Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM IDK

PENYAKIT
INFEKSI

Nama: Fetty Fauziyah Hidayat


NPM: 1706039143
Kelas: IDK-A
Tujuan pembelajaran:

Setelah mengikuti topik ini mahasiswa mampu:

1. mengenali dan menggambarkan perubahan morfologi makroskopik dan


mikroskopik pada proses infeksi oleh bergabai agen penginfeksi; virus,
bakteri, jamur, cacing, protozoa, dll.
2. mendiskusikan mekanisme penyebab terjadi dan dampak dari proses-
proses di atas terhadap biologi, psikologi, sosial dan spiritual klien; dan
3. mendiskusikan implikasi dari perubahan tersebut terhadap tindakan

keperawatan.

SUMBER:

1.
http://library.med.utah.edu/WebPath/CINJHTML/CINJIDX.html
2.
CD Patologi
3.
https://www.hiv.uw.edu/alternate

Perhatikan slide di bawah ini!


http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC015.html

1
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
a. Gambaran apakah yang tampak?
Gambar di atas menunjukkan sariawan mulut, yakni Kandidiasis oral
sering terjadi pada penderita yang mengalami gangguan sistem imun,
seperti mereka yang terinfeksi HIV. Terdapat bercak-bercak putih di
lapisan lidah, terutama di daerah lateral.
(Sumber:
http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC015.html)

b. Organ tersebut diambil dari penderita dengan infeksi primer apa?


Organ tersebut diambil dari penderita dengan infeksi jamus Candida
albicans (Hakim, Luqmanul & Ramadhian, M. Ricky, 2015).

c. Disebut apakah golongan infeksi yang menyerang penderita dengan


kondisi imunosupresi?
Candida albicans merupakan fungi yang menyebabkan infeksi pada
manusia. Infeksi tersebut termasuk golongan infeksi oportunistik (Hakim,
Luqmanul & Ramadhian, M. Ricky, 2015).

d. Bagaimana mekanisme infeksi tersebut bisa terjadi?


Menempelnya mikroorganisme di jaringan sel host akan menyebabkan
berkembangnya infeksi. Interaksi antara mikroorganisme dan sel diperantarai
oleh dinding sel mikroorganisme, adhesin, dan reseptor. Makanan dan protein
adalah molekul pada Candida albicans yang memiliki aktifitas adhesif
(pelekatan). Kitin (komponen pada dinding sel Candida albicans) juga
berperan dalam aktifitas adhesif.

2
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Setelah proses pelekatan, Candida albicans berpenetrasi ke dalam sel
epitel mukosa. Candida albicans berada di dalam tubuh manusia sebagai
saprofit dan infeksi akan terjadi bila terdapat faktor predisposisi. Faktor
tersebut diantaranya:
1. Kondisi tubuh yang lemah atau keadaan umum yang buruk;
2. Penyakit tertentu, misalnya: diabetes mellitus;
3. Kehamilan;
4. Rangsangan setempat pada kulit oleh cairan yang terjadi terus menerus
misalnya oleh air, keringat, urin atau air liur;
5. Penggunaan obat di antaranya: antibiotik, kortikosteroid dan sitostatik.
(Mirna, Cut, n.d).

Perhatikan gambar-gambar di link berikut! https://cdn.hiv.uw.edu/doc/387-


1/isolated-kaposis-sarcoma-lesion.jpg https://cdn.hiv.uw.edu/doc/382-1/kaposis-
sarcoma-lesions-on-nose.jpg https://cdn.hiv.uw.edu/doc/380-4/kaposis-sarcoma-
on-right-second-toe.jpg https://cdn.hiv.uw.edu/doc/381-3/multiple-kaposis-
sarcoma-lesions-on-chestarms.jpg
https://www.hiv.uw.edu/go/basic-primary-care/cutaneous-
manifestations/coreconcept/all

e. Gambaran apakah yang tampak?


3
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Gambar-gambar di atas menunjukkan kaposis sarkoma merupakan
keganasan jaringan lunak berasal dari proliferasi sel spindel yang
bersumber dari sel endotel pembuluh darah. Penyakit ini lebih sering
mempengaruhi jaringan kulit, subkutan, serta saluran pencernaan.
Penyakit ini disebabkan oleh Human herpes virus 8 (HHV-8), infeksi HIV.
(Sari, 2017).

f. Apa ciri khas yang bisa diamati dari kelainan tersebut?


Ciri khas yang dapat diamati dari kelainan tersebut yakni adanya tampak
bintik pada kulit (lesi) yang kelihatan berwarna merah,ungu,biru, cokelat
atau hitam. Lesi sering terjadi pada wajah, lengan dan kaki (Sari, 2017).

Perhatikan slide berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC017.html

g. Gambaran apakah yang tampak?


Gambar di atas menunjukkan abses jamur pada paru-paru.
(Sumber: http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC017.html )

h. Apa jenis agen penginfeksi dan bagaimana patogenesis terjadinya


kelainan tersebut?
Jenis agen penginfeksi:
Agen penginfeksi kelaianan di atas adalah Aspergillus yang terbentuk
sebelumnya di paru-paru, salah satunya akibat dari infeksi Mycobacterium
tuberculosis.

Patogenesis:
Abses jamur paru-paru berwarna kuning karena terdiri dari hifa jamur.
Salah satu jamurnya adalah aspergillus. Aspergillus adalah organisme
yang memiliki kebiasaan menjajah organ yang dihasilkan dari infeksi
mycobacterium tubercolusis. Abses paru-paru terjadi ketika infeksi
menghancurkan jaringan paru-paru, menciptakan rongga yang berisi
cairan dengan bakteri, nanah, dan jaringan paru-paru. Suatu abses sering

4
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
disebabkan oleh hirupan napas yang terkontaminasi dengan bakteri yang
hidup di sekitar gigi. Abses ini jhuga sering terbentuk ketika infeksi
berkembang di belakang saluran udara yang diblok. Pada orang dewasa,
terbloknya saluran udara ini disebabkan oleh tumor (Komaroff, 1999).

Perhatikan slide berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC025.html
i. Gambaran apa yang tampak?
Merupakan gambaran mikroskopis dari pseudocyts toxoplasma gondii
dalam miokardium pada pasien penderita AIDS.
(Sumber:
http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC025.html)

Toxo termasuk infeksi oportunistik yang menyerang orang dewasa


dengan Immunocompromised. Toxo juga dapat termasuk kedalam imuno
konginetal. (Robbins,2004)

j. Gambarlah pada lembar praktikum

k. Apa jenis agen penginfeksi dan bagaimana patogenesis terjadinya


kelainan tersebut (baik sebagai bentuk infeksi sekunder maupun
kongenital)?
Jenis agen penginfeksi:
Parasit Protozoa.
Toxoplasma, suatu parasit intrasel yang menyebabkan infeksi berat pada
orang yang tidak memiliki imunitas selular (misal, janin atau pasien
AIDS), diperoleh apabila seseorang menelan kista intramuskulus di
dalam daging yang belum matang. (Robbins, 2004)
Patogenesis:
Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui tiga rute transmisi utama:
makanan yang dikonsumsi (konsumsi daging yang terinfeksi oleh kista
jaringan) (Montoya JG, 2004). Penularan hewan ke manusia (menelan
ookista gudang dalam tinja kucing yang terinfeksi), dan ibu-ke-janin
(infeksi kongenital melalui plasenta selama kehamilan) (Robert, 2012).
Toksoplasmosis pada kehamilan menyebabkan infeksi Toxoplasma
gondii pada janin melalui sirkulasi uteroplasenta.
Patogenesis (http://anakfk.weebly.com/toxoplasmosis-cerebral.html)
5
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Siklus hidup :
Kucing terinfeksi setelah menelan ookista pada rumput , atau sayuran

Siklus hidup dibagi 2 , yaitu yang pada manusia dan pada kucing.

Pada kucing :
a. Kucing makan daging burung, tikus atau sesuatu yang mengandung
tissue cyst (bradycyst).
b. Sesampai dalam usus kucing, bradyzoite dilepaskan dan
berdiferensiasi jd tachyzoite
c. tachyzoite jd mikrogametosit / makrogametosit jadi zigot , kemudian jd
ookista yang akan dikeluarkan melalui tinja

Pada manusia :
Ookista yang termakan oleh hospes perantara akan pecah dan
mengeluarkan sporozoite (jika yang tertelan adala tissue cyst maka yang
keluar adalah bradyzoite) , beredar dalam darah, kemudian invasi sel2
(terutama yang memiliki reseptor laminin, lectin dan SAG1) kelenjar limfe
dan organ/sel diluar usus. Di dalam sel-sel tersebut tachyzoite akan terus
bermultiplikasi namun multiplikasi ini dihambat oleh sistem imun manusia
dan akhirnya akan terbentuk kista jaringan (bradizoit). Bradizoit adalah
stadium semi dormant yang membelah sangat lambat. Reaktivasi terjadi
jika sistem imun melemah dan membuat bradyzoite lepas dari tissue cyst
dan berubah menjadi tachyzoites

Perhatikan slide di bawah ini!


http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC026.html

l. Gambaran apa yang tampak?


Gambar tersebut adalah abses yang terjadi pada otak oleh Toxoplasma
gondii. Pada gambar terdapat lesi seperti cincin yang terlihat pada
pemeriksaan radiologi CT Scan.
(Sumber:
http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC026.html)

6
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
m. Bagaimana mekanisme kerja agen penginfeksi sehingga bisa
menimbulkan kerusakan di otak?
Mekanisme kerja agen penginfeksi sehingga bisa menimbulkan
kerusakan di otak dimulai dari Toxoplasma gondii masuk melalui tinja
hewan, daging mentah atau proses memasak yang kurang matang.
Parasit yang terdapat dalam media tersebut (tinja, daging mentah) masuk
dan akan menetap dikarenakan imun yang lemah. Berbeda dengan
orang yang sehat, sistem imun tubuhnya akan melawan agen penginfeksi
tersebut. Parasit yang telah menetap ditubuh akan menyebar hingga ke
otak. Hal yang terjadi pada otak, otak akan membengkak dan
besar. Abses otak yang terjadi merupakan infeksi di otak yang
diselubungi kapsul dan terlokalisasi pada satu atau lebih area di otak
(Dewanto, Suwono, Riyanto, Turana, 2007).

Pada kondisi immunocompromised parasit dapat menginvasi otak dan


menimbulkan reaksi inflamasi. Cerebral toxoplasmosis merupakan
bentuk abses otak. (http://anakfk.weebly.com/toxoplasmosis-
cerebral.html)

Perhatikan slide berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC036.html

n. Gambaran apa yang tampak?


Gambar di atas menampakkan kelenjar getah bening yang membesar
pada mesenterium (ditunjukkan dengan panah berwarna merah).
Kelenjar getah bening tersebut berisi organisme Mycobacterium avium-
complex (MAC). Kasus tersebut terjadi pada pasien yang mengidap
AIDS. Respon imun pasien sangat lemah yang mengakibatkan tidak
terbentuknya granuloma lokal.
(Sumber: http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC036.html )

o. Menimbulkan kelainan apakan proses infeksi tersebut?

7
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Proses infeksi tersebut akan menimbulkan infeksi oportunistik, yaitu
infeksi yang biasanya menyerang seseorang dengan imunitas lemah,
namun tidak menimbulkan efek patologis pada orang dengan imunitas
normal. Oleh karena itu, Mycobacterium avium-complex (MAC) sering
menyerang pasien yang mengidap AIDS. Pasien dengan kelainan ini
akan mengalami gejala seperti demam, berkeringat saat malam hari,
nyeri perut, diare, dan penurunan berat badan (Brooks, et al., 2013).

Perhatikan slide berikut!


http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC039.html

p. Gambaran apa yang tampak?


Gambar di atas menunjukkan gumpalan cacing Ascaris lumbricoides
yang diambil dari usus besar pasien dewasa.
(Sumber: http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC039.html)

q. Bagaimana mekanisme agen penginfeksi tersebut menyebabkan


kerusakan?

8
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Apabila terjadi pada jumlah yang banyak, cacing dewasa dapat
menyebabkan obstruksi mekanikal pada usus besar, empedu, dan kelenjar
pankreas. Cacing-cacing tersebut cenderung akan bermigrasi jika pasien
diberikan obat seperti anestetik atau steroid, hal ini dapat memicu perforasi
usus besar dan peritonitis, muntah, dan nyeri perut. Larva akan bermigrasi
melalui paru-paru dan menstimulasi terjadinya respon inflamasi
(pneumonitis). Kondisi ini akan berkembang menjadi bronchial spasm,
produksi mukus, dan sindrom Leoffler (batuk, eosinophilia, dan infiltrasi
pulmonar) (Brooks, 2013).

Perhatikan slide di bawah ini!


http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC040.html

r. Gambaran apakah yang tampak?


Gambar di atas menunjukkan permukaan mukosa usus besar yang
diakibatkan oleh Trichuris trichiuria atau cacing cambuk. Apabila cacing ini
menetap dalam jumlah yang banyak maka akan mengakibatkan colitis
(radang usus besar) dengan hemorrhage (perdarahan).
(Sumber:
http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC040.html)

s. Bagaimana mekanisme agen penginfeksi tersebut menyebabkan colitis


dan hemorrhage?
Cacing Trichuris trichiuria ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa
usus hingga dapat menjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan dapat
mengakibatkan colitis (peradangan pada mukosa usus). Selain itu, parasit
ini juga dapat menimbulkan hemorrhage (perdarahan). Cacing ini juga
menyebabkan anemia dengan menghisap darah dari manusia. Pada anak-
anak dengan infeksi Trichuris trichiuria yang berat dan menahun akan
menunjukkan gejala-gejala diare yang diselingi dengan sindrom disentri,
anemia, nyeri ulu hati, berat badan menurun, dan kadang-kadang rektum
menonjol melewati anus (prolapses rektum), terutama pada anak-anak
atau wanita dalam masa persalinan. Kerusakan mekanik di mukosa usus
oleh cacing dewasa dan respon alergi disebabkan oleh jumlah cacing yang
banyak, lama infeksi, dan kesehatan umum manusia itu sendiri (Muslim,
2009).

9
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Perhatika slide berikut!
http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC049.html

http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC044.html

t. Gambaran apa yang tampak?


Gambar 1:
Merupakan kutu kecil dengan ukuran sebesar biji wijen yang pada
umumnya tersebar di antara rambut-rambut kepala. Jenis kutu ini relatif
umum, terutama terjadi di kalangan anak-anak dan dapat menyebabkan
gatal.
(Sumber: http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC049.html)

Gambar 2:
Merupakan kutu yang merupakan arthropoda dari kelas insecta yang
umumnya menghuni rambut dan menggigit bagian yang ditumbuhi rambut
manusia untuk makan darah. Pada gambar sebelah kiri merupakan kepala
kutu (Pediculus humanis capitis) sedangkan di sebelah kanan merupakan
kutu pada kemaluan (Phthirus pubis).
(Sumber: http://library.med.utah.edu/WebPath/INFEHTML/INFEC044.html )

u. Bagaimana organisme tersebut dapat merugikan manusia?


Organisme tersebut dapat merugikan karena dapat:
 Menghisap pakan hospesnya

10
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
 Menghisap darah, cairan tubuh, atau memakan jaringan tubuh
hospes
 Menimbulkan gangguan mekanik
 Menimbulkan radang
 Mempermudah masuknya mikroorganisme lainnya
 Meningkatkan sensitifitas hospes
 Menyebabkan penyebaran parasit dari satu hewan ke hewan
lainnya.
 Menurunkan ketahanan tubuh hospes
(Elisa, n.d)
Selain itu, kutu dapat menyebabkan anemi, gatal-gatal pada kulit rambut,
rambut rontok, dan luka. Rasa gatal yang ditimbulkan pun akan
menganggu. Menggaruk kepala setelah terkena gigitan kutu tersebut akan
mengakibatkan peradangan dan infeksi sekunder oleh bakteri lalu
terbentuk pustel (benjolan kecil di kulit yang memiliki koleksi nanah), crusta
(onggokan cairan darah, nanah, kotoran, dan obat yang sudah mongering
di atas permukaan kulit) dan proses penanahan.
Kutu kelamin dapat terjadi pada setiap kalangan, terutama remaja. Hal ini
dapat terjadi karena sebagian remaja belum terlalu peduli dengan
kebersihan kelaminnya. Salah satu penyebab dan penularan kutu kelamin,
yaitu kontak intim dengan orang yang terinfeksi.

v. Mengapa penyebarannya mudah? dan mengapa pemberantasannya


cenderung sulit?
Penyebarannya mudah karena menular melalui kontak fisik, rambut yang
rontok, walaupun dalam beberapa kasus terjadi karena kondisi sanitasi
yang kurang baik.
Siklus hidup: dimulai dengan adanya peletakan telur yang ditempelkan
pada rambut kepala. Sesudah 3-4 hari, telur akan menetas menjadi nifa,
kemudian nimfa akan mengalami tiga kali pengupasan kulit, dan menjadi
kutu dewasa. Dua puluh empat jam setelah terjadi perkawinan kutu jantan
dan kutu betina, kutu betina akan meletakkan telur sebanyak 7-10 telur
(nits) setiap hari. Lama hidup jenis kutu ini dapat mencapai 30 hari dan
hidup dengan menghisap darah manusia. Kutu ini tidak dapat hidup tanpa
darah dalam waktu 15-20 jam. Nimfa dan kutu dewasa menghisap darah
dan dalam waktu yang bersamaan manusia akan merasa gatal sehingga
menggaruk kepala. Pediculus humanus capitis biasanya hanya dapat
hidup 1-2 hari di luar kepala sedangkan telur dapat bertahan hingga 10 hari
(Sembel, 2009; Soedarto, 2011; Natadisastra, D. & Agoes, R. 2009 dalam
Rumampuk, 2017).
Berdasarkan siklusnya, dapat disimpulkan bahwa waktu yang diperlukan
untuk kutu ini berkembang biak sangatlah cepat dan akan menghasilkan
jumlah telur yang tidak sedikit.

w. Jika Anda sebagai perawat bertugas di daerah dengan kasus tersebut


tinggi apa yang akan Anda kerjakan?

11
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Melakukan penyuluhan mengenai tindakan pencegahan dan penanggulangan
masalah kutu kepala ataupun kepiting kutu, menjelaskan gejala yang ditimbulkan,
menjelaskan masalah-masalah yang diakibatkan apabila kita tidak menjaga
kebersihan rambut, dan menjelaskan pentingnya perawatan rambut kepada
komunitas di daerah tersebut untuk mempertahankanstandar yang baik bagi
kebersihan diri sendiri. Menjaga rambut agar tetap bersih, mengkilap, dankuat
berarti rambut yang sehat dalam kondisi baik.

Infestasi ringan dapat diberantas dengan cara membeli sisir khusus untuk kutu
kepala

Infestasi yang berat dapat diberantas dengan cara memakai shampoo kutu kepala
yang bisa membunuh kutu tersebut dan juga telur nya. (Khrisna, 2015)

Metode pengobatan akhir yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan


insektisida. Insektisida ini digunakan untuk mencegah kutu menyebar ke daerah
lain. Penggunaan insektisida lebih mudah dan nyaman serta efektif. Efek samping
dari penggunaannya adalah adanya residu seperti lindan yang dapat berpengaruh
pada lingkungan dan manusia. Insektisida yang digunakan adalah insektisida
piretroid.

Metode sederhana yang biasanya dilakukan adalah dengan cara mencuci rambut
dengan shampoo demudian diikuti dengan pemakaian kondisioner dalam jumlah
yang banyak. Rambut kemudian disisir dengan sisir yang giginya kecil dan rapat
sehingga semua kutu dapat terangkat. Tindakan ini diulangi setiap 4 hari selama 2
minggu. (Brown, 2005)

Jika pembersihan menggunakan sisir rambut belum berhasil, cobalah untuk


menggunakan obat antiparasit. Salah satu obatnya adalah prmethrin. Efek samping
obat ini ringan, hanya menyebabkan kemerahan dan rasa gatal. Jika hal itu tidak
berhasil juga, bisa juga dengan menggunakan obat yang mengandung :

1. Malathion => merupakan obat antiparasit yang biasanya dikemas dalam


bentuk shampoo. Shampoo ini memiliki kandungan alkohol tinggi dan
biasanya hanya digunakan pada usia 6 tahun ke atas
2. Lindane => merupakan obat antiparasit yang bersifat keras dan
penggunannya sangat dilarang untuk mereka yang memiliki riwayat kejang,
HIV, wanita mengandung, dan memiliki berat di bawah 50 kg. Lindane
tersedia dalam bentuk shampoo

Di bawah ini adalah website yang berisi contoh booklet tentang penyakit infeksi.
Booklet tersebut ditujukan untuk masyarakat umum/klien dengan menggunakan
bahasa sederhana. Buka dan pahami isinya!
https://drive.google.com/file/d/0B_zrsCXLykV9NWp4N2JYc2VfZ0E/view

12
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
x. Apa saja tes diagnostik yang digunakan pada penyakit infeksi dan
bagaimana peran berbagai berbagai pemeriksaan diagnostik dalam
penegakkan diagnosa medis infeksi?

Penyedia layanan kesehatan dapat mendiagnosa penyakit menular dengan


mendengarkan riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik.
Mendengarkan ketika pasien menjelaskan gejala yang dialami merupakan hal
penting dalam membantu petugas kesehatan untuk melakukan tindakan
selanjutnya, seperti melakukan pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan diagnostik
dalam Diagnosis (2016) terdiri dari :

1. Tes Laboratorium

Menggunakan sampel cairan tubuh yang dapat mengungkap bukti mikroba tertentu.
Tes laboratorium terdiri dari :

 Tes Darah : Seorang ahli laboratorium memperoleh sampel darah dengan


memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah, biasanya di lengan pasien.
Kemudian melihat mikroba dalam sampel darah tersebut di bawah
mikroskop. Tes ini digunakan untuk menentukan apa yang menyebabkan
infeksi dan untuk mengkonfirmasi diagnosis (Diagnosis of Microbes, 2010)
 Tes Urin : Tes ini mengharuskan pasien untuk buang air kecil ke dalam
sebuah wadah. Untuk menghindari kontaminasi potensi sampel, pasien
mungkin diminta untuk membersihkan area genitalnya dengan pad antiseptik
dan untuk mengumpulkan midstream urin. Sama seperti tes darah, pada
sample urin akan dilihat dibawah mikroskop untuk melihat mikroba tertentu.
 Steril Swab : menggunakan cairan tenggorokan, atau daerah lembab lain
dari tubuh pasien.
 Sampel feses : Pasien mungkin diminta untuk mengumpulkan sampel tinja
sehingga ahli laboratorium dapat memeriksa parasit dan organisme lain
dalam sampel tersebut.
 Spinal Tap (tekan tulang belakang) : Prosedur ini memperoleh sampel cairan
cerebrospinal pasien melalui jarum dengan hati-hati yang disisipkan di
antara tulang-tulang dari tulang punggung bagian bawah pasien. Pasien
biasanya akan diminta untuk berbaring dengan lutut ditarik ke arah dada
Anda .

2. Imaging Scan

Prosedur seperti sinar- X, CT dan MRI yang dapat membantu menentukan


diagnosis dengan mengesampingkan kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala
pasien.

13
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3. Biopsi

Sampel kecil jaringan diambil dari organ untuk pengujian. Misalnya, biopsi dari
jaringan paru-paru dapat diperiksa untuk berbagai jamur yang dapat menyebabkan
pneumonia. Contoh lain yaitu biopsi jaringan di kelenjar getah bening untuk mendeteksi
keganasan dari suatu mikroba.

y. Berikan komentar atau kesimpulan setelah Anda membaca booklet


tersebut
Booklet tersebut membahas secara umum mengenai penyakit menular
musiman, apa penyebabnya, apa diagnosanya, apa saja gejala yang
dialami, dan bagaimana cara pencegahan dari penyakit menular musiman
ini untuk diri sendiri dan orang sekitar kita. Selain itu, pada booklet ini juga
disedikan gambar untuk memperjelas penjelasan-penjelasan mengenai
penyakit tersebut serta mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan tidak
boleh dilakukan untuk mencegah menularnya penyakit musiman tersebut.

z. Secara umum, setelah Anda belajar patologi infeksi, apa yang perlu
diperhatikan perawat dalam merawat penderita?
Secara umum, setelah belajar patologi infeksi, hal yang perlu diperhatikan
perawat dalam merawat penderita antara lain: mengetahui atau mengerti
keadaan psikososialnya, memberikan konseling dan pendampingan (bila
diperlukan), tunjukkan rasa menghargai dan menerima orang tersebut.
apabila penyakit tersebut berbahaya dan dapa menular, seorang perawat
bisa menerapkan universal precautions di mana perawat menghindari
kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, mensterilkan semua alat-
alat kedokteran yang dipakai, dekontaminasi cairan tubuh dan selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu, dapat
memberikan waktu minum obat dengan teratur, asupan nutrisi yang baik,
dan istirahat yang cukup.

FORUM DISKUSI/ONLINE:

1.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas lalu pos-kan jawaban Anda
ke forum diskusi (jawaban harus disertai referensi)
2.
Beri respons terhadap jawaban minimal 2 anggota kelompok yang lain
3. Tanyakan hal-hal yang Anda belum jelas mengenai topik minggu ini
pada forum diskusi dan beri respons terhadap pertanyaan anggota
kelompok yang lain

Selamat belajar............

14
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Referensi

Brooks, G.F., et al. (2013). Jawetz, melnick, & adelberg’s medical microbiology.

26th ed. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.

Dewanto, G., Suwono, W. J., Riyanto, B., Turana, Y. (2007). Panduan praktis diagnosis
&tatalaksana penyakit saraf. Jakarta: EGC
Elisa. (n.d). Cara Parasit Merugikan Hospesnya. Retrieved from ugm.ac.id. (April 25,

2018).

Hakim, Luqmanul & Ramadhian, M. Ricky. (2015). Kandidiasis Oral. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1407/
1251 (April 25, 2018).
Mirna, Cut. (n.d). Candida albicans. Retrieved from
http://eprints.undip.ac.id/44519/3/Cut_Mirna_22010110130177_BAB2KTI.
pdf (April 25, 2018).
Muslim, H. M. (2009). Parasitologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rumampuk. (2017). Peranan Kebersihan Kulit Kepala dan Rambut dalam

Penanggulangan Epidemiologi Pediculus Humanus Capitis. Retrieved from


https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/viewFile/2958/2130 (April 25, 2018).

Sari, K. E. Saraswati,P.D., dan Suryana,K. (2017). Sarkoma Kaposi pada ODHA. CDK-

253/ vol. 44(6).

Robbins, S. L., Cotran, R. S., dan Kumar, V. (2004). Buku Ajar Patologi Robbins. Ed 7.
Vol 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Montoya JG dan Liesenfeld O. 2004. Toxoplasmosis.Lancet. 363: 1965-1976.
doi:10.1016/s0140-6736(04)16412-x.
Robert-Gangneux F, Darde ML. 2012. Epidemiology of and diagnostic strategis for
toxoplasmosis. Clin Microbiol Reviews, American Society for Microbiology
(ASM) Journals (serial on the internet).
http://anakfk.weebly.com/toxoplasmosis-cerebral.html

15
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

Anda mungkin juga menyukai