Anda di halaman 1dari 6

KISI KISI B INDO

Teks Argumentasi

Struktur:
1. Pendahuluan

Pendahuluan pada teks argumentasi memuat tentang argumen yang akan disampaikan atau
menunjukkan dasar dari sebuah argumentasi yang akan disampaikan penulis. Pada bagian ini, perlu
dibuat sangat menarik agar dapat memikat perhatian pembaca. Bagian pendahuluan juga menunjukkan
dasar-dasar mengapa argumentasi harus disampaikan.

Idealnya, pendahuluan harus mengandung cukup banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca yang
tidak ahli sedikit pun serta memperkenalkan kepada pembaca mengenai fakta-fakta pendahuluan yang
perlu diketahui untuk dapat memahami argumentasinya.

2. Tubuh argumen

Tubuh argumen di dalam teks argumentasi berisi mengenai fokus usaha membuktikan pendapat atau
suatu gagasan yang sudah dituliskan di bagian pendahuluan. Tulisan di dalam tubuh teks argumentasi
dapat berupa alasan logis, fakta, atau data yang didukung dengan pendapat yang akan disampaikan.

Tulisan di dalam tubuh argumen ini harusnya disampaikan setelah melakukan proses analisis,
penyusunan, dan dikemukakan setelah melakukan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan
pikiran yang logis, sehingga nantinya dicapai kesimpulan yang benar. Yang penting diperhatikan,
ketika menulis, pengarang harus menempatkan diri sebagai pembaca.

3. Kesimpulan

Kesimpulan atau ringkasan yang terdapat pada teks argumentasi tidak melulu mempersoalkan topik
mana yang dikemukakan di dalam argumentasi, tetapi pengarang tetap harus menjaga agar konklusi
yang disimpulkan tetap dapat memelihara tujuan dan kembali menyegarkan ingatan pembaca mengenai
teks yang disampaikan secara logis.

Tujuan dari disusunnya kesimpulan atau ringkasan adalah untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa
gagasan yang diberikan sudah sesuai dengan kebenaran yang disampaikan melalui proses penalaran
dan disampaikan dalam bahasa dan data yang logis yang mencakup keseluruhan isi dari bacaan teks
argumentasi tersebut.

Pola pengembangan:
1. Pola sebab-akibat:
Dimulai dengan fakta khusus yang menjadi sebab, sampai pada kesimpulan yang menjadi akibat.

2. Pola akibat-sebab:
dimulai dengan fakta yang dianggap sebagai akibat, kemudian menuju sebab yang
ditimbulkan oleh akibat.

3. Pola analogi:
penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaannya.

4. Pola generalisasi:
KISI KISI B INDO
penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaannya.

Kaidah kebahasaan:

1. Adverbia
Adverbia sering disebut sebagai kata keterangan. Dalam bahasa Indonesia, adverbia biasanya digunakan untuk
menjelaskan jenis kata lainnya. Misalnya seperti verba dan juga adjektiva. Sehingga, adverbia ini tujuannya adalah
memberikan keterangan tambahan di dalam sebuah kalimat agar kalimat tersebut semakin tersusun dengan jelas.
Dengan kata lain, adverbia merupakan suatu jenis kata yang sifatnya adalah memberikan keterangan atau
penjelasan terhadap kata kerja atau verba, kata sifat atau adjektiva, dan maupun kata bilangan. Selain itu, adverbia
juga mampu memberikan keterangan berupa penjelasan terhadap semua kalimat.

b. Jenis-Jenis Adverbia 
Adverbia memiliki beberapa macam atau jenis, tergantung bagaimana penggunaannya. Setidaknya, adverbia atau
kata keterangan ini terbagi menjadi lima macam atau lima jenis, yaitu kata keterangan tempat, kata keterangan
waktu, kata keterangan alat, kata keterangan syarat, dan kata keterangan sebab. Berikut penjelasannya.

1) Kata keterangan tempat. Kata keterangan tempat adalah suatu jenis kata yang memberikan atau memberi
penjelasan mengenai informasi tentang suatu tempat atau lokasi, misalnya: “ayah membeli buah di pasar”.

2) Kata keterangan waktu. Kata keterangan waktu merupakan jenis kata keterangan yang memberikan atau
memberi penjelasan mengenai suatu informasi mengenai berlangsungnya sesuatu pada waktu tertentu,
misalnya: “siang ini aku akan pergi ke rumah nenek”.

3) Kata keterangan alat. Kata keterangan alat merupakan jenis kata keterangan yang memberikan atau
memberikan penjelasan mengenai alat yang digunakan oleh seseorang dalam melakukan suatu hal, misalnya:
“kakak berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor”.

4) Kata keterangan syarat. Kata keterangan syarat adalah suatu jenis kata keterangan yang memberikan atau
memberi penjelasan mengenai hubungan persyaratan, misalnya: “aku bisa saja datang seandainya malam itu
tidak turun hujan”.
5) Kata keterangan sebab. Kata keterangan sebab merupakan suatu jenis kata keterangan yang memberikan
atau menunjukkan tentang penyebab mengapa suatu hal bisa terjadi, misalnya: “lutut adik terluka karena jatuh
dari sepeda ontel”

Contoh Adverbia dalam Teks Argumentasi 

Setelah memahami apa itu adverbia dan bagaimana jenis-jenis yang ada di dalam kaidah kebahasaan teks
argumentasi yaitu adverbia, berikut adalah contoh potongan teks adverbia dalam teks argumentasi.

“Masalah pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih jadi sorotan. Hal ini karena banyak anak sekolah
yang putus sekolah karena tidak ada biaya untuk sekolah atau bahkan tidak ada dukungan dari keluarga untuk
melanjutkan sekolah.”

Karena di dalam contoh tersebut merupakan adverbia sebab atau kata keterangan sebab.

2. Konjungsi

Konjungsi pada teks argumentasi merupakan kata penghubung atau kata sambung yang ada di dalam suatu
kalimat. Sebenarnya, konjungsi ini bisa diterapkan baik pada kalimat lisan maupun tulisan. Meski demikian, secara
umum konjungsi merupakan kata yang bertugas untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata yang lain agar
berkesinambungan atau memiliki hubungan satu sama lain.

b. Jenis-Jenis Konjungsi

Konjungsi dibagi atas beberapa macam atau jenis, yaitu seperti yang disebutkan di bawah ini.
KISI KISI B INDO
1) Konjungsi intrakalimat. Konjungsi intrakalimat merupakan kata hubung yang ada di dalam suatu kalimat yang
menghubungkan satuan kata dengan kata, antrafrasa, atau antarklausa. Konjungsi intrakalimat juga disebut sebagai
konjungsi antarklausa.

Konjungsi intrakalimat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan juga
konjungsi korelatif.

2) Konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah kata penghubung atau konjungsi yang digunakan
untuk menghubungkan dua atau lebih kalimat. Konjungsi antarkalimat selain memiliki fungsi untuk
menghubungkan konjungsi antarkalimat juga digunakan untuk memberikan makna terhadap setiap kalimat
selanjutnya agar pembaca dapat melanjutkan ke kalimat selanjutnya agar lebih runut.

3) Konjungsi antarparagraf. Selanjutnya adalah jenis konjungsi antarparagraf. Konjungsi antarparagraf pada
dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan konjungsi lainnya. Artinya, konjungsi tersebut berguna untuk dapat
mengawali suatu paragraf dan kemudian dapat dihubungkan dengan paragraf sebelumnya,

c. Contoh Konjungsi dalam Teks Argumentasi

Bagi Anda yang ingin lebih mengetahui bagaimana contoh penggunaan konjungsi dalam teks argumentasi, simak
contoh di bawah ini. “Rokok mengandung banyak zat berbahaya yang sangat mematikan, meskipun demikian
memang rokok memberikan efek yang nikmat yang membuat zat racun di dalam rokok tersebut diabaikan
bahayanya”.

Meskipun demikian merupakan konjungsi karena menghubungkan kalimat sebelumnya dan kalimat sesudahnya
dengan menggunakan konjungsi pertentangan.

3. Verba

Verba di dalam kaidah kebahasaan teks argumentasi merupakan kata yang menggambarkan tentang proses,
menunjukkan perbuatan, atau suatu keadaan. Verba juga dapat diartikan sebagai kata kerja yang memiliki fungsi
atau dapat menjelaskan dan juga menunjukkan adanya suatu tindakan dari seseorang melalui subjek.

Biasanya verba atau kata kerja ini berguna untuk mengulas dan juga memberi testimoni atau review terhadap suatu
tindakan yang dilakukan seseorang, sehingga dalam penjelasannya vera memiliki fungsi sebagai penjelasan dan
menunjukkan tindakan dari seseorang.

b. Jenis-Jenis Verba

Verba memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Verba asal. Verba asal merupakan verba yang dikategorikan ke dalam bentuk verba berdasarkan bentuknya
yang sifatnya menjadi unggul jika digabungkan dengan afiks lainnya.

2) Verba turunan. Verba turunan merupakan hasil proses morfologi, sehingga bentuknya lebih kompleks atau
memiliki lebih dari dua morfem.

3) Verba transitif. Verba transitif merupakan jenis verba yang membutuhkan nomina objek. Jika dalam kalimat
aktif, nomina memiliki fungsi sebagai objek dan pada kalimat pasif, sehingga objeknya dapat dijadikan subjek.

4) Verba intransitif. Jenis verba ini tidak membutuhkan objek di dalamnya dan verna ini membawa bentukan dasar
afiks “ber-” dan afiks “ber – kan”, verba dengan afiks “ter-” dan juga verba dengan afiks “ke-”

c. Contoh Verba dalam Teks Argumentasi

“Musim hujan panjang ini membuat hasil panen di sawah jadi terhambat. Banyak air yang turun sehingga padi
yang seharusnya dipanen membusuk dan tidak bisa dikonsumsi. Terlebih saat ini banyak harga pupuk karena
kenaikan harga di seluruh Indonesia”.
KISI KISI B INDO
Kohesi:
Kohesi atau Kesatuan dalam paragraf dapat terjadi jika kalimat-kalimat yang termuat di dalam paragraf tetap dikendalikan
oleh gagasan utama. Pada suatu paragraf dapat termuat beberapa gagasan tambahan, tetapi gagasan tersebut tetap selalu
dikendalikan oleh gagasan utama.

Contohnya :

1. Pak Andi mengajar bahasa indonesia dan prakarya. Pelajaran tersebut merupakan pelajaran yang dikuasainya dan
mampu diajarkannya dengan baik.

Pada contoh tersebut, dalam kalimat kedua terdapat kata - kata "pelajaran tersebut" yang maksudnya adalah pelajaran
"bahasa indonesia dan prakarya", menunjukkan kedua kalimat tersebut memiliki kohesi.

2. Telepon guru berdering saat pelajaran berlangsung. Hal itu mengganggu kegiatan belajar siswa.

Pada contoh tersebut terdapat kata "hal itu" yang menunjukkan kejadian telepon guru yang berdering.

3. Bapak dan ibu berangkat ke kantor bersama menggunakan mobil. Mereka berangkat di pagi hari sebelum saya berangkat
ke sekolah.

Pada contoh tersebut, kata "mereka" merujuk pada bapak dan ibu di kalimat pertama.

Koherensi:

Koherensi (kepaduan)

Koherensi (kepaduan) pada suatu paragraf dapat terjadi jika kalimat-kalimat yang termuat di dalam paragraf berupa kalimat
yang logis dan berkaitan satu sama lain dalam mendukung gagasan utama tersebut. Dalam penulisan paragraf yang
mengandung koherensi, penulis akan membubuhkan kalimat berbeda dari kalimat utama, namun gagasan yang termuat di
dalamnya mendukung kalimat pertama tersebut.

Contohnya:

1. Belajarlah dengan giat. Kamu bisa meraih cita-cita setinggi langit.

Pada contoh tersebut, kalimat pertama dan kedua terlihat berbeda, namun kalimat kedua merupakan pendukung gagasan
pada kalimat pertama.

2. Mobil-mobil ini terlihat tua namun tetap cantik. Pak Andi adalah pemiliknya, ia rajin merawatnya.

Pada contoh tersebut, kalimat kedua mendukung gagasan yang termuat dalam kalimat pertama.

Kalimat fakta dan opini:

Kalimat opini adalah kalimat yang berasal dari sudut pandang penulis. Kalimat opini belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian opini adalah pendapat, pikiran, gagasan. Dalam bahasa Indonesia,
terutama dalam teks editorial, terdapat jenis kalimat opini dan kalimat fakta.

Kalimat opini sangat berbeda dengan kalimat fakta. Kalimat opini adalah kalimat yang di dalamnya mengandung pendapat,
pandangan, dan anggapan.
KISI KISI B INDO
Sedangkan kalimat fakta adalah kalimat yang menyatakan tentang peristiwa atau kejadian nyata, tanpa dicampuri pendapat

Karya Tulis Ilmiah:

Penulisan kutipan:

1. Kalimat kutipan harus diintegrasikan dengan teks.


2. Jarak antar baris kutipan adalah dua spasi.
3. Kutipan diapit dengan tanda kutip/petik dua ("…")
4. Setelah kutipan, jangan lupa menuliskan sumber berupa nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman di
dalam tanda kurung.

Penulisan daftar pusaka:


Berikut adalah urutan sebuah referensi dari buku.

1. Nama. Nama penulis ditulis paling awal. ...


2. 2. Tahun Terbit. Setelah nama, cantumkan tahun terbit dari buku yang teman-teman gunakan sebagai referensi. ...
3. 3. Judul Buku. Tuliskan judul bukumu secara lengkap. ...
4. Kota dan Nama Penerbit.

Landasan Teori:
Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang berasal dari studi
kepustakaan yang memiliki fungsi sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian. Landasan teori juga
sering disebut kerangka teori.

Sumber Data:
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data
diartikan sebagai kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat, keterangan
yang benar, dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran dan penyelidikan.

Tata Bahasa

Kata Baku dan tidak Baku:

Struktur Kalimat:

Struktur kalimat adalah pola atau unsur untuk membentuk komponen kata menjadi kalimat yang
benar dan sesuai penulisan dalam bahasa Indonesia.

Tanda Baca:
Contoh Penggunaan Tanda Baca

 Tanda Titik (.)


 Tanda Koma (,)
 Tanda Titik Koma (;)
 Tanda Titik Dua (:)
 Tanda Hubung (-)
 Tanda Pisah (―)
 Tanda Elipsis (...)
 Tanda Tanya (?)
KISI KISI B INDO

Anda mungkin juga menyukai