Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SISTEM HEMATOLOGI LEUKIMIA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH KMB I

SISTEM HEMATOLOGI LEUKIMIA

DISUSUN OLEH :

MARIA YUNITA ASUNG

NPM : 19201036

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhab yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya saya dapat
menyelesaikan makalah keperawatan Medikal Bedah 1 (KMB) yang berjudul Asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan system hematologi “Leukimia”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas matkuliah KMB agar dapat berguna bagi saya dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan saya sebagai mahasiswa keperawatan. Saya juga menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Oleh
karena itu saya sangat membutuhkan adanya saran untuk memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………….

BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA SISTEM HEMATOLOGI……………

BAB II KONSEP LEUKIMIA………………………………………….

2.1 Definisi…………………………………………………….

2.1 Etiologi……………………………………………………

2.3 Patofisiologi…………………………………………….

2.4 Manifestasi Klnik…………………………………………

2.5 Komplikasi………………………………………………..

2.6 patofisiologi dan patoflodiagram……………………………………

2.7 Pemeriksaan diagnostic…………………………………………..

2.8 Discharge planning………………………………………….

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LEUKIMIA

3.1 Gambaran Kasus……………………………………………….

3.2 Pengkajian………………………………………………………

3.3 Diagnosa keperawatan (DO dan DS)……………………………..

3.4 Intervensi (NIC dan NOC)………………………………………

3.5 Implementasi…………………………………………………….

3.6 Evaluasi…………………………………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN TERKAIT PENATALAKSANAAN…………….

BAB V PENUTUP………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
BAB I

ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA SISTEM HEMATOLOGI

1.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM HEAMTOLOGI

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk
darah. Darah merupakan bagian penting dari sy stem transport. Darah merupakan jaringan yang
berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.
Hematologi juga dikenal sebagai cabang imu kedokteran mengenai sel darah, organ pembentuk
darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Darah terdiri
atas 3 jenis unsur sel khusus, eritrosit, leukosit, dan trombosit yang terpendam dalam cairan
kompleks plasma. Pergerakan konstan darah sewaktu mengalir melalui pembuluh darah
menyebabkan unsure-unsur sel terbesar relative merata didalm plasma.

Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada 2 jenis warna
merah pada manusia. Warna merah terang menandahkan bahwa darah tersebut mengandung
banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandahkan bahwa darah tersebut mengandung
sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada
darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory
protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk hemoglobin yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme,
obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untukdibuang sebagai
air seni.

Darah memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut :

 Sebagai pembawa zat makanan dari system pencernaan keseluruh sel tubuh
 Mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh
 Mengangkut sisa-sisa metabolisme dari seluruh sel tubuh ke organ-organ ekskresi (paru-
paru).
 Mengangkut hormon dari kelenjar hormone ke organ sasaran
 Memelihara keseimbangan cairan tubuh
 Mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme atau zat asing lain yang
dijalankan oleh sel-sel darah putih
 Memelihara suhu tubuh

Komponen penyusun darah antara lain sebagai berikut:

a. Plasma darah, fungsi plasma darh antara lain:


 Sebagai pelarut bahan-bahan kimia
 Membawa mineral-mineral terlarut seperti glukosa, asam amino, vitamin, CO2, dan
bahan buangan lain
 Menyebarkan panas dari organ yang lebih hangat ke organ yang lebih dingin
 Menjaga keseimbangan antara cairan di dalam sel dan cairan diluar sel. Plasma darah
mengandung protein-protein penting seperti: fibrinogen (pembekuan darah),
globulin (pertahanan tubuh), albumin (membantu aliran darah dan mengatur tekanan
osmosis)
b. Sel darah
1) Sel darah merah (eritrosit)

Anatomi :

 Berbentuk cakram bikonkaf


 Bersifat elastic
 Tidak memiliki inti
 Diameter 8 cm
 Umur eritrosit kurang lebih 120 hari

Fisiologi :

1. Mengangkut O2 dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh tubuh komponen sel darah
merah:

 Membrane eritrosit
 Enzim G6PD
 Hemoglobin
Harga normal Hb:

Pria : 13-16 g%

Wanita : 12-14g%

Anak (6-12 th) :11,5-15,5gr%

Jumlah normal eritrosi:

Pria : 4,5 juta-5,5 juta/mm2

Wanita :4 juta-5 juta/mm2

 Produksi sel darah merah (eritropoiesis)


Adalah proses pembuatan eritrosit pada janin dan bayi. Proses ini berlangsung di limfa
dan sumsum tulang, tetapi pada orang dewasa terbatas hanya pada sumsum tulang
 Mekanisme eritropoiesis
Sel darah berasal dari system hemopoetik pluripoten yang berada pada sumsum
tulang_akan membentuk bermacam-macam sel tepi_membentuk sel stem commitet/sel
ini akan menghasilkan unit pembentuk koloni eritrosit (CFU-GM) –CFU-E membentuk
banyak sel proeritroblas akan membela berkali-kali_banyak sel darah merah matur yaitu
basofil eritroblas / selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi retikulosit dengan sel yang
sudah dipenuhi dengan Hb-retikulosit masih mengandunng sedikit bahan basofilik-bahan
basofilik ini akan menghilang dalam waktu 1-2 hari menjadi eritrosit matur.
 Metabolisme eritrosit
 Umur eritrosit adalah 120 hari
 Eritrosit mati mengalami destruksi di limpa hemoglobin-haem+globin
 Haem-besi+porfirin, zat besi digunakan untuk membentuk eritrosit baru
 Tempat pembuatan sel eritrosit adalah sumsum tulang limpa dan hepar
1. Sel darah putih (leukosit)
Fungsi sebagai pertahnan tubuh dari serangan mikroorganisme.
Macam-macam leukosit antara lain:
a) Granuler (leukosit berganula)
 Neutrophil
Nama lain sel polimorfonuklear (sel PMN)

Anatomi :Inti sel terpisah-pisah

Protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/glandula

Granula berisi enzim hidrolisis berwarna ungu pucat.

Fisiologi:punya kemampuan fagositosis untuk memangsa dan menghancurkan bakteri serta sel-
sel tubuh yang mati.

 Eosinofil
Anatomi:
 Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrophil tetapi granula dan sitoplasmanya
lebih besar
 Berwarna merah terang jika diwarnai dengan eosin
 Banyaknya kira-kira 24%
Fisiologi:
 Membunuh parasit
 Membunuh sel-sel kanker
 Berperan dalam reaksi alergi
 Basofil
Anatomi:
 Sel ini kecil dari eosinofil
 Mempunyai inti yang bentuknya teratur
 Didalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar yang berwarna biru
Fisiologi
 Berperan sebagai agen anti alergi
 Menghasilkan histamine
 Mengandung heparin suatu senyawa yang mencegah pembekuan darah didalam
pembuluh darah
b. Agranuler
 Limfosit
Anatomi:
Bentuknya ada yang besar dan ada yang kecil ,didalam sitoplasmanya tidak terdapat
glandula dan intinya besar ,banyaknya kira-kira 15-20 %
Fisiologi:
Berperan dalam pertahanan tubuh dengan cara membentuk suatu protein yang disebut
antibody
Membunuh dan memakan bakteri yang masuk dalam jaringan tubuh
Macam-macam limfosit
 Sel B membuat antibody yang mengikat pathogen dan menghancurkannya
 Sel T untuk mengkoordinir tanggapan ketahanan menahan bakteri intraseluler
 Sel natural killer sel pembunuh alami dan dapat membunuh sel tubuh yang tidak
menunjukan sinyal
 Monosit
Dikenal sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah sert masuk ke dalam
jaringan
Anatomi:
Berukuran paling besar di antara sel darah putih lainnya ,inti selnya bulat dan panjang
warnannya lembayun muda

Produksiseldarahputih

 Dimulai dari diferensiasi dini dari sel system hemopoietik pluripotent –berbagai
tipe sel system commited-membentuk eritrosit dan leukosit –pembentukan
leukosit terdapat dua tipe mielositik dan limfositik
 Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang berupa
mieloblas progranulacyte –eosinofil-basofil dan neutrofil
 Pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai dengan sel muda yang berupa
limfoblas agranulocyte dan limfocyte
 Monoblast-agranulocyte-monocyte

1. Keeping darah (trombosit)

Anatomi:
Memiliki bentuk yang tidak teratur

Tidak memiliki inti sel

Berukuran sangat kecil

Fisiologi:

Berperan dalam proses pembekuan darah

Harga normal 200000-400000/mm3

Proses pembentukan trombosit

Trombosit berasal dari sel megakariosit yang pecah menjadi bagian kecil yang disebut
platelet atau trombosit megakariosit berasal dari sel mieloblast yang juga merupakan induk
sel leukosit.
BAB II

KONSEP LEUKIMIA

2.1 Definisi

Leukemia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi(pertumbuhan sel imatru) sel


leukosit yang abnormal dan ganas serta sering adanya leukosit dengan jumlah yang berlebihan,
yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia, (hidayat, 2006).

Leukemia merupakan penyakit akibat proliferasi patologi dari sel pembuat daerah yang
bersifat sistematik dan biasanya berakhir fatal, (nursalam, 2005).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa leukemia
adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit yang abnormal dan ganas serta sering
disertai adanya leukosit jumlah yang berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistematik
dan biasanya berakhir fatal.

2.2 Etiologi

Terjadinya leukimia banyak yang mempengaruhi diantaranya :

1. factor eksogen

 Radiasi khususnya yang mengenai sumsum tulang kemungkinan leukimia meningkat


pada penderita yang diobatti dengan radiasi atau kemotrapi
 Zat kimia seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenibutazone, dan agen anti neoplastik.
Terpapar zat kimia dapat menyebabkan dysplasia sumsum tulang belakang, anemia
aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya dapat menyebabkan leukimia.
 Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1(Human T Leukimia virus)
dari leukimia sel T manusia pada limfosit seseorang penderita limfoma kulit dan sejak itu
diisolasi dari sample serumpenderita leukimia sel T.
2. Faktor endogen
 Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter seperti sindrom
down mempunyai insiden leukimia akut 20x lipat dan riwayat leukimia dalam keluarga
insiden leukimia lebih tinggi dari saudara kandung anak-anak yang terserang, dengan
insiden yang meningkat sampai 20 % pada kembar monozigot.
 Kelainan genetic, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang tidak diturunkan.

2.3 Patofisiologi

Leukimia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal dan terkait dengan
sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya proliferasi dari leukosit.
Sel pertama-tama mengumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit
didalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopolotik dan berlanjut ke organ yang lebih
besar sehingga mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.

Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta
mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoiesis normal terhambat,
mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit. Eritrosit dan trombodit
jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.

Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel hematopoetik
lainnya dan mengaraha ke pembelahan sel yang cepat dan dan sitopenia atau penurunan jumlah.
Pembelahan dari sel darah purih meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi karena
penurunan imun.

Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan ekimosis


atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung, hematoma dalam membrane
mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran kemih.

2.4 Manifestasi klinik

Tanda dan gejalah awal leukimia dapat termasuk demam, anemia, perdarahan,
kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Jika terdapat infiltrasi
kedalam susunan saraf pusat dapat ditemukan tanda meningitis. Cairan serebro spinal
mengandung protein yang meningkatkan dan glukosa yang menurun.

2.5 Komplikasi
Leukimia dapat menyebabkan komplikasi jika penanganan tidak segera dilakukan.
Beberapat komplikasi yang dpat terjadi adalah :

 Perdarahan pada organ tubuh, seperti otak atau paru-paru


 Tubuh rentan terhapap infeksi
 Risiko munculnya jenis kanker darah lain, misalnya limfoma.

Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang dilakukan. Berikut ini beberapa
komplikasi akibat pengobatan leukimia :

 Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi sumsum tulang
 Anemia hemolitik
 Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor).
 Gangguan fungsi ginjal
 Infertilitas
 Sel kanker muncul kembali setelah penderita menjalani pengobatan.
2.6 Patofisiologi
2.7 Pemeriksaan diagnostik

1. darah tepi

Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi


monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejalah patogenamik untuk leukimia.

2. sumsum tulang

Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya
terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan system yang lain terdesak (apanila
sekunder)

3. Pemeriksaan lain :biopsy limpa


Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000ul) tetapi dalam bentuk sel blast/sel
primitive (NANDA, 2015).

2.8 Asuhan keperawatan teori

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan menggunakan metodologi proses keperawatan dan
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi kode etik dan etika keperawatan, dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Lima criteria kualitas pelayanan yang terangkum dalam smart, yaitu :

 Spesific : tujuan pelyanan yang dilakukan harus jelas dan spesifik.


 Measurable : apa yang ingin dicapai haruslah bisa diukur. Seberapa efektif, seberapa
efisien atau seberapa lama dan seberapa sering.
 Achievable : tujuan yang ditetapkan haruslah bisa dicapai.
 Realistic : realistic atau masuk akal adalah hal lain yang harus dipenuhi dalam pemberi
pelayanan keperawatan
 Timely : pelayanan yang diberikan harus mempunyai waktu yang diukur dan
ditentukan,.dapat dicapai dan dievaluasi dalam kurun waktu tertentu.
2.9 Discharge Planing
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LEUKIMIA

3.1 Gambaran Kasus

Tn. W, laki- laki, 20 tahun,pelajar,berdomisili di Dusun Jati Mekar, Jati Datar Mataram,
Lampung Tengah, datang ke Rumah Sakit dr. H.Abdul Moeloek propinsi Lampung dengan
keluhan demam 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan hilang timbul, sepanjang
hari dan tidak disertai dengan mengigil.Awalnya demam sering hilang timbul 2 tahun
belakangan ini.Demam menghilang hanya dengan beristirahat tanpa diberi obat penurun
panas.Keringat pada malam hari disangkal. Pasien juga merasa jantung sering berdebar debar
tanpa disertai sesak. Jantung berdebar tidak dipengaruhi oleh aktifitas.Dua tahun terakhir pasien
juga mengalami gusi berdarah tanpa sebab yang jelas, tubuh sering memar tanpa sebab dan
memar sulit hilang.Perdarahan dari hidung ataupun mulut disangkal.Pasien mengatakan
tubuhnya sering terdapat bintik- bintik merah seperti orang yang terkena demam berdarah, bintik
merah menetap dalam jangka waktu yang lama.BAB dan BAK dalam batas normal.Satu tahun
sebelum masuk rumah sakit pasien pernah tiba-tiba tidak sadarkan diri dan dirawat di RS Urip
Sumohardjo.Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien didiagnosis leukemia dan dirujuk ke RS
Fatmawati Jakarta.Pasien dirawat di RS tersebut dan dilakukan pemeriksaan BMP dan dari hasil
pemeriksaan didapatkan pasien menderita ALLL1 dan di anjurkan untuk melakukan
kemoterapi.Pasien kemudian menjalani kemoterapi sebanyak 17 kali, tetapi karena kehabisan
biaya pasien tidak melanjutkan pengobatan dan memutuskan pulang. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkankesadaran komposmentis, berat badan 60 kg, tinggi badan 170 cm, Indeks Massa
Tubuh (IMT) 20,7kesan gizi normal, tekanan darah110/70 mmHg,nadi74 x/menit,pernapasan18
x/menit, suhu36,4 ºC. Status generalis pasien didapatkan kepala, mata, hidung, mulut,dada
(jantung dan paru)dalam batas normal. Leher pasien terdapat nodul limfoid sebanyak 5 buah
kanan-kiri, regio axilla sebanyak 2 buah kanan-kiri, regio inguinal sebanyak 2 buah kanan-kiri.
Regio Abdomen terdapat splenomegali (+).Ekstremitaspasien terdapat hematoma pada sekujur
tubuh pasien dan bercak kemerahan (petekie). Status neurologis dalam batas normal.
Pemeriksaan hematologi, hemoglobin: 5,1 gr/dl, hematokrit: 18%, eritrosit: 1,9 juta/ul, leukosit:
276.200/ul, trombosit: 129.000/ul, MCV: 93 ul, MCH: 27 pg, MCHC: 29 g/dl, Gambaran darah
tepi: eritrosit: jumlah menurun, distribusi renggang, gambaran normokrom normositer. Leukosit:
jumlah sangat meningkat. Seri granulosit: netrofil segmen (+), seri non granulosit: limfosit matur
(+), ditemukan banyak sel muda (limfoblast). Trombosit: jumlah menurun. Kesan: leukositosis
dengan tanda-tanda depresi pada sistem eritropoetik dan trombopoetik. Diagnosis banding:
reaksi leukomoid, suspek keganasan (ALL-L1, akut mieloblastik leukemia).Saran: evaluasi
morfologi bagian klinis, BMP. Diagnosis kerja dari pasien ini adalahLeukemia Limfoblastik
Akut dengan Multiple Limfadenopati.

3.2 Pengkajian

a. data biografi pasien

Tuan W berumur 20 tahun berdomisili di dusun Jati Mekar

b. Riwayat kesehatan

dua tahun sebelumnya sering merasa demam

c. Riwayat kesehatan sekarang


Klien biasanya merasa demam, jantung berdebar, memar tanpa sebab, gusi berdarah , dan
bintik-bintik merah
d. Data penunjang
Hasil pemeriksaan fisik : BB 60 kg, tinggi badan 170 cm, IMT 20,7, tekanan darah
110/70mmHg, nadi 74x/menit, pernapasan 18x/menit, suhu36,4

3.3 Diagnosa Keperawatan (DO dan DS)

 Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan tubuh


 Resiko terhadap cedera :perdarahan yang berhubungan denganpenurunan jumlah
trombosit
 Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukimia.

3.4 Intervensi

Resiko terhadap cedera intervensinya gunakan semua tindakan untuk menjaga semua
perdarahan khususnya pada darah ekomosis, rasional, :karena perdarahan memperberat kondisi
dengan adanya anemia.
Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis intervensinya mengksji tingkat nyeri
dengan skala 0-5rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atua
keefektifan berikan obat anti nyeri, rasinal :untuk mencegah kambuhnya nyeri.

3.5 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah


dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan keperawatan, penguasaan
keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang
diberikan baik mutunya.

3.6 Evaluasi

 Klien tidak menunjukan tanda-tanda infeksi


 Klien beristirahat dengan tenang
 Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari sesuai tingkat kemampuan, adanya peningkatan
toleransi aktivitas
BAB IV

HASIL PENELITIAN TERKAIT PENATALAKSAAN LEUKIMIA

1. Transfusi darah biasanya jika kada Hb kuran dari 6 gr % pada trombosit topenia yang berat
dan pendarahan massif dapat diberikan transfuse trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC
dapat diberikan heparin.

2. kotikosteroid, setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.

3. infeksi sekunder dihindarkan


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Leukimia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan oleh sel darah putih
yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Terapi yang diberikan pada leukimia
bertujuan untuk mengahancurkan sel-sel leukimia dan mengembalikan sel-sel darah yang
normal. Terapi yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat melalui infuse), obat-
obatan, ataupun terapi radiasi.
DAFTAR PUSTAKA

Saripudin. Yuliani, R. (2010). Assuhan keperawatan .jakarta : CV. Sagung Seto

Bruner dan suddart. 2000. Keperawatan Medical Medah Edisi 8 volume 1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai