Anda di halaman 1dari 7

issue etik keperawatan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Jika kita bicara masalah kemajuan teknologi dan keilmuan dalam kesehatan menghasilkan teknik
terkini yang sangat bermanfaat dalam bidang kesehatan. Segaala bentuk gangguan kesehatan
akan teratasi dengan penemuan-penemuan tersebut. Selain itu,saat ini beredar
informasi mengenai kontroversi dari praktik keperawatan. Padahal profesi perawat merupakan
profesi yang mandiri dan berupa disiplin ilmuyang di akui oleh Negara. Oleh karena itu untuk
memahami keperawatan seecara utuh maka kita juga harus mengetahui issue etik dan legal
dalam praktik keperawatan agar bisa menjadi perawat yang professional.
1.2. Rumusan masalah:
Bagaimanakah issue etik dan legal aspek praktik keperawatan di Indonesia?
1.3. Tujuan penulisan:
Untuk memenuhi tugas mata kuliah dan menambah pengetahuan dalam konteks issue etik
dan legal aspek praktik keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. ISSUE ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
Kode etik adalah pernyataan standar professional yang di gunakan sebagai pedoman perilaku
dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlakuuntuk seorang
perawat Indonesia dalam melaksanakn tugas atau fungsi perawat adalah kode etik perawat
nasional Indonesia,dimana seorang perawat selalu berpegang teguh pada kode etiksehingga
kejadian pelanggaran etik dapat di hindarkan
2.1. PENGERTIAN TRANSPLANTASI ORGAN
Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau
sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain
pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau
tak befungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor
organ dapat merupakan orang yang masih hidup ataupun telah meninggal.
dimungkinkan untuk memindahkan suatu organ atau jaringan tubuh manusia yang masih
berfungsi baik, baik dari orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, ke tubuh
manusia lain.
Dalam penyembuhan suatu penyakit, adakalanya transpalntasi tidak dapat dihindari dalam
menyelamatkan nyawa si penderita.Dengan keberhasilan teknik transplantasi dalam usaha
penyembuhan suatu penyakit dan dengan meningkatnya keterampilan dokter dokter dalam
melakukan transplantasi, upaya transplantasi mulai diminati oleh para penderita dalam upaya
penyembuhan yang cepat dan tuntas.
Untuk mengembangkan transplantasi sebagai salah satu cara penyembuhan suatu penyakit tidak
dapat bagitu saja diterima masyarakat luas. Pertimbangan etik, moral, agama, hokum, atau social
budaya ikut mempengaruhinya.

2.2 SUPPORTING DEVICES


Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau
dari segi keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan praktek.
Adapun klasifikasi supporting devices yaitu:
a. Alat Bantu
Teknologi medis yang canggih merupakan alat atau perkakas untuk para dokter, dan alat
bantu akan mengurangi beban perawat. Kemajuan dalam layanan medis, termasuk alat medis
dengan sistem komputerisasi yang canggih, melindungi jiwa banyak orang.
b. Peralatan Sinar X
Pemandu LM dan Cincin Roller Lintang kami digunakan untuk pergerakan reseptor sinar
X. Ini memungkinkan mesin sinar X untuk menggerakkan unit transmiter dan penerima sinar ke
arah manapun dan mengambil gambar dari sudut manapun, tanpa bergantung pada posisi pasien.
Saat produk THK digunakan, getaran dan suara mesin juga dikurangi sehingga menghilangkan
kekhawatiran pasien. sinar X yang mampu melakukan penetrasi kedalam tubuh pasien.
c. Peralatan analisis otomatis hematologikal
Splina Bola dapat menekan getaran di ujung injektor saat dihentikan, dan mur perubah
sekrup geser memungkinkan terciptanya mekanisme pengumpanan dengan kecepatan tinggi dan
sangat mulus.
d. Pemindai CT sinar X medis
Pemindai CT sinar X merupakan perangkat tunggal yang memindai keseluruhan tubuh
pasien dan terdiri dari pemindai CT (Computed Tomography/Tomografi Komputer) dan
peralatan angiografi. Pada perangkat ini, Pemandu LM THK digunakan di bagian gerakan
longitudinal yang menggerakkan pasien yang terbaring di tempat tidur selama proses
pemindaian. Karena pemandu tersebut dapat mengurangi getaran dan suara selama gerakan
sistem, komponen ini dapat menghilangkan kekhawatiran pasien.
e. Fasilitas mandi dengan penopang kursi roda elektrik
Splina Bola kami digunakan dalam fasilitas mandi dengan pengangkat (lift) bertenaga
listrik. Menggunakan poros splina sebagai batang angkat memungkinkan desain fasilitas yang
kompak.
Masih banyak supporting devices yang lain dan memiliki manfaat masing-masing bagi
perawat, akan tetapi juga mempunyai dampak negative. Itulah yang menjadi kontroversi saat ini.
B.PRINSIP LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
3.1 MALPRAKTIK
Malpraktik adalah kesalahan/kegagalan pelaksanaan professional karena
keterampilan yang tidak memadai dan tidak beralasan, ketaatan terhadap profesi atau hukum,
praktik kejahatan, tindakan melanggar hokum atau tidak bermoral (Creighton,1986). Salah satu
contoh malpraktik yang potensial yang terjadi di lingkungan perioperatif adalah melaksanakan
praktik yang melebihi otoritas seseorang. Contohnya adalah pembukaan luka bedah oleh asisten
pertama yang belum mendapat mandate dari institusi.
Strategi yang efektif bagi perawat perioperatif dalam upaya menghindari perkara
malpraktik adalah memberikan perawatan yang aman untuk klien mereka. Kllien tidak dapat
menjadi pengugat, kecuali dan sampai mereka menngalami cedera. Jika perawat telah
melakukan tindaakn yang beralasan dan cermat, ia tidak akan bertanggung jawab atas cedera
akibat tindakan atau kelalaiannya. Dalam kasus malpraktik tindakan perawat yang kurang
beralasan akan dinilai sebagai bukti yang diperoleh dari saksi ahli, kebijakan dan prosedur
institusi, UU dan aturan administrative, standar asosiasi professional dan literature professional.
Oleh karena itu, strategi kedua untuk mencegah malpraktik adalah mengetahui dan mematuhi
standar keperawatan.
Dengan terbitnya UU RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik Kedokteran,
diharapkan bahwa setiap orang yang merasa kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter
dapat mengadukan kasusnya ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)
secara tertulis atau lisan. MKDKI dapat memberikan sanksi disipsilin berupa peringatan tertulis,
rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau Surat Ijin Praktik(SIP). Tujuannya adalah
untuk penegakkan isiplin dokter, yaitu penegakkan aturan-aturan atau ketentuan penerapan
keilmuan dalam hubungannya dengan pasien.

3.2 NEGLECTED

Neglected adalah kelalaian individu dalam melakukan sesuatu yang sebenarnya dapat dia
lakukan atau melakukan sesuatu yang dihindari orang lain (Creighton,1986). Kelalaian bukanlah
suatu kejahatan seorang dokter atau perawat dikatakan lalai jika ia bertindak tak acuh, tidak
memperhatikan kepentingan orang lain sebagaimana lazimnya. Akan tetapi jika kelalaian itu
telah mencapai suatu tingkat tertentu sehingga tidak memperdulikan jiwa orang lain maka hal ini
akan membawa akibat hukum, apalagi jika sampai merenggut nyawa, maka hal ini akan
digolongkan sebagai kelalaian berat.
Adapun yang menjadi tolak ukur dari timbulnya kelalaian dapat ditinjau dari beberapa hal :
a) Tidak melakukan kewajiban dokter yaitu tidak melakukan kewajiban profesinya untuk
mempergunakan segala ilmu dan keterampilanya.
b) Menyimpang dari kewajiban yaitu menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan.
c) Adanya hub sebab akibat yaitu adanya hub lngsng antara penyebab dgn kerugian yang dialami
pasien sbgai akibatnya.
Untuk menentukan kelalaian standar asuhan di penuhi dengan penjelasan apakah seseorang
beralasan akan atau melakukan sesuatu pada situasi yang sama. Setiap perawat bertanggung
jawab untuk mengikuti standar asuhan keperawatan dalam praktek.

C.PRINSIP LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


4.1 PERTANGGUNGGUGATAN

Yaitu suatu tindak gugatan apabila terjadi suatu kasus tertentu.


Contoh:
Ketika dokter memberi instruksi kepada perawat untuk memberikan obat kepada pasien tapi
ternyata obat yang diberikan itu salah ,dan mengakibatkan penyakit pasien menjadi tambah parah
dan dapat merenggut nyawanya .Maka ,pihak keluarga pasien berhak menggugat dokter atau
perawat tersebut.
4.2. PERTANGGUNG JAWABAN
Yaitu suatu konsekuensi yang harus diterima seseorang atas perbuatannya.
Contoh:
Jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh dokter dan pihak keluarga pasien tidak
terima karena kondisi pasien semakin parah maka, dokter akan bertanggung jawab atas
kesalahan atau kelalaiannya .

BAB III
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik pada kelompok
tertentu.
Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga,
yaitu perawat.pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang
benar, hal yang di perlukan, dan hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya.
Oleh karena manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka di perlukan
pedoman untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak.

5.2. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
meminta agar pembaca berkenan member kritik dan saran demi kesempurnaan di masa
mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
www.Google.com
http://fikunpad-divarosya.blogspot.com/2009/01/etika-keperawatan.html
http://www.scribd.com/doc/2618297/ETIKA-KEPERAWATAN
http://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ

www.fathony78.lecture.ub.ac.id/files/.../ISSU-ETIS-DALAM-KEPERAWATAN2.ppt

Anda mungkin juga menyukai