Anda di halaman 1dari 7

1.

Erni (202001018)
2. Muhammad Zulfah (202001032)

ADAPTASI, JEJAS, DAN KEMATIAN SEL


Tujuan akhir dari tugas ini:
1. menggambarkan struktur anatomi makroskopik adaptasi sel - Atrofi: - Hiperplasia -
Hipertrofi - Metaplasia dan dysplasia jejas reversible: - Degenerasi hidropik: mola
jejas irreversible: - Nekrosis
2. menggambarkan struktur anatomi mikroskopik; - Metaplasia - Degenerasi
hidropik - Nekrosis
3. mendiskusikan mekanisme penyebab terjadi dan dampak dari prosesproses di atas
terhadap biologi, psikologi, sosial dan spiritual klien
4. mendiskusikan implikasi dari perubahan tersebut terhadap tindakan keperawatan
Kerjakan dengan cara mendiskusikan setiap soal yang ada dibawah ini dengan
berdasarkan sumber.Sertakan reffrensi ketika menjawab.

I.1. Review Struktur Sel Normal Sel merupakan unit struktural dan fungsional
jaringan dan organ. Sebelum mempelajari gangguan pada sel, Anda diharapkan untuk
mengingat kembali sel normal dan bergai organelnya
Gambar kan dan jelaskan Skema sel dan organel sel normal
1. Skema Sel
2. Organel Sel Normal

I.2. Adaptasi Seluler :Sel mampu mengatur dirinya dalam dengan cara merubah
struktur dan fungsinya sebagai respons terhadap berbagai kondisi fisiologis maupun
patologis. Kemampuan ini disebut sebagai adaptasi seluler. Terdapat empat (4) tipe
adaptasi seluler yaitu:
1. Atrofi
Atrofi merupakan pengurangan ukuran yang disebabkan oleh mengecilnya
ukuran sel atau mengecilnya/berkurangnya (kadang-kadang dan biasa disebut
atrofi numerik) sel parenkim dalam organ tubuh .
2. Hipertrofi
Hipertrofi adalah Pertambahan besar organ akibat adanya pertambahan ukuran
sel pada organ. Hipertrofi adalah suatu respons adaptif yang terjadi apabila
terdapat peningkatan beban kerja suatu sel. Kebutuhan sel akan oksigen dan zat
gizi meningkat, menyebabkan pertumbuhan sebagian besar struktur dalam sel.
3. Hiperplasia
Hiperplasia merupakan suatu kondisi membesarnya alat tubuh/organ tubuh
karena pembentukan atau tumbuhnya sel-sel baru
4. Metaplasia
Metaplasia adalah perubahan sel dari satu subtype ke subtype lainnya. Metaplasia
biasanya terjadi sebagai respons terhadap cedera atau iritasi kontinu yang
menghasilkan peradangan kronis pada jaringan. Dengan mengalami metaplasia,
sel-sel yang lebih mampu bertahan terhadap iritasi dan peradangan kronik akan
menggantikan jaringan semula

I.2.1Atrofi
Atrofi adalah mengecilnya ukuran sel dari organ yang sebelumnya berkembang
sempurna atau normal. Dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai perawat,

e) berikan satu contoh kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya atrofi dan jelaskan
mekanismenya. Contohnya yaitu, Atrofi Denervasi Atrofi ini adalah kondisi
mengecilnya tulang dan otot secara progresif diakibatkan oleh tubuh yang tidak aktif
dalam waktu lama. Kasus atrofi ini sering ditemukan pada pasien yang memiliki
penyakit kronis seperti kanker atau HIV. Mereka biasanya akan mengalami
penurunan kepadatan dan massa otot yang membuat tubuh tampak mengecil dari
yang seharusnya.

f) Menurut Anda apakah dampak atrofi tersebut bagi klien?


Menurut kami, dampak dari atrofi yaitu mengecilnya otot yang menyebabkannya
berbeda dari yang lainnya. Ketika terjadi atrofi otot, bentuk tubuh dapat mengalami
perubahan, misalnya salah satu area tubuh menjadi lebih cekung karena ototnya
mengecil; atau terlihat tidak simetris, misalnya salah satu lengan atau tungkai terlihat
lebih kecil daripada lengan atau tungkai yang lainnya.
I.2.2 Hipertrofi dan Hiperplasia
Hipertrofi dan hiperplasia merupakan bentuk lain dari adaptasi sel. Keduanya dapat
menyebabkan pembesaran ukuran organ, namun penyebab dan tempat terjadi yang
berbeda.
g) Jelaskan perbedaan antara hipertrofi dan hiperplasia serta beri contoh!
Hiperplasi : jumlah sel bertambah sehingga organ membesar.
Contoh : Fisiologis : Membesarnya payudara pada wanita saat memasuki masa
pubertas, Patologis : Hipertensi.
Hipertrofi : bertambahnya isi/volume suatu jaringan sehingga organ membesar.
Contoh : Fisiologis : Membesarnya uterus Ibu hamil, Patologis : Membesarnya
kelenjar prostat.

h) Pada kondisi apakah yang menyebabkan kelainan di atas?


kondisi diatas merupakan hipertropi patologis jantung. pada gambar tersebut
terjadi peningkatan ukuran sel atau pebengkakan jantung yang ditandai dengan
ventrikel kiri , hal ini disebabkan beban kerja jantung meningkat.
Kardiomiopati hipertrofik bisa terjadi sebagai suatu kelainan bawaan. Penyakit ini
dapat terjadi pada orang dewasa dengan akromegali (kelebihan hormon
pertumbuhan di dalam darah) atau penderita hemokromositoma (suatu tumor yang
menghasilkan adrenalin).

i) Menurut Anda apakah dampak hipertrofi ventrikel bagi klien penderita?


Dampak hipertrofi ventrikel bagi klien penderita yaitu jantung menebal dan lebih
kaku dari normal dan lebih tahan terisi oleh darah dari paru-paru. Sebagai akibatnya
terjadi tekanan balik ke dalam vena-vena paru, yang dapat menyebabkan
terkumpulnya cairan di dalam paru-paru, sehingga penderita mengalami sesak nafas
yang sifatnya menahun. Penebalan dinding ventrikel juga bisa menyebabkan
terhalangnya aliran darah, sehingga mencegah pengisian jantung yang sempurna.
j) Menurut Anda apakah hiperplasia merupakan proses fisiologis atau patologis?
Hiperplasia bisa bersifat fisiologis yang terbagi menjadi 2 yaitu hiperplasia fisiologis
hormonal dan kompensatorik. Selain itu hiperplasia bisa juga bersifat patologis. contoh
hiperplasia fisiologis adalah proliferasi epitel kelenjar payudara pada pubertas dan selama
kehamilan. Salah satu contoh hiperplasia patologis adalah kutil.

I.2.3. Metaplasia dan Displasia


Metaplasia merupakan bentuk adaptasi berupa transformasi dari satu tipe sel dewasa
menjadi tipe sel dewasa yang lain. Derajat yang lebih buruk dari metaplasia adalah
displasia, yaitu perubahan polarisasi pertumbuhan sel. Displasia yang tidak
tertanggulangi dapat mengarah pada keganasan (karsinoma).

I.3. Jejas Sel Terdapat beberapa penyebab cedera (jejas) sel. Lima (5) dari beberapa
penyebab umum jejas sel antara lain:
k) kekurangan oksigen
l) kekurangan nutrisi
m) infeksi sel
n) respon imun yang abnormal
o) Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan) dan kimia

Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dikelompokkan menjadi 2 kategori utama


yaitu:
p) jejas reversible (degenerasi sel) dan
q) jejas irreversible (kematian sel).

I.3.1 Degenerasi Hidropik: Mola Hidatidosa


Mola hidatidosa (hydatiform mole) sering disebut sebagai ’kehamilan buah anggur
Mekanisme apa yang mendasari terbentuknya mola?
r) Degenerasi, adalah suatu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang
mengakibatkan perubahan morfologik akibat jejas nonfatal pada sel. Pada telaah
biomolekular, terjadi proses penimbunan (storage) atau akumulasi cairan dalam
organel sel yang menyebabkan perubahan morfologik sel. Selain itu, terjadi
kerusakan yang menimbulkan fragmentasi. Fragmen ini dapat meningkatkan tekanan
osmotik cairan intrasel karena mengandung lemak dan protein. Inilah awal terjadinya
degenerasi albumin. Apabila proses berlanjut disertai peningkatan intensitas jejas sel
sampai timbulnya pembengkakan vesikel, tampak lah vakuola intrasel yang
dinamakan degenerasi vakuoler/hidropik. Degenerasi hidropik yang terjadi pada vili
korialis dinamakan mola hidatidosa, karena seluruh stroma vili yang avaskuler larut
menjadi cairan mengisi bentuk vili yang menggembung mirip buah anggur atau kista
hidatid (kehamilan buah anggur = hydatidiform mole). Mekanisme yang mendasari
terjadinya degenerasi ini yaitu kekurangan oksigen (hipoksia), adanya toksik, dan
karena pengaruh osmotik.

Berdasarkan perubahan sel yang terjadi, apakah ciri khas yang tampak pada
makrokopik dan mikrokopik mola?
Ciri khas yang terdpat pada makroskopik yaitu terdapat jaringan atau organ yang
membesar dan ada yang terlihat seperti bentuk anggur. Ciri khas yang terdapat pada
mikroskopik yaitu sel yang membesar karena tidak dapat mempertahankan
homeostasis cairan.

Menurut Anda, apakah janin ibu hamil tersebut dapat hidup?


s) Tidak, karena pada dasarnya yang mengalami perkemabngan dalam rahim tersebut
bukanlah janin, melainkan gelembung-gelembung pembesaran kapiler. Pada
kehamilan anggur (kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk akibat
kegagalan pembentukan janin) ini biasanya tidak ditemukan atau tidak dapat
diidentifikasi adanya janin atau embryo serta tidak terdengar denyut jantung bayi.
I.3.2 Kematian Sel: Nekrosis Terdapat 2 jenis kematian sel yaitu apotosis dan
nekrosis. Ingatlah perbedaan utama antara apoptosis dan nekrosis! Yaitu:
Nekrosis merupakan jejas sel irreversible akibat proses enzimatik dari kematian
elemenelemen sel, denaturasi protein, dan autolisis.
Apakah perbedaan nekrosis koagulativa dan liquefactive?
u) Nekrosis koagulatif : terjadi koagulasi (penggumpalan) unsur protein intrasel yang
umumnya terjadi pada daerah infark dengan disertai ekstravasi eritrosit.
Nekrosis liquefactive : terjadi pada otak yang disebabkan enzim proteolitik sel lekosit
sehingga nekrosis neuron yang kaya litik ini mudah mencairkan substansi sekitarnya.

v)Dari etiologi, proses penyakit, dan manifestasi klinik yang terjadi pada neoplasia,
apa dampaknya terhadap biologi, psikologi, sosiol, dan spiritual pasien?

w )Apa implikasinya dalam asuhan keperawatan kepada pasien neoplasia? Jelaskan


perannya dalam aspek preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif!

Anda mungkin juga menyukai