Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hematologi adalah Cabang ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah
dan penyakitnya.

Sistem hematologi tersusun atas :

- Darah
- Tempat produksi darah, termasuk sumsum tulang dan nodus limfa.

Fungsi darah

1. Sebagai pembawa zat zat makanan dari sistem pencernaan ke seluruh sel
tubuh.
2. Mengangkut oksigen dari paru paru ke seluruh tubuh.
3. Mengangkut sisa sisa metabolisme ( misalnya: CO2) dari seluruh tubuh ke
organ organ ekskresi ( misalnya : paru paru ).
4. Mengangkut hiormon dari kelenjar hormon ke organ sasaran.
5. Mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme / zat asing lainnya,
yang di jalankan oleh sel sel darah putih ( leukosit ).
6. Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
7. Memelihara suhu tubuh.

Komponen darah

1. Plasma darah
2. Sel darah
a.Sel darah merah
b.Sel darah putih
c.Keping darah / trombosit

A. Rumusan Masalah
1.Apa itu Sistem Hematologi?
2.Apa Itu Dbd?
3.Bagaimana Patofisiologi Anemia?
4.Apa itu penyakit Leukimia?
5.Bagaimana Cara Membuat Askep?
6.Apa Trend dan issu dari berbagai penyakit tersebut?
2

BAB II

PEMBAHASAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI

A. Anatomi fisiologi Sistem Hematologi

Hematologi

 Cabang ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya.
 Sistem hematologi tersusun atas :
- Darah
- Tempat produksi darah, termasuk sumsum tulang dan nodus limfa.

Fungsi darah

1. Sebagai pembawa zat zat makanan dari sistem pencernaan ke seluruh sel tubuh.
2. Mengangkut oksigen dari paru paru ke seluruh tubuh.
3. Mengangkut sisa sisa metabolisme ( misalnya: CO2) dari seluruh tubuh ke organ
organ ekskresi ( misalnya : paru paru ).
4. Mengangkut hiormon dari kelenjar hormon ke organ sasaran.
5. Mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme / zat asing lainnya, yang di
jalankan oleh sel sel darah putih ( leukosit ).
6. Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
7. Memelihara suhu tubuh.

Komponen darah

1. Plasma darah
2. Sel darah :
a. Sel darah merah
b. Sel darah putih
c. Keping darah / trombosit
3

1. Plasma darah
Fungsi plasma darah:
1. Sebagai pelarut bahan bahan kimia.
2. Membawa mineral mineral terlarut, seperti glukosa,asam amino,vitamin, CO2,
dan bahan bungan lainnya.
3. Menyebarkan panas dari organ yang lebih hangat ke organ yang lebih dingin.
4. Menjaga keseimbngan cairan di dalam sel dan cairan di luar sel.

Plasma darah mengandung protein protein penting seperti fibrinogen ( pembekuan


darah ), globulin ( pertahanan tubuh ), albumin ( membantu aliran darah dan mengatur
tekanan osmosis darah ), dan lipoprotein.

2. Sel darah ( Eritrosit )

Anatomi:
1. Berbentuk cakram bikonkaf
2. Bersifat elastis
3. Tidak memiliki inti
4. Diameter 8um
5. Umur eritrosit kurang kebih 120 hari.

Fisiologi:

Mengangkut O2 dari paru paru untuk di edarkan ke seluruh tubuh.

Fungsi sel darah merah :

1. Oksigen disini berfungsi untuk mengangkut oksigen melalui alat alat


pernafasan yang berada di paru paru untuk di bawa ke jaringan lain dan juga
untuk di edarkan ke dalam sel sel tubuh lainnya.
2. Karbondioksida peran utamanya dalam sel darah merah adalah untuk
menghilangkan karbondioksida dari dalam sel sel plasma darah dan selain itu
juga berperan untuk menyu,bangkan sejumlah kecil penghapusan pada
karbondioksida.

Komponen Sel Darah Merah

 Membram eritrosit
 Enzim G6PD
 Hemaglobin
4

Nilai normal HB :
 Pria : 13 – 16 g%
 Wanita : 12 – 14 g%
 Anak (6 – 12) : 11,5 – 15,5 gr%

Jumlah normal eritrosit :

Pria : 4,5 juta – 5,5 juta / mm2

Wanita : 4 juta – 5 juta / mm2

a. Sel darah merah (eritropoiesis)

Eritropoiesis adalah : proses pembuatan eritrosit,pada janin dan bayi proses ini
berlangsung di limfadan sumsum tulang, tetapi pada orang dewasa terbatas hanya
pada sumsum tulang.

Mekanisme Eritrosit

 Sel darah bersal dari sel sistem hemopoitik pluripoten yang berada pada sumsum
tulang akan membentuk bermacam macam sel darah tepi, membentuk sel sistem
commited. Sel ini akan menghasilkan unit pembentuk koloni eritrosit ( CFU – E )
dan unit granulosit dan monosit ( CFU – GM ), CFU – E membentuk banyak sel
proeritoblas sesuai dengan ransangan . proeritoblas akan membelah berkali kali,
bnyak sel darah merah matur yaitu basofil eritoblas. Selanjutnya akan
berberdifernsiasi menjadi retikulosit dengan sel yang sudah din penuhi dengan
HB, retikulosit masih mengandung sedikit bahan basofilik,bahan basofilik ini
akan menghilang dalam waktu 1 -2 hari,lalu menjadi eritrosit matur.

Metabolisme Eritrosit

 Umur eritrosit adalah 120 hari


 Eritrosit mati – mengalami destruksi di limpa – hemoglobin – haem + globin.
 Haem – besi + porfirin,zat besi digunakan untuk membentuk eritrosit baru
 Porfirin – bilirubin – mewarnai urine ( urobilin ) dan feses ( sterkobiline)
 Tempat pembuatan sel eritrosit adalah : sumsum tulang, limpa dan hepar.

b.Sel darah putih ( Leukosit )

Fungsinya : untuk mempertahakan tubuh dari serangan mikroorganisme.

Macam macam leukosit :

1. Granuler :

a.eosinofil
5

b.basofil

c.neutrofil

2. Agranuler

a.limfosit

b.Monosit

Sel darah putih memiliki fungsi untuk melawan kuman yang masuk ke dalam
tubuh seseorang dengan cara memakannya. Sel darah putih dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu leukosit granulosit dan agranulosit yang dimana jika plasma
bergranula maka disebut dengan leukosit granulosit, namun bila plasmanya tidak
bergranuler maka disebut dengan agranulosit.

 Leukosit Bergranula (Granuler)


1. Neutrofil
 Nama lain sel polimorfonuklear ( Sel PMN )
 Anatomi:
a. Inti sel yang kadang kadang seperti terpisah
b. Protoplasmanya bnyak bintik bintik halus / glandul,bnyaknya 60%-50%.
c. Granula berisi enzim hidrolisis, berwarna ungu pucat.
 Fisiologi

Punya kemampuan fagositosis untuk memangsa dan menghancurkan bakteri seta sel
sel tubuh yang mati.

2. Eosinofil
 Anatomi :
a. Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan
sitoplasmanya lebih besar.
b. Bewarna merah terang jika diwarnai dengan eosin.
c. Banyaknya kira kira 24%
 Fisiologi :
- Membunuh parasit
- Membunuh sel sel kanker
- Berperan dalam reaksi alergi

3. Basofil
 Anatomi :
a. Sel ini kecil dari eusinofil
b. Mempunyai inti yang bentuknya teratur
c. Didalam protoplasmanya terdapat granula granula besar bewarna biru
6

 Fisiologi :
1. Berperan sebagai agen anti alergi
2.Menghasilkan heparin, suatu senyawa yang mencegah pembekuan darah di dalam
pembuluh darah
3.Menghasilkan histamin

 Leukosit tidak (bergranuler)


1. Limfosit
 Anatomi :

Bentuknya ada yang besar ada yang kecil, di dalam sitoplasma tidak terdapat glandula
dan intinya besar,banyaknya kira kira 20 – 15%

 Fisiologi :

1.Berperan dalam mempertahankan tubuh dengan cara membentuk suatu protein yang
disebut antibodi.

2.Membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.

Macam Macam Limfosit:

1.Sel B : membuat antibodi yang mengikat patogen dan menghancurkan.

2.Sel T :

a.CD4+ ( Pembantu ) : sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan, menahan bakteri


intraseluler.

b.CD8+ ( sitotoksik): membunuh sel yang terinfeksi virus.

3.Sel natural killer ( NK sel ): sel pembunuh alami dapat membunuh sel tubuh yang
tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi
menjadi sel kanker.

2.Monosit

 Dikenal sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah seta


masuk ke dalam jaringan.
 Anatomi:
1. Berkurang paling besar diantara sel drah putih lainnya.
2. Protoplasmanya lebar, warna biru abu abu mempunyai bintik bintik sedikit
kemerahan.
3. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.
7

Nilai normal hitung jenis leukosit :

 Basofil :0–1%
 Eosinofil : 2 – 4 %
 Batang :1 – 5 %
 Segmen : 51 – 67 %
 Limfosit : 20 – 30 %
 Monosit : 2 – 6 %
 Nilai normal leukosit : 5000 – 10.000/mm3

Produksi Sel Darah Putih

Penjelasannya ;

 Dimulai dari diferensiasi dini dari sel sistem hemopoietik pluripoten – berbagai tipe
sel sistem commited – membentuk eritrosit dan membentuk leukosit – pembentukan
leukosit terdapat 2 tipe – meielositik dan limfositik.
 Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang berupa mieloblas
– progranulocyte – granulocyte – eosinofil – basofil.
 Pembentukan leukosit tipe limfosik dimulai dengan sel muda yang berupa limfoblas –
agranulocyte – limfocyte .
 Monoblast – agranulocyte – monocyte

c. keping darah (trombosit)

 Anatomi :

1.Memiliki bentuk tidak teratur

2.Tidak memiliki inti sel

3.Berukuran sngat kecil, diameter 2 – 4um

 Fisiologi

Berperan dalam proses pembekuan darah

Nilai normalnya : 200.000 – 400.000/mm3

 Proses pembentukan trombosit


 Trombosit berasal dari sel mega kariosit yang pecah menjdi bagian kecil kecil yang di
sebut platelet atau trombosit.
 Megakariosit berasal dari sel mieloblast yang juga merupaka induk sel leukosit.
8

B.Demam Berdarah dengue (DBD)

 Pengertian

Demam dengue adalah disebarkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti


yang telah terinfeksi dengan virus.

 Penyebab

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang


ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti DHF(Dengue haemoragic fever)
atau demam berdarah dengue (DBD)

 Tanda dan Gejala


 Demam tinggi selama 5 – 7 hari
 Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
 Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
 Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
 Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
 Sakit kepala.
 Pembengkakan sekitar mata.
 Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
 Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

 Pemeriksaan Diagnostik
 Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun secara lisis demam
disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, lemah, nyeri
 Manifestasi perdarahan :
- Uji tourniquet positif
- Petekia, purpura, ekimosi
- Epistaksis, perdarahan gusi
- Hematemesis, melena.
 Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus.
 Dengan atau tanpa renjatan.
 Renjatan biasanya terjadi pada saat demam turun (hari ke-3 dan hari ke-7 sakit )
Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis buruk.
 Kenaikan nilai Hematokrit / Hemokonsentrasi
 Laboratorium

Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan hemokonsentrasi yanG dapat


dilihat dan meningginya nilai hematokrit sebanyak 20 % atau lebih dibandingkan nilai
hematokrit pada masa konvalesen.Juga dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari
ke-2 atau ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua kalinya leukopenia
timbul karena berkurangnyam limfosit pada saat peningkatan suhu pertama kali
9

 Komplikasi
 Perdarahan luas.
 Shock atau renjatan.
 Effuse pleura
 Penurunan kesadaran

 Penatalaksanaan
 Medik
1. Tirah baring atau istirahat baring.
2. Diet makan lunak.
3. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan
beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling
penting bagi penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan
cairan yang paling sering digunakan.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.

 Keperawatan
1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
- Observasi intik output
- Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap
3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2
liter per hari, beri kompres
- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
- Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi
productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

2. Resiko Perdarahan
- Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
- Catat banyak, warna dari perdarahan
- Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

3. Peningkatan suhu tubuh


- Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodic
- Beri minum banyak
- Berikan kompres

 Farmakologi dhf (dengue haemoragic fever)

Terapi farmakologi :
1.Belum ada obat yang spesifik untuk penyakit DHF.
10

2.Pengobatan DHF bersifat simptommatik dan supportif(mengatasi kehilangan


cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai
akibat pendarahan).
3.cairan pengganti(rekomendasi WHO):
-Cairan laktat ringer
-Cairan glukosa 5% dalam 0,9 % Nacl
- Cairan glukosa 5% dalam 0,45 % Nacl
- Cairan glukosa 5% dalam h laktat ringer
- Cairan glukosa 5% dalam 0,3 Nacl
4.Paracetamol sebagai obat penurun panas(demam).

 Terapi non farmakologi:


1.minum air putih 1 gelas setiap setegah jam/20 gelas per hari.
2.cukup istriharat ,makan dan minum.
3.seka seluruh tubuh penderita dengan air menggunakan waslap/sapu tangan untuk
menurunkan panas.
4.alternatif lain dengan diberi jus jambu biji yang memiliki kandungan vitamin C dan
vitaminA.

 Terapi diet :
1.Jeruk
Mengandung energi dan vitamin yang membantu sistem pencernaan meningkatkan urine
dan Meningkatkan antibodi agar cepat pulih.

2.Daun pepaya
Dalam penelitian membuktikan bahwa ekstra daun pepaya memiliki sifat mestabilkan
membran dan melindungi sel dari kerusakan akibat stres yang dialami oleh pasien
demam berdarah,oleh karena itu bermanfaat untuk mencegah kekurangan atua kehabisan
trombosit.

3.Buah kurma
Kandungan gula alami ,seperti glukosa,fruksosa dan sukrosa terbukti mam
mengembalikan energi tubuh yang mengalami demam berdarah ,zat besi ada kurma
membantu menambah jumlah trombosit.

4. Jambu biji
jambu biji mampu merangsang pembentukan trombosit darah baru jambu biji juga kaya
akan senyawa kimia alami yang bisa ditemukan dalam berbagai jenis buah dan sayur.

6.Makanan kaya protein


Seperti telur dan susu sangat baik untuk penderita DBD ,ikan danayam ga bags dalam
memerangi virus- virus yang berkembang dalam tubuh.
11

Fatofisiologi

Nyamuk mengandung virus dengue

Mengigit manusia

Virus masuk aliran darah

Mekanisme tubuh viremia masuk kepembuluh darah


otak
untuk melawan virus melalui aliran darah
sehingga mempengaruhi
hipotalamus
peningkatan asam lambung komplemen antigen
antibodi meningkat
mual,muntah Suhu tubuh meningkat

pelepasan peptida

Gangguan pemenuhan
nutrisi :kurang dari pembebasan histamin
kebutuhan tubuh

peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah

kebocoran plasma
plasma banyak
mengumpul pada jaringan
interstitial
tubuh
pendarahan ekstraseluler
oedema
Hb turun
Resti syok
menekan syaraf C
hipovolemik

Nutrisi dan oksigen


Gangguan rasa
Kejaringan menurun nyaman:nyeri

Tubuh lemas

Intoleransi aktivitas
12

C.Anemia

 Pengertian

Menurut dr.Nugroho taufan- Vera Scorviani(2010)

Anemia Adalah keadaan yang disebabkan oleh rendahnya kadar hemoglobin


darah. Hemoglobin adalah senyawa dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut
zat oksigen ke dalam sel-sel tubuh.

Menurut dr.Hartono,Andry SpGk (2006)

Anemia adalah keadaan ketika terjadi penurunan jumlah eritrosit atau kadar
hemoglobin dalam darah.

 Penyebab Anemia
 Kurangnya zat besi dan vitamin B12 dalam diet.
 Kehilangan darah misalnya: mimisan, menstruasi banyak, wasir berdarah.
 Kehamilan, karena dibutuhkan lebih banyak zat besi bagi pertumbuhan
janin.
 Gangguan produksi hemoglobin karena faktor keturunan misalnya:
talasemia(pada bentuk talasemia ringan, talasemia minor).

 Tanda Dan Gejala


 Kulit,bibir,lidah,kuku,kelopak dalam mata pucat
 Mudah lelah,lesu
 Pusing,mudah pingsan
 Sesak nafas, terutama setelah olahraga
 Denyut jantung cepat (palpitasi)

 Manifestasi klinis
Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem
dalam tubuh antara lain : penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (saraf)
yang dimanifestasikan dalam perubahan prilaku, anoreksia, serta
perkembangan kognitif yang abnormal.

 Pemeriksaan Diagnostik
 Jumlah darah lengkap : hemoglobin dan hematokrit menurun
 Jumlah eritrosit
 Jumlah retikulosit
 Jumlah trombosit
13

 Folat serum dan vitamin B12 : membantu mendiagnosa anemia


sehubungan dengan diferensi masukan.
 Pemeriksaan endoskopik dan radiografik.

 Komplikasi
 Kelelahan berat : tanpa penanganan yang baik, anemia dapat
menimbulkan kelelahan berat pada penderita sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari.
 Rentan terkena infeksi : kekurangan zat besi yang menyebabkan
anemia dapat berpengaruh pada kemampuan sistem imun dalam
memerangi berbagai patogen, sehingga penderita anemia lebih rentan
terkena penyakit infeksi.
 Komplikasi dan gangguan kehamilan
Wanita hamil yang kekurangan asam folat berisiko mengalami
gangguan kehamilan dan perkembangan janin.
 Gangguan jantung
Anemia dapat menyebabkan detak jantung menjadi tidak beraturan
akibat harus memompa darah lebih keras untuk mengompensasi
kekurangan oksigen dalam darah.
 Kematian
Beberapa anemia yang bersifat bawaan, seperti anemia sel sabit, bisa
menjadi serius dan mengancam hidup penderitanya. Kehilangan darah
dengan tanpa penaganan yang baik dapat menyebabkan anemia berat
dan kematian.

 Farmakologi Anemia
1. Riboflavin

Riboflavin (Vitamin B12) dalam bentuk flavin monokuleotida (FMN)


dan Flavin adenin di nukleotida (FAD) berfungsi sebagai koezin dalam
metabolisme flavo-protein dalam pernapasan sel. Riboflavin memperbaiki
anemia normokronik (pure red cell aplasia). Anemia defisiensi riboflavin
banyak terdapat pada malnutrisi protein-kalori,

Dimana ternyata faktor defisiensi fe dan penyakit infeksi infeksi


memegang peranan pula dosis yang digunakan cukup 10 mg sehari per oral
atau im.

2. Piridoksin
14

Vitamin B6 ini mungkin berfungsi sebagai koenzim yang merangsang


pertumbuhan heme. Defesiensi piridoksin akan menimbulkan anemia
mikrositik hiprokromik. Pada sebagian besar pasien akan terjadi anemia
norblastik sidero akrestik dengan jumlah Fe non hemoglobin yang banyak
dalam prekusor eritrosit dan pada beberapa pasien terdapat anemia
megablostik. Pada keadaan ini absopsi Fe meningkat, fe dinding protein
menjadi jenuh dan terjadi hiperferemia sedangkan daya regenerasi darah
menurun akhirnya akan didapatkan gejala hemosiderosis.

3. Eritropoietin

Suatu glikoprotein dengan berat molekul 34-39 DA, Merupakan faktor


pertumbuhan hematopoitik yang pertama kali diisolasi. eritropoten merupakan
faktor pertumbuhan sel darah merah yang diproduksi terutama oleh ginjal
dalam sel peritubuler dan tubuli proksimalis. Dalam jumlah kecil eritropoietin
juga diproduksi oleh hati. Untuk kepentingan pengobatan eritropoietin
diproduksi sebagai rekombinan eritropoietin manusia yang disebut epoetin
alfa.

Beberapa Jenis Preparat Besi Oral

Preparat Tablet Elemen besi tiap Dosis lazim untuk


tablet dewasa tablet /hari
FeroSulfat 325 mg 65 mg 3-4
(hidrat)
Fero 325 mg 36 mg 3-4
Glukonat
Fero 200 mg 66 mg 3-4
Fumarat
Fero 325 mg 106 mg 2-3
Fumarat

 Terapi Dan Diet Anemia


1. Folat
Untuk asupan makanan yang tinggi folat (Sayuran hijau gelap, buah jeruk).

2. Zat Besi
Untuk Asupan makanan yang tinggi besi (daging merah, unggas, sereal
yang diperkaya, Asupan Vitamin C: Jeruk, jambu, tomat)

3. Vitamin B12
Untuk asupan makanan yang tinggi vitamin B12 (daging, keju, telur)
15

Makan makanan sumber protein hewani dan nabati dalam jumlah dan proporsi
yang seimbang. Kebutuhan protein bukan hanya diperlukan untuk membentuk
komponen globin dan hemoglobin tetapi juga dibutuhkan bagi pembentukan berbagai
enzim dalam metabolisme sel, perbaikan jaringan.
16

Patofisiologi

Faktor-faktor penyebab : penyakit kronis, faktor keturunan, kurang nutrisi,

kehilangan darah.

Kadar Hb, eritrosit, Ht menurun

Anemia

Kerusakan transport O2 Gangguan Hipoksia Jaringan


metabolisme protein
Metabolisme Menurun atau lemak Resistensi tubuh
menurun

ATP yang dihasilkan Pencegahan lemak


Resti
Menurun meningkat
Infeksi

Energi Sensasi selera


Menurun makan menurun
(Anoreksia)

Kelemahan,
Kelelahan Resti nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Intoleransi Resiko
Aktivitas Cidera
17

D. Leukimia

 Pengertian

Leukimia ialah keganasan hematologic akibat proses neoplastik yang disertai


gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan sel induk
hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel ganas
tersebut dalam sumsum tulang,kemudian sel leukemia beredar secara sistemik .

 Etiologi

Etiologi tidak diketahui. Pajanan ke radiasi pengion merupakan suatu faktor


resiko risiko. Onkogen ALB ditranslokasikan dari kromosom 9 ke dalam regio klaster
breakpoint (breakpoint cluster region, BCR) (titik pemisahan, tempat putusnya
kromosom) pada kromosom 22 untuk membentuk gen fusi BCR-ALG. Gen fusi ini
mengkode protein 210-kDA dengan aktivitas tirosin kinase yang sangat meningkat
dibandingkan dengan produk ALB normal. Penyakit ini berasal dari sel stem ketika
kromosom Ph terdapat pada precursor eritroid, granulositik, megakariositik, dan lifoid
T. Kasus yang jarang memperlihatkan translokasi varian, atau negatif Ph tetapi
memperlihatkan gen fusi BCR-ABL. Kelainan kromosom Ph juga dapat terjadi pada
leukemia limfoblastik akut.

 Tanda dan gejala

Gejala leukemia sangat bervariasi,tetapi pada umumnya timbul cepat


dalam beberapa hari samapai minggu.gejala leukemia digolongkan menjadi 3
golongan besar yaitu :

1.Gejala kegagalan sumsum tulang,yaitu:

 Anemia menimbulkan gejala pucat dan lemah.


 Netropenia menimbulkan infeksi yang ditandai oleh demam,infeksi rongga
mulut,tenggorokan,kulit,saluran napas dan sampai syok septic.
 Trombositopenia menimbulkan easy bruising,perdarahan kulit,perdarahan
mukosa seperti perdarahan gusi dan epistaksis.

2.Keadaan hiperkatabolik yang ditandai oleh:

 Kaheksia
 Keringat malam
 Hiperuri yang dapat menimbulkan gout dan gagal ginjal.

3.Infiltrasi ke dalam organ menimbulkan organomegali dan gejala lain seperti:

 Nyeri tulang dan nyeri sternum


18

 Limfadenopati superficial.
 Splenomegali atau hepatomegali biasanya ringan
 Hipertrofi gusi dan infiltrasi kulit
 Sindrom meningeal :sakit kepala,mual,muntah,mata kabur,kaku kuduk.

 Patofisiologi
 Proses patofisiologi leukemia dimulai dari transformasi ganas sel induk
hematologik atau turunanya .proliferasi ganas sel induk ini
menghasilkan sel leukemia akan mengakibatkan :
1. Penekanan hemopoesis normal sehingga terjadi bone marrow
failure.
2. Infiltrasi sel leukemia ke dalam organ sehingga menimbulkan
organomegali.
3. Katabolisme sel meninggkat sehingga terjadi keadaan
hiperkatabolik.

 Manifestasi klinis
 Terjadi pada semua usia (usia puncak 25-45 tahun, rasio laki-laki atau
perempuan setara, insidensi 5-10 kasus/jutaan produk).
 Pasien biasanya datang pada fase kronik
 Gejala yang meliputi penurunan berat badan, berkeringat pada malam
hari, gatal, nyeri hipokondrial kiri, gout.
 Priapismus, gangguan penglihatan dan nyeri kepala yang disebabkan
oleh hiperviskositas (sel darah putih>250x10/L) lebih jarang terjadi
 Splenomegali , sering masif, terjadi pada lebih dari 90% kasus
 Beberapa kasus ditemukan pada pemeriksaan darah rutin.

 Pemeriksaan diagnostik
 Peningkatan jumlah sel darah putih (sering 50x10/L atau lebih),
terutama neutrofil dan mielosit.
 Basofil dapat menonjol.
 Jumlah trombosit dapat meningkat, normal, atau rendah, dan anemia
dapat terjadi
 Skor alkali fosfatase leukosit rendah
 Peningkatan asam urat serum
 Sumsung tulang hiperseluler dengan peningkatan rasio mieloid/eritroid
 Analisis sitogenetik sel tulang sumsum memperlihatkan kromosom
Philadelphia pada >95% metafese. Gen fusi BCR-ABL dapat dideteksi
dengan FUSH dan prosuk RNA-nya dengan PCR.
19

 Perjalanan Dan Perkembangan

Pasien sehat selama `fase kronik`. Penyebab utama kematian adalah


transformasi menjadi leukemia akut (80% AML, 20% ALL, dengan proporsi
yang memperlihatkan sel blas campuran), yang dapat terjadi pada setiap
stadium, bahkan saat timbul gejala. Harapan hidup median saat ini adalah
sekitar 4 tahun. Penentuan stadium untuk memprediksi pronigsis
menggunakan usia, ukuran limpa, sel blas darah, dan jumlah trombosit.
Mungjkin ada fase dipercepat dengan durasi berbeda-beda ketika anemia,
trombositopenia, pembesaran limpa, dan fibrosis sumsum terjadi.
Transformasi biasanya disertai dengan kelainan morfologis dan kromosom
tambahan.

 komplikasi
 pembengkakan nodus limpa dileher, ketiak,perut, atau kemaluan.
 Rasa sakit yang terutama dibawah sternum
 Rasa letih dan lesu
 Kehilangan berat tanpa sebab tertentu
 Demam
 Rasa sakit pada tulang
 Kadar pernapasan rendah
 Kehilangan daya untuk makan

 Pengobatan

Fase kronik

 Imatinib (glivec). Obat ini merupakan inhibitor spesifik tirosin kinase yang
dikode olehBCR-ABL.Imatinib mengontrol jumlah darah dan
menyebabkan sumsum menjadi negative untuk RNA messenger fusi BCR-
ABL bila diuji dengan PCR.fase kronik memanjang dan kecepatan
transformasi akut berkurang.efek samping meliputi mual,ruam kulit,dan
nyeri otot.imatinib dalam kombinasi dengan obat lain juga berharga pada
terapi Ph+ALL dan transformasi blas CML.
 Hidroksiurea akan mengontrol peningkatan jumlah sel darah putih.
 Transplantasi sel stem alogenik (stem cell transplantation,SCT)sebelum
usia 50 dari saudara kandungyang HLAnya cocok menawarkan 70%
kemungkinan kesembuhan pada fase kronik tetapi 30% atau kurang bila
telah terjadi akselaris.SCT donor bukan saudara yang HLA nya cocok
(HLA nya matched unrelated donor,MUD) kurang berhasil dalam
menyembuhkan penyakit karna morbiditas dan mortalitas yang lebih
tinggi.transfusi limfosit donor dapat berharga dalam mengeliminasi sel
positif BCR-ABL pada kasus pasca –SCT RELAPS.
20

 Terapi

Terapi untuk leukemia dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1.Terapi spesifik : dalam bentuk kemotrapi

2.terapi suportif : untuk mengatasi kegagalan sumsum tulang belakang ,baik


karna proses leukemia sendiri atau sebagai akibat terapi.

 Terapi diet

Makanan untuk Penderita Leukemia


Kebutuhan makanan yang perlu diperhatikan oleh anak penderita leukemia
diantaranya :
1).Pemilihan Sumber Karbohidrat Mengkonsumsi sumber karbohidrat seperti
tepung tepungan (tepung sagu,tepung terigu, tepung beras, tepungmaizena),
beras, sereal, roti, jagung,kentang, pasta, dan lain lain karena bahan ini
merupakan sumber energi yang baik dan merupakan zat yang mudah dicerna
dibandingkan dengan lemak. Tidak boleh mengkonsumsi ubi, singkong, dan
talas karena bahan makanan tersebut menimbulkan gas dan menyebabkan
kembung.

2).Pemilihan Sumber Protein Mengkonsumsi sumber protein seperti daging,


ikan,telur, kacang kacangan, keju,susu dan lain lain karena protein sangat
dibutuhkan untuk proses penyembuhan penyakit, menggantikan jaringan yang
rusak dan untuk sistem pertahanan tubuh.Tidak boleh mengkonsumsi protein
terutama protein hewani yang mengandung zat kimia seperti pada ternak dan
daging unggas yang telah disuntikkan obat obatan kimia termasuk hormon
yang menyebabkan bobot ternak atau unggas meningkat.

3).Analisis Pantangan Makanan


a. Diet Penyerapan Lemak dan Minyak Lemak dan minyak penggunaannya
harus dibatasi meskipun lemak dan minyak mengandung energi yang lebih
tinggi yaitu sejumlah 9 kalori dibandingkan dengan sumber karbohidrat yang
mampu menghasilkan 4kalori, misalnya minyak hanya digunakan untuk
menumis sebagai pelembut hidangan.

b. Diet Bebas Alkohol Menghidari makanan yang menghasilkan alcohol


seperti buah-buahan (nanas, anggur, durian, duku) karena alcohol bisa
merangsang berkembangnya sel leukemia serta merangsang aktifitas bawah
sadar sehingga menyebabkan jumlah oksigen dalam tubuh menurun.

MENGIDENTIFIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

PADA SISTEM HEMATOLOGI


21

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

A.Pengkajian

a. Aktivitas / Istirahat

 Keletihan, kelemahan otot, malaise umum


 Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
 Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat
 Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang
menunjukkan keletihan

b. Makanan / cairan

 Penurunan masukan diet


 Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)
 Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia
 Adanya penurunan berat badan
 Membrane mukusa kering,pucat
 Turgor kulit buruk, kering, tidak elastic
 Stomatitis
 Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah

B.Diagnosis Keperawatan

1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kegagalan untuk mencerna atau
ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah (SDM) normal.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam pasien mampu


mempertahankan berat badan yang stabil

Kriteria hasil :

 Asupan nutrisi adekuat


 Berat badan normal
 Nilai laboratorium dalam batas normal Albumin : 4 – 5,8 g/dL
 Hb : 11 – 16 g/dL
 Ht : 31 – 43 %
 Trombosit : 150.000 – 400.000 µL
 Eritrosit : 3,8 – 5,5 x 1012

1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


oksigen dan kebutuhan.
22

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak melaporkan


peningkatan toleransi aktivitas.

Kriteria hasil :

 Tanda –tanda vital dalam batas normal


 Anak melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
 pasien tidak menunjukkan tanda – tanda keletihan

2. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sekunder


leucopenia, penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam infek tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

 Tanda – tanda vital dalam batas normal


 Leukosit dalam batas normal
 Keluarga menunjukkan perilaku pencegahan infeksi pada pasien

C. Intervensi dan
D. implementasi
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah (SDM) normal.

Intervensi Rasional

1. Observasi dan catat masukan makanan mengawasi masukan kalori atau kualitas
pasien kekurangan konsumsi makanan

makan sedikit dapat menurunkan


2.Berikan makanan sedikit dan frekuensi kelemahan dan meningkatkan asupan
sering nutrisi

gajala GI menunjukkan efek anemia


3.Observasi mual / muntah, flatus. (hipoksia) pada organ

meningkatkan napsu makan dan pemasukan


4.Bantu pasien melakukan oral higiene, oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri,
gunakan sikat gigi yang halus dan lakukan meminimalkan kemungkinan infeksi.
penyikatan yang lembut Teknik perawatan mulut diperlukan bila
jaringan rapuh/luak/perdarahan.

mengetahui efektivitas program


pengobatan, mengetahui sumber diet nutrisi
5. Observasi pemeriksaan laboratorium : Hb,
23

Ht, Eritrosit, Trombosit, Albumin yang dibutuhkan

6.Berikan suplemen nutrisi mis : ensure, Isocal meningkatkan masukan protein dan kalori.

2.Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen


dan kebutuhan.

Intervensi Rasional

manifestasi kardiopulmonal dari upaya


1. Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jam jantung dan paru untuk membawa jumlah
oksigen adekuat ke jaringan.

2. Observasi adanya tanda – tanda keletihan :


takikardia, palpitasi, dispnea, pusing, kunang – membantu menetukan intervensi yang
kunang, lemas, postur loyo, gerakan lambat dan tepat
tegang
3. Bantu pasien dalam aktivitas diluar batas
toleransi pasien. mencegah kelelahan

3.Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sekunder


leucopenia, penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

Intervensi Rasional

1. Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jam. demam mengindikasikan terjadinya infeksi.

2.Tempatkan pasien di ruang isolasi


bila memungkinkan dan beri tahu mengurangi resiko penularan mikroorganisme
keluarga supaya menggunakan masker kepada pasien
saat berkunjung
3.Pertahankan teknik aseptik pada setiap mencegah infeksi nosokomial
prosedur perawatan.
lekositosis mengidentifikasikan terjadinya infeksi
dan leukositopenia mengidentifikasikan
4.Observasi hasil pemeriksaan leukosit. penurunan daya tahan tubuh dan beresiko untuk
terjadi infeksi
24

E.Evaluasi Keperawatan

 Infeksi tidak terjadi.


 Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
 Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
 Peningkatan perfusi jaringan.
 Dapat mempertahankan integritas kulit.
 Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
 Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.Mempertahankan perfusi jaringan adekuat
25

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hematologi adalah Cabang ilmu yang mempelajari darah, organ


pembentuk darah dan penyakitnya.

Sistem hematologi tersusun atas :

1. Darah
2. Tempat produksi darah, termasuk sumsum tulang dan nodus limfa.

Dari sistem hematologi bisa terjadi berbagai penyakit :

 Demam dengeu adalah (baca:dengge) dan disebarkan melalui perantara


nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi dengan virus.

 Anemia Adalah keadaan yang disebabkan oleh rendahnya kadar hemoglobin


darah. Hemoglobin adalah senyawa dalam sel darah merah yang bertugas
mengangkut zat oksigen ke dalam sel-sel tubuh.

 Leukimia ialah keganasan hematologic akibat proses neoplastik yang disertai


gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan sel induk
hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel
ganas tersebut dalam sumsum tulang,kemudian sel leukemia beredar secara
sistemik .

 Mengidentifikasi Asuhan Keperawatan

Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, implementasi dan evaluasi Sistem


Hematologi.
26

Daftar Pustaka

Gloria bulechek,howard butcher,joanne dochterman and cheryl wagner .2016.nursing


interventions classification(NIC).elsevier singapore pte ltd.
sue moorhead,marion johnson,merideL,elizabeth swanson.2016.nursing outcomes
classification(NOC).elsevier singapore pte ltd.
Agus susanto.waspadai gigitan nyamuk.2013.PT.sunda kelapa pustaka.jakarta
ratna Dewi Pudiastuti.waspadai penyakit pada anak.2011.PT.INDEKS, Jakarta
dr Nugroha,Taufan-Vera Scorviani.2010.Kamus pintar kesehatan.Yogyakarta : Nuha
Medika.
dr.Hartono,Andry SpGk 2006.Terapi Gizi diet dan Rumah sakit.Jakarta:Buku
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai