Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR KEPERAWATAN RESUME

PRINSIP MORAL DAN ETIKA

Oleh :

MAYA ROSITA

NIM. 2011316054

Dosen Pembimbing;

Nelwati, S.Kp., MN., PhD

S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2020
PRINSIP MORAL DAN ETIKA
A. Teori Etika
1. Egoisme
Rachel (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu
egoisme psikologi dan egoisme etis. Egoisme psikologi adalah suatu teori yang
menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat
diri, dalam teori ini orang boleh saja yakni bahwa ada tindakan mereka yang bersifat
luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan/atau
tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah ilusi. Sedangkan paham egoisme etis
adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri, jadi yang membedakan
tindakan berkutat diri dengan tindakan untuk kepentingan diri adalah pada akibatnya
terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau
merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan tidak selalu
merugikan kepentingan orang lain.
2. Utilitarisme
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa
suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
"Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat,
berfaedah, atau menguntungkan
3. Deontologi
Etika deontologis atau deontologi adalah pandangan etika normatif yang menilai
moralitas suatu tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Etika ini kadang-
kadang disebut etika berbasis "kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan
memberikan kewajiban kepada seseorang.Etika deontologis biasanya dianggap
sebagai lawan dari konsekuensialisme.
4. Teori Hak
Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau
tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Hak asasi manusia
didasarkan atas beberapa sumber otoritas (weiss, 2006), yaitu hak hukum (legal
right), hak moral atau kemanusiaan (moral, human right), dan hak kontraktual
(contractual right). Hak legal adalah hak yang didasarkan atas sistem/yurisdiksi
hukum suatu negara. Hak moral dihubungkan dengan pribadi manusia secara individu
atau dalam kelompok (bukan masyarakat luas). Hak kontraktual mengikat individu-
individu yang membuat kesepakatan (kontrak) bersama dalam wujud hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
5. Teori Keutamaan (virtue theory)
Etika keutamaan adalah teori etika yang berpendapat bahwa filsafat moral tidak
pertama-tama berurusan dengan benar atau salahnya tindakan manusia menurut
norma-norma atau prinsip-prinsip moral tertentu, melainkan dengan baik- burukya
kelakuan atau watak manusia
6. Teori Etika Teonom
Teori etika teonom juga merupakan salah satu teori yang dilandasi oleh filsafat
Kristen. Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara
hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah (Matondang, 2015).
Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah,
dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan Allah
sebagaimana telah dituangkan dalam kitab suci. Teori Teonom adalah salah satu
aliran moral yang meletakkan dasar moralnya pada perintah Allah secara mutlak.
Menurut aliran ini Perintah Allah mutlak dijalankan oleh semua orang tanpa
pengecualian.

B. Prinsip Moral dan etika yang sering di gunakan dalam keperawatan


1. Antonomy (otonomi)
Autonomy mengacu pada hak untuk membuat keputusan sendiri. Perawat yang
mengikuti prinsip ini mengakui bahwa setiap klien adalah unik, memiliki hak untuk
menjadi dirinya sendiri, dan memiliki hak untuk memilih tujuan pribadinya masing-
masing. Perawat yang menghargai autonomy klien berarti bahwa perawat tersebut
menghormati hak klien untuk mengambil keputusan bahkan ketika pilihan itu
tampaknya bukan untuk kebaikan klien itu sendiri. Meski begitu, perawat tetap harus
memberikan penjelasan kepada klien yang mengambil keputusan yang dapat
memperburuk keadaannya. Dalam beberapa kasus, perawat tetap harus melindungi
klien yang tidak dapat mengambil keputusan sendiri, misalnya ketika klien dalam
keadaan tidak sadar.
2. Beneficence
Beneficence berarti "berbuat baik", dimana perawat wajib menerapkan tindakan yang
menguntungkan klien dan menghindari tindakan yang merugikan klien. Kesepakatan
mengenai prinsip beneficence adalah bahwa kepentingan terbaik pasien tetap lebih
penting daripada kepentingan diri sendiri.
3. Normaleaficence
Nonmaleficence adalah tindakan untuk "tidak membahayakan" atau "tidak
merugikan". Membahayakan dapat berarti dengan sengaja menyebabkan kerusakan,
menempatkan seseorang dalam bahaya, ataupun secara tidak sengaja menyebabkan
kerusakan.
4. Justice (Keadilan)
rinsip justice didasarkan pada konsep keadilan. Prinsip ini melibatkan perlakuan
yang sama dan adil terhadap setiap individu, kecuali jika ada pembenaran atas
perlakuan yang tidak setara. Dalam profesi keperawatan, seorang perawat harus
mendistribusikan perawatan kepada klien-kliennya dengan adil dan merata.
5. Veracity
rinsip veracity mengacu pada mengatakan hal yang sebenarnya atau berkata jujur.
Perawat tidak boleh menyembunyikan suatu kebenaran dari klien, bahkan ketika hal
tersebut dapat menyebabkan klien menjadi stres (Registered Nursing, n.d.). Prinsip
ini penting karena klien membutuhkan informasi yang lengkap dan relevan untuk
membuat pilihan yang sepenuhnya rasional. Selain itu, klien juga mempunyai hak
untuk mengetahui informasi-informasi yang terkait dengan kondisinya
6. Avoiding Killing
Prinsip ini menekankan kewajiban perawat untuk menghargai kehidupan manusia,
tidak membunuh atau mengakhiri kehidupan.
7. Fidelity
Prinsip fidelity berarti setia pada janji. Tentunya klien mempunyai harapan kepada
perawat untuk bertindak demi kepentingan baik mereka. Dengan begitu, perawat
sebagai advokat klien harus menjunjung tinggi prinsip kesetiaan dan menepati janji
untuk memberikan perawatan yang terbaik untuk kliennya.
8. Caring
Caring” sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan diri. Prilaku “Caring” dalam askep :
Menjalin hubungan saling percaya antara perawt dengan pasien, Memberi
Penghargaan pada pasien, Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah bagi
pasien, Memberi kebebasan melakukan ibadah, dan Membuat pasien sejahtera.
9. Confidentiality
Yaitu upaya merahasiakan informasi yang sifatnya rahasia bagi pasien untuk
menjaga privasi pasien à prinsip etik yang mendasar.
10. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

C. Nilai-Nilai Praktik Profesional.


1. Aesthetics
Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada pemberian kepuasan dengan
prilaku/ sikap yang tunjukan dengan Appreciation, Creativity, Imagination,
Sensitivity.
2. Alturism
Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap yang ditunjukan yaitu:
Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah hati), Perseverance
(tekun), dan tabah (sabar).
3. Equality (Persamaan)
Mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang dapt ditunjukan oleh perawat
yaitu: Acceptance (menerima), Fairness (adil/tidak diskriminatif), Tolerance,
Assertiveness.
4. Freedom (Kebebasan)
Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat yaitu:
Confidence, Hope, Independence, Openness, Self direction, Self Disciplin .
5. Human Dignity (Menghargai martabat manusia).
Menghargai martabat manusia dan keunikan martabat manusia dan keunikan
individu, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness,
Respect full, Trust, Consideration. Kegiatan yang berhubungan dengan sikap Human
dignity: Melindungi hak individu untuk privacy, Menyapa/memperlakukan orang lain
sesuai dengan keinginan mereka untuk diperlakukan, Menjaga kerahasiaan klien dan
teman sejawat.
6. Justice (Keadilan)
Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat dilihat dari Justice, adalah:
Courage (keberanian/Semangat, Integrity, Morality, Objectivity). Kegiatan yang
berhubungan dengan justice perawat: Bertindak sebagai pembela klien,
Mengalokasikan sumber-sumber secara adil, Melaporkan tindakan yang tidak
kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara obyektif dan berdasarkan fakta.
7. Truth (kebenaran).
Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang berhubungan denganperawt yang
dapat dilihat, yaitu: Akontabilitas, Honesty, Rationality, Inquisitiveness (ingin tahu).
Kegiatan yang beruhubungan dengan sikap ini adalah: Mendokumentasikan asuhan
keperawatan secara akurat dan juju, Mendapatkan data secara lengkap sebelum
membuat suatu keputusan, dan Berpartisipasi dalam upaya-upaya profesi untuk
melindungi masyarakat dari informasi yang salah tentang asuhan
keperawatan.

ETHIC OF CARE
A. Aspek Etik Dan Hukum Terkait Dengan Manajemen Pelayanan Dan Asuhan
Keperawatan.

Di Indonesia salah satu bentuk aturan yang menunjukan adanya hubungan hukum
dengan perawat adalah UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Pasal 1 angka 2
menyebutkan bahwa ”Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan”. Berdasarkan PP No. 32/1996 Pasal 2 ayat (1) jo,
ayat (3) perawat dikatagorikan sebagai tenaga keperawatan.
Pasal 3 PP No. 32 Tahun 1996 menentukan ”setiap tenaga kesehatan wajib memiliki
keahlian dan keterampilan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikannya yang
dibuktikan dengan ijazah” Dengan demikian, tugas dan kewenangan tenaga
kesehatan/perawat akan ditentukan berdasarkan ijazah yang dimilikinya.
Dalam perjuangan memajukan perawat di Indonesia, profesi perawat mempunyai
organisai profesi perawat yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia/PPNI. Melalui
PPNI profesi perawat berjuang untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
kepada masyarakat. PPNI telah berhasil memperjuangkan legislasi dalam keperawatan.
Yang terdiri dari dua komponen yaitu registrasi dan lisensi keperawatan. Registrasi
adalah upaya untuk menjamin tingkat kemampuan tenaga keperawatan untuk dapat
memberikan pelayanan yang memenuhi standar profesi. Lisensi adalah pemberian ijin
melaksanakan keperawatan sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
ditetapkan. Aturan yang berhasil diperjuangkan oleh PPNI adalah Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/KEP/M.PAN/II/2001 tentang Jabatan
Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya; dan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat

B. Hukum, Etika, Dan Etika Keperawatan

Hukum kesehatan (no. 23 tahun 1992) adalah semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan dan penerapannya. Yang diatur
menyangkut hak dan kewajiban baik perorangan dan segenap lapisan masyarakat
sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana pedoman standar pelayanan medic,
ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber-sumber hukum lainnya.
Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen yang berhubungan dengan
kesehatan, contohnya hukum pelayanan kesehatan terhadap keluarga miskin (gakin)

C. Hukum Dan Perundang-Undangan Kesehatan

UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan


sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan.
UU 36 tahun 2009 disahkan oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 13 Oktober 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan diundangkan oleh Andi Matalatta, Menkumham RI dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 dan Penjelasan Atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan ke dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063 pada tanggal 13 Oktober
2009 di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai