Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Transplantasi organ

Oleh :

1. Pande Nyoman Yuli Erawati (C1119093)


2. Ni Putu Febry Wulandari (C1119094)
3. I Dewa Ayu Dwi Anggreni (C1119095)
4. Ni Putu Dewi Lavina Damayanti (C1119096)
5. Kadek Erryka Witnadi (C1119097)
6. Ni Wayan Putri Maharani (C1119098)
7. Ni Kadek Diah Sugiantari (C1119099)
8. Ni Putu Pradnya Ayu Nevi Safira (C1119100)
9. Ni Kadek Laksmi Pradnya Pramita (C1119101)
10. Anak Agung Ayu Listya Dewi (C1119102)

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI

Tahun Akademik 2019 / 2020


KATA PENGANTAR

Segala puji yang kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada tuhan yang maha esa atas
limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
dari mata kuliah konsep dasar keperawatan yang berjudul “transplantasi organ”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila banyak
terdapat kesalahan pada makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami ucapkan terima
kasih.

Badung, 12 November 2019

penulis
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................


1.2 Rumusan Masalah................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep etika


2.1.1 Pengertian Etik
2.1.2 Pengertian Etik
2.1.3 Pengertian Nilai
2.1.4 Pengertian Moral
2.1.5 Pengertian Kode Etik Keperawatan
2.1.6 Teori – Teori Etika Keperawatan
2.2 Konsep Teori transplantasi Organ
2.2.1 Pengertian Transplantasi
2.2.2 Klasifikasi Transplantasi organ
2.2.3 Jenis – Jenis transplantasi ditinjau dari sudut penerima
2.2.4 Hukum yang mengatur tentang transplantasi organ
2.2.5 Teori yang mempengaruhi transplantasi organ
2.3 Rangkuman berita
2.4 Analisis kasus

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya hukum berfungsi mengatur perilaku masyarakat. Hukum


perjanjian sebagai salah satu aspek di bidang hukum merupakan perwujudan dari
keinginan mewujudkan fungsi hukum yang mengatur hubungan bisnis yang
berlangsung di masyarakat. Hubungan bisnis yang berkembang telah menunjukkan
adanya pola perilaku bisnis yang yang memandang perjanjian tidak semata-mata
sebagai bentuk formal, tetapi merupakan hasil dari tawar-menawar antara mereka.1
Dalam dunia bisnis, perjanjian dan hukum perjanjian seringkali dianggap tidak
terlalu penting. Mereka lebih menghargai prinsip-prinsip bisnis berupa komitmen
untuk melaksanakan perjanjian secara bertanggungjawab. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila terjadi suatu perjanjian bisnis yang mengandung risiko
tinggi seringkali dilakukan hanya melalui telepon, internet, atau bahkan hanya
dengan menggunakan secarik kertas nota.

Salah satu contoh pola perilaku bisnis yang menganggap bahwa hukum
perjanjian tidak terlalu penting adalah perjanjian jual-beli organ tubuh manusia
untuk transplantasi yang dewasa ini semakin banyak dilakukan oleh para pihak
yang berkepentingan.

Di dunia maya, jual-beli organ tubuh manusia khususnya ginjal, dapat dengan
mudah ditemukan, bahkan praktik itu dilakukan secara terangterangan.2 Hanya
dengan mengetik jual-beli ginjal di search engine seperti Google, dalam waktu
singkat search engine tersebut segera menampilkan banyak direktori yang
menyediakan layanan jual-beli ginjal.

Kebutuhan akan organ yang sangat tinggi berdampak pada semakin banyaknya
jual-beli organ tubuh manusia di pasar gelap. Menurut jurnal kesehatan The Lancet,
harga ginjal di pasaran dapat mencapai 15.000 dollar AS.4 Kesulitan mencari donor
di Indonesia membuat penderita gagal ginjal harus mencari ginjal sampai ke negeri
Cina. Walaupun tidak murah,5 persediaan organ yang sangat banyak membuat
mereka tertarik menjalani transplantasi di sana.
Berdasarkan hal-hal di atas, organ tubuh manusia telah menjadi obyek dalam
perjanjian jual-beli. Para pihak yang terlibat di dalam perjanjian jual-beli organ
tubuh tersebut tidak memperhatikan hukum khususnya Hukum Perjanjian yang
seharusnya ditaati dalam setiap proses perjanjian jual-beli.

Transplantasi diperlukan dalam rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan


kesehatan, sebagaimana dituangkan di dalam Pasal 64 ayat (1) Undang-Undang No.
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, yang berbunyi sebagai berikut:

“Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui


transplantasi organ dan / atau jaringan tubuh, implan obat dan / atau alat kesehatan,
bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.”

Namun demikian, cara untuk memperoleh organ tubuh harus dilakukan sesuai
dengan aturan hukum yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


4. Apa itu konsep etika keperawatan ?
4. Apa pengertian dari transplantasi organ?
4. Apa saja jenis – jenis transplantasi organ?
4. Bagaimana bunyi hukum yang mengatur tentang transplantasi organ ?
1.3 Tujuan
4. Menjelaskan apa itu konsep etika keperawatan
4. Menjelaskan apa pengertian dari transplantasi organ
4. Mampu menyebutkan apa saja jenis – jenis transplantasi organ
4. Memahami bunyi hukum yang mengatur tentang transplantasi organ
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP ETIKA

2.1.1 Pengertian Etika

Pengertian etika adalah berasal dari kata etik ( atau etika) berasal dari kata
ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh
individu ataupun kelompok. Untuk menilai apakah tindakan – tindakan yang
telah di kerjakan itu baik atau buruk.

2.1.2 Pengertian Etik

Pengertian etik merupakan studi tentang perilaku dan karakter. Etik


membahas penentuan tindakan yang baik bagi individu, kelompok- kelompok
individu, dan untuk masyarakat luas. Tindakan etik menggambarkan komitmen
pada standar – standar yang di penuhi individu, profesi, dan masyarakat.

2.1.3 Pengertian Nilai

Nilai dalam praktek keperawatan adalah suatu keyakinan seorang perawat


terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku
perawat dalam pelayanan kesehatan yang di berikan kepada pasien.

2.1.4 Pengertian Moral

Pengertian moral adalah istilah yang merujuk pada prinsip – prinsip perilaku
benar dan salah serta kebaikan atau keburukan karakter manusia. Istilah moral
berasal dari bahasa Latin yaitu mos (dalam bentuk tinggal) dan mores (dalam
bentuk jamak) yang mempunyai arti kebiasaan atau adat.

2.1.5 Pengertian Kode etik keperawatan

Kode etik perawat adalah merupakan pernyataan atau keyakinan yang


mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan.
2.1.6 Teori – teori etika keperawatan
1) Altruism : teori ini menekankan bahwa perawat menunjukan
kasih, kebaikan dan jujur pada klien dalam memberikan asuhan
keperawatan.
2) Utilitarianism dan Teleologi : teori ini menekankan pada
pencapaian hasil akhir yang terjadi. Pencapaian hasil akhir
dengan kebaikan maksimal dan ketidak baikan sekecil mungkin
bagi manusia.
3) Justice based ethics: Teori ini menekankan pada keadilan
sebagai titik sentral. Sebaik-baiknya suatu teori jika tidak adil
harus ditolak. Pada teori ini hak asasi manusia dijamin karena
keadilan.
4) Eudemonism: tindakan dikatakan baik apabila bertujuan untuk
kebaikan/mempunyai tujuan yang baik
5) Existentialism : sesorang bertanggung jawab atas keputusan
bagi dirinya sendiri
6) Deontology : menurut kant, benar atau salah bukan ditentukan
oleh hasil akhir atau konsekwensi dari suatu tindakan,
melainkan oleh nilai moralnya.
7) Otonomi : prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu
mempunyai kebebasan menentukan tindakan atau keputusan
berdasarkan rencana yang mereka pilih. Permasalahan yang
muncul dari penerapan prinsip ini adalah pariasi kemampuan
otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti
tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit,
ekonomi, tersedianya informasi dan lain- lain.

2.2 KONSEP TEORI TRANSPLANTASI ORGAN


2.2.1 Pengertian Transplantasi
Tansplantasi organ adalah transplantasi atau cangkok atau pemindahan seluruh
atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu bagian ke
bagia yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini di tujukan untuk
menggantikan organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima dengan orang
lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupan orang yang
masih hidup maupun telah meninggal. Organ – organ yang di transplantasikan
adalah jantung, transplantasi ginjal, hati, paru- paru,pancreas, organ pencernaan,
dan kelenjar timus, juga jaringan, termasuk cangkok tulang, tendon, cangkok
kornea, cangkok kulit, penanaman katup jantung buatan, saraf dan pembuuh darah.
Di dunia, cangkok ginjal adalah yang terbanyak diantara cangkok organ, diikuti
oleh hati dan jantung. Jaringan yang paling banyak di transplantasikan adalah
cangkok kornea dan muskoloskeletal.
Menurut The Uniform Anatomical Gift Act tahun 1968, memberikan kewenangan
kepada para dokter untuk melakukan transplantasi dengan syarat ada persetujuan
dari pasien, usia dewasa atau di atas 18 tahun, dan pelaksanaan pengambilan orga
pada fase mati biologis dan memenuhi syarat syarat transplantasi. Adapun peraturan
pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, Antomi serta
transplantasi jaringan tubuh manusia.
Pasal 1 huruf e berbunyi
“Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindaha
jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh oranglain dalam rangka
untuk pengobatan untuk mengganti alat atau jaringan tubuh manusia yang
tidak berfungsi dengan baik”.

2.2.2 Klasifikasi Transplantasi Organ


Terdapat dua hal penting yang mendasari transplantasi, yaitu eksplantasi
dan implantasi. Eksplantasi adalah usaha mengeluarkan atau mengambil
jaringan atau organ dari donor yang masih hidup atau pun yang sudah
meninggal. Sedangkan implantasi adalah usaha penempatan organ atau
jaringan atau jaringan yang telah yang telah diambil dari tubuh donor untuk
ditempatkan pada tubuh pendonor itu sendiri atau ditempatkan pada tubuh
resipient lain. Berdasarkan jenisnya, transplantasi sendiri dibedakan menjadi
dua, antaralain:
a) Transplantasi jaringan, seperti pencangkokan kornea mata dan
menambalbibir sumbing. Transplantasi jaringan ini jika tidak dilakukan
tidakmembahayakan kelangsungan hidup penderita, tujuannya
hanyalahmenyempurnakan kekurangan yang ada.
b) Transplantasi organ, seperti jantung, hati, dan ginjal. Transplantasi
inidilakukan untuk melangsungkan hidup penderita, karena jika tidak
dilakukan transplantasi maka akan membahayakan kelangsungan hidup
penderita.

2.2.3 Jenis Jenis transplatasi di tinjau dari sudut penerima :


1. Autotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat
lain dalam tubuh organ itu sendiri.
2. Homotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
orang ke tubuh orang lain.
3. Herterotransplantasi adalah pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies
ke spesies lain.
4. Autograft adalah suatu transplantasi untuk organ yang sama.
5. Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua nonidentik
anggota genetis yang sama spesie.
6. Isograft adalah sebuah subset dari allgrafts dimana organ atau jaringan yang
di transplantasikan dari donor ke penerima yang identic secara genetis
(kembar identik) Isografts di bedakan dari jenis lain transplantasi karena
sementara mereka secara antomi identik dengan allografts, mereka tidak
memicu respon ke kebalan
7. Xenograft dan Xenotransplantational adalah transplantasi organ atau jaringan
dari satu spesies yang lain
8. Transplantasi split adalah organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat di
bagi di antara dua penerima, terutama orang dewasa dan anak.
9. Tranplantasi Domino adalah oprai ini biasanya digunakan pada pasien
dengan fibrosis karna ke dua paru-paru perlu di ganti dan oprai ini lebih
mudah secara teknis untuk menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu
yang sama.
Selain itu, transplantasi juga secara khusus dibedakan berdasarkan sel induk,antara
lain:
a) Transplantasi Sel Induk dari Sumsum TulangSumsum tulang adalah jaringan
spons yang terdapat dalam tulang-tulangbesar seperti tulang pinggang,
tulang dada, tulang punggung dan tulangrusuk.
b) Transplantasi Sel Induk Darah TepiPeredaran tepi merupakan sumber sel
induk walaupun jumlah sel indukyang terkandung tidak sebanyak pada
sumsum tulang untuk jumlah selinduk mencukupi suatu transplantasi.
Transplantasi dilakukan denganproses yang disebut aferesis.
c) Transplantasi Sel Induk Darah Tali PusatDarah tali pusat mengandung
sejumlah sel induk yang bermakna danmemiliki keunggulan diatas
transplantasi sel induk dari sumsum tulangataudari darah tepi bagi pasien-
pasien tertentu. Transplantasi sel induk daridarah tali pusat telah mengubah
bahan sisa dari proses kelahiran menjadisebuah sumber yangdapat
menyelamatkan jiwa

2.2.4 Hukum yang mengatur tentang transplantasi organ


pengaturan hukum transplantasi organ adalah dalam UU No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan PP No. 18/1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah
Mayat Anatomis, serta Transplantasi Alat dan Jaringan Tubuh Manusia. PP ini
merupakan pelaksanaan dari UU No.9/1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan, yang
telah dicabut.

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang berhubungan


tentang transplantasi, yaitu:
1. Pasal 64
(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan
melalui transplantasi organ dan/ atau jaringan tubuh, implant obat
dan/ atau alat kesehatan, bedah plastic dan rkonstruksi, serta
penggunaan sel punca.
(2) Transplantasi organ dan/ atau jaringan tubuh sebagai mana di
maksud pada ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan
dan dilarang untuk di rekomendasikan.
(3) Organ dan/ jaringan tubuh dilarang di perjual belikan dengan dalih
apapun.

2. Pasal 65
(1) Transplantasi organ dan/ jaringan tubuh hanya dapat di lakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu dan di lakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
(2) Pengambilan organ dan/ jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan yang
mendapat persetujuan donor.

3. Pasal 68
Transplantasi sel, baik yang berasal dari mmanusia maupun dari
hewan, hanya dapat di lakukan bila terbukti keamanannya dan
kemanfaatannya.

4. Dasar peraturan pemerintah nomor 18 tahun 1981 tentang bedah mayat


klinis dan bedah mayat antois serta transplantasi alat atau jaringan tubuh
manusia, adapun isinya antara lain:
a) Pasal 10: Persetujuan tertulis pasien dan keluarga.
b) Pasal 14: Bila korban dfalam keadaan meninggal, harus ada izin
tertulis dari keluarga.
c) Pasal 15: Donor wajib di beriitahu informasi tentang prosedur.
d) Pasal 17: Tidak boleh di perjual belikan

5. Jeratan hukum pelanggar transplantasi tidak sesuai dengan ketentuan


UU RI NO. 36 tahun 2019 tentang kesehatan dalam
Pasal 192:
Setiap orang yang sengaja memperjual beliknan organ atau jaringan
tubuh dengan dalih apapun sebagaimana dimaksud dengan pasal 64
ayat (3) di pidana paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling
banyak Rp1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).

2.2.5 Teori yang mempengaruhi transplantasi organ


 Eudemonism: tindakan dikatakan baik apabila bertujuan untuk
kebaikan/mempunyai tujuan yang baik
 Existentialism : sesorang bertanggung jawab atas keputusan bagi dirinya
sendiri

2.3 RANGKUMAN BERITA

Dokter dan Perawat di Mesir Ditangkap karena Jual Organ Tubuh


Manusia

KAIRO – Dokter dan perawat di Mesir diamankan pihak berwenang karena terlibat
dalam jaringan penjualan organ tubuh manusia. Mereka bahkan bekerja sama
dengan pihak rumah sakit dalam melancarkan aksinya.
Polisi berhasil menangkap tiga dokter, empat perawat, tiga pekerja rumah sakit, dan
dua agen. Kementerian Dalam Negeri Mesir mencurigai mereka terlibat dalam
jaringan penjualan organ tubuh manusia yang lebih besar.

“Mereka dicurigai memiliki jaringan kriminal besar yang mengkhususkan diri


dalam perdagangan organ tubuh manusia,” ujar pihak Kementerian Dalam Negeri
Mesir, sebagaimana dikutip dari Asia One, Jumat (25/8/2017).
Jaringan ini memindahkan organ tubuh manusia untuk pasien asing yang
membutuhkan. Dari perdagangan tersebut, mereka meraih imbalan besar.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ratusan orang miskin di Mesir


setiap tahunnya menjual ginjal dan hati mereka untuk menyambung hidup. Dokter
dan suster jaringan ini pun mengincar masyarakat miskin yang kesulitan makan
ataupun membayar utang untuk terlibat dalam perdagangan mereka.

Beberapa tersangka ditangkap saat tengah membedah seorang pria yang menjual
ginjal dan bagian hatinya. Praktik itu dilakukan di sebuah rumah sakit swasta di
Provinsi Giza, Mesir. Pria yang tak diketahui namanya itu menjual organnya
seharga USD10 ribu atau sekira Rp133 juta.

Rumah sakit yang menggelar operasi tersebut kini telah ditutup. Namun, kondisi
pria itu saat ini tidak diketahui. Polisi pun masih menyelidiki lebih lanjut kasus
penjualan organ tubuh tersebut.

Angka penjualan organ tubuh di Mesir diketahui memang tinggi. Organisasi


Kesehatan Dunia pada 2010 menempatkan Mesir di posisi lima teratas sebagai
negara yang banyak memperdagangkan secara ilegal organ tubuh manusia.

Menanggapi maraknya kasus ini, Parlemen Mesir pun mengeluarkan undang-


undang yang melarang perdagangan komersial serta transplantasi organ tubuh
antara masyarakat Mesir dan orang asing, kecuali antara suami dan istri.

Undang-undang tersebut dibuat untuk mengatur transplantasi organ. Selain itu,


pemerintah juga berusaha memberantas perdagangan ilegal dan tindakan medis
untuk operasi semacam itu.

Pada 2016, polisi Mesir juga berhasil mengungkap jaringan internasional


perdagangan organ tubuh manusia. Sebanyak 45 orang diamankan pihak
berwenang. Saat melakukan penggerebekan, polisi menemukan uang senilai jutaan
dolar.

(kesimpulan dari kasus di atas

2.4 ANALISIS KASUS

1. Siapa - Siapa yang terlibat dalam kasus tersebut ?

Yang terlibat dalam kasus tersebut adalah tiga dokter, empat perawat, tiga
pekerja rumah sakit dan dua agen

2. Dimana – Dimana kasus tersebut terjadi ?


Kasus ini terjadi di Mesir dan bekerja sama dengan pihak rumah sakit dalam
melancarkan aksinya

3. Kapan – Kapan terjadinya kasus tersebut ?

Kasus ini terjadi pada hari jumat, 25 agustus 2017 pukul 19.18 WIB

4. Kenapa – Kenapa pelaku melakukan melakukan tindakan tersebut ?

Kenapa mereka melakukan kasus ini karena mereka ingin meraih imbalan yang
sangat besar
5. Bagaimana - Bagaimana ratusan orang miskin bisa menyambung hidupnya ?
Yaitu dengan cara menjual organnya seperti menjual ginjal miliknya
6. Apa - Apa tanggapan maraknya kasus ini ?
Parlemen Mesir sudah mengeluarkan undang-undang yang melarang
perdagangan komersial serta transpantasi antara masyarakat Mesir dan orang
asing
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Jadi dapat di simpulkan didalam konsep etika terdapat pengertian etik
yang etik merupakan studi tentang perilaku dan karakter. Moral yang biasanya
merujuk pada standar personal atau seseorang tentang benar atau salah. Nilai yang
berhubungan tentang kegunanaan dari ide sikap, adat istiadat, atau objek, dan
kode etik yang berhubungan dengan nilai dan atauran professional. Adapun
pengertian transplantasi organ yaitu

3. 2 SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

Anda mungkin juga menyukai