Anda di halaman 1dari 7

UNSUR INTRINSIK DARI DONGENG

“MANUSIA SATU KATA”

Unsur Intrinsik Penggalan Cerita

Tema: Menghargai “Paman Patih, tolong berikan


pekerjaan pada manusia satu kata
ini. Ia hanya bisa berkata, tidak.”
“Mengapa paduka membawa
orang yang amat bodoh ini?”
“Walau bodoh, ia telah
menolongku ketika terperosok
lubang.”
Patih berpikir keras. Pekerjaan
apa yang sesuai dengan orang ini.

Alur: Maju -

Setting/latar:
Waktu: Hari yang cerah Hari yang cerah. Raja Mahendra pergi
ke hutan untuk menguji
kemampuannya berburu.
Tempat: -Hutan
-Kerajaan

Hutan: Hari yang cerah. Raja


Mahendra pergi ke hutan untuk
menguji kemampuannya berburu.
Ia melarang para pengawal
mengikutinya masuk ke hutan. Di
tengah hutan , tampak seekor
kijang asyik makan rumput.
Raja Mahendra langsung
membidik anak panahnya.

Kerajaan:
Walau berkata tidak, orang itu
dibawa juga ke kerajaan.
Sampai di kerajaan Raja
Mahendra memanggil Patih.

Suasana: Menyenangkan Dengan mantap pulapenjaga


menjawab. “Tidak!” Seketika itu
sorak-sorai penonton bergemuruh,
Mengiringi keberhasilan peserta
terakhir. Si raja muda yang gagah lagi
tampan. Raja Mahendra sangat
senang dengan keberhasilan itu. Calon
menantunya sakti dan pandai.
Tokoh- Watak:

Raja Mahendra- Baik “Maukah kau kubawa ke kerajaan?”


tawar Raja.
“Tidak!” jawab si penolong.

“Kalau tidak mau, terimalah


beberapa keeping emas.”
“Tidak!” jawabnya lagi, tetapi
tangannya siap menerima.
Akhirnya Raja Mahendra sadar,
bahwa orang itu hanya bisa bicara
satu kata. Yaitu tidak. Walaupun
berkata tidak, orang itu dibawa juga
ke kerajaan. Sampai di kerajaan Raja
Mahendra memanggil Patih.

Manusia satu kata-Baik dan bodoh

Baik: “Hei! Siapa kau?” Tanya


Raja. Orang itu tak menjawab.
“Aku Raja Mahendra! Tolong
naikkan aku!” pintanya dengan
nada keras. “Tidak!” jawab
orang itu. Raja menjadi geram.
Ia ingin memanah orang itu.
Namun sebelum anak panah
melesat,orang itu lenyap. Tak
lama kemudian, jatuhlah
seutas tali. Raja mengira itu
pengawalnya. Namun, ternyata
orang tadi yang melempar tali.
Bodoh: “Maukah kau kubawa ke
kerajaan?” tawar Raja.
“Tidak!” jawab si penolong.

Patih- Cerdik “Padukakan bermaksud


mengadakansayembara untuk mencari
calon suami bagi sang putri. Tetapi
sampai kini Paduka belum menemukan
jenis sayembaranya.”
“Benar Paman Patih, aku ingin
mempunyai menantu yang sakti dan
pandai. Tetapi apa hubungannya hal
ini dengan sayembara?”
“Peserta yang telah lolos ujian
kesaktian, harus mengikuti babak
kedua. Yaitu harus bisa memasuki
Keputren dengan cara membujuk
penjaganya.”
“lalu, siapa yang akan dijadikan
penjaga keputren?”
“Manusia satu kata itu, Paduka”
“Lho, ia amat bodoh. Nanti acara kita
berantakan!”
“Percayalah pada hamba, Paduka.”

Peserta satu- Kurang cerdik “Penjaga yang baik. Bolehkah aku


masuk keputren?”
tanya peserta pertama.
“Tidak!”jawab si manusia satu kata.
“Maukah kau kuberi emas sebanyak
kau mau, asal aku diperbolehkan
masuk?”
“Tidak!” Pertanyaan tinggal satu.
“Kau kan kujadikan Senopati di
kerajaanku asal aku boleh masuk.”
“Tidak!” ujar si manusia satu kata.
Peserta pertama gugur.

Peserta dua- Kurang cerdik Peserta kedua maju. Ia telah


menyusun pertanyaan yang
diangganya akan berhasil, “Penjaga,
kalau aku boleh masuk keputren, kau
akan kunikahkan dengan adikku yang
cantik. Setuju?” pertanyaan pertama
peserta kedua.”Tidak!”
“Separoh kerajaan kuberikan padamu,
setuju?” “Tidak!”
“Katakan apa yang kau inginkan, asal
aku boleh masuk.” “Tidak!” Peserta
keduapun mundur dengan kecewa.

Peserta tiga/ Peserta terakhir maju. “Wahai penjaga


Peserta terakhir- cerdik keputren, jawablah pertanyaanku
baik-baik. Tidak dilarangkah aku
masuk keputren? Tanyanya dengan
suara mantap. Dengan mantap pula
penjaga menjawab.”Tidak!” Seketika
itu sorak-sorai penonton bergemuruh,
mengiringi keberhasilan peserta
terakhir. Si raja muda yang gagah lagi
tampan. Raja Mahendra sangat senag
dengan keberhasilan itu. Calon
menantunya sakti dan pandai.
Gaya bahasa: Personifikasi Namun suaranya lenyap ditelan
lebatnya hutan.
Amanat: Jangan menilai orang “Paman Patih, tolong berikan
dari fisik dan keadaannya. pekerjaan pada manusia satu kata
ini. Ia hanya bisa berkata, tidak.”
“Mengapa paduka membawa
orang yang amat bodoh ini?”
“Walau bodoh, ia telah
menolongku ketika terperosok
lubang.”
RELEVANSI DARI DONGENG

“MANUSIA SATU KATA”

RELEVANSI PENGGALAN CERITA

Orang kaya yang mem- “Maukah kau kubawa ke


berikan sedikit hartanya kerajaan?” tanya raja.
kepada orang yang berjasa “Tidak.” Jawab si penolong
kepadanya “Kau tidak mau, terimalah
beberapa keping emas.”
tawar raja

Mempekerjakan orang yang “Peserta yang lolos ujian


telah menolong. Dan me- kesaktian, harus mengikuti
manfaatkan orang itu. babak kedua. Yaitu bisa
memasuki keputren dengan
cara membujuk penjaga-
nya.”
“lalu siapa yang akan di-
jadikan penjaga keputren?”
“Manusia satu kata itu
paduka.”
“Lho dia amat bodoh. Nanti
acara kita berantakan!”
“Percayalah pada hamba.”

Anda mungkin juga menyukai