Anda di halaman 1dari 5

Adaptasi, Jejas, dan Kematian Sel

Putri Almalia Rahmadini, 1906292130, IDK – B

1.2 Adaptasi Seluler


Terdapat empat tipe adaptasi selular yaitu :
1. Hipertrofi adalah pertambahan besar organ akibat adanya pertambahan ukuran sel
pada organ tersebut dan suatu respon adaptif yang terjadi apabila terdapat peningkatan
beban kerja suatu sel.
2. Metaplasia adalah perubahan suatu sel dari subtype ke subtype lainnya dan terjadi
sebagai respon terhadap cedera atau iritasi kontinu yang menghasilkan peradangan
kronis di suatu jaringan.
3. Atrofi adalah pengurangan ukuran yang disebabkan oleh ukuran sel yang mengecil
atau mengecilnya sel parenkim dalam organ tubuh dan disebabkan karena berbagai
faktor tergantung jenis atrofinya. Atrofi memiliki berbagai jenis yaitu atrofi senilis,
atrofi local, atrofi inaktivitas, atrofi desakan, dan atrofi endokrin.
4. Hiperplasia adalah kondisi membesarnya organ tubuh diakibatkan pembentukan atau
tumbuhnya sel-sel baru. Hiperplasia terbagi menjadi dua jenis yaitu hiperplasia
fisiologis dan hyperplasia patologis.
1.2.1 Atrofi
e. Contoh kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya atrofi, beserta mekanismenya :
Salah satu contoh penyebab terjadinya atrofi yaitu terjadinya pengecilan otot pada kaki.
Biasanya terjadi karena otot yang tidak dapat digunakan sehingga kandungan miosin
dan aktin yang terdapat di dalam otot akan mengalami pengurangan serta serat-seratnya
menjadi lebih kecil dan mengakibatkan massa dari otot tersebut akan berkurang (atrofi)
dan menjadi lebihy lemah dari sebelumnya.
f. Dampak atrofi bagi klien
Atrofi biasanya terjadi pada beberapa organ tubuh manusia yang meliputi :
 Atrofi pada Testis biasanya berawal dari peradangan pada testis yang
disebabkan oleh infeksi (orkitis). Infeksi tersebut dapat ditandai dengan adanya
gejala pembengkakan pada testis. Akibatnya, testis mengalami kegagalan fungsi
untuk meproduksi sperma dan terjadi gangguan dalam menghasilkan keturunan.
 Atrofi pada Otak salah satu contoh yaitu penderita Alzheimer. Alzheimer
adalah kepikunan berbahaya yang dapat menurunkan daya pikir dan kecerdasan
seseorang. Alzheimer dapat ditandai dengan adanya kemunduran fungsi
intelektual dan emosional secara perlahan dan progesif yang dapat menganggu
kegiatan social sehari-hari. Secara anatomi, serebrum mengalami atrofi dimana
girus serebrum menjadi lebih kecil sedangkan sulkusnya melebar. Penderita
Alzheimer akan sulit untuk mengingat nama atau melupakan suatu barang.
Atrofi ini memiliki dampak matinya sel-sel saraf pada otak.
1.2.2 Hipertropi dan Hiperpalsia
g. Perberdaan antara hipertrofi dan hyperplasia serta contohnya:
Hipertropi adalah penambahan volume atau isi suatu jaringan sehingga organnya
membesar.
Contoh ; Fisiologis : Pembesaran uterus pada ibu hamil
Patologis : Pembesaran pada kelenjar prostat
Hiperplasia adalah penambahan jumlah sel sehingga terjadi pembesaran pada organ
(organnya membesar)
Contoh : Fisiologis : Membesarnya payudara pada wanita ketika memasuki masa
pubertas
Patologis : Menaiknya tekanan darah (hipertensi)
h. Kondisi yang menyebabkan kelainan diatas:
Kondisi tersebut adalah hipetropi patologis jantung pada orang yang sedang
mengalami hipertensi. Kondisi ini disebabkan karena terjadi peningkatan beban kerja
jantung yang menyebabkan peningkatan ukuran sel atau pembengkakan pada jantung
yang ditandai dengan ventrikel kiri. Kondisi ini dapat terjadi pada orang dewasa
dengan akromegali atau kelebihan hormon pertumbuhan di dalam darah atau suatu
tumor yang menghasilkan adrenalin atau penderita hemokromositoma.
i. Dampak Hipertropi Ventrikel bagi klien penderita :
Dampak yang dirasakan bagi klien yaitu sesak nafas yang dapat menahan serta
meningkatkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler, selain itu dapat menyebabkan
kematian pada jantung.
j. Apakah Hiperplasia merupakan proses fisiologis atau patilogis :
 Gambar 1 adalah proses hiperplasia fisiologi, di mana salah satu contohnya
yaitu pembesaran endometrium karena respon pembesaran ini memang sangat
dibtuhkan pada siklus menstruasi normal.
 Gambar 2 adalah proses hiperplasia patologis, di mana salah satu contohnya
yaitu pembesaran pada kelenjaer prostat yang disebabkan karena adanya proses
hiperplasi yang tidak terkendali dan sifatnya parasit.
1.2.3 Metaplasia dan Displasia
1.3 Jejas Sel
Lima penyebab umum jejas sel :
k. Kekurangan oksigen
l. Infeksi Sel
m. Kekurangan nutrisi
n. Respon imun yang abnormal
o. Faktor fisik seperti suhu, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan serta kimia
Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dikelompokan menjadi 2 kategori utama yaitu:
p. Jejas Reversible (Degerenasi Sel)
q. Jejas Irreversible (Kematian Sel)
1.3.1 Degenerasi Hidropik : Mola Hidatidosa
Mekanisme yang mendasari terbentuknya mola :
r. Degenerasi adalah suatu keadaan terjadi perubahan pada biokimia intraseluler yang
dapat mengakibatkan perubahan morfologik akibat adanya jejas nonfatal pada suatu sel.
Pada biomolekuler akan terjadi proses penimbiunan atau akumulasi cairan dalam
organel sel yang menyebabkan perubahan morfologik pada sel. Selain itu akan terjadi
kerusakan yang menimbulkan fragmentasi. Fragmen tersebut akan mengalami
peningkatan tekanan osmotik cairan intrasel karena di dalamnya terdapat kandungan
lemak dan protein. Ketika proses tersebut berlanjut dan disertai meningkatnya intesitas
jejas sel hingga timbulnya pembengkakan vesikel akan Nampak vakuola intrasel
(degenerasi vakuoler/hidroponik). Degenerasi ini yang akan terjadi pada vili korialis
(mola hidatidosa) karena seluruh stroma vili (avaskuler) larut menjadi cairan yang
mengisi bentuk vili sehingga menggembung mirip buah anggur atau kista hidatid.
Mekanisme ini didasari pada kurangnya oksigen (hipoksia), adanya toksik dan
pengaruh osmotik.
s. Ibu hamil tidak dapat hidup disebabkan pada dasarnya yang mengalami
perkembangan dalam rahim bukanlah janin, melainkan gelembung-gelembung
pembesaran yang terdapat di kapiler. Pada kehamilan anggur adalah kehamilan yang
abnormal karena adanya tumor jinak akibat kegagalan dalam pembentukan janin.
Biasanya tidak dapat ditemukan atau diindentifikasi adanya janin dan tidak dapat pula
terdengar denyut jantung bayi.
Terdapat 2 jenis kematian sel yaitu apoptosis dan nekrosis.
t. Adapun perbedaan utama antara apoptosis dan nekrosis, yaitu ;
 Apoptosis adalah kematian sel periodic yang telah dipersiapkan
pengantiannya atau sudah terprogram dari awal sel tersebut lahir.
 Nekrosis adalah kematian sel jaringan yang diakibatkan oleh jejas pada
saat individu masih hidup atau dapat dan adanya kerusakan sel akut atau
trauma.
u. Perbedaan Nekrosis Koagulativa dan Liquefactive :
 Nekrosis Koagulatif adalah nekrosis yang terjadi koagulasi atau
penggumpalan unsur protein.
 Nekrosis Liquefactive adalah nekrosis yang terjadi pada otak yang
disebabkan oleh enzim proteolitik sel leukosit sehingga nekrosis neuron
yang kaya akan litik mudah cair substansi sekitar.
Dari etiologi, proses penyakit, dan maifestasi klinik yang terjadi pada neoplasia, apa
dampaknya terhadap biologi, psikologi, sosio, dan spiritual pasien.
v. Dampak terhadap berbagai aspek
 Biologi sel yang sudah mengalami kerusakan tidak bisa berfungsi
sebagaimana mestinya. Kerusakan sel pun ada yang bersifat reversible
dan irreversible. Jika kerusakan yang terjadi bersifat irreversible maka
dipastikan sel tersebut tidak lagi bisa digunakan. Dan secara fisiologis
akan beruabh dari kondisi normal.
 Psikologis Pasien yang menderita suatu penyakit akan mengalami
perbedaan. Apalagi penyakit yang diderita pasien adalah penyakit yang
sulit disembuhkan. Pasien akan merasa sangat lemah dan merasa tidak
memiliki harapan hidup. Disaat-saat seperti inilah pasien membutuhkan
dorongan semangat dari keluarga dan tenaga kesehatan.
 Sosiologi Untuk pasien yang menderita penyakit yang terlihat
menjijikan secara fisik, akan merasa dirinya terkucilkan dari lingkungan
sosialnya. Atau menderita penyakit seperti AIDS yang saat ini
masyarakat seringkali masih mengucilkan para penderitanya.
 Spiritual Pasien yang menderita penyakit apapun ingin cepat-cepat
mendapat kesembuhan. Sehingga secara spiritual pasien akan lebih
mendekatkan diri kepada Tuahannya untuk berdoa memohon
kesembuhan atas penyakit yang dideritanya.
w. Implikasinya dalam asuhan keperawatan kepada pasien Neoplasia? Jelaskan perannya
dalam aspek preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif!
 Preventif merupakan mencegah agar jangan sampai orang terkena penyakit atau
menjaga orang yang sehat agar tetap sehat. Contohnya seperti memeriksa adanya resiko
karena keturunan, menghindari alkohol, rokok dan narkotika, jaga pola hidup seperti
rutin berolahraga dan lain-lain.
 Promotif merupakan meningkatkan agar status status kesehatan menjadi semakin
meningkat contohnya seperti pemberian penyuluhan tentang neoplasma kepada
berbagai kalangan masyarakat.
 Kuratif merupakan nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit
secara fisik dan psikis, sasaranya adalah orang yang memiliki penyakit kronis dengan
tujuan agar penyakit tersebut tidak semakin parah. Namun pelaksanaan upaya kuratif
ini kurang menguntungkan karena intervensi dilakukan setelah sakit sehingga
cenderung sulit diobati apabila sudah semakin parah seperti pada pasien pengidap
noeplasma.
 Rehabilitatif merupakan proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum
100% sembuh) kembali bugar seperti semula. Upaya ini dilakukan setelah proses
sakitnya terhenti. Misalnya, terapi psikologis kepada pasien kanker untuk
mengembalikan tingkat kepercayaan dirinya, memberikan latihan fisik melalui
fisioterapi dan lain sebagainya.

Referensi
Maulina, Eva Prasetya. (2012). Adaptasi, jejas, dan kematian sel. Di dapat dari
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/23/adaptasi-jejas-dan-kematian-sel
448582.html.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2003). Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease
Proccesses. 6th Ed. (Terj. dr. Brahm U. Pendit, dkk). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pringgoutomo, S., dkk. (2006). Buku Ajar Patologi 1 (Umum). Jakarta: Sagung Seto.
Purnamasari, D.A., Nurcholis, M., Soleha, M. (2014). Adaptasi sel. Diakses dari
http://www.slideshare.net/MNurcholis22/ppt-adaptasi-sel

Anda mungkin juga menyukai