tujuan keintiman,status sosial, dan kesenangan. Banyak
remaja yang melakukan hubungan seks tidak melindungi diri mereka dari kehamilan atau PMS. Dinamika
risiko hubungan seks tidak sepenuhnya dimengerti tapi beberapa penelitian telah mendapatkan
hubungan antara pemakaian obat/alkohol,pelecehan seksual,dan hubungan seksual yang tidak
aman.Remaja cenderung berpikir bahwa mereka tidak terkalahkan dan percaya bahwa kehamilan yang
tidak diingankan PMS,dan hasil negatif lainya dari perilaku seks tidak akan terjadi pada mereka.Orang
tua harus memahami pentingnya memberikan informasi faktual,membagi nilai-nilai yang mereka punyai
dan meningkatkan ketrampilan membuat keputusan yang tegas.
Masa remaja merupakan masa di mana individu menggali orientasi seksual primer mereka.Kebanyakan
remaja akan mengalami minimal satu pengalaman homoseksual dengan seseorang atau dalam sebuah
kelompok.Remaja biasanya merasa takut pengalaman tersebut akan menentukan seksualitasnya
totalnya sebagai homoseksual. Hal ini tidak benar. Banyak individu yang melanjutka orientasi seksual
mereka sebagai menakutkan dan mereka sebagai homoseksual dengan jelas.Hal ini menakutkan dan
membingungkan bagi seorang remaja.Dukungan untuk identitas seksual remaja dari penasihat
sekolah,pendeta,keluarga,perawat, dan profesi kesehatan lainnya penting selama periode ini.
Meskipun individu dewasa muda telah memiliki kematangan secara fisik,mereka harus terus menggali
dan mematangkan hubungan secara emosional.Keintiman dan seksualitas merupakan bagi semua
individu dewasa muda ,apakah mereka melakukan hubungan seks tetap memilih hidup sendiri,menjadi
homoseksual,atau menjadi janda.Individu sehat secara seksual dalam berbagai cara.Aktivitas seksual
sering didefinisikan sebagai dasa kebutuhan,dan keinginan sepanjang kehidupan.
Sebagai individu yang aktif secara seksual yang membangun hubungan intim,mereka mempelajari teknik
stimulasi yang dapat memuaskan diri sendiri dan pasangan seksual mereka.beberapa individu dewasa
memerlukan izin atau penegasan bahwa cara alternatif untuk mengungkapkan seks selain hubungan
penis dan vagina adalah normal.Individu lain membutuhkan edukasi dan terapi yang signifikan untuk
mencapai hubungan seksual yang memuaskan danbermutu. Individu dewasa muda,terutama mereka
dengan status sosial ekonomi yang rendah,memiliki risiko tinggi mengalami PMS.
Perubahan dalam penampilan fisik pada masa dewasa menengah terkadang menimbulkan masalah
dalam ketertarikan seksual.Selain itu perubahan fisik aktual berhubungan dengan proses penuaan
memengaruhi fungsi seksual. Penurunan kadar estrogen pada wanita perimenopause menyebabkan
kurangnya lubrikasi dan elastisitasvagina.Kedua perubahan ini sering menyebabkan dispareunia atau
rasa nyeri selama berhubungan seks.Penurunan kadar estrogen juga menyebabkan menurunnya
keinginan untuk melakukan aktivitas seksual. Pada pria,mereka cenderung mengalami perubahan
seperti peningkatan periode refrakter pasca ejakulasi dan penundaan ejakulasi.Untuk mengurangi
masalah dalam fungsi seksual, petunjuk antisipasi terhadap perubahan normal ini,menggunakan cairan
lubrikasi vagina dan menciptakan waktu untuk bercumbu dan kelembutan dapat diterapkan.Beberapa
individu dewasa juga memerlukan penyesuaian diri terhadap dampak penyakit kronis,obat-obatan ,rasa
sakit,nyeri dan masalah kesehatan lainya yang terkait dengan seksualitas.
Pada usia dewasa beberapa individu harus menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan emosi yang
terjadi karena anak-anak yang keluar dari rumah. Kondisi ini dapat memberikan waktu untuk
memperbaharui keintiman antar-pasangan saat pasangan menyadari bahwa mereka tidak saling peduli
atau mempunyai perasaan yang sudah biasa-biasa saja.Pada kasus lain,waktu dimana anak-anak
meninggalkan rumah biasanya menciptakan suatu perubahan dalam hubungan intim.
g. Masa Lansia
Perubahan yang terjadi pada tahap ini pada wanita di antaranya adalah atropi pada vagina dan jaringan
payudara,penurunan cairan vagina,dan penurunan intensitas orgasme pada wanita ,sedangkan pada
pria akan mengalami penurunan produksi sperma,berkurangnya intensitas orgasme terlambatnya
pencapaian ereksi dan pembesaran kelenjar prostat.
Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur
kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku
manusia yang kompleks.
a. Id
Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya
sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi
psikis, sehingga komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha
untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas
langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan. Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar
atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. id ini sangat penting awal dalam
hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia
akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi. Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu
realistis atau bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin
menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan
keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima.
Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan
melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai
cara untuk memuaskan kebutuhan.
b. Ego
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut
Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara
yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego
bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara
yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan
sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id
itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan
perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
Ego juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses
sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran
mental yang diciptakan oleh proses primer id’s.
c. Superego
Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek
kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari
kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk
membuat penilaian.
Yang ideal ego mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang
disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan
kebanggaan, nilai dan prestasi.
Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat.
Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan
penyesalan. Superego bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja
untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat
tindakan ego atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip realistis. Superego hadir dalam sadar,
prasadar dan tidak sadar.
Menurut Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego, dan superego.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi gangguan dalam fungsi seksual,di antaranya:
2. Gangguan struktur dan fungi tubuh, seperti adanya trauma,obat, kehamilan,atau abnormalitas
anatomi genitalia
Secara umum bentuk-bentuk gangguan seksual manusia dikelompokan atas tiga bagian,yaitu:
3. Parafilia
Adalah ketidakpuasan terhadap jenis kelamn biologis sendiri dan ketidakpuasan psikologis atau
perasaan diri sebenarnya memiliki jenis kelamin yang berlawanan dengan realitas (gangguan sense
identity) pada seks biologisnya.
Gangguan tidak secara spesifik bersifat seksual tetapi berupa sense identitas seseorang sebagai laki-laki
atau perempuan
Gender fisik tidak konsisten.Esensi maskulin atau feminimnya seseorang tertanam pada perasaan
pribadi yang sangat mendalam pada diri seseorang
Tujuan utamanya bukan rangsangan seksual, namun lebih berupa keinginan untuk menjalani kehidupan
lawan jenisnya
1) Transvestite fetishism (fetisisme transvestisme) adalah rngsangan seksual dengan prefensi lawan
jenisnya untuk mendapatkan kepuasaan seks dengan menggunakan cross-dressing(pakaian lawan jenis)
2) Male to female adalah laki-laki yang memiliki identitas gender feminim, tertarik secara seksual
perempuan dan membuat teknik rangsangan seks bersifat homoseksual. Merupakan suatu keinginan
pria untuk menjadi perempuan
3) Female to male adalah perempuan yang memiliki identitas gender maskulin,dan tertarik secara
seksual laki-laki dan membuat rangsangan seks bersifat lesbian.Merupakan suatu keinginan seorang
wanita untuk menjadi laki-laki
4) Intersexed individual (hermafrodit) adalah seseorang yang lahirdengan alat kelamin yang tidak jelas
atau adanya abnormal hormonaln dan abnormal fisik lainya
Adalah gangguan seksual dimana seseorang mengalami gangguan atau kesulitan untuk berfungsi secara
adekuat selama berhubungan seks.
1) Gangguan nafsu seksual hipoaktif yaitu jenis disfungsi seksual yang ditandai dengan kurang adanya
minat melakukan hubungan seksual dalam kurun waktu yang berulang-ulang sebagai akibat distres yang
signifikan atau kesulitan dalam hubungan interpersonal
2) Gangguan aversi seksual adalah jenis disfungsi seksual yang ditandai dengan perasaan tidak suka yang
persisten dan ekstrem terhadap hubungan seksual sebagai akibat kecemasan yang memicu kepanikan
dalam kontak seksual sehingga timbul rasa muak dalam hubungan seks
3) Gangguan rangsangan seksual adalah jenis disfungsi seksual yang ditandai dengan adanya gangguan
ereksi atau impotensi dan gangguan frigiditas, pada pria disebut gangguan ereksi sedangkan pada
wanita lubrikasi vagina
4) Gangguan orgasme seksual pada pria disebut sebagai ejakulasi sedangkan pada wanita disebut
hambatan orgasme
Ø Unsur sama-sama suka sehingga Para penderita memperoleh ketrampilan objek seksual menurut
stimulus yang diterima dari orang dewasa pada masa kanak-kanak
Ø Fantasi seks masa kanak-kanak yang selalu diperkuat dengan kegiatan masturbasi dan dorongan seks
ekstrem kuat yang dikombinasi berpikir yang abnormal
1) Fatisme adalah dorongan ,fantasi dan perilaku seks yang melibatkan benda-benda mati dan tidak
lazim
2) Voyeurisme adalah dorongan fantasi dan perilaku seks muncul dengan cara mengintip orang lain
melakukan hubungan seks
3) Pedofilia adalah fantasi dorongan dan perilaku seksual terangsang melalui hubungan seks dengan
anak-anak
4) Incest adalah fantasi dorongan dan perilaku seksul yang terangsang terhadap sesama anggota
keluarga
Masalah keperawatan yang terjadi pada kebutuhan seksual adalah pola seksual dan perubahan disfungsi
seksual. Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisi seorang individu mengalami atau berisiko
mengalami perubahan kesehatan seksual,sedangkan kesehatan seksual sendiri adalah integrasi dari
aspek somatis,emosional,intelektual,dan sosial dari keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa
cinta,komunikasi dan kepribadian.Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seorang mengalami atau
berisiko mengalami perubahan fungsi sosial yang negatif,yang dipandang sebagai tidak berharga dan
tidak memadainya fungsi seksual.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari
· Mengkaji adanya perilaku resko tinggi, menggunakan praktek sek yang aman dan kontrasepsi
· Mengkaji kondisi medis dan obat obatan yang dapat mempengaruhi fungsi seksual
B. Diagnosis keperawatan
v Perubahan pascapartum
v Pengalaman traumatik
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah penentuan tujuan dan masalah yang hendak diatasi ,dengan
tujuan agar pasien mampu mempertahankan atau menolong individu untuk mencapai integritas seksual
serta dapat mengembangkan kesadaran diri terhadap sikap ,keyakinan dan pengetahuan tentang
seksual,memahami berbagai informasi dan pendidikan seksual yang akurat, mampu mengidentifikasi
masalah seksual, dan meningkatkan body image serta harga diri pasien.Kemudian,rencana dan
intervensi yang dapat dilakukan adalah:
h. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah seksual secara umum dapat dinilai dari kemampuan untuk melakukan
hubungan seksual,percaya diri akan adanya kepuasan hubungan seksual,dan mampu mengekspresikan
perasaan tentang kebutuhan seksual, mampu meningkatkan fungsi peran serta konsep diri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seksualitas merupakan bagian dari kepribadian seseorang secara menyeluruh. Seksualitas lebih dari
sekadar aktivitas fisik, melainkan perasaan kewanitaan dan kelakian baik secara
biologis,sosiologis,psikologis,spiritual dan dimensi budaya dari setiap individu Menurut world Health
Organization kesehatan seksual adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik,emosional,mental,dan sosial
yang berhubungan dengan seksualitas tidak hanya sekadar bebas dari penyakit,disfungsi,atau
kelemahan Tinjauan seksualitas terdapat 3 aspek yaitu biologis, psikologis dan sosial budaya.
Perkembangan seksualitas dimulai sejak Infantil dan Masa Kanak-kanak Awal, Usia Sekolah,
Pubertas/Masa Remaja, Masa Dewasa Muda,Masa Dewasa Menengah, Masa Lansia Struktur
Kepribadian Id, Ego dan Superego Sigmund Freud
a. Id
b. Ego
c. Superego
Secara umum bentuk-bentuk gangguan seksual manusia dikelompokan atas tiga bagian,yaitu:
c. Parafilia
a. Pengkajian Keperawatan
b. Diagnosis keperawatan
d. Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Herri Zan Pieter dan Namora Lumonggo Lubis.2010.Pengantar Psikologi dalam Keperawatan.Prenada
Media:Jakarta.
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
Share to Pinterest
Reply
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang asli ^^
* Deposit dan Withdraw 24 jam Non stop ( Kecuali Bank offline / gangguan )
Contact Us
Website : SahabatQQ
WA 1 : +85515769793
WA 2 : +855972076840
LINE : SAHABATQQ
TWITTER : SahabatQQ
Daftar SahabatQQ
Reply
Makalah halusinasi
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI A. DEFINISI Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa
adanya rangsangan (stimulus) misaln...
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Pengertian Stroke adalah suatu kondisi dimana terjadi
gangguan pada akt...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
Seksualitas di defenisikan seba...
Blog Archive
► 2019 (5)
► 2018 (18)
▼ 2016 (10)
► November (1)
▼ October (9)
Makalah Difteri
My photo
mahasiswakeperawatan
Blog Archive
Labels
Askep Dalam
Keperawatan Anak
Maternitas
Report Abuse
gplus
rss
email
youtube
Popular Posts
Gizi kurang A. Pengertian Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan...
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Pengertian Stroke adalah suatu kondisi dimana terjadi
gangguan pada akt...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
Seksualitas di defenisikan seba...
Home
Total Pageviews
0 45
1 64
2 72
3 35
4 42
5 68
6 52
7 68
8 95
9 51
10 59
11 51
12 65
13 65
14 88
15 60
16 75
17 39
18 31
19 72
20 48
21 89
22 90
23 79
24 90
25 81
26 65
27 72
28 75
29 4
62,825