Anda di halaman 1dari 12

Anatomi dan Fisiologi

Sistem Hematologi

Disusun Oleh :

HANIFAH SAHAR AL-AFRA (G2A016090)

PROGRAM STUDI SI- ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2017
A. Definisi Sistem Hematologi

Menurut Wiwik dan Andi (2008:1) Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang
khusus mempelajari tentang darah, organ dan tempat pembentukan darah dan
permasalahanya. Sedangkan darah sering disebut cairan kehidupan berguna untuk
membawa oksigen dan zat makanan esensi ke seluruh sel-sel jaringan tubuh dan organ-
organ penting. Darah merupakan penompang utama keberlansungan proses kehidupan
manusia. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah. Pembentukan darah pada janin terjadi di hati dan
limfa sedangkan pada orang dewasa tejadi di tulang pipih dan tulng panjang. Darah terdiri
dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel darah (leukosit,trombosit,eritrosit).

B. Fungsi Darah
Menurut Larry Waterbury (2001:100) darah memiliki fungsi sebagai :
 Menjaga suhu tubuh, Ph.
 Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
 Mengangkut hormone dari kelenjar hormone ke organ sasaran.
 Melindungi dan mempertahankan tubuh dari serangan organisme atau zat
asing dengan cara fagositosis.
 Mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh dan mengangkut nutrisi dari
sistem pencernaan ke seluruh tubuh.
 Mengangkut sisa metabolisme dari seluruh sel tubuh ke organ ekresi.
 Mencegah infeksi dan komunikasi antar bagian tubuh.

C. Komponen Darah
Menurut Wiwik dan Andi (2008:1-14) Darah terdiri dari dua komponen utama yaitu :
a. Plasma darah, merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
elektrolit, dan protein darah.
b. Sel darah atau butir-butir darah (blood corpluces), yang terdiri atas komponen-
komponen.
SEL DARAH
 Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel Darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf dengan diameter
sekitar 7 mikron. Bikonkavsitas memungkinkan gerakan oksigen masuk
dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek anata membrane dan
inti sel. Warnanya kuning kemerah-merahan karena didalamnya
mengandung zat Hemoglobin. Sel darah merah tidak memiliki inti,
mitokondria, ribosom, serta tidak dapat bergerak. Sel ini juga tidak dapat
melakukan mitosis, fosfolirasi, oksidatif sel atau pembentukan protein.
Komponen eritrosit :
a. Membran eritrosit dan sistem enzim G6PD.
b. Hemoglobin yang memiliki komponen, heme (gabungan portofofirin
dengan besi) dan globin (protein).
Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah
merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen, setelah berikatan
disebut oksihemoglobin. Tugas akhir hemoglobin adalah menyerap
karbondioksida dan ion hydrogen serta membawanya ke paru tempat
zat tersebut dilepaskan dari hemoglobin.

Dalam keadaan normal eritropoesis pada orang dewasa terutama terjadi di


sumsum tulang belakang. Eritrosit hidup sekitar 120hari. Pada usia ini
sistem enzim mereka gagal, membrane sel berhenti berfungsi dengan
adekuat, dan sel ini dihancurkan oleh sistem retikulo endotenial.

Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa sekitar 11,5-15 gram dalam
100 cc darah. Normal hemoglobin (Hb) pada laki-laiki 13%mg dan
perempuan 11,5%mg.

Sifat sel darah merah :

a. Normositik : ukuran normal.


b. Normokromik : jumlah hemoglobin normal.
c. Mikrositik : ukuran terlalu kecil.
d. Makrositik : ukuran terlalu besar.
e. Hipokormik : jumlah hemoglobin teralalu sedikit.
f. Hiperkromik : jumlah hemoglobin terlalu banyak.
besi yang akan di kembalikan ke pool besi dan di gunakan ulan dan bilirubin Sel
darah merah memiliki beberapa antigen spesifik yang terdapat pada membrane
selnya dan tidak ditemukan pada sel lain yaitu antigen A,B,O dan Rh.

proses patologis (hemolisis). Hemolisis yang terjadi akan mengakibatkan terurainya


komponen-komponen hemoglobin menjadi dua :

a. Komponen protein, yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool proyein dan
dapat digunakan kembali.
b. Komponen heme akan dipecah menjadi yang akan diekskresikan melalui hati
dan empedu.

PROSES HEMOLISIS SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)

 Sel Darah Putih (Leukosit)


Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak melalui perantara kaki
palsu (pseudopobia). Memiliki inti sel sehingga dapat bertahan hidup
berbulan-bulan, tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak berwarna
merah dan ukurannya lebih besar dari eritrosit. Sel darah putih dibentuk di
sum-sum tulang dari sel-sel bakal.

Menurut Anas Tamsuri (2008:48) fungsi sel darah putih (Leukosit):

a. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh atau memakan bibit penyakit atau
bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES ( Sistem retikulo
endotel).
b. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari
dinding usus melalui limfa lalu ke pembuluh darah.
c. Mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang merugikan tubuh
dengan mengikat dan membuangnya serta mengepung darah yang sedang
terinfeksi.

Sel darah putih berdasarkan karakteristik sitoplasmanya dibagi menjadi


dua yaitu:

a. Polimorfonuklear(Granulosit) merupakan sel darah putih yang


sitoplasmanya bergranula. Granulosit terdiri dari :
- Neutrofil, merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap
zat warna yang bersifat netral, berfungsi memakan kuman
penyakit, contohnya bakteri.
- Eosinofil merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap zat
warna yang bersifat asam, berfungsi untuk mengatasi jenis-jenis
penyakit karena alergi.
- Basofil merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap zat
warna yang bersifat basa. Basofil menghasilkan heparin yang
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
b. Morfonuklear(Agranulosit) merupakan kelompok sel darah putih yang
sitoplasmanya tidak bergrabula. Agranulosit terdiri dari limfosit dan
monosit.
- Limfosit tidak dapat bergerak dan berfungsi untuk membentuk
antibodi yang berperan dalam menjaga kekebalan tubuh. Limfosit
terdapat 2 yaitu limfosit T yang meninggalkan sumsum tulang dan
berkembang lama, kemudian bermigrasi menuju ke timus.
Nantinya sel ini akan menghasilkan bahan kimia yang
menghancurkan mikroorganisme dan memberitahu sel-sel darah
putih bahwa telah terjadi infeksi. Terdapat limfosit B terbentuk di
sum-sum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai
antigen dimana mereka telah dirpogram untuk mengenalinya.
- Monosit dapat bergerak dan bersifat fagosit, ukuran dan
protoplasmanya lebih besar dari limfosit serta memiliki bintik-
bintik sedikit kemerahan. Berfungsi sebagai fagosit.

Pada orang dewasa, jumlah sel darah putih total 4,0-11,0x10 9/l yang
terbagi sebagai berikut :

Granulosit :

-
Neutrofil : 2,5-7,5 x 109
- Eosinofil : 0,04- 0,44 109
- Basofil : 0-0,10 109

Limfosit : 1,5-3,5 x 109

Monosit : 0,2-0,8 x 109

 Keping Darah (Trombosit)


Berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan hidup sekitar
10hari. Jumlah trombosit sekitar 150.000-400.000/milliliter, sekitar 30-
40% terkonsentrasi di dqlam limfa dan sisanya bersikulasi dalam darah.

Fungsi utama trombosit atau platelet adalah untuk pembekuan darah.


Ketika pembuluh darah luka atau bocor, maka tubuh akan melakukan 3
mekanismr utama untuk menghentikan perdarahan yang sedang berlangsung,
yaitu :
a. Melakukan pengkerutan (kontriksi) pada bagian pembuluh darah yang
terluka.
b. Aktivitas trombosit.
c. Aktivitas komponen pembekuan darah lainnya di dalam plasma darah.
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah.
Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran
darah, namun dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh,
trombosit akan menyumbat lubang-lubang kecil pada pembuluh darah, mula-
mula sejumlah trombosit melekat ke kolagen yang terpapar dalam dinding
pembuluh darah yang rusak. Trombosit melepaskan ADP yang menyebabkan
sejumlah besar trombosit bersatu (pembentukan sumbat hemostatik) dan
selanjutnya melepaskan lipid yang diperlukan untuk pembentukan bekuan.
(Waterbury L, 2001). Fungsi lain dari trombosit adalah untuk mengubah
bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera.
Trombosit tersebut menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk
sumbat trombosit. Sumbat trombosit tersebut secara efektif menambal daerah
yang luka. (Corwin EJ, 2001).
Pembatasan fungsi trombosit
Penimbunan trombosit yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan aliran
darah ke jaringan atau sumbat menjadi sangat besar sehingga lepas dari tempat semula
dan mengalir ke hilir sebagai suatu embolus dan menyumbat aliran ke hilir. Untuk
mencegah pembentukan suatu emboli, maka trombosit-trombasit tersebut
mengeluarkan bahan-bahan yang membatasi luas penggumpalan mereka sendiri.
Bahan utama yang dikeluarkan oleh trombosit untuk membatasi pembekuan adalah
prostaglandin tromboksan A2 Tromboksan A2 merangsang penguraian dan
menyebabkan vasokontriksi lebih lanjut pada pembuluh darah.
PLASMA DARAH

Menurut Wiwik dan Andi (2008:13) “Plasma darah adalah bagian darah yang
encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuning-kuningan. 90% terdiri dari air.
Zat yang terkandung dalam plasma darah :
a. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.
b. Garam-garam mineral (kalsiu,kalium,natrium,dll) yang berguna dalam
metabolism dan mengadakan osmotic.
c. Protein darah (albumin,globulin) meningkatkan vikositas darah juga menimbulkan
tekanan osmotic untuk memelihara keseimbangan dalam tubuh.
d. Zat makanan (asam amino,glukosa,lemak,mineral dan vitamin).
e. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
f. Antibodi.
Plasma darah memiliki fungsi :

a. Mengangkut air dan sekaligus menyerbakan kedalam tubuh.


b. Mengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi.
c. Mengangkut Oksigen dan disebarkan keseluruh tubuh.
d. Menjaga temperatur suhu tubuh.
e. Mengangkut getah hormon dari kelenjar buntu.
f. Mengatur dan menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
g. Mengangkut sari makanan
h. Mencegah infeksi terhadap sel darah putih.
LIMFA

Menurut Wiwik dan Andi (2008:14) Merupakan organ ungu lunak kurang
lebih berukuran satu kepalan tangan. Terletak di pojok kiri abdomen di bawah
kostase. Memiliki permukaan luas konveks yang berhadapan dengan diafragma dan
permukaan medial yang konkaf berhadapan dengan lambung, fleksura linealis kolon,
dan ginjal kiri. Limfa terdiri dari kapsula jaringan fibroelastin, folikel limfa (masa
jaringan limfa), dan pulpa merah (jaringan ikta, sel eritrosit, sel leukosit). Suplay
darah oleh arteri linealis yang keluar dari arteri koeliaca.

Fungsi limfa :

a. Penghasil sel darah putih.


b. Sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia.
c. Memproduksi antibodi.
d. Menghilangkan sel darah merah yang tua dan juga rusak.
e. Melakukan proses penyaringan darah.
f. Menyimpan cadangan darah.

HEMAPTOPOESIS

Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana


terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.

Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan
proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah
yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :

a. Mesoblatic : dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang
dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
b. Hepatic : dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada
limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati.
Disini menghasilkan Hb.
c. Mieloid : dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum
tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis
berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan
trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada
timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya


adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah,
dan faktor- faktor perangsang hematopoietik.

HEMOSTATIS

Menurut John Gibson (2003:163) Hemostasis adalah upaya tubuh untuk


mencegah terjadinya perdarahan dan mempertahankan keenceran darah di dalam
sirkulasi supaya tetap bisa mengalir dengan baik. Proses hemostasis ada empat
mekanisme utama, yaitu:

a. konstriksi pembuluh darah.


b. pembentukan sumbatan platelet/trombosit.
c. pembekuan darah.
d. pembentukan jaringan fibrosa.
PEMBEKUAN HEMATOLOGI

Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan hematologi


ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan hematologi.
Menurut howell proses pembekuan hematologi dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
a. Stadium I : pembentukan tromboplastin.
b. Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.
c. Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat edisi 2. Jakarta:
EGC

Tamsuri, Anas. 2008. Klien dengan Gangguan Keseimbangan dan Cairan Elektrolit.
Jakarta: EGC

Waterbury, Larry. 2001. Buku Saku Hematologi edisi 3. Jakarta: EGC

Wiwik dan Andi. 2008. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Hematologi.

Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai