Anda di halaman 1dari 9

LTM

Nisrina Ulfah (1906428455)

Mahasiswa S1 Ekstensi 2019 FIK-UI


Email: nisrina_sanis21@yahoo.com

QBL No 2 dn 3

2. Jelaskan respirasi internal dan eksternal


a. Respirasi Internal
Proses-proses metabolic intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2.
Respirasi internal adalah proses memecah makanan dengan adanya oksigen di tingkat
sel untuk menghasilkan energi. Respirasi internal merupakan proses aktif, karena
membutuhkan energi. Menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi dan
menghasilkan karbon dioksida dan air sebagai produk limbah

b. Respirasi Eksternal
Seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal
dan sel tubuh. Respirasi eksternal mencankup:
1. Udara secara bergantian dimasukan ked an dikeluarkan dari paru sehingga udara
dapat dipertukarkan antara atmosfer (lingkungan eksternal) dan kantong udara
(alveolus) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan mekanis benapas, atau
ventilasi. Kecepatan ventilasi diatur untuk menyesuaikan aliran udara antara
atmosfer dan alveolus sesuai kebutuhan metaboliktubuh akan penyerapan O2 dan
pengeluaran CO2.
2. O2 dan CO2 dopertukarkan antara udara di alveolus dan darah di dalam kpiler paru
melalui proses difusi.
3. Darah mengankut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan
4. O2 dan CO2 dipertukarkan antara jaringan dan darah melalui proses difusi
menembus kapiler sistemik (jaringan).
Respirasi eksternal adalah proses mengambil oksigen ke dalam dan mengeluarkan
karbon dioksida dari tubuh. Respirasi eksternal sangat penting bagi kehidupan karena
pasokan oksigen untuk mengekstrak energi dari makanan melalui respirasi internal
maupun seluler. Selain itu, ia bisa menghilangkan karbon dioksida, yang merupakan
produk limbah respirasi. Selain itu, respirasi eksternal menghilangkan kelebihan air
dari tubuh melalui pernafasan.

3. Jelaskan mekanika pernapasan dan faktor yang mempengaruhi


a. Mekanika pernapasan
Udara cenderung mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah atau menuruni gradien tekanan. Aktivitas siklik otot pernapasan membuat
tekanan pada alveolus dan atmosfer berbalik arah secara bergantian sehingga, udara
dapat berpindah mengikuti perubahan tekanan (Sherwood, 2012). Terdapat tiga
tekanan penting dalam ventilasi antara lain :
1. Tekanan atmosfer (barometrik) bernilai 760 mmHg pada ketinggian permukaan
laut.
2. Tekanan intra-alveolus atau tekanan intraparu merupakan tekanan di dalam
alveolus bernilai 760 mmHg ketika diseimbangkan oleh tekanan atmosfer. Ketika
inhalasi, tekanan intra-aveolus bernilai 759 mmHg dan ketika ekshalasi tekanan ini
bernilai 761 mmHg (Martini, Nath & Bartholomew, 2012).
3. Tekanan intrapleura merupakan tekanan yang ditimbulkan di luar paru namun
terjadi di dalam thoraks. Tekanan ini lebih rendah dibanding tekanan atmosfer.
Tekanan intrapleura mempunyai kisaran nilai 756 mmHg. Ketika inspirasi
maksimum, tekanan intra-pleura dapat bernilai 742 mmHg (-18 mmHg) (Martini,
Nath & Bartholomew, 2012).
Selain tiga tekanan yang disebutkan, terdapat gradien tekanan transmural yang juga
mempunyai peranan penting. Menurut Sherwood (2012), gradien tekanan
transmural membuat paru-paru senantiasa mengembang untuk mengisi rongga
thoraks. Pengembangan ini akan menurunkan tekanan intrapleura dan membuat
udara mengalir di dalam paru.
Udara yang mengalir ke dalam paru menandakan telah terjadi permulaan respirasi
berupa inspirasi. Inspirasi merupakan proses aktif yang melibatkan beberapa otot
(Martini, Nath & Bartholomew, 2012). Tahap inspirasi digambarkan dalam bagan
sebagai berikut :

Kontraksi otot inspirasi Paru-paru


Rongga thoraks
utama (diafragma & m. mengembang
membesar
interkostal eksternal) (ekspansi)

Udara mengalir ke Tekanan intra-alveolus


dalam paru-paru menurun

Sementara itu, untuk inspirasi dalam atau maksimum akan melibatkan peran otot
inspirasi tambahan yaitu m.sternocleidomastoideus dan m.scaleneus (Martini, Nath
& Bartholomew, 2012).
Inspirasi maksimum mengakibatkan terjadinya peningkatan volume udara di dalam
paru. Selanjutnya untuk tahap ekspirasi juga tergambarkan dalam bagan sebagai
berikut

Otot-otot Tekanan Dinding dada


inspirasi transmural menekan
relaksasi menurun jaringan paru

Tekanan intra-
Udara keluar alveolus
meningkat

Ekspirasi maksimum juga melibatkan otot tambahan yaitu m.internal intercostal


dan m.abdominalis.

Udara mengalir mengikuti gradien tekanan. Ketika inspirasi, tekanan intra-alveolus


harus lebih kecil dibandingkan dengan tekanan atmosfer, agar udara dapat masuk dan
mengalir ke alveolus. Dan ketika ekspirasi, tekanan intra-alveolus harus lebih besar
dibanding dengan tekanan atmosfer, sehingga udara dapat dikeluarkan (Sherwood,
2012).
Tekanan intra alveolus dapat diubah dengan mengubah volume rongga thoraks, sesuai
dengan Hukum Boyle. Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan
berbanding terbalik dengan volume gas. Perubahan volume rongga paru, yang
menyebabkan perubahan tekanan intra-alveolus disebabkan secara langsung oleh
aktivitas otot-otot pernapasan ( Sherwood, 2012 ).
Sebelum melakukan proses inspirasi, otot-otot pernapasan berada dalam keadaan
lemas, tidak ada udara yang mengalir, tekanan intra-alveolus sama dengan tekanan
atmosfer. Kemudian otot inspirasi utama yaitu diafragma dan m. intercostalis eksterna
akan mengalami kontraksi. Kontraksi otot-otot ini akan menyebabkan rongga thoraks
membesar. Diafragma yang dipersarafi oleh N. phrenicus akan berkontraksi dan
berubah bentuk, dari kubah, menjadi mendatar, sehingga meningkatkan ukuran vertikal
rongga thoraks, dan menekan rongga abdomen beserta isinya, sehingga ketika inspirasi,
dinding abdomen yang lemas akan menonjol keluar. Sedangkan kontraksi m.
intercostalis eksterna akan memperbesar volume rongga thoraks dalam dimensi lateral.
M. intercostalis akan mengangkat costae, dan mengangkat sternum ke atas dan ke
depan (Sherwood, 2012).
Sewaktu rongga thoraks membesar, paru juga dipaksa untuk mengembang, untuk
mengisi rongga thoraks yang membesar. Tekanan intra-alveolus menurun karena
jumlah molekul udara yang sama menempati volume paru yang lebih besar. Pada
gerakan inspirasi biasa, tekanan intra-alveolus menurun sebanyak 1mmHg menjadi 759
mmHg. Hal ini akan menyebabkan udara mengalir ke dalam paru. Udara akan terus
masuk hingga tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfer (Sherwood,
2012).
Inspirasi dalam dengan udara yang lebih banyak dapat dilakukan dengan
mengkontraksikan otot inspirasi utama dan otot inspirasi tambahan, untuk semakin
memperbesar volume rongga thoraks ( Sherwood, 2012 ).
Pada akhir inspirasi, otot inspirasi akan relaksasi. Diafragma akan kembali ke bentuk
kubah, dan costae akan menurun karena m. intercostales eksternus mengalami
relaksasi. Dinding dada dan paru yang sebelumnya teregang akan mengalami recoil
(kembali ke bentuk semula) tanpa adanya gaya-gaya ekspansi. Sewaktu volume rongga
thoraks dan volume paru mengecil, tekanan intra-alveolus akan meningkat, karena
jumlah molekul udara yang lebih banyak yang semula ada dalam volume paru yang
lebih besar, harus menempati volume paru yang lebih kecil ( Sherwood, 2012 ).
Ketika ekspirasi biasa, tekanan intra-alveolus akan meningkat menjadi 761 mmHg, dan
hal ini akan menyebabkan udara meninggalkan paru menuju atmosfer yang memiliki
tekanan lebih rendah yaitu 760 mmHg ( Sherwood, 2012) .
b. Faktor yang mempengaruhi pernapasan

1. Usia
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas
yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter
dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal.
Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi
perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
2. Suhu
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga
darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari
permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya
terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah
yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan
akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut
jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan
tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada
sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke
sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat
mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin
berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat
mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-
obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
6. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2,
sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang
pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman
pernapasan yang meningkat.
7. Polusi udara
Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas
menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah
oksigen yang dihisap menurun, kita pun menjadi lemas.
8. Kadar hemoglobin
Dengan saturasi O2 yang sempurna dan kadar hemoglobin normal, hemoglobin
dapat membawa sampai dengan 20 mL O2 disetiap dL. Kapasitas transpor O2 dari
darah akan menurun dengan signifikan jika ada penurunan yang bermakna dari
kadar besi di sel darah merah. Kondisi seperti anemia defisiensi besi dapat membuat
seseorang untuk bertahan bahkan dalam melakukan aktivitas fisik yang ringan.
9. Penyakit paru dan jantung
Kondisi kesehatan sistem kardiorespirasi memiliki korelasi yang bermakna dengan
nilai parameter fungsi paru.24 Penyakit sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi
yang dapat mempengaruhi parameter fungsi paru antara lain emfisema, bronkitis,
fibrosis pulmoner, tuberkulosis, kanker paru, dan penyakit jantung coroner.
10. Aktivitas fisik
Kondisi fisik atau performa atlet akan meningkat sebagai respon dari aktivitas fisik
yang berulang dan teratur, hal ini disebabkan karena sistem kardiovaskuler dan
respirasi menjadi lebih efisien dalam mentranspor O2 dan CO2.
11. Riwayat merokok
Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia yang dipaparkan melalui asapnya.
Fungsi paru sebagai tempat pertukaran antara udara di atmosfer dan paru juga
menjadikan paru sebagai tempat pertukaran zat yang terkandung di dalam asap
rokok tersebut. Komponen-komponen yang ada di dalam asap rokok melumpuhkan
silia pada jalan nafas sehingga mucus dan partikel yang terperangkap tidak dapat
dikeluarkan secara efektif. Paparan jangka panjang terhadap komponen-kompenen
yang terkandung dalam asap rokok menyebabkan silia digantikan oleh sel epitel
skuamosa yang tidak dapat membersihkan mucus, sehingga menjadi tempat
pertumbuhan mikroorganisme dan mengakibatkan batuk khas perokok. Perubahan
struktur dan fungsi pada saluran nafas dan paru akan menyebabkan terjadinya
penurunan fungsi dan kapasitas fungsional paru
Daftar Pustaka

Apipah. (2019). Pengertian respirasi internal dan eksternal. Diambil dari


https://usaha321.net/pengertian-respirasi-internal-dan-eksternal.html
Martini, F., Nath, J., & Bartholomew, E. (2012). Fundamental of anatomy & physiology 9th ed.
San Fransisco: Pearson Education
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6

vol 2. Jakarta: EGC

Sherwood, L. (2012). Fisiologi manusia : Dari sel ke sistem 6th ed. (Terj. dr.Brahman). Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai