PENYAKIT
INFEKSI
keperawatan.
SUMBER:
1.
http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJIDX.html
2.
CD Patologi
3.
https://www.hiv.uw.edu/alternate
1
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
a. Gambaran apakah yang tampak?
Gambar di atas menunjukkan sariawan mulut, yakni Kandidiasis oral
sering terjadi pada penderita yang mengalami gangguan sistem imun,
seperti mereka yang terinfeksi HIV. Terdapat bercak-bercak putih di
lapisan lidah, terutama di daerah lateral.
(Sumber:
http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC015.html)
2
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Setelah proses pelekatan, Candida albicans berpenetrasi ke dalam sel
epitel mukosa. Candida albicans berada di dalam tubuh manusia sebagai
saprofit dan infeksi akan terjadi bila terdapat faktor predisposisi. Faktor
tersebut diantaranya:
1. Kondisi tubuh yang lemah atau keadaan umum yang buruk;
2. Penyakit tertentu, misalnya: diabetes mellitus;
3. Kehamilan;
4. Rangsangan setempat pada kulit oleh cairan yang terjadi terus menerus
misalnya oleh air, keringat, urin atau air liur;
5. Penggunaan obat di antaranya: antibiotik, kortikosteroid dan sitostatik.
(Mirna, Cut, n.d).
Patogenesis:
Abses jamur paru-paru berwarna kuning karena terdiri dari hifa jamur.
Salah satu jamurnya adalah aspergillus. Aspergillus adalah organisme
yang memiliki kebiasaan menjajah organ yang dihasilkan dari infeksi
mycobacterium tubercolusis. Abses paru-paru terjadi ketika infeksi
menghancurkan jaringan paru-paru, menciptakan rongga yang berisi
cairan dengan bakteri, nanah, dan jaringan paru-paru. Suatu abses sering
4
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
disebabkan oleh hirupan napas yang terkontaminasi dengan bakteri yang
hidup di sekitar gigi. Abses ini jhuga sering terbentuk ketika infeksi
berkembang di belakang saluran udara yang diblok. Pada orang dewasa,
terbloknya saluran udara ini disebabkan oleh tumor (Komaroff, 1999).
Siklus hidup dibagi 2 , yaitu yang pada manusia dan pada kucing.
Pada kucing :
a. Kucing makan daging burung, tikus atau sesuatu yang mengandung
tissue cyst (bradycyst).
b. Sesampai dalam usus kucing, bradyzoite dilepaskan dan
berdiferensiasi jd tachyzoite
c. tachyzoite jd mikrogametosit / makrogametosit jadi zigot , kemudian jd
ookista yang akan dikeluarkan melalui tinja
Pada manusia :
Ookista yang termakan oleh hospes perantara akan pecah dan
mengeluarkan sporozoite (jika yang tertelan adala tissue cyst maka yang
keluar adalah bradyzoite) , beredar dalam darah, kemudian invasi sel2
(terutama yang memiliki reseptor laminin, lectin dan SAG1) kelenjar limfe
dan organ/sel diluar usus. Di dalam sel-sel tersebut tachyzoite akan terus
bermultiplikasi namun multiplikasi ini dihambat oleh sistem imun manusia
dan akhirnya akan terbentuk kista jaringan (bradizoit). Bradizoit adalah
stadium semi dormant yang membelah sangat lambat. Reaktivasi terjadi
jika sistem imun melemah dan membuat bradyzoite lepas dari tissue cyst
dan berubah menjadi tachyzoites
6
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
m. Bagaimana mekanisme kerja agen penginfeksi sehingga bisa
menimbulkan kerusakan di otak?
Mekanisme kerja agen penginfeksi sehingga bisa menimbulkan
kerusakan di otak dimulai dari Toxoplasma gondii masuk melalui tinja
hewan, daging mentah atau proses memasak yang kurang matang.
Parasit yang terdapat dalam media tersebut (tinja, daging mentah) masuk
dan akan menetap dikarenakan imun yang lemah. Berbeda dengan
orang yang sehat, sistem imun tubuhnya akan melawan agen penginfeksi
tersebut. Parasit yang telah menetap ditubuh akan menyebar hingga ke
otak. Hal yang terjadi pada otak, otak akan membengkak dan
besar. Abses otak yang terjadi merupakan infeksi di otak yang
diselubungi kapsul dan terlokalisasi pada satu atau lebih area di otak
(Dewanto, Suwono, Riyanto, Turana, 2007).
7
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Proses infeksi tersebut akan menimbulkan infeksi oportunistik, yaitu
infeksi yang biasanya menyerang seseorang dengan imunitas lemah,
namun tidak menimbulkan efek patologis pada orang dengan imunitas
normal. Oleh karena itu, Mycobacterium avium-complex (MAC) sering
menyerang pasien yang mengidap AIDS. Pasien dengan kelainan ini
akan mengalami gejala seperti demam, berkeringat saat malam hari,
nyeri perut, diare, dan penurunan berat badan (Brooks, et al., 2013).
8
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Apabila terjadi pada jumlah yang banyak, cacing dewasa dapat
menyebabkan obstruksi mekanikal pada usus besar, empedu, dan kelenjar
pankreas. Cacing-cacing tersebut cenderung akan bermigrasi jika pasien
diberikan obat seperti anestetik atau steroid, hal ini dapat memicu perforasi
usus besar dan peritonitis, muntah, dan nyeri perut. Larva akan bermigrasi
melalui paru-paru dan menstimulasi terjadinya respon inflamasi
(pneumonitis). Kondisi ini akan berkembang menjadi bronchial spasm,
produksi mukus, dan sindrom Leoffler (batuk, eosinophilia, dan infiltrasi
pulmonar) (Brooks, 2013).
9
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Perhatika slide berikut!
http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC049.html
http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC044.html
Gambar 2:
Merupakan kutu yang merupakan arthropoda dari kelas insecta yang
umumnya menghuni rambut dan menggigit bagian yang ditumbuhi rambut
manusia untuk makan darah. Pada gambar sebelah kiri merupakan kepala
kutu (Pediculus humanis capitis) sedangkan di sebelah kanan merupakan
kutu pada kemaluan (Phthirus pubis).
(Sumber: http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC044.html )
10
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Menghisap darah, cairan tubuh, atau memakan jaringan tubuh
hospes
Menimbulkan gangguan mekanik
Menimbulkan radang
Mempermudah masuknya mikroorganisme lainnya
Meningkatkan sensitifitas hospes
Menyebabkan penyebaran parasit dari satu hewan ke hewan
lainnya.
Menurunkan ketahanan tubuh hospes
(Elisa, n.d)
Selain itu, kutu dapat menyebabkan anemi, gatal-gatal pada kulit rambut,
rambut rontok, dan luka. Rasa gatal yang ditimbulkan pun akan
menganggu. Menggaruk kepala setelah terkena gigitan kutu tersebut akan
mengakibatkan peradangan dan infeksi sekunder oleh bakteri lalu
terbentuk pustel (benjolan kecil di kulit yang memiliki koleksi nanah), crusta
(onggokan cairan darah, nanah, kotoran, dan obat yang sudah mongering
di atas permukaan kulit) dan proses penanahan.
Kutu kelamin dapat terjadi pada setiap kalangan, terutama remaja. Hal ini
dapat terjadi karena sebagian remaja belum terlalu peduli dengan
kebersihan kelaminnya. Salah satu penyebab dan penularan kutu kelamin,
yaitu kontak intim dengan orang yang terinfeksi.
11
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Melakukan penyuluhan mengenai tindakan pencegahan dan penanggulangan
masalah kutu kepala ataupun kepiting kutu, menjelaskan gejala yang ditimbulkan,
menjelaskan masalah-masalah yang diakibatkan apabila kita tidak menjaga
kebersihan rambut, dan menjelaskan pentingnya perawatan rambut kepada
komunitas di daerah tersebut untuk mempertahankanstandar yang baik bagi
kebersihan diri sendiri. Menjaga rambut agar tetap bersih, mengkilap, dankuat
berarti rambut yang sehat dalam kondisi baik.
Infestasi ringan dapat diberantas dengan cara membeli sisir khusus untuk kutu
kepala
Infestasi yang berat dapat diberantas dengan cara memakai shampoo kutu kepala
yang bisa membunuh kutu tersebut dan juga telur nya. (Khrisna, 2015)
Metode sederhana yang biasanya dilakukan adalah dengan cara mencuci rambut
dengan shampoo demudian diikuti dengan pemakaian kondisioner dalam jumlah
yang banyak. Rambut kemudian disisir dengan sisir yang giginya kecil dan rapat
sehingga semua kutu dapat terangkat. Tindakan ini diulangi setiap 4 hari selama 2
minggu. (Brown, 2005)
Di bawah ini adalah website yang berisi contoh booklet tentang penyakit infeksi.
Booklet tersebut ditujukan untuk masyarakat umum/klien dengan menggunakan
bahasa sederhana. Buka dan pahami isinya!
https://drive.google.com/file/d/0B_zrsCXLykV9NWp4N2JYc2VfZ0E/view
12
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
x. Apa saja tes diagnostik yang digunakan pada penyakit infeksi dan
bagaimana peran berbagai berbagai pemeriksaan diagnostik dalam
penegakkan diagnosa medis infeksi?
1. Tes Laboratorium
Menggunakan sampel cairan tubuh yang dapat mengungkap bukti mikroba tertentu.
Tes laboratorium terdiri dari :
2. Imaging Scan
13
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3. Biopsi
Sampel kecil jaringan diambil dari organ untuk pengujian. Misalnya, biopsi dari
jaringan paru-paru dapat diperiksa untuk berbagai jamur yang dapat menyebabkan
pneumonia. Contoh lain yaitu biopsi jaringan di kelenjar getah bening untuk mendeteksi
keganasan dari suatu mikroba.
z. Secara umum, setelah Anda belajar patologi infeksi, apa yang perlu
diperhatikan perawat dalam merawat penderita?
Secara umum, setelah belajar patologi infeksi, hal yang perlu diperhatikan
perawat dalam merawat penderita antara lain: mengetahui atau mengerti
keadaan psikososialnya, memberikan konseling dan pendampingan (bila
diperlukan), tunjukkan rasa menghargai dan menerima orang tersebut.
apabila penyakit tersebut berbahaya dan dapa menular, seorang perawat
bisa menerapkan universal precautions di mana perawat menghindari
kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, mensterilkan semua alat-
alat kedokteran yang dipakai, dekontaminasi cairan tubuh dan selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu, dapat
memberikan waktu minum obat dengan teratur, asupan nutrisi yang baik,
dan istirahat yang cukup.
FORUM DISKUSI/ONLINE:
1.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas lalu pos-kan jawaban Anda
ke forum diskusi (jawaban harus disertai referensi)
2.
Beri respons terhadap jawaban minimal 2 anggota kelompok yang lain
3. Tanyakan hal-hal yang Anda belum jelas mengenai topik minggu ini
pada forum diskusi dan beri respons terhadap pertanyaan anggota
kelompok yang lain
Selamat belajar............
14
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Referensi
Brooks, G.F., et al. (2013). Jawetz, melnick, & adelberg’s medical microbiology.
Dewanto, G., Suwono, W. J., Riyanto, B., Turana, Y. (2007). Panduan praktis diagnosis
&tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC
Elisa. (n.d). Cara Parasit Merugikan Hospesnya. Retrieved from ugm.ac.id. (April 25,
2018).
Hakim, Luqmanul & Ramadhian, M. Ricky. (2015). Kandidiasis Oral. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1407/
1251 (April 25, 2018).
Mirna, Cut. (n.d). Candida albicans. Retrieved from
http://eprints.undip.ac.id/44519/3/Cut_Mirna_22010110130177_BAB2KTI.
pdf (April 25, 2018).
Muslim, H. M. (2009). Parasitologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sari, K. E. Saraswati,P.D., dan Suryana,K. (2017). Sarkoma Kaposi pada ODHA. CDK-
Robbins, S. L., Cotran, R. S., dan Kumar, V. (2004). Buku Ajar Patologi Robbins. Ed 7.
Vol 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Montoya JG dan Liesenfeld O. 2004. Toxoplasmosis.Lancet. 363: 1965-1976.
doi:10.1016/s0140-6736(04)16412-x.
Robert-Gangneux F, Darde ML. 2012. Epidemiology of and diagnostic strategis for
toxoplasmosis. Clin Microbiol Reviews, American Society for Microbiology
(ASM) Journals (serial on the internet).
http://anakfk.weebly.com/toxoplasmosis-cerebral.html
15
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com